• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Caecilia Fani Sulistyaningrum

081134183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Caecilia Fani Sulistyaningrum

081134183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini untuk:

1. Keluargaku yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, doa dan harapan:

a. Drs. Edy Supriyanto b. Kismilarsih

c. Clara Lia Rahayuningrum d. Agustinus Wendy Hatmoko e. Denny Tersianto

f. Nicodemus Yordan Adheyanto

2. Sahabat-sahabatku, yang telah banyak memberikan motivasi : a. Suster Delima Laia (Sr. Ester)

b. Suster Anjarsari (Sr. Stefani) c. Suster Hetti Saragih

d. Suster Regina Nona e. Thomas Heri Supriyono f. Rike Artha Aprilia g. Ernawati

3. Teman-teman kuliah S1 PGSD angkatan 2008. 4. Universitas Sanata Dharma.

(6)

MOTTO

”Sesungguhnya berbahagialah manusia yang ditegur ALLAH: sebab itu janganlah

engkau menolak didikan yang MAHAKUASA”.

(Ayub

5

:

17)

”Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar

kepada pengertianmu sendiri”.

(Amsal 3 : 5)

”Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang

pengetahuan dan kepandaian”.

(Amsal 2 : 6)

”Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang

(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan

Tahun Pelajaran 2009-2010

Caecilia Fani Sulistyaningrum

Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis

karangan deskripsi siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun

Pelajaran 2009/2010 melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini lebih

mempertegas pada kemampuan menulis karangan deskripsi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat deskriptif

kuantitatif. Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan data dan pengolahan

data hasil evaluasi karangan deskripsi setiap akhir siklus. Teknik analisis data

menggunakan rata-rata kelas setiap siklus. Rata-rata kelas pada kondisi awal

hanya 67,42. Rata-rata kelas untuk siklus pertama mencapai 76,03. Siklus kedua

mencapai 85,57. Selanjutnya untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan

menulis karangan deskripsi setiap siklus menggunakan uji T dengan program

SPSS. Dengan adanya pendekatan kontekstual maka anak menjadi mampu dalam

menulis karangan deskripsi. Anak dapat menggunakan tanda baca yang benar,

dapat memilih kata yang tepat dan dapat menuangkan gagasan yang menarik. Hal

ini disebabkan karena lebih menekankan pada prinsip konstruktivisme, bertanya,

menemukan, masyarakat belajar, pemodelan dan refleksi.

(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Kasih-Nya

sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun

Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Kontekstual

dapat terselesaikan.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak

pihak yang telah memberikan sumbangan baik dalam bentuk pikiran, waktu,

tenaga dan motivasi kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pada

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Ketua Program Studi PGSD.

2.

Dr. B. Widharyanto, M. Pd., selaku pembimbing yang dengan penuh

kesabaran membimbing penulis.

3.

Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku pembimbing yang dengan penuh sabar

membimbing dan memotivasi penulis menyelesaikan skripsi.

4.

Bapak dan Ibu yang dengan sabar dan pengertian membimbing dan menjadi

sahabat terbaik dan selalu mendoakan diriku.

5.

Hr. Klidiatmoko, S. Pd. SD, selaku Kepala Sekolah SDK Wirobrajan yang

telah memberikan ijin penelitian di sekolah yang dipimpinnya.

6.

Siswa-siswi SDK Wirobrajan yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

7.

Seluruh pihak lain yang telah membantu penulis, tetapi tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat menambah

wawasan tentang perkembangan dunia pendidikan. Penulis menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan

senang hati menerima kritik dan saran dalam bentuk apapun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Yogyakarta,

29

Juni

2010

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

ii

HALAMAN PENGESAHAN...

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...

iv

HALAMAN MOTTO ...

v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIA KARYA...

vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

HALAMAN ABSTRAK... viii

HALAMAN ABSTRACT ...

ix

HALAMAN KATA PENGANTAR ...

x

HALAMAN DAFTAR ISI ...

xi

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah...

1

B.

Batasan Masalah Penelitian...

4

C.

Rumusan Masalah Penelitian ...

4

D.

Batasan Pengertian ...

5

E.

Pemecahan Masalah ...

5

F.

Tujuan Penelitian ...

6

G.

Manfaat Penelitian ...

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menurut KTSP

2006... 7

(13)

D.

Menulis... 11

E.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Menulis

Karangan ... 12

F.

Bentuk-Bentuk Karangan...

26

G.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis

Karangan Deskripsi Belajar Siswa...

28

H.

Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 30

I.

Kerangka Berfikir...

33

J.

Hipotesis Tindakan...

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Setting Penelitian...

35

B.

Desain Penelitian...

36

C.

Rencana Tindakan ...

37

D.

Pengumpulan Data ...

43

E.

Penyusunan Instrumen ...

43

F.

Teknik Analisis Data ...

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.

Hasil Penelitian...

48

B.

Pembahasan ... 58

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 71

B.

Saran... 72

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel no :

1.

Kriteria Keberhasilan (rata-rata kelas) ………... 37

2.

Data Hasil Tes Siklus I ... 49

3. Aktivitas Siswa Pada Siklus I ……….. 51

4. Keterampilan Cooperatif/Kerja Sama Siswa Pada Siklus I ………. 52

5.

Data Hasil Tes Siklus II ... 54

6. Aktivitas Siswa Pada Siklus I ……….. 56

7. Keterampilan Cooperatif/Kerja Sama Siswa Pada Siklus I ………. 57

8.

Data Ketuntasan Siklus I ... 60

9.

Data Ketuntasan Siklus II ... 64

10.

Peningkatan Prestasi dari Data Awal, Siklus I, Siklus II ... 66

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Silabus

2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

a.

RPP Siklus I

b.

RPP Siklus II

3.

Lembar Kerja Siswa Siklus I

4.

Lembar Evaluasi Siklus I

5.

Lembar Kerja Siswa Siklus II

6.

Lembar Evaluasi Siklus II

7.

Rubrik Penilaian

8.

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

9.

Lembar Observasi Keterampilan Cooperative/Bekerja Sama

10.

Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mutu pendidikan selalu meningkat seiring dengan situasi dan kondisi lingkungan yang ada, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa komponen yang berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar antara lain siswa, guru, kurikulum, pengelola sekolah, sarana dan proses pembelajaran (Djauzak, 1993:9). Salah satu komponen yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat meliputi pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan model pembelajaran.

(17)

dan menyimak. Menulis juga perlu memperhatikan penggunaan judul, isi gagasan yang dikemukakan, pilihan kosakata, serta penggunaan ejaan yang benar. Dengan latihan menulis secara terus menerus, maka siswa tidak akan merasa bahwa menulis itu sukar dan kompleks. Siswa akan merasa lebih mudah untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pendapat yang dimilikinya. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.

Pada kesempatan ini, penulis membahas tentang kemampuan menulis khususnya menulis karangan deskripsi. Dalam menulis karangan dibutuhkan adanya kepaduan, keruntutan, dan kelogisan antar kalimat dan antar paragraf, sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Menulis karangan deskripsi adalah sebuah keterampilan dalam bentuk tulisan yang memberikan perincian/melukiskan dari objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca (Groys Keraf, 1982:93).

(18)

banyak menyampaikan teori daripada melatih keterampilannya. Selain itu guru masih menggunakan pendekatan yang kurang bervariasi, sehingga siswa tidak mampu menulis dengan kreatif dalam menuangkan pikiran dan perasaannya. Akar permasalahan yang lainnya seperti kurang tersedianya sarana atau media pembelajaran yang menarik, guru kurang memberi motivasi pada siswa, dan perbendaharaan kosakata siswa masih kurang.

Dengan keadaan seperti di atas, maka tidak ada lagi suasana yang menyenangkan, selain itu siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Agar tidak terjadi hal demikian, seharusnya guru dapat mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Dengan demikian, guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis dengan baik. Secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, dan proaktif dalam melaksanakan proses pembelajaran.

(19)

kontekstual diharapkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan akan meningkat.

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa

Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010

Melalui Pendekatan Kontekstual“.

B. Batasan Masalah Penelitian

Tidak mungkin mengatasi masalah dalam waktu yang singkat dengan materi yang banyak. Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada materi KD 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV B SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Dengan demikian diharapkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi pada kompetensi dasar menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) melalui pendekatan kontekstual.

C. Rumusan Masalah Penelitian

(20)

menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ?

D. Batasan Pengertian

1. Kemampuan menulis adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

yang memerlukan wawasan atau pengetahuan serta keterampilan dalam menulis.

2. Karangan deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang memberikan

perincian dari objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca.

3. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang dilakukan oleh seseorang

untuk membantu mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa.

E. Pemecahan Masalah

(21)

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk “Mengetahui apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”.

G. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sekolah dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan guru dalam menerapkan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, agar dapat menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.

3. Bagi Siswa

(22)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menurut KTSP 2006

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Tarigan, 1984:1). Untuk mencapai tujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, maka siswa harus mempunyai kemampuan dalam berbahasa. Dalam KTSP 2006 tentang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 guru harus memfasilitasi siswa SD, agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan.

3. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emocional sosial.

4. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budipekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

5. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

(23)

B. Tujuan Pembelajaran Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Menurut KTSP 2006

Menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai tujuan yang tercantum dalam KTSP Nomor 22 Tahun 2006 tentang Stándar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Stándar Kompetensi Lulusan serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 khususnya dalam aspek menulis, yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaannya melalui karangan dari pikiran sendiri atau pengalamannya, serta menulis karangan berdasarkan topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

(24)

menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan judul yang sesuai dengan topik dan isi, mengembangkan gagasan dalam kalimat dan satuan paragraf yang runtut, serta memperhatikan penggunaan ejaan yang benar.

C. Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa yang lain

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Tarigan, 1984:1). Ke empat keterampilan berbahasa itu saling berkaitan. Agar mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hubungan antar keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat dilihat dari tabel berikut (Tarigan, 1984:2):

Keterampilan Berbahasa

Lisan dan Langsung

Tertulis dan Tidak Langsung Reseptif

(menerima pesan)

Menyimak Membaca

Produktif (menyampaikan pesan)

Berbicara Menulis

Tabel 2.1 Hubungan Empat Keterampilan Berbahasa

1. Hubungan antara menulis dan membaca

(25)

2. Hubungan antara menulis dan berbicara

Menulis dan berbicara keduanya sama-sama keterampilan berbahasa yang produktif, artinya penulis dan pembicara berperan sebagai penyampai pesan.

3. Hubungan antara menulis dan menyimak

Dalam menulis seseorang membutuhkan suatu ide atau gagasan untuk tulisannya. Hal tersebut dapat diperoleh dari pengetahuan. Pengetahuan dapat dicari dari banyak membaca, diskusi, melihat, mengamati dan mendengar. Sumber informasi atau pengetahuan yang didapat dengan cara mendengar diperoleh dengan cara menyimak.

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa ke empat keterampilan berbahasa merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat dibedakan. Dikatakan bahwa keterampilan berbahasa merupakan satu kesatuan, karena keterampilan berbahasa yang satu, terkait dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya.

(26)

menulis, bukan mengajarkan menulis. Dengan menggunakan kata kunci seperti itu, siswa dapat kita bawa dalam situasi yang menyenangkan yang dapat membuat siswa mulai menulis.

D. Menulis

Menurut pendapat beberapa penulis, menulis memiliki pengertian yang berbeda-beda, tetapi memiliki satu kesamaan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut :

a. Menurut Guntur Tarigan (1984:3-4) Menulis merupakan suatu

keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

b. Menurut Muchlisoh (1993:254) menulis ialah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang.

c. Menurut Bobbi DePorter (2006:179) menulis adalah aktivitas seluruh otak

yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika).

d. Menurut Kartono (2009:17) menulis adalah sebuah aktivitas yang

kompleks, bukan hanya sekedar mengguratkan kalimat-kalimat, tetapi lebih daripada itu. Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak/orang banyak.

(27)

berkomunikasi secara tidak langsung. Caranya dapat dilakukan dengan menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca. Agar dapat menghasilkan tulisan yang baik, maka penulis harus memiliki banyak pengetahuan, keterampilan menulis, dan kemauan. Pengetahuan menulis seseorang bisa didapat dari banyak membaca, banyak berdiskusi, banyak melihat, mengamati dan mendengar. Sedangkan keterampilan menulis didapat dari penggabungan antara daya otak dan daya tangan. Selain itu harus di dasari kemauan yang keras, karena tanpa adanya kemauan, maka seseorang tidak akan menulis. Kemauan dalam menulis sangat dibutuhkan oleh penulis, karena dengan membiasakan diri untuk terus menulis, dengan sendirinya kemampuan menulis akan terasah dengan baik.

E. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Menulis Karangan

Menurut The liang Gie (2002:3), menulis ialah membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu tanda kebahasaan dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Selain pengertian di atas, menulis juga dapat diartikan seperti mengarang.

(28)

Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami (The Liang Gie, 2002:3).

Kegiatan mengarang meliputi rangkaian perbuatan dari mengolah gagasan sampai menyusun kalimat, berbagai pengalaman dari pikiran yang cerah atau perasaan yang gembira atau kesal, dan sebuah naskah yang bisa bagus atau jelek (The Liang Gie, 1992 : 1).

Dilihat dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mengarang merupakan suatu proses kegiatan manusia dengan cara mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaannya dalam bentuk tulisan. Dalam menulis karangan harus jelas, karena kejelasan sangat penting diperlukan agar mudah dipahami oleh pembaca.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis dalam menulis karangan atau mengarang meliputi 4 unsur sebagai berikut :

1. Gagasan

Gagasan ini dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan melalui bahasa pikiran seseorang.

2. Tuturan

(29)

waktu kepada pembaca. (b) pelukisan, bentuk pengungkapan yang menggambarkan suatu objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca. Objek yang dimaksudkan di sini seperti mendeskripsikan tempat, watak, suasana, benda dan sebagainya. (c) pemaparan, bentuk pengungkapan yang menyajikan fakta-fakta secara teratur, logis, dan terpadu dengan maksud memberi penjelasan kepada pembaca mengenai sesuatu ide, persoalan, dan proses. (d) perbincangan, bentuk pengungkapan dengan maksud meyakinkan pembaca agar mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang diharapkan oleh pengarang.

3. Tatanan

Tatanan ialah tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai merencanakan kerangka karangan.

4. Wahana

Wahana ialah sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata.

(30)

digabungkan menjadi anak kalimat; sejumlah anak kalimat dapat membentuk sebuah kalimat; kemudian serangkaian kalimat tersebut dapat dirangkai membentuk alinea; alinea-alinea tersebut akhirnya dapat mewujudkan sebuah karangan. Penulisan dari sesuatu karangan ialah berupa kalimat. Tetapi, penulisan dari pikiran dalam karangan ialah alinea. Dengan kata lain, seorang penulis atau pengarang berpikir dalam kerangka alinea, tetapi menuliskan gagasan dalam susunan kalimat-kalimat. Proses gagasan menjadi karangan.

Dari pernyataan di atas mengenai unsur-unsur mengarang dan proses gagasan menjadi sebuah karangan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran menulis karangan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pemilihan judul

Dalam karangan formal, judul karangan harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul harus sesuai dengan persyaratan sebagai berikut (Sabarti, 1989: 10):

a. Harus sesuai dengan topik atau isi karangan

b. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda

c. Judul karangan diusahakan singkat

d. Judul harus dinyatakan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda

2. Penentuan pikiran utama

(31)

agar sebuah tulisan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan, dengan maksud agar tidak menyimpang dari pikiran utama.

Seperti dikemukakan oleh Vero Sudiati (1995:12), pikiran utama adalah pernyataan tentang suatu dari gagasan pokok atau pernyataan tentang pokok pangkal pembicaraan.

3. Penggunaan kata

Menurut Widyamartaya (1990), kata adalah kesatuan makna dengan bunyi. Kata mempunyai peranan yang penting dalam upaya memahami sebuah bacaan. Penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi pemahamannya terhadap bacaan.

Menurut Widyamartaya (1990), kata dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

a. Kata yang menimbulkan kemudahan

1. Menurut jenis

Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan jenisnya itu dikelompokkan menjadi:

a.1.1 Kata benda:

alam, alat, andil, batas, atlas, baterai, jiwa, beruang, elang, belalai, dagu, dahi, jati, kacang, kapas, gergaji, dan sebagainya. a.1.2 Kata kerja:

ambil, anggap, desak, bakar, bergaul, dirawat, dan sebagainya. a.1.3 Kata sifat:

(32)

a.1.4 Kata bilangan:

dua, sepuluh, lima belas, seratus, dan sebagainya. a.1.5 Kata depan:

di, ke, pada, dari, antara, seperti, dan sebagainya. a.1.6 Kata keterangan:

benar, baik.

2. Menurut bentuk

Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan bentuknya dikelompokkan menjadi:

a.2.1 Kata dasar:

bakar, alat, bengkak, ambil, anggap, busa, dan sebagainya. a.2.2 Kata berimbuhan:

dengan ber- : bergaul, berdusta, berekor;

dengan me- : mendaki, membalut;

dengan di- : dirawat, dibeli;

dengan ter : terikat, terjebak, tertimpa;

dengan pe- : pejuang, petani;

dengan me- dan per- : mempertajam, memperbanyak;

dengan –kan : andaikan;

dengan me- dan –kan : melainkan, membandingkan;

dengan di- dan –i : disenangi;

dengan di- dan –kan : dipergunakan, dirahasiakan;

(33)

dengan ber- dan –an : berjatuhan, berceceran;

dengan per- dan –an : permainan, permulaan;

dengan ke- dan –an : kedinginan, ketahuan;

dengan pe- dan –an : penjelasan, penegasan.

3. Menurut makna

Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan maknanya dikelompokkan menjadi:

alat, baterai, dagu, hati, garpu, busa, suling, dan sebagainya.

b. Kata yang menimbulkan kesukaran

1. Menurut jenis

Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan jenisnya itu dikelompokkan menjadi:

b.1.1 Kata sambung:

padahal, melainkan, sekalipun, dan sebagainya. b.1.2 Kata Ganti:

anda, beliau.

b.1.3 Kata keterangan:

semata-mata, seolah-olah, seakan-akan.

2. Menurut bentuk

Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan bentuk kata berimbuhan dikelompokkan menjadi:

b.2.1 akhiran -i:

(34)

b.2.2 akhiran dan “akhiran semu” yang berasal dari bahasa asing: -wan, -wati, -al, -isme, -isasi, misalnya: sukarelawan, seniwati, material, nasionalisme, globalisasi.

b.2.3 dua awalan, di- dengan per-: seperdua, seperempat, seperenam. b.2.4 dua awalan dan akhiran:

memperjuangkan, memperhatikan, memperingatkan.

4. Menurut makna

Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan makna yang merujuk pada suatu yang jauh dari lingkungan murid dikelompokkan menjadi:

antena,ganggang, tajuk, gema, baku, dan sebagainya.

4. Penulisan kalimat

Kalimat dalam karangan harus jelas dan mudah dipahami, agar orang lain yang membacanya tidak kesulitan menangkap maksud kalimat tersebut. Setiap kalimat pada suatu karangan pada dasarnya disusun oleh kata-kata. Susunan kata-kata tersebut mempunyai bagian-bagian yang berupa subyek, predikat, obyek, dan keterangan. Bagian-bagian kalimat tersebut akan dijelaskan seperti di bawah ini:

a. Subjek

(35)

diketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan apa, atau siapa yang dibicarakan dalam karangan (Yohanes, 1991:6). Berikut ini adalah beberapa contoh subjek:

- Berhitung tidak mudah.

- Merah adalah warna dasar.

b. Predikat

Predikat kalimat sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Ciri-ciri umum predikat terletak di belakang subyek serta berbentuk kata kerja (Yohanes, 1991). Berikut ini adalah beberapa contoh predikat:

- Ibu sedang makan di dapur.

- Gempa Minggu lalu keras sekali.

- Ayah saya lurah desa Kajen.

c. Obyek

Kehadiran obyek dalam kalimat tergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas obyek itu sendiri. Obyek pada umumnya berbentuk kata benda, atau di belakang kata tugas “oleh” dalam kalimat pasif (Yohanes, 1991). Contoh dari objek adalah :

- Santi memanggil orang lain.

d. Keterangan

(36)

seperti keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan tujuan (Yohanes, 1991). Berikut ini adalah beberapa contoh keterangan :

- Kemarin ada ulangan IPS.

- Dia memotong rambut di kamar.

- Susi memotong kertas dengan gunting.

5. Pembentukan paragraf

Paragraf pada dasarnya merupakan istilah lain dari alinea. Menurut Mustakim (1994:112), paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat.

Syarat-syarat paragraf yang baik menurut Mustakim (1994:115) hendaknya dapat memenuhi dua kriteria atau persyaratan, sebagai berikut: kesatuan dan kepaduan. Kesatuan, menyangkut keeratan hubungan makna antargagasan dalam sebuah paragraf. Paragraf bisa tersusun dari beberapa buah kalimat yang saling berhubungan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh untuk menyampaikan suatu maksud. Dengan demikian, untuk membuat suatu paragraf yang baik, kalimat-kalimat yang disusun hendaknya berhubungan, sehingga arti atau maksud tersebut menjadi jelas. Kepaduan, menyangkut keeratan hubungan antarkalimat dalam paragraf dari segi bentuk atau strukturnya, logis, dan mudah dipahami. Kepaduan dapat dilihat dari kalimat-kalimatnya yang terangkai dengan baik.

(37)

ditandai dengan permulaan kalimat yang menjorok ke dalam, Kedua, perenggangan, yaitu dengan memberi jarak tertentu antara paragraf yang satu dan yang lain, Ketiga, penanda yang dilakukan dengan cara mencampurkan atau menggabungkan penanda pertama dan penanda kedua. Penanda paragraf gabungan ini dimulai dengan kalimat pertama menjorok ke dalam dan pada akhir paragraf diberi jarak yang lebih renggang daripada jarak spasi yang digunakan pada karya tulisan yang bersangkutan. Sebagai contoh, perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.1 Paragraf menjorok ke dalam

Gambar 2.2 Paragraf merenggang

Gambar 2.3 Paragraf gabungan

……… ……… ………  ……… ………..……… ………... 

……… ……… ………

……… 

……… ………..………

……… ……… ……… 

(38)

6. Penggunaan ejaan dan tanda baca

Menurut Muchlisoh (1993:308), ejaan adalah keseluruhan peraturan/sistem penulisan bunyi-bunyi bahasa. Pengertian di atas sejalan dengan pendapat Djago Tarigan, yaitu: Ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa (Djago Tarigan, 1986:2). Ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia saat ini adalah ejaan yang disempurnakan (EYD)

Menurut Muchlisoh (1993:310), Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan dalam sebuah bacaan. Tanda baca yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu: (a) tanda titik (.), (b) tanda koma (,), (c) tanda titik koma (;), (d) tanda titik dua (:), dan (e) tanda hubung (-), (f) tanda seru (!), (g) tanda tanya (?).

Penjelasan dari macam-macam tanda baca antara lain sebagai berikut (Tarigan, 1985:143):

a. Titik (.)

(39)

b. Koma (,)

Tanda koma digunakan untuk menyatakan jeda sejenak; untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat; di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat; dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, dan sebagainya;untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat; di antara tempat dan alamat, tempat dan tanggal yang ditulis berurutan; untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunan dalam pustaka; di antara tempat penerbitan, nama penerbitan dan tahun penerbitan, di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya; di muka angka persepuluh dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan; untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi; di antara unsur-unsur pemerincian atau pembilangan; untuk memisahkan kalimat setara yang didahului tetapi melainkan.

c. Titik koma (;)

Titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

d. Titik dua (:)

(40)

e. Tanda hubung (-)

Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris; menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris; menyambung unsur-unsur kata ulang; menyambung huruf kata yang dieja satu-satu; memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan merangkaikan unsur Bahasa Indonesia dengan unsur Bahasa Asing.

f. Tanda seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah.

g. Tanda tanya (?)

Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Dengan demikian tanda baca tidak boleh diabaikan dalam tulis-menulis, karena dengan tanda baca penulis dapat menyampaikan maksudnya dengan lebih jelas. Sedangkan untuk pembacanya dapat menangkap pesan yang disampaikan oleh penulis.

Kriteria yang digunakan oleh peneliti untuk menelaah karangan deskripsi berdasarkan unsur-unsur karangan, sebagai berikut :

Unsur Karangan Kriteria

Judul

(41)

Unsur Karangan Kriteria

Isi gagasan yang dikemukakan

Berdasarkan objek yang diamati seperti mendeskripsikan watak seseorang, suasana, tempat dan benda

Organisasi isi

Antara paragraf runtut dan terpadu,setiap paragraf

mempunyai satu gagasan pokok, minimal terdapat dua kalimat dalam satu paragraf

Pilihan kosa kata Pilihan kata yang tepat

Ejaan

Penulisan huruf capital tepat Pemakaian huruf yang tepat Penggunaan tanda baca yang tepat Penggunaan kata sambung

Penggunaan kata depan

F. Bentuk-Bentuk Karangan

(42)

mempunyai kesamaan yaitu, menulis tentang sesuatu atau membeberkan sesuatu sebenarnya. Penjelasannya dapat dilihat di bawah ini:

1. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan

dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Gorys Keraf, 2001:136).

2. Karangan deskrispsi adalah sebuah bentuk tulisan yang memberikan

perincian/melukiskan dari objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca (Gorys Keraf, 1982:93). Berdasarkan tujuannya, deskripsi dibagi menjadi dua macam, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis. Dalam deskripsi sugestif penulis bermaksud menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca. Tujuannya untuk menggambarkan ciri, sifat,watak dari objek tersebut. Dengan kata lain deskripsi sugestif berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imajinasi pembaca. Sedangkan deskripsi teknis atau ekspositoris bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi mengenai objeknya, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut (Groys Keraf, 1982:94).

3. Karangan eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan yang berusaha untuk

(43)

4. Karangan argumentasi adalah usaha membuktikan suatu kenenaran sebagai digariskan dalam proses penalaran pembicara/penulis. Karangan argumentasi juga biasa disebut sebagai suatu proses untuk mencapai suatu kesimpulan (Gorys Keraf, 1982:120).

5. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk menyakinkan

seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini/ pada waktu yang akan datang.upaya yang bisa digunakan untuk menyakinkan seseorang denga menyodorkan bukti-bukti (Gorys Keraf, 1982:118).

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Belajar Siswa

(44)

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa,seperti kondisi di lingkungan sekitar siswa (keluarga, sekolah dan masyarakat). Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar siswa adalah proses belajar mengajar di sekolah. Menurut Djago Tarigan (1987:4) proses belajar mengajar adalah suatu proses kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi program pengajaran. Ketiga proses kegiatan tersebut selalu menjadi satu kesatuan dalam proses belajar mengajar yang saling berhubungan. Hal ini dapat dilihat bahwa tanpa adanya satu proses kegiatan pembelajaran, maka proses belajar mengajar menjadi kurang sistematis dan kurang efektif.

(45)

pengajaran. Sedangkan faktor pendekatan belajar adalah cara belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

H. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Aspek-aspek kebahasan di dalam praktek penggunaan bahasa akan selalu tampil bersama, baik dalam situasi formal maupun dalam situasi non formal. Melihat kenyataan tersebut, maka dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, diterapkan suatu pendekatan yang dalam pelaksanaannya memadukan aspek-aspek bahasa.pendekatan itu disebut pendekatan kontekstual.

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Selain itu mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Masnur, 2009:41). Pembelajaran kontekstual mempunyai landasan yang berupa konstruktivisme. Konstruktivisme adalah belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta yang mereka alami dalam kehidupannya (Masnur, 2009:41).

(46)

menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis, dan guru kreatif.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran kontekstual dapat diarahkan pada ketercapainya keterampilan dalam konteks kehidupan nyata yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah, sehingga membuat suasana belajar tidak membosankan. Selain itu dengan pembelajaran demikian akan memberikan pengalaman yang lebih bermakna kepada siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan kritis. Pembelajaran kontekstual juga dapat memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan antara satu dengan yang lainnya.

Menurut Trianto (2009:107) pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran. Dikatakan sebagai pendekatan karena mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Dengan pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa. Sehingga siswa dapat membangun pengetahuan yang mereka dapat dan menerapkannya dalam pembelajaran seumur hidup.

(47)

(pemodelan), (f) reflection (memberikan refleksi atau umpan balik), (g) authentic assessment (penilaian yang sebenarnya ketika pembelajaran berlangsung).

Menurut Masnur (2009:44) setiap komponen utama kontekstual mempunyai prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip dasar yang dimaksud dapat dilihat dari penjelasan berikut:

a. Konstruktivisme

Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan pada pemahaman sendiri secara aktif dan kreatif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Pemahaman siswa akan berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila diuji dengan pengalaman baru. Pengalaman baru didapat dari menemukan, menerapkan idenya sendiri, dan menerapkan strateginya sendiri dalam belajar.

b. Bertanya

Dalam pembelajaran, kegiatan bertanya berguna untuk menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa, mengetahui kadar keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang diketahui siswa, dan memfokuskan perhatian siswa.

c. Menemukan

(48)

d. Masyarakat Belajar

Hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Dengan melakukan kerja sama dalam bentuk diskusi atau tukar pendapat dengan orang lain, maka dapat saling memberi dan saling menerima informasi.

e. Pemodelan

Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan mantap apabila ada model atau contoh yang dapat ditiru. Model yang dimaksud dapat berupa hasil karya atau model penampilan.

f. Refleksi

Mengukur sejauh mana siswa dapat menangkap pengetahuan yang baru.

g. Penilaian Autentik

Penilaian autentik digunakan untuk mengetahui perkembangan pengalaman siswa dan untuk mengukur keterampilan siswa.

I. Kerangka Berfikir

Realita di lapangan yang menujukkan begitu besarnya masalah yang dihadapi siswa dalam menulis khususnya menulis karangan deskripsi. Masalah ini dapat terjadi karena banyak unsur yang harus dikuasai mereka. Agar dapat menghasilkan karangan yang baik dan memuaskan maka guru perlu melakukan upaya untuk memecahkan masalah tersebut.

(49)

melakukan pembaharuan, antara lain dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang mempunyai beberapa keunggulan dalam menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan tidak membosankan. Selain itu dapat merangsang keaktifan siswa dalam menulis karangan deskripsi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat bahwa karangan deskripsi lebih menekankan pada panca indera atau pengamatan. Dengan menggunakan panca indera siswa mampu menemukan sendiri objek yang dilihat, dirasakan dan diraba. Selain itu merangsang siswa untuk aktif bertanya. Secara ringkas siswa akan lebih mudah menerima hal-hal yang konkrit atau model untuk ditiru. Sehingga pendekatan kontekstual dapat membantu meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV.

J. Hipotesis Tindakan

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu upaya guru dalam berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak atau kurang memuaskan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di kelas (Kasbolah, 2001:9). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

2. Waktu Penelitian

(51)

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SD Kanisius Wirobrajan yang berada di Jl. Hos Cokroaminoto 8 Yogyakarta.

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan, yang berjumlah 33 siswa, terdiri atas 14 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Subjek penelitian ini memiliki kemampuan yang berbeda-beda, yaitu ada sebagian siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

B. Desain Penelitian

1. Model Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (Wijaya Kusumah, 2009).

(52)

2. Rencana banyaknya siklus

Rencana akan dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Waktu untuk satu kali pertemuan adalah dua jam pelajaran. Setiap siklus akan diakhiri dengan evaluasi (menulis karangan deskripsi).

3. Kriteria keberhasilan

Kriteria keberhasilan dilihat dari rata-rata kelas setiap akhir siklus. Jika kondisi awal rata-rata ketuntasan/keberhasilan kelas 67,42 maka pada kondisi akhir rata-rata ketuntasan/keberhasilan kelas yang diharapkan 85. Di bawah ini adalah tabel kriteria keberhasilan:

Kriteria Keberhasilan

Rata-rata kelas yang diharapkan

Kondisi Awal 67,42

Akhir Siklus 1 78,5

Akhir Siklus 2 85

Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan

C. Rencana Tindakan

1. Persiapan

a. Menentukan SK, KD sesuai materi pembelajaran

b. Menyusun Silabus, RPP, LKS, Rubrik Penilaian, lembar evaluasi

(53)

d. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dengan pembelajaran kontekstual dan lembar observasi keterampilan cooperative/bekerja sama

2. Rencana Tindakan tiap siklus

a. Siklus I pertemuan pertama

1. Rencana Tindakan

a. Menjelaskan KBM secara umum.

b. Membentuk kelompok (8 kelompok @ 4-5 siswa).

c. Memberikan beberapa masalah mengenai karangan deskripsi

yang belum diberi tanda baca dan judul.

d. Diskusi kelompok, menemukan ejaan yang masih salah.

e. Membahas hasil kerja siswa (dilihat dari memberikan judul,

tanda baca, ejaan dan kosa kata).

f. Bertanya

g. Menulis catatan penting berdasarkan hasil kerja siswa yang

telah dikoreksi

h. Menarik kesimpulan

2. Pelaksanaan

Peneliti merealisasikan rencana pada siklus I pertemuan pertama dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.

3. Observasi

(54)

b. Memantau diskusi/kerja sama antarsiswa dalam kelompok

c. Mengamati proses transfer kelompok

d. Mengamati pemahaman masing-masing siswa

4. Refleksi

a. Mencatat hasil observasi

b. Mengevaluasi hasil observasi

c. Menganalisis hasil pembelajaran

d. Memperbaiki kelemahan untuk pertemuan berikutnya

b. Siklus I pertemuan kedua

1. Rencana Tindakan

a. Menjelaskan KBM secara umum.

b. Membentuk kelompok (8 kelompok @ 4-5 siswa).

c. Memberikan beberapa masalah tentang menentukan kalimat

utama dalam paragraf.

d. Diskusi kelompok, menemukan kalimat utama dalam paragraf.

e. Membahas hasil kerja siswa.

f. Memperbaiki hasil kerja siswa.

g. Bertanya pada guru/teman.

h. Membacakan hasil pekerjaan siswa yang telah dikoreksi.

(55)

2. Pelaksanaan

Peneliti merealisasikan rencana pada siklus I pertemuan kedua dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.

3. Observasi

a. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran kontekstual.

b. Memantau diskusi/kerja sama antarsiswa dalam kelompok.

c. Mengamati proses transfer kelompok.

d. Mengamati pemahaman masing-masing siswa.

4. Refleksi

a. Mencatat hasil observasi.

b. Mengevaluasi hasil observasi.

c. Menganalisis hasil pembelajaran.

d. Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya

c. Siklus II pertemuan pertama

1. Rencana Tindakan

a. Penjelasan umum KBM dan informasi hasil pada siklus 1

b. Membentuk kelompok (8 kelompok @ 4-5 siswa)

c. Memberikan masalah tentang mengembangkan isi karangan

dengan membuat kerangka karangan.

d. Diskusi kelompok

e. Bertanya pada guru/teman

(56)

g. Membahas hasil kerja siswa, dengan menemukan kalimat utama, mengkoreksi penulisan judul, isi, dan penggunaan ejaan

h. Menarik kesimpulan

2. Pelaksanaan

Peneliti merealisasikan rencana pada siklus II pertemuan pertama dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.

3. Observasi

a. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran kontekstual

b. Memantau diskusi/kerja sama antarsiswa dalam kelompok

c. Mengamati proses transfer informasi

d. Mengoptimalkan peran aktif seluruh siswa

e. Mengamati pemahaman masing-masing siswa

4. Refleksi

a. Mencatat hasil observasi

b. Mengevaluasi hasil observasi

c. Menganalisis hasil pembelajaran

d. Memperbaiki kelemahan untuk pertemuan berikutnya

d. Siklus II pertemuan kedua

1. Rencana Tindakan

a. Menjelaskan KBM secara umum.

(57)

c. Memberikan topik tentang keadaan jalan saat musim hujan.

d. Mengerjakan lembar kerja

e. Membaca hasil kerja siswa

f. Diskusi kelompok, membahas hasil kerja siswa dengan

mengkoreksi penulisan judul, isi, dan penggunaan ejaan

g. Membacakan hasil kerja siswa yang telah dikoreksi

h. Bertanya

i. Menarik kesimpulan

2. Pelaksanaan

Peneliti merealisasikan rencana pada siklus II pertemuan kedua dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.

3. Observasi

a. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran kontekstual

b. Memantau diskusi/kerja sama antarsiswa dalam kelompok

c. Mengamati proses transfer informasi

d. Mengoptimalkan peran aktif seluruh siswa

e. Mengamati pemahaman masing-masing siswa

4. Refleksi

a. Mencatat hasil observasi

b. Mengevaluasi hasil observasi

c. Menganalisis hasil pembelajaran

(58)

D. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini memerlukan beberapa data, yaitu (1) skor pre-test (kemampuan awal), (2) skor evaluasi setiap siklus. Sedangkan catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan kerjasama/keterampilan kooperatif siswa, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi. Pengumpulan data tidak dilakukan sendiri, tetapi dilakukan bersama pengamat saat melakukan proses pembelajaran di kelas.

E. Penyusunan Instrumen

Semua instrumen dikembangkan sendiri. Dalam penelitian ini digunakan jenis instrumen yaitu:

1. Instrumen pengumpulan data yang berupa hasil observasi/lembar

pengamatan kegiatan pembelajaran (lihat lampiran).

2. Rubrik penilaian

Rubrik penilaian ini menggunakan model dari Hartfield dalam Nurgiyantoro (1994)

No Aspek Bobot Skor

Maksimum

1. Judul 2 10

2. Isi gagasan 8 40

3. Organisasi isi 5 25

4. Pilihan kosa kata 1 5

5. Ejaan 4 20

(59)

Kriteria Penilaian dari tabel di atas sebagai berikut:

Aspek Skor Kriteria

Judul 5

4

3 2

Sangat Baik: judul sesuai dengan topik, isi, jelas, singkat, bentuk frase

Cukup- Baik: ada 1 atau 2 unsur yang tidak ada

Sedang-Cukup: ada 3 unsur yang tidak ada Sangat Kurang: lebih dari 3 unsur tidak ada

Isi gagasan 5

4

3

2

Sangat Baik: isi gagasan sesuai dengan bentuk karangan deskripsi (sesuai dengan cirri-ciri suatu benda yang diamati)

Cukup- Baik: isi gagasan terdapat dua bentuk karangan

Sedang-Cukup: isi gagasan terdapat tiga bentuk karangan

Sangat Kurang: isi gagasan terdapat empat bentuk karangan deskripsi

Organisasi isi 5

4

3

2

Sangat Baik: Antara paragraf runtut dan terpadu, setiap paragraf mempunyai satu gagasan pokok, minimal terdapat dua kalimat dalam satu paragraf.

Cukup- Baik: kurang runtut antar paragraf tetapi gagasan pokok terlihat

Sedang-Cukup: gagasan kacau, tidak runtut/terpotong-potong

Sangat Kurang: tidak runtut antar paragraf, tidak ada gagasan pokok

Pilihan kosa kata 5 4 3 2

Sangat Baik: pilihan kata yang tepat, kosa kata bervariasi

Cukup- Baik: pilihan kata kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak merusak makna, kosa kata cukup

Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan merusak makna, kosa kata terbatas

Sangat Kurang: pilihan kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosa kata rendah

(60)

F

F. Teknik A A guru dan pengump baik sec siswa te Observa siswa sel T data has penarika 2006: 10

a. Nila

Skor

Analisis Da Analisis data

n observasi y pulan data b

ara individu elah mengu si dilakukan lama proses eknik analis il evaluasi k an kesimpul 06) : ai rata-rata d

= 4 3 2 ata dalam pene yang akan d berupa tes ya ual maupun uasai pelaja n untuk me pembelajara sa data dim karangan de lan dapat di

ihitung deng x 100 kesalahan pemakaian penggunaa depan) Cukup- B kesalahan makna Sedang-C ejaan, mak Sangat Ku penulisan, tulisan tida

elitian ini m dilakukan ole aitu untuk m

klasikal dan aran yang d engetahui ke

an.

mulai dari pe skripsi setia icari dengan

gan rumus:

ejaan (pen n huruf, pen an kata samb

aik: kadang

ejaan tetapi

ukup: sering

kna kabur urang: tidak

terdapat ban ak terbaca

menggunakan eh rekan sej mengetahui ke

n untuk men diberikan d egiatan yang

engumpulan ap akhir siklu

n rumus seb

nulisan huru nggunaan ta bung, pengg

-kadang terj tidak menga

g terjadi kes

k menguasai nyak kesalah

n tes yang d awat. Pengg etuntasan be ngetahui seb dalam waktu

g dilakukan

n data dan p us, penyajia bagai beriku uf kapital, anda baca, gunaan kata adi aburkan salahan aturan han ejaan, dibuat oleh gunaan alat elajar siswa berapa baik u tertentu. n guru dan

(61)

Kete ∑ X Skor b. Men Me = Kete Me ∑ X n Setelah rata-rata konteks SPSS. U t-hitu Sd = erangan : = =

r Maks =

nentukan rat

=

erangan :

= mean (r

= sigma (

= nilai pe

= jumlah

mencari ni a karangan d

tual. Menca Uji ini dirum

ung =

sigma (baca

= skor yang d kata, ejaan) skor maksim a-rata kelas: rata-rata) (baca jumlah erolehan sem individu lai rata-rata deskripsi seb ari hasil uji b muskan sebag d = X1

d = a jumlah) diperoleh tiap ) mum 100 h) mua siswa a, kemudian belum dan s beda dapat di gai berikut (B 1 – X2

p siswa (jud

mencari ha sesudah men ihitung deng Bhuono, 200

dul, isi, organ

asil uji beda nggunakan p gan uji T pad 05: 30):

nisasi, kosa

(62)

Keteran t = nilai d = rata sd = stan n = jum

T data dan

c. Nila

Skor

Skor = ngan:

i yang dihitu -rata ndar deviasi mlah anggot

eknik analis n penarikan k ai rata-rata d

=

= 15/15 x 100

ung, selanjutn

i/simpangan a sampel

sa data obs kesimpulan d

ihitung deng

x 100

0 = 100

nya disebut t

baku ervasi diam dapat dicari gan rumus: t hitung

mbil setiap a dengan rumu

akhir siklus, us sebagai b

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Kontekstual” dilaksanakan selama satu bulan. Dimulai pada tanggal 12 April 2010 sampai dengan 11 Mei 2010.

1. Siklus I

a. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus yang pertama dilaksanakan pada hari Senin, 12 April 2010 dan 19 April 2010 di kelas IV B dengan jumlah siswa 33 orang. Pembelajaran berlangsung dengan pembelajaran kontekstual dan berpedoman pada rencana yang telah dibuat. Pada akhir siklus pertama diadakan evaluasi berupa menulis karangan deskripsi kepada siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah menerima pembelajaran kontekstual. Evaluasi diadakan pada tanggal 3 Mei 2010 dengan waktu 2 jam pelajaran.

(64)

b. Hasil Penelitian Siklus I

Setelah dilakukan penelitian selama dua kali pertemuan, hasil yang didapat dari penelitian siklus pertama untuk nilai hasil karangan deskripsi siswa kelas IV sebagai berikut:

Tabel 4.1 hasil karangan deskripsi pada siklus 1

No.  Nama Siswa 

Kriteria Penilaian 

judul  Isi  organisasi  isi 

Pilihan 

kosa kata  ejaan  skor  siswa  nilai 

1 Aldito Rino

Saputro 6  24  20  5  12  67  67 

2 Andreas Edwin

Pradipta 8  24  20  4  12  68  68 

3 Christian Dedy

Septiadi 8  24  20  4  12  68  68 

4

Christian Wahyu

Pratama 8  24  20  5  12  69  69 

5

ChristmasYubili an Hari

Witandira 10  32  25  5  16  88  88 

6

Dionisius Wisnu

Hendrawan 10  32  25  5  16  88  88 

7 Eleonora

Aurora Alden 10  32  25  5  16  88  88 

8 Elke Levinia

Pramesti 8  24  20  5  12  69  69 

9 Emilianus

Risnantyo 10  32  20  5  16  83  83 

10 Genta Launge

Christe Swarga 10  32  25  5  16  88  88 

11 Hendricus

Dimas Yobel 6  24  20  5  12  67  67 

12 Imanuel

Echagusta 10  32  25  5  16  88  88 

13 Isabela Krisanti

Padma Reta 8  24  15  4  8  59  59 

14 Klara Fitri

Herwanti 10  24  25  5  16  80  80 

15 Kristoforus

(65)

judul  Isi  organisasi  isi 

Pilihan 

kosa kata  ejaan  skor  siswa  nilai  16  Lucia Citra  10  32  25  5  16  88  88 

17

Lucia Vania Yosefa

Herdiana 10  32  25  5  16  88  88 

18

Maria Angelita Widna

Permatasari 6  32  15  4  8  65  65 

19

Maria Bening Wohingati Yar

Lantri T 6  32  15  4  8  65  65 

20 Maria Callista

Lovina 8  32  15  4  8  67  67 

21 Nadya Dwi Septarinda 10  32  20  4  12  78  78  22 Nandhani

Mulaning Luga 8  24  20  5  12  69  69 

23

Natalia Yusshinta

Widyaningrum 10  32  25  5  16  88  88 

24 Nicolaus

Bimandaru 10  32  20  4  16  82  82 

25 Odilia Lintang

Pratidina 8  24  15  4  12  63  63 

26 Thomas Amara Listu 10  32  20  4  16  82  82  27 Valerius Riko

Hernawan 10  32  20  4  16  82  82 

28

Vicentius Vernando

Krisna Pratama 8  24  20  4  12  68  68 

29

Vicentius Raditya

Mahardika 8  24  15  4  12  63  63 

30 Vitus Anggita

Yudhistira 8  24  25  5  12  74  74 

31

Wahyuning Angger Mulya

Wati 10  32  25  5  16  88  88 

32 Yoga Angga Permadi 8  24  20  5  16  73  73 

33

Yohanes Krismasjatu

Kanigoro 8  24  20  4  12  68  68  Rata‐rata 

(66)

Tabel 4.2 Aktivitas siswa pada siklus I

Grafik 4.1 Aktivitas siswa pada siklus I

Tabel 4.3 Keterampilan Cooperatif/Kerja sama siswa pada siklus I 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3 

Kelompok 4

Kelompok 5 

Kelompok 6

Kelompok 7

Kelompok 8

Kelompok Indikator

Rata-rata Mendeng a rka n Menulis Men g erja ka n Be rd is k u si B er ta n ya

1 3 2 3 3 2 52

2 2 2 3 2 2 44

3 2 3 3 3 2 52

4 2 2 2 2 2 40

5 3 2 3 3 2 52

6 3 2 3 3 2 52

7 3 2 3 3 2 52

(67)

Kelompok Indikator Ra ta-rata Me ng ha rga i pe nda pat Berba g i t u gas Mem b er i ke se mpa ta n pa da ora n g lai n be rb icar a Ke rjasama da la m ke lo mp ok K ema mp ua n menyampaika n inf o rmasi

1 3 3 3 3 2 56

2 2 2 3 2 2 44

3 3 3 3 3 2 56

4 2 2 2 2 3 44

5 3 3 3 3 2 56

6 3 3 3 3 3 100

7 3 3 3 3 3 100

8 2 2 2 2 2 40

Grafik 4.2 Keterampilan Cooperatif/Kerja sama siswa pada siklus I

  0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 7

(68)

c. Refleksi

1. Pada siklus I siswa masih kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran

kontekstual.

2. Siswa masih kurang bekerja sama dengan teman dalam kelompok.

3. Kemampuan menulis karangan deskripsi siswa meningkat yaitu

terbukti dengan hasil menulis karangan deskripsi pada siklus 1 mencapai rata-rata 76,03 dengan siswa yang berhasil belajar tuntas sebanyak 75%.

2. Siklus II

a. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus yang kedua dilaksanakan pada hari Senin, 10 Mei 2010 di kelas IV B dengan jumlah siswa 33 orang. Pembelajaran berlangsung dengan pembelajaran kontekstual dan berpedoman pada rencana yang telah dibuat. Pada akhir siklus kedua diadakan evaluasi berupa menulis karangan deskripsi kepada siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah menerima pembelajaran kontekstual dari siklus pertama dan siklus kedua. Evaluasi diadakan pada tanggal 11 Mei 2010 dengan waktu 2 jam pelajaran.

(69)

b. Hasil Penelitian Siklus II

Penelitian pada siklus kedua ini dilakukan hanya satu hari, tetapi dijadikan dua kali pertemuan. Hal ini disebabkan peneliti melakukan PKM mandiri di kelas IV. Hasil yang didapat dari penelitian siklus kedua adalah nilai hasil karangan deskripsi siswa kelas IV sebagai berikut:

Tabel 4.3 tentang hasil ulangan pada siklus II

No.  Nama Siswa 

Kriteria Penilaian 

judul  isi  organisasi  isi 

Pilihan  kosa  kata 

ejaan skor 

siswa  nilai 

1 Aldito Rino

Saputro 10  32  20  4  16  82  82 

2

Andreas Edwin

Pradipta 10  32  25  5  16  88  88 

3 Christian

Dedy Septiadi 8  32  20  4  16  80  80 

4

Christian Wahyu

Pratama 10  32  25  5  16  88  88 

5

ChristmasYub ilian Hari

Witandira 10  40  25  5  16  96  96 

6

Dionisius Wisnu

Hendrawan 10  40  25  5  16  96  96 

7 Eleonora

Aurora Alden 8  40  25  4  16  93  93 

8 Elke Levinia

Pramesti 10  32  20  5  16  83  83 

9 Emilianus

Risnantyo 10  40  20  5  16  91  91 

10

Genta Launge Christe

Swarga 10  32  20  4  16  82  82 

11 Hendricus

Dimas Yobel 10  32  25  5  16  88  88 

(70)

No.  Nama Siswa 

Kriteria Penilaian 

judul  isi  organisasi  isi 

Pilihan  kosa  kata 

ejaan skor 

siswa  nilai 

13  Isabela Krisanti  8  32  20  5  16  81  81 

14 Klara Fitri

Herwanti 10  32  25  5  16  88  88 

15 Kristoforus 10  40  25  5  16  96  96 

17

Lucia Vania Yosefa

Herdiana 10  40  25  4  16  95  95 

18

Maria Angelita Widna

Permatasari 8  32  20  4  16  80  80 

19

Maria Bening Wohingati Yar

Lantri T 8  24  20  4  16  72  72 

20 Maria Callista

Lovina 10  32  20  4  16  82  82 

21 Nadya Dwi Septarinda 8  32  25  4  16  85  85 

22

Nandhani Mulaning

Luga 10  32  25  5  16  88  88 

23

Natalia Yusshinta Widyaningru

m 10  40  25  5  12  92  92 

24 Nicolaus

Bimandaru 8  24  20  4  12  68  68 

25 Odilia Lintang

Pratidina 8  24  20  4  16  72  72 

26 Thomas

Amara Listu 10  32  20  4  16  82  82 

27 Valerius Riko Hernawan 10  32  20  4  16  82  82 

28

Vicentius Vernando Krisna

Pratama 10  32  25  5  16  88  88 

29

Vicentius Raditya

Mahardika 8  24  25  4  16  77  77 

30 Vitus Anggita

Yudhistira 10  32  25  5  16  88  88 

31

Wahyuning Angger Mulya

(71)

No.  Nama Siswa 

Kriteria Penilaian 

judul  isi  organisasi  isi 

Pilihan  kosa  kata 

ejaan skor 

siswa  nilai 

32 Yoga Angga 10  32  20  4  16  82  82 

33

Yohanes Krismasjatu

Kanigoro 8  24  20  4  16  72  72 

      Rata‐rata 

85.5 7576 

Tabel 4.4 Aktivitas siswa pada siklus II

Kelompok Indikator

Ra ta-rata Me nde n g arka n Me nu li s M en g erj ak an Ber d is kus i Ber ta nya

1 4 3 4 4 3 72

2 4 3 4 4 4 76

3 4 4 4 4 4 100

4 4 3 4 4 3 72

5 4 3 4 4 3 72

6 4 4 4 4 4 100

7 4 4 4 4 4 100

(72)

Grafik 4.3 Aktivitas siswa pada siklus I

Tabel 4.5 Keterampilan Cooperatif/Kerja sama siswa pada siklus I

Kelompok Indikator

Ra ta-r ata Me ng har g ai p end ap at Berba g i tu ga s Mem b eri kesem p at an pa da ora ng lai n ber b ic ara Ker ja sama dala m ke lomp ok

Kemampuan menyam

paikan

inf

o

rmasi

1 4 4 4 4 3 76

2 4 4 4 4 3 76

3 4 4 4 4 4 100

4 3 3 3 3 4 64

5 4 4 4 4 3 76

6 4 4 4 4 4 100

7 4 4 4 4 4 100

8 3 3 3 3 3 60

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 7

(73)

c. Refleksi

1. Pada siklus II siswa sudah mulai aktif. Hal ini terlihat dari banyak

yang bertanya dan mencatat hal-hal yang penting.

2. Siswa sudah bekerja sama dengan baik dalam kelompok.

3. Kemampuan menulis karangan deskripsi siswa meningkat yaitu

terbukti dengan hasil menulis karangan deskripsi pada siklus 1 mencapai rata-rata 85,57 dengan siswa yang berhasil belajar tuntas sebanyak 100%. Peningkatan terjadi disebabkan karena menggunakan pendekatan kontekstual.

B. Pembahasan

Penelitian ini terbagi dalam 2 (dua) siklus, tiap siklus terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu rencana kegiatan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 7

(74)

1. Siklus I

a. Rencana Kegiatan

Pada rencana kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I yaitu menyiapkan Silabus, RPP, LKS, Rubrik penilaian, lembar observasi, dan lembar evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus yang pertama dilaksanakan pada hari Senin, 12 April 2010 dan 19 April 2010 di kelas IV B dengan jumlah siswa 33 orang. Pembelajaran berlangsung dengan pembelajaran kontekstual dan berpedoman pada rencana yang telah dibuat. Pada akhir siklus pertama diadakan evaluasi berupa menulis karangan deskripsi kepada siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah menerima pembelajaran kontekstual. Evaluasi diadakan pada tanggal 3 Mei 2010 dengan waktu 2 jam pelajaran.

c. Pengamatan

(75)

menunjukkan adanya kurang pemahaman pada materi yang disampaikan, maka aktivitas dan peran siswa kurang nampak dalam pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran belum maksimal. Hal ini disebabkan materi awal belum begitu dikuasai. Selain itu dalam hal keterampilan cooperatif masih kurang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dalam kelompok dan kurang mampu menyampaikan informasi. Hal ini disebabkan karena siswa kurang mendengarkan penjelasan guru dan kurang bertanya. Berikut data hasil observasi dari aktivitas siswa dan keterampilan kooperatif siswa pada kegiatan diskusi kelompok.

P

Gambar

Tabel no :
gambaran yang jelas mengenai hubungan antar keempat keterampilan
Gambar 2.1 Paragraf menjorok ke dalam
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan menggambarkan peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa tujuan mata pelajaran matematika

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.. Muatan dan Penanaman

Penelitian ini bertujuan menggambarkan peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius

Salah satu kompetensi dasar menulis yang digunakan di kelas III sekolah dasar yang sesuai dengan KTSP adalah menulis karangan sederhana berdasarkan gambar

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media benda konkret dan kemampuan siswa

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi tang tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri ini, bahwa mata

Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional - Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. untuk Satuan