• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pengguna Kereta Api Komuter Surabaya - Sidoarjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakteristik Pengguna Kereta Api Komuter Surabaya - Sidoarjo"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik Pengguna Kereta Api Komuter

Surabaya - Sidoarjo

Rudy Setiawan

Dosen Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra

Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya, 60236 (P):031-8494831 (F):031-8417658

rudy@peter.petra.ac.id ABSTRAK

Seiring dengan bertambahnya penduduk yang tinggal di luar kota Surabaya tetapi mempunyai kegiatan di kota Surabaya menyebabkan terjadinya pola pergerakan komuter dari para penduduk di sekitar kota Surabaya pada saat jam sibuk. Pengoperasian Kereta Api (KA) Komuter Surabaya – Sidoarjo merupakan salah satu upaya untuk melayani kebutuhan transportasi bagi mereka yang setiap hari harus pulang pergi antara kota Surabaya dan Sidoarjo untuk menjalankan aktifitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengguna KA Komuter Surabaya - Sidoarjo.

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 234 orang responden pada hari kerja (Senin-Jumat) maupun hari libur (Sabtu-Minggu) pada saat jam sibuk pagi dan sore hari dengan pertanyaan antara lain meliputi: karakteristik sosio-ekonomi, wilayah tempat tinggal, tujuan perjalanan, peralihan moda, alasan memilih menggunakan KA Komuter, jadwal perjalanan, dan stasiun/shelter yang paling sering dipergunakan.

Hasil analisa deskriptif terhadap kuesioner mengindikasikan bahwa mayoritas pengguna KA Komuter adalah pegawai swasta (44%), dari segi tingkat pendapatan kelompok terbesar (31%) adalah < Rp. 400.000,- per bulan, sedangkan tujuan perjalanan terbanyak adalah bekerja (35%) dan 47% memilih menggunakan KA Komuter dengan alasan waktu tempuhnya lebih cepat dibandingkan dengan moda yang biasa mereka pergunakan yaitu Mobil Penumpang Umum (32%).

Kata-kata kunci: Kereta Api Komuter, Karakteristik Pengguna. 1. PENDAHULUAN

Sebagai kota metropolis, Surabaya merupakan sebuah kota yang menjadi pusat aktifitas kehidupan. Sehingga banyak para pendatang terutama yang berasal dari kota – kota di sekitar Surabaya yang berdatangan, baik untuk bekerja ataupun melakukan aktifitas lainnya.

Sidoarjo adalah salah satu kota yang terletak di sekitar Surabaya yang menyumbangkan pendatang dengan jumlahnya cukup banyak ke kota Surabaya. Hal ini disebabkan karena jarak tempuh Surabaya-Sidoarjo tidak terlalu jauh dan tidak terlalu sulit untuk ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan. Meningkatnya kepadatan lalulintas di Surabaya timbul karena kapasitas jalan yang ada tidak sebanding dengan pertambahan volume lalulintas yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah pengguna kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu diupayakan suatu angkutan yang dapat memindahkan penumpang dalam jumlah banyak dan dalam waktu bersamaan atau yang sering disebut sebagai angkutan umum masal (mass rapid transit). Yang menjadi fokus penelitian ini adalah

angkutan umum masal berupa Kereta Api (KA) Komuter.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui karakteristik pengguna KA Komuter Surabaya-Sidoarjo sehingga pemerintah sebagai pihak pengelola dapat memperoleh masukan yang berguna dan pengoperasian KA Komuter menjadi semakin efektif dan efisien.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kereta Komuter

Mass rapid transit adalah layanan transportasi umum dengan jangkauan lokal yang tersedia bagi siapapun yang membayar ongkos yang telah ditentukan dan dirancang untuk memindahkan sejumlah besar penumpang dalam waktu bersamaan.

Salah satu bentuk dari mass rapid transit adalah kereta komuter, yang membawa penumpang didalam wilayah perkotaan atau dari kota ke daerah pinggiran. Biasanya kereta ini melayani pada saat jam puncak (peak hour). (Lloyd Wright and Karl Fjellstrom, 2003).

(2)

2.2. Keunggulan dan Kelemahan Kereta Komuter

Berikut beberapa keunggulan dan kelemahan dari Kereta Komuter (Lloyd Wright and Karl Fjellstrom, 2003)

Keunggulan kereta komuter:

ƒ Memiliki kapasitas angkut yang lebih besar dibandingkan dengan angkutan umum lainnya, misalnya bus, sehingga dapat memindahkan penumpang dalam jumlah besar dari suatu tempat ke tempat lain.

ƒ Memiliki jalur khusus, sehingga tidak mengganggu pengguna jalan lain.

ƒ Waktu tempuh relatif lebih cepat dibandingkan dengan angkutan lain untuk tujuan yang sama. Kelemahan kereta komuter:

ƒ Daerah jangkauannya kurang luas, tidak dapat menjangkau daerah-daerah pelosok karena kereta ini hanya diperuntukkan untuk menjangkau daerah-daerah tertentu saja.

ƒ Jadwal kereta, penumpang harus mau menyesuaikan diri dengan jadwal yang ada dan harus menunggu dengan sabar jika kereta tersebut mengalami keterlambatan.

2.3. Karakteristik Pengguna Kereta Komuter Berikut beberapa variabel yang berkaitan dengan karakteristik pengguna kereta komuter (Alan Black, 1995):

ƒ Tujuan Perjalanan, untuk daerah perkotaan kota sebagian besar tujuan perjalanan adalah untuk bekerja. Tujuan perjalanan yang lain adalah: sekolah, rekreasi, belanja dan lain-lain. ƒ Waktu Perjalanan, jumlah perjalanan terbesar

biasanya terjadi pada saat jam puncak (peak hour), yaitu pada saat jam kerja. Oleh karena itu penggunaan kendaraan pribadi maupun angkutan umum menjadi lebih bersaing selama jam puncak. Sehingga hal ini mengakibatkan jalanan menjadi padat dan pelaku perjalanan berupaya mencari moda transportasi alternatif yang bisa menghemat waktu tempuh.

ƒ Lokasi Stasiun/shelter dan Arah Perjalanan, lokasi stasiun/shelter berpengaruh terhadap operasional KA Komuter; sebab penempatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat umum berarti pelayanan KA Komuter menjadi optimal. Sedangkan arah perjalanan berpengaruh terhadap tujuan perjalanan

pengguna karena biasanya tujuan perjalanan adalah menuju ke daerah pusat bisnis (CBD). ƒ Jadwal Keberangkatan dan Kedatangan,

pengaturan jadwal adalah salah satu hal penting dalam pengoperasian KA Komuter sehingga harus mampu mengakomodasi kebutuhan penggunanya. Pengaturan jadwal yang tepat bisa memberikan dampak yang positif bagi para pengguna untuk lebih memilih menggunakan kereta komuter. ƒ Tingkat Pendapatan, sangat berhubungan

dengan karakteristik pengguna kereta komuter karena biasanya semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang semakin kecil minat mereka untuk menggunakan angkutan umum.

ƒ Usia, faktor usia juga mempengaruhi karakteristik pengguna kereta komuter, karena biasanya dengan bertambahnya usia seseorang maka semakin malas menggunakan angkutan umum; terutama angkutan umum yang mengangkut dalam jumlah besar seperti KA Komuter karena pertimbangan beberapa hal, antara lain rasa tidak nyaman jika harus berdesakan dengan penumpang yang lain. ƒ Jenis Kelamin, menurut Nationwide Personal

Transportation Survey (NPTS) 46.5% dari pengguna kereta komuter adalah wanita. Hal ini bisa disebabkan karena peran sosial seorang wanita; wanita lebih suka bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga, wanita cenderung mendapatkan gaji yang lebih rendah daripada pria dan juga kebanyakan dari mereka tidak bisa mengemudi. Namun semua itu bisa berubah seiring dengan perkembangan jaman.

ƒ Jenis Pekerjaan, dengan mengetahui jenis pekerjaan pengguna KA Komuter maka bisa diketahui apakah mayoritas pengguna berasal dari golongan pelajar, mahasiswa, pegawai negeri sipil, ibu rumah tangga dan lain-lain. Umumnya seseorang dengan jenis pekerjaan/jabatan yang sudah mapan cenderung untuk lebih memilih menggunakan mobil pribadi daripada angkutan umum.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Secara garis besar prosedur penelitian yang dilakukan disajikan dalam Gambar 1. Survei dilakukan disetiap stasiun/shelter yang dilalui oleh KA Komuter dengan menyebarkan kuesioner pada beberapa responden (pengguna KA Komuter) pada beberapa hari kerja dan hari libur pada saat jam puncak (peak hour).

(3)

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Penelitian 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Distribusi Responden

Dari sejumlah 250 lembar kuesioner yang disebar; jumlah kuesioner yang memenuhi syarat untuk diolah adalah 234 kuesioner. Gambar 2 memperlihatkan stasiun/shelter tempat penyebaran kuesioner dan persentase responden.

Stasiun Kota= 0 km Stasiun Gubeng= 3.47 km Stasiun Wonokromo= 7.84 km Shelter Jemursari= 11.05 km Stasiun Waru= 13.67 km Shelter Sawotratap= 15.30 km Stasiun Gedangan= 17.67 km Shelter Buduran= 22.03 km Shelter Pagerwojo= 23.89 km Stasiun Sidoarjo= 25.51 km * Kec. Sidoarjo = 17.95 % * Kec.Buduran = 0.43 % * Kec.Candi = 0.43 % * Kec.Tanggulangin= 0.43 % * Sidoarjo = 3.42% * Tidak Diketahui = 1.28 % * Kec. Sidoarjo = 1.28 % * Kec.Buduran = 8.55 % * Sidoarjo = 0.43% * Kec.Buduran = 7.26 % * Kec.Gedangan = 0.85 % * Kec.Waru = 0.43 % * Tidak Diketahui = 0.43 % * Sidoarjo = 1.71 % * Kec. Sidoarjo = 0.43 % * Kec. Gedangan = 11.53 % * Kec. Sukodono = 0.43 % * Kec. Sedati = 0.43 % * Tidak Diketahui = 0.43 % * Kec. Gedangan = 1.28 % * Kec. Waru = 0.43 % * Sidoarjo = 0.85 % * Kec. Waru = 11.11 % * Kec. Taman = 1.28 % * Kec. Sidoarjo = 0.43 % * Tidak Diketahui= 0.43 % * Kec. Buduran = 0.43 % * Kec. Gayungan = 2.29 % * Kec. Jambangan = 0.85 % * Kec. Wonocolo = 3.42 % * Kec. Wiyung = 0.43 % * Kec. Wonokromo= 1.71 % * Kec. Gubeng = 7.26 % * Kec. Tambaksari = 2.56 % * Kec. Sidotopo = 0.43 % * Tidak Diketahui = 0.85 % * Kec. Genteng = 2.13 % * Kec. Sawahan = 0.43 % * Kec. Simokerto = 0.43 % * Kec.Pabean Cantikan = 1.71 % * Surabaya = 0.85 % U n=234 orang

Gambar 2. Lokasi Stasiun/Shelter dan Distribusi Responden

4.2. Statistik Deskriptif

Gambar 3 s/d 10 memperlihatkan beberapa karakteristik dari 234 orang responden pengguna KA Komuter yang terdiri atas 52% wanita dan 48% pria.

Gambar 3. Usia Responden

Gambar 4. Jenis Pekerjaan Responden

P E N Y E B A R A N K U E S IO N E R D iu p a y a k a n te rs e b a r s e c a ra m e ra ta p a d a s e m u a S ta s iu n /S h e lte r D E S C R IP T IV E S T A T IS T IC S & P IV O T T A B L E M e n g a n a lis a d a ta re s p o n d e n u n tu k m e n g e ta h u i b e rb a g a i k a ra k te ris tik p e n g g u n a K A K o m u te r P E R S IA P A N P E N E L IT IA N S tu d i lite ra tu r P e m ilih a n lo k a s i d a n w a k tu s u rv e i P e m b u a ta n k u e s io n e r P ilo t s u rv e y P e n e n tu a n ju m la h s a m p e l K E S IM P U L A N & S A R A N K o n d is i e k s is tin g d a n m a s u k a n u n tu k p e n in g k a ta n k in e rja p e la y a n a n K A K o m u te r < 18 th 12% 18-25 th 34% 25-50 th 51% > 50 th 3% Pelajar 13% Mahasiswa 8% Swasta 44% Wiraswasta 8% Ibu Rumah Tangga 12% PNS 9% Lain-lain 6%

(4)

Gambar 5. Tingkat Pendapatan Responden

Gambar 6. Tujuan Perjalanan Responden

Gambar 7. Moda Transportasi Sebelum Beralih

Menggunakan KA Komuter

Gambar 8. Alasan Beralih Menggunakan KA Komuter

Gambar 9. Moda Transportasi Yang Digunakan Untuk Menuju Stasiun/Shelter

Gambar 10. Moda Transportasi Yang Digunakan Dari Stasiun/Shelter Menuju Ke Tempat Tujuan

4.3. Analisa Tabulasi Silang (Pivot Table)

Analisa tabulasi silang dilakukan untuk membandingkan dan melihat adanya suatu pola hubungan antar dua variabel karakteristik tertentu, seperti: antara alasan memilih beralih ke KA Komuter dengan jenis pekerjaan (Tabel 1), tingkat penghasilan (Tabel 2), moda transportasi semula (Tabel 3), tujuan perjalanan (Tabel 4) dan antara moda transportasi yang dipergunakan menuju dan meninggalkan stasiun/shelter (Tabel 5).

Tabel 1 memperlihatkan bahwa faktor biaya dan waktu tempuh adalah dua faktor utama yang paling mempengaruhi kelompok pegawai swasta dan wiraswasta untuk mau menggunakan KA Komuter. Sedangkan Tabel 2 memperlihatkan bahwa bagi kelompok responden dengan tingkat pendapatan diatas Rp.400.000 per bulan; faktor waktu tempuh cenderung lebih dominan dibanding faktor biaya perjalanan. < Rp.400.000,-/bln 31% Rp 400.000-Rp.600.000,-/bln 27% Rp.600.000-800.000,-/bln 23% >Rp.800.000,-/bln 19% Bekerja 35% Sekolah 8% Belanja 11% Rekreasi 20% Mengunjungi Saudara 21% Lain-lain 5% Bus 7% Minibus/Bison 32% Mikrolet 25% Mobil 3% Sepeda Motor 31% Lain-lain 2% Waktu tempuh lebih cepat 47% Jarak pemberhentian dekat 5% Jadual Pemberangkatan teratur/jelas 10% Biaya Lebih Murah 38% Jalan Kaki 33% Becak 11% Sepeda/Motor 27% Bus 2% Minibus 4% Mobil 2% Lain2x 2% Mikrolet 19% Jalan Kaki 32% Becak 22% Sepeda/Motor 9% Mobil 1% Lain2x2% Mikrolet 29% Bus 1% Minibus 4%

(5)

Tabel 1. Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan Dan Alasan Memilih Menggunakan KA Komuter

Tabel 2. Tabulasi Silang Tingkat Pendapatan Dan Alasan Memilih Menggunakan KA Komuter

Pada Tabel 3 terlihat bahwa bagi pengguna sepeda motor, faktor waktu tempuh adalah faktor yang paling menarik bagi mereka untuk beralih menggunakan KA Komuter. Sedangkan jika ditinjau dari tujuan perjalanan (Tabel 4); secara

umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: tujuan perjalanan yang lebih mementingkan biaya (rekreasi) dan tujuan perjalanan yang lebih mementingkan waktu tempuh (kerja, mengunjungi saudara, sekolah).

Tabel 3. Tabulasi Silang Moda Transportasi Yang Sebelumnya Dipergunakan Dan Alasan Memilih Menggunakan KA Komuter

Moda transportasi yang paling banyak dipilih oleh responden untuk menuju dan atau meninggalkan stasiun/shelter adalah dengan berjalan kaki dan menggunakan mikrolet (Tabel 5). Sehingga perlu

dipertimbangkan dalam penyediaan sarana penunjang agar keberadaan stasiun/shelter terintegrasi dengan fasilitas pejalan kaki dan akses bagi mikrolet.

Biaya Jadwal Jarak Waktu Total

Ibu Rumah Tangga 10 3 1 13 27

Lain-lain 8 2 1 2 13 Mahasiswa 6 1 1 10 18 Pelajar 11 4 16 31 PNS 5 3 13 21 Swasta 41 5 12 48 106 Wiraswasta 8 1 1 8 18 Total 89 12 23 110 234

Alasan Beralih Ke KA Komuter

Jenis Pekerjaan Responden

Biaya Jadwal Jarak Waktu Total

< Rp.400.000 30 6 9 28 73

Rp.400.000 - Rp.600.000 15 4 4 21 44 Rp.600.000 - Rp.800.000 22 2 4 36 64

> Rp.800.000 22 0 6 25 53

Total 89 12 23 110 234

Alasan Beralih Ke KA Komuter

Tingkat

Pendapatan per Bulan

Biaya Jadwal Jarak Waktu Total

Becak 27 4 9 35 75 Bus 36 2 8 34 80 Jalan kaki 12 1 1 8 22 Mikrolet 3 1 1 3 8 Minibus 2 2 Sepeda/motor 11 4 4 28 47 Total 89 12 23 110 234

Alasan Beralih Ke KA Komuter

Moda Transportasi

Sebelum Beralih Ke KA

(6)

Tabel 4. Tabulasi Silang Tujuan Perjalanan Dan Alasan Memilih Menggunakan KA Komuter

Tabel 5. Tabulasi Silang Moda Transportasi Yang Dipergunakan Untuk Menuju Dan Meninggalkan Stasiun/ Shelter

4.4. Distribusi Jumlah Penumpang

Hasil pengolahan data kuesioner dapat pula dipergunakan untuk mengetahui jadwal perjalanan dengan jumlah penumpang terbanyak untuk arah

Sidoarjo – Surabaya maupun arah Surabaya – Sidoarjo (Gambar 11).

Gambar 11. Jadwal Perjalanan Dengan Jumlah Penumpang Tertinggi

Biaya Jadwal Jarak Waktu Total

Bekerja 24 3 11 45 83 Belanja 12 0 1 13 26 Lain-lain 4 0 1 6 11 Mengunjungi Saudara 19 2 6 23 50 Rekreasi 26 6 1 13 46 Sekolah 4 1 3 10 18 Total 89 12 23 110 234

Alasan Beralih Ke KA Komuter

Tujuan Perjalanan

Becak Bus Jalan kaki Lain-lain Mikrolet Minibus Mobil Sepeda

/motor Total Becak 19 5 2 26 Bus 1 3 4 Jalan kaki 17 42 13 4 2 78 Lain-lain 1 1 2 4 Mikrolet 4 6 2 31 1 1 45 Minibus 1 2 3 4 10 Mobil 1 2 1 4 Sepeda /motor 9 20 1 14 1 18 63 Total 51 3 77 4 67 9 2 21 234

Moda Transportasi dari Stasiun/Shelter Menuju Ke Tempat Tujuan

M oda Transportasi dari Rumah M enuj u Ke Stasiun/Shelter 0 10 20 30 40 50 60 70 Kota Gube ng Wonok romo Jemu rsari Waru Sawo tratap Gedang an Budur an Pager wojo Sido arjo Stasiun/Shelter

Jumlah Responden (orang) SDA - SBY (07:00-07:49) SBY - SDA (17:00-17:46)

(7)

Pada Gambar 11 terlihat bahwa terdapat suatu pola pergerakan yang khas, yaitu pada saat jam puncak pagi hari (shift 2) jumlah penumpang dari arah Sidoarjo – Surabaya (masuk kota Surabaya) menjadi dominan, sebaliknya pada jam puncak malam hari (shift 8) jumlah penumpang dari arah Surabaya - Sidoarjo (meninggalkan kota Surabaya) menjadi dominan. Hal tersebut membuktikan bahwa KA Komuter mempunyai potensi untuk berperan sebagai moda transportasi alternatif untuk melayani para pelaku perjalanan rute Surabaya-Sidoarjo.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisa deskriptif dapat disimpulkan bahwa pengguna KA Komuter mayoritas adalah pegawai swasta (44%), dari segi tingkat pendapatan kelompok terbesar (31%) adalah < Rp. 400.000,- per bulan, sedangkan tujuan perjalanan terbanyak adalah bekerja (35%) dan 47% memilih menggunakan KA Komuter dengan alasan waktu tempuhnya lebih cepat dibandingkan dengan moda yang biasa mereka pergunakan yaitu Mobil Penumpang Umum (32%), moda transportasi untuk menuju dan meninggalkan stasiun/shelter adalah dengan berjalan kaki (32-33%).

2. Berdasarkan analisa tabulasi silang terlihat bahwa alasan untuk beralih untuk menggunakan KA Komuter dari segi biaya dan waktu tempuh sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan responden. Mereka yang termasuk kelompok menengah cenderung lebih mementingkan waktu tempuh daripada biaya. 3. KA Komuter berpotensi pula menjadi alternatif

moda transportasi bagi mereka yang biasanya mempergunakan sepeda motor, karena menurut responden waktu tempuh dengan KA Komuter lebih cepat dibanding sepeda motor (Tabel 3). Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalulintas.

5.2. Saran

1. Pengguna KA Komuter mayoritas adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menengah, maka untuk mempertahankan minat

mereka menggunakan KA Komuter adalah memberlakukan subsidi silang yang salah satunya bisa berasal dari pajak kendaraan bermotor, sekaligus sebagai disincentive bagi mereka yang lebih suka menggunakan kendaraan pribadi.

2. Sedangkan bagi masyarakat yang sering menggunakan fasilitas kereta ini mungkin dapat diberlakukan tiket berlangganan atau pembelian tiket dengan harga khusus, yang berlaku bagi siapa saja yang sering menggunakan KA Komuter misalnya para pelajar, bahkan dapat diberikan potongan khusus (discount).

3. Untuk meratakan jumlah penumpang sebaiknya penempatan stasiun/shelter agak berjauhan sehingga dapat lebih menghemat biaya operasional. Selain itu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi jumlah gerbong sebaiknya disesuaikan dengan prediksi jumlah penumpang pada setiap shift.

4. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak pengoperasian KA Komuter (perlintasan KA) terhadap arus lalulintas terutama di jalan Raya Jendral Achmad Yani yang merupakan jalan utama yang menghubungkan Sidoarjo-Surabaya.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Wright, Lloyd and Fjellstrom,Karl. Modul 3a Sustainable Urban Transport Sourcebook for Policy-Maker in Developing Cities. Germany:TZ Verlagsgesellschaft,June 2003.

http://www.sutp.org/docs/sourcebook/translation/ modul%203a.Indon.pdf

2. Black, A., (1995) Urban Mass Transportation Planning. Mc.Graw-Hill International Edition. 3. ---. “Rapid Transit,commuter & intercityrail, &

high speed rail systems”

http://www.arema.org/comm/ballots/Passenger%2 0%20Transit%20Corridor%20Planning.Pdf 4. Bhattacharya, Gouri K.,& Johnson,Richard A.,

(1996) Statistical Concepts And Methods 3rd ed. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

5. Supranto, J., (1988) Statistik Teori dan Aplikasi edisi 5 jilid 2. Jakarta: Erlangga.

6. Dinas Perhubungan Jawa Timur, (2003) Survei Awal Kereta Api Komuter Surabaya-Sidoarjo. Surabaya: CV. Asta Kencana.

Gambar

Gambar 2.   Lokasi Stasiun/Shelter dan Distribusi  Responden
Tabel 1. Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan Dan Alasan Memilih Menggunakan KA Komuter
Tabel 4. Tabulasi Silang Tujuan Perjalanan Dan Alasan Memilih Menggunakan KA Komuter

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai rata-rata hasil pengamatan tindakan proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu 81,3% dan aktivitas serta sikap guru

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adanya dukungan atau keterlibatan selebriti dalam sebuah iklan merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi

Hasil penelitian dari penulis adalah untuk menghasilkan portofolio yang optimum dengan kriteria- kriteria di atas dari harga penutupan saham BBCA dan BMRI setiap

terjadinya perubahan warna dan perubahan pada endapan yang menunjukkan adanya reaksi antara garam logam transisi dengan  pereaksinya dalam membentuk kompleks dengan

Metode evaluasi ketahanan tanaman yang ditanam dan diinfestasi dengan nimfa WBC secara individual pada tiga populasi simulasi persilangan Ciherang/Swarnalata berhasil menentukan

Di Perusahaan tempat saya bekerja sudah menetapkan gaji pokok yang didasarkan masa kerja dan posisi kerja secara adil... Di Perusahaan tempat saya bekerja memberikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan pajak sebelum dan sesudah UU Nomor 28 tahun 2009 dan ada perbedaan yang

Pеnеlitian ini mеndukung pеndapat yang dikеmukanan olеh Chеvaliеr dan Mayzlin (2006), bahwa еWOM mеnjadi sarana yang sangat akurat dalam mеmbеrikan pеngaruh tеrhadap