i
Perancangan Video Promosi Pariwisata Candi
Gedongsongo
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Firmansyah Aryadhitiya / 692010004 Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
vii
Perancangan Video Promosi Pariwisata Candi
Gedongsongo
1)
Firmansyah Aryadhitiya, 2)Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs.
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Email : 1) aryadhitya444@gmail.com, 2)ant.tumimomor@gmail.com
Abstract
Gedongsongo temple is an ancient Hindu culture historical sites located on the slopes of Mount Ungaran. With its location on the slopes of the mountains, Gedongsongo has another attraction with a natural beauty of the natural forest. Parties tourism department Heritage Preservation Hall (BPCB) itself has an official video related to the promotion Gedongsongo, but has a presentation in the form of advertorial, with long duration and not so appealing . Based on that issues, we did a research with mixed method and with a better cinematography designing promotion video Gedongsongo Temple to attract domestic and foreign tourist to visit Gedongsongo.
Keywords: : Cinematography,Video Promotion,Gedongsongo Temple.
Abstrak
Candi Gedongsongo merupakan kompleks situs sejarah kebudayaan Hindu kuno yang terletak di lereng Gunung Ungaran. Dengan lokasi yang berada di lereng pegunungan,Gedongsongo memiliki daya tarik lain dengan tersajinya keindahan alam hutan alami.Pihak dinas pariwisata Balai Pelestarian Cagar Budaya ( BPCB ) sendiri memiliki video resmi terkait dengan promosi Gedongsongo,namun memiliki penyajian dalam bentuk advetorial, dengan durasi cukup lama dan teknik sinematografi yang kurang menarik. Berdasarkan dengan permasalahan yang ada maka dilakukan penelitian dengan pendekatan mixed method sehingga dihasilkan video promosi pariwisata Candi Gedongsongo dengan sinematografi yang lebih baik yang dapat menunjang dalam meningkatkan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kata Kunci: Sinematografi,Video Promosi,Candi Gedongsongo.
1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
2
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
3
1
1. Pendahuluan
Pariwisata adalah cara memperkenalkan suatu identitas suatu negara, dengan kebudayaan dan peninggalan yang begitu beragam di Indonesia, akan dapat menunjang perekonomian Negara dalam bidang pariwisata. Untuk dapat mencapainya dibutuhkan solusi untuk mengangkat dan memperkenalkan kebudayaan di Indonesia, kebudayaan lokal suatu daerah sangat diminati oleh wisatawan mancanegara. Di Indonesia sendiri kaya akan budaya lokal dari tiap daerah, sehingga ini merupakan keuntungan tersendiri bagi Indonesia untuk dapat memperkenalkan seluruh keanekaragaman budaya dan peninggalan dari Sabang sampai Merauke. Tentunya dengan strategi pengelolaan yang terstruktur dan informatif sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjugi sektor kepariwisataan Indonesia[1].
Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan serta melihat dengan data jumlah pengunjung ternyata menjadi kendala tersendiri dalam memperkenalkan tempat wisata Candi Gedongsongo Bandungan Jawa tengah yang kurang diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan diperolehnya data tersebut maka dibutuhkan media promosi sebagai sarana untuk meningkatkan jumlah wisatawan.
Multimedia merupakan media yang didalamnya terdapat perpaduan berbagai bentuk elemen informasi, seperti teks, graphic, animasi dan audio. Sedangkan film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan tertentu. Dengan menggabungkan antara multimedia dan film menjadi sebuah video promosi diharapkan dapat menjadi sarana baru dalam meningkatkan jumlah wisatawan, maka dilakukan perancangan video promosi pariwisata Candi Gedongsongo yang nantinya dapat digunakan sebagai media promosi dalam memperkenalkan dan menarik minat wisatawan untuk mengunjungi wisata Candi Gedongsongo.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu diambil dari karya Tyas Ajeng Nastiti, berjudul
perancangan Video Promosi Surabaya Berupa TVC Sebagai Media Promosi Kota Surabaya Dengan Mengangkat Pencitraan Sparkling Surabaya. Tujuan Video promosi tersebut adalah bagaimana cara mengangkat identitas Sparkling Surabaya melalui media iklan. [2]
2
rekonstruksi digital 3D pada gugusan Candi yang telah runtuh, dikarenakan sasaran dari perancangan bukan hanya wisatawan domestik maka ditambahkan unsur narasi berbahasa Inggris agar lebih dipahami secara luas sehingga dapat menarik wisatawan mancanegara.
Multimedia pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak seperti video dan animasi. Dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Media Promosi melalui video juga berkaitan dengan sinematografi untuk dapat memberikan pesan yang disampaikan melalui sebuah gambar bergerak.[4]
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.[5]
Film Naratif adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika sebab-akibat (kausalitas) yang terjadi dalam ruang dan waktu. Sebuah film mampu memanipulasi cerita melalui plot. Plot adalah rangkaian peristiwa yang disajikan secara visual maupun audio dalam film. Adapun cerita adalah seluruh rangkaian peristiwa baik yang tersaji dalam film maupun tidak. [6]
Sinematografi yaitu bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita). Dalam sinematografi terdapat teknik pengambilan gambar, Shoot Size yaitu ukuran cara dalam menentukan area gambar yang akan diambil, Angle adalah teknik pengambilan sudut gambar, Camera Movement pergerakan kamera dalam membawa emosi penonton.[7]
Rekonstruksi Digital Proses pendirian ulang suatu bangunan situs bersejarah melalui media animasi digital berbentuk infografis ataupun objek 3D. Hal ini dilakukan jika terjadi sesuatu terhadap bangunan bersejarah dan hendak dilakukan pemugaran, maka data digital ini akan menjadi rujukan utama sehingga rekonstruksi bisa dilakukan dengan tepat dan cepat.[8]
3
Gedongsongo merupakan bangunan peninggalan kebudayaan Hindu ini terletak di lereng Gunung Ungaran Jawa Tengah. Letak geografis yang berada di ketinggian membuat kawasan wisata tersebut memiliki hawa sejuk, selain itu pemandangan alam yang di sajikan juga begitu menarik yaitu rawapening,gunung merbabu merapi andong dan juga sindoro. Selain Candi, Gedongsongo juga memiliki keunggulan dari wisata Candi lainnya yaitu terdapatnya sumber mata air panas yang berasal dari sumber belerang yang berada di sisi utara kompleks Candi Gedongsongo. [10]
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Mixed Method dengan mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Untuk strategi perancangan menggunakan linear strategy, strategi ini dipilih karena dalam metode ini menetapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan relatif sudah dipahami komponennya.
Gambar 1 Bagan Metode Penelitian Linear Strategy.[11]
Dalam metode linear strategy terdapat tiga tahap dalam pelaksanaannya. Tahap satu yaitu observasi meliputi identifikasi masalah, lalu tahap dua yaitu perancangan media meliputi pra produksi,produksi,dan pasca produksi. Untuk tahap tiga yaitu final meliputi pengujian dan kesimpulan.
Tahap dua secara garis besar dalam metode perancangan media video promosi pariwisata Candi Gedongsongo ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Bagan Perancangan Video Promosi Pariwisata Candi Gedongsongo
4
signifikan mempromosikan Gedongsongo dengan menonjolkan sinematografi yang menarik serta kurangnya minat dan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara.
Tahap kedua yaitu pra produksi, dalam proses ini memiliki empat tahapan yaitu :
Menentukan konsep, konsep awal dari perancangan video promosi pariwisata ini adalah merancang sebuah media promosi dengan sinematografi yang lebih baik dan menarik.
Storyline dari video promosi diawali dengan pemandangan pagi hari, kemudian menampilkan lokasi dan keindahan alam sekitar kompleks Candi Gedongsongo, lalu dilanjutkan struktur dan keindahan bangunan Candi, pada scene selanjutnya menceritakan wisata kolam air panas alami yang berada di sisi utara kompleks wisata, dengan lokasi yang berada di lereng pegunungan merupakan tempat yang menarik bagi traveller untuk melakukan kegiatan adventure seperti hiking, outbound dan wisata berkuda. Lalu sosial budaya yang ada di sekitar wisata Gedongsongo, kemudian kembali flashback pengambilan gambar ke seluruh gugusan Candi dan ditutup dengan closing traveller yang sedang mengabadikan pemandangan.
Kemudian tahap selanjutnya yaitu treatment,treatment merupakan kerangka film yang diuraikan secara deskriptif seperti jenis shoot dan tujuan pengambilan gambar. Berikut Treatment dalam penyusunan video promosi :
1. Scene 1 : Pada Openning menampilkan suasana alam pada pagi hari
Long Shoot (LS), Medium Shoot (MS) Panning Around
Exp : Mendapatkan keseluruhan luas pemandangan
Timelapse matahari terbit, lalu pemandangan pagi kawasan lereng gunung ungaran dari ketinggian yang masih tertutup kabut pagi yang memberikan kesan misterius sebagai pembuka.
2. Scene 2 : Kondisi geografis
Long Shoot (LS),Extreme Close Up (ECU) Stay,Panning Around Exp : Mendapatkan sudut pandang luas
Mengambil pemandangan global sekitar kompleks candi, hutan alami, jajaran gunung Merbabu, Telomoyo, Merapi, Andong.
3. Scene 3 : Bangunan dan kebudayaan Hindu
5
Ciri khas peninggalan kebudayaan Hindu dari segi bentuk bangunan, relief dan arca. Memasukan rekonstruksi reruntuhan candi dalam bentuk 3D motion.
4. Scene 4 : Kolam rendam air hangat
Extreme Close Up (ECU),Medium Shoot(MS),Panning,Stay
Exp : Mendapatkan sudut pandang lebar dari sumber air
panas.
Menceritakan wisata kolam rendam air panas yang berasal dari belerang yang berada di sisi utara bagian kolam rendam.
5. Scene 5 : Tempat menarik untuk adventure
Medium Shoot (MS),Long Shoot (LS), Panning, Panning Around, Follow Through.
Exp : Pergerakan dinamis kamera mengikuti Traveller
Wisata outbound dan air terjun curug yang menjadi nilai tambah untuk para traveller dalam berwisata.
6. Scene 6 : Kerajinan dan masyarakat lokal Long Shoot (LS),Medium Shoot (MS),Close Up
(CU),Panning Around, Panning, Follow Through.
Exp : Memberi sudut pandang normal manusia
Hasil kerajinan kebudayaan lokal,ukiran,pahatan masyarakat sekitar.
7. Scene 7 : Flashback kompleks Candi
Long Shoot (LS), Close Up (CU), Medium Shoot (MS), Panning. Exp : Variasi sudut pengambilan gambar menghindari
perulangan angle yang sama pada sudut Candi tertentu.
Menampilkan keindahan bangunan beserta alam melalui timelapse pergerakan awan dan bintang di Gedongsongo. Human interest saat wisatawan mengabadikan sunrise.
8. Scene 8 : Closing Long Shoot (LS), Stay
Exp : Mendapatkan wide angle dari bangunan candi beserta pemandangan pagi.
6
Storyboard adalah deskripsi gambar ilustrasi dari tiap scene yang telah disusun dalam treatment, langkah ini nantinya bertujuan untuk memudahkan dalam mengaplikasikan pengambilan gambar menggunakan kamera. Berikut tabel storyboard video promosi pariwisata Candi Gedongsongo :
No Gambar Jenis
7
00:02 Kerajinan kriya dan pahatan hasil
8
Kemudian proses produksi yaitu pengambilan gambar yang berupa video dan audio dengan menggunakan satu kamera DSLR (Digital Singel Lens Reflect) dan alat bantu dalam pengambilan gambar yaitu slider, tripod dan steadycam. Seluruh proses pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan available light dengan memanfaatkan cahaya yang ada.
Gambar 3 Alat bantu pengambilan gambar
Langkah selanjutnya yaitu pasca produksi, dalam tahap ini dilakukan proses editing menggunakan software editing video dalam menggabungkan tiap video footage. Dalam pengerjaannya dilakukan cut to cut untuk bagian yang tidak diperlukan.
Gambar 4 Proses penggabungan footage video
9
Gambar 5 Proses color correction
Langkah selanjutnya yaitu proses input audio narasi berbahasa Inggris, narasi digunakan untuk memperkuat deskripsi cerita dari video promosi. Pada tahap ini dilakukan pula proses mixing dari audio narasi yang telah di rekam pada tahap produksi,langkah ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas audio narator yang jelas dan jernih.
Gambar 6Input audio narasi
10
Gambar 7 Proses input audio backsound
Proses terakhir yaitu rendering, proses ini dilakukan ketika tahap editing video dan audio telah selesai dilakukan. Output video yang dihasilkan menggunakan format H264 dengan resolusi 1280p x 720p, cara ini dilakukan agar video yang dihasilkan memiliki ukuran data yang kecil namun memiliki kualitas gambar dan audio yang jernih.
Gambar 8 Proses rendering video
4. Hasil Perancangan Video
11
Gambar 9 scene 1
Gambar 9 merupakan potongan scene pertama sebagai openning video yaitu timelapse matahari terbit, lalu suasana pagi hari di lereng Gunung Ungaran yang masih terselimuti kabut yang dapat membawa kesan misterius. Pengambilan gambar menggunakan close up dan long shoot, dengan hasil dapat mencakup keseluruhan luas pemandangan dari ketinggian.
Gambar 10 scene 2
Gambar 10 adalah scene dua yang menggambarkan kondisi keindahan alam dataran tinggi Candi Gedongsongo yang secara geografis dikelilingi hutan alami. Pengambilan gambar menggunakan long shoot sehingga dihasilkan sudut pandang luas.
Gambar 11scene 3
12
Gambar 12scene 4
Pada gambar 12 merupakan scene empat yaitu wisata kolam rendam air panas alami, kolam rendam tersebut merupakan salah satu spot unggulan dari wisata Candi Gedongsongo. Pengambilan gambar menggunakan long shoot yang mendapatkan sudut pandang lebar dari sumber air panas.
Gambar 13scene 5
Gambar 13 merupakan bagian dari scene lima yang menggambarkan tempat wisata outbound dan hikking. Pada scene ini terdapat wisatawan yang sedang mencoba salah satu dari fasilitas outbound yaitu flyingfox. Lalu wisata air terjun curug yang menjadi nilai tambah untuk traveller berwisata. Scene ini menampilkan seorang traveller yang sedang melakukan perjalanan menuju airterjun curug. Pengambilan gambar yang digunakan yaitu medium closeup serta follow through sehingga dihasilkan pergerakan dinamis mengikuti perjalanan dari traveller.
Gambar 14scene 6
13
hasil olahan tangan tersebut. Pengambilan gambar medium shoot dan eye angle sehingga dapat menggambarkan sudut pandang normal manusia.
Gambar 15scene 7
Gambar 15 merupakan potongan dari scene tujuh yang merupakan penggambaran ulang kompleks wisata dan rekonstruksi Candi Perwara pada Candi Gedong tiga, lalu pemandangan alam diambil dengan teknik fotografi timelapse yang menggambarkan pergerakan awan dan bintang di kompleks Candi Gedong lima.
Gambar 16scene 8
Gambar 16 adalah adegan akhir dari video promosi ini. Menampilkan para traveller menikmati dan mengabadikan pemandangan matahari terbit di kompleks Candi lima. Untuk dapat menampilkan objek yang banyak dalam satu frame digunakan pengambilan gambar menggunakan long shoot yang berupa siluet dari aktivitas traveler saat berada di kompleks puncak Candi lima. Lalu pada closing video tampil logo dan tagline Gedongsongo "amazing culture and lovely nature"
Perancangan Media
14
Gambar 17 Rencana implementasi video promosi
Pengujian Video Promosi Pariwisata Candi Gedongsongo
Pengujian video Promosi Pariwisata Gedongsongo secara kualitatif melalui wawancara kepada Bapak Wahyu Kristanto yang menjabat sebagai Kapokja Publikasi dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Wawancara tersebut membahas mengenai apakah video promosi yang telah dirancang sudah sesuai berdasarkan penelitian awal mengenai belum adanya media promosi Candi Gedongsongo dengan menggunakan sinematografi yang menarik untuk dijadikan media promosi baru. Lalu mengenai kesesuaian data bentuk asli Candi yang telah hancur dalam proses rekonstruksi digital. Kemudian pengujian terhadap ahli sinematografi dilakukan melalui wawancara kepada Bapak Benedictus Ridho Junaldi selaku staff pengajar di Universitas Kristen Satya Wacana dan Owner Brids Studio, dalam wawancara tersebut membahas mengenai bagaimanakah kualitas dari sinematografi yang di aplikasikan dalam video promosi tersebut dinilai dari estetika seni, sudut pengambilan gambar dan pergerakan kamera. Sedangkan pengujian menggunakan metode kuantitatif dilakukan kepada 30 responden mahasiswa DKV UKSW Salatiga yang telah mendapatkan materi Sinematografi dalam perkuliahan.
Pengujian kualitatif kepada Kapogja Publikasi dan Pemanfaatan
15
Pengujian kualitatif kepada ahli sinematografi
Pengujian kualitatif dilakukan pula kepada pakar dan ahli bidang sinematografi untuk mendapatkan koreksi dan kesesuaian dalam penerapan ilmu sinematografi seperti pengambilan gambar, angle, pergerakan kamera serta audio yang digunakan. Dari hasil wawancara tersebut, estetika secara visual sudah baik dan memberikan penekanan pada keindahan alam dan suasana di sekitar Candi Gedongsongo sehingga menimbulkan ketertarikan bagi audience untuk berkunjung. Bapak Benedictus Ridho menyatakan video promosi pariwisata Gedongsongo tersebut sangat layak untuk dipublikasikan karena video promosi yang dibuat oleh dinas saat ini masih kurang secara kualitas sinematografinya. Secara keseluruhan baik, tetapi terdapat bagian yang perlu dievaluasi yaitu pada floating patung anoman pada saat menggunakan steadycam dengan memperlambat pergerakan kamera serta penggantian footage anak kecil yang kurang fokus.
Evaluasi
Proses evaluasi dikerjakan setelah dilakukannya wawancara terhadap dua responden yaitu Bapak Wahyu Kristanto dan Bapak Benedictus Ridho Junaldi. Pertama adalah mengenai perlunya penekanan di sisi arkeologi dalam video promosi tersebut, maka dilakukan editing ulang dengan menambahan beberapa footage video yang menampilkan detail bangunan candi yang lebih banyak dan bervariasi. Sedangkan dari sisi sinematografi dilakukan evaluasi yaitu penggantian video footage aktifitas anak kecil pada menit 00:01:06 dikarenakan hasil yang kurang fokus, kemudian pada teknik floating patung anoman dilakukan editing ulang dengan memperlambat pergerakan dari kamera. Tujuan dari proses tersebut agar audience dapat melihat secara seksama dari struktur patung anoman.
Tabel Pengujian Kuisioner
Berikut merupakan tabel data kuantitatif hasil dari pengisian kuisioner kepada responden mahasiswa UKSW yang telah mendapatkan materi sinematografi dalam perkuliahan :
Tabel I Kuisioner Responden
No Pertanyaan Jawaban Total
a b c d e
1 Bagaimana menurut anda mengenai penyampaian narasi cerita oleh narator dalam video promosi tersebut?
16 2 Menurut anda bagaimana
gambaran mengenai video promosi Wisata Candi Gedongsongo?
5 23 2 - - 30
3 Bagaimana menurut anda mengenai teknik sinematografi yang digunakan?
11 18 1 - - 30
4 Bagaimana menurut anda mengenai audio backsound yang digunakan apakah sesuai?
8 20 2 - - 30
5 Bagaimana menurut anda mengenai kualitas pencahayaan dari video promosi tersebut?
11 14 5 - - 30
6 Apakah video promosi tersebut menarik untuk digunakan sebagai media promosi yang baru?
7 23 - - - 30
7 Apakah video promosi tersebut sudah layak digunakan sebagai media promosi?
5 25 - - - 30
Total 52 145 13 0 0 210
Tabel tersebut di presentasikan dalam sebuah diagram menggunakan rumus persentase sebagai berikut :
17
Hasil dari perhitungan diatas menunjukan 93,8% responden menilai bahwa sinematografi dan audio pada video promosi pariwisata Candi Gedongsongo sudah sesuai untuk dijadikan sebagai media promosi. Sedangkan 6,2% beranggapan masih kurang sesuai dalam hal tertentu yaitu terdapat responden yang berasumsi bahwa penyampaian audio narasi bisa lebih dipertegas dalam pelafalannya. Dengan ini hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa menurut responden video promosi pariwisata Candi Gedongsongo layak untuk di publikasikan sebagai media promosi baru. Hal ini dikarenakan pengambilan gambar dilakukan dengan teknik sinematografi yang lebih menarik, serta didukung dengan recording audio narasi yang baik.
5. Kesimpulan
18
6. Daftar Pustaka
[1] Sutardi,Bambang.(2011).www.parekraf.go.id. asp/detil.asp?c=16&id=581. Di akses pada tanggal 14 Juni 2014
[2] Nastiti,Tyas Ajeng.(2013)Perancangan Video Promosi Surabaya Berupa TVC Sebagai
Media Promosi Kota Surabaya Dengan Mengangkat Pencitraan Sparkling Surabaya
[3] Yudhitama,Krisna.(2014) Video Advetorial Candi Gedongsongo sebagai Media Promosi
Pariwisata.
[4] Hofstetter, Fred T.(2001). Multimedia Literacy. Third Edition. McGraw-Hill
[5] Biran, H. Misbach Yusa.(2006). Teknik Menulis Skenario Film Cerita, Penerbit Pustaka Jaya, Jakarta.).
[6] Ardani ,Anditya.(2009). Apa itu Film dan Narasi Film?. Jakarta: Citra Buana
[7] Semedhi,Bambang.(2011).Sinematografi-Videografi. Bogor: Ghalia Indonesia
[8] Andi,Made.(2014).www.madeandi.com/2014/07/18/geodesi-dan-geomatika-merekam-keistimewan-peradaban/ di akses pada tanggal14 Januari 2015
[9] Sidik Permana, Yasa. (2012). Perancangan Dan Pembuatan Video Promosi Wisata Alam Dan Edukasi Lingkungan Dolandeso Boro Daerah Banjar Asri Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta : AMIKOM.
[10] Ibo,Ahmad.(2012). http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/menikmati-wisata-religi-di-komplek-candi-gedong-songo. Di akses 14 Juni 2014
[11] Sarwono, Jonathan.(2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: Andi.