• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Kaimana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Kaimana"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

6.1

Petunjuk Umum

Pembahasan aspek keuangan dalam penyusunan RPIJM perlu memperhatikan hasil total

atau produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya bagi

masyarakat dan keuntungan ekonomis secara menyeluruh tanpa melihat siapa yang

menyediakan sumber dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil

adanya kegiatan.

Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM yang diperhatikan adalah hasil

total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai

dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat

siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima

hasil proyek tersebut.

6.1.1 Komponen Keuangan

6.1.1.1 Komponen Penerimaan Pendapatan

Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak

pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan

Pendapatan terdiri atas : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan

(3) Pendapatan lainnya yang sah. Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen

Pendapatan dan gambaran umum tentang subkomponen Pendapatan di daerah pada

umumnya.

6.1.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari :

a. Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di atas Air,

Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Galian Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah ini diatur

oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan

Pemerintah No. 65/2001 tentang Pajak Daerah.

b. Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan

Persampahan, Retribusi Biaya Cetak Kartu, Retribusi Pemakaman, Retribusi Parkir di

Tepi Jalan, Retribusi pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi

Pemadam Kebakaran, dan lain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 66/2001

tentang Retribusi Daerah.

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil deviden BUMD;

dan

d. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah yang

tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar,

(2)

6.1.1.1.2 Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas:

a. Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan Pajak

(BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam. BHP antara lain:

Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),

dan Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi; sedangkan BHBP atara lain:

kehutanan, pertambangan umum, perikanan, penambangan minyak bumi,

pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.

b. Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan berdasarkan “Celah Fiskal” yaitu selisih antara

Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal ditambah Alokasi Dasar.

c. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus, misalnya:

reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana alam.

6.1.2 Komponen Pengeluaran Belanja

Komponen pengeluaran belanja terdiri dari:

 Belanja Operasi

 Belanja Modal

 Transfer ke Desa/Kelurahan

 Belanja Tak Terduga

6.1.3 Komponen Pembiayaan

Komponen Pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang baru dalam Sistem

Keuangan Daerah. Istilah Pembiayaan berbeda dengan Pendanaan (Funding). Pendanaan

diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan

Pembiayaan diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali. Contoh konkritnya, di dalam SAP-D yang lama,

apabila daerah memperoleh pinjaman, pinjaman tersebut diakui sebagai Penerimaan

konsekuensi atau dicatat pembayaran kembali; sedangkan di dalam SAP-D yang baru,

apabila daerah memperoleh Pinjaman, maka diterima sebagai Penerimaan Pembiayaan

yang perlu dibayar kembali. Demikian pula bila daerah memberi pinjaman, maka

dikeluarkan sebagai Pengeluaran Pinjaman karena akan diterima kembali.

Tabel 6.1

Struktur Pengeluaran Belanja SAP-D yang Baru

No. Sub-Komponen Belanja Rp.

1 Belanja Operasi

- Belanja Pegawai - Belanja Barang

- Belanja Bunga

-- Belanja Subsidi

-- Belanja Hibah

-- Belanja Bantuan Sosial

-Jumlah (1)

2 Belanja Modal

- Belanja Tanah

- Belanja Peralatan dan Mesin - Belanja Gedung dan Bangunan - Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan - Belanja Aset tetap Lainnya

- Belanja Aset lainnya

-Jumlah (2)

3 Transfer ke Desa/Kel.

- Belanja Hasil Pajak - Belanja Hasil Retibusi

- Belanja Hasil Pendapatan Lainnya

Jumlah (3)

4 Belanja Tak Terduga Jumlah (4)

(3)

Tabel 6.2

Struktur Pembiayaan SAP-D yang Baru

No. Sub-Komponen Pembiayaan Rp.

1Penerimaan Pembiayaan a. Penggunaan SILPA b. Pencairan Dana Cadangan

c. Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat

-d. Pinjaman Dalam Negeri-Pemda Lain

-e. Pinjaman Dalam Negeri-Bank

-f. Pinjaman Dalam Negeri-Non-bank

-g. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi

-h. Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya

-i. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Negara -j. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah -k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda lainnya -Jumlah (1)

2Pengeluaran Pembiayaan a. Pembentukan Dana Cadangan

b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pem. Pusat -c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pemda lain

-d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Bank

-e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Non Bank

-f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Obligasi

-g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya

-h. Pemberian Pinjaman kpd Pers. Negara

-i. Pemberian Pinjaman kpd. Pers. Daerah

-j. Pemberian Pinjaman kpd Pemda Lainnya

-Jumlah (2)

-Sumb er = Data Tidak Tersedia Pembiayaan Netto (1- 2)

6.2

Profil Keuangan Kabupaten Kaimana

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah dibedakan antara penerimaan Daerah Kabupaten dalam

rangka :

 Pelaksanaan Desentralisasi dengan

 Pelaksanaan Dekonsentrasi dan tugas pembantuan

Penerimaan daerah dalam rangka desentralisasi merupakan hak daerah dan sekaligus

merupakan sumber pendapatan daerah. Atas dasar pendapatan daerah tersebut

selanjutnya akan menjadi acuan untuk menyusun rencana kerja dan anggaran belanja

daerah yang kemudian disebut sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD).

1. Keuangan Daerah

Untuk menjelaskan kondisi Keuangan Daerah di Kabupaten Kaimana, maka perlu

diketahui sumber-sumber Penerimaan Daerah yang ada di Kabupaten Kaimana Secara

sistematis sumber-sumber penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi adalah

sebagai berikut :

 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

 Dana Perimbangan Daerah

 Pinjaman Daerah

 Lain-lain penerimaan yang sah

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999, Komponen Penerimaan

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kaimana adalah sebagai berikut :

 Hasil pajak daerah

 Hasil retribusi daerah

 Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya

yang dipisahkan

(4)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah

merupakan penerimaan yang sepenuhnya menjadi kewenangan daerah sesuai dengan

yang diatur dalam undang-undang. Kewenangan tersebut meliputi penghimpunan data

objek dan subjek pajak dan retribusi, penentuan besarnya pajak dan retribusi yang

tertuang sampai pada kegiatan penagihan pajak dan retribusi kepada wajib pajak serta

pengawasan pemungutannya.

b. Dana Perimbangan Daerah

Sumber penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan Daerah merupakan

penerimaan yang berasal dari lingkungan (eksternal) Pemerintah Kabupaten Kaimana.

Dana tersebut merupakan dana yang bersumber dari Penerimaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN) yang diperoleh Pemerintah Pusat dari pengusahaan potensi

daerah penghasil.

Dana perimbangan yang berasal dari APBN tersebut dialokasikan kepada Daerah

Kabupaten Kaimana guna membiayai kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi

yang terdiri :

 Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan danpenerimaan dari sumber daya alam.

 Dana Alokasi Umum

 Dana Alokasi khusus

c. Pinjaman Daerah

Di Kabupaten Kaimana sampai dengan Tahun Anggaran 2007 belum melakukan pinjaman

kepada donator baik dari Luar Negeri maupun dalam negeri.

d. Lain-Lain Penerimaan yang Sah

Penerimaan lain yang terdapat di Kabupaten Kaimana adalah Lain-lain penerimaan yang

sah antara lain berupa hibah, dana darurat dan penerimaan lainnya. Sumber

penerimaan ini bersifat insidential sehingga tidak dapat digunakan sebagai dukungan

pembiayaan bagi Daerah.

2. Keuangan Perusahaan

Dikabupaten Kaimana sampai dengan Tahun 2007 belum terdapat perusahaan

daerah seperti PDAM yang dapat dijadikan sebagai sumber-sumber penerimaan

daerah.

6.3

Permasalahan dan Analisa Keuangan

6.3.1 Kondisi Keuangan Pemerintahan Kabupaten Kaimana

Bebarapa permasalahan yang sering terjadi terkait dengan sumber-sumber penerimaan

adalah sebagai berikut :

1. Belum terealisasinya peraturan daerah yang menetapkan maupun menyusun konsep

peraturan daerah yang mengarah kepada penataan keuangan dan potensi untuk

kontribusi bagi penerimaan daerah (PAD) sesuai bidang kewenangnan.

2. Perlu menyusun strategi sesuai sektor agar dapat sinergi dengan Pemerintah Atas

(Pusat dan Provinsi) guna mendapat kontribusi pembiayaan yang optimal (bagi hasil,

perimbangan, dana tugas pembantuan, dekonsentrasi maupun Bantuan Luar Negeri).

3. Belum optimalnya/upaya pihak swasta/investor untuk mendukung pembangunan di

segala bidang.

4. Perlu dilaksanakannya APBD secara transparan, efisien, efektif dan akuntabel.

Sedangkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan keuangan baik

pengelolaan terhadap pajak dan retribusi daerah adalah permasalahan mengenai

mekanisme dan prosedur pungutan.

Sesuai dengan paparan kondisi keuangan yang telah disebutkan di atas serta

sumber-sumber penerimaan yang ada di Kabupaten Kaimana, maka beberapa permasalahan

yang sering terjadi terkait dengan sumber-sumber penerimaan dan mekanisme

pemungutan pajak dan retribusi adalah :

 Tidak efektif sistem atau cara pemungutan pajak dan retribusi

(5)

 Kesadaran masyarakat (wajib pajak) dalam membayar pajak dan retribusi masih rendah

 Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pajak dan retribusi

 Perlu dilakukan penyesuaian tarif pajak maupun retribusi

6.3.2

Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten Kaimana

6.3.2.1 Proyeksi Penerimaan dan Belanja

Pendapatan APBD Kabupaten Kaimana sampai saat ini masih bergantung terhadap

penerimaan dari pemerintah pusat (DAU, DAK, OTSUS, MIGAS dan Non MIGAS) dan dan

subsidi Provinsi (PAD, ROYALTI dll). Adapun peran PAD terhadap pendapatan masih

begitu kecil terhadap keseluruhan pendapatan APBD, walaupun setiap tahun mengalami

peningkatan.

Sumber dana Kabupaten Kaimana pada tahun 2008 dapat dikategorikan dari 2 (dua)

sumber yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta Dana Perimbangan yang berasal dari

Pemerintah Pusat. Pendapatan Asli Daerah (PAD) sendiri dapat dibagi lagi menjadi Pajak

Daerah, Retribuasi Daerah dan Pendapatan Lainnya, dengan kontribusi terbesar berasal

dari pendapatan lain sebesar Rp. 2.386.491.651,-. Sedangkan Bagian Dana Perimbangan

terdiri dari Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi

Khusus, serta Dana Otsus, dengan kontribusi terbesar berasal dari Dana Alokasi Umum

(DAU) sebesar Rp.

361.449.597.000,-Pendapatan APBD Kabupaten Kaimana seperti disebutkan di atas di alokasikan antara

lain untuk belanja rutin dan belanja pembangunan yang didasarkan untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi dilapangan sebagaimana amanat Dokumen Renstra

Kabupaten Kaimana Tahun 2005-2010.

6.3.2.2 Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan

Kondisi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak di Kabupaten Kaimana, dapat

dilihat bahwa yang memberikan kontribusi terbesar adalah sumber penerimaan Pajak

Hiburan yaitu sebesar Rp. 350.603.280,- pada Tahun 2008, sedangkan sumber

penerimaan terkecil adalah dari Pajak Reklame yaitu sebesar Rp 680.000,- pada Tahun

2008. Selanjutnya sumber penerimaan dari sektor retribusi, yang memberikan kontribusi

terbesar adalah SIUP Bahan Asal Perikanan yaitu sebesar Rp. 275.569.149,- pada Tahun

2008, sedangkan retribusi terendah adalah Retribusi terendah adalah Retribusi SIUP

Penangkapan Ikan yaitu sebesar Rp. 10.600.000,- pada Tahun 2008.

6.3.2.3 ProyeksiPublic Saving

Kondisi eksisting publik saving Kabupaten Kaimana dari tahun 2004 s/d 2007 cenderung

mengalami peningkatan menjadi Rp. 187.151.501.500 pada tahun 2007.

Adapun perhitungan public saving di Kabupaten Kaimana pada tahun 2007 adalah

sebagai berikut :

MakaPublic Saving Kabupaten Kaimana =

Public Saving = 1. PAD = Rp. 4.201.049.722

2. PBB = Rp.

3. DBH = Rp. 42.722.366.786

4. DAU = Rp. 361.449.597.000

5. DAK = Rp. 39.506.124.099

6. OTSUS = Rp. 22.684.775.700

7. BANTUAN PROVINSI = Rp. = Rp.

+ = Rp. 470.563.913.307 8. BELANJA WAJIB = Rp.

-PS = 470.563.913.307 –

(6)

Tabel 6.3

Realisasi dan Proyeksi APBD Pemerintah Kabupaten Kaimana

% Per % Proyeksi

2007 2008 2007 2008 Tahun Pertumbh 2007 2008 2009 2010 2011

1 Belanja Operasi

- Belanja Pegawai - Belanja Barang - Belanja Bunga - Belanja Subsidi - Belanja Hibah

- Belanja Bantuan Sosial

Jumlah (1)

2 Belanja Modal

- Belanja Tanah

- Belanja Peralatan dan Mesin - Belanja Gedung dan Bangunan - Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan - Belanja Aset tetap Lainnya - Belanja Aset lainnya

Jumlah (2)

3 Transfer ke Desa/Kel.

- Belanja Hasil Pajak - Belanja Hasil Retibusi

- Belanja Hasil Pendapatan Lainnya

Jumlah (3)

4 Belanja Tak Terduga

Jumlah Biaya

Proyeksi Uraian Bagian dan Pos

No. Realisasi APBD

(7)

VI-7

Tabel 6.4

Proyeksi PAD dan Perimbangan

% Per % Proyeksi

2007 2008 2007 2008 Tahun Pertumbh 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pendapatan

a. Dana Alokasi Umum 361,449,597,000 b. Dana Alokasi Khusus 39,506,124,099 c. Dana Bagi Hasil Pajak 42,722,366,786 d. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (Non Pajak)

2 Pendapatan Asli Daerah

a. Retribusi 1,034,609,930

b. Pendapatan Pajak Daerah 779,948,141 c. Penerimaan Bunga

d. Penerimaan Lain yang sah 3 Penerimaan Pembiayaan

a. Penggunaan SILPA b. Pencarian Dana Cadangan

c. Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat d. Pinjaman Dalam Negeri Pemda Lain e. Pinjaman Dalam Negeri Bank f. Pinjaman Dalam Negeri Non-Bank g. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi h. Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya

i. Penerimaan Kembali pinjaman kpd Pers. Negara j. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda lainnya

445,492,645,956

Proyeksi APBD

Realisasi Uraian Bagian dan Pos

Jumlah Pendapatan No.

Sumber : Kab. Kaimana Dalam Angka, 2009

Tabel 6.5

Public Saving

Pertumbuhan 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 Rata-rata

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

I PENERIMAAN Realisasi 2003 - 2008

Sumber Penerimaan

No. Proporsi

TOTAL PUBLIC SAVING

(8)

6.4

Analisa Kemampuan Keuangan Daerah

Pendapatan APBD Kabupaten Kaimana sampai saat ini masih bergantung terhadap

penerimaan dari pemerintah pusat (DAU, DAK, OTSUS, MIGAS dan Non MIGAS) dan dan

subsidi Provinsi (PAD, ROYALTI dll). Adapun peran PAD terhadap pendapatan masih

begitu kecil terhadap keseluruhan pendapatan APBD, walaupun setiap tahun mengalami

peningkatan.

Sebagi gambaran pada tahun 2008, jumlah Pajak Daerah dapat diperoleh sebesar

Rp. 779.948.141, Retribusi Daerah sebesar Rp. .1.034.609.930. Namun jika dilihat

antara prosentase penerimaan target dan realisasi pada tahun 2008, dapat dirinci

sebagai berikut : PAD target anggaran sebesar Rp. 2.002.048.000 realisasi mencapai Rp.

4.201.049.722 maka tingkat keberhasilannya mencapai 132,72%.

6.5

Rencana Pembiayaan Program

6.5.1 Rencana Pembiayaan

Rencana pembiayaan prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya antara lain prasarana

pengembangan permukiman, air bersih, persampahan, air limbah, jalan lingkungan,

drainase dan penataan bangunan, sampai saat ini dibiayai dari beberapa sumber antara

lain : APBD Provinsi, APBD Kabupaten, Dana DAK, Dana Migas dan Dana Otsus. Rencana

pembiayaan prasarana tersebut dilakukan dengan memperhatikan dan

mempertimbangkan tingkat urgensi akan kebutuhan prasarana dan sarana tersebut.

6.5.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPI JM

Pelaksanaan pembiayaan prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya dilaksanakan oleh

masing-masing SKPD atau instansi terkait yang membidangi pembangunan prasarana

(9)

VI-9

Tabel 6.6

Proyeksi DSCR (Bagian Urusan Kas Dan Perhitungan Perhitungan DSCR dan Kumulatif Pinjaman)

% Per % Proyeksi

2007 2008 2007 2008 Tahun Pertumbh 2007 2008 2009 2010 2011

1 RASIO PERHITUNGAN DSCR

2 BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 4,201,049,722 3 POS DANA ALOKASI UMUM (DAU) 361,449,597,000 4 POS DANA OTONOMI KHUSUS 22,684,775,700 5 POS DANA BAGI HASIL (DBH)

Pos Bagi Hasil Pajak 42,722,366,786 Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 48,431,318,384 6 POS DANA BAGI HASIL DANA (DBHD) REBOISASI

7 BELANJA WAJIB Belanja Pegawai Belanja Anggota DPRD

8 ANGSURAN POKOK PINJAMAN 9 ANGSURAN BUNGA PINJAMAN

10 BIAYA LAIN (Biaya Komitmen+Jasa Giro Perbankan+Provinsi)

479,489,107,592 DSCR MINIMAL 2,5

Realisasi APBD Proyeksi

No. Uraian Bagian dan Pos

Sumber : Kab. Kaimana Dalam Angka, 2009

Tabel 6.7

Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Kaimana

Pertumbuhan Proporsi 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%) 1 Pajak Kendaraan Bermotor

2 Pajak Kendaraan di atas Air 3 Pajak Balik Nama

4 Pajak Bahan Bakar

5 Pajak Pengambilan Air Tanah

6 Pajak Hotel dan Restoran 42,640,700

7 Pajak Retoran

8 Pajak Hiburan 350,603,280

9 Pajak Reklame 680,000

10 Pajak Penerangan Jalan 17,922,900

11 Pajak Galian Golongan C 30,674,461

Pajak Parkir 12 Pajak lain-lain

442,521,341 TOTAL

No. Sumber Penerimaan

Realisasi 2003 - 2008

(10)

Tabel 6.8

Perkembangan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Kaimana

Pertumbuhan Proporsi 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 8 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

1 Retribui Pelayanan Kesehatan 16,378,280

2 Retribusi Pelayanan Persampahan

3 Retribusi Biaya Cetak Kartu 16,035,000

4 Retribusi Pemakaman

5 Retribusi Parkir di Tepi Jalan 24,350,000

6 Retribusi Pasar 111,858,500

7 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 8 Retribusi Pemadaman Kebakaran 9 Retribusi Ijin Tempat Usaha

10 Retribui Pengelolaan Hasil Perikanan

168,621,780 No. Sumber Penerimaan

Realisasi 2003 - 2008

TOTAL

Sumber : Kab. Kaimana Dalam Angka, 2009

Tabel 6.9

Perkembangan Realisasi Penerimaan Laba BUMD, Dinas-Dinas, Lain-lain Kabupaten Kaimana

Pertumbuhan Proporsi 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

I PENERIMAAN LABA BUMD - - -

-1. Penyertaan modal - - -

-2. PDAM - - -

-3. BUMD 1 - - -

-4. BUMD 2 - - -

-II PENERIMAAN DINAS-DINA - - -

-1. Dinas Pertanian - - -

-2 - - -

-3 - - -

-4 - - -

-III PENERIMAAN LAIN-LAIN - - -

-1. Penerimaan dari pinjaman - - -

-2. Penerimaan - - -

-3 - - -

-4 - - -

-- - -

-- - -

-No. Sumber Penerimaan

Realisasi 2003 - 2008

(11)

VI-11

Tabel 6.10

Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Bagi Hasil Kabupaten Kaimana

Pertumbuhan Proporsi

2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

I Sub Total Bagi Hasil Pajak - - -

-1. Pajak Bumi Bangunan (PBB) - - -

-2. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan - - -

Bangunan (BPHTB) - - -

-3. Pajak Penghasilan Badan maupun - - -

Pribadi - - -

-II Sub Total Bagi Hasil Bukan Pajak - - -

-1. Kelautan - - -

-2. Penambangan Minyak Bumi - - -

-3. Pertambangan Gas Bumi - - -

-4. Perikanan - - -

-5. Pertambangan Umum - - -

-- - -

-No. Sumber Penerimaan

Realisasi 2003 - 2008

TOTAL I

- = Data Tidak Tersedia

Tabel 6.11

Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Kaimana

Pertumbuhan Proporsi 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

I Dana Alokasi Umum 361,449,597,000

II Dana Alokasi Khusus 1. Reboisasi

2. Kesehatan

3. Sarana Pendidikan

361,449,597,000 No. Sumber Penerimaan

Realisasi 2003 - 2008

TOTAL I + II + III

(12)

Tabel 6.12

Struktur Pengeluaran Belanja SAP-D yang Baru Realisasi 2003 - 2008

Pertumbuhan Proporsi 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

1 Belanja Operasi - Belanja Pegawai - Belanja Barang - Belanja Bunga - Belanja Subsidi - Belanja Hibah

- Belanja Bantuan Sosial Jumlah (1)

2 Belanja Modal - Belanja Tanah

- Belanja Peralatan dan Mesin - Belanja Gedung dan Bangunan - Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan - Belanja Aset tetap Lainnya - Belanja Aset lainnya Jumlah (2)

3 Transfer ke Desa/Kel. - Belanja Hasil Pajak - Belanja Hasil Retibusi

- Belanja Hasil Pendapatan Lainnya Jumlah (3)

4 Belanja Tak Terduga Jumlah (4)

TOTAL I + II + III + IV No. Sub-Komponen Belanjan

Realisasi 2003 - 2008

(13)

VI-13

Tabel 6.13

Struktur Pengeluaran

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

1 Penerimaan Pembiayaan - - -

-a. Penggunaan SILPA - - -

-b. Pencairan Dana Cadangan - - -

-c. Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat - - -

-d. Pinjaman Dalam Negeri-Pemda Lain - - -

-e. Pinjaman Dalam Negeri-Bank - - -

-f. Pinjaman Dalam Negeri-Non-bank - - -

-g. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi - - -

-h. Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya - - -

-i. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Negara - - -

-j. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah - - -

-k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda lainnya - - -

-Jumlah (1) - - -

-2 Pengeluaran Pembiayaan - - -

-a. Pembentukan Dana Cadangan - - -

-b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pem. Pusat - - -

-c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pemda lain - - -

-d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Bank - - -

-e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Non Bank - - -

-f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Obligasi - - -

-g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya - - -

-h. Pemberian Pinjaman kpd Pers. Negara - - -

-i. Pemberian Pinjaman kpd. Pers. Daerah - - -

-j. Pemberian Pinjaman kpd Pemda Lainnya - - -

-Jumlah (2) - - -

-- - - - - -

-Pembiayaan Netto (1-2)

(14)

Tabel 6.14

Rencana Alokasi Pendanaan Kuat Potensial Lemah

APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta

1 Minum - - -

-2 Drainase - - -

-3 Sampah - - -

-4 Air Limbah - - -

-5 Pengembangan - - - -Permukiman

6 Tata Bangunan - - - -Lingkungan

Kuat Pembiayaan

No Potensial Lemah

Gambar

Tabel 6.1Struktur Pengeluaran Belanja SAP-D yang Baru
Tabel 6.2Struktur Pembiayaan SAP-D yang Baru
Tabel 6.3Realisasi dan Proyeksi APBD Pemerintah
Tabel 6.4Proyeksi PAD dan Perimbangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji keabsahan data dilakukan dengan mencocokkan dan membandingkan hasil wawancara dan tes terhadap observasi langsung sejumlah item pertanyaan yang diajukan kepada

kehamilan sudah dilakukan pelayanan kebidanan sesuai kebutuhan pasien dan kewenangan bidan dari tanggal 08 Desember hingga tanggal 15 November 2015 tidak ditemukan

75,2% artinya variabel promosi dan kualitas pelayanan memberikan pengaruh terhadap minat calon nasabah tabungan Impian iB sebesar 75,2%, sedangkan sisanya 24,8%

Adabusy Syar’iyyah pada muatan lokal adab di MA NU Nurussalam dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara tertulis, dengan lisan dan pengamanatan.

gogik, kepribadian, sosial, dan professional. 59 Dengan demikian, demi keber- hasilan pelayanan BK yang profesional harus dilaksanakan oleh guru BK yang profesional

Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran ramah anak berbasis Child Rights Convention (CRC) adalah suatu proses yang dilakukan oleh

Terus emm itu alat permainan edukatif itu kaya yang buat ngrangsang perkembangan fisik sama ya buat daya pikir anak supaya terangsang gitu kan ya sama ya biar

When learners move beyond class interaction, learners need to have the opportunities to learn English independently - at their own paces at, for instance,