• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WANAYASA TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 - r

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WANAYASA TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 - r"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka (Muhibbin Syah, 2011: 1). Dimana para peserta didik belajar untuk bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kehidupan, pendidikan pada tiap tingkatan mempunyai tujuan untuk mewujudkan manusia yang dapat menggunakan segala kemampuan dalam menghadapi tantangan hidup untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikehendaki. Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab secara kolektif antara pemerintah, sekolah, masyarakat dan orang tua serta tanggung jawab sekolah dalam hal kegiatan belajar mengajar yaitu guru yang merupakan salah satu yang berpengaruh dalam penentuan keberhasilan pada anak didik.

(2)

banyak mendengarkan penjelasan guru dan cenderung pasif. Proses pembelajaran seperti ini tidak saja membuat aktivitas siswa rendah namun minat belajar siswa juga cenderung rendah karena siswa ada yang merasa bosan, mengantuk, bahkan berusaha mencari kesibukan lainnya. Dalam pembelajaran seharusnya guru sebagai mediator mampu mengkomunikasikan suatu informasi kepada siswa agar memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Dalam melaksanakan pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan model- model pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilaksanakan kurang menarik dalam memotivasi siswa untuk belajar, karena pembelajaran tersebut tidak memberi kesempatan bagi siswa untuk aktif. Jadi untuk menghilangkan suasana yang membosankan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, guru menggunakan suatu model pembelajaran untuk bisa membuat siswa aktif dan tertarik pada materi yang dibahas. Selain karena model pembelajaran yang tidak digunakan untuk mendukung proses pembelajaran juga karena adanya fasilitas atau alat peraga dalam melakukan proses pembelajaran masih kurang atau tidak ada. Masih kurangnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dan keinginan untuk bisa mengikuti pembelajaran dengan baik juga dapat berpengaruh pada proses pembelajaran. Dan juga masalah lainnya terdapat dalam kelasnya yang kurang kondusif menyebabkan konsentrasi belajar siswa kurang.

(3)

menyampaikan materi. Pada saat guru mengemukakan keadaan yang sebenarnya disaat melakukan kegiatan belajar mengajar bahwa guru yang melakukan pembelajaran tidak pernah menggunakan model pembelajaran secara inovatif sehingga tidak ada proses pembelajaran yang secara variatif dan menarik untuk dipelajari oleh siswa. Rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS khususnya Sejarah mengakibatkan adanya pemahaman siswa dan penguasaan materi menjadi rendah. Mengobrol/ bercanda dengan teman- temannya, bermain sendiri, mengantuk, bahkan mencoret- coret buku pelajarannya, itu merupakan hal yang dilakukan siswa jika tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Akibat dari itu adalah banyak siswa yang mendapatkan prestasi belajar IPS Sejarah rendah dan kurang adanya percaya diri dalam menyampaikan pendapat. Dari guru saat melakukan proses pembelajarannya tidak pernah berusaha untuk menggunakan model pembelajaran atau metode baru dalam proses belajar mengajar. Itu semua dikarenakan adanya kebiasaan dari guru yang tidak pernah menerapkan model ataupun metode sehingga guru merasa nyaman dengan metode yang biasa dilakukannya tanpa mencoba untuk menggunakan model ataupun metode yang lainnya.

(4)

motivasi juga perlu datang dari luar yaitu baik dari guru, orang tua maupun teman sebayanya. Dan guru juga harus mampu membangkitkan ingatan siswa terhadap materi yang diajarkan. Dalam suatu kegiatan belajar mengajar juga didalamnya harus terdapat suatu perhatian dan kemauan yang lebih tinggi dari siswa dalam mengikuti pembelajaran terhadap mata pelajaran yang diajarkan juga terjadi interaksi antara guru dan siswanya agar dalam diri siswa bisa memilliki motivasi. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi belajar memang muncul dari dalam diri siswa, namun motivasi belajar siswa dapat muncul karena dorongan/ rangsangan oleh adanya faktor lain. Banyak faktor yang dapat membuat seorang siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, selain adanya model pembelajaran juga berasal dari faktor keluarga dan guru/ pengajar yang memiliki peran untuk memunculkan motivasi belajar siswa. Karena dalam model pembelajaran yang diterapkan dengan baik oleh guru dalam proses belajar mengajar dapat menentukan adanya keberhasilan dan tidaknya dalam memunculkan motivasi belajar pada siswa. Maka dari itu, seorang guru seharusnya memiliki alternatif- alternatif dalam penentuan model pembelajaran yang akan melancarkan proses pembelajaran. Selain itu, dalam penyampaian materi seorang guru hendaklah demokratis. Tidak hanya dirinya sendiri yang aktif dalam proses pembelajaran, namun seluruh siswa di dalam kelas juga diajak untuk ikut aktif dalam menerima materi maupun dalam bertanya mengenai materi yang belum jelas atau sulit untuk dimengerti.

(5)

menganggap IPS khususnya Sejarah merupakan materi yang hanya perlu ditulis dan dihapalkan saja tanpa menyadari bahwa pemahaman lebih penting. Dan karena adanya hafalan yang dilakukan oleh siswa mengakibatkan adanya pemahaman siswa terhadap materi turun jika adanya tes lisan yang dilakukan oleh guru. Karena itu bisa berakibat prestasi belajar yang diperoleh menjadi rendah dan tidak mencapai KKM.

Kondisi yang dialami oleh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Wanayasa dari hasil studi kasus yang diperoleh data angket motivasi belajar siswa yang disebarkan menunjukkan bahwa dari siswa yang berjumlah 24 anak dalam kelas masih ada 10 siswa/ 41,66% yang belum termotivasi dan 14 siswa/ 58,33% sudah termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Rendahnya motivasi belajar siswa mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Ini dibuktikan dari hasil ulangan yang diperoleh memiliki rata- rata nilai 60 dari 24 siswa, dengan proporsi sebagai berikut: siswa yang mendapat nilai 40 sebanyak 3 siswa, mendapat nilai 50 sampai 65 sebanyak 13 siswa, dan siswa yang mendapatkan nilai diatas 65 sebanyak 8 siswa. Batas tuntas yang ditentukan oleh SMP Negeri 4 Wanayasa adalah 70 dan bagi siswa yang mendapat nilai kurang dari batas tuntas harus mengikuti remidi.

(6)

pelajaran IPS yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensinya dengan menekankan kerjasama antar siswa.

Dari model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi dengan arti siswa melakukan kegiatan belajarnya sendiri. Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa untuk bisa berinteraksi secara aktif dan positif dalam sebuah kelompok. Dengan adanya kelompok belajar dapat memberikan kesempatan kepada siswa agar secara aktif dan berkesempatan untuk mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan oleh siswa tersebut kepada temannya yang nantinya juga akan membantu untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas bahkan melihat adanya ketidaksesuaian dari pandangan mereka masing- masing.

(7)

melihat milik temannya yang sudah mengerjakan serta tidak adanya kekompakan dalam kelompok untuk bisa mengerjakannya/ berdiskusi bersama. Selain itu juga karena kurangnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat dan proses pembelajaran yang digunakan guru adalah ceramah sehingga siswa cenderung pasif dan suasana kelas yang tidak kondusif. Dan masih adanya prestasi belajar rendah yang dihasilkan siswa sehingga nilai yang didapatkan masih tergolong rendah atau kurang dalam mencapai batas ketuntasan. Ini menunjukan bahwa motivasi dan prestasi belajar IPS yang ada pada diri siswa masih rendah.

Dalam proses pembelajaran agar adanya keberhasilan belajar siswa meningkat bila siswa lebih banyak ikut dilibatkan secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Untuk itulah penggunaan model pembelajaran kooperatif digunakan untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan kerjasama dalam sebuah kelompok dan melatih siswa untuk berpikir kritis sehingga kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat meningkat. Dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diharapkan mampu mendukung upaya peningkatan motivasi

dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Wanayasa tahun pelajaran 2013/ 2014.

(8)

pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain, mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dalam kelompok diskusi, ada kerjasama antar siswa untuk memecahkan masalah yang terkait dengan topik pelajaran IPS khususnya sejarah serta adanya keinginan untuk mengikuti proses kerja sama dalam kelompok, sehingga siswa dapat belajar pada mata pelajaran IPS dalam suasana yang menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Wanayasa Tahun Pelajaran 2013/2014.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada mata pelajaran IPS siswa kelas VII SMP Negeri 4 Wanayasa Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

a. Bagi Ilmu Pengetahuan

(9)

belajar mengajar yang mengenai penggunaan model pembelajaran pada ilmu pengetahuan dalam melakukan tindakan di kelas, terutama pada model- model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

b. Kepustakaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dalam kepustakaan untuk mempermudah peneliti lain dalam mencari referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

c. Bagi Peneliti

Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan melihat langsung sehingga dapat melihat, merasakan dan menghayati pada praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien dalam mengembangkan belajar aktif di kelas.

2. Manfaat Praktis a) Bagi siswa:

1. Dapat meningkatkan motivasi belajar IPS

(10)

3. Menumbuhkan kemampuan bekerja sama

b) Bagi guru: sebagai masukan dalam memilih model pembelajaran IPS dan memberikan gambaran kepada guru mengenai model pembelajaran kooperatif tipe group investigation serta dapat mengembangkan kreativitas guru dalam menciptakan variasi pembelajaran di kelas.

Referensi

Dokumen terkait

SENI Anak Mampu melakukan berbagai gerakan anggota tubuhnya sesuai dengan irama dan dapat mengekspresikan diri dalam bentuk goresan sederhana.. Dapat bergerak bebas

the profile after the students’ use proje ct- based learning method to improve students’ witing skills of procedure text to the Ninth grade students’ of MTs N Susukan in the

Adalah dimensi yang berhubungan dengan pengakuan atas situasi bermasalah yang dihadapi seseorang. Dengan kemampuan dan kemauan untuk mengakui adanya masalah, akan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam Pb pada air sungai, sedimen dan kerang kijing (Pilsbryoconcha exilis) di sungai Saddang Kabupaten Pinrang serta mengetahui

[r]

Sebagai contoh, jika suatu perusahaan pelayaran memiliki 3.000 TEUs untuk salah satu rutenya, maka dapat dilihat yang paling efisien pada rute tersebut dengan jumlah

Dalam upaya mewujudkan pemerintahan kabupaten Majalengka yang baik (Good Government), reformasi birokrasi pemerintah daerah merupakan suatu kebutuhan salah satunya

The subject of the study is the Ghostbusters (2016) movie and the object of the study is the representation about the African Ameri- can that will focus only on Patty