PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Caecilia Fani Sulistyaningrum
081134183
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Caecilia Fani Sulistyaningrum
081134183
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini untuk:
1. Keluargaku yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, doa dan harapan:
a. Drs. Edy Supriyanto b. Kismilarsih
c. Clara Lia Rahayuningrum d. Agustinus Wendy Hatmoko e. Denny Tersianto
f. Nicodemus Yordan Adheyanto
2. Sahabat-sahabatku, yang telah banyak memberikan motivasi : a. Suster Delima Laia (Sr. Ester)
b. Suster Anjarsari (Sr. Stefani) c. Suster Hetti Saragih
d. Suster Regina Nona e. Thomas Heri Supriyono f. Rike Artha Aprilia g. Ernawati
3. Teman-teman kuliah S1 PGSD angkatan 2008. 4. Universitas Sanata Dharma.
MOTTO
”Sesungguhnya berbahagialah manusia yang ditegur ALLAH: sebab itu janganlah
engkau menolak didikan yang MAHAKUASA”.
(Ayub
5
:
17)
”Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar
kepada pengertianmu sendiri”.
(Amsal 3 : 5)
”Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang
pengetahuan dan kepandaian”.
(Amsal 2 : 6)
”Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang
ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN
DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan
Tahun Pelajaran 2009-2010
Caecilia Fani Sulistyaningrum
Universitas Sanata Dharma
2010
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis
karangan deskripsi siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2009/2010 melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini lebih
mempertegas pada kemampuan menulis karangan deskripsi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat deskriptif
kuantitatif. Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan data dan pengolahan
data hasil evaluasi karangan deskripsi setiap akhir siklus. Teknik analisis data
menggunakan rata-rata kelas setiap siklus. Rata-rata kelas pada kondisi awal
hanya 67,42. Rata-rata kelas untuk siklus pertama mencapai 76,03. Siklus kedua
mencapai 85,57. Selanjutnya untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan
menulis karangan deskripsi setiap siklus menggunakan uji T dengan program
SPSS. Dengan adanya pendekatan kontekstual maka anak menjadi mampu dalam
menulis karangan deskripsi. Anak dapat menggunakan tanda baca yang benar,
dapat memilih kata yang tepat dan dapat menuangkan gagasan yang menarik. Hal
ini disebabkan karena lebih menekankan pada prinsip konstruktivisme, bertanya,
menemukan, masyarakat belajar, pemodelan dan refleksi.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Kasih-Nya
sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan
Deskripsi Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Kontekstual
dapat terselesaikan.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang telah memberikan sumbangan baik dalam bentuk pikiran, waktu,
tenaga dan motivasi kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Ketua Program Studi PGSD.
2.
Dr. B. Widharyanto, M. Pd., selaku pembimbing yang dengan penuh
kesabaran membimbing penulis.
3.
Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku pembimbing yang dengan penuh sabar
membimbing dan memotivasi penulis menyelesaikan skripsi.
4.
Bapak dan Ibu yang dengan sabar dan pengertian membimbing dan menjadi
sahabat terbaik dan selalu mendoakan diriku.
5.
Hr. Klidiatmoko, S. Pd. SD, selaku Kepala Sekolah SDK Wirobrajan yang
telah memberikan ijin penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
6.
Siswa-siswi SDK Wirobrajan yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.
7.
Seluruh pihak lain yang telah membantu penulis, tetapi tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat menambah
wawasan tentang perkembangan dunia pendidikan. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran dalam bentuk apapun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Yogyakarta,
29
Juni
2010
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
ii
HALAMAN PENGESAHAN...
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...
iv
HALAMAN MOTTO ...
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIA KARYA...
vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
HALAMAN ABSTRAK... viii
HALAMAN ABSTRACT ...
ix
HALAMAN KATA PENGANTAR ...
x
HALAMAN DAFTAR ISI ...
xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah...
1
B.
Batasan Masalah Penelitian...
4
C.
Rumusan Masalah Penelitian ...
4
D.
Batasan Pengertian ...
5
E.
Pemecahan Masalah ...
5
F.
Tujuan Penelitian ...
6
G.
Manfaat Penelitian ...
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menurut KTSP
2006... 7
D.
Menulis... 11
E.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Menulis
Karangan ... 12
F.
Bentuk-Bentuk Karangan...
26
G.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis
Karangan Deskripsi Belajar Siswa...
28
H.
Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 30
I.
Kerangka Berfikir...
33
J.
Hipotesis Tindakan...
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian...
35
B.
Desain Penelitian...
36
C.
Rencana Tindakan ...
37
D.
Pengumpulan Data ...
43
E.
Penyusunan Instrumen ...
43
F.
Teknik Analisis Data ...
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Hasil Penelitian...
48
B.
Pembahasan ... 58
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan ... 71
B.
Saran... 72
DAFTAR TABEL
Tabel no :
1.
Kriteria Keberhasilan (rata-rata kelas) ………... 37
2.
Data Hasil Tes Siklus I ... 49
3. Aktivitas Siswa Pada Siklus I ……….. 51
4. Keterampilan Cooperatif/Kerja Sama Siswa Pada Siklus I ………. 52
5.
Data Hasil Tes Siklus II ... 54
6. Aktivitas Siswa Pada Siklus I ……….. 56
7. Keterampilan Cooperatif/Kerja Sama Siswa Pada Siklus I ………. 57
8.
Data Ketuntasan Siklus I ... 60
9.
Data Ketuntasan Siklus II ... 64
10.
Peningkatan Prestasi dari Data Awal, Siklus I, Siklus II ... 66
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Silabus
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
a.
RPP Siklus I
b.
RPP Siklus II
3.
Lembar Kerja Siswa Siklus I
4.
Lembar Evaluasi Siklus I
5.
Lembar Kerja Siswa Siklus II
6.
Lembar Evaluasi Siklus II
7.
Rubrik Penilaian
8.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
9.
Lembar Observasi Keterampilan Cooperative/Bekerja Sama
10.
Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan selalu meningkat seiring dengan situasi dan kondisi lingkungan yang ada, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa komponen yang berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar antara lain siswa, guru, kurikulum, pengelola sekolah, sarana dan proses pembelajaran (Djauzak, 1993:9). Salah satu komponen yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat meliputi pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan model pembelajaran.
dan menyimak. Menulis juga perlu memperhatikan penggunaan judul, isi gagasan yang dikemukakan, pilihan kosakata, serta penggunaan ejaan yang benar. Dengan latihan menulis secara terus menerus, maka siswa tidak akan merasa bahwa menulis itu sukar dan kompleks. Siswa akan merasa lebih mudah untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pendapat yang dimilikinya. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.
Pada kesempatan ini, penulis membahas tentang kemampuan menulis khususnya menulis karangan deskripsi. Dalam menulis karangan dibutuhkan adanya kepaduan, keruntutan, dan kelogisan antar kalimat dan antar paragraf, sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Menulis karangan deskripsi adalah sebuah keterampilan dalam bentuk tulisan yang memberikan perincian/melukiskan dari objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca (Groys Keraf, 1982:93).
banyak menyampaikan teori daripada melatih keterampilannya. Selain itu guru masih menggunakan pendekatan yang kurang bervariasi, sehingga siswa tidak mampu menulis dengan kreatif dalam menuangkan pikiran dan perasaannya. Akar permasalahan yang lainnya seperti kurang tersedianya sarana atau media pembelajaran yang menarik, guru kurang memberi motivasi pada siswa, dan perbendaharaan kosakata siswa masih kurang.
Dengan keadaan seperti di atas, maka tidak ada lagi suasana yang menyenangkan, selain itu siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Agar tidak terjadi hal demikian, seharusnya guru dapat mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Dengan demikian, guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis dengan baik. Secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, dan proaktif dalam melaksanakan proses pembelajaran.
kontekstual diharapkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan akan meningkat.
Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa
Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010
Melalui Pendekatan Kontekstual“.
B. Batasan Masalah Penelitian
Tidak mungkin mengatasi masalah dalam waktu yang singkat dengan materi yang banyak. Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada materi KD 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV B SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Dengan demikian diharapkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi pada kompetensi dasar menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) melalui pendekatan kontekstual.
C. Rumusan Masalah Penelitian
menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ?
D. Batasan Pengertian
1. Kemampuan menulis adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
yang memerlukan wawasan atau pengetahuan serta keterampilan dalam menulis.
2. Karangan deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang memberikan
perincian dari objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca.
3. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang dilakukan oleh seseorang
untuk membantu mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa.
E. Pemecahan Masalah
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk “Mengetahui apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”.
G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sekolah dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan guru dalam menerapkan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, agar dapat menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.
3. Bagi Siswa
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menurut KTSP 2006
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Tarigan, 1984:1). Untuk mencapai tujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, maka siswa harus mempunyai kemampuan dalam berbahasa. Dalam KTSP 2006 tentang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 guru harus memfasilitasi siswa SD, agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan.
3. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emocional sosial.
4. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budipekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
5. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
B. Tujuan Pembelajaran Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Menurut KTSP 2006
Menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai tujuan yang tercantum dalam KTSP Nomor 22 Tahun 2006 tentang Stándar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Stándar Kompetensi Lulusan serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 khususnya dalam aspek menulis, yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaannya melalui karangan dari pikiran sendiri atau pengalamannya, serta menulis karangan berdasarkan topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan.
menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan judul yang sesuai dengan topik dan isi, mengembangkan gagasan dalam kalimat dan satuan paragraf yang runtut, serta memperhatikan penggunaan ejaan yang benar.
C. Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa yang lain
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Tarigan, 1984:1). Ke empat keterampilan berbahasa itu saling berkaitan. Agar mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hubungan antar keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat dilihat dari tabel berikut (Tarigan, 1984:2):
Keterampilan Berbahasa
Lisan dan Langsung
Tertulis dan Tidak Langsung Reseptif
(menerima pesan)
Menyimak Membaca
Produktif (menyampaikan pesan)
Berbicara Menulis
Tabel 2.1 Hubungan Empat Keterampilan Berbahasa
1. Hubungan antara menulis dan membaca
2. Hubungan antara menulis dan berbicara
Menulis dan berbicara keduanya sama-sama keterampilan berbahasa yang produktif, artinya penulis dan pembicara berperan sebagai penyampai pesan.
3. Hubungan antara menulis dan menyimak
Dalam menulis seseorang membutuhkan suatu ide atau gagasan untuk tulisannya. Hal tersebut dapat diperoleh dari pengetahuan. Pengetahuan dapat dicari dari banyak membaca, diskusi, melihat, mengamati dan mendengar. Sumber informasi atau pengetahuan yang didapat dengan cara mendengar diperoleh dengan cara menyimak.
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa ke empat keterampilan berbahasa merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat dibedakan. Dikatakan bahwa keterampilan berbahasa merupakan satu kesatuan, karena keterampilan berbahasa yang satu, terkait dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya.
menulis, bukan mengajarkan menulis. Dengan menggunakan kata kunci seperti itu, siswa dapat kita bawa dalam situasi yang menyenangkan yang dapat membuat siswa mulai menulis.
D. Menulis
Menurut pendapat beberapa penulis, menulis memiliki pengertian yang berbeda-beda, tetapi memiliki satu kesamaan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut :
a. Menurut Guntur Tarigan (1984:3-4) Menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
b. Menurut Muchlisoh (1993:254) menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang.
c. Menurut Bobbi DePorter (2006:179) menulis adalah aktivitas seluruh otak
yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika).
d. Menurut Kartono (2009:17) menulis adalah sebuah aktivitas yang
kompleks, bukan hanya sekedar mengguratkan kalimat-kalimat, tetapi lebih daripada itu. Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak/orang banyak.
berkomunikasi secara tidak langsung. Caranya dapat dilakukan dengan menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca. Agar dapat menghasilkan tulisan yang baik, maka penulis harus memiliki banyak pengetahuan, keterampilan menulis, dan kemauan. Pengetahuan menulis seseorang bisa didapat dari banyak membaca, banyak berdiskusi, banyak melihat, mengamati dan mendengar. Sedangkan keterampilan menulis didapat dari penggabungan antara daya otak dan daya tangan. Selain itu harus di dasari kemauan yang keras, karena tanpa adanya kemauan, maka seseorang tidak akan menulis. Kemauan dalam menulis sangat dibutuhkan oleh penulis, karena dengan membiasakan diri untuk terus menulis, dengan sendirinya kemampuan menulis akan terasah dengan baik.
E. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Menurut The liang Gie (2002:3), menulis ialah membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu tanda kebahasaan dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Selain pengertian di atas, menulis juga dapat diartikan seperti mengarang.
Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami (The Liang Gie, 2002:3).
Kegiatan mengarang meliputi rangkaian perbuatan dari mengolah gagasan sampai menyusun kalimat, berbagai pengalaman dari pikiran yang cerah atau perasaan yang gembira atau kesal, dan sebuah naskah yang bisa bagus atau jelek (The Liang Gie, 1992 : 1).
Dilihat dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mengarang merupakan suatu proses kegiatan manusia dengan cara mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaannya dalam bentuk tulisan. Dalam menulis karangan harus jelas, karena kejelasan sangat penting diperlukan agar mudah dipahami oleh pembaca.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis dalam menulis karangan atau mengarang meliputi 4 unsur sebagai berikut :
1. Gagasan
Gagasan ini dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan melalui bahasa pikiran seseorang.
2. Tuturan
waktu kepada pembaca. (b) pelukisan, bentuk pengungkapan yang menggambarkan suatu objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca. Objek yang dimaksudkan di sini seperti mendeskripsikan tempat, watak, suasana, benda dan sebagainya. (c) pemaparan, bentuk pengungkapan yang menyajikan fakta-fakta secara teratur, logis, dan terpadu dengan maksud memberi penjelasan kepada pembaca mengenai sesuatu ide, persoalan, dan proses. (d) perbincangan, bentuk pengungkapan dengan maksud meyakinkan pembaca agar mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang diharapkan oleh pengarang.
3. Tatanan
Tatanan ialah tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai merencanakan kerangka karangan.
4. Wahana
Wahana ialah sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata.
digabungkan menjadi anak kalimat; sejumlah anak kalimat dapat membentuk sebuah kalimat; kemudian serangkaian kalimat tersebut dapat dirangkai membentuk alinea; alinea-alinea tersebut akhirnya dapat mewujudkan sebuah karangan. Penulisan dari sesuatu karangan ialah berupa kalimat. Tetapi, penulisan dari pikiran dalam karangan ialah alinea. Dengan kata lain, seorang penulis atau pengarang berpikir dalam kerangka alinea, tetapi menuliskan gagasan dalam susunan kalimat-kalimat. Proses gagasan menjadi karangan.
Dari pernyataan di atas mengenai unsur-unsur mengarang dan proses gagasan menjadi sebuah karangan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran menulis karangan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pemilihan judul
Dalam karangan formal, judul karangan harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul harus sesuai dengan persyaratan sebagai berikut (Sabarti, 1989: 10):
a. Harus sesuai dengan topik atau isi karangan
b. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda
c. Judul karangan diusahakan singkat
d. Judul harus dinyatakan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda
2. Penentuan pikiran utama
agar sebuah tulisan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan, dengan maksud agar tidak menyimpang dari pikiran utama.
Seperti dikemukakan oleh Vero Sudiati (1995:12), pikiran utama adalah pernyataan tentang suatu dari gagasan pokok atau pernyataan tentang pokok pangkal pembicaraan.
3. Penggunaan kata
Menurut Widyamartaya (1990), kata adalah kesatuan makna dengan bunyi. Kata mempunyai peranan yang penting dalam upaya memahami sebuah bacaan. Penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi pemahamannya terhadap bacaan.
Menurut Widyamartaya (1990), kata dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Kata yang menimbulkan kemudahan
1. Menurut jenis
Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan jenisnya itu dikelompokkan menjadi:
a.1.1 Kata benda:
alam, alat, andil, batas, atlas, baterai, jiwa, beruang, elang, belalai, dagu, dahi, jati, kacang, kapas, gergaji, dan sebagainya. a.1.2 Kata kerja:
ambil, anggap, desak, bakar, bergaul, dirawat, dan sebagainya. a.1.3 Kata sifat:
a.1.4 Kata bilangan:
dua, sepuluh, lima belas, seratus, dan sebagainya. a.1.5 Kata depan:
di, ke, pada, dari, antara, seperti, dan sebagainya. a.1.6 Kata keterangan:
benar, baik.
2. Menurut bentuk
Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan bentuknya dikelompokkan menjadi:
a.2.1 Kata dasar:
bakar, alat, bengkak, ambil, anggap, busa, dan sebagainya. a.2.2 Kata berimbuhan:
dengan ber- : bergaul, berdusta, berekor;
dengan me- : mendaki, membalut;
dengan di- : dirawat, dibeli;
dengan ter : terikat, terjebak, tertimpa;
dengan pe- : pejuang, petani;
dengan me- dan per- : mempertajam, memperbanyak;
dengan –kan : andaikan;
dengan me- dan –kan : melainkan, membandingkan;
dengan di- dan –i : disenangi;
dengan di- dan –kan : dipergunakan, dirahasiakan;
dengan ber- dan –an : berjatuhan, berceceran;
dengan per- dan –an : permainan, permulaan;
dengan ke- dan –an : kedinginan, ketahuan;
dengan pe- dan –an : penjelasan, penegasan.
3. Menurut makna
Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan maknanya dikelompokkan menjadi:
alat, baterai, dagu, hati, garpu, busa, suling, dan sebagainya.
b. Kata yang menimbulkan kesukaran
1. Menurut jenis
Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan jenisnya itu dikelompokkan menjadi:
b.1.1 Kata sambung:
padahal, melainkan, sekalipun, dan sebagainya. b.1.2 Kata Ganti:
anda, beliau.
b.1.3 Kata keterangan:
semata-mata, seolah-olah, seakan-akan.
2. Menurut bentuk
Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan bentuk kata berimbuhan dikelompokkan menjadi:
b.2.1 akhiran -i:
b.2.2 akhiran dan “akhiran semu” yang berasal dari bahasa asing: -wan, -wati, -al, -isme, -isasi, misalnya: sukarelawan, seniwati, material, nasionalisme, globalisasi.
b.2.3 dua awalan, di- dengan per-: seperdua, seperempat, seperenam. b.2.4 dua awalan dan akhiran:
memperjuangkan, memperhatikan, memperingatkan.
4. Menurut makna
Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan makna yang merujuk pada suatu yang jauh dari lingkungan murid dikelompokkan menjadi:
antena,ganggang, tajuk, gema, baku, dan sebagainya.
4. Penulisan kalimat
Kalimat dalam karangan harus jelas dan mudah dipahami, agar orang lain yang membacanya tidak kesulitan menangkap maksud kalimat tersebut. Setiap kalimat pada suatu karangan pada dasarnya disusun oleh kata-kata. Susunan kata-kata tersebut mempunyai bagian-bagian yang berupa subyek, predikat, obyek, dan keterangan. Bagian-bagian kalimat tersebut akan dijelaskan seperti di bawah ini:
a. Subjek
diketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan apa, atau siapa yang dibicarakan dalam karangan (Yohanes, 1991:6). Berikut ini adalah beberapa contoh subjek:
- Berhitung tidak mudah.
- Merah adalah warna dasar.
b. Predikat
Predikat kalimat sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Ciri-ciri umum predikat terletak di belakang subyek serta berbentuk kata kerja (Yohanes, 1991). Berikut ini adalah beberapa contoh predikat:
- Ibu sedang makan di dapur.
- Gempa Minggu lalu keras sekali.
- Ayah saya lurah desa Kajen.
c. Obyek
Kehadiran obyek dalam kalimat tergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas obyek itu sendiri. Obyek pada umumnya berbentuk kata benda, atau di belakang kata tugas “oleh” dalam kalimat pasif (Yohanes, 1991). Contoh dari objek adalah :
- Santi memanggil orang lain.
d. Keterangan
seperti keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan tujuan (Yohanes, 1991). Berikut ini adalah beberapa contoh keterangan :
- Kemarin ada ulangan IPS.
- Dia memotong rambut di kamar.
- Susi memotong kertas dengan gunting.
5. Pembentukan paragraf
Paragraf pada dasarnya merupakan istilah lain dari alinea. Menurut Mustakim (1994:112), paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat.
Syarat-syarat paragraf yang baik menurut Mustakim (1994:115) hendaknya dapat memenuhi dua kriteria atau persyaratan, sebagai berikut: kesatuan dan kepaduan. Kesatuan, menyangkut keeratan hubungan makna antargagasan dalam sebuah paragraf. Paragraf bisa tersusun dari beberapa buah kalimat yang saling berhubungan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh untuk menyampaikan suatu maksud. Dengan demikian, untuk membuat suatu paragraf yang baik, kalimat-kalimat yang disusun hendaknya berhubungan, sehingga arti atau maksud tersebut menjadi jelas. Kepaduan, menyangkut keeratan hubungan antarkalimat dalam paragraf dari segi bentuk atau strukturnya, logis, dan mudah dipahami. Kepaduan dapat dilihat dari kalimat-kalimatnya yang terangkai dengan baik.
ditandai dengan permulaan kalimat yang menjorok ke dalam, Kedua, perenggangan, yaitu dengan memberi jarak tertentu antara paragraf yang satu dan yang lain, Ketiga, penanda yang dilakukan dengan cara mencampurkan atau menggabungkan penanda pertama dan penanda kedua. Penanda paragraf gabungan ini dimulai dengan kalimat pertama menjorok ke dalam dan pada akhir paragraf diberi jarak yang lebih renggang daripada jarak spasi yang digunakan pada karya tulisan yang bersangkutan. Sebagai contoh, perhatikan gambar berikut:
Gambar 2.1 Paragraf menjorok ke dalam
Gambar 2.2 Paragraf merenggang
Gambar 2.3 Paragraf gabungan
……… ……… ……… ……… ………..……… ………...
……… ……… ………
………
……… ………..………
……… ……… ………
6. Penggunaan ejaan dan tanda baca
Menurut Muchlisoh (1993:308), ejaan adalah keseluruhan peraturan/sistem penulisan bunyi-bunyi bahasa. Pengertian di atas sejalan dengan pendapat Djago Tarigan, yaitu: Ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa (Djago Tarigan, 1986:2). Ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia saat ini adalah ejaan yang disempurnakan (EYD)
Menurut Muchlisoh (1993:310), Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan dalam sebuah bacaan. Tanda baca yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu: (a) tanda titik (.), (b) tanda koma (,), (c) tanda titik koma (;), (d) tanda titik dua (:), dan (e) tanda hubung (-), (f) tanda seru (!), (g) tanda tanya (?).
Penjelasan dari macam-macam tanda baca antara lain sebagai berikut (Tarigan, 1985:143):
a. Titik (.)
b. Koma (,)
Tanda koma digunakan untuk menyatakan jeda sejenak; untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat; di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat; dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, dan sebagainya;untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat; di antara tempat dan alamat, tempat dan tanggal yang ditulis berurutan; untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunan dalam pustaka; di antara tempat penerbitan, nama penerbitan dan tahun penerbitan, di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya; di muka angka persepuluh dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan; untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi; di antara unsur-unsur pemerincian atau pembilangan; untuk memisahkan kalimat setara yang didahului tetapi melainkan.
c. Titik koma (;)
Titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
d. Titik dua (:)
e. Tanda hubung (-)
Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris; menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris; menyambung unsur-unsur kata ulang; menyambung huruf kata yang dieja satu-satu; memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan merangkaikan unsur Bahasa Indonesia dengan unsur Bahasa Asing.
f. Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah.
g. Tanda tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Dengan demikian tanda baca tidak boleh diabaikan dalam tulis-menulis, karena dengan tanda baca penulis dapat menyampaikan maksudnya dengan lebih jelas. Sedangkan untuk pembacanya dapat menangkap pesan yang disampaikan oleh penulis.
Kriteria yang digunakan oleh peneliti untuk menelaah karangan deskripsi berdasarkan unsur-unsur karangan, sebagai berikut :
Unsur Karangan Kriteria
Judul
Unsur Karangan Kriteria
Isi gagasan yang dikemukakan
Berdasarkan objek yang diamati seperti mendeskripsikan watak seseorang, suasana, tempat dan benda
Organisasi isi
Antara paragraf runtut dan terpadu,setiap paragraf
mempunyai satu gagasan pokok, minimal terdapat dua kalimat dalam satu paragraf
Pilihan kosa kata Pilihan kata yang tepat
Ejaan
Penulisan huruf capital tepat Pemakaian huruf yang tepat Penggunaan tanda baca yang tepat Penggunaan kata sambung
Penggunaan kata depan
F. Bentuk-Bentuk Karangan
mempunyai kesamaan yaitu, menulis tentang sesuatu atau membeberkan sesuatu sebenarnya. Penjelasannya dapat dilihat di bawah ini:
1. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan
dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Gorys Keraf, 2001:136).
2. Karangan deskrispsi adalah sebuah bentuk tulisan yang memberikan
perincian/melukiskan dari objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca (Gorys Keraf, 1982:93). Berdasarkan tujuannya, deskripsi dibagi menjadi dua macam, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis. Dalam deskripsi sugestif penulis bermaksud menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca. Tujuannya untuk menggambarkan ciri, sifat,watak dari objek tersebut. Dengan kata lain deskripsi sugestif berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imajinasi pembaca. Sedangkan deskripsi teknis atau ekspositoris bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi mengenai objeknya, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut (Groys Keraf, 1982:94).
3. Karangan eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan yang berusaha untuk
4. Karangan argumentasi adalah usaha membuktikan suatu kenenaran sebagai digariskan dalam proses penalaran pembicara/penulis. Karangan argumentasi juga biasa disebut sebagai suatu proses untuk mencapai suatu kesimpulan (Gorys Keraf, 1982:120).
5. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk menyakinkan
seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini/ pada waktu yang akan datang.upaya yang bisa digunakan untuk menyakinkan seseorang denga menyodorkan bukti-bukti (Gorys Keraf, 1982:118).
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Belajar Siswa
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa,seperti kondisi di lingkungan sekitar siswa (keluarga, sekolah dan masyarakat). Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar siswa adalah proses belajar mengajar di sekolah. Menurut Djago Tarigan (1987:4) proses belajar mengajar adalah suatu proses kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi program pengajaran. Ketiga proses kegiatan tersebut selalu menjadi satu kesatuan dalam proses belajar mengajar yang saling berhubungan. Hal ini dapat dilihat bahwa tanpa adanya satu proses kegiatan pembelajaran, maka proses belajar mengajar menjadi kurang sistematis dan kurang efektif.
pengajaran. Sedangkan faktor pendekatan belajar adalah cara belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
H. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Aspek-aspek kebahasan di dalam praktek penggunaan bahasa akan selalu tampil bersama, baik dalam situasi formal maupun dalam situasi non formal. Melihat kenyataan tersebut, maka dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, diterapkan suatu pendekatan yang dalam pelaksanaannya memadukan aspek-aspek bahasa.pendekatan itu disebut pendekatan kontekstual.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Selain itu mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Masnur, 2009:41). Pembelajaran kontekstual mempunyai landasan yang berupa konstruktivisme. Konstruktivisme adalah belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta yang mereka alami dalam kehidupannya (Masnur, 2009:41).
menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis, dan guru kreatif.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran kontekstual dapat diarahkan pada ketercapainya keterampilan dalam konteks kehidupan nyata yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah, sehingga membuat suasana belajar tidak membosankan. Selain itu dengan pembelajaran demikian akan memberikan pengalaman yang lebih bermakna kepada siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan kritis. Pembelajaran kontekstual juga dapat memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan antara satu dengan yang lainnya.
Menurut Trianto (2009:107) pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran. Dikatakan sebagai pendekatan karena mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Dengan pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa. Sehingga siswa dapat membangun pengetahuan yang mereka dapat dan menerapkannya dalam pembelajaran seumur hidup.
(pemodelan), (f) reflection (memberikan refleksi atau umpan balik), (g) authentic assessment (penilaian yang sebenarnya ketika pembelajaran berlangsung).
Menurut Masnur (2009:44) setiap komponen utama kontekstual mempunyai prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip dasar yang dimaksud dapat dilihat dari penjelasan berikut:
a. Konstruktivisme
Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan pada pemahaman sendiri secara aktif dan kreatif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Pemahaman siswa akan berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila diuji dengan pengalaman baru. Pengalaman baru didapat dari menemukan, menerapkan idenya sendiri, dan menerapkan strateginya sendiri dalam belajar.
b. Bertanya
Dalam pembelajaran, kegiatan bertanya berguna untuk menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa, mengetahui kadar keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang diketahui siswa, dan memfokuskan perhatian siswa.
c. Menemukan
d. Masyarakat Belajar
Hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Dengan melakukan kerja sama dalam bentuk diskusi atau tukar pendapat dengan orang lain, maka dapat saling memberi dan saling menerima informasi.
e. Pemodelan
Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan mantap apabila ada model atau contoh yang dapat ditiru. Model yang dimaksud dapat berupa hasil karya atau model penampilan.
f. Refleksi
Mengukur sejauh mana siswa dapat menangkap pengetahuan yang baru.
g. Penilaian Autentik
Penilaian autentik digunakan untuk mengetahui perkembangan pengalaman siswa dan untuk mengukur keterampilan siswa.
I. Kerangka Berfikir
Realita di lapangan yang menujukkan begitu besarnya masalah yang dihadapi siswa dalam menulis khususnya menulis karangan deskripsi. Masalah ini dapat terjadi karena banyak unsur yang harus dikuasai mereka. Agar dapat menghasilkan karangan yang baik dan memuaskan maka guru perlu melakukan upaya untuk memecahkan masalah tersebut.
melakukan pembaharuan, antara lain dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang mempunyai beberapa keunggulan dalam menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan tidak membosankan. Selain itu dapat merangsang keaktifan siswa dalam menulis karangan deskripsi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat bahwa karangan deskripsi lebih menekankan pada panca indera atau pengamatan. Dengan menggunakan panca indera siswa mampu menemukan sendiri objek yang dilihat, dirasakan dan diraba. Selain itu merangsang siswa untuk aktif bertanya. Secara ringkas siswa akan lebih mudah menerima hal-hal yang konkrit atau model untuk ditiru. Sehingga pendekatan kontekstual dapat membantu meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV.
J. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu upaya guru dalam berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak atau kurang memuaskan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di kelas (Kasbolah, 2001:9). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
2. Waktu Penelitian
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SD Kanisius Wirobrajan yang berada di Jl. Hos Cokroaminoto 8 Yogyakarta.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan, yang berjumlah 33 siswa, terdiri atas 14 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Subjek penelitian ini memiliki kemampuan yang berbeda-beda, yaitu ada sebagian siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
B. Desain Penelitian
1. Model Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (Wijaya Kusumah, 2009).
2. Rencana banyaknya siklus
Rencana akan dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Waktu untuk satu kali pertemuan adalah dua jam pelajaran. Setiap siklus akan diakhiri dengan evaluasi (menulis karangan deskripsi).
3. Kriteria keberhasilan
Kriteria keberhasilan dilihat dari rata-rata kelas setiap akhir siklus. Jika kondisi awal rata-rata ketuntasan/keberhasilan kelas 67,42 maka pada kondisi akhir rata-rata ketuntasan/keberhasilan kelas yang diharapkan 85. Di bawah ini adalah tabel kriteria keberhasilan:
Kriteria Keberhasilan
Rata-rata kelas yang diharapkan
Kondisi Awal 67,42
Akhir Siklus 1 78,5
Akhir Siklus 2 85
Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan
C. Rencana Tindakan
1. Persiapan
a. Menentukan SK, KD sesuai materi pembelajaran
b. Menyusun Silabus, RPP, LKS, Rubrik Penilaian, lembar evaluasi
d. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dengan pembelajaran kontekstual dan lembar observasi keterampilan cooperative/bekerja sama
2. Rencana Tindakan tiap siklus
a. Siklus I pertemuan pertama
1. Rencana Tindakan
a. Menjelaskan KBM secara umum.
b. Membentuk kelompok (8 kelompok @ 4-5 siswa).
c. Memberikan beberapa masalah mengenai karangan deskripsi
yang belum diberi tanda baca dan judul.
d. Diskusi kelompok, menemukan ejaan yang masih salah.
e. Membahas hasil kerja siswa (dilihat dari memberikan judul,
tanda baca, ejaan dan kosa kata).
f. Bertanya
g. Menulis catatan penting berdasarkan hasil kerja siswa yang
telah dikoreksi
h. Menarik kesimpulan
2. Pelaksanaan
Peneliti merealisasikan rencana pada siklus I pertemuan pertama dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
3. Observasi
b. Memantau diskusi/kerja sama antarsiswa dalam kelompok
c. Mengamati proses transfer kelompok
d. Mengamati pemahaman masing-masing siswa
4. Refleksi
a. Mencatat hasil observasi
b. Mengevaluasi hasil observasi
c. Menganalisis hasil pembelajaran
d. Memperbaiki kelemahan untuk pertemuan berikutnya
b. Siklus I pertemuan kedua
1. Rencana Tindakan
a. Menjelaskan KBM secara umum.
b. Membentuk kelompok (8 kelompok @ 4-5 siswa).
c. Memberikan beberapa masalah tentang menentukan kalimat
utama dalam paragraf.
d. Diskusi kelompok, menemukan kalimat utama dalam paragraf.
e. Membahas hasil kerja siswa.
f. Memperbaiki hasil kerja siswa.
g. Bertanya pada guru/teman.
h. Membacakan hasil pekerjaan siswa yang telah dikoreksi.
2. Pelaksanaan
Peneliti merealisasikan rencana pada siklus I pertemuan kedua dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
3. Observasi
a. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran kontekstual.
b. Memantau diskusi/kerja sama antarsiswa dalam kelompok.
c. Mengamati proses transfer kelompok.
d. Mengamati pemahaman masing-masing siswa.
4. Refleksi
a. Mencatat hasil observasi.
b. Mengevaluasi hasil observasi.
c. Menganalisis hasil pembelajaran.
d. Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya
c. Siklus II pertemuan pertama
1. Rencana Tindakan
a. Penjelasan umum KBM dan informasi hasil pada siklus 1
b. Membentuk kelompok (8 kelompok @ 4-5 siswa)
c. Memberikan masalah tentang mengembangkan isi karangan
dengan membuat kerangka karangan.
d. Diskusi kelompok
e. Bertanya pada guru/teman
g. Membahas hasil kerja siswa, dengan menemukan kalimat utama, mengkoreksi penulisan judul, isi, dan penggunaan ejaan
h. Menarik kesimpulan
2. Pelaksanaan
Peneliti merealisasikan rencana pada siklus II pertemuan pertama dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
3. Observasi
a. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran kontekstual
b. Memantau diskusi/kerja sama antarsiswa dalam kelompok
c. Mengamati proses transfer informasi
d. Mengoptimalkan peran aktif seluruh siswa
e. Mengamati pemahaman masing-masing siswa
4. Refleksi
a. Mencatat hasil observasi
b. Mengevaluasi hasil observasi
c. Menganalisis hasil pembelajaran
d. Memperbaiki kelemahan untuk pertemuan berikutnya
d. Siklus II pertemuan kedua
1. Rencana Tindakan
a. Menjelaskan KBM secara umum.
c. Memberikan topik tentang keadaan jalan saat musim hujan.
d. Mengerjakan lembar kerja
e. Membaca hasil kerja siswa
f. Diskusi kelompok, membahas hasil kerja siswa dengan
mengkoreksi penulisan judul, isi, dan penggunaan ejaan
g. Membacakan hasil kerja siswa yang telah dikoreksi
h. Bertanya
i. Menarik kesimpulan
2. Pelaksanaan
Peneliti merealisasikan rencana pada siklus II pertemuan kedua dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
3. Observasi
a. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran kontekstual
b. Memantau diskusi/kerja sama antarsiswa dalam kelompok
c. Mengamati proses transfer informasi
d. Mengoptimalkan peran aktif seluruh siswa
e. Mengamati pemahaman masing-masing siswa
4. Refleksi
a. Mencatat hasil observasi
b. Mengevaluasi hasil observasi
c. Menganalisis hasil pembelajaran
D. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini memerlukan beberapa data, yaitu (1) skor pre-test (kemampuan awal), (2) skor evaluasi setiap siklus. Sedangkan catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan kerjasama/keterampilan kooperatif siswa, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi. Pengumpulan data tidak dilakukan sendiri, tetapi dilakukan bersama pengamat saat melakukan proses pembelajaran di kelas.
E. Penyusunan Instrumen
Semua instrumen dikembangkan sendiri. Dalam penelitian ini digunakan jenis instrumen yaitu:
1. Instrumen pengumpulan data yang berupa hasil observasi/lembar
pengamatan kegiatan pembelajaran (lihat lampiran).
2. Rubrik penilaian
Rubrik penilaian ini menggunakan model dari Hartfield dalam Nurgiyantoro (1994)
No Aspek Bobot Skor
Maksimum
1. Judul 2 10
2. Isi gagasan 8 40
3. Organisasi isi 5 25
4. Pilihan kosa kata 1 5
5. Ejaan 4 20
Kriteria Penilaian dari tabel di atas sebagai berikut:
Aspek Skor Kriteria
Judul 5
4
3 2
Sangat Baik: judul sesuai dengan topik, isi, jelas, singkat, bentuk frase
Cukup- Baik: ada 1 atau 2 unsur yang tidak ada
Sedang-Cukup: ada 3 unsur yang tidak ada Sangat Kurang: lebih dari 3 unsur tidak ada
Isi gagasan 5
4
3
2
Sangat Baik: isi gagasan sesuai dengan bentuk karangan deskripsi (sesuai dengan cirri-ciri suatu benda yang diamati)
Cukup- Baik: isi gagasan terdapat dua bentuk karangan
Sedang-Cukup: isi gagasan terdapat tiga bentuk karangan
Sangat Kurang: isi gagasan terdapat empat bentuk karangan deskripsi
Organisasi isi 5
4
3
2
Sangat Baik: Antara paragraf runtut dan terpadu, setiap paragraf mempunyai satu gagasan pokok, minimal terdapat dua kalimat dalam satu paragraf.
Cukup- Baik: kurang runtut antar paragraf tetapi gagasan pokok terlihat
Sedang-Cukup: gagasan kacau, tidak runtut/terpotong-potong
Sangat Kurang: tidak runtut antar paragraf, tidak ada gagasan pokok
Pilihan kosa kata 5 4 3 2
Sangat Baik: pilihan kata yang tepat, kosa kata bervariasi
Cukup- Baik: pilihan kata kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak merusak makna, kosa kata cukup
Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan merusak makna, kosa kata terbatas
Sangat Kurang: pilihan kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosa kata rendah
F
F. Teknik A A guru dan pengump baik sec siswa te Observa siswa sel T data has penarika 2006: 10
a. Nila
Skor
Analisis Da Analisis data
n observasi y pulan data b
ara individu elah mengu si dilakukan lama proses eknik analis il evaluasi k an kesimpul 06) : ai rata-rata d
= 4 3 2 ata dalam pene yang akan d berupa tes ya ual maupun uasai pelaja n untuk me pembelajara sa data dim karangan de lan dapat di
ihitung deng x 100 kesalahan pemakaian penggunaa depan) Cukup- B kesalahan makna Sedang-C ejaan, mak Sangat Ku penulisan, tulisan tida
elitian ini m dilakukan ole aitu untuk m
klasikal dan aran yang d engetahui ke
an.
mulai dari pe skripsi setia icari dengan
gan rumus:
ejaan (pen n huruf, pen an kata samb
aik: kadang
ejaan tetapi
ukup: sering
kna kabur urang: tidak
terdapat ban ak terbaca
menggunakan eh rekan sej mengetahui ke
n untuk men diberikan d egiatan yang
engumpulan ap akhir siklu
n rumus seb
nulisan huru nggunaan ta bung, pengg
-kadang terj tidak menga
g terjadi kes
k menguasai nyak kesalah
n tes yang d awat. Pengg etuntasan be ngetahui seb dalam waktu
g dilakukan
n data dan p us, penyajia bagai beriku uf kapital, anda baca, gunaan kata adi aburkan salahan aturan han ejaan, dibuat oleh gunaan alat elajar siswa berapa baik u tertentu. n guru dan
Kete ∑ X Skor b. Men Me = Kete Me ∑ X n Setelah rata-rata konteks SPSS. U t-hitu Sd = erangan : = =
r Maks =
nentukan rat
=
erangan :
= mean (r
= sigma (
= nilai pe
= jumlah
mencari ni a karangan d
tual. Menca Uji ini dirum
ung =
sigma (baca
= skor yang d kata, ejaan) skor maksim a-rata kelas: rata-rata) (baca jumlah erolehan sem individu lai rata-rata deskripsi seb ari hasil uji b muskan sebag d = X1
d = a jumlah) diperoleh tiap ) mum 100 h) mua siswa a, kemudian belum dan s beda dapat di gai berikut (B 1 – X2
p siswa (jud
mencari ha sesudah men ihitung deng Bhuono, 200
dul, isi, organ
asil uji beda nggunakan p gan uji T pad 05: 30):
nisasi, kosa
Keteran t = nilai d = rata sd = stan n = jum
T data dan
c. Nila
Skor
Skor = ngan:
i yang dihitu -rata ndar deviasi mlah anggot
eknik analis n penarikan k ai rata-rata d
=
= 15/15 x 100
ung, selanjutn
i/simpangan a sampel
sa data obs kesimpulan d
ihitung deng
x 100
0 = 100
nya disebut t
baku ervasi diam dapat dicari gan rumus: t hitung
mbil setiap a dengan rumu
akhir siklus, us sebagai b
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Kontekstual” dilaksanakan selama satu bulan. Dimulai pada tanggal 12 April 2010 sampai dengan 11 Mei 2010.
1. Siklus I
a. Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus yang pertama dilaksanakan pada hari Senin, 12 April 2010 dan 19 April 2010 di kelas IV B dengan jumlah siswa 33 orang. Pembelajaran berlangsung dengan pembelajaran kontekstual dan berpedoman pada rencana yang telah dibuat. Pada akhir siklus pertama diadakan evaluasi berupa menulis karangan deskripsi kepada siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah menerima pembelajaran kontekstual. Evaluasi diadakan pada tanggal 3 Mei 2010 dengan waktu 2 jam pelajaran.
b. Hasil Penelitian Siklus I
Setelah dilakukan penelitian selama dua kali pertemuan, hasil yang didapat dari penelitian siklus pertama untuk nilai hasil karangan deskripsi siswa kelas IV sebagai berikut:
Tabel 4.1 hasil karangan deskripsi pada siklus 1
No. Nama Siswa
Kriteria Penilaian
judul Isi organisasi isi
Pilihan
kosa kata ejaan skor siswa nilai
1 Aldito Rino
Saputro 6 24 20 5 12 67 67
2 Andreas Edwin
Pradipta 8 24 20 4 12 68 68
3 Christian Dedy
Septiadi 8 24 20 4 12 68 68
4
Christian Wahyu
Pratama 8 24 20 5 12 69 69
5
ChristmasYubili an Hari
Witandira 10 32 25 5 16 88 88
6
Dionisius Wisnu
Hendrawan 10 32 25 5 16 88 88
7 Eleonora
Aurora Alden 10 32 25 5 16 88 88
8 Elke Levinia
Pramesti 8 24 20 5 12 69 69
9 Emilianus
Risnantyo 10 32 20 5 16 83 83
10 Genta Launge
Christe Swarga 10 32 25 5 16 88 88
11 Hendricus
Dimas Yobel 6 24 20 5 12 67 67
12 Imanuel
Echagusta 10 32 25 5 16 88 88
13 Isabela Krisanti
Padma Reta 8 24 15 4 8 59 59
14 Klara Fitri
Herwanti 10 24 25 5 16 80 80
15 Kristoforus
judul Isi organisasi isi
Pilihan
kosa kata ejaan skor siswa nilai 16 Lucia Citra 10 32 25 5 16 88 88
17
Lucia Vania Yosefa
Herdiana 10 32 25 5 16 88 88
18
Maria Angelita Widna
Permatasari 6 32 15 4 8 65 65
19
Maria Bening Wohingati Yar
Lantri T 6 32 15 4 8 65 65
20 Maria Callista
Lovina 8 32 15 4 8 67 67
21 Nadya Dwi Septarinda 10 32 20 4 12 78 78 22 Nandhani
Mulaning Luga 8 24 20 5 12 69 69
23
Natalia Yusshinta
Widyaningrum 10 32 25 5 16 88 88
24 Nicolaus
Bimandaru 10 32 20 4 16 82 82
25 Odilia Lintang
Pratidina 8 24 15 4 12 63 63
26 Thomas Amara Listu 10 32 20 4 16 82 82 27 Valerius Riko
Hernawan 10 32 20 4 16 82 82
28
Vicentius Vernando
Krisna Pratama 8 24 20 4 12 68 68
29
Vicentius Raditya
Mahardika 8 24 15 4 12 63 63
30 Vitus Anggita
Yudhistira 8 24 25 5 12 74 74
31
Wahyuning Angger Mulya
Wati 10 32 25 5 16 88 88
32 Yoga Angga Permadi 8 24 20 5 16 73 73
33
Yohanes Krismasjatu
Kanigoro 8 24 20 4 12 68 68 Rata‐rata
Tabel 4.2 Aktivitas siswa pada siklus I
Grafik 4.1 Aktivitas siswa pada siklus I
Tabel 4.3 Keterampilan Cooperatif/Kerja sama siswa pada siklus I 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok Indikator
Rata-rata Mendeng a rka n Menulis Men g erja ka n Be rd is k u si B er ta n ya
1 3 2 3 3 2 52
2 2 2 3 2 2 44
3 2 3 3 3 2 52
4 2 2 2 2 2 40
5 3 2 3 3 2 52
6 3 2 3 3 2 52
7 3 2 3 3 2 52
Kelompok Indikator Ra ta-rata Me ng ha rga i pe nda pat Berba g i t u gas Mem b er i ke se mpa ta n pa da ora n g lai n be rb icar a Ke rjasama da la m ke lo mp ok K ema mp ua n menyampaika n inf o rmasi
1 3 3 3 3 2 56
2 2 2 3 2 2 44
3 3 3 3 3 2 56
4 2 2 2 2 3 44
5 3 3 3 3 2 56
6 3 3 3 3 3 100
7 3 3 3 3 3 100
8 2 2 2 2 2 40
Grafik 4.2 Keterampilan Cooperatif/Kerja sama siswa pada siklus I
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
c. Refleksi
1. Pada siklus I siswa masih kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
kontekstual.
2. Siswa masih kurang bekerja sama dengan teman dalam kelompok.
3. Kemampuan menulis karangan deskripsi siswa meningkat yaitu
terbukti dengan hasil menulis karangan deskripsi pada siklus 1 mencapai rata-rata 76,03 dengan siswa yang berhasil belajar tuntas sebanyak 75%.
2. Siklus II
a. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus yang kedua dilaksanakan pada hari Senin, 10 Mei 2010 di kelas IV B dengan jumlah siswa 33 orang. Pembelajaran berlangsung dengan pembelajaran kontekstual dan berpedoman pada rencana yang telah dibuat. Pada akhir siklus kedua diadakan evaluasi berupa menulis karangan deskripsi kepada siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah menerima pembelajaran kontekstual dari siklus pertama dan siklus kedua. Evaluasi diadakan pada tanggal 11 Mei 2010 dengan waktu 2 jam pelajaran.
b. Hasil Penelitian Siklus II
Penelitian pada siklus kedua ini dilakukan hanya satu hari, tetapi dijadikan dua kali pertemuan. Hal ini disebabkan peneliti melakukan PKM mandiri di kelas IV. Hasil yang didapat dari penelitian siklus kedua adalah nilai hasil karangan deskripsi siswa kelas IV sebagai berikut:
Tabel 4.3 tentang hasil ulangan pada siklus II
No. Nama Siswa
Kriteria Penilaian
judul isi organisasi isi
Pilihan kosa kata
ejaan skor
siswa nilai
1 Aldito Rino
Saputro 10 32 20 4 16 82 82
2
Andreas Edwin
Pradipta 10 32 25 5 16 88 88
3 Christian
Dedy Septiadi 8 32 20 4 16 80 80
4
Christian Wahyu
Pratama 10 32 25 5 16 88 88
5
ChristmasYub ilian Hari
Witandira 10 40 25 5 16 96 96
6
Dionisius Wisnu
Hendrawan 10 40 25 5 16 96 96
7 Eleonora
Aurora Alden 8 40 25 4 16 93 93
8 Elke Levinia
Pramesti 10 32 20 5 16 83 83
9 Emilianus
Risnantyo 10 40 20 5 16 91 91
10
Genta Launge Christe
Swarga 10 32 20 4 16 82 82
11 Hendricus
Dimas Yobel 10 32 25 5 16 88 88
No. Nama Siswa
Kriteria Penilaian
judul isi organisasi isi
Pilihan kosa kata
ejaan skor
siswa nilai
13 Isabela Krisanti 8 32 20 5 16 81 81
14 Klara Fitri
Herwanti 10 32 25 5 16 88 88
15 Kristoforus 10 40 25 5 16 96 96
17
Lucia Vania Yosefa
Herdiana 10 40 25 4 16 95 95
18
Maria Angelita Widna
Permatasari 8 32 20 4 16 80 80
19
Maria Bening Wohingati Yar
Lantri T 8 24 20 4 16 72 72
20 Maria Callista
Lovina 10 32 20 4 16 82 82
21 Nadya Dwi Septarinda 8 32 25 4 16 85 85
22
Nandhani Mulaning
Luga 10 32 25 5 16 88 88
23
Natalia Yusshinta Widyaningru
m 10 40 25 5 12 92 92
24 Nicolaus
Bimandaru 8 24 20 4 12 68 68
25 Odilia Lintang
Pratidina 8 24 20 4 16 72 72
26 Thomas
Amara Listu 10 32 20 4 16 82 82
27 Valerius Riko Hernawan 10 32 20 4 16 82 82
28
Vicentius Vernando Krisna
Pratama 10 32 25 5 16 88 88
29
Vicentius Raditya
Mahardika 8 24 25 4 16 77 77
30 Vitus Anggita
Yudhistira 10 32 25 5 16 88 88
31
Wahyuning Angger Mulya
No. Nama Siswa
Kriteria Penilaian
judul isi organisasi isi
Pilihan kosa kata
ejaan skor
siswa nilai
32 Yoga Angga 10 32 20 4 16 82 82
33
Yohanes Krismasjatu
Kanigoro 8 24 20 4 16 72 72
Rata‐rata
85.5 7576
Tabel 4.4 Aktivitas siswa pada siklus II
Kelompok Indikator
Ra ta-rata Me nde n g arka n Me nu li s M en g erj ak an Ber d is kus i Ber ta nya
1 4 3 4 4 3 72
2 4 3 4 4 4 76
3 4 4 4 4 4 100
4 4 3 4 4 3 72
5 4 3 4 4 3 72
6 4 4 4 4 4 100
7 4 4 4 4 4 100
Grafik 4.3 Aktivitas siswa pada siklus I
Tabel 4.5 Keterampilan Cooperatif/Kerja sama siswa pada siklus I
Kelompok Indikator
Ra ta-r ata Me ng har g ai p end ap at Berba g i tu ga s Mem b eri kesem p at an pa da ora ng lai n ber b ic ara Ker ja sama dala m ke lomp ok
Kemampuan menyam
paikan
inf
o
rmasi
1 4 4 4 4 3 76
2 4 4 4 4 3 76
3 4 4 4 4 4 100
4 3 3 3 3 4 64
5 4 4 4 4 3 76
6 4 4 4 4 4 100
7 4 4 4 4 4 100
8 3 3 3 3 3 60
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
c. Refleksi
1. Pada siklus II siswa sudah mulai aktif. Hal ini terlihat dari banyak
yang bertanya dan mencatat hal-hal yang penting.
2. Siswa sudah bekerja sama dengan baik dalam kelompok.
3. Kemampuan menulis karangan deskripsi siswa meningkat yaitu
terbukti dengan hasil menulis karangan deskripsi pada siklus 1 mencapai rata-rata 85,57 dengan siswa yang berhasil belajar tuntas sebanyak 100%. Peningkatan terjadi disebabkan karena menggunakan pendekatan kontekstual.
B. Pembahasan
Penelitian ini terbagi dalam 2 (dua) siklus, tiap siklus terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu rencana kegiatan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
1. Siklus I
a. Rencana Kegiatan
Pada rencana kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I yaitu menyiapkan Silabus, RPP, LKS, Rubrik penilaian, lembar observasi, dan lembar evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus yang pertama dilaksanakan pada hari Senin, 12 April 2010 dan 19 April 2010 di kelas IV B dengan jumlah siswa 33 orang. Pembelajaran berlangsung dengan pembelajaran kontekstual dan berpedoman pada rencana yang telah dibuat. Pada akhir siklus pertama diadakan evaluasi berupa menulis karangan deskripsi kepada siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah menerima pembelajaran kontekstual. Evaluasi diadakan pada tanggal 3 Mei 2010 dengan waktu 2 jam pelajaran.
c. Pengamatan
menunjukkan adanya kurang pemahaman pada materi yang disampaikan, maka aktivitas dan peran siswa kurang nampak dalam pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran belum maksimal. Hal ini disebabkan materi awal belum begitu dikuasai. Selain itu dalam hal keterampilan cooperatif masih kurang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dalam kelompok dan kurang mampu menyampaikan informasi. Hal ini disebabkan karena siswa kurang mendengarkan penjelasan guru dan kurang bertanya. Berikut data hasil observasi dari aktivitas siswa dan keterampilan kooperatif siswa pada kegiatan diskusi kelompok.
P