• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Acyclovir (Acycloguanosine) dalam Sediaan Tablet dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Kadar Acyclovir (Acycloguanosine) dalam Sediaan Tablet dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Acyclocir

Asiklovir (Acycloguanosine), juga dikenal sebagai asiklovir, merupakan obat antivirus. Hal ini terutama digunakan untuk pengobatan infeksi herpes simplex virus, cacar, dan herpes zoster. Kegunaan lain termasuk pencegahan infeksi cytomegalovirus setelah transplantasi dan komplikasi berat dari infeksi virus Epstein-Barr. Hal ini dapat diambil melalui mulut, diterapkan sebagai krim, atau disuntikkan. Efek samping yang umum termasuk mual dan diare. Berpotensi efek samping yang serius termasuk masalah ginjal dan trombosit rendah. perawatan yang lebih besar dianjurkan pada mereka dengan hati yang buruk atau fungsi ginjal. Hal ini umumnya dianggap aman untuk digunakan dalam kehamilan dengan tidak membahayakan yang telah diamati. Tampaknya menjadi aman selama menyusui. Asiklovir adalah analog asam nukleat yang terbuat dari guanosin. Ia bekerja dengan mengurangi produksi DNA virus. (http://en.wikipedia.org/wiki/acyclovir)

(2)

Untuk aktivasi, asiklovir memerlukan tiga langkah fosforilasi. Pertama, asiklovir diubah menjadi derivat monofosfat oleh timidin kinase yang spesifik virus, kemudian menjadi senyawa ditrifosfat dan trifosfat oleh enzim inangnya. Karena asiklovir memerlukan kinase virus untuk fosforilasi awal, asiklovir diaktifkan secara selektif dan trifosfat hanya berakumulasi pada sel yang terinfeksi. Asiklovir trifosfat menghambat sintesis DNA virus melalui dua mekanisme yaitu penghambatan kompetitif dari deoxyGTP untuk polimerisasi DNA virus, dengan mengikat pada pola DNA sebagai suatu kompleks yang ireversibel, dan terminasi rantai mengikuti penggabungan menjadi DNA virus. (Bertram G. Katzung, 2004)

(3)

2.2. Cacar Air (Varisela)

Cacar air merupakan penyakit virus yang sangat menular terutama menyerang anak – anak, disebabkan oleh Varicella-zoster virus. Virus ini termasuk virus DNA dari famili Herpetoviridae yang mempunyai virion berdiameter 110 nm. Varisela (Varicella) terutama menyerang anak – anak berumur antara 5-8 tahun. Epidemi varisela biasanya terjadi setiap 2-5 tahun. Penularan virus terjadi melalui udara bersama titik ludah (droplet infection) atau melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan lesi kulit penderita. Penderita dengan gangguan system imun akan mengalami varisela yang lebih berat gejala klinisnya, bahkan dapat menyenankan kematian penderita. (Soedarto, 2009)

(4)

lebar dengan dasar kulit kemerahan, yang muncul dari bagian belakang tubuh dan menjalar ke arah depan pada salah satu sisi tubuh, yang paling sering dari punggung ke dada. Ketika deretan gelembung muncul di kedua sisi tubuh, berarti infeksi yang terjadi sangan berat, dan daya tahan tubuh penderita dalam keadaan sangat lemah dan buruk. Kondisi fisik yang demikian ini memiliki resiko yang bias berakibat fatal. (Mutaroh Akmal dkk, 2016)

2.2.1. Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan penyakit cacar air:

1. Anak – anak tidak boleh bersekolah selama 5 hari sejak timbulnya ruam

2. Pemberian vaksin varisela: vaksin hidup yang dilemahkan member perlindungan 85% dan aman (terutama menyebabkan nyeri local ringan dan <5% ruam cacar air jarang yang berlangsung singkat dalam 28 hari dan sangat jarang menyebabkan cacar air ringan pada orang yang berkontak)

3. Data yang ada kurang untuk menentukan efektivitas asiklovir dalam mencegah cacar air

Pengobatan penyakit cacar air:

1. Anak kecil hanya membutuhkan obat simtomatik dan perawatan yang higienis untuk mencegah infeksi bakteri sekunder

2. Asiklovir oral mempersingkat penyakit pada orang dewasa dan remaja bila diberikan dalam 24 jam ejak timbulnya ruam dan direkomendasikan

(5)

Pencegahan Penyakit Herpes Zoster:

1. Uji vaksin varisela mati menunjukkan harapan dalam menurunkan insidensi herpes zoster pada pasien transplantasi

Pengobatan Penyakit Herpes Zoster:

1. Asiklovir yang diberikan dalam 72 jam memperpendek durasi penyakit akut, mencegah diseminasi, dan mungkin memperpendek durasi, insidensi, serta keparahan nyeri pasca herpes. (Mandal B.K, 2008)

2.3. Pengertian Obat

Obat memiliki cakupan makna yang cukup luas, bukan hanya terbatas pada zat – zat yang digunakan untuk menyembuhkan seseorang dari sakit. Zat – zat yang berfungsi untuk menetapkan diagnose (mengetahui penyakit), mencegah, mengurangi, menghilangkan, penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan pada manusia dan juga hewan yang disebut obat. (Widodo, 2004)

Meskipun obat dapat bersifat menyembuhkan tapi banyak kejadian yang mengakibatkan seseorang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan juga dapat bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi jika digunakan salah dalam pengobatan akan menimbulkan keracunan. Bila dosisnya lebih kecil, maka tidak diperoleh efek penyembuhan. (Anief, 2007)

(6)

cairan biologic. Sedangkan obat yang diabsorbsi lambat akan member aktivitas obat yang lebih panjang. (Anief, 1989)

2.4. Tablet

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda – beda ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancur, dan aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Umumnya tablet digunakan pada pemberian obat secara oral. (Ansel, 1989)

2.4.1 Persyaratan Tablet

Menurut farmakope Indonesia Edisi IV dan sumber – sumber lainnya, tablet harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Keseragaman bobot

Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot untuk menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat. Tablet yang bobotnya seragam diharapkan memiliki kandungan bahan obat yang sama, sehingga mempunyai efek terapi yang sama.

2. Kekerasan

Tablet harus memiliki kekuatan atau kekerasan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan pada saat pengepakan dan pengangkutan. Uji ini digunakan dengan menggunakan alat yang disebut hardness tester.

3. Kerenyahan

(7)

mempengaruhi efek terapi. Kerenyahan ditandai dengan massa partikel yang berjatuhan dari tablet. Uji ini menggunakan alat yang disebut Roche Friabilator.

4. Waktu Hancur

Uji ini dimaksud untuk mengetahui kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing – masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas diantara periode pelepasan tersebut. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna, interval waktu hancur yaitu 5-30 menit. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila tidak ada sisa sediaan yang tidak larut tertinggal pada kasa.

5. Penetapan Kadar Zat Berkhasiat

Penetapan kadar ini dilakukan untuk mengetahui apakah tablet tersebut memenuhi syarat sesuai dengan etiket. Bila kadar obat tersebut tidak memenuhi syarat, berarti obat tersebut tidak memiliki efek terapi yang baik dan tidak layak dikonsumsi.

6. Disolusi

(8)

2.5. Sejarah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Di balik kepopulerannya, kromatografi cair atau KCKT telah berkembang melalui beberapa tahapan dan sekarang teknik kromatografi cair atau KCKT telah tersedia bagi ahli kimia analitik. Pemisahan dengan teknik kromatografi dilaporkan pertama kali oleh Tswett di tahun 1906. Dalam eksperimennya, Tswett memisahkan pigmen tumbuhan berwarna pada kolom berisi serbuk kalsium karbonat dan dari pekerjaannya muncul istilah kromatografi. Setelah itu, selama 35 tahun perkembangan kromatografi cair terhenti. Pada tahun 1941 Martin dan Synge mempublikasikan hasil temuaannya mengenai teori kromatografi dan setelah itu publikasi yang berkenaan dengan teknik pemisahan kromatografi meningkat pesat dalam hal jumlah, kepentingan serta popularitas. (Hendayana Sumar, 2006)

2.5.1. Prinsip Kerja Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

(9)

2.5.2. Jenis – Jenis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Hamper semua jenis campuran solute dapat dipisahkan dengan KCKT karena banyaknya fase dian yang tersedia dan selektifitas yang dapat ditingkatkan dengan mengatur fase gerak. Pemisahan dapat dilakukan dengan fase norma atau fase terbalik tergantung pada polaritas relatif fase diam dan fase gerak. Berdasarkan pada kedua pemisahan ini, sering kali KCKT dikelompokkan menjadi KCKT fase normal dan KCKT fase terbalik. Meskipun demikian, klasifikasi berdasarkan pada sifat fase dian dan atau berdasarkan mekanisme sorpsi solute memberikan suatu jenis KCKT yang lebih spesifik. Jenis – jenis KCKT berdasarkan hal ini diuraikan dibawah ini:

1. Kromatografi Adsorbsi

(10)

2. Kromatografi Partisi

Kromatografi jenis ini disebut juga dengan kromatografi fase terikat. Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silica yang didominasikan secara kimiawi atau fase terikat. Fase diam yang paling popular digunakan adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan kebanyakan pemishannya adalah fase

terbalik. Sebagai fase gerak adalah campuran methanol atau asetonitril dengan air atau dengan larutan buffer. Untuk solute yang bersifat asam lemah atau basa lemah, peranan pH sangat krusial karena kalau pH fase gerak diatur maka solute akan mengalami ionissi atau protonasi. Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase diam menjadi lebih lemah dibandingkan jika solute dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies yang mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat.

3. Kromatografi Penukar Ion

KCKT penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar dipasaran, meskipun demikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren resin. Kebanyakan pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan media air karena sifat ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut campuran misalnya air-alkohol dan juga pelarut organic.jenis ion fase gerak dapat berpengaruh secara nyata pada retensi solute sebagai akibat dari perbedaan kemampuan ion fase gerak berinteraksi dengan resin penukar ion. 4. Kromatografi Eksklusi ukuran

(11)

> 2000 dalton. Fase diam yang digunakan dapat berupa silica atau polimer yang bersifat porus sehingga solute dapat melewati porus (lewat diantara partikel), atau berdifusi lewat fase diam. Molekul solute yang memiliki BM yang jauh lebih besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudian molekul – molekul yang berukuran medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebih kecil. Hal ini disebabkan solute dengan BM yang besar tidak melewati porus, akan tetapi lewat diantara partikel fase diam. Dengan demikian, dalam pemisahan dengan eksklusi ukuran ini tidah terjadi interaksi kimia antara solute dan fase diam seperti kromatografi yang lain. (Gandjar, I.B, 2008)

5. Kromatografi Pasangan Ion

Kromatografi pasangan ion juga dapat digunakan untuk pemisahan sampel – sampel ionic dan mengatasi masalah – masalah yang melekat pada metode penukaran ion. Sampel ionic ditutup dengan ion yang mempunyai muatan yang berlawanan.

6. Kromatografi Afinitas

(12)

2.5.3. Bagian – Bagian Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Instrumentasi KCKT pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak, pompa, injector, kolom, detector, wadah penampung buangan fase gerak, dan sebuah computer atau integrator atau perekam.

1. Wadah Fase Gerak dan Fase Gerak a. Wadah Fase Gerak

Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Wadah pelarut kosong ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. (Rohman, A, 2009)

b. Fase Gerak

(13)

2. Pompa

Pompa yang cocok untuk KCKT adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut, yakni: pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, Teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 3 mL/menit. Untuk tujuan preparative, pompa yang digunakan harus mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit. Tujuan penggunaan pompa atau system penghantaran fase gerak adalah untuk menjamin proses penghantar fase gerak berlangsung secara tepat, konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam KCKT yaitu: pompa dengan tekanan konstan, dan pompa dengan aliran yang konstan. Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang jauh ini lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan konstan.

3. Injektor Atau Tempat Penyuntikan Sampel

Sampel – sampel cair dan larutan disuntikan secara langsung kedalam fase gerak yang mengalir dibawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup Teflon yang dilengkapi dengan keluk sampel (sample loop) internal atau eksterna.

4. Kolom

(14)

6. Detektor

Detektor pada KCKT dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detector universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detector spektrofotometri massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor uv-vis, detektor fluorosensi, dan elektrokimia. (Rohman, A, 2009)

Pelarut yang dapat digunakan sebagai fase gerak KCKT harus memenuhi persyaratan berikut: murni sekali, jernih sekali, tidak kental. Dalam KCKT fase normal, pelarut yang digunakan bersifat lebih nonpolar dibandingkan fasa diam, sebaliknya untuk KCKT terbalik digunakan pelarut – pelarut yang lebih polar daripada fasa diam. Dalam KCKT, pompa bertekanan tinggi digunakan untuk mengalirkan fasa gerak cair. Yang paling penting, pompa harus dapat mengalirkan pelarut secara konstan dan terbuat dari bahan tahan karat. (Hendayana Sumar, 2006)

2.5.4. Keuntungan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi mempunyai banyak kelebihan, yaitu : 1. Cepat, waktu analisis yang kurang dari satu jam merupakan hal yang lazim.

Banyak analisis dapat dilakukan dalam 15-30 menit. Memang, untuk analisis yang tidak rumit, dapat dicapai waktu analisis kurang dari 5 menit.

(15)

gerak memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang dikehendaki.

3. Peka/ detector unik, detector serapan UV yang biasa dipakai dalam kromatografi cair tingkat tinggi dapat mendeteksi berbagai jenis senyawa dalam jumlah nanogram.

4. Kolom dapat dipakai kembali, laju penurunan mutu itu bergantung pada jenis cuplikan yang disuntikkan, kemurnian pelarut, dan jenis pelarut yang dipakai. 5. Ideal untuk molekul besar dan ion, ragam ekslusi dan pertukaran ion ideal

untuk menganalisis molekul besar dan ion.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Acyclovir (Acycloguanosine)

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas peneliti tertarik menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) menggunakan kolom TC-C18 (4,6 × 150 mm) dengan fase gerak metanol-air

Dalam penelitian ini dilakukan penetapan kadar kaptopril secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) metode fase balik menggunakan kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 mm), fase gerak

Metode yang dipilih adalah kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) fase terbalik karena metode ini pernah digunakan untuk menetapkan kadar parasetamol dan natrium

Oleh sebab itu, dibutuhkan penetapan kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam krim topikal dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair OHT merk Kiranti ® secara KCKT fase terbalik menggunakan

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: apakah metode KCKT fase terbalik yang digunakan pada penetapan kadar kloramfenikol

Terdapat keragaman yang luas dari fase gerak yang digunakan dalam semua mode KCKT, tetapi ada beberapa sifat-sifat yang diinginkan yang mana umumnya harus dipenuhi oleh semua fase

Pada kromatografi cair kinerja tinggi KCKT sistem kromatografi yang digunakan adalah cair-padat, fasa bergerak mobile phase berupa cairan yaitu pelarut dan fasa diam stationer phase