BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Metode Eksperimen a. Pengertian
Menurut Sagala (2010: 220) eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran.
Menurut Djamarah (2010:84) metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, yang menuntut siswa untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Menurut Roestiyah (2008:80) eksperimen adalah salah satu cara mengajar, yang melibatkan siswa untuk melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
pembelajaran dengan maksimal, karena siswa akan mendapatkan pengalaman secara langsung.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Penggunaan teknik ini juga dapat membuat siswa terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Teknik eksperimen dapat digunakan secara efektif dan efisien, apabila dalam pelaksanaannya memperhatikan hal-hal berikut (Roestiyah, 2008:81):
1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut:
a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
b) Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
1) Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2) Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel yang harus dikontrol dengan ketat.
4) Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
5) Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya.
c) Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab.
b. Keunggulan Teknik Eksperimen
Menurut Roestiyah (2008: 82) teknik eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum ia membuktikan kebenarannya.
2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana itu sangat dikehendaki oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. 3. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping
4. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran sesuatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal.
Menurut Sagala (2010: 220) metode eksperimen mempunyai kebaikan sebagai berikut:
1. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku saja.
2. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan. 3. Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain: (a)
siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, (b) siswa terhindar jauh dari verbalisme, (c) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis, (d) mengembangkan sikap berpikir ilmiah, dan (e) hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi.
c. Kelemahan-kelemahan metode eksperimen.
Menurut Sagala (2010: 221) metode eksperimen mengandung beberapa kelemahan sebagai berikut:
2. Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
3. Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dulu mengenal dan menggunakan alat bahan tertentu dari pada guru.
d. Cara mengatasi kelemahan-kelemahan metode eksperimen.
Menurut Sagala (2010: 221) ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode eksperimen:
1. Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai sehingga ia mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dengan eksperimen.
2. Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat.
3. Guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan.
e. Langkah-langkah penggunaan metode eksperimen.
Jusuf dalam Sudaryo (1991: 39) mengemukakan langkah-langkah penggunaan metode eksperimen sebagai berikut:
No Guru Siswa
1 Menetapkan tujuan percobaan. Mendengarkan petunjuk guru dengan cermat.
2 Mempersiapkan alat-alat yang digunakan.
Beberapa siswa membantu guru mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.
3 Memperhitungkan banyaknya siswa dikelas itu, agar tidak berdesak-desakan.
Menyiapkan alat tulis untuk mencatat hasil percobaannya.
4 Kalau alat mencukupi setiap anak dapat melakukan
6 Menjaga kedisiplinan agar alat tidak dipergunakan untuk main-main.
Tidak memainkan alat-alat percobaan.
siswa apa yang harus
8 Mempersiapkan siswa untuk melakukan percobaan.
Melakukan percobaan dengan teliti dan mencatat hasilnya. 9 Selama percobaan guru
mendampingi siswa melakukan percobaan.
Jika terjadi kebingungan maka siswa dapat menanyakan kepada guru.
10 Setelah percobaan selesai guru mengumpulkan hasil laporan percobaan untuk diperiksa.
Laporan disiapkan untuk diserahkan guru.
11 Meneliti apakah semua alat sudah bersih dan disimpan
untuk teguh di dalam memegang prinsip, norma, aturan yang berlaku. Bermodalkan prinsip itulah dia berani mengambil resiko atas tindakannya (Elfindri dkk, 2012: 96).
Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat.Tanggung jawab adalah pertanggungan perbuatan sendiri.Seorang siswa harus bertanggung jawab kepada guru, orang tua, dan diri sendiri (Fitri, 2012: 112). Menurut Samani (2012: 105) tanggung jawab adalah menanggapi dengan cara yang pantas dan layak, bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan. Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan Nasional dalam Marzuki (2012: 38) tanggung jawab yakni sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan YME.
Menurut Mu’in (2011: 215) sikap tanggung jawab
main-main identik dengan orang yang tidak bertanggung jawab.Berarti disini unsur tanggung jawab itu adalah keseriusan. Tanggung jawab menghendaki kita untuk mengenali apa yang kita lakukan karena kita bertanggung jawab pada akibat pilihan kita. Konsekuensi dari apa yang kita pilih haru kita hadapi dan kita atasi. Artinya, lari dari masalah yang ditimbulkan akibat pilihan kita berarti tidak tanggung jawab.
Berdasarkan pengertian tanggung jawab diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggung jawab merupakan nilai moral yang menyangkut kedirian seseorang.Dengan adanya rasa tanggung jawab maka seseorang dapat menunjukkan eksistensinya dalam kehidupan dan tanggung jawab merupakan salah satu jalan bagi siswa dalam mencapai kesuksesan belajar.
b. Istilah-Istilah yang Berkaitan dengan Tanggung Jawab
Menurut Mu’in (2011: 216) beberapa istilah yang berkaitan
dengan tanggung jawab antara lain sebagai berikut:
1. Duty (tugas) artinya apa yang telah diberikan kepada kita sebagai tugas kita harus melaksanakannya.
2. Laws (hukum dan undang-undang) kesepakatan tertulis yang harus kita ikuti dan apabila kita melanggarnya berarti kita harus bertanggung jawab untuk menerima konsekuensinya.
4. Promises (janji) sebuah kesepakatan yang diucapkan yang harus ditepati sesuai dengan apa yang telah dibuatnya. Melanggar janji juga berarti tidak bertanggung jawab, tidak ada sanksi tegas tetapi akan menimbulkan kekecewaan.
5. JobDescriptions (pembagian kerja) melanggarnya berarti bukan hanya dicap tidak bertanggung jawab, tetapi juga akan menggangu kinerja seluruh rencana yang telah dibuat.
6. RelationshipObligations (kewajiban dalam hubungan) apa yang harus dilaksanakan ketika orang menjalin hubungan. Melanggarnya bisa-bisa akan membuat hubungan berjalan buruk karena tanggung jawab sangatlah penting dalam sebuah hubungan. 7. UniversalEthicalPrinciples (prinsip etis universal) prinsip-prinsip
bersama yang merupakan titik temu dari orang-orang atau kelompok orang yang berbeda latar belakang misalnya Hak Asasi Manusia (HAM) yang merupakan titik temu nilai-nilai yang disepakati oleh manusia di seluruh dunia. Melanggar hal ini berarti tidak bertanggung jawab. Menghilangkan nyawa orang lain, membuat rakyatnya miskin, merupakan tindakan impinan Negara yang tidak bertanggung jawab.
9. Accountability, keadaan yang bisa dimintai tanggung jawab dan bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya, wakil rakyat yang tak pernah membawa aspirasi rakyat, tetapi malah melakukan penyimpangan berarti melanggar akuntabilitas publik.
10.Diligence (ketekunan, sifat rajin) orang yang rajin dan tekun itu biasanya dalah orang yang bertanggung jawab. Tidak rajin dan tidak tekun dalam menjalankan sesuatu sama dengan orang yang tak bertanggung jawab.
11.ReachingGoals (tujuan-tujuan yang ingin diraih) tujuan yang ingin dicapai bersama. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bagi orang yang telah menetapkan tujuan dan harus bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu agar tujuan itu bias tercapai.
12.PositiveOutlook (pandangan positif ke depan) yaitu suatu pandangan tentang masa depan yang positif yang harus dicapai untuk mewujudkan tujuan-tujuan berdasarkan visi misi yang ditetapkan.
13.Prudent (bijaksana) orang yang melakukan sesuatu secara tidak bijaksana dapat dikatakan tidak bertanggung jawab.
15.TimeManagement (manajemen waktu) orang yang bertanggung jawab itu biasanya adalah orang yang bisa mengatur waktu dan konsekuen dengan jadwal yang telah ditetapkan.
16.ResourceManagement (pengaturan sumber daya) orang bisa melakukan hal yang baik sebagaimana kemampuan yang dimilikinya. Tanggung jawab bisa diukur berdasarkan pembagian tanggung jawab seseorang berdasarkan kemampuannya.
17.Teamwork (tim kerja) orang yang menyimpang dari kesepakatan tim dan ingin mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri dari kegiatan bersama tim adalah orang yang tidak bertanggung jawab. 18.FinancialIndependence (kemandirian keuangan) orang
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhannya dari uang yang ia dapatkan secara benar.
19.Self-motivated (motivasi diri) orang yang bertanggung jawab itu memiliki kemampuan memotivasi diri dan tingkat harapan yang kuat dalam dirinya.
secara mendalam.Kita melihat orang yang tak bertanggung jawab adalah orang yang memiliki kontrol diri rendah, orang yang suka tergesa-gesa dan sering hanya menuruti keinginan dari pada memahami keadaan.
c. Macam-Macam Tanggung Jawab
Menurut Sukanto dalam Mustari (2011: 23) mengemukakan bahwa tanggung jawab yang hendaknya ada pada manusia adalah :
1. Tanggung jawab kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan dengan cara takut kepada-Nya, bersyukur dan memohon petunjuk. Semua manusia bertanggung jawab kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta.
2. Tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman, siksaan, penindasan dan perlakuan kejam darimanapun datangnya.
3. Tanggung jawab diri dari kerakusan ekonomi yang berlebihan dalam mencari nafkah, ataupun sebaliknya, dari bersifat kekurangan ekonomi.
4. Tanggung jawab terhadap anak, suami/istri, dan keluarga 5. Tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar
7. Tanggung jawab dalam memelihara hidup dan kehidupan, termasuk kelestarian lingkungan hidup dari berbagai bentuk pencemaran
d. Ciri-Ciri Tanggung Jawab
Tanggung jawab berarti melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh, berani menannggung konsekuensi dari sikap, perkataan dan tingkah lakunya.Dari sinilah timbul indikasi-indikasi yang diharuskan dalam diri seseorang yang bertanggung jawab. Ciri-ciri tanggung jawab tersebut menurut Mustari (2011:25) diantaranya adalah :
1. Memilih jalan lurus.
2. Selalu memajukan diri sendiri. 3. Menjaga kehormatan diri. 4. Selalu waspada.
5. Memiliki komitmen pada tugas.
6. Melakukan tugas dengan standar yang terbaik. 7. Mengakui semua perbuatannya.
8. Menepati janji.
9. Berani menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya. e. Indikator Tanggung Jawab
Adapun indikator tanggung jawab menurut Fitri (2012:43) diantaranya adalah :
3. Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 4. Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar Siswa
Menurut Hamdani (2011: 137) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Sedangkan menurut Arifin (2010: 12) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha yang dicapai, dalam hal ini yang dimaksud dengan kegiatan tersebut adalah belajar. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan.
Slameto (2010: 2) mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya oleh karena itu, sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
tertentu yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, kreativitas, rasa tanggung jawab serta sikap seseorang sebagai hasil pengalamannya sendiri. Prestasi belajar yang dicapai siswa dapat diukur dengan menggunakan suatu alat evaluasi tertentu.
b. Fungsi Prestasi Belajar
Menurut Arifin (2010: 12) ada beberapa fungsi utama prestasi belajar yaitu:
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik.
c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2010: 54) ada berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu :
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Adapun yang tergolong faktor intern adalah :
a) Faktor Jasmaniah
Yang termasuk faktor jasmaniah adalah faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.
b) Faktor Psikologis
Yang termasukdalam faktor psikologis adalah :
1) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar.
3) Minat
baginya. Sedangkan bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
5) Motif
6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan.
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa yaitu:
4) Keadaan ekonomi keluarga 5) Pengertian orang tua 6) Latar belakang kebudayaan b) Faktor Sekolah, yang terdiri dari:
1) Metode mengajar 2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah
6) Alat pelajaran 7) Waktu sekolah
8) Standar pelajaran di atas ukuran 9) Keadaan gedung
10) Metode belajar 11) Tugas rumah
c) Faktor Masyarakat, yang terdiri dari: 1) Kegiatan siswa dalam masyarakat 2) Mass media
3) Teman bergaul
4) Bentuk kehidupan masyarakat
dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor internal dan faktor eksternal seperti yang telah disebutkan di atas.
4. IPA SD
a. Pembelajaran IPA di SD Berdasarkan KTSP
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.Di tingkat SD/ MI, diharapkan ada penekanan pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA di SD/ MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.Pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
b. Pengertian IPA
mati yang diamati. Pada hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan dari segi pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait.Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi IPA tersebut.
IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks.Buku teks IPA merupakan body of knowledge dari IPA. Buku teks memang penting, tetapi ada sisi lain IPA yang tidak kalah pentingnya yaitu dimensi proses, maksudnya proses mendapatkan ilmu itu sendiri. Dalam pengajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan habis digunakan.
eksperimen, yakni meliputi: (1) Observasi, (2) klasifikasi, (3) interpretasi, (4) prediksi, (5) hipotesis, (6) mengendalikan variabel, (7) merencanakan dan melaksanakan penelitian, (8) inferensi, (9) aplikasi, dan (10) komunikasi. Jadi, pada hakikatnya, dalam proses mendapatkan IPA diperlukan sepuluh keterampilan dasar. Oleh karena itu, jenis-jenis keterampilan dasar yang diperlukan dalam proses mendapatkan IPA disebut juga keterampilan proses.
c. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Menurut Sulistyorini (2007: 40) mata pelajaran IPA di SD/ MI bertujuan agar peserta didik mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaban, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pembahasan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.
d. Ruang Lingkup IPA di SD
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2. Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan
gas.
3. Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet. Listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya.
e. Materi Perubahan Wujud Benda
Metode eksperimen tepat digunakan dalam pembelajaran IPA materi perubahan sifat benda.Wujud benda dibagi menjadi tiga yaitu benda padat, benda cair dan benda gas.Wujud benda tersebut memiliki sifat-sifat tertentu.Benda padat memiliki sifat bentuk tetap, tidak dipengaruhi oleh wadah, dan memiliki masa. Benda cair memiliki sifat wujud sesuai wadah, permukaan selalu datar, mempunyai masa dan dapat melarutkan benda lain. Benda gas memiliki sifat bentuk dapat berubah, mempunyai masa dan menempati ruang.Benda-benda tersebut dapat mengalami perubahan seperti mencair, membeku, menguap, menyublim dan mengembun.
metode eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan beberapa media. Media yang digunakan pada pembelajaran IPA materi perubahan wujud benda yaitu gelas, batu, piring, botol air mineral, air, mangkok, selang air, gula, ember kecil, berbagai bentuk balon, es balok, korek, lilin, kamper, penjepit, kertas, sendok, air panas dan air es.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Metode eksperimen telah diteliti dan hasilnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian tersebut jelas diuraikan oleh Yeni Setiyowati, dalam penelitiannya dengan judul Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV pada Materi Penggunaan Energi Alternatif Melalui Metode Eksperimen di SD Negeri Cinangsi 01 Kecamatan Gandrungmangu.Penelitian tersebut dilaksanakan pada tahun 2011.
C. Kerangka Berpikir
Dalam proses belajar mengajar pasti akan terjadi interaksi antara guru dan siswa. Terjalinnya interaksi yang baik antara guru dan siswa akan membantu tercapainya keberhasilan suatu proses pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran sangat di tentukan oleh faktor keterlibatan guru, terutama dalam menentukan metode dan media pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran inovatif dalam pembelajaran IPA adalah metode eksperimen. Dalam metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.
Gambar: 2.1 Bagan Kerangka Berfikir
Berdasarkan bagan kerangka berpikir diatas dapat dideskripsikan bahwa pada kondisi awal belum menggunakan metode eksperimen menunjukkan bahwa tanggung jawab dan prestasi belajar IPA rendah. Pada siklus I dan siklus II siswa diberi tindakan dengan menggunakan metode eksperimen sehingga tanggung jawab dan prestasi belajar IPA kelas IV materi perubahan wujud benda menjadi meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penerapan metode eksperimen akan meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar IPA materi perubahan wujud benda kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Panican.
Sebelum menggunakan metode
eksperimen Kondisi awal
Prestasi belajar dan tanggung jawab siswa
rendah Tindakan
Siklus I Metode eksperimen
Siklus II
Tanggung jawab dan prestasi belajar IPA materi perubahan wujud benda meningkat. Kondisi akhir dari