• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUKU BUNGA BANK INDONESIA TERHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH SUKU BUNGA BANK INDONESIA TERHA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUKU BUNGA BANK INDONESIA TERHADAP KINERJA

REKSADANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE 2011

2013

KARTIKA ERIYANTI

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Email: kartika.eri32@gmail.com

Pembimbing

Tony S. Chendrawan, ST.,SE.,M.Si

ABSTRACT

The main factor which determines the investor to invest is the risk and return of capital. Mutual

funds are a type of investment with stable returns and minimum risk, because investors do not

have to manage the investment fund, but there are investment managers who manage investment

funds investors. The performance of mutual fund shares is strongly influenced by the economic

stability of the country, for example, inflation, interest rates, exchange rates and others.

The purpose of this study was to analyze the relationship between the rate of interest on the Bank

Indonesia and the Equity Fund Performance in Indonesia. In theory, there is a relationship

between interest rates and the performance of mutual funds, but the theory can not be proven

statistically. That's because the return on investments in mutual funds is greater than the interest

rate to be paid at the time of investment. Thus, when interest rates rise, the performance of

mutual fund shares also rose.

(2)

I.

PENDAHULUAN

Sumber daya alam yang melimpah, populasi penduduk yang cukup besar, dan momentum pertumbuhan ekonomi yang terjaga menjadikan Indonesia terlihat menarik bagi para investor, terutama investor asing.

Menurut data dari UNCTAD (United Nation Conference on Trade and Development) menunjukkan bahwa aspek share atau porsi akumulasi investasi, Indonesia menempati peringkat 25 dari 238 negara pada tahun 2011. Porsi investasi asing di Indonesia tercatat sebesar 0.84% terhadap total investasi asing di seluruh dunia, meski masih di bawah Singapura (2.54%), di kawasan ASEAN Indonesia sudah mengungguli negara-negara tetangga lain seperti Thailand, Malaysia dan Filipina.

Menurut BKPM pada 2012, nilai investasi asing yang masuk ke Indonesia tercatat sebesar USD 24.5 miliar atau sekitar IDR 240 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD 19.4 miliar (tumbuh sekitar 26%).

Tabel 1.1 Penanaman Modal Asing di Indonesia Berdasarkan Negara Asalnya

Negara Asal Jumlah % Sumber : CNN Indonesia

Berdasarkan data yang diambil dari CNN Indonesia, penanaman modal asing yang terbesar berasal dari negara Singapura, sebesar 22.5% dari total invesatasi asing di Indonesia.

Instrumen investasi banyak macamnya, salah satunya adalah reksa dana. Investasi jenis ini dinilai cocok bagi para pemula, karena acuan yang digunakan bermacam-macam. Bisa obligasi, saham, pasar uang, atau campuran antara saham dan obligasi.

Untuk meminimalkan resiko dalam investasi, para investor diharuskan selelu memantau keadaan pasar, tujuannya untuk menghindari kemungkinan perubahan harga saham yang berfluktuasi. Namun, dalam reksadana, investor tidak diharuskan terlibat langsung dalam proses pengelolaannya. Investor hanya menunggu hasil investasi yang telah dikelola oleh manajer investasi dan investor dapat memantau perkembangan reksadana melalui Nilai Aktiva Bersih (NAB). Oleh karena itu, reksadana sangat cocok bagi investor pemula yang baru memulai berinvestasi.

Namun, berinvestasi di reksadana bukan sama sekali tidak ada resiko, terutama investasi di reksadana saham. Reksadana saham memiliki resiko yang besar. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan perekonomian Indonesia, indikator makro yang dapat mengukurnya adalah suku bunga. Investasi dipengaruhi oleh suku bunga riil, dan suku bunga riil mengacu pada suku bunga BI.

Tabel 1.2 Nilai Pembelian Bersih Asing (Foreign Net Purchase) pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) 2009 – 2013

Tahun Nilai Pembelian Bersih Asing

Sumber : Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia

Keterangan : (-) berarti penarikan dana asing lebih besar daripada nilai pembelian saham

(3)

II. KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suku Bunga

Menurut Keyness, tingkat bunga itu merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan memengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dengan demikian akan mempengaruhi GNP. (Nopirin, 1992)

Menurut teori klasik, suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi. Terlepas dari teori ekonomi mikro, teori klasik menjelaskan bahwa suku bunga merupakan nilai balas jasa dari modal. Dalam teori klasik, stok barang modal dicampuradukkan dengan uang dan keduanya dianggap mempunyai hubungan subtitusif. Semakin langka modal, semakin tinggi suku bunga. Sebaliknya, semakin banyak modal semakin rendah tingkat suku bunga. (Nasution dalam Badriah Sappewali, 2001)

Teori klasik berpendapat bahwa tabungan adalah fungsi dari suku bunga. Investasi juga merupakan fungsi dari suku bunga. Jika suku bunga tinggi, keinginan masyarakat untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seseorang akan menambah investasinya jika keuntungan dari investasi lebih besar daripada suku bunga yang harus dibayarkan ketika melakukan investasi.

Hicks mengemukakan teorinya bahwa tingkat bunga berada dalam keseimbangan pada suatu perekonomian bila tingkat bunga ini memenuhi keseimbangan sektor moneter dan sektor riil. Pandangan ini merupakan gabungan dari pendapat klasik dan keynesian, dimana madzhab klasik

mengatakan bahwa bunga timbul karena uang adalah produktif artinya bahwa bila seseorang memiliki dana maka mereka dapat menambah alat produksinya agar keuntungan yang diperoleh meningkat. Jadi uang dapat meningkatkan produktivitas sehingga orang ingin membayar bunga. Sedangkan menurut keneysian bahwa uang bisa produktif dengan metode spekulasi di pasar uang dengan kemungkinan memperoleh keuntungan, dan keuntungan inilah sehingga orang ingin membayar bunga.

2.2 Reksadana

Reksadana merupakan kumpulan saham atau obligasi, atau sekuritas jenis lain yang dibeli oleh sekelompok investor dan dikelola olah perusahaan investasi profesional. (Jacobs, Bruce. 1994)

Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktudan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang juga memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.

(4)

Ada banyak jenis reksadana berdasarkan portofolio investasinya, yaitu :

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds). Reksadana ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.

2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Incone Funds). Reksadana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.

3. Reksadana Saham (Equity Funds). Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnyan 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksadana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.

4. Reksadana Campuran (Discretionary Funds). Reksadana jenis ini melakukan investasi dalam efek berdasarkan ekuitas dan efek berdasarkan utang.

Meskipun reksadana adalah jenis investasi yang cenderung aman, namun bukan sama sekali tanpa risiko. Disamping mendatangkan berbagai peluang keuntungan, reksadana pun mengandung berbagai peluang risiko, antara lain:

 Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan. Yang dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio reksadana tersebut.

 Risiko likuiditas. Jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

 Risiko wanprestasi. Merupakan risiko terburuk, dimana timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah daripada nilai pertanggungjawaban saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksadana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksadana.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dibawah ini menggambarkan antara masing-masing variabel. Variabel independen yaitu Suku Bunga BI dan variabel dependen adalah reksadana saham, untuk dapat mengetahui hubungan antara variabel tersebut berdasarkan pada kajian teoritis dapat digambarkan dalam model penelitian pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Suku Bunga BI terhadap Kinerja Reksadana Saham.

(5)

Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian terhadap suatu object hendaknya memiliki acuan hipotesis, yang berfungsi sebagai jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenaran atau kasihahannya menggunakan data hasil observasi. (Husein Umar, 2000)

1. Suku bunga Bank Indonesia berpengaruh negatif terhadap kinerja reksadana saham.

Hipotesis Statistik

H0:β0 = 0 maka, tidak terdapat hubungan signifikan antara Tingkat Suku Bunga BI terhadap Kinerja Reksadana Saham.

H1:β0 ≠ 0 maka, terdapat hubungan signifikan antara Tingkat Suku Bunga BI terhadap Kinerja Reksadana Saham.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 58) pengertian variabel penelitian adalah: “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Sesuai dengan judul yaitu “Pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Kinerja Reksadana Saham di Indonesia Periode 2011 – 2013”. Maka terdapat dua variabel, yaitu:

Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2012:59) Variabelbebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(dependen). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah :

 Suku Bunga Bank Indonesia

Suku Bunga BI adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada public.

Variabel Terikat (Dependent Variable)

Sugiyono (2012:59) mendefinisikan variabel terikat sebagai variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja reksadana saham.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Deskripsi (Konsep Operasional Variabel)

Skala Pengukuran

(6)

3.2 Sumber Data

Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan mempelajari literatur atau dokumen yang berhubungan dengan laporan keuangan perusahaan yang diteliti.

Adapun menurut Sugiyono (2012: 193), “sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.”

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari Bank Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

3.3 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini disebut juga dengan metode discovery dikarenakan metode jenis ini bisa dikembangkan dan ditemukan berbagai iptek baru, karena datanya berupa angka dan analisis menggunakan statistik. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji satu arah dengan tingkat kepercayaan 95%.

Menurut sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu adalah data Suku Bunga BI dan Kinerja Reksadana Saham. Adapun objek penelitian yang diteliti adalah Suku BungaBI dan Kinerja Reksadana Saham periode tahun 2011–2013. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi atas ketergantungan suatu variabel bebas dengan tujuan untuk mengestimasi dengan meramalkan nilai populasi berdasarkan nilai tertentu dari variabel yang diketahui. (Gujarati, 1996:13– 14)

Analisis regresi linier sederhana dipilih dengan pertimbangan untuk mengetahui penggaruh antara satu buah variabel independen yaitu Suku Bunga BI terhadap satu variabel dependen yaitu Kinerja Reksadana Saham. Untuk menguji hipotesis digunakan persamaan berikut :

=

0

+

1 1

+

; 5%

Keterangan :

Y = Nilai dari variabel depanden (Kinerja Reksadana Saham)

β0 = Nilai otonomus pada persamaan, atau sebagai nilai dasar yang berupa konstanta β1 = Koefisien dari X1 yang merupakan variabel independen (Suku Bunga BI)

ε

= Error Term

3.4 Model Fungsi dan Persamaan

Model fungsi yang digunakan untuk menganalisa faktor yang mempengaruhi reksadana adalah sebagai berikut :

Reksadana = f ( r )

Keterangan:

r adalah suku bunga

Persamaan

Reksadana = β0 + β1 Suku Bunga BI + ε

IV. HASIL PEMBAHASAN

Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Model.

1. Hasil Uji R-Square

(7)

Berdasarkan hasil pengujian, nilai R-Square sebesar 0,0067, artinya sebesar 0,67% hubungan dari Kinerja Reksadana Saham dapat dijelaskan melalui variabel independennya yaitu Suku Bunga BI. Sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Jika pvalue> 0,05 atau –ttabel< thitung< ttabel,

Maka gagal tolak H0.

Jika pvalue< 0,05 atau thitung< -ttabel atau thitung>ttabel, maka H0 ditolak.

Berdasarakan hasil pengujian, dapat dilihat bahwa pvalue > 0,05. Artinya, gagal menolak H0, maka tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara Tingkat Suku Bunga BI terhadap Kinerja Reksadana Saham.

Hal ini bertentangan dengan hipotesis penelitian, yang menyatakan bahwa Kinerja Reksadana Saham dipengaruhi oleh Suku Bunga BI. Ada penjelasan ilmiah mengenai permasalahan ini.

Menurut Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga, Kinerja reksadana sangat dipengaruhi oleh stabilitas ekonomi makro, khususnya inflasi dan suku bunga.

Sementara Suku Bunga BI cenderung stabil dalam empat tahun terakhir. Inflasi yang paling mengalami kenaikan dan penurunan yang signifikan. Selain itu, ada faktor lain yang mempengaruhi kinerja reksadana saham, yaitu pertumbuhan ekonomi secara eksternal dan kinerja dari manajer investasi itu sendiri secara internal.

Riset yang dilakukan oleh Rudiyanto selaku Head of Operation and Business Development PT. Panin Asset Management dan Pengamat Pasar Modal beserta dengan rekannya Bapak Edbert A. Suryajaya selaku tim riset di

www.inforesta.com, mengatakan bahwa investasi jenis reksadana dibebaskan pajak. Dan itu merupakan salah satu kelebihan dari reksadana. Dalam kasus reksadana, pada awalnya bebas pajak berlaku atas diskonto dan pendapatan kupon obligasi untuk 5 tahun pertama sejak pendiriannya. Yang dimaksud diskonto adalah keuntungan dari selisih nilai jual dan beli atau nilai obligasi yang ditransaksikan dibawah nilai nominal (at discount).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2009, pengenaan pajak dilakukan secara bertahap, jadi hingga tahun 2013, imbal hasil yang diterima investor tetap lebih tinggi dibandingkan dengan investasi langsung. Kemudian, keuntungan tidak hanya semata dari reksadana tersebut yang terdapat fasilitas bebas pajak akan tetapi juga pada keahlian manajer investasi mengelola portofolio. Dengan dukungan keahlian yang bagus dan ditopang oleh kondisi yang bagus pula, bukan tidak mungkin tingkat imbal hasil diatas deposito.

(8)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Pada dasarnya, Suku Bunga BI memiliki hubungan dengan Kinerja Reksadana Saham, namun hal itu tidak berlaku pada periode 2011-2013. Karena return yang diterima investor lebih besar daripada suku bunga yang harus dibayarkan. Jadi, kinerja reksadana saham tetap naik bahkan disaat tingkat suku bunga BI naik.

2. Banyak alasan yang menyebabkan keterkaitan antara kinerja reksadana saham dan suku bunga BI tidak dapat dibuktikan dengan hasil regresi. Diantaranya adalah tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar dan kinerja dari manajer investasi itu sendiri. Serta kebijakan dari pemerintah.

Berdasarkan dari penelitian diatas, penulis memberi saran :

1. Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan stabilitas ekonomi makro agar investasi di Indonesia bisa berjalan maksimal.

VI. REFERENSI

Hapsari, Aldila. 2013. Analisis Pengaruh Suku Bunga BI terhadap Kinerja Reksadana Saham di Indonesia Periode 2002-2012. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta

Kusumawardhani, Astari dan Agust Supriadi. 2014. Perkembangan Investasi di Indonesia Tahun 2013-2014. CNN Indonesia. Jakarta

Mencermati Perkembangan Investasi

http://budionline.blogdetik.com/index.php/201 3/11/01/mencermati-perkembangan-investasi/

Rudiyanto dan Edbert A. Suryajaya. 2011. Apakah (Setelah Dikenakan Pajak) Reksadana Masih Menarik?

Rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/01/03/apakah -setelah-dikenakan-pajak-reksa-dana-masih-menarik/

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Suku Bunga BI terhadap Kinerja Reksadana Saham

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran kesenian buhun tutunggulan pada ekstrakurikuler kesenian di SMA I’tihadul Ummat Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya adalah judul dari penelitian

BANYUMANIK KOTA SEMARANG Dalam fungsi ± fungsi manajemen puskesmas yang dilakukan belum dapat dijalankan dengan baik karena Struktur Organisasi Kelembagaan pada

Variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri tenun sutera di Kabupaten Wajo adalah variabel modal dilihat dari nilai standarized yang

Hasil analisa data menunjukan bahwa kelelawar pemakan buah yang tertangkap di kawasan Gua Thang Raya terdapat 2 jenis dengan jumlah individu 31 ekor dan individu

Berdasarkan hasil simulasi yang ditunjukkan oleh Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin besar laju alir dari gas pembawa maka semakin kecil pula suhu pembakaran

Pemeliharaan dan pembesaran ikan di waring dilakukan dengan membuat waring seperti jala ikan, waring dibuat yang kuat dan mengapung dalam kolam dengan tujuan agar

Pada hasil pengujian didapatkan nilai suhu udara keluar dari penukar kalor paling rendah yaitu 8 o C dengan massa es 3 kg pada laju aliran 3 LPM, sementara untuk nilai