• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBJEK WISATA DI DESA SHIRAKAWAGO. Shirakawago No Kankouchi KERTAS KARYA. Dikerjakan : O YOHANA GLORIA SIRAIT NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "OBJEK WISATA DI DESA SHIRAKAWAGO. Shirakawago No Kankouchi KERTAS KARYA. Dikerjakan : O YOHANA GLORIA SIRAIT NIM :"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

OBJEK WISATA DI DESA SHIRAKAWAGO

Shirakawago No Kankouchi

KERTAS KARYA

Dikerjakan : O L E H

YOHANA GLORIA SIRAIT NIM : 152203007

PROGRAM STUDI D III BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

OBJEK WISATA DI DESA SHIRAKAWAGO

(2)

KERTAS KARYA

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat

ujian Diploma III Program Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan OLEH :

YOHANA GLORIA SIRAIT NIM : 152203007

PEMBIMBING,

NIP: 19600827 1991 03 1001 Drs. Yuddi Adrian Muliadi, MA

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(3)

Disetujui Oleh:

Program Diploma Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D-III Bahasa Jepang Ketua Program Studi

NIP.197212281990032001

Dr. Diah Syahfitri Handayani, M.Litt

(4)

PENGESAHAN Diterima Oleh:

Panitia Ujian Pendidikan Non-Gelar Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal :

Hari :

Program Studi D-III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP: 196008051987031001 Dr. Budi Agustono, M. S

Panitia Tugas Akhir :

No Nama Tanda Tangan

1. Drs. Yuddi Adrian Muliadi, MA ( )

2. Zulnaidi, SS, M.Hum ( )

3. Veryani Guniesti, SS, M.Hum ( )

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini,sebagai persyaratan untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Kertas karya ini berjudul “OBJEK WISATA DI DESA SHIRAKAWAGO”

Dalam hal ini, Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam kertas karya ini, masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyediaan kalimat, penguraian materi dan pembahasan masalah, tetapi berkat bimbingan dan pengarahan dari semua pihak, kertas karya ini dapat diselesaikan. Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini, terutama kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Diah Syafitri Handayani, M.Litt. selaku ketua Jurusan Program Studi Diploma III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Zulnaidi, S.S,M.Hum. selaku sekretaris Jurusan Program Studi Diploma III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(6)

4. Bapak Drs. Yuddi Adrian Muliadi, MA. Selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing Kertas Karya, yang ikhlas meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan masukan yang sangat berarti.

5. Seluruh staf pengajar Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.

6. Ibunda tercinta Lince Sihotang dan Ayahanda Biston Sirait yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan segenap kasih sayang.

7. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Bahasa Jepang angkatan ‘015.

Semoga Tuhan senantiasa menguatkan persaudaraan kita.

8. Untuk Siti Rahmayanti, Yeni M Simatupang, Nanda Novita, Devi Aryati, Salmi Sari, Naomi Hara, Ritha saragi yang selalu mendampingi Penulis selama menempuh jenjang perkuliahan dan selalu memotivasi penulis untuk mengerjakan kertas karya ini agar dapat wisuda bersama-sama.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan kertas karya ini, sehinggakritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga kertas karya ini dapat berguna bagi kita di kemudian hari.

Medan, Juli 2018

NIM : 15203007 Yohana Gloria Sirait

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Desa Shirakawago ... 4

2.2 Populasi Penduduk Dan Iklim Di Desa Shirakawago ... 7

2.3 Akomodasi Dan Transportasi Di Desa Shirakawago ... 8

BAB III OBJEK WISATA DI DESA SHIRAKAWAGO 3.1 Indahnya Pemandangan Di Desa Shirakawago ... 14

3.1.1 Pemandangan Musim Dingin ... 14

3.1.2 Pemandangan Musim Semi ... 15

3.1.3 Pemandangan Musim Gugur ... 16

3.1.4 Pemandangan Musim Panas ... 17

3.2 Rumah Tradisional ... 18

3.2.1 Rumah Tradisional Wada ... 18

3.2.2 Rumah Tradisional Kanda ... 20

3.3 Kuil Myozenzi ... 22

3.4 Kuil Hachiman ... 23

(8)

3.5 Oshirakawa Hirase Onsen ... 25 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 28 4.2 Saran ... 29 DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Dalam karya tulis ini penulis berfokus pada tema objek wisata yang ada di Shirakawago untuk lebih mengetahui tempat-tempat wisata yang menarik dan menyenangkan yang ada di Shirakawago, juga untuk mengetahui lebih banyak sejarah dan keunikan dari tempat tempat objek wisata tersebut agar diketahui oleh khalayak ramai dan menambah objek wisata yang ada di Desa Shirakawago. Objek wisata di Desa Shirakawago merupakan salah satu dari sekian banyak objek wisata yang ada diseluruh negara Jepang yang patut dibanggakan dan memiliki sejarah, keunikan dan daya tarik masing-masing, sehingga menarik minat bagi para wisatawan untuk mengunjunginya.

(www.wikipedia.com)

Menurut SK.MENPARPOSTEL NO.:KM.98/PW.102/MPPT-87, objek wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan usahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.

Objek wisata dapat berupa wisata alam seperti gunung, danau , sungai, pantai, laut, atau berupa bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain. Umumnya dibeberapa daerah atau negara, untuk memasuki

(10)

suatu objek wisata para wisatawan diwajibkan untuk membayar biaya masuk atau karcis masuk yang merupakan biaya retribusi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas objek wisata tersebut. Beberapa objek wisata ada yang dikelolah oleh pemerintah dan ada pula yang dikelolah pihak swasta dapat berupa objek wisata alami maupun buatan.

Suatu tempat / daerah dikatakan sebagai objek wisata harus memenuhi hal-hal pokok berikut ini yaitu :

1. Adanya sesuatu yang menarik untuk dilihat 2. Adanya sesuatu yang unik dan khas untuk dibeli 3. Adanya aktifitas yang dapat dilakukan ditempat itu

Terdapat banyak objek wisata di Desa Shirakawago yang sangat menarik dan juga unik untuk dilihat dan dijadikan tempat rekreasi dan menghabiskan masa liburan atau menghilangkan penat sehari-hari.

(11)

1.2 Batasan Masalah

Karya tulis ini hanya membahas tentang beberapa objek wisata khas Jepang di Desa Shirakawago. Maka dari itu penulis membatasi masalah agar menjadi terarah dan tidak melebar. Penulis akan menguraikan apa yang saya ketahui tentang objek wisata di Desa Shirakawago. Seperti, rumah kanda, rumah wada, kuil myozenzi, kuil hahiman dan oshirakawa hirase onsen. Sehingga kita lebih dapat mengetahui lebih banyak tentang objek wisata di Desa Shirakawago tersebut. Dan untuk lebih menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang, adapun tujuan penulisan kertas karya ini yaitu :

1. Untuk mengetahui tempat-tempat objek wisata yang unik dan menarik yang ada di Desa Shirakawago.

2. Untuk memperkenalkan kepada seluruh masyarakat dan menambah wawasan tentang Desa Shirakawago.

3. Untuk memenuhi syarat lulus dari D-III Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang penulis pergunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode deskiftif . yaitu berdasarkan data-data dan beberapa refrensi seperti buku-buku dan berbagai pustaka. Juga metode studi kepustakaan, suatu metode untuk megumpulkan data-data yang dibutuhkan atau berhubungan dengan

(12)

pembahasan dalam penulisan karya ini, baik dari buku-buku atau dari media internet yang ada kaitannya dangan pembahasan dan tema karya tulis ini.

(13)

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA SHIRAKAWAGO

2.1 Desa Shirakawago

Shirakawago adalah daerah wisata dengan rumah tradisional yang sangat khas dan terletak di lembah sungai Shogawa, di perfektur Gifu, Jepang. Shirakawago terletak di dataran tinggi dengan pemandangan lembah, aliran sungai, pegunungan, dan perbukitan yang membuat Shirakawago selalu mengalami musim dingin dengan salju yang hebat. Jika mencari tempat wisata pedesaan yang jauh dari keriuhan kota seperti Tokyo, Shirakawago tentu menjadi pilihan yang sangat tepat.

Hal yang paling khas yang ada di Shirakawago adalah desa ini memiliki rumah dengan bangunan-bangunan tradisional yang unik yang terkenal dengan sebutan “gassho zukuri”, atau bila diartikan artinya

“konstruksi tangan berdoa”. Ciri-ciri rumah gassho zukuri ini bisa dilihat dari atapnya yang runcing dengan bentuk segitiga sama kaki menyerupai bentuk tangan orang Jepang saat berdoa. Pembangunan atap seperti itu bukan hanya untuk keindahan tetapi untuk menghadapi iklim keras di daerah itu. Atap-atap rumah di Shirakawago memang unik dan menarik perhatian.

Terletak di lembah Sungai Shogawa dan dikelilingi pegunungan, Shirakawago selalu mengalami musim dingin dengan hujan salju yang hebat.

(14)

Dengan atap yang memiliki kemiringan sekitar 60 derajat itu, tumpukan salju akan menjadi cepat runtuh. Perancang rumah gassho zukuri di masa lampau memang memikirkan bentuk rumah dengan kondisi alam. Salah satunya adalah semua atap rumah di desa itu menghadap timur dan barat.

Ini bertujuan agar salju yang menumpuk di atap segera bisa mencair ketika terkena sinar matahari. Karena atap menghadap arah matahari, semua ventilasi yang terletak di loteng mengarah ke selatan dan utara. Dengan begitu aliran udara dan angin bebas keluar masuk sehingga menciptakan sistem ventilasi yang terbaik. (www.travelkompas.com)

Di Shirakawago terdapat sekitar 114 rumah tradisional yang sudah berusia lebih dari 250 tahun. Rumah tradisional ini dibangun di akhir zaman Edo hingga Meiji. Seperti kebanyakan rumah tradisional Jepang lainnya, rumah gassho zukuri menggunakan kayu. Kayu yang membentuk pondasi pada setiap rumah gassho zukuri untuk menyatukan antara bagian satu dengan bagian yang lain tidak satupun paku yang digunakan. Semua disatukan dengan tali yang dijalin atau neso, istilah untuk menyebut cabang pohon yang di lunakkan. Begitu juga dengan atapnya. Atap yang terbuat dari jalinan jerami kering yang ditumpuk hingga tebal dirancang khusus untuk bertahan dari hujan salju menerpa. Rumah tradisional di Shirakawago sangat kuat dan dapat bertahan hingga kini. Desa Shirakawago bahkan menjadi salah satu tempat yang mengalami musim salju terberat di dunia.

(https://www.wikipedia.com)

Sejak Desember 1995 lalu, Shirakawago ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh Unesco. Menurut Staf Senior Divisi Promosi Pariwisata Kantor

(15)

Desa Shirakawago, dengan status sebagai warisan budaya dunia itu, warga Shirakawago tidak bisa sembarangan merenovasi rumah mereka. Pemerintah membuat peraturan untuk membuat mempertahankan kelestarian rumah- rumah di desa ini. Peran pemerintah, baik pusat, tingkat prefektur, maupun lokal, sangat diperlukan dalam menjaga warisan leluhur itu. Terutama dalam hal pendanaan. Pemeliharaan saja sudah cukup mahal. Penggantian atap yang harus dilakukan setiap 20-30 tahun sekali. Biayanya sangat besar dan diperlukan sumber daya manusia yang banyak agar penggantian atap itu bisa dilakukan dengan cepat. (www.justonecookbook.com/shirakawago-histor- unesco-site)

Penggantian atap juga menjadi tradisi tersendiri yang disebut yui.

Pada saat itu, pemilik rumah tidak bekerja sendiri untuk mengganti atap karena semua penduduk desa ikut berpartisipasi. Bahkan banyak warga dari luar desa yang mau ambil bagian. Acara penggantian atap ini juga bisa mendatangkan turis. Para wisatawan asing tidak sekedar menonton, tetapi juga berpartisipasi di dalamnya. Orang yang berpartisipasi sedikitnya 200 orang. Memang harus dilakukan dengan cepat, maksimal dua haari harus sudah selesai supaya penghuni rumah bisa segera beraktivitas seperti biasa.

Bagi warga Shirakawago, tradisi yui yang menunjukkan kebersamaan dan gotong royong itulah yang menyebabkan desa itu masih bertahan hingga kini. Dan nilai-nilai itu juga yang menjadi salah satu poin penting yang menjadikan Shirakawago layak berstatus warisan dunia.(www.travelkompas.com)

Kegiatan unik lainnya yang ada di daerah ini adalah latihan pemadaman kebakaran yang dilakukan pada bulan November setiap tahun.

(16)

Pada saat itu semua semprotan air di buka untuk menyirami atap. Hal ini dilakukan karena bangunan tradisional gassho zukkuri dan rumah penduduk lainnya yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar dan akan membuat api cepat menyambar, maka Pemerintah setempat membuat kebijakan seperti ini. Agar penduduk desa Shirakawago lebih sigap dan tanggap jika terjadi kebakaran di desa Shirakawago dan api tidak merambat ke bangunan lainnya. (https://www.rumikasjourney.com)

2.2 Populasi Penduduk Dan Iklim Di Desa Shirakawago

Populasi penduduk di Desa Shirakawago mencapai 710.023 jiwa pada tahun 2010. Jumlah ini menurun jika dilihat dari hasil sensus penduduk pada tahun 2014. Dimana pada tahun 2014 jumlah penduduk di Shirakawago sebanyak 687.920 jiwa atau turun 22.103 orang selama 4 tahun. Terletak di sisi barat laut Prefektur Gifu, desa Shirakawago dikelilingi oleh pegunungan hijau. Kawasan yang sebagian besar terdiri dari hutan. Saat musim salju tiba, kawasan ini dipenuhi salju setebal 4,5 meter.

Inilah yang menjadi salah satu alasan, desa Shirakawago sulit diakses oleh penduduk yang tinggal di sekitar kawasan tersebut, selain karena letaknya yang berada di daerah pegunungan. Namun, hujan salju yang lebat sangat disyukuri oleh penduduk setempat karena dalam waktu dekat bisa melihat tunas-tunas tumbuh di musim semi. Mereka sangat mensyukuri bunga sakura serta menanti hadirnya musim panen. Memang, kawasan ini seakan tak bisa menjadi perkampungan atau desa kaya, tetapi sudah sejak lama

(17)

penduduk setempat dapat memanfaatkan iklim secara maksimal sehingga mereka bisa hidup dengan penuh sukacita. (www.thedailyjapan.com)

2.3 Akomodasi Dan Transportasi Di Desa Shirakawago

2.3.1 Akomodasi

Jika ingin menikmati Shirakawago dalam jangka waktu yang lumayan lama, maka menginap adalah salah satu pilihan yang terbaik.

Berikut ini beberapa rekomendasi penginapan-penginapan yang ada di Shirakawago.

1. Minshuku koshiyama

Tidak sedikit rumah-rumah penduduk yang beralih fungsi menjadi tempat penginapan. Minshuku merupakan penginapan tradisional ala jepang yang dikelola oleh keluarga.

Minshuku koshiyama dapat dicapai dalam 10 menit dengan berjalan kaki dari terminal Bus Shirakawago. Penginapan ini menyediakan akses Wi-Fi gratis dan tempat parkir gratis. Minimarket terletak tepat di luar properti, dan sebuah restoran dapat dicapai hanya dalam 5 menit berjalan kaki.

Semua kamar berada di lantai 2 dan memiliki TV. Tersedia kamar mandi, toilet, dan wastafel bersama di lantai dasar. Lounge bersamanya memiliki microwave dan teko. Penginapan ini juga menawarkan layanan penyewaan sepeda. Bandara terdekat adalah Bandara Komatsu, 47 km dari penginapan. (www.infojepang.net)

(18)

2. Shirakawago Terrace

Shirakawago Terrace direnovasi pada Agustus 2017 yang sebelumnya adalah sebuah rumah kayu tradisional kuno, terletak di Shirakawago, hanya 10 menit berjalan kaki dari situs warisan dunia Shirakawago 0gimachi Gassho-zukkuri yang terkenal. Wi-fi gratis tersedia di semua area. Halte bus Shirakawago ogimachi bisa dijangkau dengan 10 menit berjalan kaki dari akomodasi.

Halte Bus Shirakawago ogimachi terdekat berjarak 50 menit perjalanan bis dari Stasiun JR Takayama melalui layanan Nohi Bus, dan Stasiun JR Kanazawa berjarak 90 menit perjalanan bis melalui layanan Kereta Api Hokuriku. Hostel ini juga berlokasi 5 menit berkendara dari IC Shirakawago dan sebuah toko terletak 2 menit berjalan kaki. Bandara Internasional Chubu Cenrair dapat dicapai dengan 3 jam berkendara dari akomodasi.

Setiap kamar di hostel ini memiliki pemanas ruangan dan kamar mandi pribadi dengan perlengkapan mandi organik. Anda akan tidur di tempat tidur futon bergaya Jepang di lantai tatami (anyaman jerami).

Anda dapat menyiapkan makanan di dapur bersama hostel. Terdapat ketel listrik, microwave, dan kulkas. Hostel ini memiliki lounge bersama.

Tempat parkir tersedia gratis di lokasinya. Beberapa lampu didukung oleh sistem photovoltaic. Sarapan sederhana gratis dengan roti, kopi, sereal, dan teh disajikan.

3. Fujiya Hotel

(19)

Fujiya Hotel adalah hotel menawan dengan kolam renang air panas alami dalam ruangan dan luar ruangan 24 jam. Dapat dicapai dalam 15 menit dengan berkendara dari Terminal Bus Shirakawago, hotel ini menyediakan kamar-kamar bergaya Jepang dengan Wi-fi gratis.

Kamar-kamar nya memiliki AC, lantai tatami, dan ruang makan bergaya Horigotatsu (meja rendah yang hangat). Kamar-kamarnya juga menyediakan TV layar datar dan Yukata.

Fujiya dapat dicapai dalam 20 menit dengan berkendara dari Kuil Myozenji, Kuil Shirakawa Hachiman, dan museum seni Jin Homura.

Tersedia juga tempat parkir gratis.

Anda memiliki akses ke pemandian umum, dengan area terpisah untuk pria dan wanita. Layanan penitipan bagasi dan brankas juga tersedia di meja depan.

Restorannya menyajikan sarapan dan makan malam berdasarkan permintaan. Hidangan khas lokal seperti daging beruang rebus, ikan segar, dan daging sapi Hida dapat dicicipi di restoran ini.

Akomodasi ini juga dinilai memiliki harga terbaik di Shirakawago.

Tamu mendapatkan fasilitas lebih banyak untuk uang yang mereka keluarkan dibandingkan akomodasi lain ditempat ini.

4. Guest House AntHut

Guest House AntHut terletak di Shirakawago, 20 menit berjalan kak dari terminal bus Ogimachi di Shirakawago World Heritage Village.

Akomodasi ini menyediakan tempat parkir pribadi gratis. Anda dapat

(20)

memanfaatkan layanan antar-jemput gratis yang ditawarkan oleh akomodasi, atau naik bus lokal untuk mencapai guest house.

Guest house AntHut menyediakan dapur bersama yang dilengkapi dengan peralatan memasak yang diperlukan. Lounge guest house ini dilengkapi dengan TV layar datar dan pemutar DVD. Guest house menyediakan 1 kamar mandi, 2 toilet, dan pengering rambut. Masing- masing tempat tidur menawarkan rak bagasi pribadi, stopkontak, lampu baca, dan kipas angin. Akses Wi-Fi tersedia gratis di seluruh area akomodasi.

Guest house ini terletak di kawasan yang tenang, dalam jarak berjalan kaki dari sebuah toko dan 2 restoran lokal yang populer. Anda dapat melakukan berbagai kegiatan di area sekitarnya, seperti bermain ski, dan mendaki. Staf Guest house dapat memberikan saran mengenai tempat wisata di sekitar desa, dan Guest house ini menawarkan minuman musiman gratis pada saat kedatangan dan kopi setiap pagi.

5. Ryokan Murayama

Ryoukan Murayama menampilkan arsitektur bergaya tradisional Jepang, serta menwarkan pemandian air panas, Wi-Fi gratis, dan tempat parkir gratis. Stasiun JR Takayama dan Terminal Bus Shirakawago, yang terletak saling berdampingan, berjarak hanya 2 km dari akomodasi. Anda dapat memanfaatkan layanan antar-jemput pulang pergi gratis dari terminal bus, jika telah memesannya pada sat melakukan pemesanan kamar. Layanan ini tersedia antara pukul 13:00-17:30 setiap hari.

(21)

Semua kamar menawarkan lantai tatami, dan kasur futon Jepang.

Masing-masing memiliki pintu kertas, serta dilengkapi dengan minibar dan TV layar datar. Di akomodasi ini juga terdapat ruang-ruang karaoke dan toko souvenir. Fasilitas penitipan bagasi juga tersedia.

Restoran Irorinoma menyajikan makanan tradisional. Anda bisa duduk di ruang tatami di sekitar perapian terbuka, dan menikmati makanan laut panggang yang khas dan berbagai hidangan musiman.

(www.booking.com) , (www.hotelscombined.co.id) , (www.agoda.com)

2.3.2 Transportasi

Untuk mencapai Shirakawago hanya dapat menggunakan sarana transportasi dari beberapa kota terdekat. Bisa lewat Takayama, Kanazawa, atau Toyama. Untuk transport menuju Shirakawago hanya bisa menggunakan Bus.

Dari Tokyo naik Hokuriku Shinkansen dan turun di stasiun JR Takayama. Takayama sering menjadi kota transit sebelum atau sesudah ke Shirakawago. Setelah tiba di stasiun JR Takayama, jalan kaki menuju Terminal Bus Nouhi. Pilihannya adalah naik Bus Nouhi, rute Takayama =>

Shirakawago. Anda bisa naik dari stasiun JR Takayama Pintu Timur. Lalu membeli tiket dengan tarif 2470 yen sekali jalan dan 4420 yen pulang-pergi.

Perjalanan dari Takayama menuju Shirakawago memakan waktu sekitar 40

(22)

menit. Dalam sehari bus ini melayani rute Takayama => Shirakawago sebanyak 10 perjalanan, dimulai pada pukul 14:40 waktu Jepang.

(www.infojepang.net)

(23)

BAB III

OBJEK WISATA DI DESA SHIRAKAWAGO

3.1 Indahnya Pemandangan Di Desa Shirakawago

3.1.1 Pemandangan Musim Dingin

Pemandangan musim dingin di Shirakawago adalah pemandangan yang paling ditunggu-tunggu oleh wisatawan. Karena pada saat itu salju mulai turun dan berbagai kegiatan yang menarik dilakukan. Musim dingin di Shirakawago berlangsung lebih lama dibandingkan di Kota, karena Shirakawago berada di lembah sungai dan dikelilingi pegunungan. Pada musim dingin suhu di Desa Shirakawago mencapai 2 derajat celcius sampai minus satu. Shirakawago selalu mengalami musim dingin dengan salju yang hebat.

Pada saat malam hari di musim dingin pemandangan di Shirakawago sangat menakjubkan karena pada saat malam hari seluruh rumah warga dan rumah tradisional Gassho Zukkuri di penuhi salju yang tebal di atap rumah maupun di halaman rumah. Cahaya lampu yang muncul dari jendela setiap rumah menciptakan pemandangan yang sangat indah, bagaikan di negeri dongeng. Otoritas pariwisata menetapkan tujuh hari tertentu pada bulan januari hingga febuari untuk menyaksikan pemandangan yang indah itu.

Ribuan wisatawan domestik dan mancanegara berbondong-bondong menyaksikannya dari atas bukit. Aktivitas yang biasa dilakukan para

(24)

wisatawan saat musim dingin adalah bermain salju dan bermain ski dengan peralatan yang sudah di sediakan. Para wisatawan juga bisa menikmati salju sambil berjalan menelusuri desa ini dari ujung sampai ujung dan mengabadikan momen berharga disini. (www.his-travel.co.id)

3.1.2 Pemandangan Musim Semi

Salah satu musim yang terindah untuk menikmati alam Shirakawago adalah saat musim semi. Hal ini dikarenakan bunga sakura yang bermekaran seakan membuat suasana desa ini terlihat anggun dengan balutan warna merah mudanya. Anda akan puas mengelilingi desa ini dengan cuaca yang bagus. Jalanan sudah steril dari salju yang artinya sangat nyaman untuk berkeliling sambil menikmati bunga sakura di desa ini karena tidak terhalang oleh tingginya tumpukan salju. Bunga sakura mekar hanya 2 minggu dalam setahun. Ini karena bunga sakura hanya tumbuh pada suhu tertentu. Tentu saja wisatawan harus memanfaatkan momen mekarnya bunga sakura tersebut. Musim semi mulai di awal Maret – April.

Di akhir bulan April biasanya bunga sakura di Shirakawago akan mekar sempurna. Ada tempat terbaik untuk melihat bunga sakura dengan latar desa pegunungan. Para wisatawan bisa naik dari pusat desa ke atas bukit. Bisa jalan kaki sekitar 20 menit atau ada juga bis yang khusus mengantar dengan harga 200 yen. Di atas perbukitan terdapat tempat yang disebut Shiroyama Viewpoint. Dari tempat inilah pemandangan desa di Shirakawago dengan rumah-rumah tradisionalnya tampak jelas dan tentu saja keindahan bunga sakura yang penuh pesona akan menyegarkan mata yang

(25)

melihatnya. Para wisatawan pun dapat mengambil gambar dengan hasil yang sangat memuaskan. (www.japanhoppers.com)

3.1.3 Pemandangan Musim Gugur

Pemandangan pada saat musim gugur pun tidak kalah menarik dibandinggkan musim dingin dan musim semi di desa Shirakawago. Warna- warni musim gugur di Shirakawago selalu mempesona. Satu momen yang wajib dinikmati saat musim gugur di Shirakawago adalah menyaksikan keindahan warna-warni daun mapple di Shirakawago yang sering disebut Momiji.

Campuran warna kuning, merah, orange, kecoklatan bersatu hinga menghasilkan komposisi pemandangan alami yang luar biasa indah. Daya tarik momiji membuat masyarakat lokal maupun wisatawan senang berkunjung ke Shirakawago menikmati pemandangan di area yang penuh dengan pohon yang daunnya berubah warna menjadi menjadi merah saat musim gugur. Musim gugur di mulai pada bulan September sampai bulan November.

Festival yang dapat disaksikan di Shirakawago pada saat musim gugur adalah Festival Shichi Go San. Anda dapat menyaksikan anak-anak kecil di Shirakawago yang berusia 3, 5, dan 7 tahun mengenakan pakaian tradisional Jepang di Festival Shichi Go San. Festival ini diadakan setiap tanggal 16 November saat musim gugur. Orangtua dari anak-anak kecil ini turut mendoakan anak-anak mereka di Kuil agar tumbuh sehat dan keluarga turut bahagia. (www.kyuhoshi.com/four-seasons-in-shirakawago)

(26)

3.1.4 Pemandangan Musim Panas

Akhir bulan Mei, Jepang mulai beralih dari musim semi yang dingin ke musim panas atau natsu. Natsu sangat identik dengan cuaca panas, udara lembab, dan hujan. Setelah itu, di bulan Juni-Juli, hujan mulai sering turun mengawali musim panas yang disebut tsuyu. Musim panas di Shirakawago lebih berwarna di mana bunga-bunga mulai bermekaran. Serangga termasuk nyamuk pun mulai datang di musim panas.

Suhu udara saat musim panas di Shirakawago mencapai 26 hingga 34 derajat celcius. Jadi bagi para wisatawan yang datang pada musim panas, tidak perlu membawa pakaian khusus sebab suhu udara disini kurang lebih sama dengan kota-kota di Indonesia. Kepada para wisatawan harus membawa minuman penyegar untuk mengantisipasi dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

Saat musim panas di Shirakawago, matahari juga terbit lebih cepat dan terbenam lebih lama. Ini menyebabkan siang menjadi lebih panjang dibandingkan malam pada saat musim panas di Shirakawago. Namun disisi lainnya, bagi para wisatawan bisa menikmati perjalanan dan berkeliling lebih lama lagi. (www.idjapantravel.com)

3.2 Rumah Tradisional 3.2.1 Rumah Wada

Rumah Wada merupakan rumah berarsitektur gassho-zukkuri terbesar dan tertua di Shirakawago. Keluarga Wada merupakan pimpinan di desa ini

(27)

saat zaman Edo. Keluarga Wada termasuk keluarga berada dengan usaha perdagangan sutra. Rumah Wada telah dibangun pada periode pertengahan Edo (1603-1868). Keluarga Wada telah menjadi salah satu keluarga pemimpin desa dari generasi ke generasi. Beberapa bagian dari rumah Wada sekarang dibuka untuk umum, berbagai benda bersejarah pada masanya dipamerkan di rumah yang kini menjadi museum. Dan kita dapat melihat sedikit mengenai bagaimana kehidupan di masa lalu.

Sejak tahun 1573, kepala keluarga Wada telah meninggalkan

“Yoemon” untuk melindungi garis keturunan keluarga. Sedikit tanah untuk menanam di Shirakawago, masyarakat memproduksi sutra dan membesarkan ulat sutra sebagai sampingan dari menanam beras dan sayuran. Banyak dari pekerja dibutuhkan untuk bisnis ulat sutra, dan anak-anak telah bekerja dari usia muda. Hanya anak laki-laki pertama dapat menikah dan mendapat warisan harta keluarga. Anak-anak yang lain, yang lahir akibat ikatan perkawinan, dibesarkan di rumah ibu mereka masing-masing. Wada merupakan keluarga besar dan hal itulah yang menjadi dasar bisnis rumah mereka. Sebagai tambahan, masyarakat diam-diam memproduksi bubuk senjata dan menjualnya ke klan feodal. Keluarga Wada mengambil hak perdagangan bubuk senjata dan berhasil menjalankan bisnis ini juga.

Bangunan ini terdiri dari tiga lantai. Terdapat ruang utama, ruang tamu, kamar dan altar Budha di lantai pertama, sedangkan lantai kedua difungsikan sebagai tempat untuk budidaya ulat sutera. Terdapat enshou yang merupakan bahan baku mesiu. Menggunakan rumput dan kotoran ulat dibawah lantai serta air kencing manusia, yang dibiarkan membusuk dan

(28)

berfermentasi dan menjadi bahan untuk bubuk mesiu. Menjadi industri yang penting bagi Shirakawago selama era Edo untuk membawa pulang uang tunai, dan telah dibuat di banyak rumah. Rumah wada diberikan hak untuk menjual bubuk mesiu murni yang dibuat di rumahnya. Kayu dengan label lisensi merupakan pusaka dari rumah Wada.

Ulat sutra di musim panas di loteng rumah bergaya Gassho, produksi sutra dilakukan dengan ulat sutra. Sangat penting untuk mendapatkan keuntungan melalui industri enshou. Industri ini sangat makmur, namun di tahun 1960 lebih mudah untuk menemukan sutra mentah dan serat kimia di luar negeri, sehingga produksinya akhirnya menurun. Bagaimanapun, di rumah Wada mereka mengembangbiakkan sekitar 500 ulat sutra selama periode bulan Juli hingga Agustus, dan 100 orang diperbolehkan masuk dalam satu untuk mencegah kepadatan. (www.japanhoppers.com)

Jika anda ingin masuk kedalam rumah Wada, ada panduan yang senang hati akan diberitahukan kepada anda. Ada perapian yang menyala sepanjang tahun dan ini merupakan kesempatan besar untuk berfoto, anda juga bisa bersantai di sana. Ada penelitian yang literatur yang dapat anda telusuri terkait dengan rumah Wada dan Shirakawago yang tersedia. Anda dapat melihat rumah Wada saat anda melihat ke bawah dari observatorium Benteng Ogimachi yang menghadap distrik Ogimachi.

3.2.2 Rumah Kanda

Rumah Kanda adalah sebuah rumah kuno yang megah dengan 160 tahun sejarah dibalik itu yang digunakan dalam rentan sejarah dan

(29)

pembuatan bir industri. Hal ini uumnya dikatakan pada akhir zaman Edo (160-1868) bangunan yang digunakan desain tradisional dari waktu, tetapi karena konstruksi nantinya yang menyatu dengan desain konvensional waktu dengan yang lebih modern pada masa itu. Ini adalah atap gaya Gassho yang diletakkan di bagian atap rumah, dan jika atap tergunjang saat topan atau angin kencang, gemetar tidak mengirimkan ke rumah, sehingga rumah bertahan untuk lebih lama.

Rumah keluarga Kanda ini terletak di distrik yang sama sebagai rumah Wada yang telah di tetapkan sebagai kekayaan budaya yang penting.

Kegiatan di rumah ini, selain bangunan utama itu terdapat 4 cerita, ada juga dewa air, pondok mortir dan hasagura. Perlu diketahui bahwa dari Desember hingga Febuari, rumah ini ditutup pada hari Rabu. Pada hari-hari di mana rumah itu menyala di malam hari, itu terbuka sampai 19:30.

Lantai pertama gedung utama memiliki ruang resepsi yang disebut

“Oe” dengan ruang tamu yang telah digunakan untuk pertanian. Di sini anda akan menemukan telepon dinding bahwa keluarga Kanda benar-benar digunakan, serta kimono pengantin dari salah satu Kanda pengantin generasi ke empat, dan banyak barang-barang Amerika seperti jam antik yang adalah yang pertama dari jenisnya di Desa Shirakawago. Ada juga perapian di mana pengunjung dapat menghangatkan diri. Ada juga buatan sendiri teh rumput liar yang direbus di atas perapian di dalam ketel besi.

Di lantai kedua adalah di mana laki-laki yang belum menikah dan karyawan tidur, ada jendela kecil yang disebut Himimado. Gassho gaya

(30)

rumah yang sangat lemah untuk api dan api harus ditangani dengan sangat hati-hati, sehingga mereka bisa memeriksa keadaan perapian di lantai pertama dari sini. Di lantai kedua dan ketiga terutama lokakarya serikultur yang sekarang ditetapkan sebagai ruang pameran. Ada berbagai alat pembuatan bir dari waktu yang ditetapkan di sini. Di lantai dua ada juga panduan dan informasi untuk menunjukkan sejarah rumah dan keluarga Kanda.

Di lantai keempat adalah gudang dimana pengunjung dapat menatap keluar atas desa dari jendela kecil. Lantai atas sangat kecil dan hanya bisa menampung sekitar 3 orang. Di masa lalu nenek moyang keluarga Kanda menetap di negeri ini kaya dengan mata air, dikatakan bahwa mereka menerima nasihat dari dewa air yang mereka harus hidup di negeri ini tanpa mengkontaminasi mata air. Dewa ini dipersonifikasikan sebagai ular putih yang berdiri di samping tempat tidur, dan ada patung yang dibangun sebagai bukit ini. Di halaman rumah Kanda terdapat sebuah gubuk di mana beras dan millet dimurnikan, pengunjung dapat mendengar suara roda air ketika melewati dekat itu. Terdapat juga gudang hasagura di sekitar rumah Kanda, ini adalah sebuah bangunan penting untuk pengeringan padi. Kayu bakar untuk perapian juga dikeringkan di sini dan diawetkan.

(www.japanhoppers.com)

3. 3 Kuil Myozenji

Kuil Myozenji didirikan pada tahun 1478. Tidak seperti kuil lainnya di Jepang, kuil ini memiliki ciri khas, yaitu gerbang menara lonceng yang

(31)

beratapkan jerami. Hal ini terletak di sisi utara dari Shirakawago Desa Ogimachi, dan ruang utama, kuri dan lonceng gerbang menara semua jerami dan dilakukan dalam gaya Gassho. Kuil ini masih berdiri hingga kini. Kuil Myozenji juga menjadi tempat tinggal para bhiksu. Selain sebagai tempat ibadah, kuil ini pun memamerkan berbagai benda sehari-hari yan dipakai pada masa lalu. Bangunan utama ditetapkan sebagai sifat penting oleh desa, dan ada juga monumen alam pohon yew diakui oleh prefektur.

Tower Lonceng Gerbang (Gerbang Shoro) dibangun pada tahun 1801.

Bangunan 1 lantai dengan itahisashi dengan atap jerami.

Kuri dibangun pada tahun 1817, itu adalah sebuah bangunan 5 lantai dan salah satu yang terbesar di Shirakawago. Ruang tamu dibagi menjadi 3 kamar, dan koridor sisi depan menghadap ke arah taman. Lantai atas adalah Myozenji museum lokal, untuk masuk ke dalamnya dikenakan tarif 300 yen untuk orang dewasa dan 100 yen untuk anak-anak. Dengan bahan dan alat yang digunakan oleh masyarakat setempat di pajang di sini. Perapian menyala setiap hari dan anda dapat menikmati aroma api kuno.

Ruang utama mulai dibangun pada tahun 1806 dan selesai pada tahun 1827, dan dibangun oleh 9191 orang secara total. Terbuat dari kayu zelkova Jepang. Setelah pembangunan ruang utama selesai pada tahun 1827, Pohon Yew Myozenji di tanam di samping gerbang menara lonceng.

Terletak di salah satu dinding samping gerbang soro dan dikatakan untuk melestarikan keharmonisan dalam dasar. Perlu diketahui bahwa jam buka selama Desember sampai Maret adalah 09:00-16:00. (www.japanhopper.com)

(32)

3.4 Kuil Hachiman

Kuil Hachiman merupakan kuil kecil yang terletak di bagian terdalam Shirakawago. Hachiman dalam kepercayaan masyarakat Jepang ialah Dewa Perang Shinto dan banyak berjasa bagi masyarakat Jepang.

Sejak masa dulunya, Hachiman ini banyak dipuja oleh para petani Jepang sebagai dewa pertanian dan oleh para nelayan diharapkan dewa ini akan mengisi jala mereka dengan penghasilan ikan yang banyak. Hachiman menjadi legenda dalam agama Shinto, dimana disebut sebagai kaisar Ojin yang merupakan putra dari Raja Jingu. Namun, demikian setelah datangnya agama Budha di Jepang, maka Hachiman menjadi sinkretisis dewa, sebuah harmonisasi dari agama Shinto asli dengan agama Budha yang datang ke Jepang. Dalam Budhist Panteon pada abad ke 8 masehi ia kemudian menjadi terkenal terkait dengan Bodhisatwa Daibosatsu.

Selama periode abad pertengahan Jepang, pemujaan Hachiman tersebar di seluruh Jepang, tidak hanya di kalangan samurai, namun juga kaum tani. Terdapat lebih dari 30.000 kuil di Jepang yang didedikasikan untuk Hachiman, yang kedua paling banyak setelah kuil yang didedikasikan untuk Inari. Kuil Usa di Usa, Prefektur Oita adalah kepala kuil dari semua tempat-tempat suci ini dan bersama-sama dengan Iwashimizu Hachiman-gu, Hakozaki-gu, dan Tsurugaoka Hachiman-gu, terkenal sebagai yang paling penting dari semua kuil yang didedikasikan untuk Hachiman.

Kuil Hachiman ini merupakan kuil paling populer kedua setelah kuil Inari Hachiman yang merupakan dewa yang dianggap sebagai Tuhan

(33)

Shinto. Kuil ini sangat disucikan oleh segenap masyarakat Jepang terutama klan minamoto. Bangunan utama pada kuil Hachiman ini dianggap memiliki roh yang berkaitan dengan Hachiman. Juga di dalamnya ada ruangan penyimpan harta karun yang terdiri banyak sekali barang-barang berharga.

Dengan kesakralan dan kesucian kuil ini makin membuat banyak pengunjung yang merasa penasaran untuk mengelaborasi bagian-bagian terdalam kuil sehingga mengunjungi kuil ini menjadi bagian yang tak mungkin terlewatkan.

Kuil ini setiap tahunnya di bulan oktober akan ramai karena digunakan untuk merayakan Festival Doburoku Matsuri. Doburoku merupakan sejenis minuman sake yang belum diproses. Doburoku terlihat seperti bubur nasi berwarna putih dengan rasa sedikit manis. Festival ini digelar untuk berdoa kepada dewa gunung, memohon agar diberi keselamatan, kedamaian di desa, dan produksi panen yang melimpah.

Masyarakat membawa douroku ke kuil sebagai ungkapan rasa terima kasih.

Festival berlangsung meriah dengan masyarakat yang menari dan bernyanyi.

Festival ini banyak diminati wisatawan kerena pada periode tersebut akan di gelar banyak pertunjukan tradisional yang meriah. Festival Doburoku Matsuri ini digelar pada tanggal 14 sampai 19 oktober. Di Shirakawago pun terdapat Doburoku Matsuri Festival Hall, yaitu museum di mana hal yang berkaitan dengan festival ini dipamerkan. Banyak diorama yang menceritakan apa yang dilakukan warga saat festival. Jika ingin mencoba doburoku juga bisa di tempat ini.(www.jepang.panduwisata.id)

(34)

3.5 Oshirakawa Hirase Onsen

Lokasi Shirakawago berada di gunung Hakusan. Di kaki gunung Hakusan ini terdapat sebuah pemandian air panas alami (onsen) yang cukup populer, yaitu Oshirakawa Hirase Onsen. Meskipun tidak persis berada di Shirakawago, tetapi banyak pengunjung yang datang ke Shirakawago untuk sekaligus mendatangi onsen ini. Setelah lelah dan kedinginan mengelilingi desa Shirakawago para wisatawan bisa menghangatkan tubuh dengan berendam di pemandian air panas ini. Namun banyak juga wisatawan yang sengaja mampir ke onsen ini saat berada di Shirakawago karena memiliki banyak manfaat.

Onsen bagi orang Jepang merupakan tempat yang paling disukai dan tempat yang terpopuler. Hal itu karena keindahan dan kandungan manfaat yang dimiliki onsen. Onsen merupakan bagian yang terpenting dari kehidupan keluarga dan kehidupan masyarakat Jepang. Jadi dapat disimpulkan bahwa onsen bagi orang Jepang merupakan suatu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Lain halnya dengan orang asing yang berada di Jepang, menurut orang asing onsen hanya sebagai tempat wisata yang unik dan mempunyai daya tarik sendiri. Mereka berkunjung ke onsen hanya ingin menikmati pemandangan sekitar onsen sambil merendamkan diri dan beristirahat.

Adapun manfaat onsen tersebut adalah:

1. Sebagai Tempat Pengobatan

(35)

Onsen sebagai tempat pengobatan berbagai macam penyakit. Apabila dilakukan setiap hari akan mengurangi segala penyakit yang diderita.

Jenis-jenis penyakit yang bisa disembuhkan di onsen antara lain adalah sakit otot, rematik, sakit pegal linu, sakit syaraf, keseleo, liver, diabetes, serta penyakit kulit yang sangat kronis.

2. Sebagai Tempat Kecantikan

Onsen sebagai tempat kecantikan pada dasarnya memberikan satu kelembutan pada kulit dan membuat wanita Jepang kelihatan cantik, muda, dan bercahaya. Para wanita Jepang mempunyai percaya diri yang tinggi bila mereka ditempat umum atau tempat mereka bekerja. Di onsen mereka akan diberitahu bahwa kecantikan itu bukan hanya kecantikan wajah saja tetapi paling terpenting adalah sikap tubuh disaat berdiri dan disaat berjalan.

3. Sebagai Tempat Menghilangkan Stres

Kata stres sering didengar dan sering di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Juga akan membuat kita mudah marah dan cepat tersinggung, oleh sebab itu harus dicegah. Cara pencegahan terbaik adalah dengan melakukan refreshing yang berkaitan dengan alam karena alam akan memberikan kesejukan tubuh dan pikiran pun menjadi tenang.

Begitu juga orang Jepang sering mengalami stres akibat bekerja terlalu lama. Biasanya orang Jepang menghilangkan stres dengan mengunjungi

(36)

onsen. Onsen menghilangkan stres yang kita alami dengan cara merendamkan badan ke dalam onsen.

(www.his-travel.co.id)

(37)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Keindahan Shirakawago saat musim dingin memang tidak ada tandingannya. Banyak wisatawan yang sengaja mengunjunginya di musim dingin untuk melihat suasana desa penuh salju seperti layaknya negeri dongeng. Tempat ini memang merupakan tujuan wisata empat musim.

Setiap musimnya memiliki nuansa alam yang berbeda dan patut menjadi destinasi impian.

2. Setiap objek wisata di Shirakawago memiliki kisah sejarah yang berkaitan dengan perkembangan desa Shirakawago tersebut.

3. Desa Shirakawago mudah dicapai seiring perkembangan transportasi dan teknologi. Shirakawago dapat dicapai menggunakan bus dan mobil pribadi.

Ditambahi dengan Akomodasi seperti penginapan yang dekat dengan

terminal serta dekat dengan objek wisata dengan fasilitas yang lengkap bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Shirakawago.

4.2 Saran

1. Berwisata ke suatu Negara khususnya Jepang dan tepatnya desa Shirakawago alangkah lebih baiknya jika wisatawan dapat mempertimbangkan dan mempersiapkan keperluan agar para wisatawan tidak banyak mengalami banyak kendala yang mengganggu perjalanan.

(38)

2. Dalam kunjungan ke suatu Negara wisatawan juga diperlukan agar masyarakat dinegara tersebut merasa nyaman dan tidak terganggu dengan kedatangan para wisatawan.

3. Wisatawan dari Negara tropis khususnya Indonesia harus cermat dalam memilih waktu kunjungan karena adanya perbedaan iklim antar dua Negara.

4. Dalam melakukan perjalanan diharapkan wisatawan benar-benar matang dalam mempertimbangkan berapa lama waktu para wisatawan berada di Negara Jepang terkhusus Desa Shirakawago.

(39)

LAMPIRAN

Gambar 1. Desa Shirakawago

Gambar 2. Rumah Gassho Zukkuri

Gambar 3. Pemandangan Shirakawago di musim dingin

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Merinda, Lisa. 2015. 85 Best Spot In Japan. Jakarta : Gramedia

Yovian,Evan. 2014. Japan Beyond Tokyo. Jakarta : Buana Ilmu Populer Rachman,Farhan Noor. 2014. Backpacking Jepang. Jakarta : Elex Media https://id.wikipedia.org/wiki/Shirakawago_Gifu

https://infojepang.net/item/shirakawago https://

https://justonecookbook.com/shirakawago-history-unesco-site https://.kyuhoshi.com/four-seasons-in-shirakawago

https://rumikasjourney.com/transportasi_shirakawago

https://his-travel.co.idrumah_kanda

https://japanhoppers.comonsen-oshirakawa

https://jepang.panduwisata.id/kuil-hachiman https://booking.com/hotel_di_shirakawago

(41)

ABSTRAK

Kertas karya ini berjudul Objek Wisata di Desa Shirakawago. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis memfokuskan penulisan pada Pemandangan yang indah di Shirakawago, Tempat-tempat wisata yang ada di Shirakawago, dan akomodasi dan transportasi di Shirakawago.

Tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah untuk mengetahui tempat- tempat wisata yang ada di Desa Shirakawago dan juga untuk memperkenalkan kepada seluruh masyarakat tentang Desa Shirakawago. Juga, sebagai salah satu syarat kelulusan dari program Diploma III Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil pengamatan, Shirakawago adalah sebuah Desa yang terletak di Chubu, Prefektur Gifu, Jepang. Desa ini terkenal dengan adanya sebuah bagian Desa kecil yang menjadi tempat berdirinya rumah-rumah Tradisional Jepang, Yaitu Gassho Zukkuri.

Desa Shirakawago terdaftar di situs Warisan Alam Dunia UNESCO pada Desember 1995. Shirakawago merupakan Destinasi wisata 4 musim di Jepang, Yaitu musim semi, musim dingin, musim gugur, dan musim panas. Setiap musimnya memiliki nuansa alam yang berbeda dan patut menjadi destinasi wisata impian.

Di Desa Shirakawago banyak terdapat objek-objek wisata yang cukup terkenal dan memiliki kisah sejarah. Hal ini membuat banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang datang berkunjung. Beberapa objek wisata yang menarik di Shirakawago adalah Rumah Tradisional Kenda dan Weda yang

(42)

merupakan rumah Kepala Desa Shirakawago pada Zaman Edo yang diubah menjadi Museum.

Selain itu juga ada Kuil Myozenzi dan Kuil Hachiman yang setiap tahunnya di bulan oktober akan ramai pengunjung karena digunakan untuk merayakan Festival Doburoku Matsuri. Ada juga Oshirakawa Hirase Onsen, sebuah pemandian air panas alami yang cukup populer. Banyak pengunjung yang datang ke Shirakawago hanya untuk mendatangi onsen ini, karena memiliki banyak manfaat.

Untuk mencapai objek wisata tersebut banyak akomodasi dan transportasi yang dapat digunakan. Transportasi tersebut adalah kereta api, bus, dan mobil pribadi. Akomodasi disana pun jaraknya sangat dekat dengan berbagai objek wisata yang akan dikunjungi, seperti Hotel Fujiya, Shirakawago Terrace, Guest House AntHut, Ryokan Murayama, dan Minshuku Koshiyama.

(43)

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas butir soal SMA Negeri 2 Tondano Berdasarkan Hasil analisis kualitas butir soal Ujian akhir semester ganjil mata pelajaran Fisika Kelas X IPA SMA Negeri 2 Tondano

produkdalam bidang teknologi penggambaran menagkibatkan timbulnya persaingan dibidang industri teknik penggambaran. Setiap perusahaan produsen produk-produk gambar

termasuk pada level 4, menyelesaikan himpunan penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode campuran, dapat menuliskan apa yang diketahui pada soal, mampu

Pendeta dengan model preoccupied attachment to God, saat menghadapi kesulitan ketika menjalani tanggung jawabnya ia akan berusaha untuk terus menjalin hubungan yang

Kendala umum dalam proses pembelajaran sejarah yang dirasakan para siswa/mahasiswa PKN/Sejarah adalah betapa tidak menariknya proses pembelajaran, sementara pelajaran

Penulis mencoba menganaiisa terhadap hadits tentang puasa as Syura pada kitab Sunan Abu Daw ud no indek 2446 dan Musnad Ahmad bin Hanbal no indeks 2140, dimana

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat melaksanakan Tugas Akhir dan menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas

Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP adalah bahan plastik terbaik terutama untuk