iv ABSTRAK
EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT SWISS
WEBSTER JANTAN
Kemaladewi Yulianti , 1210194 ; Pembimbing I : Fenny, dr.,Sp.PK,M.Kes Pembimbing II : Wenny Waty, dr.,M.Pd.Ked
Mikroorganisme sering masuk ke dalam tubuh melalui luka, sehingga penyembuhan luka harus diupayakan. Pengobatan herbal saat ini semakin mendapat tempat di kalangan masyarakat Indonesia. Pengobatan herbal dinilai aman karena tidak memiliki efek samping. Penggunaa kulit buah manggis sebagai herbal diharapkan memiliki efek dalam penyembuhan luka.
Tujuan penelitian adalah melihat efek ekstrak kulit manggis (EKM) terhadap penyembuhan luka pada mencit Swiss webster jantan.
Penelitian ini bersifat ekperimental laboratorik murni. Mencit sebanyak 24 ekor yang telah di adaptasi di laboratorium dibagi ke dalam empat kelompok, kemudian dilukai dengan pisau bedah pada bagian punggungnya sepanjang dua sentimeter. Mencit tersebut diberi perlakuan sesuai dengan kelompknya setiap hari. Data yang diukur adalah panjang luka pada punggung mencit setiap harinya sampai luka menutup dengan sempurna (dalam sentimeter). Data diolah dengan menggunakan ANAVA di lanjutkan dengan uji LSD. Kemaknaan berdasarkan nilai α≤0.05.
Hasil penelitian kelompok EKM 20%, EKM 80%, kelompok Carboxymetyl cellulose, dan kelompok Feracrylum menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam waktu penyembuhan luka (p<0.01). Empat kelompok tersebut memiliki perbedaan rata-rata waktu penyembuhan luka secara berurutan yaitu 11.7 hari, 9.17 hari, 15 hari, dan 17.2 hari.
Simpulan penelitian adalah ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) konsentrasi 20% dan 80% mempercepat durasi penyembuhan luka pada mencit Swiss Webster jantan.
ABSTRACT
THE EFFECT OF MANGOSTEEN (Garcinia mangostan L.) PEEL ETHANOL EXTRACT ON MALE SWISS WEBSTER WOUND HEALING
Kemaladewi Yulianti , 1210194 ; 1ST Tutor : Fenny, dr.,Sp.PK,M.Kes 2nd Tutor : Wenny Waty, dr.,M.Pd.Ked
Microorganism often find it ways into body through opened wound, so we have to facilitate wound healing quickly. herbal treatment now days gets attention in Indonesian people. Herbal treatment assessed doesn’t has side effect. The use of mangosteen rind as herbal expected to have an effect in wound healing
The objective of this study was to determine the benefit of mangosteen peel extract (MPE) in wound healing time on male Swiss webster mice.
This research was true labortory experiment. 24 mice that had been adapted in the laboratory for seven days divided into four groups, then they wounded with scalpel in their back as long as two centimeters. That mice were given medication suit their group every day. Data measured was wound length on the mice’s back every day until the wound completly heal (in centimeter). After that data was analyzed with ANOVA test then continued with LSD test. Significance of the data
was based on α≤0.05.
The result were MPE 20%, MPE 80%, Carboxymetyl cellulose, and Feracrylum showed significance diffrences in wound heling time (p<0.01). Each group has differences for avarage time for wound healing in arrange 11.7 days, 9.17 days, 15 days, and 17.2 days.
Conclusion for this research is MPE in concentrate 20% and 80% accelerate wound healing time on male Swiss webster mice.
viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN
2.2.1 Definisi Luka ... 16
x
3.5.5 Cara Pemeriksaan ... 35
3.6 Metode Analisis ... 35
3.7 Hipotesis Statistik ... 35
3.8 Kriteria Uji ... 36
3.9 Aspek Penelitian ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 37
4.2 Pembahasan ... 39
4.3 Uji Hipotesis ... 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 42
5.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
LAMPIRAN ... 46
RIWAYAT HIDUP ... 52
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rata-rata Penyembuhan Luka dalam Hari ... 37
Tabel 4.2 Uji ANAVA Satu Arah terhadap Waktu Penyembuhan Luka pada
Setiap Kelompok ... 38
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Garis Langer ... 6
Gambar 2.2 Lapisan Kulit ... 16
Gambar 2.3 Fase Inflamasi ... 19
Gambar 2.4 Fase Proliferasi ... 21
Gambar 2.5 Fase Remodelling ... 22
Gambar 2.6 Kulit Buah Manggis ... 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pembuatan Ekstrak Kulit Manggis ... 46
Lampiran 2. Data Hasil Pengolahan SPSS Efek Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap Penyembuhan Luka ... 47
Lampiran 3. Gambar Penelitian ... 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka sering menimbulkan komplikasi berupa infeksi pada proses
penyembuhannya. Infeksi tersebut disebabkan pengobatan yang kurang
adekuat. Kurang terjaganya kebersihan juga dapat menyebabkan infeksi,
sehingga luka harus dirawat dan dibersihkan agar terhindar dari bakteri
penyebab infeksi.
Luka memberikan angka morbiditas yang cukup besar di seluruh dunia
terutama luka kronis karena mengganggu fungsional jaringan dan dilihat dari
nilai estetikanya. Luka akut yang mengalami penyulit dalam proses
penyembuhannya sehingga dapat menjadi kronis (Suryadi, Asmarajaya, &
Maliawan, 2013).
Pengobatan herbal saat ini semakin mendapat tempat di kalangan
masyarakat Indonesia. Selain dinilai ampuh untuk mengobati berbagai
penyakit, obat herbal juga dinilai aman karena tidak memiliki efek samping.
Obat herbal memanfaatkan tanaman yang memiliki kandungan bahan-bahan
alami sebagai bahan baku utamanya. Beberapa tanaman herbal setelah diteliti
memiliki khasiat untuk membantu penyembuhan luka, diantaranya tanaman
lidah buaya, bawang putih, ginseng, peppermint, dan chamomile (anonim,
2013)
Di Malaysia, kulit, daun dan akar tanaman Garcinia mangostana atau
manggis digunakan untuk pengobatan penyakit kulit. Akar dari tanaman ini
juga digunakan untuk mengatasi gangguan menstruasi (Perry, 1980). Di
Thailand, kulit buah tanaman manggis digunakan untuk pengobatan luka,
infeksi kulit, dan diare (Sukasamararn, 2002).
Buah manggis yang habitat tumbuhnya di daerah tropis sangat mudah di
hanya diambil daging buahnya saja sementara kulit buahnya banyak menjadi
limbah. Kulit buah manggis memiliki senyawa xanthon dan flavonoid
(Nugroho, 2007).
1.1Identifikasi Masalah
• Apakah ekstrak etanol kulit manggis mempercepat penyembuhan luka
1.2Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efek ekstrak kulit manggis
terhadap penyembuhan luka.
1.3Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.3.1 Manfaat Akademik
Menambah pengetahuan mengenai khasiat yang terdapat dalam kulit
buah manggis sebagai bahan herbal yang dapat mempengaruhi proses
penyembuhan luka.
1.3.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai khasiat kulit
buah manggis, sehingga kulit buah manggis dapat menjadi obat alternatif
dalam penyembuhan luka yang ekonomis dan mudah didapat.
3 1.4Kerangka Pemikiran
Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena suatu
faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh. Luka insisi merupakan
bagian dari luka terbuka yang berupa robekan linier pada kulit dan jaringan di
bawahnya (Suryadi, Asmarajaya, & Maliawan, 2013).
Kulit buah manggis mengandung senyawa xanthon yaitu γ-mangostin yang
merupakan suatu komponen penting dalam penyembuhan luka. Kandungan γ
-mangostin dalam kulit buah manggis berperan dalam memicu pembentukan
kolagen, yang berperan dalam aksi pemeliharaan struktur dan penyembuhan
luka (Suratman dkk., 1996).
Xanthon juga memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antiinflamasi
(Nurchasanah, 2013). Efek tersebut membantu proses penyembuhan luka
dalam fase inflamasi seperti dijelaskan pada gambar 1.1, yang ditandai dengan
tanda klasik rubor, kalor, tumor, dolor, dan kehilangan fungsi (Sussman,
1998).
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Efek Ekstrak Kulit
Manggis dalam Proses Penyembuhan Luka
Luka Insisi
FASE INFLAMASI
1.5Hipotesis
42 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) mempercepat
penyembuhan luka.
5.2 Saran
• Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menentukan zat terbaik sebagai pelarut dari ekstrak kulit manggis..
• Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam melihat penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. A. (2013). Tumbuh-tumbuhan Obat Indonesia. Bandung: ITB.
anonim. (2013, maret). 5 Tanaman Herbal Kaya Manfaat. Retrieved Desember
2015, from ArtikelKesehatan99.com:
http://www.artikelkesehatan99.com/5-tanaman-herbal-kaya-manfaat/
Bhagwat AM, S. S. (2001). A study to evaluate the antimicrobial activity of feracrylum and its comparison with povidone-iodine. Indian J Pathol Microbiol, 44(4):431-3.
Diah. (2010). Feracrylum, Hemostatik Oral Terbaru di Indonesia. Medika Jurnal Kedokteran Indonesia.
Fakultas Keperawatan UNPAD. (2007, july 19). Retrieved from http://www.fkep.unpad.ac.id/2007/07/perawatan-luka/
Gurtner GC. (2007). Wound Healing Normal and Abnormal: Grabb and Smith's Plastic Surgery 6th edition.
Guyton, A. C. (2012). Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hanafiah, K. A. (2005). Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi.
Husein, B. (2014). Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Penyembuhan Luka pada Mencit. ETD UNISYAH.
Irman. (2007, july 19). Fakultas Keperawatan UNPAD. Retrieved Desember 2015 , from http://www.fkep.unpad.ac.id/2007/07/perawatan-luka/
Junqueira, L. C. (1998). Histologi Dasar. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Klasifikasi Manggis. (2015). Retrieved from 1001Budidaya.com: http://1001budidaya.com/klasifikasi-morfologi-manggis/
44
Mawarti, H. (2015). Pengaruh Flavonoid Propolis terhadap Lama Penyembuhan Luka Bakar Grade II pada Tikus Putih. stikesstrada.
Mescher A. L. 2010. Junqueira's Basic Histology. 12th ed. USA: The
McGrawHill Companies.
Nadiawati, R. P. (2013). Efek Aplikasi Gel Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Kepadatan Serabut Kolagen pada Proses Penyembuhan Luka Ginggiva (Kajian pada Rattus norvegicus)). ETD Gajah Mada University.
NPUAP, N. P. (2007). NPUAP Pressure Ulcer Stages/Categories. Retrieved October 2, 2015, from npuap.org: www.npuap.org/resources/educational-and-clinical-resources/npuap-pressure-ulcer-stagescategories
Nugroho, A. E. (2007). Manggis (Garcinia mangostana L.) : Dari Kulit Buah yang Terbuang Hingga menjadi Kandidat Suatu Obat. Fakultas Farmasi Universitas Gajah MAda.
Perdanakusuma, D. S. (2007). Anatomi Fisiologi dan Penyembuhan Luka. From Caring to Curing, Pause Before You Use Gauze.
Perry, L. (1980). Medicinal Plants of East and Southeast Asia. Massachussets: The MIT Press.
Sari, R. K. (2011). Vitamin dan Mineral. Retrieved Desember 2015, from medinfo-fk06.web.unair.ac.id: http://medinfo-fk06.web.unair.ac.id/artikel_detail-24130.html
Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R. D. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Snell, RS.2006. Clinical Anatomy by Systems. Lippincott Williams & Wilkins
p: 2-3
Sukasamararn, S. (2002). Antimycrobacterial Activity of Prenylated Xanthones from The Fruit of Garcinia mangostana.
Suryadi, I. A., Asmarajaya, A., & Maliawan, S. (2013). Proses Penyembuhan dan Penanganan Luka. SMF Ilmu Penyakit Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Uliyah, M. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.