• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta."

Copied!
243
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMANFAATAN PROGRAM CABRI 3D DALAM UPAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK

BAHASAN KEDUDUKAN TITIK GARIS DAN BIDANG

DALAM RUANG DIMENSI TIGA KELAS X SMA NEGERI 4

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

MERRY LARASATI

NIM: 091414067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

SKRIPSI

PET&{NIIAATAN PROGRAM CABRI3D

DALAM

TTPAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA

POKOK

BAHASAIY

KEDUDT'KAI\

TITIK

GARIS

DAI\I

BIDAI\IG

DALAM

RUAI\IG

DIMENSI TIGA KELAS X

SMA I\TEGERI4

YOGYAKARTA

(3)

SKRIPSI

PEMAM'AATAN

PROGRAM

CABRI3D

DALAM I]PAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

POKOK

BAHASAI{ KEDUPUKAI\i

TITIK

GARIS

DAN

BIDAI\{G

DALAM

RUAI\G

Dq/IENSI TIGA KELAS X SMA NEGERI4

YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan Ditulis Oleh:

Merry Larasati

NIM:

A91414067

Telqh dipetahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 25 Juli 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguj i :

Nama Lengkap

Ketua

:Drs. A. Atmadi, M,Si

Sekretaris

:Dr.M.AndyRudhito,S.Pd

Anggota

:Dr.M.Andy Rudhito,S.Pd

Anggota

:Ch.Enny Murwaningtyas, M.Si

Anggota

:Prpf. Dr. St. Suwarsono

Yogyakarta, 25 Juli 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Tidak ada yang mudah, namun tidak ada yang

mustahil dalam nama Tuhan Yesus”

(Penulis)

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Sang Pengasih

Bapak dan Ibu yang tercinta,

Kakakku dan keluarga besarku,

Kekasih yang selalu mendukungku,

(5)

PENNYA,TAAIT KEASLIAN I(ARYA

Saya menyatakan dengan sesrmgguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orury lain,

kwuali

yang telah

disebutkrn dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimma layalurya karya ilmiah.

Yog5rakarta, 25 Juli 2013

(6)

LEMBAR PER}TYATAAI\I PERSETUJUAI{ PUBLIKASI KARYA

ILMIAH

TJNTUK KEPENTINGAN AKADEI\IIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya malusiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Merry Larasati

NIM

:09 t4l4 M7

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ihniah saya yang berjudul: Pemanfataan Program Cabri

iD dalam

Upaya Peningkatan Hasil

Belajar Siswa pade Pokok Bahasan Kedudukan Titik Garis dan Bidang dalam Ruang Dimensi Tiga Kelas X SMA Negeri 4

Yoryakarta

Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyiapkaq mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelola dalam benhrk pangkalan data" mendisfiibusikan secara terbatas, dan mempublikasil€n

di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalty kepada saya selamatetap mencantumkannarna saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 25 Juli 201 3

w

(7)

vii ABSTRAK

Pemanfataan Program Cabri 3D dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kedudukan Titik Garis dan

Bidang dalam Ruang Dimensi Tiga Kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta

Merry Larasati Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan program Cabri 3D

dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan melihat perbandingan antara pembelajaran yang menggunakan program Cabri 3D dengan pembelajaran konvensional melalui pembelajaran remedial. Pembelajaran ini dengan pokok bahasan kedudukan titik, garis, dan bidang dimensi tiga.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif-deskriptif dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Subyek penelitian adalah siswa kelas XA dan XB yang memiliki kemampuan akademis hampir sama. Pembelajaran remedial yang dilakukan peneliti di kelas XA menggunakan program Cabri 3D dan pembelajaran remidial di kelas XB tetap menggunakan metode konvensional. Data penelitian dikumpulkan dengan cara observasi langsung di kelas, wawancara dengan guru matematika, hasil tes tertulis, wawancara dan kuesioner. Peneliti melakukan tes awal, yaitu tes hasil belajar pembelajaran konvesional oleh guru di kedua kelas, pemberian materi atau penanaman konsep, dan tes hasil belajar.

Hasil penelitian berupa deskripsi proses pembelajaran remidial dan perbandingan hasil belajar dari kedua kelas dalam pembelajaran. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kelas XA yang menggunakan program Cabri 3D

dalam pembelajaran matematika lebih tinggi rata-ratanya dibandingkan dengan kelas XB. Berdasarkan hasil kedua pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan Cabri 3D memiliki efektivitas lebih tinggi dari kelas konvensional dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan kedudukan titik, garis, dan bidang pada dimensi tiga.

(8)

viii

ABSTRACT

Cabri 3D Utilization Program in Improving Student’s Study Result on the position of point, line, and plane in three dimensional field Subjects in Class

X of Senior High School Negeri 4 Yogyakarta

Merry Larasati Universitas Sanata Dharma

2013

This study is aimed to examine the use of Cabri 3D program in improving students learning results and see the comparison between learning program uses

Cabri 3D with conventional learning through remedial learning. This Learning covers the subject position of point, line, and plane in three dimensional field.

The method used in this research is qualitative research and quantitative-descriptive. The research is conducted in SMA Negeri 4 Yogyakarta 2012/2013. The subject of this research is XA and XB students which have the equal academic intelligence. The researcher conducted the remedial learning in XA by using Cabri 3D program and conducted the remedial learning which used the conventional method was conducted in class XB. The data was collected by having classroom observation, math teacher interview, students’ written tests, interview and questionnaires. The researcher was also conducted the preliminary tests, which are the test results of conventional learning conducted by teachers in both classrooms, provision of planting material or concepts, and achievement test.

The results of this research are the remedial learning process description and the comparison of the learning result of both classrooms in learning process. The result of the study shows that the use of Cabri 3D program in class XA in mathematics is higher than the average of class XB result which uses conventional learning. Based on the results of both study, the researcher conclude that the learning using Cabri 3D has a higher effectiveness than conventional classroom learning. It can also improve students learning result in the subject position of point, line, and plane in three dimensional field

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

hanya dengan berkat dan karunia-Nya, serta campur tangan-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfataan Program Cabri 3D dalam

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kedudukan Titik

Garis dan Bidang dalam Ruang Dimensi Tiga Kelas X SMA Negeri 4

Yogyakarta” dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku dosen pembimbing

yang sudah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Ibu Dra. Hj. Bambang Rahmawati Ningsih selaku Kepala SMA Negeri 4

Yogyakarta yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di SMA

Negeri 4 Yogyakarta.

3. Bapak Surojo, S.Pd selaku Guru matematika Kelas X SMA Negeri 4

Yogyakarta yang telah membantu kelancaran selama proses penelitian.

4. Siswa-siswi Kelas XA dan XB SMA Negeri 4 Yogyakarta Tahun ajaran

2012/2013 yang telah membantu selama proses penelitian.

5. Segenap Dosen JPMIPA yang telah membantu dan memberikan dukungan

setelah penulis menempuh kuliah, sehingga akhirnya penulis dapat

(10)

x

6. Segenap Staf Sekretariat JPMIPA yang telah membantu dalam hal

administrasi kampus selama penulis melakukan studi di sini.

7. Kepada Bapak Heribertus Suyatno dan Ibu Flavia Domitilla Wuryanti

selaku orang tuaku yang selalu memberikan dukungan serta doa yang

melimpah kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat

waktu.

8. Segenap keluarga, terutama Kakakku Rose Arum Sari dan Jacobus Nindyo

bersama si kecil Alvaro Viernes Christian yang selalu memberi semangat,

motivasi, serta memberikan hiburan ketika penulis merasa putus asa.

9. Pacarku tercinta Adi Suryobintoro, yang selalu setia menemani dan

memberikan semangat serta membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

10.Sahabat-sahabatku Maria Elrinda, Gisza Priska, Theresia Dian, Andreas

Ricky, Brigitta Wendha dan seluruh teman seperjuangan dari program

studi Pendidikan Matematika angkatan 2009 yang memberikan dukungan

kepada penulis selama studi.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu sehingga penilis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi para

pembaca.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Pembatasan Masalah ... 6

E. Batasan Istilah ... 6

(12)

xii

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Pembelajaran Matematika ... 10

2. Pengajaran Remedial ... 11

3. Media Pembelajaran ... 16

4. Program Cabri 3D ... 20

5. Hasil Belajar ... 27

6. Efektivitas Pembelajaran ... 30

7. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang Dalam Ruang Dimensi Tiga Kelas X SMA... 31

B. Kerangka Berpikir ... 36

C. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Ruang Lingkup Penelitian ... 39

C. Variabel Penelitian ... 39

D. Bentuk Data ... 40

E. Metode Pengumpulan Data ... 42

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 45

G. Analisis Validitas Butir Soal ... 51

H. Rancangan Pelaksanaan Penelitian... 52

(13)

xiii

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA DAN

ANALISIS DATA ... 59

A. Pelaksanaan Penelitian ... 60

1. Persiapan Penelitian... 60

2. Pelaksanaan Penelitian ... 69

B. Penyajian Data ... 76

C. Analisis Data ... 95

1. Analisis Data Pengamatan ... 95

2. Analisis Jawaban Tes Tertulis ... 97

3. Analisis Data Hasil Kuesioner ... 117

4. Analisis Data Hasil Wawancara ... 118

BAB V PEMBAHASAN ... 125

A. Pembahasan ... 125

1. Manfaat Program Cabri 3D untuk Mengatasi Kesulitan Siswa... 125

2. Manfaat Program Cabri 3D dalam Membantu Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ... 128

3. Efektivitas Pembelajaran dengan Program Cabri 3D ... 133

B. Kelemahan Penelitian ... 137

BAB VI PENUTUP ... 138

A. Kesimpulan ... 138

B. Saran ... 139

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kubus pada Papan Tulis ... 22

Gambar 2.2 Kubus pada Program Cabri 3D ... 22

Gambar 2.3 Tampilan Utama Cabri 3D ... 25

Gambar 2.4 Gambar diagram Proses Belajar Mengajar ... 28

Gambar 4.1 Suasana Kelas XA Saat Pembelajaran Cabri 3D ... 71

Gambar 4.2 Materi Kedudukan dalam powerpoint ... 72

Gambar 4.3 Materi Kedudukan dalam Program Cabri 3D ... 72

Gambar 4.4 Guru Menanggapi Pertanyaan Siswa ... 73

Gambar 4.5 Siswa Mengerjakan Tes Kemampuan Akhir Kelas XA ... 73

Gambar 4.6 Suasana Pembelajaran Konvensional di kelas XB ... 74

Gambar 4.7 Siswa tidak Antusias Mengikuti Pembelajaran ... 75

Gambar 4.8 Suasana Mengerjakan Tes Kemampuan Akhir Kelas XB... 76

Gambar 5.1 Kedudukan Titik Terhadap Garis ... 128

Gambar 5.2 Kedudukan Titik Terhadap Bidang ... 128

Gambar 5.3 Kedudukan Garis Terhadap Garis ... 128

Gambar 5.4 Kedudukan Garis Terhadap Bidang ... 128

Gambar 5.5 Kedudukan Bidang Terhadap Bidang ... 129

Gambar 5.6 Contoh Kesalahan Siswa dalam Menggambar Situasi Soal .. 129

Gambar 5.7 Contoh Ketidakpahaman dalam Mengerjakan Soal ... 130

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fungsi Toolbar pada Program Cabri 3D ... 25

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ... 46

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Tertulis Materi Dimensi Tiga ... 47

Tabel 3.3 Lembar Pengamatan ... 48

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner ... 49

Tabel 3.5 Kriteria Efektivias Hasil Belajar Secara Kualitatif ... 57

Tabel 4.1 Daftar Nilai Mid Semester 2 Kelas XA dan XB ... 62

Tabel 4.2 Nilai Tes Kemampuan Awal ... 66

Tabel 4.3 Daftar Nilai Tes Kemampuan Akhir Siswa Kelas XA ... 77

Tabel 4.4 Daftar Nilai Tes Kemampuan Akhir Siswa Kelas XB ... 78

Tabel 4.5 Tanggapan dan Alasan Pertanyaan Angket Nomor 1 ... 81

Tabel 4.6 Tanggapan dan Alasan Pertanyaan Angket Nomor 2 ... 82

Tabel 4.7 Tanggapan dan Alasan Pertanyaan Angket Nomor 3 ... 83

Tabel 4.8 Tanggapan dan Alasan Pertanyaan Angket Nomor 4 ... 84

Tabel 4.9 Tanggapan dan Alasan Pertanyaan Angket Nomor 5 ... 85

Tabel 4.10 Perbandingan Tes Kemampuan Awal dengan Tes Kemampuan Akhir Siswa dan Hasil Kuesioner ... 88

Tabel 4.11 Transkrip Wawancara Siswa A13 Kelas XA ... 89

Tabel 4.12 Transkrip Wawancara Siswa A21 Kelas XA ... 90

Tabel 4.13 Transkrip Wawancara Siswa A22 Kelas XA ... 90

(16)

xvi

Tabel 4.15 Transkrip Wawancara Siswa A32 Kelas XA ... 92

Tabel 4.16 Transkrip Wawancara Siswa B2 Kelas XB ... 93

Tabel 4.17 Transkrip Wawancara Siswa B27 Kelas XB ... 93

Tabel 4.18 Transkrip Wawancara Siswa B21 Kelas XB ... 94

Tabel 4.19 Analisis Data Pengamatan ... 96

Tabel 4.20 Daftar Tes Kemampuan Awal Siswa Kelas XA ... 98

Tabel 4.21 Deskripsi Jawaban Tes Tertulis Soal Nomor 1 ... 102

Tabel 4.22 Deskripsi Jawaban Tes Tertulis Soal Nomor 2 ... 104

Tabel 4.23 Deskripsi Jawaban Tes Tertulis Soal Nomor 3 ... 106

Tabel 4.24 Deskripsi Jawaban Tes Tertulis Soal Nomor 4 ... 109

Tabel 4.25 Deskripsi Jawaban Tes Tertulis Soal Nomor 5 ... 112

Tabel 4.26 Deskripsi Jawaban Tes Tertulis Soal Nomor 6 ... 114

Tabel 4.27 Garis Besar Hasil Kuesioner Siswa Kelas XA ... 118

Tabel 4.28 Garis Besar Hasil Wawancara Siswa Kelas XA ... 122

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A ... 142

Lampiran A.1 Surat Izin Melaksanakan Penelitian ... 143

Lampiran A.2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (Cabri) ... 144

Lampiran A.3 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (Non Cabri)... 151

Lampiran A.4 Lembar Kerja Siswa ... 157

Lampiran A.5 Kunci Lembar Kerja Siswa ... 158

Lampiran A.6 Soal Tes Kemampuan Awal ... 159

Lampiran A.7 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal ... 165

Lampiran A.8 Soal Tes Kemampuan Akhir ... 171

Lampiran A.9 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal ... 177

Lampiran A.10 Kuesioner ... 183

LAMPIRAN B ... 187

Lampiran B.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa Kelas XA ... 188

Lampiran B.2 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa Kelas XB ... 193

Lampiran B.3 Hasil Tes Kemampuan Akhir Siswa Kelas XA ... 198

Lampiran B.4 Hasil Tes Kemampuan Akhir Siswa Kelas XB ... 203

Lampiran B.5 Lembar Pengamatan Observasi Kelas XA ... 208

Lampiran B.6 Lembar Pengamatan Observasi Kelas XB ... 210

(18)

xviii

Lampiran B.10 Foto Penelitian di Kelas XA ... 219

Lampiran B.11 Foto Penelitian di Kelas XB ... 220

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

dunia, diterima oleh semua lapisan masyarakat dan dipelajari pada setiap

tingkat pendidikan. Matematika dipelajari dan dikembangkan guna membantu

menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Itulah alasan betapa pentingnya matematika untuk dipelajari

Salah satu cabang dari ilmu matematika adalah geometri. Geometri

dimensi tiga sendiri merupakan bagian dari geometri yang membicarakan tentang

bangun ruang. Dalam ensiklopedia matematika (St. Notonegoro, 1998:21-23)

dikatakan bahwa bangun ruang disebut bangun berdimensi tiga, karena

mengandung tiga unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi. Pada halaman lain dalam

ensiklopedia ini dikatakan bahwa jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak

pada bidang, maka bangun itu disebut bangun ruang. Sehingga bangun ruang

adalah bangun yang tidak seluruhnya terletak pada bidang dan mengandung tiga

unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi.

Geometri erat kaitannya dengan bangun ruang dan benda-benda yang

ada di kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya geometri mempunyai peluang

yang lebih besar untuk dipelajari siswa dibandingkan dengan cabang

matematika yang lain. Hal ini dikarenakan geometri merupakan salah satu

(20)

Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan dalam memahami geometri, terutama geometri ruang. Madja

(Abdussakir, 2009: 36-38) mengemukakan bahwa hasil tes geometri siswa

kurang memuaskan jika dibandingkan dengan materi matematika lainnya.

Kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep geometri terutama pada

konsep bangun ruang. Penyebab rendahnya hasil tes geometri siswa adalah (1)

penggunaan alat peraga yang kurang menarik. Kebanyakan sekolah tidak

menyediakan alat peraga yang baik untuk mengajar materi geometri,

sehingga guru mengajar hanya menggunakan papan tulis saja. Akibatnya, siswa

menganggap bangun ruang sebagai bangun datar. (2) Rendahnya motivasi

belajar siswa terhadap matematika. Hal ini dikarenakan pembelajaran

matematika yang monoton dan hanya dilakukan di ruang kelas saja.

Dalam pembelajaran matematika, banyak hal atau faktor yang

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dan hal-hal yang sering menghambat

untuk tercapainya tujuan belajar. Karena pada dasarnya setiap anak tidak sama

cara belajarnya, demikian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak. Melalui

tingkat belajar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya maka guru yang

baik adalah guru yang mampu mengajar dengan baik, khususnya pada saat

menanamkan konsep baru. Salah satu metode pembelajaran adalah dengan

menerapkan sistem pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran.

Menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011:9) media pembelajaran

adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk

(21)

pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

Selama melakukan PPL di SMA Negeri 4 Yogyakarta pada bulan

Juli-Oktober 2012 peneliti melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar

yang terjadi SMA Negeri 4 Yogyakarta. Proses pembelajaran di SMA Negeri 4 ini

jarang sekali menggunakan media pembelajaran komputer atau multimedia,

padahal di setiap kelasnya sudah disediakan fasilitas pendukung pembelajaran

multimedia. Penyampaian materi yang sering dilakukan guru adalah berupa

pembelajaran konvensional seperti ceramah dan hanya bersifat verbal sehingga

siswa sering mengalami kesulitan untuk menangkap materi yang disampaikan

khususnya materi matematika. Guru masih menggunakan papan tulis sebagai alat

pembelajaran, padahal papan tulis mempunyai keterbatasan untuk menampilkan

materi dimensi tiga. Pembelajaran materi dimensi tiga yang menggunakan media

papan tulis kurang dapat menampilkan materi dimensi tiga dengan baik. Sehingga

menuntut daya imajinasi siswa untuk benar-benar memahami materi yang

berkaitan dengan dimensi tiga

Oleh karena itu peneliti terdorong mengadakan penelitian di SMA Negeri

4 Yogyakarta untuk melakukan pembelajaran yang menggunakan media

pembelajaran . Adapun media pembelajaran itu berupa Program Cabri 3D untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik, garis, dan

bidang dalam ruang dimensi tiga. Hal ini dilakukan juga untuk memanfaatkan

fasilitas media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sekaligus untuk

memacu siswa agar aktif dalam proses pembelajaran.

(22)

II,Cabri II plus, dan Cabri jr. adalah (1) lebih mudah untuk membuat, melihat,

dan memanipulasi objek-objek geometri dalam tiga dimensi; (2) dapat

membangun objek geometri dari yang simpel hingga kompleks; dan (3) dapat

mengukur objek geometri, menghitung data numerik, dan dapat menayangkan

ulang langkah-langkah yang telah dilakukan dalam membuat suatu bangunan

atau objek geometri.

Menurut Accascina dan Rogora (2006), Cabri 3D adalah perangkat lunak

dinamis-geometri yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru untuk

mengatasi beberapa kesulitan-kesulitan dan membuat belajar geometri dimensi

tiga (geometri ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik. Program Cabri 3D

dipilih karena program ini dapat menyajikan gambaran.Keunggulan-keunggulan

yang dimiliki oleh Cabri 3D diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, yaitu dengan objek geometri pada Cabri 3D yang dapat diubah

kedudukannya dapat membantu siswa menentukan kedudukan objek geometri

dalam ruang; dengan adanya tool measurement.

Dengan Program tersebut diharapkan dapat menyajikan pesan dan

informasi dengan lebih jelas sehingga dapat memperlancar kegiatan pembelajaran,

meningkatkan hasil belajar, serta mengarahkan perhatian siswa sehingga

pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu peneliti

melakukan penelitian berjudul “Pemanfaatan Program Cabri 3D dalam Upaya

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kedudukan Titik Garis dan

(23)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran remedial menggunakan program Cabri 3D lebih

dapat meningkatkan keaktifan siswa dibandingkan pembelajaran

remedial secara konvensional?

2. Apakah pemanfaatan Program Cabri 3D dalam pembelajaran remedial

pada pokok bahasan kedudukan titik,garis, dan bidang dalam ruang

dimensi tiga siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta dapat

meningkatkan hasil belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis membuat penelitian ini

dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa antara pembelajaran

remedial yang menggunakan pemanfaatan Program Cabri 3D dengan

pembelajaran remedial konvensional.

2. Untuk mengetahui pemanfaatan Program Cabri 3D dalam

pembelajaran remedial pada pokok bahasan kedudukan titik,garis,

dan bidang dalam ruang dimensi tiga siswa kelas X SMA Negeri 4

(24)

D. Pembatasan Masalah

Agar penelitian yang penulis lakukan lebih terarah, penulis melakukan

pembatasan masalah pada hal-hal berikut:

1. Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta

Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013

2. Materi pelajaran yang dijadikan sebagai bahan penelitian adalah pokok

bahasan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

3. Hasil belajar yang diukur adalah kemampuan pemecahan kedudukan titik

garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

4. Perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran remedial dengan

menggunakan Program Cabri 3D dibanding dengan pembelajaran

remedial konvensional, pengamatan dibatasi pada topik kedudukan titik

garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

5. Hasil belajar yang diamati adalah hasil belajar kognitif siswa antara

pembelajaran yang menggunakan Program Cabri 3D dengan pembelajaran

yang tidak menggunakan Program Cabri 3D.

E. Batasan Istilah

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Pembelajaran matematika merupakan kegiatan yang menekankan pada

eksplorasi matematika, berpikir yang matematik, dan pemberian tantangan

(25)

2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2004 : 22).

3. Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar

mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang

disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih

baik dan sempurna (Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto,2011:9)

4. Cabri 3D merupakan software atau Program komputer yang dapat

menampilkan variasi bentuk geometri dimensi tiga, memberi fasilitas

untuk melakukan eksplorasi, investigasi, interpretasi dan memecahkan

masalah matematika yang cukup interaktif (Oldknow and Tetlow, 2008).

5. Suatu titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai besaran. Sebuah

titik digambarkan dengan noktah dan biasanya dinotasikan dengan huruf

kapital seperti A, B, C dan lain-lain (Hilbert dalam Individual Textbook

Geometri Euclid).

6. Garis merupakan suatu himpunan titik-titik tidak terbatas banyaknya.

Garis dikatakan berdimensi satu karena hanya memiliki satu ukuran saja,

yaitu hanya memiliki panjang, tidak memiliki lebar. Suatu garis biasanya

dilukiskan terbatas dan di notasikan dengan huruf kecil, misalnya a, b, c

dan lain-lain (Hilbert dalam Individual Textbook Geometri Euclid).

7. Bidang merupakan himpunan titik-titik yang memiliki dua ukuran yaitu

panjang dan lebar, oleh karena itu dikatakan berdimensi dua. Penotasian

suatu bidang diwakili oleh α, β, atau titik-titik sudut bidang itu (Hilbert

(26)

8. Pengajaran remedial merupakan segala usaha yang dilakukan untuk

memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar, faktor-faktor yang

menyebabkan serta cara menetapkan kemungkinan-kemungkinan

mengatasinya, baik secara pencegahan (preventif), secara penyembuhan

(kuratif) maupun secara pengembangan (developmental) berdasarkan data

informasi yang seobyektif dan selengkap mungkin (M.Entang, 1984: 10).

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Penelitian dengan media pembelajaran Cabri 3D ini dimaksudkan dapat

memberikan manfaat bagi siswa yaitu dimana siswa dapat terbantu dalam

memkongkretkan hal yang dirasa terlalu abstrak (bangun ruang), selain itu

siswa diharapkan dapat lebih memahami dalam memecahkan masalah

yang berhubungan dengan geometri ruang khususnya kedudukan titik,

garis, dan bidang dalam dimensi tiga.

2. Bagi guru

Penelitian ini dimaksudkan dapat memberikan manfaat bagi guru yaitu

dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga proses

pembelajaran matematika di kelas menjadi lebih menarik dan bermakna.

Selain itu, guru juga dapat belajar untuk mengasah ketrampilan

(27)

3. Bagi sekolah

Penelitian ini dimaksudkan dapat memberi manfaat bagi sekolah yaitu

diharapkan dapat mengembangkan pemanfaatan media–media

pembelajaran khususnya pada materi geometri sehingga dapat

(28)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Matematika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses,

cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Cecep

Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011:1), pembelajaran merupakan suatu

usaha sadar guru/pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar

mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Menurut Eko

Putro Widoyoko (2009: 25) menjelaskan bahwa proses pembelajaran

melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa yang akan menghasilkan suatu

perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Dari

beberapa pengertian pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik (siswa) dengan

pendidik (guru) untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan

baik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah ilmu

tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan.

Matematika adalah suatu ilmu yang objeknya bersifat abstrak, tidak dapat

(29)

Hudoyo matematika adalah ilmu pengetahuan struktur dan

hubungan-hubungannya, simbol-simbol diperlukan, matematika berkenaan dengan

ide-ide abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif (Hudoyo,

1988: 3). Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

matematika merupakan suatu ilmu yang membutuhkan penalaran untuk dapat

memahami dan menguasai materi terutama dalam membaca simbol, tabel, dan

diagram yang sering digunakan serta materi yang kompleks dan abstrak.

Hudoyo (1997 : 89) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika

merupakan kegiatan yang menekankan pada eksplorasi matematika, berpikir

yang matematik, dan pemberian tantangan atau masalah yang berkaitan

dengan matematika. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses

kegiatan balajar mengajar di bidang matematika yang dapat membentuk

konsep, penalaran serta pemecahan masalah pada siswa.

2. Pengajaran Remedial

Proses pengajaran bertujuan agar siswa dapat mencapai hasil belajar

sesuai dengan yang diharapkan. Jika ternyata hasil belajar yang dicapai tidak

sesuai dengan yang diharapkap ini berarti siswa dikatakan belum memenuhi

KKM (Kriteria Kentutasan Minimum) sehingga masih diperlukan suatu proses

pengajaran yang dapat membantu siswa agar mencapai hasil yang diharapkan.

Proses bantuan lebih ditekankan pada usaha-usaha perbaikan cara belajar, cara

(30)

hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam belajar. Pengajaran remedial

merupakan upaya pendidik dalam membantu siswa yang mendapat kesulitan

dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif lain sehingga

siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin

dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan

(M. Entang, 1984: 11). Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi

peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta

didik ini memerlukan waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai

tingkat penguasaan. Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali setelah

mendapatkan program pembelajaran remedial.

Pengajaran remedial merupakan segala usaha yang dilakukan untuk

memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar, faktor-faktor yang

menyebabkan serta cara menetapkan kemungkinan-kemungkinan

mengatasinya, baik secara pencegahan (preventif), secara penyembuhan

(kuratif) maupun secara pengembangan (developmental) berdasarkan data

informasi yang seobyektif dan selengkap mungkin (M.Entang, 1984: 10).

Pengajaran remedial merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis

kesulitan belajar dan memang kegiatan ini harus dilandasi dengan kegiatan

diagnosis. Dalam melaksanakan kegiatan pengajaran remedial (M. Entang,

(31)

a. Menelaah Kembali Siswa yang Akan Diberi Bantuan.

Kegiatan ini dimaksudkan agar kita memperoleh gambaran yang lebih

definitif tentang seorang siswa dengan permasalahan yang dihadapinya,

kelemahan yang dideritanya, letak kelemahannya, faktor utama penyebab

kelemahan tersebut apakah masih bisa ditolong guru atau memerlukan

bantuan orang lain, berapa lama bantuan harus diberikan, kapan, oleh siapa,

dan sebagainya. Dalam penelitian tahapan menelaah kembali siswa yang akan

diberi bantuan dilaksanakan dalam tahap observasi. Dari observasi ini dapat

diketahui permasalahan apa saja yang dihadapi siswa dalam proses

pembelajaran.

b. Alternatif Tindakan.

Jika telah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa yang

memerlukan bantuan, barulah direncanakan alternatif tindakan sesuai dengan

karakteristik kesulitan yang dihadapinya. Alternatif tindakan ini bisa berupa :

1) Diminta mengulangi bahan yang telah diberikan dengan

memberikan petunjuk antara lain:

a) Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat

(32)

b) Menandai dan menunjukkan bagian-bagian yang dianggap

penting dan merupakan kelemahan bagi siswa yang

bersangkutan.

c) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud

mengarahkan siswa dalam mempelajari bahan tersebut.

d) Memberi dorongan dan semangat untuk belajar.

e) Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar mempermudah

pemahaman terhadap bahan yang sedang dipelajari.

f) Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab

pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.

2) Diminta mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan

kegiatan belajar mengajar yang sudah ditempuhnya dan

mempunyai tujuan yang sama baik yang sifatnya instruksional

maupun efek pengiring. Demikian pula hendaknya guru

memberikan pengarahan tentang :

a) Kegiatan apa yang harus dikerjakan siswa.

b) Bahan apa yang dapat menunjang kegiatan yang sedang

dilakukannya.

(33)

d) Pertanyaan apa yang harus diajukan untuk lebih memusatkan

perhatian terhadap inti masalah.

e) Cara yang sebaiknya untuk menguasai bahan tersebut, dan

sebagainya.

3) Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan semata-mata

kesulitan dalam belajar akan tetapi disebabkan juga karena hal lain

seperti kesulitan belajar karena berlatar belakang sikap negatif

terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan belajar yang

salah atau masalah lain dalam hubungan dengan orang tua, teman

sebayanya dan sebagainya, maka :

a) Kepada siswa tersebut harus terlebih dahulu diberikan

pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang bersifat psikoterapi.

Layanan bimbingan ini bisa dalam bentuk pelayanan individual

maupun bentuk kelompok. Tentu saja dalam hal ini tidak bisa

seluruhnya ditangani oleh guru bidang studi tetapi

membutuhkan seorang konselor, psikiater atau ahli lainnya.

b) Jika masalah ini sudah dapat diatasi barulah dilaksanakan

pengajaran remedial.

Dalam penelitian tahap alternatif tindakan dilaksakan mulai dari tahap

(34)

dilakukan oleh peneliti. Tes kemampuan awal digunakan untuk melihat

kesulitan apa saja yang dialami siswa dan untuk menggali lebih dalam teknik

pembelajaran yang tepat digunakan untuk proses remedial. Pengajaran

remedial dalam penelitian ini dilakukan di kedua kelas yang berbeda. Kelas

eksperimen menggunakan pembelajaran remedial dengan Program Cabri 3D

dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran remedial konvensional.

c. Evaluasi Pengajaran Remedial

Pada akhir kegiatan pengajaran remedial, hendaknya dilakukan

evaluasi kembali (re-evaluasi) sampai sejauh mana pengajaran remedial

tersebut dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan paling utama adalah

dipenuhinya kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan. Bila ternyata masih

belum berhasil maka hendaknya dilakukan kembali diagnosis (re-diagnosis),

prognosis, dan pengajaran remedial berikutnya. Dengan demikian daur/siklus

ini akan berulang terus. Dalam penelitian ini tahap evaluasi pengajaran

remedial dengan diberikannya tes kemampuan akhir pada kedua kelas. Hasil

dari tes kemampuan akhir inilah yang digunakan untuk melihat hasil belajar

siswa dalam pengajaran remedial yang diberikan.

3. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah

berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media juga dapat diartikan sebagai

(35)

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat

terdorong terlibat dalam proses pembelajaran (Kosasih, 2007 : 10-11).

Menurut Daryanto (2010 : 4) media dapat didefinisikan sebagai

perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju

penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai

pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Proses pembelajaran

merupakan proses komunikasi atau penyampaian pesan baik verbal maupun

non verbal dari pengantar pesan / guru kepada penerima pesan / siswa. Proses

penyampaian pesan ini ada kalanya berhasil tapi ada kalanya juga

mengalami kegagalan. Adapun kegagalan itu disebabkan oleh gangguan yang

menjadi penghambat komunikasi yang dalam proses komunikasi dikenal

dengan istilah barriers atau noise. Hambatan-hambatan komunikasi dalam

proses pembelajaran antara lain seperti verbalisme artinya siswa dapat

menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya, selain itu juga adanya salah

tafsir, dan perhatian siswa yang tidak terpusat. Semakin banyak verbalisme

semakin abstrak pemahaman yang diterima.

Piaget (dalam Suwarsono, 2001 : 96) menyebutkan bahwa salah satu

tahap dalam perkembangan keruangan pada manusia adalah tahap ruang

formal-operasional, yang berlangsung dari sekitar usia 12 tahun ke atas. Pada

taraf ini, anak (individu) telah mampu untuk membayangkan dan melakukan

operasi–operasi keruangan yang lepas dari adanya benda-benda kongkret atau

(36)

melakukan pembayangan visual dari objek-objek dan mampu melakukan

manipulasi mental atas objek-objek, tanpa kehadiran objek tersebut secara

kongkret.

Siswa taraf SMA termasuk dalam tahap ruang formal-operasional,

siswa dapat membayangkan objek tanpa melihat objek kongkret. Seorang

guru sebaiknya dapat mendesain pembelajaran dengan menyesuaikan metode

dan media yang sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa.

Oleh karena itu diperlukan media yang tepat agar proses pembelajaran ini

dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.

Menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011:9) media

pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan

berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat

mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

Media pembelajaran ini dapat berupa slide, foto, diagram buatan guru,

objek nyata, dan yang terkini dapat berupa program atau software. Selain itu,

media pembelajaran meliputi berbagai jenis, antara lain : Pertama, media

grafis atau dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik atau diagram; Kedua,

media model solid atau tiga dimensi, seperti model-model benda ruang,

diorama, dan sebagainya; Ketiga, media proyeksi, seperti film, filmstrip,

(37)

Media pembelajaran tersebut juga dapat memberikan manfaat antara

lain :

a. Bahan yang disajikan menjadi jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat

verbalistik.

b. Metode pembelajaran menjadi lebih bervariasi.

c. Pembelajaran lebih menarik.

d. Memberikan perangsang dan mempersamakan pengalaman.

e. Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep yang sama.

f. Siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktifitas.

g. Mengatasi keterbatasan ruang, terutama untuk menyajikan bahan belajar

yang sangat sulit dipahami secara langsung oleh siswa. Contohnya :

1) Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa kedalam kelas.

2) Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil untuk

dilihat oleh mata telanjang.

3) Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga

dapat diperlihatkan dalam jangka waktu yang relatif lebih cepat.

4) Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat.

5) Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks. Memperjelas

bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh

telinga.

Dalam proses pembelajaran kini dikenal istilah e-learning, yaitu yang

(38)

sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2010: 168).

Media elektronik yang dimaksudkan adalah teknologi komputer dan internet.

Proses pe,mbelajaran ini dengan kata lain dapat disebut dengan pembelajaran

berbasis komputer. Pembelajaran berbasis komputer (Daryanto. 2010 : 146)

adalah pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu.

Keberadaan alat bantu ini dipadukan dengan program atau software yang

sesuai dengan tujuan belajar sehingga tercipta media pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan.

Dalam perkembangan teknologi, matematika juga memiliki program

atau software yang diperuntukan mendukung media pembelajaran seperti :

GeoGebra, Cabri 3D, Maple, Win Plot, Wingeom, dan sebagainya. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan media pembelajaran dengan

memanfaatkan program Cabri 3D dengan tujuan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam

ruang dimensi tiga seperti yang telah dijelaskan pada paparan sebelumnya.

4. Program Cabri 3D

Salah satu media pembelajaran matematika yaitu dengan

menggunakan program atau software. Program atau software yang dapat

memecahkan masalah matematika, misalnya : Program Cabri 3D, GeoGebra,

Maple, Win Plot, Wingeom, dan sebagainya. Dalam penelitian ini media yang

(39)

Program Cabri 3D merupakan salah satu program matematika

interaktif yang siap dimanfaatkan sebagai media untuk membantu pemahaman

siswa pada pembelajaran matematika, khususnya geometri. Accascina dan

Rogora (2006) mengemukakan bahwa Cabri 3D is a dynamic-geometry

software that can be used to help students and teachers to overcome some of

these difficulties and making the learning of 3D geometry easier and more

appealing. Cabri 3D merupakan perangkat lunak dinamis-geometri yang

dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru untuk mengatasi beberapa

kesulitan-kesulitan dan membuat belajar geometri dimensi tiga (geometri

ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik. Program atau software Cabri

3D merupakan software komputer yang dapat menampilkan variasi bentuk

geometri tiga dimensi, memberikan fasilitas untuk melakukan eksplorasi,

investigasi, interprestasi, dan memecahkan masalah matematika dengan cukup

interaktif. Salah satu kelebihan program ini yaitu dapat membuktikan apa

yang tidak bisa dibuktikan pada papan tulis.

Sebagaimana dikutip dari kata-kata Guven dan Kosa dalam tulisan

The Effect of Dynamic Geometry Software on Student Mathematic Teacher’s

Spatial Visualization Skills” (dalam jurnal Cabri 3D Irsadi 2011) adapun

tulisannya sebagai berikut: salah satu alasan skor ketrampilan ruang rendah

yang didapat siswa adalah karena penyajian informasi tiga dimensi ruang

dalam format 2 dimensi pada papan tulis dalam pelajaran geometri, karena

(40)

memanipulasi model 3D yang memiliki peran vital dalam mengembangkan

ketrampilan ruang,Cabri 3D memiliki potensi besar untuk menghapus

keterbatasan ini. Seperti juga dalam Accacina dan Rogora (2006), ditunjukan

[image:40.612.100.528.214.645.2]

salah satu kesalahan yang tejadi di papan tulis pada Gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Kubus pada Papan Tulis

Pada Gambar 2.1, sebuah kubus yang digambarkan di papan tulis.

Gambar yang ditunjukkan di atas memungkinkan adanya kesalahan

pemahaman siswa yaitu siswa menganggap garis G, N, M, dan P adalah

segaris. Dengan menggunakan progran Cabri 3D, gambar tersebut dapat

diputar menjadi seperti pada Gambar 2.2 , sehingga siswa dapat melihat

kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga secara tepat.

(41)

Program Cabri 3D ini merupakan pengembangan dari program

geometri Cabri II. Teknologi Cabri ini mulai dirintis pada tahun 1985 oleh

France’s Centre National de la Recherce Scientifique (CNRS) dan Joseph

Fourier University di Gronoble (www.cabri.com). Program ini dapat

dijalankan dengan Windows dan Mac OS.

Menurut hasil penelitian beberapa ahli, seperti Accascina dan Rogora

(2006), Mithalal (2009), Petrovici, et al. (2010), program Cabri 3D memiliki

beberapa manfaat antara lain :

a. Program Cabri 3D sangat efektif untuk memperkenalkan bentuk geometri

dimensi tiga pada siswa

b. Program Cabri 3D dapat memberikan dan mengembangkan daya imaginasi

dan visual ruang yang cukup.

c. Program Cabri 3D dapat membantu siswa dalam melihat bentuk dimensi

tiga dalam berbagai posisi

d. Program Cabri 3D dapat memungkinkan siswa mengkontruksi bentuk ruang

sehingga bisa berpengaruh terhadap penalaran matematis siswa.

e. Program Cabri 3D dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan

kreatifitas.

Dalam penelitian ini, program Cabri 3D yang digunakan adalah Cabri

v.2. Program Cabri 3D ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

(42)

balok hingga kesulitan siswa memahami kedudukan titik, garis, dan bidang

dalam ruang dimensi tiga. Seperti yang dikatakan oleh Anthony (2006:7)

pada tulisannya “Designing a Teacher Unit in Cabri 3D Environment for

Concept Figures in Hongkong Secondary Mathematics Curriculum” Adapun

kutipannya sebagai berikut: “Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cabri 3D

memiliki dasar-dasar yang kuat dan berpotensi mendidik dalam mengajar dan

belajar geometri 3D. Akan sangat bermanfaat untuk dipelajari bahwa dengan

mengubah sudut pandang dan menggerakkan benda di ruang animasi dapat

memfasilitasi sudut pandang siswa tentang arti gambar 2D pada bangun 3D

dan konsep-konsep dalam ruang 3D. Bagaimana Cabri 3D membentuk

konsep geometrid an cara berpikir siswa dalam ruang 3D juga akan menjadi

media yang menjanjikan untuk meransang wawasan, diskusi dan agenda

(43)
[image:43.612.99.524.109.592.2]

Gambar 2.3 : Tampilan Utama Cabri 3D

Pada tampilan awal akan terdapat Menubar dan Toolbar. Dalam

Menubar terdapat menu File, Edit, Display, Document, Window, dan Help,

serta dalam Toolbar terdapat Manipulation and Redefine, Points, Lines and

Curves, Planes and Surfaces, Relative Constructions, Transformations,

Regular Polygons, Polyhedra, Regular Polyhedra, dan Measurements.

Adapun beberapa simbol dan fungsi dari masing-masing toolbar yang

berkaitan langsung dengan penelitianadalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Fungsi Toolbar pada Program Cabri 3D

Manipulation Manipulation

a. Menunjukkan koordinat titik yang dipilih atau

(44)

b. Memindahkan titik dan benda-benda, dan sebagai konsekuensinya, semua objek yang bergantung pada mereka.

Points

Points

a. Membuat titik dengan cara yang berbeda. Titik ini

kemudian dapat digunakan untuk membuat berbagai objek (segmen, polyhedra, dll)

b. Membuat titik dalam ruang di atas atau di bawah

bidang dasar

Intersection(s) point

Membuat sebuah titik potong

Lines and Curves

Line

a. Membuat garis melalui dua titik

b. Membuat garis perpotongan dari dua bidang

Segment

Membuat segmen garis melalui dua titik

Planes and Surfaces

Plane

Membuat sebuah bangun datar

Polygon

Membuat poligon melalui tiga atau lebih titik

Triangle

Membuat segitiga melalui tiga titik

Relative Constructions

Perpendicular

Membuat sebuah garis tegak lurus terhadap permukaan bidang

Regular Polygons

Equilateral triangle

Membuat sebuah segitiga sama sisi

Square

Membuat sebuah persegi

Regular pentagon

(45)

Regular hexagon

Membuat segienam beraturan

Regular octagon

Membuat segidelapan beraturan

Regular decagon

Membuat segisepuluh beraturan

Regular dodecagon

Membuat segiduabelas beraturan

Pentagram

Membuat sebuah pentagram

Polyhedra

Tertrahedron

Membuat bidang empat

Pyramid

Membuat sebuah limas

Prism

Membuat sebuah prisma

Regular

Polyhedra Regular tetrahedron

Membuat bidang empat beraturan

5. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1989: 2-4) belajar dan mengajar sebagai suatu

proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan

pengajaran (intruksional), pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan hasil

(46)
[image:46.612.101.527.74.565.2]

Gambar 2.4 : Gambar diagram proses belajar mengajar

Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan

penilaian dinyatakan oleh garis (c) yakni suatu tindakan atau kegiatan untuk

melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau

dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang diperlihatkannya setelah

mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar-mengajar).

Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk mengetahui

keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

Maka disimpulkan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

tingkah laku dan kemampuan siswa mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotoris setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana,

1989:22)

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya sebuah proses pembelajaran

adalah hasil belajar. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan

atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada

puncaknya diakhiri dengan evaluasi. Dalam sistem pendidikan nasional

rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan

instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

Pengalaman belajar

(proses belajar-mengajar Hasil belajar

(47)

(Nana Sudjana, 1989:22) yang secara garis besarnya membagi menjadi tiga

ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan

dan kemampuan bertindak.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari

dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan (Kosasih, 2007: 50). Selain faktor dari dalam diri dan faktor

lingkungan, ada faktor lain yang turut menentukan hasil belajar siswa yaitu

faktor pendekatan belajar (approach to learning). Menurut Caroll (dalam

Kosasih, 2007 :51) berpendapat bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh 5

(lima) faktor yaitu faktor bakat belajar, faktor yang tersedia untuk belajar,

faktor kemampuan individu, faktor kualitas pengajaran, dan faktor

lingkungan.

Menurut Winkel

(http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/), ada faktor internal yang merupakan faktor

(48)

faktor-faktor yang berasal dari luar sisi siswa. Faktor-faktor internal yang

mempengaruhi hasil belajar meliputi :

a. Faktor jasmaniah

Yang termasuk faktor jasmaniah antara lain : penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis

Yang termasuk faktor psikologis antara lain : intelektual (taraf intelegensi,

kemampuan belajar dan cara belajar), non intelektual (motivasi belajar,

sikap, perasaan, minat, kondisi psikis dan kondisi akibat keadaan

sosiokultur) serta faktor kondisi fisik.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar antara

lain : pengaturan belajar di sekolah (kurikulum, disiplin sekolah, guru,

fasilitas belajar, dll), sosial di sekolah (sistem sosial, status sosial siswa dan

interaksi antara guru dan siswa) serta faktor situasional (keadaan politik

ekonomi, keadaan waktu dan tempat ataupun iklim).

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

pada aspek kognitif tentang pemahaman siswa pada materi kedudukan titik,

garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

6. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Kartika Budi (2001 : 48), suatu strategi adalah efektif bila

(49)

mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian suatu pembelajaran

dikatakan efektif apabila pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan

yang diiinginkan secara tepat.

Pembelajaran yang efektif dapat dinilai secara kuantitatif dan

kualitatif. Secara kualitatif, pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila

siswa dapat berperan aktif selama proses pembelajaran sedangkan secara

kuantitatif proses pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila berpengaruh

terhadap hasil belajar yang dicapai siswa itu sendiri. Dalam penelitian ini,

peneliti bermaksud mengukur keefektifan pembelajaran secara kuantitatif dan

kualitatif sehingga yang diamati adalah hasil belajar siswa dan peran aktif

siswa.

7. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang Dalam Ruang Dimensi Tiga

a. Pengertian Titik

Suatu titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran besaran.

Sebuah titik digambarkan dengan noktah dan biasanya dinotasikan dengan

huruf kapital seperti A, B, C dan lain-lain (Anonim,-. modul kuliah

Geometri Euclid Universitas Negeri Malang).

b. Pengertian Garis

Garis merupakan suatu himpunan titik-titik tidak terbatas banyaknya. Garis

dikatakan berdimensi satu karena hanya memiliki satu ukuran saja, yaitu

(50)

kecil k,l, dst. (Anonim,-. modul kuliah Geometri Euclid Universitas Negeri

Malang).

c. Pengertian Bidang

Bidang merupakan himpunan titik-titik yang memiliki dua ukuran yaitu

panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai volume. Penotasian suatu bidang

diwakili oleh α, β, atau titik-titik sudut bidang itu. (Anonim,-. modul kuliah

Geometri Euclid Universitas Negeri Malang).

d. Aksioma dan Dalil Tentang Garis dan Bidang (Anonim,-. Modul kuliah

Geometri Euclid Universitas Negeri Malang).

1) Aksioma 1 : Melalui dua titik sebarang yang tidak berimpit hanya

dapat dibuat satu garis lurus

2) Aksioma 2: Jika satu garis dan satu bidang memiliki dua titik

persekutuan, maka garis itu seluruhnya terletak pada bidang.

3) Aksioma 3 : Melalui tiga buah titik sembarang tidak segaris hanya

dapat dibuat satu bidang.

4) Dalil 1 : Suatu bidang ditentukan oleh tiga titik yang tidak segaris.

5) Dalil 2: Suatu bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik

(titik terletak di luar garis).

6) Dalil 3 : Suatu bidang ditentukan oleh dua garis berpotongan.

7) Dalil 4 : Suatu bidang ditentukan oleh garis sejajar.

e. Aksioma dan Dalil tentang Dua Garis Sejajar

(51)

hanya dapat dibuat satu garis yang sejajar dengan garis tertentu itu.

2) Dalil 5 : Jika garis k sejajar dengan garis l. dan garis l sejajar dengan

garis m, maka garis k sejajar dengan garis m

3) Dalil 6: Jika garis k sejajar garis h dan memotong garis g, garis l

sejajar garis h dan memotong garis g, maka garis-garis k, l dan g

terletak pada satu bidang.

4) Dalil 7: Jika garis k sejajar garis l sedangkan garis l menembus bidang

U, maka garis k juga menembus bidang U .

f. Dalil-dalil tentang Garis Sejajar Bidang

1) Dalil 8: Jika garis g sejajar garis h dan garis h terletak pada bidang ß,

maka garis g sejajar dengan bidang U .

2) Dalil 9: Jika bidang U melalui garis g dan garis g sejajar bidang V,

maka garis potong antara bidang U dan bidang V sejajar dengan garis

g.

3) Dalil 10: Jika garis g sejajar garis h dan garis h sejajar bidang U, maka

garis g sejajar bidang U .

4) Dalil 11: Jika bidang U dan bidang V berpotongan dan

masing-masing sejajar terhadap garis g, maka garis potongantara kedua

bidang itu sejajar garis g .

g. Dalil-dalil tentang Dua Bidang Sejajar

1) Dalil 12: Jika garis a sejajar garis g dan garis b sejajar garis h, garis a

(52)

berpotongan dan terletak pada bidang V, maka bidang U sejajar

bidang V .

2) Dalil 13: Jika bidang U sejajar bidangV dan dipotong oleh bidang W,

maka garis potong (U, W) sejajar garis potong (W, V).

3) Dalil 14: Jika garis g menembus bidang U dan bidang U sejajar

bidang V, maka garis g juga menembus bidang V.

4) Dalil 15: Jika garis g sejajar bidang U dan bidang U sejajar bidang V,

maka garis g juga sejajar bidang V.

5) Dalil 16: Jika garis g terletak pada bidang U dan bidang U sejajar

bidang V, maka garis g sejajar bidang V.

6) Dalil 17: Jika bidang U sejajar bidang V dan bidang W memotng

bidang U, maka bidang W juga memotong bidang V.

7) Dalil 18: Jika bidang U sejajar bidang V dan bidang V sejajar bidang

W, maka bidang U sejajar bidang W .

8) Dalil 19: Jika bidangU sejajar bidang X dan bidang V sejajar bidang

Y, maka garis (U, V) sejajar garis (X, Y).

h. Kedudukan Titik Terhadap Garis Dalam Ruang Dimensi Tiga

1) Titik terletak pada garis

Titik A dikatakan terletak pada garis g jika titik itu dilalui garis tersebut.

2) Titik di luar garis

Titik A dikatakan berada di luar garis g, jika titik tidak dapat dilalui garis.

(53)

1) Titik terletak pada bidang

Sebuah titik terletak pada bidang, jika titik dapat dilalui bidang.

2) Titik di luar bidang

Sebuah titik berada di luar bidang, jika titik tidak dapat dilalui bidang.

j. Kedudukan Antara Dua Garis

1) Dua garis berpotongan

Dua buah garis dikatakan berpotongan, jika kedua garis terletak pada

sebuah bidang dan memiliki sebuah titik persekutuan atau titik potong.

2) Dua garis sejajar

Dua buah garis dikatakan sejajar, jika kedua garis terletak pada sebuah

bidang dan tidak memiliki titik persekutuan.

3) Dua garis bersilangan

Dua buah garis dikatakan bersilangan, jika kedua garis tidak terletak pada

sebuah bidang yang sama atau dua buah garis dikatakan bersilangan jika

tidak dapat dibuat sebuah bidang yang melalui kedua garis tersebut.

k. Kedudukan Garis Terhadap Bidang Dalam Ruang Dimensi Tiga

1) Garis terletak pada bidang

Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang, jika garis dan bidang itu

sedikitnya mempunyai dua titik persekutuan.

2) Garis sejajar bidang

Sebuah garis dikatakan sejajar bidang, jika garis dan bidang itu tidak

(54)

3) Garis menembus atau memotong bidang

Sebuah garis dikatakan menembus atau memotong bidang, jika garis dan

bidang itu hanya memiliki satu titik persekutuan dengan titik persekutuan

tersebut sebagai titik potong atau titik tembus.

l. Kedudukan Bidang terhadap Bidang Lain

1) Dua bidang berimpit

Dua bidang dikatakan berimpit jika setiap titik yang terletak pada bidang

yang satu juga terletak pada bidang yang lain.

2) Dua bidang sejajar

Dua bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang itu tidak mempunyai titik

persekutuan.

3) Dua bidang berpotongan

Dua bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu tepat memiliki

sebuah garis persekutuan.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan wawancara dengan guru

bidang studi matematika, secara umum kekurangpahaman siswa mengenai materi

kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga disebabkan karena

kurangnya kemampuan siswa untuk menggambarkan gambaran benda ruang

(55)

Dengan pembelajaran remedial berbasis komputer dengan menggunakan

Program Cabri 3D yang dapat menyediakan gambaran kedudukan titik, garis, dan

bidang dalam ruang dimensi tiga, diharapkan siswa dapat mengkonstruksi ide-ide

dan pemikirannya untuk memahami dan meggambarkan gambaran kedudukan

titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga dalam dimensi dua. Dari proses

pembelajaran remedial dengan menggunakan Program Cabri 3D yang efektif

diharapkan dapat membantu untuk mengatasi kekurangpahaman siswa akan

meteri kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Hipotesis

Setelah menyusun kerangka berpikir berdasarkan landasan teori di atas,

maka peneliti merumuskan hipotesis yang berkaitan dengan hasil penelitian yang

dilakukan nanti. Adapun hipotesis tersebut adalah pemanfaatan Program Cabri

3D dalam pembelajaran remedial matematika dapat membantu mengatasi

kekurangpahaman siswa akan materi kedudukan titik, garis, dan bidang dalam

(56)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian eksperimental semu.

Penelitian eksperimental (experimental research) memerlukan pengelolaan

variabel-variabel dan kondisi eksperimental yang rumit baik lewat prosedur

kontrol dan manipulasi langsung atau lewat prosedur randominasi. (Saifuddin

Azwar, 2009: 10). Penelitian eksperimen juga didefinisikan sebagai penelitian

yang mengalami manipulasi terhadap sesuatu variabel untuk dilihat dampaknya

terhadap sesuatu variabel yang lain. Penelitian eksperimental semu (

Quasi-experimental research) melibatkan dua kelas yang akan dikelompokkan yaitu

kelas eksperimen (treatment) dan kelas pembanding atau kelas kontrol, tetapi

dalam pengelompokkannya tidak melalui proses randomisasi atau pengacakan

(Suwarsono, 2011). Penelitian ini juga tergolong sebagai penelitian kuantitatif

karena variabel data yang akan digunakan dalam proses penarikan kesimpulan

mengalami kuantifikasi (Suwarsono, 2011).

Peneliti mencoba untuk melakukan eksprimen dengan menerapkan media

pembelajaran menggunakan Program Cabri 3D untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik,garis, dan bidang dalam

(57)

B. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XA dan XB SMA Negeri 4 Yogyakarta

yang masing-masing berjumlah 34 siswa. Pemilihan kelas dan penerapan

pembelajaran berdasarkan rekomendasi dari guru yang melihat nilai mid

semester genap, dimana kedua kelas ini mempunyai kemampuan yang sama.

Kelas XA diberikan pembelajaran remedial dengan Program Cabri 3D karena

memiliki rata-rata nilai mid semester genap lebih rendah daripada kelas XB.

2. Objek penelitian adalah pemanfaatan Program Cabri 3D dalam pembelajaran

matematika pokok bahasan kedudukan titik, garis, dan bidang pada ruang

dimensi tiga untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Waktu penelitian direncanakan mulai bulan April 2013. Lokasi penelitian

adalah di SMA Negeri 4 Yogyakarta

C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu fenomena yang bervariasi atau suatu faktor

yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi (Zainal Arifin, 2011 :

185). Adapun variabel–variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent variabel)

Variabel ini digunakan untuk memprediksi. Dalam penelitian ini yang

(58)

Program Cabri 3D dan pembelajaran konvensional dengan materi kedudukan

titik, garis, dan bidang pada ruang dimensi tiga.

2. Variabel terikat (dependent variabel)

Variabel ini merupakan variabel yang diprediksi. Dalam penelitian ini yang

digunakan sebagai variabel terikatnya yaitu hasil belajar dengan memanfaatan

Program Cabri 3D dan pembelajaran konvensional pada materi kedudukan

titik, garis, dan bidang pada ruang dimensi tiga.

D. Bentuk Data

Data yang diperoleh berupa data primer. Data primer yang digunakan

dalam mengambil data efektivitas antara kelas yang menggunakan Program

Cabri 3D dan tidak menggunakan Program Cabri 3D terhadap peningkatan hasil

belajar matematika siswa berupa soal–soal uraian yang disusun berdasarkan

indikator. Untuk melihat pemanfaatan Program Cabri 3D terhadap peningkatan

hasil belajar dalam penelitian ini, yaitu melalui kemampuan akademis dan tes

tertulis.

Kemampuan akademis dua kelas akan dibandingkan dengan melihat

hasil belajar siswa dari nilai rata-rata kelas pada nilai mid semester genap.

Kemampuan akademis antara dua kelas dapat dinyatakan sama bila nilai rata–

rata kelas hampir sama. Sedangkan tes kemampuan awal dan tes kemampuan

(59)

pembelajaran remedial menggunakan pemanfaatan Program Cabri 3D . Selain

itu tes kemampuan akhir juga digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar siswa antara kelas yang menggunakan pembelajaran remedial dengan

Program Cabri 3D dan pembelajaraan remedial konvensional.

Tes kemampuan awal ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar guru

secara konvensional di kedua kelas dan melihat kesulitan-kesulitan siswa

sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak

lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahan/masalah yang

dimiliki siswa (http://www.slideshare.net/lanangkelima/test-diagnostik). Melalui

tes kemampuan awal ini dapat diketahui kesulitan yang dialami siswa saat belajar

materi mengenai kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

Hasil tes tertulis belajar siswa (tes kemampuan awal dan tes kemampuan

akhirt) inilah digunakan untuk mengetahui pemanfaatan Program Cabri 3D

terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta juga

untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dibandingkan dengan metode

pembelajaran remedial konvensional pada topik kedudukan titik, garis, dan

bidang pada ruang dimensi tiga dan dianalisis dengan metode kuantitatif. Selain

itu, data berasal dari kuesioner dan wawancara yang akan dianalisis dengan

(60)

E. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui :.

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan

rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya

maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin,

201

Gambar

Gambar 2.1 Kubus pada Papan Tulis
Gambar 2.3 : Tampilan Utama Cabri 3D
Gambar 2.4 : Gambar diagram proses belajar mengajar
Tabel 3.1. Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pembuatan biskuit pakan dengan bahan limbah tanaman jagung yang terdiri dari daun jagung dan klobot jagung serta rumput lapang mempunyai komposisi yang

Myers(1997) menyatakan bahwa nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi dan pengeluaran di

Untuk mendukung program BOS Pusat pada sekolah menengah tersebut, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun anggaran 2014 menyelenggarakan pemberian Bantuan

 Jika udara jenuh didinginkan  terjadi kehilangan air, karena pada suhu rendah udara tidak dapat menampung uap air lebih banyak  Jika udara didinginkan dengan cara

Peraturan Daerah Kabupaten Bima nomor 6 tahun 2011 tentang Pengelolaan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL-BM). Perda AMPL Berdampak Luas Bagi

Kawasan pesisir Luwuk Banggai merupakan salah satu kawasan yang memiliki ekosistem hutan mangrove yang berperan dalam menyokong wilayah pesisir laut, oleh

Pertambahan panjang rantai dan adanya percabangan pada gugus alkohol yang digunakan menyebabkan titik kabut dan titik tuang etil, isopropil dan 2-butil ester dari RBDPO dan

Pada hasil pengukuran kadar asam urat seluruh responden kelompok perlakuan setelah diberikan air rebusan daun salam selama 21 hari menunjukkan bahwa responden