• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pembelian Minyak Goreng Curah Dan Kemasan Di Pasar Tradisional (Studi Kasus : Pasar Medan Super Market Di Kec. Medan Kota)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pembelian Minyak Goreng Curah Dan Kemasan Di Pasar Tradisional (Studi Kasus : Pasar Medan Super Market Di Kec. Medan Kota)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

5. Lokasi Penelitian : Penelitian dilakukan di pasar tradisional yaitu pasar medan

super market di kec. medan kota.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minyak Goreng

Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan pokok yang dikonsumsi

oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik yang berada di perdesaan maupun

di perkotaan. Oleh karena itu, minyak goreng dapat pula dikategorikan sebagai

(2)

bahwa kelangkaan minyak goreng dapat menimbulkan dampak ekonomis dan

politis yang cukup berarti bagi perekonomian kita (Amang, dkk, 1996).

Menurut Amang (1993), minyak goreng dapat dibuat dari berbagai macam bahan

baku, diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa, kacang-kacangan, bunga matahari

dan bahan baku lainnya. Penggunaan minyak goreng berbahan baku kelapa sawit

semakin mendominasi pengolahan minyak goreng setelah sempat dipegang oleh

kelapa sebagai bahan baku minyak goreng di Indonesia.

Minyak sawit terutama dikenal sebagai bahan mentah minyak dan lemak pangan

yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, margarin dan minyak makan

lainnya. Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh

yang ikatan molekulnya mudah dipisahkan dengan alkali, sehingga mudah

dibentuk menjadi produk dengan berbagai keperluan (Amang, dkk, 1996).

Industri minyak goreng sawit dalam negeri terbagi menjadi dua, yaitu minyak

goreng curah dan minyak goreng kemasan bermerek. Minyak goreng curah

merupakan minyak goreng yang dijual ke pasar tanpa menggunakan merek dan

label produk, yang biasanya ditempatkan di dalam jerigen besar atau drum, lalu

dijual literan kepada konsumen. Sedangkan minyak goreng kemasan bermerek

adalah minyak goreng yang ditawarkan ke pasar dengan menggunakan kemasan,

merek dan label produk (Winarno, 1999).

Minyak goreng curah dan minyak goreng bermerek merupakan sama-sama hasil

(3)

curah penyaringannya hanya dilakukan 1 kali, berwarna kuning keruh. Sedangkan

minyak goreng kemasan yang bermerek 3-4 kali proses penyaringan, sampai

minyak menjadi jernih (Simatupang dan Purwoto, 2005).

Dilihat dari aspek kebersihan serta kualitas produk, minyak goreng curah tidak

sebaik minyak goreng kemasan. Didistribusikan dalam drum-drum dengan wadah

terbuka membuat kebersihannya tidak terjamin. Harga minyak goreng curah yang

relatif lebih murah daripada minyak goreng kemasan. Harga minyak goreng curah

berkisar Rp10.000/kg sedangkan minyak goreng kemasan Rp 11.400-14.000/kg.

Dari segi kandungan, minyak curah kadar lemaknya lebih tinggi dan asam oleat

dibanding minyak kemasan. Namun tidak ada masalah menggunakan minyak

curah, asalkan tidak berlebihan dan tidak digunakan berulang-ulang kali, sampai

berwarna coklat pekat hingga kehitam-hitaman. Karena pemakaian

berulang-ulang pada minyak makan, sangat tidak baik bagi kesehatan (Sumaryanto dan

Pantetana, 1996).

Minyak dan lemak besar sekali peranannya dalam metabolisme tubuh, Peranan

minyak dan lemak dalam metabolisme bukan hanya sebagai wahana pengangkut

vitamin-vitamin yang larut dalam minyak (A,D,E, dan K) dalam darah, melainkan

juga peranannya dalam proses pembentukan otak dan kecerdasan manusia, serta

kesehatan tubuh pada umumnya. Di samping itu minyak dan lemak dapat

merupakan sumber asam lemak esensial, yang sangat diperlukan bagi

(4)

sehingga juga erat kaitannya dengan kecantikan, karena lemak merupakan

penghantar panas yang buruk (Winarno, 1999).

Sebagian besar permintaan terhadap minyak goreng adalah untuk konsumsi rumah

tangga. Tingginya tingkat permintaan terhadap minyak goreng kelapa sawit

disebabkan banyaknya manfaat yang dapat diperoleh, seperti mengandung beta

karoten atau pro-vitamin A serta E yang dapat berguna untuk menurunkan

kolesterol dan menghambat penuaan. Berbagai kelebihan inilah yang

dimanfaatkan oleh para industri minyak goreng dalam memasarkan

produk-produknya (Pratomo dkk, 2008).

Akan tetapi baik oleh rumah tangga maupun industri makanan, fungsi minyak

goreng pada umumnya bukan sebagai bahan baku, namun sebagai bahan

pembantu. Fungsinya sangat penting dalam menciptakan aroma, rasa,

warna, daya simpan dan dalam beberapa hal juga dalam peningkatan nilai gizi

(Amang, dkk, 1996).

Dan sebagaimana diketahui bahwa minyak goreng memiliki kandungan lemak

yang tinggi sehingga konsumsinya cenderung dibatasi atau bahkan dikurangi.

Semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga, semakin besar pula peluang untuk

menggantikan minyak goreng yang mengandung lemak atau minyak goreng curah

dengan minyak goreng yang lebih baik mutu kesehatannya yaitu minyak goreng

(5)

Pasar bisa dideskripsikan dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit atau

pengertian sehari-hari, pasar adalah tempat dilakukannya kegiatan jual beli

berbagai macam barang dan jasa untuk keperluan hidup sehari-hari. Dalam arti

sempit ini pasar dikaitkan dengan lokasi atau tempat bertemunya penjual dan

pembeli. Dalam pengertian yang lebih luas menurut ilmu ekonomi, pasar adalah

proses berlangsungnya transaksi permintaan dan penawaran atas barang dan jasa

(Deliarnov, 2005).

Pasar merupakan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk

berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi, dalam pengertian

tersebut terdapat faktor-faktor yang menunjang terjadinya pasar, yakni :

keinginan, daya beli, dan tingkah laku dalam pembelian (Fuad, 2004).

Pasar terdiri dari 2 klasifikasi yaitu: pasar tradisional dan pasar modern. Dalam

pasar tradisional, pembeli berhadapan langsung dengan penjual. Sebaliknya,

dalam pasar modern, pembeli tidak harus berhadapan langsung dengan penjual.

Dalam pasar modern seperti mal, pasar swalayan atau department store, pembeli

tinggal mencari barang yang dibutuhkan dan membayarnya dikasir. Di pasar

terjadi permintaan dan penawaran atas barang-barang yang diperdagangkan.

Penawaran dilakukan oleh penjual dengan menunjukkan barang yang

diperdagangkan. Tujuannya adalah agar calon pembeli tertarik membeli, atau

dalam istilah ekonomi disebut melakukan permintaan (Deliarnov, 2005).

2.2. Landasan Teori

(6)

Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yakni : konsumen

individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa

untuk digunakan sendiri. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian

digunakan langsung oleh individu sering disebut sebagai “pemakai akhir” atau

“konsumen akhir”. Konsumen organisasi terdiri dari organisasi bisnis, yayasan,

lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya (Sumarwan, 2004).

Reksoprayitno (2000), menyampaikan bahwa teori konsumen menjelaskan

bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli suatu barang akan

berubah jika jumlah pendapatan konsumen dan harga barang yang bersangkutan

berubah. Fungsi utama barang dan jasa konsumsi adalah untuk memenuhi

kebutuhan langsung pemakainya dengan terpenuhinya kebutuhan konsumen

tersebut akan menimbulkan kepuasan bagi konsumen itu sendiri

2.2.2. Perilaku Konsumen

Menurut Loudon dan Bitta (1995) di dalam Suryani (2008) menjelaskan bahwa

perilaku konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang

dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasi, perolehan penggunaan atau

mendapatkan barang dan jasa.

Perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi, keputusan adalah soal

pilihan. Keputusan meliputi pilihan antara dua atau lebih alternatif. Pilihan

meliputi produk yang dibeli, jumlah pembelian, lokasi, dan waktu pembelian

(7)

Perilaku kosumen merupakan tindakan suatu individu dalam membuat keputusan

dalam membelanjakan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh atau

untuk mendapatkan barang dan jasa yang akan dikonsumsi nantinya. Dalam

menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam berbelanja tetapi proses

pengambilan keputusan yang disertai dengan kegiatan pembelian suatu barang

atau jasa (Simamora, 2008).

Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta

tindakan dalam memperoleh, memakai, dan mengkonsumsi suatu produk.

Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti

jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang

yang sudah dibeli dikonsumsi (Mangkunegara, 2002).

Menurut Umar (2000), banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan

ahli. Salah satunya oleh Engel, yaitu suatu tindakan yang langsung mendapatkan,

mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan

yang mendahuluinya dan penyusul tindakan tersebut. Perilaku konsumen terbagi 2

yaitu :

1. Perilaku yang tampak diantaranya jumlah pembelian, waktu, karena siapa,

bagaimana dilakukan pembelian itu.

2. Perilaku yang tidak tampak diantaranya persepsi, ingatan terhadap informasi

(8)

Teori perilaku konsumen merupakan deskripsi tentang bagaimana konsumen

mengalokasikan pendapatan diantara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk

memaksimumkan kesejahteraan. Keputusan pembelian konsumen akan membantu

kita memahami bagaimana perubahan pendapatan dan harga mempengaruhi

permintaan barang dan jasa (Pyndick dan Rubinfield, 2001).

2.2.3. Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian ditentukan oleh

perilaku konsumen. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian

masalah pada kegiatan manusia untuk membeli barang dan jasa dalam memenuhi

kebutuhan dan keinginannnya.

Keputusan yang dibuat oleh konsumen sangat erat kaitannya dengan tingkat

keterlibatan konsumen. Memahami tingkat keterlibatan konsumen terhadap

produk berarti perusahaan mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang

terlibat atau tidak dalam memilih suatu produk (Suryani, 2008).

Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari

bahwa mereka mempelajari bagaimana konsumen mengambil keputusan dan

memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan terlibat dalam

pengambilan keputusan tersebut (Sumarwan, 2004).

2.2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Konsumsi Minyak Goreng

Menurut Lipsey dkk di dalam Sanusi (2003) jumlah komoditas yang akan dibeli

(9)

komoditas tersebut. Ada beberapa konsep jumlah yang diminta yang perlu

diperhatikan yaitu:

1 Jumlah yang diminta sebagai jumlah yang diinginkan. Jumlah ini menunjukkan

berapa banyak yang ingin dibeli oleh seorang konsumen/rumah tangga atas

dasar harga komoditas itu, penghasilan mereka, jumlah tanggungan, selera dan

sebagainya.

2 Jumlah yang diminta sebagai arus pembelian yang kontinyu. Oleh karena itu,

jumlah tersebut harus dinyatakan dalam banyaknya satuan waktu.

Pembelian konsumen juga dipengaruhi karakteristik konsumen. Sebagian besar,

pemasar tidak dapat mengendalikan faktor—faktor seperti itu, tetapi mereka harus

memperhitungkan semuanya. Berikut karakteristik dari konsumen yaitu :

a. Umur

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama hidupnya. Selera akan

makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur.

Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang

mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya (Setiadi, 2003).

Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia

akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan

mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari sisi

pemasaran, semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen. Namun

pemasar perlu mengetahui dengan pasti apakah usia dijadikan dasar untuk

(10)

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan juga mempengaruhi perilaku seseorang. Apabila pendidikan tinggi

maka konsumen akan memilih barang-barang yang berkualitas baik. Tingkat

pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen (Kotler, 1994).

c. Harga barang itu sendiri

Naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap

jumlah pembelian. Jumlah atau kuantitas akan menurun ketika harganya

meningkat dan jumlah yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat

dikatakan bahwa kuantitas yang dibeli berhubungan negatif dengan harga

(Djododipuro, 1991).

d. Pendapatan

Pendapatan mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya

pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas pembelian.

Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada sedikit uang

untuk dibelanjakan sehingga seseorang akan membelanjakan lebih sedikit uang

untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang (Setiadi, 2003).

e. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah pembelian terhadap suatu barang.

Semakin banyak tanggungan, maka jumlah pembelian akan semakin meningkat.

Hal ini berkaitan dengan usaha pemenuhan akan kecukupan kebutuhan setiap

(11)

2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli

barang/jasa yakni : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi

motivasi atau kebutuhan, pengalaman, pendapatan dan jumlah tanggungan. Faktor

eksternal meliputi pengaruh dari lingkungan konsumen (Suryani, 2008).

Faktor Internal :

1. Motivasi Kebutuhan

Seorang konsumen tergerak untuk membeli suatu produk karena ada sesuatu yang

menggerakkan. Menurut Jeffrey, et al (1996) dalam Suryani (2008), proses

motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan maupun harapan yang tidak

terpenuhi yang menyebabkan timbulnya ketegangan. Pada tingkat tertentu

ketegangan ini akan berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan

suatu perilaku tertentu guna memenuhi kebutuhan, keinginan, dan hasratnya

tersebut.

2. Pengalaman

Pengalaman merupakan proses pembelajaran dalam perilaku seseorang dan

kebanyakan perilaku manusia adalah hasil dari proses pembelajaran. Secara teori

pembelajaran seseorang terjadi dari hasil dorongan, rangsangan isyarat dan

tanggapan (Umar, 2000).

3. Pendapatan

Pendapatan mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya

(12)

Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada sedikit uang

untuk dibelanjakan sehingga seseorang akan membelanjakan lebih sedikit uang

untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang (Setiadi, 2003).

4. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah pembelian terhadap suatu barang.

Semakin banyak tanggungan, maka jumlah pembelian akan semakin meningkat.

Hal ini berkaitan dengan usaha pemenuhan akan kecukupan kebutuhan setiap

individu yang ada di suatu tempat (Sukirno, 2003).

Faktor Eksternal :

1. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri atas semua kelompok di sekitar individu yang

mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku

individu tersebut. Kelompok acuan mempengaruhi pendirian dan konsep pribadi

seseorang karena individu biasanya berhasrat untuk berperilaku sama dengan

kelompok acuan tersebut (Suryani, 2008).

2. Keluarga

Keluarga mempunyai peran penting dalam keputusan pembelian. Konsumen

sebagai anggota keluarga yang sering berinteraksi dengan anggota keluarga yang

lain, perilakunya secara tidak langsung dipengaruhi oleh hasil interaksi tersebut.

Oleh karena itu secara langsung atau tidak langsung keputusan pembelian

(13)

Faktor Stimulus Pemasaran

a. Harga

Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu barang dan

pelayanan yang menyertainya. Konsumen sangat tergantung pada harga sebagai

indikator kualitas produk terutama pada waktu harus membuat keputusan

pembelian sedangkan informasi yang dimiliki tidak lengkap. Persepsi konsumen

terhadap produk sering berubah-ubah seiring dengan perubahan yang terjadi pada

harga. Harga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam keputusan

pembelian, apabila harga murah maka konsumen dengan sendirinya tertarik serta

diikuti dengan jumlah pembelian yang lebih banyak (Sumarwan, 2004).

b. Kualitas Produk

Kepuasan pelanggan sangat berkaitan erat dengan kualitas. Kualitas memuaskan

yang sudah dirasakan konsumen memberikan kepuasan terhadap keinginan

konsumen. Konsumen yang puas selanjutnya kembali membeli produk tersebut

(Kotler, 1994).

c. Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka

(14)

Pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang

dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau

mengingatkan pasar sasaran atas produknya agar bersedia menerima, membeli,

dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan

(Kotler, 1994).

d. Lokasi

Lokasi atau tempat yang disebut dengan pasar merupakan pertemuan pembeli dan

penjual yang bertemu secara teratur dan melakukan transaksi jual beli. Tempat

pembelian sangat berpengaruh saat konsumen membeli karena tempat

menentukan gengsi bagi sebagian orang (Mangkunegara, 2002).

2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No

Analisis Kesimpulan

1. Anggian Daging Ayam Potong

1. Bagaimana perilaku konsumen terhadap permintaan ayam potong? 2. Apakah umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pendapatan, dan harga daging ayam potong 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Tingkat perilaku konsumen tergolong pada tingkat kategori yang sedang. Hal ini menerangkan bahwa tidak sepenuhnya konsumen setuju terhadap

(15)

konsumen dalam

mengkonsumsi daging ayam potong ? 3. Bagaimana perkembangan harga dan permintaan konsumen terhadap daging ayam potong di Kota Medan ?

variabel bebas memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah konsumsi daging ayam potong.

Perkembangan harga maupun permintaan

berfluktuasi setiap tahunnya. Kota Medan

1. Apa saja minyak goreng di Kota Medan? 2.Bagaimana faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap tingkat konsumsi 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi minyak goreng secara signifikan adalah jumlah tanggungan keluarga dan minyak goreng. Gula Putih Bermerek Di Kota Medan

1. Bagaimana perilaku konsumen terhadap konsumsi gula putih

bermerek? 2. Apa-apa saja faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam

mengkonsumsi gula putih bermerek ? 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Secara serempak variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis

berpengaruh terhadap keputusan kosumen. membeli minyak

1. Jumlah Tanggungan 2.

1.

Deskriptif 2. Analisis

(16)

(2013) Perilaku Konsumen Membeli Minyak Goreng Curah

goreng curah di lokasi

penelitian? 2. Bagaimana pengaruh harga minyak gorSeng curah,

pendapatan dan jumlah

tanggungan terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah?

harganya murah, karena kebutuhan sehari-hari, dan mudah diperoleh. Secara serempak variabel harga minyak goreng curah, pendapatan, dan jumlah

tanggungan berpengaruh terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah.

5. Ari Luhur (2010)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

1. Apakah faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap

keputusan untuk membeli produk minuman energi merek Extra Joss? 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk minuman energi Extra Joss.

2.4. Kerangka Pemikiran

Konsumen adalah semua individu atau rumah tanggga yang membeli atau

memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan.

Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi,

dan membuang barang atau jasa. Setiap individu memiliki perilaku

masing-masing dalam mendapatkan atau membeli barang/jasa hingga mengkonsumsi atau

memakainya.

Keputusan yang dibuat oleh konsumen sangat erat kaitannya dengan tingkat

(17)

produk berarti perusahaan mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang

terlibat atau tidak dalam memilih suatu produk.

Didalam negeri industri minyak goreng sawit terbagi atas dua, yaitu minyak

goreng curah dan minyak goreng kemasan. Ada beberapa faktor mempengaruhi

perilaku konsumen dalam membeli minyak goreng curah dan kemasan yaitu

faktor konsumen itu sendiri dan faktor stimulus pemasaran.

Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : motivasi, pengalaman, pendapatan

dan jumlah tanggungan, sedangkan faktor eksternal meliputi : kelompok acuan

dan pengaruh keluarga. Selain faktor konsumen itu sendiri ada faktor stimulus

pemasaran yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli minyak

goreng diantaranya : harga, lokasi, promosi, dan kualitas produk. Hal tersebut

merupakan alasan seseorang membeli suatu produk/jasa diidentifikasi dari

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut.

Setelah memutuskan untuk memilih minyak goreng curah dan kemasan sebagai

minyak goreng yang akan dibeli selanjutnya konsumen memutuskan jumlah

pembelian. Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi jumlah pembelian

yakni : usia, pendidikan, harga minyak goreng itu sendiri, pendapatan konsumen

dan jumlah tanggungan.

Faktor konsumen :

A. Internal 1. Motivasi 2. Pengalaman 3. Pendapat

4. Jumlah tanggungan

B. Eksternal

1. Kelompok acuan 2. Pengaruh keluarga

(18)

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pembelian Minyak Goreng Curah Dan Kemasan Di Pasar Tradisional

2.5. Hipotesis Penelitian

Perilaku Konsumen

Jumlah Konsumsi Minyak goreng

curah

Jumlah Konsumsi Minyak goreng

kemasan

Karakteristik konsumen :

1. Usia 2. Pendidikan 3. Harga minyak

goreng 4. Pendapatan 5. Jumlah

(19)

Berdasarkan skema kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan bahwa hipotesis

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Ada perkembangan konsumsi minyak goreng 5 tahun terakhir di Provinsi

Sumatera Utara.

2. Ada perbedaan karakteristik konsumen minyak goreng curah dengan

kemasan.

3. Usia, pendidikan, harga minyak goreng, pendapatan dan jumlah tanggungan

secara serempak berpengaruh nyata terhadap konsumsi minyak goreng curah

dengan konsumsi minyak goreng kemasan.

4. Ada perbedaan pengaruh usia, pendidikan, harga minyak goreng, pendapatan

dan jumlah tanggungan terhadap konsumsi minyak goreng curah dengan

konsumsi minyak goreng kemasan.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pembelian Minyak Goreng Curah Dan Kemasan Di Pasar Tradisional

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, SDM Rumah Sakit dituntut untuk mempunyai kinerja yang baik sehingga kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu kepada konsumen dapat terjaga atau

This study used measurements of mRNAs encoding four synaptic vesicle proteins (synaptotagmin I [p65], rab3a, synaptobrevin 1, synaptobrevin 2) and two synaptic plasma membrane

Plasma adrenocorticotropic hormone (ACTH) and cortisol responses to cold pressor test in nine Alzheimer’s disease (AD) patients and nine age- and gender-matched older normal

Semester Pendek dilaksanakan mulai tanggal : 30 Januari s/d 10

Permasalahan pada penelitian ini adalah: apakah dengan penerapan lesson study pada pembelajaran Ekologi Tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa di Program

[r]

Dari hasil pembuatan dan perakitan mekanik/kontruksi perancangan sistem keselamatan sepeda motor untuk menghindari kecelakaan berbasis mikrokontroler hal pertama yang harus

Husaidi selaku sekretaris DINPMP2KUKM Kabupaten Bangka pada bulan Januari 2018 bahwa tidak adanya program pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan