Bidang unggulan: Pendidikan Dasar
LAPORAN PENELITIAN
ANALISIS PERAN GURU TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD KELAS 2
TIM PENELITI :
WAHYU NUNING BUDIARTI, M.Pd.
GIGIH WINANDIKA, M.Pd.
LUTFI NURUL ISNAENI AINUN ALFI LATIFAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL GHAZALI CILACAP
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN UNUGHA CILACAP
Judul Penelitian : Analisis Peran Guru Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas 2
Bidang Unggulan : Pendidikan Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd b. NIP/NIDN : 0628098303
c. Pangkat/Golongan : Asisten Ahli/IIIb d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli e. Jurusan : Pendidikan Dasar f. Alamat Rumah : Jl. Kambing 30 Rt4/1 g. Telp Rumah/HP : 0857-2910-0841
h. E-mail :[email protected]
Peneliti : 3 Orang
Jumlah Mahasiswa : 2 Orang Lama Penelitian : 6 Bulan Jumlah Biaya : Rp 385.000,00
Cilacap, 14 Maret 2020
Ketua Program Studi
( MAWAN AKHIR RIWANTO, M.Pd.) NIDN. 0628098501
Ketua Peneliti
( WAHYU NUNING BUDIARTI M.PD ) NIDN. 0628098303
Mengetahui, Kepala LP2M
(Misbah Khusurur, M.S.I ) NIK. 951011186
1. Judul Usulan Penelitian : Analisis Peran Guru Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas 2
2. Bidang Unggulan : Pendidikan Dasar 3. Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd
b. NIP/NIDN : 0628098303
c. Pangkat/Golongan : Asisten Ahli/IIIb d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli e. PS/Fakultas : PGSD/KIP
f. Alamat Rumah : Jl. Kambing 30 Rt4/1 g. Telp Rumah/HP : 0857-2910-0841
h. E-mail : [email protected] 4. Anggota peneliti
No Nama Bidang Keahlian Alokasi Waktu
(Jam/ Minggu) 1 Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd Pendidikan Dasar 10 jam
2 Gigih Winandika, M.Pd Pendidikan Dasar 8 jam 3 Lutfi Nurul Isnaeni Pendidikan Dasar 6 jam 4 Ainun Alfi Latifah Pendidikan Dasar 6 jam
1. Objek penelitian yang diteliti: Peran Guru 2. Masa pelaksanaan penelitian : 6 bulan
3. Anggaran yang diusulkan : Rp 385,000,00 4. Lokasi penelitian : Kesugihan
5. Hasil yang ditargetkan : Peran Guru Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas 2
6. Institusi lain yang terlibat : 10
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd
NIDN : 0628098303
Judul Penelitian : Analisis Peran Guru Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas 2
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penelitian ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan atas karya orang lain, maka saya bersedia bertanggung jawab sekaligus menerima sanksi.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaaan sadar dan tidak dipaksakan.
Ketua Peneliti
( WAHYU NUNING BUDIARTI, M.Pd ) NIDN. 0628098303
ABSTRAK
Pendidikan adalah suatu proses yang dilalui orang dengan metode-metode tertentu untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai kebutuhannya.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Meningkatkan kualitas SDM tersebut memfokuskan pada keterampilan berpikir kritis. Inilah agenda penting dan isu vital dalam pendidikan modern pada era globalisasi. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memberikan ilmu pengetahuan atau pengalaman pada siswa sesuai dengan tuntutan abad 21 dituntut untuk dapat menumbuhkan berpikir kritis melalui berbagai kegiatan. Melalui studi kajian pustaka diketahui bahwa berpikir kritis adalah suatu proses yang terorganisasi dimungkinkan oleh siswa dalam mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Untuk menumbuhkan berpikir kritis pada siswa, diperlukan peran guru dan peran sekolah. Dalam menumbuhkan berpikir kritis pada siswa melalui peran guru dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran dan pemberian soal HOTS. Sedangkan melalui peran sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, gerakan literasi sekolah, dan OSIS. Dari kesimpulan tersebut disarankan bagi guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran lain dan penilaian yang membantu siswa dalam berpikir tingkat tinggi, dan bagi sekolah dapat mengembangkan kegiatan lainnya yang membentuk pola berpikir kritis pada siswa dalam menyelesaikan masalah secara mandiri serta dapat menyaring informasi yang masuk pada dirinya.
Kata kunci: menumbuhkan berpikir kritis, peran guru, dan peran sekolah
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkas Rahmat dan Karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan kegiatan Penelitian Internal. Analisis Peran Guru Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas 2. Penelitian ini merupakan perwujudan salah satu Tri Dharma Perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh civitas akademika universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap.
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 7 september-7 November 2020.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan kebutuhan peserta didik di masa pandemi, terutama dalam Analisis Peran Guru Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas 2.. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pengabdian.
2. LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap yang telah memberikan dukungan dan bimbingan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini.
3. Seluruh civitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap yang telah membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan pengabdian ini.
4. Seluruh keluarga besar SD Negeri se Kecamatan Kesugihan yang telah turut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini.
Cilacap, 30 Maret 2020
Ketua Pelaksana
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ...……….. ii
Daftar Isi ...……….. iii
Pernyataan Keaslian Penelitian ...……….. iv
Abstrak ...……….. v
Kata pengantar ...……….. vi
Daftar isi ...……….. vii
BAB I PENDAHULUAN ...……….. 1
BAB II STUDI PUSTAKA ...……….. 3
BAB III METODE PENELITIAN ...……….. 7
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..……….. 10
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...……….. 15
DAFTAR PUSTAKA ...……….. 16
Lampiran-Lampiran ………. ……….. 17
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan menurut Muhibbin Syah (dalam Abidah, 2016 : 1) adalah suatu proses yang dilalui orang dengan metode-metode tertentu untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai kebutuhannya. Dengan kata lain, pendidikan merupakan sebuah usaha yang dilakukan manusia guna bertujuan ke arah hidup yang lebih baik. Fungsi pendidikan adalah anak dibimbing menuju ke arah suatu tujuan pendidikan yang di nilai tinggi.
Menurut Sarjono (2017 : 343) bahwa pendidikan bertujuan untuk siswa disiapkan agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya serta ditumbuhkannya rasa tanggung jawab, pembelajaran di sekolah siswa dibantu dalam mengembangkan pemahaman dan membiasakan berpikir kritis, sehingga kebutuhan hidupnya mampu dipenuhi oleh siswa serta segala permasalahan yang dihadapinya mampu diatasi. Selain itu siswa tidak hanya memahami pelajaran di sekolah saja, tetapi, siswa juga harus memahami aktivitas sosial di sekitarnya yang menggabungkan nilai-nilai kemanusiaan seperti rasa ingin tahu, kreativitas dan imajinasi yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan menerapkannya baik di dalam maupun di luar kelas.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Meningkatkan kualitas SDM tersebut memfokuskan pada keterampilan berpikir kritis. Inilah agenda penting dan isu vital dalam pendidikan modern pada era globalisasi. Untuk mempersiapkan lulusan siswa yang dapat bersaing dalam mengisi pasar kerja pada abad 21 salah satunya dibutuhkannya kemampuan berpikir kritis dari beberapa pembelajaran dan keterampilan inovasi (Rahma, 2012 : 134).
Berpikir kritis merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki setiap orang untuk menganalisis ide atau sebuah gagasan ke arah yang lebih spesifik untuk mengejar pengetahuan yang relevan tentang dunia dengan melibatkan evaluasi bukti. Untuk menganalisis suatu permasalahan sampai pada tahap pencarian solusi sangat memerlukan kemampuan berpikir kritis. Menghadapi tantangan global dan berbagai permasalahan kehidupan yang tidak dapat dikendalikan sangatlah memerlukan kemampuan berpikir kritis. Memiliki kemampuan berpikir kritis sehingga dapat
membedakan sisi positif dan negatif, kemudian menyaring berbagai pengaruh yang masuk dan menyesuaikannya dengan budaya bangsa Indonesia (Nurhayati, 2014 : 2).
Menurut Facione (dalam Rokayana, 2017 : 85) bahwa indikator berpikir kritis itu ada 6 yaitu intepretasi, inferensi, evaluasi, eksplanasi, dan regulasi dini. Bagaimana cara mengajarkan berpikir kritis sudah ditelaah oleh para ilmuwan selama hampir seratus tahun yang lalu, dan bahkan Socrate sudah memulainya dari 2000 tahun yang lalu.
Kemajuan suatu negara terletak pada keberhasilan pendidikan generasi penerus.
Apabila generasi penerus bangsa memiliki sumber daya manusia bertambah semakin baik, maka kemajuan suatu negara akan meningkat. Begitu juga sebaliknya jika generasi penerus bangsa memiliki sumber daya manusia kualitasnya semakin rendah atau menurun, maka terjadilah kehancuran suatu negara. Bilamana suatu negara memiliki kualitas sumber daya manusia rendah, sangatlah mudah negara tersebut akan dikuasai oleh negara asing. Hal ini bisa dibuktikan dalam sejarah bahwa negara kita Republik Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun dikarenakan kualitas sumber daya manusia rendah. Rakyat Indonesia masih banyak yang pendidikannya sangat rendah sehingga memudahkan Belanda menggunakan politik adu domba.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memberikan ilmu pengetahuan atau pengalaman pada siswa sesuai dengan tuntutan abad 21, dituntut untuk dapat menumbuhkan berpikir kritis pada siswa melalui berbagai kegiatan. Mengacu pada permasalahan tersebut, artikel ini disusun berdasarkan kajian pustaka dimaksudkan untuk menguraikan pengertian berpikir kritis, peran guru dalam menumbuhkan berpikir kritis siswa, dan peran sekolah dalam menumbuhkan berpikir kritis siswa. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan manfaat dalam memberikan wawasan tentang menumbuhkan pola pikir kritis pada siswa di sekolah khususnya peran guru.
1.2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dilakukan dengan jangka waktu pendek sehingga materi yang dikembangkan dibatasi hanya 1 subtema benda tunggal dan campuran tema 9 benda- benda di sekitar kita.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah;
1. Bagaimanakah peran guru terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SD kelas 2?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah ;
1. Untuk mengetahui peran guru terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SD kelas
1.5 Urgensi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan guru berperan terhadap kemampuan berpikir siswa SD kelas 2, sebab guru memiliki peran penting dalam penentu proses pendidikan
BAB II
STUDI PUSTAKA .
Berpikir kritis adalah sebuah proses yang kompleks dan apabila dilakukan dengan baik akan membantu dalam mengkaji gagasan-gagasan yang rumit secara sistematis, sehingga permasalahan menjadi lebih mudah untuk diselesaikan. Berpikir kritis adalah sebuah kemampuan (skill) yang penting, karena dapat mencegah orang untuk membuat keputusan yang buruk dan dapat membantu dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat berpikir kritis, yaitu:
menyaring generalisasi dan menghindari penyederhanaan, memunculkan dan menilai solusi terhadap masalah, membandingkan perspektif kita, mendengarkan secara kritis, dan secara serius mempertimbangkan pandangan-pandangan yang tidak sesuai.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis ini menjadi sangat penting sifatnya dan harus ditanamkan sejak dini baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan berpikir secara aktif. Hal ini berarti proses pembelajaran yang optimal membutuhkan pemikiran kritis dari si pembelajar.
Oleh karena itu, berpikir kritis sangat penting dalam proses kegiatan pembelajaran.
Nuryanti (2017:155) menjelaskan Seorang pemikir kritis mampu menganalisis dan mengevaluasi setiap informasi yang diterimanya. Berpikir kritis menuntut adanya usaha, rasa peduli tentang keakurasian, kemauan, dan sikap tidak mudah menyerah ketika menghadapi tugas yang sulit. Demikian pula, dari orang yang berpikir kritis ini diperlukan adanya suatu sikap keterbukaan terhadap ide-ide baru. Memang hal ini bukan sesuatu yang mudah, namun harus dan tetap dilaksanakan dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir.
Guru memiliki peran penting dalam penentu proses pendidikan. Dalam pelaksanaan tugasnya guru harus membuat perencanaan pengajaran secara terprogram untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Perbaikan pembelajaran akan membawa pengaruh positif dalam penguasaan dan pemahaman materi oleh peserta didik. Untuk mewujudkan tekad tersebut, dibutuhkan guru-guru yang dapat mengajarkannya dengan baik dan benar, dalam arti guru di tuntut menguasai bahan ajar, guru mampu mengelola program pembelajaran, guru mampu mengelola kelas,
menggunakan media dan sumber pengajaran, mengelola interaksi belajar mengajar, guru menguasai landasan-landasan kependidikan, dan guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran. Akan tetapi pada kenyataannya proses belajar mengajar umumnya kurang mendorong pada pencapaian kemampuan berpikir kritis. Ada dua faktor penyebab berpikir kritis tidak berkembang selama pendidikan.
Pertama, guru lebih terfokus pada penyelesaian materi. Artinya, ketuntasan materi lebih diprioritaskan dibanding pemahaman siswa terhadap konsep-konsep belajar..
Kemudian guru memberi contoh soal, dilanjutkan dengan memberi soal latihan yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya kritis berpikir siswa
Keterampilan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan melalui suatu pendekatan yang dapat memaksimalkan pencapaian tujuan dari berpikir kritis itu sendiri, maka pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) dapat menjadi solusi dari masalah tersebut. Salah satu ciri dari proses pembelajaran disebut ilmiah adalah apabila pembelajaran tersebut mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.. Kelas diatur sebagai bentuk kerja sama antara guru dan siswa dalam membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing. Kelompok menyediakan sarana sosial bagi proses ini, dan perencanaan dalam kelompok menjamin keterlibatan siswa secara maksimal dalam membangun pemikiran kritis. Purwati (2016: 85) menjelaskan Seorang guru perlu membuat proses pembelajaran matematika yang menuntut siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.
Pada dasarnya berpikir kritis (critical thinking) bertujuan untuk anak didik dibentuk sehingga mampu berpikir netral, objektif, beralasan, logis, jelas dan tepat.
Melalui tujuan tersebut, melatih siswa untuk membuat keputusan yang bijak, dengan memberikan alasan mengenai kebenaran tentang nilai sebuah pernyataan; dan mengambil tindakan dalam sebuah kondisi (Sariyem, 2016 : 331).
Beberapa aktivitas yang termasuk kategori berpikir kritis adalah sebagai berikut (Moon, 2008):
a. Menilai argumen orang lain; dalam hal ini argumen diberikan dan meliputi penyajian serangkaian ide yang mengarah kepada pengambilan suatu kesimpulan.
Tugas seorang pemikir kritis (critical thinker) adalah meninjau (review) komponen-komponen dari argumen dan proses pembentukannya, kualitas dari
kesimpulan dan proses untuk memperolehnya. Argumen dibentuk tentu saja berdasarkan koherensi penalaran, data, konsep, metodologi, kriteria, dan pertimbangan kontekstual.
b. Mengevaluasi objek; berpikir secara kritis dalam mengevaluasi dan membuat pertimbangan terhadap suatu masalah/objek, serta menilai kredibilitasnya berdasarkan pada sumber-sumber yang dapat dipercaya. Untuk bisa mengevaluasi objek tentu saja seorang pemikir kritis harus memahami permasalahan/objek yang sedang dikaji sehingga bisa memfokuskan terhadap objek/masalah tersebut, dan tidak salah arah.
c. Mengembangkan argumen; dalam hal ini argumen dibentuk oleh pemikir kritis berdasarkan koherensi penalaran, data, konsep, metodologi, kriteria, dan pertimbangan kontekstual. Dalam menyajikan argumen yang rasional tersebut tentu saja penggunaan bahasa yang baik menjadi sangat penting. Seperti disampaikan oleh Moon (2008) bahwa sering kali ditemukan masalah tentang penyajian argumen disebabkan karena struktur tulisan atau ucapan. Selanjutnya Moon (2008) menyampaikan, bahwa kita (seorang pemikir kritis) harus mengetahui kualitas bahasa yang digunakan dalam menyusun analisis dari argumen. 4) Berpikir kritis tentang diri sendiri (refleksi); refleksi menjadi bagian dari berpikir kritis, refleksi akan mengarahkan dan mendukung berkembangnya kecakapan berpikir. 5) Merespon argumen orang lain; pada saat merespon argumen orang lain berarti pemikir kritis dapat mempertimbangkan konteks dari argumen tersebut dan meresponnya. Respon tersebut dapat disajikan dalam bentuk lisa, tulisan, atau cara-cara penyajian lainnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. METODE
Teknik analisis data dalam penulisan ini menggunakan model Miles and Huberman yaitu analisis deskriptif kualitatif dengan model interaktif (Interactive Model of Analysis) meliputi; (1) pengumpulan data; (2) reduksi data yaitu yaitu memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu; (3) penyajian data, maka penulis akan mudah untuk memahami apa yang terjadi serta merencanakan kerja selanjutnya; dan (4) verifikasi yaitu pemberian kesimpulan sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Model interaktif dalam analisis data dapat ditunjukkan di bawah ini:
Teknik pengumpulan data litereir atau library research (studi pustaka). Dalam studi pustaka menggunakan objek kajian penelitian yang berfokus pada pustaka. Pustaka tersebut berupa media massa, buku, artikel, jurnal, skripsi, baik dalam bentuk cetak maupun elektronik yang memiliki relevansi dengan permasalahan dan mendukung dalam analisis pembahasan, serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Lembaga pendidikan guru, diharapkan mampu menghasilkan insan terdidik yang berkualitas. Kualitas pendidikan dapat dilihat dan kemampuan lulusan mengaplikasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Menghasilkan lulusan yang berkualitas merupakan tujuan pendidikan pada umumnya (Hafid, 2007 : 126). Menurut Hariyanto (dalam Rahzianta &
Hidayat, 2016 : 1129) bahwa keterampilan kompetitif yang berfokus pada pengembangan keterampilan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thingking Skills) harus mampu dikembangkan siswa pada abad 21. Dari pernyataan tersebut disimpulkan bahwa perlunya pada siswa ditumbuhkannya pola berpikir kritis. Untuk menumbuhkan pada siswa dalam berpikir kritis, melalui peran guru dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Kegiatan Pembelajaran
Pengertian kegiatan pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati dkk, 2009 : 297). Pada kegiatan pembelajaran agar dapat menumbuhkan berpikir kritis pada siswa perlunya seorang guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pada kegiatan pembelajaran, siswa aktif dalam mengikuti kegiatan sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Beberapa contoh strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu metode penemuan terbimbing, metode problem solving, dan pendekatan saintifik.
Metode penemuan terbimbing adalah suatu cara untuk menyampaikan / ide gagasan lewat proses menemukan. pola – pola dan struktur matematika dengan bimbingan atau pertolongan dari guru (Hudoyo, 1990 : 124). Menurut Nur (dalam Rahmawati dkk, 2012 : 72) melalui metode penemuan siswa dapat belajar untuk memecahkan masalah sendiri dan keterampilan berpikir kritis karena melakukan analisis dan menangani informasi.
Metode problem solving yaitu metode yang berorientasi “learner centered”
dan berpusat pada suatu masalah lalu dipecahkan melalui kerja kelompok oleh siswa.
Metode problem solving bisa diartikan “metode ilmiah” karena menggunakan langkah-langkah ilmiah mulai dari merumuskan masalah, merumuskan jawaban
sementara (hipotesis), mengumpulkan dan mencari data, menarik kesimpulan, dan mengaplikasikan temuan ke dalam situasi baru (Majid, 2016 : 212-213). Menurut Handayani & Priatmoko (2013 : 1053) bahwa pembelajaran problem solving ini siswa diarahkan pada kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Selain itu pada pembelajaran tersebut kemampuan siswa dalam melakukan berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan berpikir kritis dan kreatif dapat ditingkatkan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang ditekankan pada siswa dengan memberikan pengalaman secara langsung baik menggunakan observasi, eksperimen maupun cara yang lainnya, sehingga realitas yang akan berbicara sebagai informasi atau data yang diperoleh selain valid juga dapat dipertanggungjawabkan (Sujarwanta, 2012: 75). Menurut Mujib (2016 : 26) pendekatan saintifik (Scientific Approach) merupakan pendekatan yang cocok dalam membangun kemampuan berpikir kritis siswa, karena dalam pendekatan saintifik harus menggunakan langkah-langkah 5M, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.
2. Pemberian Soal HOTS
Akhir kegiatan pembelajaran atau setelah menuntaskan kompetensi dasar seorang guru memberikan latihan soal dan mengadakan penilaian atau ulangan. Dalam memberikan soal latihan atau soal untuk penilaian atau ulangan perlunya seorang guru menyesuaikan dengan tuntutan abad 21 guna menghasilkan lulusan yang berkompeten yaitu memberikan model atau bentuk soal berpikir tingkat tinggi yaitu berpikir kritis.
Pemberian model soal pada siswa guna ditumbuhkannya berpikir kritis yaitu soal HOTS.
Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis (Kemendikbud, 2017 : 3).
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dimiliki siswa.
Untuk mengembangkan keterampilan ini dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana serta strategi yang tepat. Strategi yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran adalah dengan menciptakan suasana kelas yang menantang, mendorong adanya interaksi diantara siswa, serta melatih siswa untuk menulis.
5.2 rekomendasi
Daftar Pustaka
Nantara, D. (2020). Menumbuhkan Berpikir Kritis pada Siswa melalui Peran Guru dan Peran Sekolah. Jurnal Teladan, 6(1), 25–34.
Nuraida, D. (2019). Peran Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Teladan: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(1), 51–60.
21 a. Jadwal Kegiatan Penelitian
NO KEGIATAN WAKTU / MINGGU
1 2 3 4 5-12 13 14 15-19 20-22 23-24
PERSIAPAN PENELITIAN 1 Studi pustaka
2 Pengembangan kerangka Fun Science Activity Learning PELAKSANAAN PENELITIAN
3 Pembuatan Fun Science Activity Learning
4 Pengujian Fun Science Activity Learning
PASCA PENELITIAN
5 Pembuatan laporan penilitian 6 Pembuatan jurnal penelitian
b. Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Peneliti
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama lengkap : WAHYU NUNING BUDIARTI, M.Pd Tempat dan Tgl Lahir :
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Jl. Kambing 30 Rt4/1
Telp/email : 0857-2910-0841/ [email protected] Pendidikan Formal
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun Lulus
Program Pendidikan (Sarjana, Magister, Spesialis dan Doktor)
Perguruan Tinggi Kota Negara
Penelitian & Paper
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Publikasi Sponsor
Cilacap, 25 Juli 2020
Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama lengkap : GIGIH WINANDIKA
Tempat dan Tgl Lahir :
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat :
Telp/email :
Pendidikan Formal
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun Lulus
Program Pendidikan (Sarjana, Magister, Spesialis dan Doktor)
Perguruan Tinggi Kota Negara
Penelitian & Paper
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Publikasi Sponsor
Cilacap, 25 Juli 2020
Gigih Winandika, M.Pd
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama lengkap : LUTFI NURUL ISNAENI Tempat dan Tgl Lahir :
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat :
Telp/email :
Pendidikan Formal -
Penelitian & Paper
Cilacap, 25 Juli 2020
Lutfi Nurul Isnaeni
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama lengkap : Ainun Alfi Latifah Tempat dan Tgl Lahir :
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat :
Telp/email :
Pendidikan Formal -
Penelitian & Paper -
Cilacap, 25 Juli 2020
Ainun Alfi Latifah
c. Surat Pernyataan Peneliti
SURAT PERNYATAAN PENELITI Yang bertanda tangan di bawah ini kami:
1. Nama Lengkap : Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd
NIP/NIDN :
Fakultas/ P.S. : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Status dalam Penelitian : Ketua *)
2. Nama Lengkap : Gigih
Winandika, M.Pd
NIP/NIDN 0604049302
Fakultas/ P.S. : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Status dalam Penelitian : Anggota *)
3. Nama Lengkap : Lutfi Nurul
Isnaeni
NIP/NIDN : -
Fakultas/ P.S. : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Status dalam Penelitian : : Anggota *)
4. Nama Lengkap : Ainun Alfi
Latifah
NIP/NIDN : -
Fakultas/ P.S. : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Status dalam Penelitian : : Anggota *)
Menyatakan bahwa kami secara bersama-sama telah menyusun proposal penelitian yang berjudul “ANALISIS PERAN GURU TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD KELAS 2” dengan jumlah usulan dana sebesar Rp 2.000.000,00 Apabila proposal ini disetujui maka kami secara bersama-sama akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penelitian ini sampai tuntas sesuai dengan persyaratan yang dituangkan dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dan ditandatangani bersama sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Cilacap, 25 Juli 2020 Ketua Peneliti
WAHYU NUNING BUDIARTI, M.Pd
d. Bukti submit
e. Kwitansi
1. transport survei dan Pengambilan data
2. Honorarium
3. Atk, FC instrumen, Publikasi, Pelaporan, snack pengambilan data