• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Histologis Hati Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diberikan Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Histologis Hati Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diberikan Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

GAMBARAN HISTOLOGIS HATI MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN YANG DIBERIKAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.)

Agus Prihanto W., 2011. Pembimbing I : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. Pembimbing II : Jeanny E. Ladi, dr.

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan menjadi tempat terjadinya berbagai proses metabolisme, sehingga hepar rentan terhadap kerusakan. Kerusakan hati dapat diperbaiki dengan antioksidan. Salah satu antioksidan eksogen adalah buah merah (Pandanus conoideus Lam), tetapi pada jaringan normal antioksidan yang tinggi akan diubah menjadi prooksidan.

Tujuan penelitian adalah mengetahui peranan buah merah terhadap perubahan histologis hati pada mencit Swiss Webster jantan.

Penelitian dilakukan secara deskriptif menggunakan hewan coba mencit galur Swiss Webster jantan sebanyak 24 ekor, yang dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok I (Kontrol negatif) diberi aquades 0,2 ml, kelompok II (BM1) diberi minyak Buah Merah 0,1 ml, kelompok III (BM2) diberi minyak Buah Merah 0,2 ml, dan kelompok IV (BM3) diberi minyak Buah Merah 0,4 ml.

Pengamatan dilakukan secara mikroskopis dan didapatkan hasil yang berbeda antara kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan buah merah, yang mana kelompok perlakuan buah merah ditemukan adanya perubahan struktur histologis.

Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian minyak buah merah menyebabkan perubahan gambaran histologis hati.

(2)

v ABSTRACT

HISTOLOGICAL PROFILE OF Swiss Webster MALE MICE LIVER AFTER ADMINISTERED WITH RED FRUIT OIL ((Pandanus conoideus Lam.)

Agus Prihanto W., 2011. 1st Supervisor : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. 2nd Supervisor : Jeanny E. Ladi, dr.

Liver is the largest gland in the body and becoming the area of various metabolic processes, thus it is vulnerable to damages. Liver damage can be repaired by antioxidants. One of exogenous antioxidants is red fruit (Pandanus conoideus Lam.), but in normal tissue, high antioxidant converted into prooxidant. The research objective was to determine the role of red fruit oil on the histological changes on liver of Swiss Webster male mice.

Purpose of this study is to evaluate whether red fruit (Pandanus conoideus Lam.) causes histological change on liver of Swiss Webster male mice.

This experimental was conducted descriptively used 24 Swiss Webster male mice, which is divided into 4 groups, group I/negative control group (aquadest 0.2 ml), group II/BM1 (red fruit oil 0.1 ml), group III/BM2 (red fruit oil 0.2 ml), and group IV/BM3 (red fruit oil 0.4 ml).

The result on microscopic observation, showed different result between the negative control group and treated group of red fruit, which was found the changes in histological structure.

The conclusion of this study is the administration of red fruit oil can cause histological change in liver.

Key words: liver, exogenous antioxidants, antioxidants, prooksidan.

(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.5 Metodologi Penelitian ... 2

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Hati ... 3

2.1.1 Anatomi ... 3

2.1.2 Histologi ... 5

2.1.3 Fisiologi ... 6

2.2 Kerusakan hati ... 8

2.3 Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) ... 12

2.3.1 Taksonomi ... 12

2.3.2 Morfologi ... 13

2.3.3 Kandungan Buah Merah ... 13

2.4 Radikal bebas ... 14

2.5 Antioksidan ... 16

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 18

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 18

3.1.2 Subjek penelitian ... 19

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.2 Metode Penelitian... 19

3.2.1 Desain Penelitian ... 19

3.2.2 Variabel Penelitian ... 19

3.3 Prosedur Kerja ... 19

(4)

ix

3.3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 20

3.3.3 Pembuatan Preparat Histologis ... 20

3.4 Aspek Etik Penelitian ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 24

4.2 Pembahasan ... 28

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 29

5.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 31

LAMPIRAN ... 32

(5)

x

DAFTAR TABEL

(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Hati ... 4

Gambar 2.2 Histologi Hati ... 6

Gambar 2.3 Buah Merah ... 13

Gambar 4.1 Gambaran mikroskopis (100x) hati kontrol (-) ... 24

Gambar 4.2 Gambaran mikroskopis (400x) hati kontrol (-) ... 24

Gambar 4.3 Gambaran mikroskopis (100x) hati BM1... 25

Gambar 4.4 Gambaran mikroskopis (400x) hati BM1... 25

Gambar 4.5 Gambaran mikroskopis (100x) hati BM2... 26

Gambar 4.6 Gambaran mikroskopis (400x) hati BM2... 26

Gambar 4.7 Gambaran mikroskopis (100x) hati BM3... 27

(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

32 LAMPIRAN I

Perhitungan Dosis Buah Merah

Dosis manusia 70kg = 30 cc

Dosis mencit 20g = 30 cc x 0,0026 (Faktor konversi menurut Laurence-Bacharach) = 0,078 cc

(9)
(10)

34

LAMPIRAN III

Alat dan Bahan Penelitian

Mencit yang dibagi menjadi 4 kelompok

Minyak buah merah

(11)

35 Alat bedah set

(12)

36

RIWAYAT HIDUP

Nama : Agus Prihanto Wijaya

Nomor Pokok Mahasiswa : 0810092

Tempat dan tanggal lahir : Bengkulu, 20 Agustus 1990

Alamat : Taman Kopo Indah 3, blok C4 no.84

Riwayat Pendidikan :

1996-2002 : SDN 23 Bengkulu

2002-2005 : SMPN 1 Bengkulu

2005-2008 : SMAK 3 BPK Penabur Bandung

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hati merupakan kelenjar terbesar pada tubuh dan menjadi tempat terjadi berbagai proses penting bagi kehidupan seperti proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat (Tortora, 2005). Di Indonesia angka kejadian penyakit hati tergolong sangat tinggi dan merupakan penyebab kematian terbesar di Jawa Barat (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2005). Pada kerusakan hati diperlukan antioksidan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan memperbaiki struktur dari hati.

Salah satu tumbuhan yang mengandung antioksidan eksogen adalah buah merah (Pandanus conoideus Lam) yang berasal dari Papua. Masyarakat tradisional Papua di Wamena, Timika, dan desa-desa di kawasan pegunungan Jayawijaya mengonsumsi buah merah. Kandungan komposisi dari buah merah antara lain antara lain adalah karoten, betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat dan dekanoat, omega 3, dan omega 9 yang semuanya merupakan senyawa aktif penangkal radikal bebas dalam tubuh. Masyarakat mengonsumsi minyak buah merah sebagai suplemen dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit akibat radikal bebas, tanpa mengetahui efek samping minyak buah merah (I Made Budi, 2005).

Konsumsi dari antioksidan yang berlebih, tidak selalu menjadikan jaringan hepar yang normal lebih baik, karena antioksidan yang terlalu tinggi akan menyebabkan senyawa antioksidan berubah menjadi prooksidan (Gordon, 1990). Pada penelitian terdahulu, hati diinduksi CCl4 yang menyebabkan terjadinya sirosis. Hati yang mengalami sirosis diberi perlakuan minyak buah merah menyebabkan kadar SGOT dan SGPT dari hati naik.

(14)

2 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah:

Apakah pemberian minyak buah merah (Pandanus conoideus. Lam) berpengaruh terhadap gambaran histologis hati pada mencit Swiss Webster jantan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah untuk mengetahui efek samping buah merah terhadap hati.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek buah merah terhadap gambaran histologis hati pada mencit Swiss Webster jantan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang buah merah terhadap gambaran histologis hati.

Manfaat praktis adalah memberi asupan kepada masyarakat tentang efek samping minyak buah merah terhadap gambaran histologis hati.

1.5 Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan hewan coba mencit yang diberi perlakuan minyak buah merah (Pandanus conoideus Lam) secara sonde lambung.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

(15)

29 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut:

Pemberian minyak buah merah menyebabkan perubahan gambaran histologis hati.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dapat dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain seperti :

Uji toksisitas buah merah.

(16)

30

DAFTAR PUSTAKA

AVMA guidelines on Euthanasia. 2007. American Veterinary Medical Association. 1-36.

Angrieni, W. 2008. Pengaruh pemberian buah merah (Pandanus conoideus Lam.) terhadap berat dan gambaran histologis limpa mencit Swis yang diinfeksi Plasmodium berghei ANKA. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia

3(1): 5−8.

Beckman KB, Ames BN. 1998. The Free Radical Theory of Aging Matures. Physiological Reviews, 78(2): 547-581

Benvie. 2010. Anatomi Hati/ Hepar. http://doctorology.net/?p=435 Budi, M. 2005. Buah Merah.

http://buahmerahmade.com/# 20 Agustus 2010

Budi, M. 2003. Potensi kandungan gizi buah merah (P. conoideus Lam.) sebagai sumber pangan alternatif untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat Papua. Lokakarya Nasional Pendayagunaan Pangan Spesifik Lokal, Jayapura

2−4 Desember 2003. hal. 211−214.

Budi, M. 2005. Seri Agrisehat Buah Merah. Jakarta: Penebar Swadaya. 17-23. Chamulitrat W, Carnal J, Reed NM, Spitzer JJ. 1988. In vivo endotoxin enhances

biliary etanol-dependent free radical generation. AJP- Gastrointest Liver Physiol. 274 (4): G653-G661

Devasagayam TPA, Tilak JC, Boloor KK, Sane KS, Ghaskadbi SS, Lele RD. 2004. Free Radicals and Antioxidants in Human Health: Current Status and Future Prospects.

www.japi.or

Dinas Kesehatan Jawa Barat. 2005. Profil Kesehatan Jawa Barat.

Eroschenko VP. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 11. Jakarta : EGC. Hal.215-223.

Gordon I. 1994. Functional Food, Food Design, Pharmafood. New York: Champman dan Hall.

Guyton AC, & Hall JE. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC. Hal. 902-907.

Halliwell, et al. 1995. Toxicology. ―J Food Chem‖ 33: 601.

(17)

31

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip percobaan dan perancangannya. Dalam Rancangan percobaab aplikatif : aplikasi kondisional bidang pertamanan, peternakan, perikanan, industri dan hayati. Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. p.10-12.

Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar; Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, UI Press.

Mayes PA. 2001. Lipids of Physiologic Significance. Dalam: Murray KM. Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Harpers Biochemistry. 27nd ed. Connecticut: Appleton & Lange. p. 142–3.

Papas AM. 1999. Antioxidant status, Diet, Nutrition, and Health. Washington D,C : CRC Press LLC

Pryor W.A. 2000. Vitamin E and heart disease: basic science to clinical intervention. Free Radic Biol Med. 28(1):141-64.

Schroeter H., Boyd C., Spencer J.P.E., Williams R.J., Cadenas E., Rice-Evans C. 2002. MAPK signaling in neurodegeneration: influences of flavonoids and of nitric oxide. Neurobiol. Aging. 23: 861-80.

Sibuea. 2004. Senjata Pemusnah Radikal Bebas. Jakarta: Koran Harian Kompas Surono I., Nishigaki T., Anang E., Priyo W. 2008. Indonesian Biodiversities, from

Microbes to Herbal Plants as Potential Functional Foods. Shinsu Daigaku Nogakubu Kiyo. 44(1-2): 23-27.

Smith ML, Loveridge N, Willis ED, Chayen J. 1979. The distribution of glutathione in rat liver lobule. Biochem. J. 182:103-108.

Tortora GJ, & Derrickson BH. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th edition. United States. p. 945-948.

Referensi

Dokumen terkait

Validitas Untuk Butir Soal Nomor

Untuk lebih mengenal antara satu dengan yang lainnya , mengikat hubungan marga mereka dan menambah keakraban diantara mereka maka orang Batak akan membentuk suatu perkumpulan

Harapan pasien pada pelayanan administrasi pasien tidak menunggu lama (5- 10 menit) tetapi pada kenyataanya 36,7% pasien menyatakan kurang puas. Waktu tunggu pasien

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai persepsi tidak setuju terhadap waktu antrian lebih banyak terdapat pada responden

Sistem yang memberikan pembelajaran bahasa isyarat (SIBI) dengan menggunakan metode komunikasi total dan berbasis video akan lebih mampu untuk menjelaskan deskripsi dari

dengan Kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 1 Sleman yaitu Kurikulum 2013. Dalam mengajar praktikan menggunakan pendekatan Scientific. Metode yang digunakan oleh praktikan

Variasi nilai MAR yang diperoleh pada tiap-tiap limbah cair rumah sakit disebabkan oleh banyak faktor, antara lain keberadaan pasien kolera pada rumah

ditinjau dari aspek pengetahuan, dan (2) capaian hasil uji kompetensi ditinjau dari aspek keterampilan.Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari nilai