• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran umum tentang MT. KAMOJANG penulis peroleh dari crew maupun para perwira diatas kapal melalui wawancara pada saat

penulis melaksanakan praktek laut diatas kapal MT. KAMOJANG. Pada tahun 2018.

1. Sejarah singkat MT. KAMOJANG

MT. KAMOJANG adalah nama dari sebuah Kapal Tanker yang dioperasikan oleh PT. PERTAMINA (PERSERO). Tempat pembuatan kapal berada di PT. DOK DAN PERKAPALAN Surabaya pada tahun 2011. Kapal ini memiliki speed 12 knots.

Gambar 4.1 MT. Kamojang

Sumber : Dokumentasi Pribadi

(2)

34

2. Data-data Teknis MT. KAMOJANG (ship’s particular)

Adapun data-data kapal atau ship particular MT. KAMOJANG sebagai berikut :

Ship Name : MT. KAMOJANG

Nationality : Indonesia

Classification : Biro Klasifikasi Indonesia Port of Resistry : Jakarta

Signal Letter : Y E J G Date of Delivery : 2011

IMO Number : 9504396

Kind Of Ship : Tanker Gross Tonnage : 5.570 GRT

Net Tonnage : 1.765 Net Tonnage Length Over All : 108.00m

Breadth : 19.20 m

Speed : 12 knots

L. B. P : 102.00 m

Depth Moulded : 9.30 m

Main Engine : WARTSILA, TYPE 6L 32, POWER 2679 KW, 6 Cylinder

Jumlah awak kapal : 27 Orang

(3)

35 3. Crew List MT. Kamojang

Crew List adalah daftar nama dari seluruh anggota / awak kapal

yang telah terdaftar didalam sijil kapal dan setiap anggota atau awak kapal telah di delengkapi dengan sertifikat keahlian masing-masing. Adapun Crew List dari MT. Kamojang adalah sebagai berikut :

No. Nama No.Pek Tanggal

Lahir

Jabatan 1. Capt. Rum Imam R. 750822 02.01.1986 Master

2. Adi Nugroho 754244 04.04.1977 Chief Officer 3. Kurniawan 10026675 09.08.1989 Second Officer 4. Horas Torang Marsito 750892 30.04.1989 Third Officer 5. Pius Iwan Yuli P. 10026624 11.07.1966 Chief Engineer 6. Ronalt Martua Hasiholan 10027539 16.10.1980 Second Engineer 7. M. Fauzan Hidayat 10026429 23.02.1992 Third Engineer 8. Eko Setiawan 10027123 06.04.1991 Fourth Engineer 9. Tisna 10027416 05.06.1982 Electriciant 10. Toriqudin 10026798 27.03.1971 Boatswain 11. Abdul Hasjim 10026700 21.12.1986 Pumpman 12. Junaidi 10027232 03.01.1987 Ableseaman - A 13. Marlianto 10027243 14.10.1991 Ableseaman - B 14. M. Agus Ansori 10027223 31.05.1981 Ableseaman - C 15. Syahrullah 10027290 30.06.1981 Ordinaryseaman - A 16. Asep Suhendi 10027288 17.03.1971 Ordinaryseaman - B 17. Kristian Minggu P. 10027297 05.11.1989 Ordinaryseaman - C 18. Charles Simangungsong 10026561 21.12.1974 Foreman

19. Supriono 10027094 29.06.2019 Oiler - A 20. Ujang Abdullah 1002733 14.06.1980 Oiler - B 21. Katmo 10026377 29.11.1980 Oiler - C 22. Imam Setiawan 10027039 10.01.1973 Cook 23. Efradus Faumasa 10026353 13.11.1980 Messboy 24. Dimas Hadi Wahyudi 20180146 03.05.1998 Deck Cadet 25. Ricky Oktaviano H 20190024 11.10.1996 Deck Cadet 26. Galang Mahardika 20190058 06.02.1998 Engine Cadet 27. Bimantara 20180144 30.12.1995 Engine Cadet

(4)

36

4. Struktur Organisasi MT. KAMOJANG

Struktur organisasi diatas kapal adalah merupakan salah satu bentuk atau bagian dari pada tingkatan atau jabatan oleh setiap crew diatas kapal mulai dari tingkatan yang tertinggi (high level) sampai pada tingkatan yang terendah (lower level). Adapun struktur organisasi diatas kapal MT. KAMOJANG adalah sebagai berikut :

(5)

37

STRUKTUR ORGANISASI MT. KAMOJANG PT. PERTAMINA (PERSERO)

NAHKODA RUM IMAM R.

NO.PEK : 750822

KKM / MASINIS I PIUS IWAN YULI P.

NO.PEK : 10026624

MUALIM I ADI NUGROHO NO.PEK : 754244

MASINIS II RONALT MARTUA H.S.

NO.PEK : 10027539

MASINIS III M. FAUZAN HIDAYAT

NO.PEK :10026429

MASINIS IV EKO SETIAWAN NO.PEK : 10027123

MANDOR MESIN CHARLES S.

NO.PEK : 10026561

JURU MINYAK SUPRIONO NO.PEK : 10027094

JURU MINYAK UJANG ABDULLAH NO.PEK : 10027330

JURU MINYAK KATMO NO.PEK : 10026377

CADET MESIN BIMANTARA NO.PEK : 112155028

MUALIM II KURNIAWAN NO.PEK : 10026675

MUALIM III HORAS TORANG M.A.

NO.PEK: 750892 SERANG TORIQUDIN NO.PEK : 10026798

JURU MUDI JUNAIDI NO.PEK: 10027232

JURU MUDI MARLIANTO NO.PEK : 10027243

JURU MUDI M. AGUS ANSORI NO.PEK : 10027223

KELASI SYAHRULLAH NO.PEK : 10027290

KELASI KRISTIAN MINGGU P.

NO.PEK : 10027297 CADET DECK DIMAS HADI WAHYUDI

NO.PEK : 20180146 .

JURU MASAK IMAM SETIAWAN

NO.PEK : 10027039

CADET DECK RICKY OKTAVIANO H.

NO.PEK :20190058 .

PELAYAN EFRADUS FAUMASA

NO.PEK : 10026353

CADET MESIN GALANG MAHARDIKA

NO.PEK : 20190058

(6)

38 B. HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian mengenai Safety Management System yang meliputi 5 fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian pada kapal MT. Kamojang adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaa Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di kapal MT. Kamojang

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh perusahaan telah menyusun perencanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang mengacu pada pedoman sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) dalam permenaker per.05/Men/1996. Perencanaan terlampir pada Lampiran 1.

2. Fungsi Organisasi K3 di kapal MT. Kamojang

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh perusahaan telah membentuk struktur organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) disamping itu tugas serta wewenang 34 tanggung jawab dalam struktur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) didalam organisasi safety.

Terlampir pada Lampiran 2. Sedangkan berdasarkan pelaksanaanya dilapangan fungsi organisasi belum sepenuhnya terlaksana dikarenakan belum terbentuknya Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2P3K) yang sebelumnya telah direncanakan ini dibuktikan dengan hasil kuesioner penelitian yang ditanyakan kepada crew pada bagian di kapal MT. Kamojang

(7)

39

3. Fungsi Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Kapal MT. Kamojang

Dari hasil pengisian kuesioner penelitian (Kuesioner penelitian terlampir) oleh pegawai pada bagian produksi PT.

Industri Kapal Indonesia (persero) telah melaksanakan 51 kriteria dan 28 kriteria yang tidak terlaksana dari 80 kriteria yang telah direncanakan mengenai Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). 51 Perencanaan yang terlaksana adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan umum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ( safety policy ) yang dikeluarkan pihak manajemen.

2. Ketentuan umum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ( occupational safety and health rules ) yang di susun dan ditetapkan.

3. Penyelia lini pertama telah mendapatkan pendidikan dan latihan dasar-dasar pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

4. Prosedur tetap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) 5. Petunjuk teknis untuk melaksanakan pekerjaan 6. Pemeriksaan kesehatan sebelum penerimaa

7. Pendidikan dan latihan Kesehatan dan Keselamatan kerja deberikan oleh para ahli

(8)

40

8. Seleksi dan penempatan pegawai sesuai dengan keahlian

9. Latihan penaggulangan kebakaran dan keadaan darurat bagi operator dan pekerja

10. Petugas kesehatan kerja yang berkualifikasi

11. Pemeriksaan untuk evaluasi dan mengendalikan bahan beracun dan berbahaya

12. Adanya ahli hygiene perusahaan dan kesehatan kerja perusahaan

13. Penyuluhan menegenai pentingnya hygiene dan kesehatan kerja untuk pekerja.

14. Prosedur pengendalian bahan berbahaya.

15. Petugas khusus yang bertanggung jawab tarhadap keadaan darurat.

16. Petugas tanggap darurat telah dididik secara khusus.

17. Menyediakan tempat evakuasi untuk keadaan darurat.

18. Peralatan untuk menghentikan proses bila dalam keadaan darurat mudah diketahui dan dapat bekerja dengan baik.

19. Kotak P3K lengkap dan memadai tempat-tempat yang srategis.

20. Mempekerjakan seorang dokter secara tetap.

21. Setiap kecelakaan dicatat dan dilaporkan secara tertulis.

(9)

41

22. Menyediakan formulir laporan kecelakaan yang terperinci.

23. Pintu dan jalan penyelamatan dengan jumlah yang memadai.

24. Saluran pembuangan dalam keadaan baik dan sambungan serta kontrol alirannya bersih.

25. Fasilitas penyimpangan cukup memadai.

26. Tersedia tempat penyimpangan benda tidak terpakai secara khusus.

27. Tersedia peralatan angkat dan angkut material.

28. Tempat penyimpanan barang diperiksa secara berkala.

29. Bahan kimia yang disimpan dicatat dengan baik.

30. Memasang tanda bahan kimia yang berbahaya.

31. Menyediakan tempat penyimpanan yang aman, pemberian label dan prosedur penggunaan bahan berbahaya.

32. Semua bahan yang mudah terbakar dan meledak disimpan dan digunakan secara aman.

33. Alat pemadam kebakaran tersedia dalam jumlah dan jenis yang cukup.

34. Hidran kebakaran dan persediaan air selalu cukup digunakan oleh regu pemadam kebakaran.

35. Tanda “ dilarang merokok “ dipajang disekitar tempat yang mempuyai resiko bahaya kebakaran.

(10)

42

36. Disediaka alat penyelamatan diri dan jalan penyelamatan yang bebas rintangan.

37. Pemasangan poster Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sudah direncanakan dengan baik.

38. Ada publikasi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

39. Tanda peringatan bahaya dipasang di tempat yang mudah dilihat.

40. Daerah kerja terpelihara kerapian dan kebersihannya.

41. Tempat kerja diberi penerangan yang memadai.

42. Tersedia tempat pembuangan sampah dan bahan yang tidak terpakai lagi.

43. Dilakukan pemeliharaan jalan kendaraan, halaman, pagar pembatas dan sebagainya.

44. Pintu keluar berfungsi dengan baik.

45. Petunjuk operasi penanggulangan bahaya.

46. Petunjuk tertulis mengenai pengendalian dan penanggulangan keadaan darurat pada tempat yang mudah dilihat

47. Menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kerja.

48. Menyediakan alat pelindung diri (APD) menurut karakteristik pekerjaan.

(11)

43

49. Penggantian alat pelindung diri (APD) yang mengalami penurunan kualitas.

50. Memberikan petunjuk penggunaan alat pelindung diri (APD) dan kegunaannya kepada tenaga kerja.

51. Ketentuan umum mengenai kewajiban menggunakan alat pelindung diri (APD) di tempat berbahaya.

Sedangkan 28 kriteria yang belum dilaksanakan oleh Kapal MT. Kamojang adalah :

1. Perusahaaan mempunyai Panitia pelaksana Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3)

2. Anggota P2K3 mendapat pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sesuai tugas dan fungsinya meneurut UU.No.13 tahun 2003 39

3. Perogram latihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

4. Program tahunan perusahaan telah mencakup kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

5. Penggunaan teknik-teknik identifikasi bahaya dan rugi 6. Manajer dan penyelia membuat jadwal dan

melaksanakan inpeksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

7. Peninjauan berkala peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ditetapkan oleh perusahaan

(12)

44

8. Pendidikan dan latihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi pegawai dilakukan secara teratur 9. Latihan deteksi dini dan pengendalian bahaya

kecelakaan / kebakaran / peledakan oleh pihak perusahaan.

10. Pemeriksaan kesehatan secara berkala

11. Hasil pemeriksaaan kesehatan dilaporkan kepada P2K3 12. .Program pengukuran dan pengendalian kebisingan 13. Penyediaan fasilitas P3K sesuai ketentuan

14. Petugas khusus P3K dalam jumlah yang memadai 15. Prosedur penanggulangan keadaan darurat

16. System tanda bahaya dan system komunikasi untuk keadaan darurat dan penyelamatan pada setiap ruangan atau bangunan

17. Pelatihan P3K untuk semua tenaga kerja secara teratur 18. Pembuatan statistik kecelakaan

19. Pengaman otomatis disediakan dengan baik

20. Penempatan alat pemadam kebakaran dengan baik, mudah dilihat, dan terjangkau

21. Sistem peringatan kebakaran yang terdengar dan terlihat jelas

22. Prosedur penyelamatan/evakuasi terpajang dengan baik 23. Prosedur keselamatan kerja tertulis pada tempat yang

mudah dilihat

(13)

45

24. Semua pintu keluar dibuatkan tanda yang mudah dilihat dan diberi penerangan yang memenuhi syarat.

25. Alat pelindung diri (APD) disimpan pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau jika akan digunakan.

26. Mengadakan perawatan khusus untuk alat pelindung diri (APD)

27. Pemeriksaan kualitas alat pelindung diri (APD) secara berkala

28. Sanksi khusus bagi tenaga kerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai ketentuan

Dengan 51 kriteria atau 65% dari seluruh Kriteria yang ditanyakan telah dilaksanakan oleh kapal MT. Kamojang dan 28 kriteria atau 35% yang tidak dilaksanakan, maka untuk pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatan dan 41 Keselamatan Kerja (SMK3) masuk dalam kategori cukup dalam pelaksanaan SMK3.

Menurut kepala bagian safety & K3 beberapa Kriteria yang belum sempat dilaksanakan kapal MT. Kamojang karena biaya operasional perusahaan yang lebih difokuskan kepada pemenuhan keperluan pokok karyawan dan biaya operasional lainnya serta kurangnya Sumber Daya Manusia khususnya K3, Namun kedepannya perusahaan akan berusaha meninggkatkan Pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

(14)

46

sebagai upaya kapal MT. Kamojang dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman bagi tenaga kerja sehingga dapat terhindar dari bahaya dan kecelakaan.

4. Fungsi evaluasi kapal MT. Kamojang

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh Seluruh pelaksanaan program kegiatan K3 di evaluas setiap akhir pelatihan kepada karyawan yang mengikuti kegiatan tersebut, apabila karyawan tersebut telah mengikuti pelatihan maka akan diikuti dengan kegiatan yang digelutinya (safety K3) kemudian bagi karyawan yang belum mengikuti kegiatan K3 diharapkan mengikuti aturan yang telah di programkan dalam pelatihan K3. 42 Pelatihan tersebut diprogramkan oleh Perusahaan setiap 1 kali setahun atau sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

5. Fungsi pengendalian kapal MT. Kamojang

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh perusahaan telah Melakukan langkah-langkah preventif untuk menekan kecelakaan kerja dilingkungan perusahaan khususnya di bagian produksi selain itu diupayakan agar sistem pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) betul-betul diterapkan di tengah-tengah karyawan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan..

Sedangakan berdasarkan hasil kuesioner mengenai pelaksanaan pelatihan, masih banyak pelatihan yang belum terlaksana sehingga kecelakaan dan penyakit akibat kerja masih tinggi. Adapun

(15)

47

pelatihan/pendidikan yang terlaksana di proritaskan bagi kepala- kepala bagian dan pormen-pormen yang menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja tersebut.

• Data kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada bagian Produksi kapal MT. Kamojang. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang terjadi selama 5 bulan terakhir adalah sebagai berikut :

No. Bulan Jumlah Kecelakaan

Ringan Berat Meninggal

1. Oktober 7 5 2 -

2. November 3 2 1 -

3. Desember 6 3 3 -

4. Januari 5 5 - -

5. Februari 2 1 1 -

Ket :

Ringan : Terjepit, luka lecet, keseleo.

Berat : Terpotong jari tangan/kaki, Kejatuhan benda dari atas, Terkelupas kulit, Tertumbuk plat besi, Patah tulang, tertusuk benda/plat,luka bakar, terjatuh Tabel 4.1 : Kecelakaan yang terjadi pada MT. Kamojang

selama 5 bulan terakhir

(16)

48 0

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Kecelakaan Ringan

Berat Meninggal

Dari data kecelakaan yang diperoleh di atas menunjukan tingkat kecelakaan yang terjadi pada kapal MT. Kamojang 5 bulan terakhir semakin menurun.

No. Bulan Jumlah Penyakit

Ringan Berat Meninggal

1. Oktober 132 130 2 -

2. November 221 218 4 -

3. Desember 212 211 1 -

4. Januari 193 190 3 -

5. Februari 151 146 5 -

Sumber : PT. Pertamina ( Persero )

Gambar 4.2 : Diagram batang akibat kecelakaan kerja 5 bulan terakhir di kapal MT. Kamojang

Tabel 4.2 : Penyakit akibat kerja yang terjadi pada MT. Kamojang 5 bulan terakhir

(17)

49 0

50 100 150 200 250

Jumlah Penyakit Ringan

Berat Meninggal

Ket :

Ringan : Sakit kepala, batuk pilek, sakit mata, alergi, nyeri, anggota badan, batuk-batuk, gatal-gatal, cepat lelah, pusing-pusing, gemetaran.

Berat : paru-paru, gangguan pendengaran, keracunan, katarak.

Dari hasil pengisian kuesioner penelitian (Kuesioner terlampir) mengenai kecelakaan akibat kerja oleh anak buah kapal pada bagian deck kapal MT. Kamojang dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Gambar 4.3 : Diagram Batang Penyakit akibat kerja yang terjadi pada MT. Kamojang 5 bulan terakhir

Sumber : Poloklinik MT.Kamojang

(18)

50

Tabel 4.3. : Kecelakaan yang terjadi pada kapal MT. Kamojang berdasarkan hasil kuesioner

DIAGRAM PIE

Terjepit Terjatuh Luka lecet Keselo Luka bakar

tertumbuk plat besi Terpotong jari tangan/kaki Kulit terkelupas Tertusuk benda/plat Patah tulang

kejatuhan benda dari atas

Tabel 4.4 : Diagram Pie Kecelakaan akibat kerja pada MT.

Kamojang berdasarkan hasil kuesioner

No. Jenis Kecelakaan Jumlah

1. Keseleo 19

2. Luka lecet 18

3. Terjepit 17

4. Tertumbuk plat besi 2

5. Kejatuhan benda dari atas 2

6. Terpotong jari tangan/kaki 1

7. Kulit terkelupas 1

8. Tertusuk benda/plat 1

9. Patah tulang 1

10 Luka bakar 1

11. Terjatuh 1

Jumlah 64

(19)

51

Berdasarkan hasil kuesioner menunjukan jumlah kecelakaan yang terjadi pada kapal MT. Kamojang semakin meningkat bila dibandingkan bulan sebelumnya, dimana pada bulan februari jumlah kecelakaan hanya 2 orang.

Berdasarkan hasil pengamatan pada bagian Produksi kapal MT. Kamojang akibat kecelakaan yang terjadi berdasarkan pendekatan ilmu ergonomi adalah :

Terjepit, di akibatkan karena posisi kerja dan beban benda yang diangkat/dipindahkan melebihi batas yang diperbolehkan. Untuk itu sebaiknya perusahaan membuat prosedur kerja dan pengadaan alat yang ergonomi.

luka lecet, berdasarkan hasil pengamatan luka lecet pada umumnya terjadi karena karyawan tidak memakai alat pelindung diri (APD).untuk itu pekerja hendaknya memakai APD sesuai karesteristik pekerjaan.

Keseleo merupakan kecelakaan yang paling banyak terjadi berdasarkan kuesioner pada umumnya di akibatkan karena posisi kerja yang kurang tepat dengan alat kerja yang dipergunakan dan posisi kerja pada waktu memindahkan beban serta pengankatan beban melebihi batas yang diperbolehkan. Untuk itu sebaiknya perusahaan membuat prosedur kerja dan pengadaan alat yang ergonomi.

(20)

52

Terjatuh di akibatkan karena pada waktu melakukan pekerjaan seperti pengecetan pekerja tidak memakai safety belt. Untuk itu hendaknya pekerja memakai safety belt

Luka bakar di akibatkan kerana kelalaian pegawai serta alat yang dipakai sudah mengalami penurunan kualitas. Untuk itu pekerja harus berhati-hati dan melakukan pengecekan pada alat kerja sebelum dipakai.

Tertumbuk pelat besi di akibatkan karena posisi kerja dan kelalaian karyawan dalam bekerja. Untuk itu sebaiknya perusahaan membuat prosedur kerja dan pengadaan alat yang ergonomi.

Terpotong jari tangan/kaki dan Tertusuk benda/plat besi di akibatkan karena posisi kerja yang kurang tepat dan pemakaian Sepatu yang tidak safety. Untuk itu sebaiknya pekerja memakai APD yang safety.

Kejatuhan benda dari atas di sebabkan karena prosedur kerja yang belum tepat dan kelalaian pekerja dalam penggunaan APD (Helm safety). Untuk itu sebaiknya perusahaan membuat prosedur kerja dan pengadaan alat yang ergonomi.

Dari hasil pengisian kuesioner penelitian (Kuesioner Penelitian terlampir) mengenai Penyakit akibat kerja oleh pegawai pada bagian produksi kapal MT. Kamojang dapat di lihat pada table di bawah ini :

(21)

53

Tabel 4.5 : Penyakit yang terjadi pada kapal MT. Kamojang berdasarkan hasil kuesioner

No. Jenis Penyakit Jumlah

1. Nyeri anggota badan 36

2. Sakit kepala 29

3. Pusing – pusing 27

4. Batuk – batuk 15

5. Cepat lelah 8

6. Gatal – gatal 7

7. Sakit Mata 6

8. Gemeteran 5

9. Gangguan Pendengaran 4

10 Katararak 2

11. Alergi 2

12. Gangguan pencernaan 2

13. Paru – paru 2

14 Keracunan 1

Jumlah 146

Tabel 4.6 : Diagram Pie Penyakit akibat kerja pada kapal MT. Kamojang berdasarkan hasil kuesioner.

(22)

54

Penyakit yang terjadi kapal MT. Kamojang berdasarkan pengamatan pada lokasi penelitian berdasarkan pendekatan ilmu ergonomi adalah:

Sakit kepala dan pusing-pusing

Disebabkan karena getaran frekuensi yang tinggi/bising.

Untuk itu sebaiknya pekerja memakai penutup telinga bila berada pada area bising.

• Gangguan pendengaran

Disebabkan karena pekerja tidak memakai APD (penutup telinga) sehingga telinga mengalami kepekaan akibat suara yang bising disamping itu belum terlaksananya program pengukuran/pengendalian kebisingan oleh pihak perusahaan. Untuk itu sebaiknya pekerja memakai penutup telinga bila berada pada area bising.

• Nyeri anggota badan

Merupakan penyakit yang paling bayak dirasakan pekerja, ini diakibatkan karena beban yang di angkat/dipindahkan melebihi batas yang diperbolehkan. Pekerja hendaknya memperhatikan posisi kerja dan beban yang diangkat/dipindahkan jangan melebihi batas yang diperbolehkan.

• Sakit mata

Diakibatkan pekerja dalam melakukan pekerjaan tidak memakai kaca mata las safety. Untuk itu pekerja memakai

(23)

55

kaca mata las dalam melakukan pekerjaan seperti pengelasan.

• Batuk-batuk

Diakibatkan karena pekerja tidak memakai Masker. Untuk itu sebaiknya pekerja memakai masker.

• Gatal-gatal dan alergi

Disebabkan oleh bakteri karena tempat kerja yang tidak terjaga kebersihannya. Untuk Itu sebaikanya perusahaan dan pekerja menjaga kebersihan tempat kerja.

• Katarak

Disebabkan karena radiasi sinar elektro magnetis pada frekuensi rendah, seperti infra merah, menimbulkan, panas, menyebabkan kekeruhan lensa mata.

• Gangguan pencernaan, paru-paru dan keracunan

Disebabkan uap logam karena pekerja tidak memakai masker pada saat bekerja seperti penyemprotan pasir kuarsa.

Dengan masih tingginya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, menunjukan belum efektifnya sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja pada bagian produksi kapal MT. Kamojang, ini disebabkan karena masih banyaknya perencanaan pokok yang belum berjalan seperti: perencanaan mengenai pelatihan, pembentukan Panitia Pembina Kesehatan

(24)

56

dan Keselamatan Kerja (P2P3K) serta penggantian Alat Pelindung Diri (APD) yang mengalami penurunan kualitas.

Untuk mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja, perusahaan hendaknya memberikan pelatihan kepada pekerja mengenai posisi kerja, prosedur kerja dan menciptakan/menyediakan alat yang ergonomi karena pada umumnya kecelakaan dan penyakit yang terjadi di sebabkan karena cara kerja dan alat yang tidak 52 ergonomi, disamping itu perusahaan harus membuat aturan/prosedur kerja yang tegas mengenai penggunaan alat pelidung diri (APD) serta penggantian alat pelindung diri (APD) yang mengalami penurunan kualitas agar kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat diminimalisir.

(25)

57

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja telah berjalan berdasarkan 5 fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, perorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian, untuk pelaksanaan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada kapal MT. Kamojang dikategorikan cukup karena telah berhasil menerapkan lima puluh satu (51) kriteria atau 65% dari seluruh kriteria yang ditanyakan telah diterapkan dan 28 kriteria atau 35% yang tidak dilaksanakan.

2. Tingkat kecelakaan akibat kerja pada kapal MT. Kamojang mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, di mana pada bulan februari sebanyak 2 kecelakaan sedangkan berdasarkan hasil kuesioner selama penelitian sebanyak 64 kecelakaan.

Perusahaan hendaknya memberikan pelatihan mengenai posisi kerja dan penyediaan alat kerja yang ergonomi agar kecelakaan kerja yang terjadi bisa diminimalisir.

3. Tingkat Penyakit akibat kerja pada bagian kapal MT. Kamojang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pada bulan februari sebanyak 151 Penyakit sedangkan berdasarkan hasil kuesioner selama penelitian sebanyak 146 Penyakit.

(26)

58 B. SARAN

1. Perusahaan di harapkan Meningkatkan pelaksanaan Sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) agar kecelakaan dan penyakit akibat kerja tidak terjadi lagi.

2. Pekerja diharapkan memperhatikan posisi kerja dan menggunakan alat kerja untuk mengangkat/memindahakan beban yang sudah melibihi batas angkat yang diperbolehkan.

3. Perusahan diharapan melakukan pemeriksaan berkala mengenai pemakaian APD untuk mencegah pemakaian APD yang tidak layak oleh tenaga kerja sehingga dapat terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

4. Perusahaan diharapkan memiliki aturan yang lebih baik dan tegas mengenai pemakaian APD sesuai ketentuan yang berlaku demi 54 terhindarnya tenaga kerja dari hal-hal yang tidak diinginkan, dalam hal ini kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Gambar

Gambar 4.1 MT. Kamojang
Gambar 4.2 : Diagram batang akibat kecelakaan kerja 5 bulan  terakhir di kapal MT. Kamojang
Gambar 4.3 : Diagram Batang Penyakit akibat kerja yang  terjadi pada MT. Kamojang 5 bulan terakhir
Tabel 4.3. : Kecelakaan yang terjadi pada kapal MT. Kamojang  berdasarkan hasil kuesioner
+2

Referensi

Dokumen terkait

penyakit akibat kerja karena pekerja melakukan posisi duduk yang tidak nyaman dan terlalu lama duduk pada saat memotong ikan sedangkan terjadinya kecelakaan kerja

Proses-proses produksi tersebut banyak menggunakan peralatan produksi yang mempunyai resiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sehingga

Selain memberitahukan apa yang dilakukan bawahan kepada atasnnya, mengenai prestasi kerja, mengenai masalah yang mereka hadapi, bawahan juga sebaiknya memberikan saran

Salah satu cara untuk menghindari kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pada pekerja atau mengurangi akibat yang timbul saat terjadi kecelakaan kerja

Sumber pencahayaan utama yang menerangi bidang kerja berasal dari satu unit lampu fluorescent (TL) 36 W yang berada di belakang posisi pekerja (namun tetap tidak menghalangi

daerah sebagai prosedur operasional baku Camat dan perangkat dalam melaksanakan tugas masih menjadi bahan perdebatan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah, hal ini

Analisis Data Dari contoh kejadian yang sudah didata dan diuraikan oleh penulis, kecelakaan kerja dapat menimpa kru yang bekerja di deck maupun di kamar mesin, walaupun perusahaan dan

Karena itu pelaksanaan yang sesuai prosedur serta pelatihan secara berkala dapat meningkatkan keamanan pada saat terjadi hal yang tidak di inginkan keadaan darurat dan serta rasa