i
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BELAJAR
MATEMATIKA DI DALAM KELAS DAN AKTIVITAS
BELAJAR MATEMATIKA DI LUAR JAM SEKOLAH
DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS XI IPA SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Khristi Listianawati NIM. 061414050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Halaman Persembahan
Ku persembahkan karya yang penuh perjuangan ini
kepada:
♥ Tuhan Yesus
Inilah wujud syukurku atas berkatMu
♥ CH. Agus Trihono & Heni Sulistyowati
Inilah wujud pertangungjawabanku atas kepercayaan yang telah diberikan
♥ Adik – adik tersayang (Ian & Kaka)
Menghiasi dengan tawa penghilang kejenuhan
♥ Lintang Tranggana
Perhatian, dukungan dan kasih sayang yang menyejukkan hati
♥ Sahabat dalam perjuangan (Rista, Iphee, Viky & Wawan)
Perjuangan dan semangat yang kan selalu terkenang
♥ Almamaterku Universitas Sanata Dharma
v
Motto
bila gunung di hadapanku tak jua
berpindah
KAU berikanku kekuatan untuk
mendakinya
ku lakukan yang terbaikku
KAU yang selebihnya
TUHAN selalu punya cara
membuatku menang pada akhirnya
(Tuhan Selalu Punya Cara – A. Sari Purba)
viii
ABSTRAK
Khristi Listianawati, 061414050, 2013. Hubungan Antara Aktivitas Belajar Matematika di Dalam Kelas dan Aktivitas Belajar Matematika di Luar Jam Sekolah Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Budya Wacana Yogyakarta. Skripi, Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara aktivitas belajar di dalam kelas dengan prestasi belajar matematika: (2) hubungan antara aktivitas belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar matematika. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA SMA Budya Wacana Yogyakarta pada bulan Mei – Agustus 2012. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner, pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Product Moment dengan taraf signifikansi 5% dengan bantuan program SPSS. 16.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar di dalam kelas dengan prestasi belajar matematika pada taraf signifikansi 5% (significant value = 0,454 ≥ 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,160: (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara aktifitas belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar matematika pada taraf signifikansi 5% (significant value = 0,026 < 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,454.
ix
ABSTRACT
Khristi Listianawati, 061414050, 2013. The Relationship Between Mathematics Learning Activities inside the Classroom and Mathematics Learning Activities outside the Classroom with Mathematics Learning Achievement for the Eleventh Grade Students of Natural Science Stream in Budya Wacana Senior High School of Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research purposed to know the relationship between: (1) mathematics learning activities inside the classroom and mathematics learning achievement; (2) mathematics learning activities outside the classroom and mathematics learning achievement. This research used quantitative approach.
This research was conducted for the eleventh grade students of Natural Science Stream in Budya Wacana Senior High School of Yogyakarta in May to August 2012. Data collection techniques used questionnaires, observations, interviews and documentation. The data analysis technique used Product Moment correlation at the significant level of 5% by using SPSS.
The results of the research showed that: (1) there was no relationship between mathematics learning activities inside the classroom and mathematics learning achievement at the significant level of 5% (significant value = 0.454 ≥ 0.05); (2) there was a positive and significant relationship between mathematics learning activities outside the classroom and mathematics learning achievement at the significant level of 5% (significant value = 0.026 < 0.05) with a correlation coefficient 0.454.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih dan penyertaan-Nya sehingga skripsi dengan judul ”Hubungan Antara Aktivitas Belajar Matematika di Dalam Kelas dan Aktivitas Belajar Matematika di Luar Jam Sekolah Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Budya Wacana Yogyakarta” dapat terselesaikan. Penyususnan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, bantuan, saran dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan segala bantuan, saran, dan nasehat kepada penulis selama proses penulisan skripsi.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi.
3. Ibu E. Ayunika Permata Sari, M.Sc dan bapak Drs. Sukardjono, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan guna penyempurnaan skripsi.
xi
5. Seluruh staf sekretariat JP MIPA dan perpustakaan atas segala informasi dan pelayanannya.
6. Ibu Dra. Yohana Sri Kadarwati selaku kepala sekolah SMA Budya Wacana Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Robertus Sigit Budi K, S. Si selaku guru matematika SMA Budya Wacana Yogyakarta yang telah mendukung dan membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
8. Siswa kelas XI IPA SMA Budya Wacana atas kerjasamanya.
9. Tia dan Dian yang sudah bersedia menjadi observer selama penelitian.
10. Kedua orang tua, adik-adik, keluarga dan orang terkasih atas kasih sayang, kesabaran, semangat dan dukungan doa.
11. Teman-teman P. Mat’06 atas segala kenangan yang tidak akan terlupakan. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyususnan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 20 Februari 2013 Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Penjelasan Istilah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Hasil Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar ... 7
B. Aktivitas Belajar Matematika ... 9
C. Prestasi Belajar ... 18
D. Gambaran Umum Sekolah ... 22
E. Kerangka Berpikir ... 27
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 30
E. Metode Pengumpulan Data ... 31
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 33
G. Instrumen Penelitian ... 34
H. Validitas Instrumen dan Reliabilitas Tes ... 41
I. Metode Analisis Data ... 50
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 54
B. Deskripsi Data ... 55
C. Analisis Data ... 60
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 96
B. Keterbatasan Penelitian ... 97
C. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Peserta Didik SMA Budya Wacana Yogyakarta ... 27
Tabel 3.1 Skor Skala Likert ... 35
Tabel 3.2 Indikator aktivitas belajar matematika siswa ... 36
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa ... 38
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Wawancara ... 40
Tabel 3.5 Validitas Aktivitas Belajar di Dalam Kelas ... 43
Tabel 3.6 Validitas Aktivitas Belajar di Luar Jam Sekolah ... 45
Tabel 3.7 Pedoman Interprestasi Nilai r ... 49
Tabel 3.8 Kategori Kecenderungan variabel ... 52
Tabel 4.1 Rangkuman Jawaban Kuesioner Siswa ... 55
Tabel 4.2 Kecenderungan Variabel ... 57
Tabel 4.3 Penilaian Aktivitas Belajar Matematika Siswa di Dalam Kelas ... 58
Tabel 4.4 Penilaian Aktivitas Belajar Matematika Siswa di Luar Jam Sekolah ... 59
Tabel 4.5 Penilaian Prestasi Belajar Matematika ... 60
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Pengamatan ... 64
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo SMA Budya Wacana Yogyakarta ... 23
Gambar 4.1 VAP berdiskusi dengan teman di belakangnya ... 69
Gambar 4.2 VAP (tanda panah) memperhatikan penjelasan guru kepada teman sebangkunya ... 69
Gambar 4.3 EES menyatakan pendapat dalam diskusi klasikal ... 70
Gambar 4.4 EES mengerjakan di papan tulis ... 70
Gambar 4.5 BL bertanya pada guru ... 71
Gambar 4.6 perlengkapan belajar di atas meja tulis BL ... 71
Gambar 4.7 MAA memperhatikan penjelasan guru (tanda panah) ... 72
Gambar 4.8 RMS (tanda panah) bercanda dengan teman ... 72
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 : Kuesioner
Lampiran A.2 : Instrumen Pengamatan Siswa Lampiran A.3 : Instrumen Wawancara Siswa Lampiran B.1 : Tabulasi Data Uji Kuesioner Lampiran B.2 : Uji Validitas
Lampiran B.3 : Uji Reliabilitas
Lampiran C.1 : Data Induk Variabel Aktivitas Belajar Di Dalam Kelas Lampiran C.2 : Data Induk Variabel Aktivitas Belajar di Luar Jam Sekolah Lampiran C.3 : Data Induk Variabel Prestasi Belajar Siswa
Lampiran C.4 : Lembar Hasil Pengamatan Lampiran C.5 : Transkrip Wawancara Lampiran D : Perhitungan PAP Tipe II Lampiran E.1 : Uji Normalitas
Lampiran E.2 : Uji Korelasi Lampiran F.1 : Identitas Sekolah Lampiran F.2 : Sarana dan Prasarana Lampiran F.3 : Sumber Daya Manusia
Lampiran G.1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah yang menyangkut pendidikan masih menjadi topik hangat dalam pemberitaan media massa, mulai dari sistem pendidikan, fasilitas pendidikan, kualitas pengajar dan kesadaran dari siswa akan pentingnya pendidikan. Meskipun pendidikan sudah dijamin oleh pemerintah namun kenyataannya belum semua anak-anak Indonesia dapat mengenyam bangku sekolah. Namun sangat disayangkan jika ada siswa yang mampu menikmati bangku sekolah tetapi menyianyiakan dengan melakukan hal-hal yang tidak mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Berikut ini beberapa contoh berita terkait hal tersebut yang telah dihimpun peneliti:
1. Pelajar Kena Razia di Warnet (Pikiran Rakyat Online, Kamis 22/04/2010)
Sekitar 32 pelajar putra putri kedapatan bolos dari sekolah dan bermain di beberapa warnet di kota Tasikmalaya. Sebagian besar sedang membuka situs jejaring sosial namun ada juga siswa yang kedapatan sedang mojok berduaan di dalam satu kamar warnet. Mereka terpaksa diamankan oleh petugas Satpol PP Kota Tasikmalaya.
2. Main HP di kelas, 18 siswa SMP 1 Lopok dibina (Gaung NTB, Jum’at 08/10/2010) Sedikitnya 18 handphone diamankan pihak SMPN 1 Lopok Sumbawa Besar. Telepon seluler diamankan dari siswanya yang kedapatan memainkan HP saat proses belajar mengajar (PBM) pada hari Kamis (7/10). Razia ini terkesan mendadak namun cukup positif, siswa yang terjaring dibawa ke ruang BP untuk diberikan pembinaan. Guru BP SMPN 1 Lopok, M Saleh S.Pd yang ditemui Gaung NTB, mengatakan, operasi HP di jajaran siswa rutin dilakukan agar tidak ada lagi yang bermain HP ketika proses belajar mengajar berlangsung. ”Main HP di kelas akan mengganggu konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran,” katanya.
3. Tawuran Pelajar Tewaskan 10 Orang di Bogor (Republika Online, Jum’at 09/03/2012)
4. Tawuran Seusai UN (Tribun Jogja, Kamis 19/04/2012: hal. 1)
Dua kelompok SLTA terlibat perkelahian massal di Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta, Rabu (18/04) siang. Tawuran ini terjadi di tengah jalan raya dan menimbulkan kesemerawutan lalu lintas dan menciptakan ketakutan masyarakat. Niat tawuran terlihat dari aneka peralatan dan senjata tajam yang dibawa para pelajar.
Dari pengalaman peneliti selama ini, ada sebagian siswa yang belajar hanya saat menjelang ulangan dan PR yang diberikan oleh guru dikerjakan di sekolah dengan mencontek teman. Selain itu perkembangan teknologi telah membawa dampak tersendiri dalam kehidupan manusia, termasuk pelajar. Perkembangan teknologi membawa dampak positif dan negatif terhadap pendidikan. Dewasa ini perkembangan teknologi di bidang media massa dan elektronik, yang melahirkan berbagai produk elektronik seperti: TV, Komputer, Internet, HP dan lain-lainnya, dapat memicu kecenderungan siswa untuk menghabiskan waktu dengan aktivitas yang kurang bermanfaat sehingga siswa lupa melaksanakan tugas utamanya sebagai pelajar. Kesadaran siswa akan pentingnya belajar semakin luntur sehingga siswa sulit mendapatkan hasil yang maksimal.
3
Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi ini dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya melalui tes.
Seorang siswa yang mampu berprestasi tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain minat siswa dalam belajar, motivasi siswa, kemampuan guru dalam membimbing serta menggali potensi siswa dan fasilitas yang akan menunjang proses pembelajaran. Namun dari faktor-faktor di atas yang lebih memiliki ketahanan dalam mempengaruhi prestasi adalah faktor internal dari siswa yaitu minat dan motivasi belajar siswa. Minat dan motivasi belajar siswa akan nampak dari output atau gejala-gejala yang muncul yang dinyatakan dalam aktivitas atau kegiatan mereka.
Proses belajar membutuhkan aktivitas, bahkan aktivitas dapat dikatakan faktor terpenting dalam proses belajar karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Dapat dikatakan tanpa kegiatan tidak mungkin seseorang belajar. Proses belajar-mengajar tidak terlepas dari interaksi antara dua subyek yaitu orang yang belajar maupun orang yang mengajar. Agar mendapat hasil belajar yang baik maka peran aktif siswa dalam belajar sangat dibutuhkan. Aktivitas belajar siswa dapat terjadi di kelas dengan bimbingan guru maupun di luar jam sekolah.
mengasah kemampuan siswa dalam memahami soal, memperkirakan langkah-langkah penyelesaian dan mencari jawaban. Selain itu dalam belajar matematika dibutuhkan juga keterampilan dalam memahami dan menggambar grafik maupun diagram dan lain sebagainya.
Aktivitas belajar matematika siswa di kelas antara lain kesiapan belajar siswa, menyimak penjelasan guru, mencatat, latihan soal, berdiskusi dengan teman dan lain sebagainya. Sedangkan aktivitas belajar matematika siswa di luar jam sekolah antara lain mengerjakan pekerjaan rumah (PR), tugas, belajar kelompok, membaca buku-buku yang relevan dengan matematika, dan lain sebagainya. Untuk melakukan aktivitas belajar di dalam kelas dan aktivitas belajar di luar jam sekolah dibutuhkan kesadaran akan pentingnya belajar dan kemauan dari diri siswa untuk melakukan aktivitas yang menunjang proses belajar sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Hubungan Antara Aktivitas Belajar Matematika di Dalam Kelas dan Aktivitas Belajar Matematika di Luar Jam Sekolah
Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Budya
Wacana Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
5
2. Kurangnya kesadaran siswa untuk sungguh-sungguh belajar di dalam kelas.
3. Kurangnya waktu belajar siswa di sekolah, sehingga siswa diharapkan belajar di luar jam sekolah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar di dalam kelas dengan prestasi belajar matematika?
2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar matematika?
D. Penjelasan Istilah
Peneliti juga membatasi definisi dari istilah-istilah yang sering digunakan dalam penelitian ini:
1. Belajar adalah suatu aktivitas atau interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan-pemahaman, keterampilan, nilai-sikap kecakapan, kebiasaan, pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri.
3. Aktivitas belajar di luar jam sekolah adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa setelah jam sekolah usai.
4. Prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar yang mengukur tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti tentang:
1. Ada tidaknya hubungan antara aktivitas belajar di dalam kelas dengan prestasi belajar matematika.
2. Ada tidaknya hubungan antara aktivitas belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar matematika.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis
Penulis dapat mengetahui bagaimana hubungan antara aktivitas belajar di dalam kelas dan aktivitas belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar matematika siswa.
2. Bagi guru
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu aktivitas yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Proses belajar tidak hanya dialami di bangku sekolah namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Disadari maupun tidak, manusia mengalami proses belajar untuk memenuhi kebutuhan dan mengembangkan diri.
Beberapa definisi belajar yang penulis gunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Menurut Winkel (2004:59-61) pengertian belajar pada manusia adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan ini bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Perolehan perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau pula penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh.
c. Menurut Nasution (1982:39) definisi belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan, dalam hal ini perubahan tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri.
Berdasarkan ketiga definisi belajar di atas maka dapat dikatakan belajar sebagai suatu aktivitas atau interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan-pemahaman, keterampilan, nilai-sikap kecakapan, kebiasaan, pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri.
2. Ciri Khas Belajar
Seseorang yang dikatakan belajar akan memunculkan ciri-ciri perubahan yang spesifik. Dalam buku Psikologi Pendidikan (Muhibbin Syah,1997:116-117), ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar antara lain:
1. Perubahan Intensional
Siswa menyadari akan akan adanya perubahan yang dialami dan diarahkan pada tercapainya perubahan tersebut (disengaja). Namun menurut Anderson (dalam Muhibbin Syah) kesengajaan belajar tidak penting, yang penting adalah cara mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi sehingga dapat dikatakan
perubahan intensional ”bukan harga mati” yang harus muncul dari
9
2. Perubahan Positif dan Aktif
Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan sehingga perubahan positif bermakna sebagai perubahan yang senantiasa bertambahan atau memperoleh sesuatu yang baru, seperti pemahaman dan keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan perubahan aktif dimaknai tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan efektif (berhasil guna) dimaknai perubahan yang membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan fungsional berarti perubahan yang relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan.
B. Aktivitas Belajar Matematika
1. Pengertian Aktivitas Belajar
aktivitas jasmani karena lebih mudah dipahami oleh siswa itu sendiri (dalam mengisi angket) dan dapat dilihat oleh pengamat (saat observasi).
2. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar
Belajar diwujudkan dengan aktivitas, namun tidak semua aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan manusia merupakan proses belajar. Aktivitas-aktivitas belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan-pemahaman, keterampilan, nilai-sikap kecakapan, kebiasaan, pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri. Dalam penelitian ini aktivitas belajar matematika dibedakan berdasarkan tempat terjadinya proses belajar siswa, yaitu aktivitas belajar matematika di dalam kelas dan aktivitas belajar matematika di luar jam sekolah.
Berikut ini akan dijabarkan aktivitas-aktivitas apa saja yang dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar dikaitkan dengan tempat terjadinya proses belajar siswa:
a. Aktivitas Belajar Matematika di Dalam Kelas
11
buku-buku, alat peraga, dan lain sebagainya. Sedangkan yang belajar adalah siswa itu sendiri dengan merespon setiap stimulus yang diberikan guru dimana wujud respon siswa dapat dilihat dalam aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran.
Menurut Paul B. Diedrich yang dikutip oleh Nasution (1982:93) setelah mengadakan penyelidikan mengenai aktivitas siswa bahwa terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas rohani antara lain:
1. Visual activities (13) seperti membaca, memperhatikan: gambar,
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. 2. Oral activities (43) seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya.
3. Listening activities (11) seperti mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato dan sebagainya.
4. Writing activities (22) seperti menulis cerita, karangan, laporan,
tes, angket, menyalin dan sebagainya.
5. Drawing activities (8) seperti menggambar, membuat grafik, peta,
diagram, pola dan sebagainya.
6. Motor activities (47) seperti melakukan percobaan, membuat
7. Mental activities (23) seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya.
8. Emotional activities (23) seperti menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak terpisahkan satu sama lain. Dalam setiap kegiatan motoris terkandung kegiatan mental dan disertai olah perasaan tertentu. Tiap proses belajar dapat dilakukan bermacam-macam kegiatan. Dalam penelitian ini, macam kegiatan peserta didik di atas akan digunakan sebagai indikator aktivitas belajar di dalam kelas, tentunya dalam konteks aktivitas belajar matematika.
Berikut adalah pengertian beberapa jenis kegiatan siswa yang dapat digunakan sebagai acuan untuk meminimalisir subyektivitas saat pengamatan dalam penelitian:
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, memperhatikan atau memerhatikan berarti melihat lama dan teliti, mengamati, dan menilik. Sumber: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php 2. Siswa mendengarkan (penjelasan guru atau pertanyaan teman)
13
mendengarkan dilihat dari gerakan tubuh, misalnya dengan anggukan atau gelengan kepala, sunggingan senyum, gerakan tangan atau anggota tubuh yang lain, yang pada dasarnya mengiyakan atau menyatakan ketidak setujuan dengan apa yang dibicarakan. Selain itu si pendengar dapat mengutarakan pendapat terhadap apa yang disampaikan, baik pendapat bernada setuju atau tidak setuju.
Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2010/01/30/membaca-dengan-empati/
3. Siswa menaruh minat terhadap pembelajaran
Indokator minat belajar terdiri dari partisipasi/perbuatan, perhatian dan perasaan senang. Ada atau tidaknya minat siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat dari catatan pelajaran yang lengkap, selalu hadir di kelas, konsentrasi, adanya semangat dalam belajar, tidak mengeluh dengan soal-soal dan lain sebagainya.
Sumber: http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/
b. Aktivitas Belajar Matematika di Luar Jam Sekolah
Berdasarkan definisi belajar dari W.S. Winkel, perubahan yang didapat dari proses belajar bersifat relatif konstan dan berbekas. Dikatakan
”secara relatif”, karena ada kemungkinan suatu hasil belajar ditiadakan
dipelajari siswa ada kemungkinan terlupakan jika tidak dilakukan penguatan. Agar hasil belajar siswa dapat berbekas maka aktivitas belajar siswa tidak hanya sebatas mengikuti proses pembelajaran di sekolah namun juga melakukan pengulangan, penguatan dan persiapan di luar jam sekolah.
Aktivitas belajar di luar jam sekolah akan lebih efektif bila menjadi proses belajar mandiri atau self-directed study. Belajar madiri mengandalkan inisiatif pribadi dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mendayagunakan sumber-sumber belajar, baik yang berupa materi atau yang berasal dari orang lain, memilih dan menerapkan strategi belajar tertentu dan mengevaluasi hasil belajar (Sudarmanto,1993:2-3). Belajar mandiri dapat diwujudkan dengan belajar seorang diri ataupun belajar bersama.
Berikut ini aktivitas-aktivitas belajar matematika di luar jam sekolah yang dihimpun dari berbagai sumber:
1 Mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) atau tugas
15
yang singkat dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan yang dimaksud tugas adalah pemberian soal atau instruksi khusus membuat hasil karya siswa dengan bobot yang lebih tinggi seperti: portofolio, makalah, membuat alat peraga matematika dan lain sebagainya, biasanya guru memberi rentang waktu yang cukup panjang (satu bulan sampai satu semester). 2 Belajar bersama
Belajar bersama dengan teman atau membentuk kelompok belajar disamping sebagai variasi juga dapat memperkaya diri dengan pengetahuan yang didapat dari orang lain (Sudarmanto,1993:15-17). Belajar bersama akan berjalan dengan baik jika setiap anggota benar-benar mempersiapkan diri dan tidak hanya menggantungkan diri pada jawaban orang lain.
3 Mengulang materi yang sudah diajarkan di sekolah
membiasakan diri latihan soal-soal matematika akan melatih siswa untuk terampil dalam menyelesaikan soal.
4 Mengikuti kursus matematika
Menurut Arief Achmad dalam artikel yang berjudul ”Ikut
Bimbingan Belajar, Perlu Tidak?” berpendapat bahwa upaya instan
yang dapat ditempuh untuk mendongkrak prestasi belajar siswa adalah dengan mencari pelajaran tambahan, memanggil guru privat ke rumah, atau ikut bimbingan belajar (Artikel pendidikan Network, 25/10/07). Mengikuti bimbingan belajar biasanya dipilih oleh siswa yang merasa sulit untuk belajar mandiri, kurang dapat mengikuti pelajaran di sekolah atau kondisi lingkungan rumahnya yang tidak kondusif untuk belajar. Agar kegiatan ini lebih efektif siswa harus pro-aktif tidak hanya menjadi penonton para tentor, yaitu dengan rajin mencatat penjelasan dari tentor, menyimak buku panduan dan tidak sungkan untuk menanyakan jika ada soal yang tidak dimengerti.
5 Mencari bahan referensi lain
17
atau berita yang berkaitan dengan matematika dan website yang berkaitan dengan matematika.
6 Mengumpulkan soal-soal sebagai bank soal
Salah satu tipe belajar yang dikemukakan oleh Gagne, yang erat kaitannya dengan masalah matematika, adalah belajar memecahkan masalah (problem solving) (Winkel,2004:102). Hasil belajar yang didapat dari belajar memecahkan masalah adalah siswa dapat menggabungkan beberapa kaidah diantaranya, konsep, simbol, definisi, aksioma, lemma atau teorema, dalil atau rumus, menjadi prinsip pemecahan masalah. Agar siswa mampu memecahkan masalah matematika dengan tipe soal yang berbeda-beda maka siswa membutuhkan banyak kumpulan soal-soal latihan matematika. Soal-soal yang dikumpulkan dapat berasal dari soal ulangan harian, soal mid-semester, soal semester maupun soal-soal yang dapat ditemukan di buku-buku penunjang maupun website. 7 Menambah waktu belajar menjelang ulangan
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut definisi belajar yang digunakan dalam penelitian ini, belajar sebagai suatu aktivitas atau interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan-pemahaman, keterampilan, nilai-sikap kecakapan, kebiasaan, pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai-nilai tes yang diberikan oleh guru atau instansi pendidikan yang terkait.
Prestasi belajar siswa diungkapkan dan diukur dengan evaluasi. Seperti yang ditulis oleh Muhibbin Syah (1997:141-142), evaluasi berarti pengungkapan dan pengukuran hasil belajar yang pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun kebanyakan pelaksanaan evaluasi cenderung bersifat kuantitatif karena penggunaan simbol angka atau skor untuk menentukan kualitas keseluruhan kinerja akademik siswa dianggap sangat nisbi.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
19
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Kondisi jasmani (aspek fisiologis) berkaitan dengan tingkat kebugaran organ-organ tubuh. Sedangkan kondisi rohani (aspek psikologis) antara lain berkaitan dengan tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Faktor-faktor di atas saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya seorang siswa yang memelihara motif ekstrinsik (faktor eksternal) biasanya akan cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam, begitu pula sebaliknya.
3. Tujuan Evaluasi Prestasi Belajar Siswa
Menurut Muhibbin Syah (1997:142), tujuan-tujuan evaluasi prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
d. Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar.
e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar-mengajar (PBM).
4. Fungsi Evaluasi Prestasi Belajar Siswa
Menurut Muhibbin Syah (1997:142-143), disamping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Fungsi administratif, untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku
raport.
b. Fungsi promosi, untuk menentapkan kenaikan atau kelulusan.
c. Fungsi diagnostik, untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan). d. Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan
bimbingan dan penyuluhan (BP).
e. Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputipengembangan kurikulum, metode dan alat-alat PBM.
f. Fungsi psikologis bagi siswa, alat bantu untuk mengatasi kekurangmampuan atau ketidakmampuannya dalam menilai kemampuan dan kemajuan dirinya sendiri.
21
h. Sarana pemenuhan ketentuan konstitusional UUSPN/1989 Bab XII
Pasal 43 yang berbunyi ”Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik dilakukan penilaian.
5. Ragam Evaluasi
Ada banyak ragam evaluasi mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, karena pada prinsipnya evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Menurut Muhibbin Syah (1997:143-145), ragam evaluasi sebagai berikut:
a. Pre-test dan post-test
Pre-test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru sebelum memulai penyajian materi baru dengan tujuan untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post-test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi dengan tujuan untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. Kedua ragam evaluasi ini ini berlangsung singkat, sering tidak memerlukan instrumen tertulis, dan dengan item-item soal terbatas.
b. Evaluasi prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre-test, tujuannya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.
d. Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh umpan balik letak kesulitan belajar siswa yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengadaan remedial (perbaikan).
e. Evaluasi sumatif
Evaluasi jenis ini dilakukan pada akhir periode pelaksaan program pengajaran atau lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran baru. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
f. EBTA dan EBTANAS
EBTA dan EBTANAS pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Namun evaluasi ini dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu.
D. Gambaran Umum Sekolah
23
SMA Budya Wacana Yogyakarta beralamat di Jalan Cik Di Tiro Terban GK V no. 248 Yogyakarta. Lokasi SMA Budya Wacana tepat berada di samping Kelurahan Terban. SMA Budya Wacana ini berada di tengah – tengah pemukiman warga kampung Terban sehingga jauh dari kebisingan dan keributan jalan. Selain itu aktivitas warga tidak akan mengganggu aktivitas belajar siswa karena bangunan sekolah dikelilingi tembok yang kokoh dan tinggi.
2. Identitas Sekolah
Lampiran F.1
3. Visi dan Misi
a. Visi SMA Budya Wacana
Insan Budya Wacana menjadi seorang pemenang berbekal KFC (Knowledge, Faith and Character) dan cinta tanah air.
b. Misi SMA Budya Wacana
Menyiapkan siswa sebagai pemenang dalam segala bidang yang memiliki sikap takut akan Tuhan, jiwa kepemimpinan, kemandirian dalam menghadapi tuntutan global, dan jiwa nasionalisme.
[image:39.595.69.521.268.765.2]4. Arti Logo
Logo Budya Wacana mempunyai unsur gambar piala emas, globe, burung merpati dan berkas-berkas cahaya. Penjelasan masing-masing unsur gambar sebagai berikut:
Piala Emas
Melambangkan Hadiah yang patut diberikan kepada para pemenang/juara. Lambang ini menyiratkan bahwa sekolah Budya Wacana menanamkan dan menumbuhkembangkan sikap mental siswa.
Globe
Melambangkan sekolah Budya Wacana membekali siswa/i dengan kemampuan/penguasaan Information and Communication Technologies (ICT) dan bahasa pergaulan dunia guna menghadapi
tantangan globalisasi.
Merpati
Melambangkan Roh Kudus yang merupakan sumber kekuatan bagi setiap insan Budya Wacana.
Berkas-Berkas Cahaya
Melambangkan kuasa dan berkat Tuhan yang terus memancar. Setiap insan Budya Wacana diingatkan bahwa kekuatan "menjadi seorang pemenang" berasal dari Tuhan, maka harus menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan.
5. Sejarah Singkat SMA Budya Wacana
25
membuka di Jalan Cik Di Tiro dan Jalan Gayam. Pada tahun 2004 kedua sekolah digabung menjadi satu bertempat di Jalan Gayam. Pada tahun 2010, SMA Budya Wacana pindah di Jalan Cik Di Tiro.
6. Program Sekolah
a. Program Pendidikan ”5 + 2” 5 Day School
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan hari Senin – Jumat. Sedangkan hari Sabtu siswa melaksanakan aktivitas pilihan sesuai minat dan bakatnya, baik di dalam maupun di luar sekolah. + Curriculum
Menggunakan kurikulum nasional yang telah disesuaikan dengan tuntutan globalisasi: Character Building, Bahasa Inggris (tiap hari), Bahasa Mandarin, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (IT).
2nd Home For Student
Menciptakan suasana yang menyenangkan dan didukung fasilitas yang memadai sehingga siswa merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan sekolah.
b. Character Building
BW Ministry
Entrepreneur Program
Kantin kejujuran
Neutron REAL English
Universitas Kristen Duta Wacana
Young Entrepreneurship Education (YEE)
7. Sarana dan Prasarana
Lampiran F.2
8. Fasilitas Sekolah
a. Small Class: Seluruh ruangan kelas dilengkapi dengan AC. Satu kelas
maksimal 25 siswa.
b. Cyber Teens: Laboratorium ICT (komputer), dengan akses internet
WAV-LAN. Satu siswa satu komputer.
c. Hot Spot Area (24 hours): Siswa dapat melakukan akses pembelajaran
via internet nirkabel.
d. Science Lab: Laboratorium Fisika, Kimia, dan Biologi yang lengkap
dan representatif.
e. Music Band: Alat musik lengkap.
f. Basket / Futsal Court: Media pengembangan bakat dan minat siswa di
bidang olahraga.
9. Sumber Daya Manusia
Lampiran F.3
10. Peserta Didik
27
Tabel 2.1
Data Peserta Didik SMA Budya Wacana Yogyakarta
Tahun Ajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah
Jml. Siswa Jml. Rombel Jml. Siswa Jml. Rombel Jml. Siswa Jml. Rombel Jml. Siswa Jml. Rombel
2009/2010 48 2 25 2 20 2 93 6
2010/2011 48 2 48 3 21 3 117 7
2011/2012 61 3 42 3 44 3 147 9
2012/2013 74 3 64 3 39 3 177 9
E. Kerangka Berpikir
Aktivitas belajar tidak terikat oleh tempat, dapat terjadi di mana saja. Namun dalam penelitian ini akan dibedakan menjadi dua yaitu aktivitas belajar matematika di dalam kelas dan aktivitas belajar matematika di luar jam sekolah. Aktivitas belajar di dalam kelas adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan aktivitas belajar di luar jam sekolah adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa setelah jam sekolah usai. Prestasi belajar adalah adalah penguasaan keterampilan terhadap mata pelajaran yang diberikan melalui tes.
Dengan adanya aktivitas-aktivitas belajar yang dilakukan siswa maka siswa tersebut memiliki peluang yang besar untuk mencapai prestasi belajar matematika yang tinggi.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono,2010:96). Hipotesis selalu diungkapkan dalam kalimat pernyataan.
Berdasarkan kajian di atas, maka dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara aktivitas belajar siswa di dalam kelas dengan prestasi belajar matematika.
29
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini digunakan karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono,2010:13).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian : SMA Budya Wacana
Jl. Cik Di Tiro Terban GK V no. 248 Yogyakarta Waktu penelitian : Mei 2012 – Agustus 2012
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek adalah individu yang dilibatkan dalam penelitian dimana data diperoleh. Subyek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA SMA Budya Wacana Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010:117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Budya Wacana.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2010:118). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel siswa kelas XI IPA sebanyak 24 siswa sebagai responden dalam pengisisan kuesioner dan nilai raport. Untuk mendukung validasi dari isian kuesioner maka dilakukan juga observasi dan wawancara terhadap 6 siswa dari sampel. Dalam memilih 6 siswa ini, peneliti meminta pertimbangan dari guru matematika yang bersangkutan berdasarkan tingkat keaktifan dan prestasinya (tinggi, sedang, rendah) dimana masing-masing tingkat ada 2 siswa.
3. Teknik Sampling
31
ada satu kelas dengan banyak siswa 24 (relatif kecil) maka peneliti menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,2010:124-125). Istilah lain sampel jenuh adalah sensus.
E. Metode Pengumpulan Data
Dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,2010:193), dalam penelitian ini sumber primer yaitu skor kuesioner, deskripsi dari pengamatan dan transkrip wawancara. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,2010:193), dalam penelitian ini sumber sekunder yaitu dokumen nilai raport matematika siswa.
Untuk mendapatkan data-data tersebut maka cara atau metode pengumpulan data yang dipakai adalah kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode pengumpulan data secara rinci akan dibahas sebagai berikut:
1. Metode Kuesioner
penelitian ini untuk mengungkapkan data tentang aktivitas belajar siswa di dalam kelas dan aktivitas belajar siswa di luar jam sekolah.
2. Metode Observasi
Metode observasi ialah aktivitas mengamati obyek penelitian dengan memakai alat indra, terutama mata, dan membuat catatan mengenai hasil pengamatan itu. Menurut Sugiyono (2010:203), metode observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data maka dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono,2010:204). Pengamatan dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat data tentang aktivitas belajar siswa di dalam kelas, disamping data dari kuesioner.
3. Metode Wawancara
33
4. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan data yang sudah ada di SMA Budya Wacana Yogyakarta. Data yang dikumpulkan meliputi data-data monografi tentang keadaaan sekolah dan nilai raport pelajaran matematika siswa kelas XI IPA Budya Wacana Yogyakarta. Nilai raport siswa dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan prestasi belajar matematika siswa.
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2010:60). Variabel dalam penelitian ini dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Variabel bebas ( ) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua, yaitu aktivitas belajar siswa di dalam kelas ( ) kelas dan aktivitas belajar di luar jam sekolah ( ). b. Variabel terikat ( ) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa.
2. Pengukuran Variabel
Variabel yang akan diukur dari aktivitas belajar siswa di dalam kelas misalnya memperhatikan, bertanya, diskusi, menulis,menggambar, dll. b. Variabel aktivitas belajar siswa di luar jam sekolah ( )
Variabel yang akan diukur dari aktivitas belajar siswa di luar jam sekolah misalnya siswa berusaha mengerjakan tugas, sering belajar bersama, mengulangi materi pelajaran dirumah, membuat ringkasan saat belajar dirumah, mencari buku pelengkap, menambah waktu belajar ketika akan ujian, mengumpulkan soal-soal untuk bahan pelajaran, dll.
c. Variabel prestasi belajar matematika siswa ( )
Variabel yang akan diukur dari prestasi belajar matematika siswa di lihat dari nilai raport siswa khususnya nilai matematika.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, untuk mengukur aktivitas belajar siswa digunakan skala Likert dalam bentuk checklist. Guna mendukung data aktivitas belajar siswa maka digunakan instrumen pengamatan dan instrumen wawancara. Sedangkan untuk mengukur prestasi belajar matematika siswa diperoleh dari dokumentasi nilai raport matematika siswa kelas XI IPA SMA Budya Wacana Yogyakarta.
35
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang (Sugiyono,2010:134). Peneliti memilih menyusun kuesioner menggunakan skala Likert dalam bentuk checklist digunakan untuk memudahkan peneliti saat mengolah data. Data yang didapatkan dari kuesioner berupa data interval atau rasio. Hal ini berdasarkan pendapat Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Pendidikan (2010:134), yang menyatakan bahwa skala Likert merupakan salah satu dari empat jenis sklala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial bila digunakan dalam pengukuran akan mendapatkan data interval atau rasio.
[image:51.595.69.523.245.644.2]Tiap pertanyaan pada kuesioner ini memiliki lima tingkat jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR) dan Tidak Pernah (TP). Pemberian skor untuk tiap-tiap pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skor Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor Jawaban
SELALU (SL) 5
SERING (SR) 4
KADANG-KADANG (KD) 3
JARANG (JR) 2
TIDAK PERNAH (TP) 1
Adapun tahap-tahap penyusunan instrumen sebagai berikut:
1. Berdasarkan variabel, menentukan indikator-indikator yang akan diukur.
2. Membuat pertanyaan berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan.
[image:52.595.71.522.115.751.2]Lembar kuesioner (dapat dilihat pada lampiran A.1) memuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas belajar di dalam kelas dan aktivitas belajar di luar jam sekolah. Mengenai indikator dan sub-indikator dari aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Indikator aktivitas belajar matematika siswa
Variabel Sub Variabel Banyak
Butir Indikator
Nomor Kuesioner 1. Aktivitas belajar matematika di dalam kelas a.Visual activities (aktivitas visual)
3 Memperhatikan saat guru menerangkan untuk seluruh kelas
Memperhatikan hasil pekerjaan siswa yang mengerjakan di papan tulis Membaca buku penunjang
1, 2, 3
b.Oral activities
(aktivitas lisan)
4 Menyatakan pendapat Bertanya bila ada materi
pelajaran yang kurang dipahami
Diskusi dengan teman dalam menyelesaikan latihan soal Mengoreksi penjelasan guru
atau teman yang salah
4, 5, 6, 7
c.Listening activities
(aktivitas mendengarka n)
2 Mendengarkan penjelasan guru
Mendengarkan penjelasan teman 8, 9 d.Writing activities (aktivitas menulis)
4 Menulis soal Menulis jawaban
Menyalin catatan dari papan tulis
Mencatat penjelasan guru
10, 11, 12, 13
e.Drawing activities
(aktivitas menggambar)
2 Menggambar tabel Menggambar grafik
37
2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Dari segi instrumentasi yang digunakan, dapat dikatakan penelitian ini menggunakan observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi
f. Mental activities
(aktivitas mental)
2 Mengerjakan di papan tulis Konsentrasi selama pelajaran
16, 17
g.Emotional activities
(aktivitas perasaan)
3 Siap dengan bahan pelajaran Memiliki perlengkapan belajar
sendiri
Siap di tempat duduk
18, 19, 20
2. Aktivitas belajar matematika di luar jam sekolah a.Mengulang materi yang sudah diajarkan di sekolah
4 Mengulang materi pelajaran di rumah
Membuat ringkasan saat belajar di rumah Membuat jadwal belajar
sendiri
Mengerjakan soal-soal latihan matematika
21, 22, 23, 24
b.Belajar bersama
3 Mengajak teman untuk belajar bersama
Membantu teman yang mengalami kesulitan Meminta bantuan bila tidak
bisa
25, 26, 27
c.Mencari bahan
referensi lain
3 Mencari buku pelengkap matematika yang lain Mencari artikel atau berita
berkaitan dengan matematika Membuka situs yang berkaitan
dengan matematika
28, 29, 30
d.Mengerjakan tugas dan PR
5 Mengerjakan PR
Mengerjakan PR tepat waktu Berusaha mengerjakan PR
meski tidak dikumpulkan Mengerjakan tugas tepat
waktu
Berusaha mengerjakan tugas meski tidak dikumpulkan
31, 32, 33, 34, 35
e.Mengumpulk an soal-soal sebagai bank soal
2 Mengumpulkan soal-soal ulangan harian
Mengumpulkan soal-soal ulangan semester
36, 37
f.Mengikuti kursus matematika
1 Mengikuti bimbingan belajar (les) 38 g.Menambah waktu belajar menjelang ulangan
2 Menambah waktu belajar ketika akan ulangan harian Menambah waktu belajar
ketika akan ulangan semester
yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang diamati (Sugiyono,2010:205).
Dalam pengamatan aktivitas belajar matematika di dalam kelas, digunakan tabel pengamatan aktivitas belajar siswa (dapat dilihat pada
lampiran A.2). Tabel ini diisi oleh pengamat pada saat melakukan
pengamatan dalam proses belajar mengajar. Instrumen ini meliputi daftar check list berupa kolom-kolom tentang jenis keaktifan, indikator dan kolom Ya Tidak. Kolom ”Ya” akan diisi jika secara umum (selama pelajaran berlangsung) menunjukkan aktivitas yang dimaksud. Sedangkan
kolom ”Tidak” akan diisi jika secara umum (selama pelajaran
berlangsung) tidak menunjukkan aktivitas yang dimaksud.
Setiap jenis keaktifan belajar memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, oleh karena itu dibuat penskoran untuk masing-masing indikator jenis keaktifan belajar siswa. Jika kolom ”Ya” terisi maka akan mendapat skor
sesuai ketentuan. Sedangkan jika kolom ”Tidak” terisi maka tidak akan
mendapat skor.
[image:54.595.67.517.240.749.2]Berikut merupakan kisi-kisi instrumen pengamatan dan skor yang digunakan peneliti:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa
No. Jenis
Keaktifan Kisi - kisi Indikator Skor
1. Visual activities
Aktivitas siswa yang berupa Visual Activities (Aktivitas Visual)
a. Memperhatikan penjelasan guru
1
39
orang lain
c. Membaca (buku paket, catatan, soal)
1
2. Oral activities
Aktivitas siswa yang berupa Oral Activities (Aktivitas Lisan)
a. Menyatakan pendapat 2
b. Bertanya 2
c. Diskusi 2
d. Mengoreksi penjelasan guru atau teman yang salah
2
3. Listening activities
Aktivitas siswa yang berupa Listening
Activities (Aktivitas
Mendengarkan)
a. Mendengarkan penjelasan guru
1
b. Mendengarkan penjelasan teman
1
4. Writing activities
Aktivitas siswa yang berupa Writing Activities (Aktivitas Menulis)
a. Menulis soal 1
b. Menulis jawaban 1 c. Menyalin catatan dari
papan tulis
1
d. Mencatat penjelasan guru 1 5. Drawing
activities
Aktivitas siswa yang berupa Drawing Activities (Aktivitas Menggambar)
a. Membuat tabel 1
b. Menggambar grafik 1
6. Mental activities
Aktivitas siswa yang berupa Mental Activities (Aktivitas Pikiran)
a. Mengerjakan di papan tulis
2
b. Konsentrasi selama pelajaran
1
7. Emotional activities
Aktivitas siswa yang berupa Emotional
Activities (Aktivitas
Perasaan)
a. Datang tepat waktu 1 b. Membawa perlengkapan
belajar (buku paket, penggaris, jangka, busur derajat)
1
c. Siap dengan bahan pelajaran
1
Skor Total 25
3. Lembar Pedoman Wawancara
Dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara terstruktur melalui tatap muka. Wawancara jenis ini digunakan karena peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Instrumen wawancara yang digunakan berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Wawancara terstruktur memiliki kelebihan karena dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.
[image:56.595.68.524.207.662.2]Lembar wawancara (dapat dilihat pada lampiran A.3) memuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa di luar jam sekolah. Berikut merupakan kisi-kisi pertanyaan wawancara dengan siswa:
Kisi-41
H. Validasi Instrumen dan Reliabilitas Tes
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan, lembar pedoman wawancara dan nilai raport matematika. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2010:173). Atau dengan kata lain, instrumen tersebut memiliki kesesuian dan kecermatan untuk mengukur variabel yang sedianya hendak diukur dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk kuesioner akan diuji validitas isi dan validitas butir serta reliabilitasnya. Untuk instrumen lembar pengamatan dan lembar pedoman wawancara akan menggunakan validitas pakar, yaitu dengan meminta bantuan ahli dalam hal ini dosen pembimbing dan guru pengampu pelajaran matematika untuk menelaah apakah instrumen sudah memadai atau belum. Sedangkan untuk nilai raport matematika tidak perlu diuji lagi karena nilai raport didapat dari nilai-nilai tugas, ulangan harian dan semester dimana soal-soal yang diberikan sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Perhitungan nilai raport yang digunakan oleh guru adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Uji coba instrumen kuesioner dilaksanakan 1 Juni 2012 dan diberikan kepada siswa kelas XI IPA SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 dengan responden sebanyak 13 siswa. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel atau tidak, maka perlu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas. Dalam satu kuesioner terdiri dari dua sub-bab yang nantinya dalam proses perhitungan akan disendirikan. Data hasil uji coba kuesioner dapat dilihat pada lampiran B.1. 1. Pengujian Validitas
Untuk menguji validitas kuesioner, maka dilakukan uji validitas isi dan uji validitas butir. Validitas isi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat kesesuaian antara pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dengan data yang ingin didapat. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner disusun berdasarkan kajian teori pada bab II yang kemudian dirumuskan dalam kisi-kisi kuesioner. Instrumen ini telah dikonsultasikan kepada guru pengampu pelajaran matematika dan dosen pembimbing sebagai pihak yang dianggap ahli.
Validitas butir dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total. Rumus korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment dari Pearson (Arikunto,1991:138):
∑ ∑ ∑
43
Keterangan: N : jumlah responden X : skor item
Y : skor total
XY : jumlah perkalian X dan Y
: koefisien korelasi antara variabel X dan Y
Setelah koefisien korelasi ( ) ditemukan, perlu diuji dengan product
moment tabel ( ) pada taraf signifikan 5% dan N. Jika ≥ maka alat ukur tersebut valid.
Dari hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan maka tingkat validitas kuesioner telah diuji dan untuk proses perhitungan peneliti menggunakan taraf signifikansi 5% dan n = 13, dengan melihat tabel diperoleh = 0,553.
a. Aktivitas Belajar di Dalam Kelas
[image:59.595.71.524.91.755.2]Dari 23 butir pertanyaan yang memuat variabel aktivitas belajar di dalam kelas, didapat 14 butir dinyatakan valid dan 9 butir dinyatakan tidak valid. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas dan untuk hasil perhitungan selengkapnya ada pada lampiran B.2.
Tabel 3.5
Validitas Aktivitas Belajar di Dalam Kelas
No.
Item Bunyi Item Keputusan Keterangan 1 Pada saat guru menerangkan
secara klasikal, apakah anda memperhatikan?
0.5170 0.553 tidak valid digunakan
2 Pada saat siswa lain sedang mengerjakan di papan tulis, apakah anda memperhatikan?
0.6771 0.553 valid digunakan
3 Pada saat pelajaran matematika, apakah anda membaca buku penunjang maupun catatan yang berkaitan dengan pelajaran
matematika?
4 Pada saat mengikuti pelajaran matematika, apakah anda menyatakan pendapat?
0.6236 0.553 valid digunakan
5 Pada saat ada yang kurang dipahami, apakah anda bertanya pada guru?
0.3267 0.553 tidak valid digunakan
6 Pada saat menyelesaikan latihan soal matematika, apakah anda berdiskusi dengan teman?
0.6214 0.553 valid digunakan
7 Pada saat penjelasan guru atau teman ada yang salah, apakah anda memberi koreksi?
0.7409 0.553 valid digunakan
8 Pada saat guru menerangkan pelajaran matematika, apakah anda mendengarkan?
0.7455 0.553 valid digunakan
9 Pada saat teman menerangkan hal yang berkaitan dengan pelajaran matematika, apakah anda mendengarkan ?
0.4751 0.553 tidak valid digunakan
10 Apakah anda menulis soal matematika yang diberikan?
0.8289 0.553 valid digunakan
11 Apakah anda menulis jawaban dari penyelesaian soal
matematika?
0.6457 0.553 valid digunakan
12 Apakah anda menyalin catatan yang ada di papan tulis?
0.6181 0.553 valid digunakan
13 Apakah anda mencatat penjelasan guru yang dianggap penting?
0.9124 0.553 valid digunakan
14 Apakah anda menggambar tabel? 0.6714 0.553 valid digunakan
15 Apakah anda menggambar grafik? 0.5933 0.553 valid digunakan
16 Apakah anda mengunakan alat peraga matematika yang disediakan oleh guru?
-0.1529 0.553 tidak valid tidak digunakan
17 Apakah anda memanfaatkan benda di sekitar sebagai alat peraga matematika?
-0.0263 0.553 tidak valid tidak digunakan
18 Apakah anda bersedia
mengerjakan soal matematika di papan tulis?
0.4992 0.553 tidak valid digunakan
19 Apakah anda berkonsentrasi selama mengikuti pelajaran matematika?
0.6049 0.553 valid digunakan
20 Pada saat guru matematika memasuki kelas, apakah anda sudah siap dengan bahan pelajaran matematika?
0.7026 0.553 valid digunakan
21 Apakah anda memiliki
perlengkapan belajar matematika sendiri? (contoh:penggaris, jangka, busur derajat, buku paket, dll)
0.7432 0.553 valid digunakan
45
memasuki kelas, apakah sudah anda siap di tempat duduk anda? 23 Apakah anda jujur saat ulangan
matematika?
0.1327 0.553 tidak valid tidak digunakan
Dari data diatas, ada butir pertanyaan 1, 3, 5, 9, 18 dan 22 menghasilkan keputusan tidak valid namun dalam penelitian ini akan tetap digunakan. Hal ini ditempuh karena dengan banyaknya responden yang hanya 13 menyebabkan batas yang dibutuhkan agar item menjadi valid cukup tinggi, sehingga butir pertanyaan yang nya mendekati nilai masih dapat digunakan. Sedangkan butir pertanyaan 16, 17 dan 23 juga menghasilkan keputusan tidak valid, namun karena nilai yang jauh atau tidak mendekati nilai maka butir pertanyaan ini tidak digunakan.
b. Aktivitas Belajar di Luar Jam Sekolah
Dari 21 butir pertanyaan yang memuat variabel aktivitas belajar di luar jam sekolah, didapat 14 butir dinyatakan valid dan 9 butir dinyatakan tidak valid. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas dan untuk hasil perhitungan selengkapnya ada pada lampiran
[image:61.595.70.519.237.752.2]B.2.
Tabel 3.6
Validitas Aktivitas Belajar di Luar Jam Sekolah
No.
Item Bunyi Item Keputusan Keterangan 24. Apakah pelajaran matematika
yang baru saja anda dapatkan di sekolah anda ulangi di luar jam sekolah?
0.4432 0.553 tidak valid digunakan
25. Apakah anda membuat ringkasan saat anda belajar matematika di luar jam sekolah?
26. Apakah anda memiliki jadwal belajar matematika?
0.6515 0.553 valid digunakan
27. Apakah anda mengerjakan soal-soal latihan matematika?
0.1125 0.553 tidak valid digunakan
28. Apakah anda mengajak teman untuk belajar matematika bersama-sama?
0.6010 0.553 valid digunakan
29. Jika teman mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika, apakah anda akan membantu?
0.7837 0.553 valid digunakan
30. Jika anda mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika, apakah anda akan meminta bantuan teman?
-0.1030 0.553 tidak valid digunakan
31. Untuk menambah referensi pelajaran matematika, apakah anda mencari buku yang berkaitan dengan matematika?
0.3259 0.553 tidak valid digunakan
32. Untuk menambah wawasan mengenai matematika, apakah anda mencari artikel atau berita yang berkaitan dengan
matematika?
0.8177 0.553 valid digunakan
33. Saat menggunakan fasilitas internet, apakah anda membuka
website yang berkaitan dengan
matematika?
0.3043 0.553 tidak valid digunakan
34. Apakah anda mengerjakan tugas matematika tepat waktu?
0.6663 0.553 valid digunakan
35. Apakah anda tetap mengerjakan tugas matematika meski tidak dikumpulkan?
0.7727 0.553 valid digunakan
36 Apakah anda mengerjakan PR matematika tepat waktu?
0.6815 0.553 valid digunakan
37 Apakah anda tetap mengerjakan PR matematika meski tidak dikumpulkan?
0.8458 0.553 valid digunakan
38 Apakah anda mengumpulkan soal-soal pekerjaan rumah atau PR?
0.0413 0.553 tidak valid digunakan
39. Apakah anda mengumpulkan soal-soal ulangan harian?
0.4523 0.553 tidak valid digunakan
40. Apakah anda mengumpulkan soal-soal ulangan semester?
0.4523 0.553 tidak valid digunakan
41. Apakah anda mengikuti bimbingan belajar matematika?
-0.1995 0.553 tidak valid digunakan
42. Apakah anda mengikuti les privat matematika?
0.0902 0.553 tidak valid tidak digunakan 43. Apakah anda menambah waktu
belajar ketika akan ulangan harian matematika?
0.5467