• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan atau perolehan merupakan suatu kesempatan mendapatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan atau perolehan merupakan suatu kesempatan mendapatkan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Ruang Lingkup Pendapatan

Pendapatan atau perolehan merupakan suatu kesempatan mendapatkan hasil dari setiap usaha yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pendapatan secara langsung diterima oleh setiap orang yang berhubungan langsung dengan pekerjaan, sedangkan pendapatan tidak langsung merupakan tingkat pendapatan yang diterima melalui perantara (Suratiyah, 2006).

Sebagai salah satu pilar ekonomi negara, sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan terutama dari penduduk pedesaan yang masih di bawah garis kemiskinan. Dengan adanya pepaduan sistem penanaman, masyarakat dapat memadukan jenis tanaman pertaniannya dengan tanaman kehutanan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih.

Pembangunan pertanian penting dalam memaksimalkan pemanfaatan geografi dan kekayaan alam Indonesia, memadukannya dengan teknologi agar mampu memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Sektor pertanian berperan penting dalam menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk maupun menyediakan bahan baku bagi industri, dan untuk perdagangan ekspor (Suparta, 2010).

Kondisi Sosial Ekonomi Kakao

Kakao merupakan salah satu hasil perkebunan di kawasan tropis. Keberadaan tanaman ini tersebar hingga ke berbagai negara seperti kawasan Amerika Selatan, kawasan Afrika, serta wilayah Indonesia. Di Indonesia, kakao merupakan salah satu komoditas ekspor dari subsektor perkebunan yang

(2)

merupakan komoditas unggulan nasional. Buah kakao banyak ditemukan di daerah Sulawesi, Sumatera, Jawa serta Nusa Tenggara Timur.

Usahatani merupakan kemampuan dari petani dalam mengorganisasikan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan sebaik- baiknya. Dengan demikian petani yang kurang mampu memanfaatkan benih, pupuk, luas lahan, tenaga kerja dan pestisida akan memiliki tingkat pendapatan yang relatif lebih rendah (Soekartawi, 2002).

Geografi Pertanian merupakan kajian kegiatan pertanian di berbagai belahan bumi sebagai hasil interaksi manusia dengan alam dan kajian pola-pola dari kegiatan pertanian yang bervariasi dari tempat ke tempat, meliputi segala kegiatan pertanian pada ruang dan waktu tertentu. Pertanian merupakan hasil interaksi komponen manusia dengan alam sekitarnya. Suatu tanaman mempunyai daya adaptasi pada alam atau kondisi fisik tertentu sehingga tidak semua tanaman dapat diusahakan pada suatu daerah tertentu. Iklim merupakan faktor lingkungan yang tidak dapat dikuasai oleh manusia sehingga sering disebut faktor pembatas. Faktor iklim meliputi sinar matahari, suhu, curah hujan, dan kecepatan angin. Faktor iklim berpengaruh terhadap kualitas maupun kuantitas produksi (Mubyarto, 2006).

Kakao (Thebroma cacao) atau cokelat merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan, dan devisa negara. Pengembangan budidaya kakao masih mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang paling terasa adalah serangan hama dan penyakit serta sumber daya manusia yang kurang/rendah. Sebagian besar petani kakao hanya

(3)

mendapatkan keahlian bercocok tanam kakao yang diwariskan dari pendahulu mereka dan masih bersifat tradisional (Lingga, 2006).

Lahan perkebunan merupakan bentuk penggunaan lahan perkebunan kakao sebagai lingkungan yang dimanfaatkan untuk kegiatan produksi kakao, sehingga terjadi interaksi manusia dengan lingkungannya yakni petani dengan lahan perkebunannya yang digunakan untuk usaha tani kakao. Hasil produksi kakao yang diartikan sebagai pendapatan petani yang diperoleh dari hasil usaha taninya.

Kakao merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah guna menambah pendapatan para petani. Hal tersebut dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan produksinya dengan harapan agar pada saat panen usaha memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Namun kadang kala dalam kenyataannya berbicara lain. Ketika saat panen tiba, hasil melimpah tetapi harga mendadak turun, dan lebih parah lagi jika hasil produksi yang telah diprediksikan jauh melenceng dari jumlah produksi yang dihasilkan, produksi minim, harga rendah dan tidak menentu membuat petani kadang merasa kecewa bahkan patah semangat untuk tetap megembangkan usaha pertaniannya (Kaslan, 2003).

Usaha untuk memperoleh pendapatan yang memuaskan, maka petani dituntut kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga sebagai solusi dalam menentukan pilihan, apakah ia memutuskan untuk menjual atau menahan hasil produksinya. Namun bagi petani yang secara umumnya menggantungkan hidupnya dari bertani, maka mereka senantiasa tidak memiliki kemampuan untuk

(4)

menahan hasil panen kecuali sekedar untuk konsumsi sehari-hari dan membayar biaya produksi yang telah dikeluarkan (Sadono, 2012).

Faktor produksi sangat menetukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input, produksi, faktor atau korbanan produksi. Faktro produksi berupa lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen sangat penting dalam menunjang kegiatan produksi (Soekartawi, 2002)

Kondisi Sosial Ekonomi Suren

Suren termasuk salah satu pohon cepat tumbuh dari family Meliceae, yang dikenal dengan nama daerah suren (Indonesia), toon (Ukraina), toona (Perancis dan Jerman), dan danupra (Philipina). Suren dikenal dengan berbagai nama daerah di Indonesia seperti di pulau Jawa dengan nama redani, soren, beureum, suren jawa, suren keeling, suren leuweung. Nama surian abang dan serian merupakan nama di pulau Sumatera. Mesal dan surian di pulau Kalimantan. Kayu mea dan mapala di pulau Sulawesi. Oja, saren dan jawe di Nusa Tenggara Timur. Moroa, moroako, dan mozoa di Papua. Ladea dan wes di pulau Maluku (Dzanau, 2007).

Penyebaran kayu suren berada di Nepal, India, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan bagian barat Papua Nugini. Di Indonesia, lokasi budidayanya terdapat di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Suren dikenal juga dengan nama surian (Pulau Sumatera), surian wangi (Malaysia), danupra (Filipina), Yetama (Myanmar), dan surian (Thailand). Suren sebenarnya sangat cocok dibudidayakan di Indonesia. Selain kondisi iklim yang cocok, kualitas kayu yang dihasilkan dari

(5)

Indonesia juga cukup baik. Bagian tanaman yang dimanfaatkan yaitu berupa batang tanaman kayu yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, furniture, veneer, dan panel kayu. Selain batang, kulit dan akarnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat diare dan bahan baku minyak aromatik. Sementara itu, ekstrak daun suren dipakai sebagai antibiotik dan insektisida alami. Pohon suren dapat dipanen pada umur 8 hingga 10 tahun dengan diameter lebih dari 30 cm (Mulyana, 2010).

Tanaman suren atau surian ini tumbuh pada daerah bertebing dengan ketinggian 600 mdpl hingga 2.700 mdpl dengan temperature 22ºC. Kayu suren bermanfaat sebagai kayu perkakas, papan, peti, kotak cerutu, kayu bangunan, plywood, rangka pintu dan jendela, kayu perkapalan, seni ukir dan pahat, potlot, moulding. Kayu suren juga digunakan untuk lemari, mebel, interior ruangan, panel dekoratif, kerajinan tangan, alat musik, kotak cerutu, finir, peti kemas, dan konstruksi (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Pemali Jratun, 2010).

Saat ini terjadi defisit pasokan kayu nasional karena target tahun 2004 sebesar 63 juta m3, tidak sesuai dengan target tebangan nasional yang hanya 5,74 m3. Ketimpangan pasokan bahan baku kayu (log) tersebut berdampak buruk terhadap industri kehutanan. Upaya percepatan pembangunan hutan tanaman sangat diharapkan karena menjadi tumpuan sumber bahan baku bagi industri sektor kehutanan menggantikan hutan alam. Upaya besar di atas sangat membutuhkan dukungan nyata dari aspek pengembangan jenis yang potensial, adaptif dan produktif serta memiliki spektrum pemanfaatan kayu yang luas. Salah satu jenis yang prospektif sebagai jenis pilihan untuk dikembangkan pada hutan tanaman adalah jenis suren. Keberhasilan program pemuliaan tanaman suren

(6)

berdampak luas terhadap pengembangan dan peningkatan produktivitas hutan tanaman suren dan akan menjadi stimulator aktifnya operasional unit usaha sektor kehutanan dimasa depan (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, 2013).

Sebagai kelompok pohon besar, tanaman suren dapat dimanfaatkan sebagai aksen taman pada pojok halaman, tajuk pohon dapat divariasi dengan cara pangkasan, dibuat bonsai untuk diletakkan pada sudut teras atau sudut ruangan dalam rumah. Harga jual suren semakin meningkat dikarenakan tanaman ini merupakan salah satu jenis pohon yang telah dimanfaatkan sebagai obat disentri, demam, diabetes, dan obat pengelat (Anekaplanta, 2008).

Keawetan kayu suren termasuk sedang (IV-V) dengan kelas kuat (IV). Penggunaan kayunya untuk pembuatan papan peti, papan perahu, papan rumah,

kotak cerutu, kayu lapis, venir, dan mebel. Harga log dan kayu gergajian suren bervariasi tergantung kualitas kayu. Harga papan kayu suren pada saat ini rata-rata

>1 juta/m3. Biji suren mengandung minyak tidak berwarna tetapi beraroma wangi sedangkan pucuk dan daun surian mengandung karoten, vitamin dan asam amino

yang bermanfaat untuk berbagai tujuan seperti untuk bahan baku obat, makanan ternak dan berperan untuk insektisida alami (Lembah Pinus, 2012).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1) Apakah ada perbedaan penerapan pembelajaran berbasis masalah

Untuk penghitungan menggunakan spread sheet (lembar kerja elektronik pada worksheet microsoft excel adalah harus memperhatikan item yang diperlukan dalam pembuatan

INOVASI, KESESUAIAN, KEUNGGULAN RELATIF DAN PERSEPSI KEGUNAAN TERHADAP ADOPSI INTERNET BANKING BAGI.. NASABAH BANK MANDIRI

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu dengan mengisolasi dan mengidentifikasi jenis bakteri halofilik yang terdapat pada ikan talang (Chorinemus

Arı ve Demir (2013) tarafından yapılan araştırmada da öğrencilere kitap okuma alışkanlığı kazandıracak ilköğretim bölümü öğrencilerinin yalnızca %18,3'ünün yılda 12

Barkley (1997) menyatakan bahwa gangguan ini merupakan gangguan biologis pada fungsi otak yang bersifat kronis, dan mengakibatkan perkembangan fungsi eksekutif

Analisis data untuk pertumbuhan menggunakan t-independen test dengan hasil terdapat perbedaan rerata berat badan bayi kelompok pijat dengan tidak pijat

•• 6epaskan selang kanul dari mesin compressor atau 6epaskan selang kanul dari mesin compressor atau dari tabung oksigen.. dari