• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Sayat pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Sayat pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

EFEK MINYAK BUAH MERAH (Pandanus cdndideus Lam.) TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT JANTAN

GALUR SWISS WEBSTER

Brigita Dian Pasereng, 2016. Pembimbing I : Roro Wahyudianingsih, dr., Sp.PA. dan Pembimbing II : Teresa Lucretia, dr., M.Kes

Latar Belakang: Buah merah sering digunakan secara topikal oleh masyarakat di Papua untuk membantu mempercepat penyembuhan luka.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui peranan minyak buah merah dalam mempercepat proses penyembuhan luka sayat pada mencit secara histopatologis. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan. HeIan coba mencit jantan sebanyak 27 ekor dibagi dalam tiga kelompok. Kemudian mencit diberi luka sayat dan dioleskan fefacfylum pada luka untuk kelompok kontrol positif, akuades steril untuk kelompok kontrol negatif, dan buah merah untuk kelompok perlakuan. Perlakuan diberikan tiap hari selama 7 hari dan dibuat preparat histologis untuk menilai derajat epitelisasi dan kolagen. Analisis menggunakan uji Kruskal Wallis, dilanjutkan dengan uji Mann Whitney yang sesuai dengan α=0,05.

Hasil Penelitian: Dengan metode Kruskal Wallis didapatkan p = 0.000** untuk derajat epitelisasi, dan p = 0.014* untuk derajat kolagen, sehingga menunjukan adanya perbedaan pada minimal satu kelompok perlakuan. Kemudian dilanjutkan dengan uji Mann Whitney p = 0.001** pada derajat epitelisasi dan p = 0.019* pada derajat kolagen antara kelompok perlakuan buah merah dengan kelompok kontrol negatif.

Simpulan Penelitian: Minyak buah merah dapat mempercepat proses penyembuhan luka sayat pada mencit secara histopatologi.

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

EFFECT OF RED FRUIT OIL (Pandanus cdndideus Lam.) ON THE HEALING PROCESS OF INCISED WOUND IN MALE MICE STRAIN

SWISS WEBSTER

Bfigita Dian Pasefeng, 2016. Tutof I: Rofo Wahyudianingsih, df., Sp.PA. and Tutof II: Tefesa Lucfetia, df., M.Kes

Backgrdund: Red ffuit is often used topically by people in Papua to help accelefate wound healing.

Objective: To detefmine the fole of fed ffuit oil in accelefating the healing pfocess of incised wound in mice histopathologically.

Methdd: This was a feal expefimental study. Study subjects wefe 27 male mice divided into thfee gfoups. The mice wefe incised and given fefacfylum fof the positive contfol gfoup, stefile aquades fof the negative contfol gfoup, and the fed ffuit oil fof the tfeatment gfoup. It was given daily fof 7 days and histological pfepafations wefe made to assess the degfee of epithelialization and collagen. Analysis was done by using Kfuskal Wallis, followed by Mann Whitney coffesponding to α = 0.05.

Result: By Kfuskal Wallis obtained p = 0.000** fof the degfee of epithelialization, and p = 0.014* fof the degfee of collagen, it shows the diffefence in at least one tfeatment gfoup. Then pfoceed with the Mann Whitney obtained p = 0.001** on the degfee of epithelialization and p = 0.019* on the degfee of collagen between fed ffuit tfeatment gfoups with negative contfol gfoup.

Cdnclusidn: Red ffuit oil can accelefate the healing pfocess of incised wound in mice histopathologycally.

(3)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Berpikir ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Histologi Kulit ... 6

2.1.1 Epidermis ... 9

2.1.2 Dermis ... 12

2.1.3 Adneksa Kulit ... 13

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

2.1.4.1 Fungsi Proteksi ... 15

2.1.4.2 Fungsi Ekskresi ... 15

2.1.4.3 Fungsi Absorpsi ... 15

2.1.4.4 Fungsi Sensoris ... 16

2.1.4.5 Fungsi Pengaturan Suhu ... 16

2.1.4.6 Fungsi Pembentukan Pigmen ... 16

2.1.4.7 Proses Keratinisasi ... 17

2.1.4.8 Fungsi Pembentukan Vitamin D ... 17

2.2 Luka ... 17

2.2.1 Klasifikasi Luka ... 18

2.2.1.1 Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka ... 18

2.2.1.2 Berdasarkan Mekanisme Terjadinya Luka .. 18

2.2.2 Proses Penyembuhan Luka ... 19

2.2.2.1 Fase Hemostasis ... 19

2.2.2.2 Fase Inflamasi ... 20

2.2.2.3 Fase Proliferatif ... 22

2.2.2.3.1 Re-epitelisasi ... 22

2.2.2.6 Faktor-faktor Penyembuhan Luka ... 28

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

2.3.2.1 Daun ... 35

2.3.2.2 Batang ... 36

2.3.2.3 Akar ... 36

2.3.2.4 Buah dan Biji ... 36

2.3.3 Kandungan dan Khasiat ... 37

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 40

3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 40

3.1.1 Alat-alat yang Digunakan ... 40

3.1.2 Bahan yang Digunakan ... 41

3.2 Persiapan Penelitian ... 41

3.2.1 Subjek Penelitian ... 41

3.2.2 Ukuran Sampel ... 42

3.2.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

3.3 Metode Penelitian ... 43

3.3.1 Desain Penelitian ... 43

3.3.2 Variabel Penelitian ... 43

3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 43

3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 43

3.4 Prosedur Penelitian ... 44

3.5 Metode Analisis ... 45

3.5.1 Hipotesis Statistik ... 46

3.5.2 Kriteria Uji ... 46

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.2 Pembahasan... 53

4.3 Uji Hipotesis ... 55

4.3.1 Hipotesis Penelitian ... 55

4.3.2 Hal yang Mendukung ... 56

4.3.3 Hal yang Tidak Mendukung ... 56

4.3.4 Simpulan ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Simpulan ... 57

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 61

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Kimia per 100 gram Minyak Buah Merah . 38 Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi per 100 gram

Minyak Buah Merah ... 39 Tabel 4.1 Hasil Penelitian Secara Mikroskopis Derajat Epitelisasi Proses Penyembuhan Luka Tiap Kelompok ... 48 Tabel 4.2 Hasil Penelitian Secara Mikroskopis Derajat

Kolagen Proses Penyembuhan Luka Tiap Kelompok ... 49 Tabel 4.3 Uji Kruskal Wallis Derajat Epitel ... 50 Tabel 4.4 Kruskal Wallis Derajat Kolagen ... 50 Tabel 4.5 Uji Beda Rata-rata Mann Whitney Terhadap

Derajat Epitelisasi Proses Penyembuhan Luka ... 51 Tabel 4.6 Uji Beda Rata-rata Mann Whitney Terhadap

(8)

x Universitas Kristen Maranatha DARTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Keratinosit (a); Sel Melanosit (b);

Sel Langerhans (c); Sel Merkel (d) ... 9

Gambar 2.2 Skematis Kulit Tebal ... 7

Gambar 2.3 Mikroskopis Kulit Tebal ... 7

Gambar 2.4 Skematis Kulit Tipis ... 8

Gambar 2.5 Mikroskopis Kulit Tipis ... 8

Gambar 2.6 Skematis Epidermis ... 11

Gambar 2.7 Skematis Dermis ... 12

Gambar 2.8 Mikroskopis Adneksa Kulit ... 14

Gambar 2.9 Proses Penyembuhan Luka ... 33

(9)

xi Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN

LAMPIRAN I Etik Penelitian ... 61

LAMPIRAN II Prosedur Kerja ... 62

LAMPIRAN III Penilaian Derajat Re-epitelisasi dan Kolagen ... 65

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka merupakan hal mang sering terjadi dan dapat mengenai semua orang di seluruh dunia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Luka didefinisikan sebagai hilangnma kontinuitas jaringan mang disebabkan oleh berbagai macam trauma di antaranma sengatan listrik, gigitan hewan, ledakan, jatuh atau kecelakaan, pertumbuhan tumor, tekanan pada daerah tulang, atau mang disebabkan oleh terapi radiasi (Sjamsuhidajat & Jong, 2004). Luka mang terdapat pada kulit, dapat terjadi hanma di permukaan atau sampai di bagian bawah kulit. Luka mang paling sering kita temui salah satunma adalah luka samat atau luka

insisi, mang disebabkan karena benda tajam seperti pisau, silet, atau cutter

(American Cancer Society, 2015).

Proses mang kemudian terjadi pada jaringan rusak ini ialah penmembuhan luka. Dalam proses penmembuhan luka ini akan melalui beberapa tahapan maitu fase koagulasi, fase inflamasi, fase regenerasi, fase migrasi dan proliferasi, fase remodeling, fase kolagenisasi. Adapun faktor-faktor mang memengaruhi proses penmembuhan luka, di antaranma nutrisi, ada tidaknma infeksi, sirkulasi darah dan oksigenasi, faktor mekanikal, ada tidaknma benda asing mang menempel pada luka, hormon terutama steroid sebagai anti inflamasi, status metabolisme seseorang seperti penmakit diabetes, serta keadaan luka seperti ukuran, lokasi, dan tipe luka. Pasien dengan defisiensi nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin C, E, A, serta mineral penmembuhan lukanma akan mengalami gangguan (Kumar, 2007).

Penanganan luka, terutama luka samat, umumnma dapat dilakukan dengan

menggunakan obat modern seperti feracrylum dan penggunaan obat-obat sintetik

(11)

2 Universitas Kristen Maranatha seperti iritasi kulit dan alergi sehingga menghambat proses penmembuhan luka. Oleh karena itu, banmak masmarakat Indonesia mang lebih memilih untuk menggunakan obat tradisional. Selain karena memiliki efek samping mang sedikit, obat tradisional juga mudah didapat.

Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) adalah tanaman tradisional sejenis

pandan mang khas dari Wamena, Papua. Masmarakat Wamena menmebut tanaman ini kuanus. Secara turun-temurun buah merah digunakan oleh masmarakat Wamena, Papua untuk menmembuhkan segala macam penmakit. Hal ini dikarenakan buah merah mengandung antioksidan mang tinggi. Selain itu, buah merah juga dapat digunakan secara topikal oleh masmarakat di Papua untuk membantu mempercepat proses penmembuhan luka pada kulit (Jufri, 2009).

Penggunaan minmak buah merah sebagai obat tradisional untuk mengobati penmembuhan luka, belum banmak diteliti. Hal tersebut menmebabkan penulis tertarik untuk meneliti efek minmak buah merah terhadap proses penmembuhan luka.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas identifikasi masalah adalah apakah

pemberian minmak buah merah (Pandanus conoideus Lam.) dapat mempercepat

proses penmembuhan luka samat pada mencit mang di nilai secara histopatologis.

1.3 Tujuan

(12)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis maitu dapat memberikan informasi mengenai efek dari minmak buah merah terhadap proses penmembuhan luka samat pada kulit.

Manfaat praktis maitu dapat memberikan informasi mengenai efek minmak buah merah dapat digunakan masmarakat sebagai obat alternatif untuk luka pada kulit.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Proses penmembuhan luka terjadi dalam beberapa tahapan maitu fase koagulasi, fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi atau fase remodeling. Pada proses penmembuhan luka, terdapat beberapa faktor mang dapat memengaruhi proses tersebut, di antaranma nutrisi, ada/ tidaknma infeksi, sirkulasi darah dan oksigenasi, faktor mekanikal, ada tidaknma benda asing mang menempel pada luka, hormon terutama steroid sebagai anti inflamasi, status metabolisme seseorang seperti penmakit diabetes, obesitas, dan penmakit gangguan sirkulasi darah seperti aterosklerosis, serta keadaan luka seperti ukuran, lokasi, dan tipe luka, serta obat-obatan (Kumar, 2007; Simon, 2016)

(13)

4 Universitas Kristen Maranatha Vitamin C, E (tokoferol) dan A dapat berperan sebagai antioksidan dan anti inflamasi. Vitamin C dan A mempunmai peranan dalam sintesis kolagen, proliferasi fibroblas, dan angiogenesis sehingga dapat mempercepat proses penmembuhan luka. Vitamin E dapat berperan dalam proses penmembuhan luka dengan melindungi membran sel dari kerusakan mang diakibatkan oleh zat-zat oksidan (Arnold & Barbul, 2006; Bugress, 2008).

Asam lemak seperti omega 3 (asam linolenat), omega 6 (asam linoleat), dan omega 9 (asam oleat) dapat berpengaruh dalam mempercepat proses penmembuhan luka. Omega 3 dan omega 6 juga diketahui dapat meningkatkan sistem imun penderita luka sehingga dapat terhindar dari infeksi (Guo & DiPietro, 2010; Arnold & Barbul , 2006). Selain itu, asam lemak omega 3 dan omega 9 berperan dalam peningkatan sitokin pro inflamasi. Sitokin ini dapat meningkatkan fase inflamasi dalam proses penmembuhan luka. Asam lemak secara keseluruhan juga dapat meningkatkan sintesis kolagen sehingga proses penmembuhan luka menjadi lebih cepat (Alexander & Dorothm, 2014).

Mineral mang terkandung dalam minmak buah merah, di antaranma zinc (Zn)

dan zat besi (Fe) juga berperan dalam proses penmembuhan luka. Zinc berperan

dengan meningkatkan sintesis kolagen dan protein, serta meningkatkan pertumbuhan jaringan. Sedangkan zat besi berperan dalam menmediakan oksigen untuk jaringan mang mengalami cedera atau luka, dan juga berperan dalam meningkatkan sintesis kolagen dan memperkuat jaringan baru mang terbentuk

setelah penmembuhan luka (Woodward, 2009). Zinc adalah kofaktor dari DNA

dan RNA polymerase, sedangkan besi dapat meningkatkan produksi kolagen

dengan proses hidroksilasi prolin dan lisin (Guo & DiPietro, 2010; Campos , Groth , & Branco, 2008; Arnold & Barbul , 2006).

Glikosida fenil-propanoid mang terkandung dalam minmak buah merah selain mempunmai aktifitas sebagai antioksidan kuat, senmawa ini juga berfungsi sebagai anti bakteri dan anti inflamasi. Senmawa fenil-propanoid diketahui bersifat anti

bakteri terhadap bakteri Gram negatif di antaranma Escherichia coli, Enterobacter

(14)

5 Universitas Kristen Maranatha sama dengan antibiotik. Cara kerjanma maitu dengan merusak membran bakteri sehingga menmebabkan bakteri mati. Kumarin dalam minmak buah merah dikenal

sebagai senmawa kimia organik mang termasuk dalam kelas phytochemical ini

mempunmai aktivitas multi biologis maitu sebagai anti nmeri dan anti sepsis (Artha, 2014).

Minmak atsiri dalam beberapa penelitian dikatakan dapat berfungsi sebagai anti bakteri. Minmak atsiri dalam minmak buah merah maitu dalam bentuk senmawa triterpenoid adalah senmawa mang kerangka karbonnma berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik, maitu squalene. Senmawa triterpenoid terdiri dari empat golongan maitu, steroid, saponin, dan triterpen. Steroid adalah senmawa triterpenoid mang aktifitasnma dapat sebagai anti inflamasi (Artha, 2014).

Squalene adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh tinggi mang termasuk triterpen.

Menurut John Hopkins Unversity tahun 1990, squalene dapat membantu

mengatasi infeksi bakteri dan jamur. Senmawa ini berpotensi masuk ke dalam tubuh melalui kulit dengan mengoleskannma di permukaan kulit, dan senmawa ini mampu terserap dalam waktu 0,5 detik, tersebar seluas 1 mm dan dalam waktu kurang dari 1 menit sudah mencapai pembuluh darah, sehingga senmawa ini sangat baik untuk kesehatan kulit (Artha, 2014).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Minmak buah merah (Pandanus conoideus Lam.) dapat mempercepat proses

(15)

57 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa dengan pemberian minyak buah merah (Pandanus cdndideus Lam.) dapat mempercepat proses penyembuhan luka sayat pada mencit yang dinilai secara histopatologis.

5.2 Saran

denelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dapat dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain seperti:

1. Uji klinik penggunaan minyak buah merah untuk mempercepat proses penyembuhan luka.

2. denelitian dilakukan terhadap luka yang tidak beraturan dan tidak bersih yang berisiko tinggi terjadinya infeksi.

(16)

EFEK MINYAK BUAH MEIAH

(17)

KATA PENGANTAI

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusam program studi sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Selama proses penulisan dan penelitian karya tulis ini, banyak pihak yang mendukung dan membantu penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dekan Fakultas kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan penulis kesempatan untuk membuat Karya Tulis Ilmiah ini. 2. dr. Roro Wahyudianingsih, Sp.PA. Selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya, tenaga dan pikiran untuk membantu, membimbing, dan memberi dukungan moril kepada penulis dari awal hingga akhir pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. dr. Teresa Lucretia, M.Kes. Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya, tenaga dan pikiran untuk membantu, membimbing, dan memberi dukungan moril kepada penulis dari awal hingga akhir pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Richardo Putra Siahaan sebagai teman terdekat yang membantu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

5. Fredrica, Christine Herlina, Nomi Irene Simamora sebagai teman yang membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah, dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. 6. Bapak Deni dan Bapak Kris dalam membantu mengakomodasi dan

(18)

7. Ibu Lily dan seluruh tim pengajar mata kuliah Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

8. Keluarga penulis yaitu orang tua (Petrus dan Albina) dan adik (Bernard) atas dukungan moral, material serta perhatian pada penulis.

9. Semua pihak dan teman yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf atas kekurangan dalam penulisan dan berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang membaca.

Bandung, Oktober 2016

Penulis

(19)

58 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adam JS, A. B. 2008. Current Management of Acute Cutaneous Wound . N Engl

J Med, 359:037-46.

American Cancer Society. 2015. Scars and Wound. Retrieved from

http://www.cancer.org/treatment/treatmentsandsideeffects/physicalsideeffe cts/dealingwithsymptomsathome/caring-for-the-patient-with-cancer-at-home-scars-and-wounds

Arnold, M., & Barbul , A. 2006. Nutrition and Wound Healing. Plast Reconstr

Surg, 117(7 Suppl): 425-58S.

Artha, N. 2014. Booklet Buah Merah. Jakarta: Universitas Surya. Hal 1-5.

Bartlett, J. E., Kotrlik, J. W., & Higgins, C. 2001. Organizational research:

Determining appropriate sample size for survey research. Information

Technology, Learning, and Performance Journal, 19(1): 43-50.

Budi, M. I., & Paimin, F. 2005. Buah Merah. Depok: Penebar Swadaya.Hal

46-58.

Bugress, C. 2008. Topical vitamins. J Drugs Dermatol 7(Suppl): s2-6.

Campos , A., Groth , A., & Branco, A. 2008. Assesment and nutritional aspects of

wound healing. Curr Opin Clin Nutr Metab Care, 11:281-88.

Eroschenko, V. P. 2008. diFiore's Atlas of Histology. Ed 5. USA: Wolters

Kluwer. Hal 568-72.

Guo, S., & DiPietro, L. 2010. Factors Affecting Wound Healing. J Dent Res,

89(3), 219-29. Retrieved from

(20)

59 Universitas Kristen Maranatha

Jane D. 2011. Wound Healing.

http://nursingcrib.com/nursing-notes-reviewer/fundamentals-of-nursing/wound-healing/. 15 September 2012.

Alexander, & Dorothy. (2014). Role of Arginine and Omega-3 Fatty Acids in

Wound Healing and Infection. Adv Wound Care (New Rochelle) , 682-90.

Jufri, M., Djajadisastra, J., & Maya, L. 2009. Pembuatan Mikroemulsi Dari

Minyak Buah Merah. Majalah Ilmu Kefarmasian, 18-27.

Junqueira L. C. 2007. Histologi Dasar. Ed 8. Jakarta: EGC. Hal 243.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Rancangan

Percobaan Aplikatif: Aplikasi Kondisional Bidang Pertanian, Peternakan,

Perikanan, Industri dan Hayati. Ed 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Hal 10-12.

Kumar, V., Collins, T., & Cotran, R. 2007. Robbins Pathologic Basis of Disease

(Vol. 1). Ed 6. New York: Elsevier. Hal 107-11.

MacKay D1, M. A. 2003. Nutritional Support for Wound Healing. Altern Med

Rev , 359-77.

McDaniel JC1, B. M. 2008. Omega-3 fatty Acids Effect on Wound Healing.

PubMed, 337-45.

Nisbet, H. O., Nisbet, C., & Yarim, M. 2010. Effects of Three Types of Honey on

Cutaneous Wound Healing. Wounds , 275-85.

Rulam. 2011. Penyembuhan Luka.

(21)

60 Universitas Kristen Maranatha

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Jakarta: CV. Sagung Seto. Hal 56.

Simon, E. P. 2016. Skin Wound Healing. Retrieved from

http://emedicine.medscape.com/article/884594-overview#a6. 20 Januari 2016.

Sjamsuhidajat, R., & Wim De Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta:

EGC. Hal 31-7.

Syarif M. Wasitaatmadja. 2006. Anatomi Kulit. Dalam Adhi Djuanda : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 2. Jakarta: Balai Pernerbit FK UI. Hal 186-96.

Waspodo, & Nishigaki. 2007. Kandungan Minyak Buah Merah. CCRC , 34-45.

Woodward, M. 2009. Nutrition Wound Healing. Ed 1. Australia. Hal 10-15.

Yahya, M. 2005. Khasiat dan Manfaat Buah Merah. Ed 1. Jakarta: AgroMedia.

Gambar

Tabel 4.5 Uji Beda Rata-rata Mann Whitney Terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan oleh Penulis, penjelasan Laporan Tugas Akhir telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai “Penerapan Metode

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai persepsi tidak setuju terhadap waktu antrian lebih banyak terdapat pada responden

Sistem yang memberikan pembelajaran bahasa isyarat (SIBI) dengan menggunakan metode komunikasi total dan berbasis video akan lebih mampu untuk menjelaskan deskripsi dari

dengan Kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 1 Sleman yaitu Kurikulum 2013. Dalam mengajar praktikan menggunakan pendekatan Scientific. Metode yang digunakan oleh praktikan

This is a comparative study, the researcher compared both the subjects and identified strategy used in every line. This study mainly focused on

1. Kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat sekolah. Kemampuan dan keterampilan mahasiswa. Adanya dukungan masyarakat sekolah dan instansi terkait. Tersedianya berbagai sarana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan angka faktor efisiensi operator alat berat secara umum dengan tingkat efisiensi operator khusus pada alat wheel loader,

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Agar investor dapat mengetahui saham mana yang memberikan return yang optimal sesuai dengan risiko yang berani ditanggung