• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Ekstrak Etanol Daun Binahong ( Anredera cordifolia(Ten.) Steenis ) terhadap Penyembuhan Luka Insisi pada Mencit betina Galur Swiss Webster.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Ekstrak Etanol Daun Binahong ( Anredera cordifolia(Ten.) Steenis ) terhadap Penyembuhan Luka Insisi pada Mencit betina Galur Swiss Webster."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG ( Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER

Niken Tania Wijaya, 2014. Pembimbing I: Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.

Penyembuhan luka merupakan suatu proses normal yang terjadi sebagai respon terhadap adanya trauma pada jaringan kulit. Penanganan luka menggunakan tanaman herbal sudah mulai berkembang , karena efek samping penggunaan obat sintetis diteliti menyebabkan kerusakan jaringan. Salah satu tanaman herbal yang mulai digunakan untuk penyembuhan luka adalah daun binahong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol daun binahong dapat mempercepat penyembuhan luka insisi pada mencit betina galur Swiss Webster.

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium sungguhan bersifat komparatif. Hewan percobaan yang digunakan adalah 25 ekor mencit betina galur Swiss Webster dengan luka insisi 20 mm pada punggung mencit dan dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok pertama diberi Ekstrak Etanol Daun Binahong (EEDB) 40%, kelompok kedua diberi EEDB 70%, kelompok ketiga diberi EEDB 100%, kelompok keempat diberi povidone iodine 10%, dan kelompok kelima diberi NaCl 0.9%. Pengobatan dan pengukuran panjang luka dilakukan setiap hari selama tujuh hari.

Dari hasil percobaan menunjukkan ekstrak etanol daun binahong mulai dapat menyembuhkan luka pada konsentrasi 40% dan hasil terbaik terdapat pada konsentrasi 100%. Uji statistik menunjukkan kelompok EEDB 40%, EEDB 70%, dan EEDB 100%, terdapat perbedaan signifikan dengan kelompok povidone iodine 10% ( p < 0.05 ), maupun kelompok NaCl 0.9% ( p < 0.05 ). Simpulan pada percobaan ini adalah ekstrak etanol daun binahong dapat mempercepat penyembuhan luka insisi pada mencit betina galur Swiss Webster.

(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF BINAHONG LEAVES (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TO INSICION WOUND HEALING

PROCESS ON SWISS WEBSTER STRAIN FEMALE MICE

Niken Tania Wijaya, 2014. Tutor I : Rita Tjokropranoto, dr., M. Sc.

Wound healing is a normal process that happens in response to injury of the skin. Wound treatment using herbal plants have been growing, because the side effect of synthetic drugs have been observed to cause tissue damage . One of the herbal plants being used for wound healing is binahong leaves. This study aims to determine whether binahong leaves ethanol extract can accelerate wound healing on Swiss Webster strain female mice.

This study is an real experimental laboratory comparative. Experimental animals used were 25 female mice strain Swiss Webster with 20 mm incision in the back and the mice were divided into 5 groups. The first group was given BLEE (Binahong Leaves Ethanol Extract) 40%, the second group was given BLEE 70%, a third group was given BLEE 100%, the fourth group was given a 10% povidone iodine, and the fifth group was given 0.9% NaCl. Wound treatment and length measurements performed daily for seven days.

From the experimental results showed that the leaf extract binahong begin to heal wounds at a concentration of 40% and the best results are at 100% concentration. Statistical tests showed that the group BLEE 40%, 70% BLEE and BLEE 100%, there is a significant difference with 10% povidone iodine group (p <0.05), and 0.9% NaCl group (p <0.05). Conclusion of this experiment is binahong leaves ethanol extract can accelerate wound healing on Swiss Webster strain female mice.

(3)

vi DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 2

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1Kulit ... 4

(4)

vii

2.1.2 Dermis ... 7

2.1.3 Struktur Khusus Kulit ( Adneksa Kulit ) ... 9

2.1.4 Fungsi Kulit ... 11

2.2Luka dan Penyembuhan Luka ... 12

2.2.1 Definisi Luka ... 12

2.2.2 Jenis-jenis Luka ... 12

2.2.3 Penyembuhan Luka ... 13

2.2.4 Penyembuhan Luka Primer ... 15

2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka... 17

2.2.6 Komplikasi Penyembuhan Luka pada Kulit ... 19

2.3Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis ) ... 20

2.3.1 Taksonomi Binahong... 20

2.3.2 Asal dan Morfologi Tumbuhan ... 21

2.3.3 Kandungan Kimia dan Zat Aktif Binahong ... 22

2.3.4 Manfaat Binahong ... 24

2.4Povidone iodine 10% ... 24

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 25

3.1Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 25

3.1.1 Alat-alat Penelitian ... 25

3.1.2 Bahan-bahan Penelitian ... 25

3.1.3 Subjek Penelitian ... 25

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Metode Penelitian ... 26

3.3.1 Desain Penelitian ... 26

3.3.2 Variable Penelitian ... 26

3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variable ... 26

3.3.2.2 Definisi Operasional Variable ... 27

(5)

viii

4 Prosedur Kerja ... 28

3.4.1 Persiapan Hewan Coba ... 28

3.4.2 Persiapan Bahan Uji ... 28

3.4.3 Prosedur Penelitian ... 29

5 Metode Analisis ... 29

3.5.1 Hipotesis Statistik ... 30

3.5.2 Kriteria Uji ... 30

6 Aspek Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1Hasil Penelitian ... 31

4.2Pembahasan ... 42

4.3Hipotesis ... 43

4.3.1 Hipotesis Penelitian ... 43

4.3.2 Hal-hal yang Mendukung ... 44

4.3.3 Hal-hal yang Tidak Mendukung ... 44

4.3.4 Simpulan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

5.1Kesimpulan ... 45

5.2Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 49

(6)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Rerata Durasi Panjang Luka ( mm ) pada Setiap Kelompok

Perlakuan dalam per Hari ... 31 Tabel 4.2 Uji ANOVA satu arah terhadap Panjang Luka Pada Setiap

Kelompok Hari ke-1 ... 33 Tabel 4.3 Uji Post hoc LSD terhadap Panjang Luka Hari ke-1 ... 33 Tabel 4.4 Uji ANOVA satu arah terhadap Panjang Luka Pada Setiap

Kelompok Hari ke-2 ... 34 Tabel 4.5 Uji Post hoc LSD terhadap Panjang Luka Hari ke-2 ... 34 Tabel 4.6 Uji ANOVA satu arah terhadap Panjang Luka Pada Setiap

Kelompok Hari ke-3 ... 35 Tabel 4.7 Uji Post hoc LSD terhadap Panjang Luka Hari ke-3 ... 35 Tabel 4.8 Uji ANOVA satu arah terhadap Panjang Luka Pada Setiap

Kelompok Hari ke-4 ... 36 Tabel 4.9 Uji Post hoc LSD terhadap Panjang Luka Hari ke-4 ... 36 Tabel 4.10 Uji ANOVA satu arah terhadap Panjang Luka Pada Setiap

Kelompok Hari ke-5 ... 37 Tabel 4.11 Uji Post hoc LSD terhadap Panjang Luka Hari ke-5 ... 38 Tabel 4.12 Uji ANOVA satu arah terhadap Panjang Luka Pada Setiap

Kelompok Hari ke-6 ... 39 Tabel 4.13 Uji Post hoc LSD terhadap Panjang Luka Hari ke-6 ... 39 Tabel 4.14 Uji ANOVA satu arah terhadap Panjang Luka Pada Setiap

Kelompok Hari ke-7 ... 40 Tabel 4.15 Uji Post hoc LSD terhadap Panjang Luka Hari ke-7 ... 40 Tabel 4.16 Uji ANOVA satu arah terhadap Panjang Luka Pada Kelompok

(7)

x

Tabel 4.18 Uji ANOVA satu arah terhadap Panjang Luka Pada Kelompok

EDB 70% ... 41 Tabel 4.19 Uji Post hoc LSD terhadap Panjang Luka Kelompok EDB 70% ... 42 Tabel 4.20 Uji ANOVA satu arah terhadap Panjang Luka Pada Kelompok

(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lapisan kulit secara keseluruhan... 4

Gambar 2.2 Pembagian histologis lapisan kulit ... 6

Gambar 2.3 Dermis ... 8

Gambar 2.4 Penyembuhan luka dalam 24 jam pertama ... 16

Gambar 2.5 Penyembuhan luka pada hari ke 3-7 ... 16

Gambar 2.6 Penyembuhan luka setelah beberapa minggu... 17

Gambar 2.7 Daun binahong (Anredera cordifolia) ... 20

Lampiran 1.1 Peralatan yang digunakan saat percobaan ... 50

Lampiran 1.2 Mencit yang telah dicukur dan diberi tanda ... 50

Lampiran 1.3 Membuat luka insisi ... 51

Lampiran 1.4 Mengoleskan ekstrak daun binahong ... 51

Lampiran 1.5 Pengukuran panjang luka... 52

(9)

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Grafik Rerata Panjang Luka ( mm ) pada Setiap Kelompok

(10)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran Perhitungan Dosis ... 49

Lampiran Foto Percobaan ... 50

Lampiran Etik... 53

Lampiran Hasil Statistik ... 54

Lampiran Bagan Ekstrak ... 70

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka adalah hilangnya atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Luka dapat

disebabkan oleh berbagai hal, seperti, trauma oleh benda tajam, benda tumpul, bahan

kimia, radiasi, gigitan serangga, dan perubahan temperatur yang ekstrem

(Sjamsuhidajat & Jong, 2005).

Penanganan luka yang tepat, penting untuk mencegah infeksi, seperti pemberian

antibiotik dan antiseptik seperti hidrogen peroksida untuk membunuh dan

menghambat pertumbuhan bakteri. Antimikroba yang sering digunakan adalah

povidone iodine (RI, 1998). Sekarang penanganan luka menggunakan tanaman herbal

sudah mulai berkembang, karena povidone iodine sering diperdebatkan oleh

paramedis dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan (Miladiyah & Prabowo,

2012). Selain itu, tanaman herbal juga lebih mudah terjangkau oleh berbagai lapisan

masyarakat (Borsani & Abelli, 2004).

Penyembuhan luka merupakan suatu proses normal sebagai respon adanya trauma

pada jaringan kulit. Proses penyembuhan luka terdiri dari 3 fase, yaitu fase inflamasi,

fase proliferasi, dan fase maturasi (Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Faktor yang

mempengaruhi penyembuhan luka adalah faktor sistemik (nutrisi, status metabolik

dan status sirkulasi) dan faktor lokal ( infeksi, ukuran, letak dan jenis luka ) (Robbins

& Cotran, 2005).

Binahong dikenal sebagai tanaman herbal obat paska luka, karena pada saat

perang Vietnam, binahong mulai dipakai untuk mengobati para tentara yang terluka.

Tanaman ini berasal dari Korea dan digunakan untuk ramuan obat sejak ribuan tahun

yang lalu, dengan menggunakan bagian daun, batang, dan umbinya. Tanaman

(12)

2

Binahong sering digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit, termasuk luka,

hipertensi, diabetes melitus, dan gout (Lalage, 2013).

Tanaman binahong mengandung berbagai macam zat kimia, di antaranya saponin,

alkaloid, flavonoid, tanin, dan glikosida. Zat-zat tersebut berperan penting dalam

proses penyembuhan luka sebagai anti-inflamasi, antioksidan, dan antibakterial

(Miladiyah & Prabowo, 2012).

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak etanol daun binahong dapat mempercepat proses penyembuhan

luka insisi pada mencit betina galur Swiss Webster.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui ekstrak etanol daun binahong dapat mempercepat proses

penyembuhan luka insisi pada mencit betina galur Swiss Webster.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Memberikan informasi di bidang kesehatan mengenai efek ekstrak etanol daun

binahong dapat mempercepat proses penyembuhan luka insisi dan untuk penelitian

(13)

3 1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai daun binahong dapat

digunakan untuk terapi adjuvan dalam pengobatan luka.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Daun binahong ( Anredera cordifolia ) memiliki kandungan zat seperti, saponin,

alkaloid, flavonoid dan tanin, yang berpengaruh pada proses penyembuhan luka

sebagai antiinflamasi, antioksidan, antibakterial dan stimulasi pembentukan kolagen

(Miladiyah & Prabowo, 2012).

Mekanisme kerja dari saponin dalam penyembuhan luka adalah menstimulasi

pembentukan kolagen tipe 1 yang berperan penting dalam proses penutupan luka dan

meningkatkan epitelisasi jaringan (Miladiyah & Prabowo, 2012). Saponin juga dapat

meningkatkan aktivitas antimikroba, antioksidan dan mempercepat migrasi sel epitel

(Bone & Mills, 2013).

Alkaloid pada daun binahong memiliki mekanisme kerja sebagai antimikroba

dengan menghambat sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri (Robinson, 1991).

Flavanoid bekerja dengan menginhibisi proses lipid peroksidasi dan dapat

menghilangkan radikal bebas, selain itu dapat mencegah dan memperlambat kematian

sel, serta meningkatan vaskularisasi pada daerah luka. Inhibisi lipid peroksidase

dipercaya dapat meningkatkan serabut kolagen dan vaskularisasi, serta mencegah

(14)

4

Tanin berperan sebagai antioksidan, antimikroba, dan memiliki efek hemodinamik

dengan vasokonstriksi dan pembuatan sumbatan mekanik untuk menghentikan

perdarahan yang ringan (Bone & Mills, 2013).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Ekstrak etanol daun binahong dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada

(15)

45 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak etanol daun binahong dapat mempercepat proses penyembuhan luka insisi pada mencit betina galur Swiss Webster.

5.2 Saran

• Penelitian lebih lanjut dengan berbagai macam sediaan topikal binahong.

• Penelitian lebih lanjut dengan mengamati mikroskopis luka.

• Uji toksisitas ekstrak daun binahong.

• Uji klinis ekstrak daun binahong sebagai terapi adjuvan penyembuhan luka

(16)

46

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S. M., Risch, A., Sakinah, M., & Andayani, R. (2011). Determination of Saponin Compound from Anredera cordifolia ( Ten. ) Steenis Plant ( Binahong ) to Potential Treatment for Several Disease. Journal if Agricultural Science , 3, 2, 4, 5.

Borsani, C., & Abelli, G. (2004, January). Guidelines on Developing Consumer Information on Proper Use of Tradiotional, Complementary and Alternative Medicine. World Health Organization , 1.

Bone, K., & Mills, S. (2013). Principles and Practice Phytotherphy - Modern Herbal Medicine Second Edition. United States of America: Churchill Livingstone

Elsevier.

Brown, R. G., & Burns, T. (2005). Lecture Notes Dermatologi. Jakarta: Erlangga. Dorland, & Newman, W. (2002). Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Fawcett, D. W. (2002). Buku Ajar Histologi Edisi 12. (H. Hartanto, Ed., & J. Tambayong, Trans.) Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Hartono, E. A. (2011). Efek Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis ) dalam Mempercepat Durasi Penyembuhan Luka Sayat ada Mencit Swiss Webster Jantan. iv.

Hartono, T. (2009, December 21). http://www.farmasi.asia/saponin/. Retrieved August 2, 2014, from www.farmasi.asia: http://www.farmasi.asia/saponin/

(17)

47

Katno, Subositi, D., Mujahid, R., & Widodo, H. (2006). Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Tawangmangu: Departemen Kesehatan Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan.

Kim, Y. S., Cho, I. H., Jeong, M. J., Jeong, S. J., Nah, S. Y., Cho, Y. S., et al. (2011, September). Therapeutic Effect of Total Ginseng Saponin on Skin Wound Healing. Journal of Ginseng Research , 1.

Kumar, V., Abbas, A. K., & Fausto, N. (2005). Robins & Cotran Dasar Patologis Penyakit. Jakarta: EGC.

Lalage, Z. (2013). Libas Bermacam Penyakit dengan Sirsak, Manggis & Binahong. Klaten: Cable Book.

Lestari, N. A. (2014, June 6). Makalah Farmakognosi - Tanin. Retrieved August 6,

2014, from Academia.edu:

http://www.academia.edu/7268353/Makalah_Farmakognosi_-_Tanin

Mescher, A. L. (2010). Junqueira's Basic Histology, Twelfth Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies.

Miladiyah, I., & Prabowo, B. R. (2012). Ethanolic extract of Anredera cordifolia ( Ten. ) Steenis leaves improved wound healing in guinea pigs. UNIVERSA MEDICINA , 31, 8.

Mills, S., & Bone, K. (2000). Principle and Practice of Phytotherapy : Modern Herbal Medicine. Toronto: Churcill Livingstone.

Paju, N., Yamlean, P. V., & Kojong, N. (2013). Uji Efektivitas Salep Ekstrak Daun Binahong ( Anredera cordifolia (Ten.) Steenis ) pada Kelinci ( Oryctolagus cuniculus ) yang Terinfeksi Bakteri Staphilococcus aureus. PHARMACON Jurnal

Ilmiah Farmasi , 2, 7.

RI, B. (1998). Povidone-iodine soution in wound treatment. United States: NCBI. Robbins, S. L., & Cotran, R. S. (2005). Dasar Patologis Penyakit. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

(18)

48

Ross, M. H., & Pawlina, W. (2011). HISTOLOGY sixth edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Sjamsuhidajat, R., & Jong, W. d. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.

Swanson, J. R. (1996, November 15). Dermis. Retrieved September 20, 2014, from

Anatomy and Histology of the Skin:

http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/melton/skinls n/sknlsn.htm

Tanu, I. (2008). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. (S. G. Gunawan, R. Setiabudy, Nafrialdi, & Elysabeth, Eds.) Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy & Physiology 13th edition. United States of America: Wiley.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dengan proyek teka-teki silang (crossword) dapat

selama periode Tahun 1995 sampai dengan 2005 dari alat tangkap gabungan bubu dan jaring insang dasar terhadap ikan lencam adalah sebesar 667 ton per tahun yang berada di bawah

Untuk varian A terdiri dari campuran agregat kasar dan halus bantak serta filler progo (BBP), varian B terdiri dari agregat kasar bantak, agregat halus clereng dan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis : (1) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peluang kerja suami dan istri di luar sub sektor perikanan, (2) faktor-faktor

drldjurb relba@p troL. n/senyava

Pada sisi member terdapat beberapa pilihan kategori yang dapat dipilih oleh member yang sebelumnya telah melakukan pendaftaran di cabang terdekat dengan pelanggan diantaranya

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana

pemberian edukasi menu diet diabetes melalui media poster pada pasien. DM di wilayah kerja Puskesmas I