• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802012066 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802012066 Full text"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI

SIPIL GOLONGAN III DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

OLEH

IRIANE GUAVANY 802012066

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI

SIPIL GOLONGAN III DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

Iriane Guavany Ratriana Y.E. Kusumiati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(8)

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi perbedaan Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pada Golongan III Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Partisipan pada penelitian ini adalah berjumlah 64 orang dan teknik sampling yang digunakan adalah sampel purposive sampling. Metode penelitian yang dipakai dalam pengumpulan data yakni dengan metode skala likert, yaitu Skala Kesiapan Pensiun yang dibuat berdasarkan aspek – aspek kesiapan pensiun yang dikembangkan berdasarkan pandangan teori dari Sutarto dan Ismulcokro.. Teknik analisa data yang dipakai adalah dengan formula uji-t. Dari hasil analisa data diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,225 (p < 0,05), yang berarti tidak ada perbedaan Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pada Golongan III Ditinjau Dari Jenis Kelamin.

(9)

ii

Abstract

This study aims to determine the significance of differences in the preparation of the

Civil Service Retirement diversified III Seen From Gender. Participants in this study is

numbered 64 and the sampling technique used was purposive sampling. The research

method used in the data collection with the Likert method, namely the preparation Scale

pension is based on aspects retirement readiness developed by Sutarto and Ismulcokro.

Data analysis technique used is the t-test formula. From the analysis of data obtained

significance value of 0.225 (p < 0.05), which means there is no difference in the Civil

Service Retirement Preparation diversified III Seen From Gender.

(10)

1

PENDAHULUAN

Masa pensiun adalah masa yang akan dihadapi semua karyawan perusahaan atau pegawai pemerintah. Datangnya sudah pasti berdasarkan pada batas tertentu. Pensiun terbagi menjadi 2 yaitu pensiun yang secara secara sukarela dan yang berdasarkan pada peraturan (Eliana, 2003). Berdasarkan artikel pada Prasetya Online (2010) menyebutkan bahwa masa pensiun merupakan fase baru dalam kehidupan seseorang. Pada fase ini, masa pensiun datang diiringi dengan beberapa permasalahan seperti meningkatnya beban ekonomi keluarga, menurunnya kesehatan, hingga kualitas hidup produktif yang menurun.

Dari beberapa permasalahan yang mungkin muncul pada masa pensiun maka perlu adanya persiapan untuk dapat menyesuaikan diri dalam memasuki masa pensiun tersebut. Menurut Sasmito (2011) pada kenyataannya, tidak mudah bagi mantan karyawan untuk bisa menyesuaikan diri dengan status pensiunan. Hidup dengan status pensiunan menuntut banyak penyesuaian. Bagi yang sudah siap menyesuaikan diri maka mentalnya akan siap menghadapi. Bagi yang tidak siap maka akan dilanda kebingungan dan kerisauan.

(11)

2

harga diri mereka. Pensiun akan menyebabkan seseorang kehilangan perannya dalam masyarakat yang selanjutnya mempengaruhi statusnya dan pada akhirnya bisa mempengaruhi konsep diri menjadi negatif.

Seseorang yang akan memasuki masa pensiun harus melakukan persiapan agar dapat menghadapi berbagai perubahan yang akan muncul pada masa pensiun seperti faktor sosial, ekonomi, faktor psikologis dan faktor kesehatan. Dari perubahan – perubahan yang akan muncul pada masa pensiun yang sudah dijelaskan sebelumnya, Dari faktor sosial, Individu akan kehilangan sumber penghargaan dari lingkungan dan masyarakat berkaitan dengan hilangnnya status pekerjaan itu. Fletcher & Hanson (1991) menyatakan bahwa dengan memasuki masa pensiun, orang akan kehilangan status pekerjaannya. Karena itu akan sering muncul kekhawatiran dalam diri individu saat memasuki masa pensiun.

Faktor ekonomi juga merupakan masalah yang mungkin muncul ketika masa pensiun. Karena saat memasuki masa pensiun, sedikit demi sedikit individu akan merasakan bahwa pendapatannya makin berkurang. Menurut Glick (dalam Schell & Hall, 1984) perubahan penting dalam kehidupan sosial seseorang terjadi pada waktu mereka pensiun. Masa pensiun umumnya mengurangi pendapatan sebesar 50 % sehingga mereka harus memperhitungkan kembali pengeluaran makan, perumahan, dan biaya lain-lain.

(12)

3

Scoring System (GSS), didapatkan 14% lansia mengalami depresi akibat pensiun. Permasalahan psikologis yang mungkin muncul ketika masa pensiun juga dijelaskan Turner & Helms (dalam Hidayati, 2009) yang mengungkapkan bahwa masa pensiun menyebabkan terjadinya post power syndrome karena kasus kehilangan pekerjaan yakni, kehilangan harga diri, hilangnya jabatan menyebabkan hilangnya perasaan atas pengakuan diri, kehilangan fungsi eksekutif yaitu fungsi yang memberikan kebanggaan diri, kehilangan perasaan sebagai orang yang memiliki arti dalam kelompok tertentu, kehilangan orientasi kerja, kehilangan sumber penghasilan terkait dengan jabatan terdahulu.

(13)

4

masa pensiun adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Para Pegawai Negeri Sipil yang telah pensiun, mengalami mental shock (faktor kejiwaan). Menjelang akhir masa kerjanya, mereka tampak kurang beraktivitas dan sering sakit-sakitan. Mental shock ini terjadi, karena adanya ketakutan tentang apa yang harus dihadapi kelak, ketika masa pensiun tiba. Rakhmawanto (2014) Problem yang menimbulkan shock tersebut sering terjadi pada seseorang yang sebelumnya telah memiliki kedudukan atau jabatan strategis/penting. Ketika pensiun tiba jabatan tersebut ditinggalkan, hal ini secara otomatis akan berdampak pada hilangnya penghasilan dari tunjangan jabatannya tersebut yang tentunya juga terjadi penurunan pendapatan secara drastis. Selain itu, Pegawai Negeri Sipil yang memasuki masa pensiun, baik sukarela maupun terpaksa, menyebabkan hilangnya identitas peran. Tuntutan hidup yang terus mendesak dan dirinya adalah satu-satunya penopang hidup keluarga, menyebabkan risiko terjadinya depresi semakin besar.

Dengan demikian, seseorang yang akan memasuki masa pensiun khususnya Pegawai Negeri Sipil tentunya membutuhkan persiapan untuk dapat menyesuaikan dirinya terhadap perubahan – perubahan yang akan terjadi pada masa pensiun. Rakhmawan (2014) adanya persiapan menjelang masa pensiun baik secara fisik maupun mental sangat diperlukan. Persiapan pensiun ini sebaiknya dilakukan pada saat seorang masih aktif dalam bekerja atau intens dipersiapkan pasca saat masa transisi (paling tidak 5-10 tahun menjelang masa pensiun). Persiapan pensiun ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi pengaruh negatif, yang diharapkan tidak menimbulkan efek negatif pada saat orang telah memasuki masa pensiun.

(14)

5

yang ditekuninya yang dipengaruhi dari dalam diri individu dan pengaruh dari luar individu. Menurut Wardana (2013),semakin baik kesiapan diri seseorang saat akan memasuki masa pensiun maka kemungkinan besar akan semakin sukses dan nyaman saat menikmati hari-hari tuanya.

Menurut Sutarto dan Ismulcokro (2008) terdapat empat aspek kesiapan dalam menghadapi masa pensiun yaitu:

a. Kesiapan materi finansial : Ketersediaan sejumlah bekal pendukung berupa tabungan, asuransi, simpanan asset dan kegiatan usaha selain penghasilan bulanan pensiun.

b. Kesiapan fisik : Kesehatan fisik yang senantiasa terpelihara dengan menjalankan pola hidup yang benar. Kesehatan yang dimiliki pada masa lansia adalah berkat pemeliharaan kesehatan yang sudah dilakukan secara terus menerus semenjak masih muda.

c. Kesiapan mental dan emosi : Kekuatan dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

d. Kesiapan Seluruh Keluarga : Mempersiapkan dan menyiapkan seluruh anggota keluarga untuk menyesuaikan gaya hidup baru yang jauh berbeda.

(15)

6

Terkait dengan persiapan pensiun, Putri (2015) dalam penelitiannya tentang Pravalensi Depresi pada Pensiunan PNS terdapat perbedaan Pravalensi Depresi antara laki – laki dan perempuan dimana tingkat depresi laki – laki pada masa pensiun lebih tinggi dibanding wanita. Terdapat pula pendapat lain yang menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi kepuasan pada masa pensiun. Mein et al(2003) dalam penelitiannya mengenai perbedaan jenis kelamin dalam merasakan kepuasan hidup masa pensiun menyatakan bahwa pada umumnya pria mengalami penurunan kesehatan secara fisik dan psikis dibandingkan wanita. Namun, Eddington dan Shuman (2005) mengenai gender dan kebahagiaan masa tua mengatakan bahwa wanita lebih memiliki afek negatif yang lebih tinggi dan tingkat depresi yang lebih tinggi dibanding pria.

Saat memasuki masa pensiun pada umumnya golongan terakhir yang dipegang oleh seorang Pegawai Negeri Sipil adalah golongan III dan IV. Dalam penelitian ini, penulis terfokus pada Pegawai Negeri Sipil Golongan III dikarenakan merujuk pada penelitian Putri (2015) yang menunjukkan bahwa prevalensi depresi terbanyak pada pensiunan Pegawai Negeri Sipil adalah pada PNS golongan III.

(16)

7

METODE PENELITIAN Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kantor pemerintahan kota Banjarmasin yang menjelang pensiun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan melihat karakteristik tertentu, yaitu : 1. Pegawai Negeri Sipil Golongan III

2. Berusia antara 50 – 58 Tahun

3. Memiliki masa kerja ± 25 – 35Tahun

Metode Pengumpulan Data

(17)

8

angket mulai dengan mendatangi pegawai – pegawai yang tercantum didalam data kepegawaian yang diberikan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Banjarmasin tersebut. Namun demikian, dari data kepegawaian tersebut tidak semua pegawai yang dapat ditemui. Penulis juga melakukan penyebaran angket kepada pegawai – pegawai yang tidak tercantum didalam data kepegawaian tersebut. penyebaran angket dilakukan sejak tanggal 4 April 2016 sampai dengan 11 April 2016. setelah semua angket terisi dan terkumpul kepada penulis, penulis mengelompokkan angket – angket tersebut berdasarkan jenis kelamin dan mulai membuat penilaian dan melakukan olah data dengan menggunakan program komputer SPSS statistics 21.0 for windows.

Alat Ukur Penelitian

Teknik Pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket yang akan diisi oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di kantor pemerintahan kota Banjarmasin. Angket yang akan diberikan berupa skala yaitu Skala Kesiapan Pensiun yang dibuat berdasarkan aspek – aspek kesiapan pensiun yang dikembangkan oleh Rahmi (2012) berdasarkan pandangan teori dari Sutarto dan Ismulcokro. Adapun aspek – aspek tersebut adalah : a) Kesiapan Materi Finansial b) Kesiapan Fisik c) Kesiapan

Mental dan Emosi d) Kesiapan Seluruh Keluarga. Jumlah item yang diuji untuk skala makna hidup ada 37 item dan item tersebut dikatakan valid apabila kofisien korelasinya ≥ 0,03. Hasil uji seleksi item dan reliabilitas untuk skala kesiapan pensiun ini terdapat

(18)

9

apabila ≥ 0,03. Nilai korelasi item total bergerak antara 0,304 – 0,585. Pada pengujian

kedua didapatkan perubahan koefisien reliabilitas yaitu menjadi sebesar 0,905 dengan jumlah 2 item gugur yaitu item nomor 3 dan 24. Nilai korelasi item bergerak antara 0,313 – 0,547. Kemudian pada pengujian ketiga didapatkan perubahan koefisien reliabilitas yaitu menjadi sebesar 0,901 dengan jumlah 1 item gugur yaitu item nomor 11. Nilai korelasi item dalam pengujian ketiga ini bergerak antara 0,311 – 0,558. Dan pada pengujian terakhir, koefisien reliabilitasnya yaitu sebesar 0,901 dengan minimal indeks daya diskriminan item sebesar 0,305. Jadi, jumlah item dari daya diskriminasi untuk skala kesiapan pensiun adalah sebanyak 31 item.

HASIL PENELITIAN

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Alfa Cronbach menunjukkan hasil yang memuaskan dengan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,901. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh maka alat ukur dalam penelitian dapat dikatakan alat ukur yang reliabel.

Tabel 1: Reliability Statistic

Uji Validitas

(19)

10

Analisis Item

Hasil yang diperoleh dari empat kali perhitungan atau pengujian menggunakan program komputer SPSS Statistics 21.0. menunjukkan bahwa terdapat 6 item yang gugur, karena mempunyai nilai corrected item total < 0,30. Dari hasil tersebut maka item yang tersisa adalah 31 item yang dianggap valid dan memiliki reliabilitas yang dihitung dengan Alfa Cronbach sebesar 0,901. Standar yang digunakan adalah sebesar 0,30 (Azwar, 2012), maka bila item tidak memiliki corrected item-total correlation

0,30 maka item dianggap tidak valid.

Uji Asumsi

Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov untuk sampel laki – laki sebesar 0,800 hal ini berarti untuk signifikansi laki - laki >0,05 sehingga sampel laki - laki berdistribusi normal. Sedangkan nilai Kolmogorov Smirnov untuk sampel perempuan sebesar 0,303 hal ini berarti untuk signifikansi rumah >0,05 sehingga sampel perempuan berdistribusi normal. Melihat hasil nilai Kolmogorov Smirnov untuk laki - laki dan perempuan bersignifikansi >0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua jenis sampel sebaran datanya berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel berikut :

(20)

11

Kemudian Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji homogenitas dengan metode Levene's Test. Nilai Levene ditunjukkan pada baris Nilai based on Mean, yaitu dengan p value (sig) sebesar 0,026 di mana < 0,05 yang berarti tidak terdapat kesamaan varians antar kelompok atau yang berarti tidak homogen.

Selanjutnya melalui pendekatan Independent Sample t-test yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan, hasil perhitungan Uji-t dapat diketahui nilai signifikansinya adalah sebesar 0,225 (p>0,05). Yang artinya tidak terdapat perbedaan kesiapan pensiun pada pegawai negeri sipil golongan III ditinjau dari jenis kelamin.

Hasil Uji Homogenitas dan Uji T Tabel 3: Independent Sample Test

Bedasarkan hasil perhitungan variabel, berikut adalah kategorisasi deskriptifnya. Kategorisasi tersebut digunakan untuk menggolongkan kategorisasi kesiapan pensiun pada laki – laki dan perempuan. Berdasarkan penggolongan tersebut, didapatkan hasil

(21)

12

Tabel 4: Kategorisasi Kesiapan Pensiun PNS Golongan III Berjenis Kelamin Laki - Laki

NO Interval Kategorisasi Mean F %

1. 31 ≤ x < 54,25 Sangat Buruk 0 0%

2. 54,25 ≤ x < 77,5 Buruk 0 0%

3. 77,5 ≤ x < 100,75 Baik 0 0%

4. 100,75 ≤ x < 124 Sangat Baik 119,3 34 100%

Jumlah 34 100%

x = skor kesiapan pensiun

Tabel 5: Kategorisasi Kesiapan Pensiun PNS Golongan III Berjenis Kelamin Perempuan

NO Interval Kategorisasi Mean F %

1. 31 ≤ x < 54,25 Sangat Buruk 0 0%

2. 54,25 ≤ x < 77,5 Buruk 0 0%

3. 77,5 ≤ x < 100,75 Baik 1 3,13 %

4. 100,75 ≤ x < 124 Sangat Baik 115,6 31 96,87

Jumlah 32 100%

x = skor kesiapan pensiun

PEMBAHASAN

(22)

13

menunjukkan skor yang tinggi. Hasil penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian dari Hasyani (2006) bahwa tidak adanya perbedaan antara laki-laki dan subjek perempuan terkait kecemasan menghadapi pensiun.

Secara umum, peran gender secara tradisional terkait dengan persiapan pensiun memang lebih cenderung dominan pada laki-laki. Namun demikian, sesuai dengan perkembangan jaman dimana meningkatnya kehadiran perempuan didalam dunia kerja sehingga menimbulkan terjadinya pergeseran peran gender yang tentunya mempengaruhi sikap tersahdap persiapan pensiun. Dan dapat dibuktikan dengan adanya hasil survei dari Wolcott dalam Stepens dan Alpass (1998), yang menyatakan bahwa sikap perempuan terhadap pensiun telah terjadi perubahan. Oleh karena itu, peran gender tradisional dianggap menjadi kurang tepat dari waktu ke waktu terkait dengan persiapan pensiun. sehingga diperlukan penelitian untuk menentukan apakah konseptualisai tradisional gender masih sesuai untuk persiapan pensiun kontemporer.

(23)

14

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil perhitungan Uji-t dapat diketahui nilai signifikansinya adalah sebesar 0,225 (p>0,05). Artinya tidak terdapat perbedaan kesiapan pensiun pada pegawai negeri sipil golongan III ditinjau dari jenis kelamin.

Saran

1. Bagi pegawai yang menjelang pensiun:

Bagi para pegawai yang menjelang pensiun baik yang berjenis kelamin laki – laki dan perempuan sama – sama mempertahankan kesiapan pensiun yang dimiliki agar

dapat menyesuaikan diri dengan baik pada saat masa pensiun tiba. 2. Bagi peneliti selanjutnya:

a) Memperhatikan kondisi maupun psikis subjek sebelum melakukan tes, sehingga kesalahan dalam menjawab tes dapat diminimalisir sehingga dapat menghasilkan hasil yang maksimal.

(24)

15

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (1999). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Dagun, S. M. (1992) Maskulin Dan Feminin Perbedaan Pria-Wanita Dalam Fisiologi, Psikologi, Seksual, Karier Dan Masa Depan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dinsi, V,. Setiati, E., & Yuliasari, E. (2006). Ketika Pensiun Tiba. Jakarta : Wijayata Media Utama.

Earl, J.K & Muratore, A. (2010). Predicting retirement preparation through thedesign of a new measure. Australian Psychologist, June 2010; 45(2): 98–111.

Eddington, N. & Shuman, R. (2005). Subjective Well Being (Happiness). Contiuing psychology education: 6 continuing education hours. Diunduh dari: http://www.texcpe.com/html/pdf/ca/ca-happiness.pdf pada tanggal 18 Januari 2016

Eliana, R (2003). Konsep Diri Pensiunan. Jurnal. Di unduh dari : http://library.usu.ac.id/download/fk/psikologi-rika%20eliana.pdf pada tanggal 17 November 2015

Feist&Feist. (2008). Theories of Personality Edisi Keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Fletcher, W. L. & Hansson, O.R. (1991). Assesing the social component retirement of anxiety scale. Psychology and Aging

Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima Terjemahan Soedjarwo & Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga

Mahmoudi G, Vahedi M, Hasani S. Studi of depression in nurses at the University of Medical Science Affiliated Hospitals in 2007. World Applied Sciences Journal 6. 2009;(9):1200-4.

Mein, G., et al. (2003). Is retirement good or bad mental and physical health functioning? Whitehall Iilongitudinal study of civil servant. Journal Department of Epidemiology and Public Health, Royal Free and UniversityCollege Medical. London, 57(2), 46 49.

Muslimah, A. I. & N. Wahdah. (2013). Hubungan Antara Attachment dan Self Esteem

dengan Need for Achievement Pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 8 Cakung Jakarta Timur. Volume 6, No. 1. Jurnal. Diunduh dari : http://ejournal-unisma.net/ojs/index.php/soul/article/view/736 pada tanggal 10 September 2015 Noone, J. H., Stephens, C. V. & Alpass, F.M. (2009). Do men and women still differ in

(25)

16

Rakhmawanto, A. (2014). Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil: Analisis Perspektif Perbaikan Sistem Pensiun PNS dari Pay as you go ke Fully Funded. Civil Service Vol.8. No.2. Jurnal. Diunduh dari : http://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2014/12/Jurnal-Gabungan-Nov-2014.pdf pada tanggal 3 Februari 2016

Santrock, John W. (1995). Life-Span Development; Perkembangan Masa Hidup (Edisi kelima). Alih bahasa oleh Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Jakarta: Erlangga

Sasmito, E. (2011). Hidup Makmur Di Masa Pensiun. Jakarta: Raih Asa Sukses

Setyarini, R & Atamimi, N. (2011). Self-Esteem dan Makna Hidup pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Volume 38, No. 2. Jurnal. Diunduh dari : http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/12 pada tanggal 25 September 2015

Sutarto, J. T. & Ismulcokro, C. (2008). Pensiun Bukan Akhir Segalanya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Theresia Kresensia Haryani (2006). "Kecemasan Menjalani Masa Pensiun Ditinjau Dari Jenis Kelamin dan Status Ekonomi". Skripsi Sarjana Strata 1. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2015. Penyelenggaraan

Program jaminan Pensiun. Diunduh dari :

Diunduh dari: http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/258 pada tanggal 5 Februari 2016

Gambar

Tabel 1: Reliability Statistic
Tabel 2: One –Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 3: Independent Sample Test
Tabel 5: Kategorisasi Kesiapan Pensiun PNS Golongan III

Referensi

Dokumen terkait

Perbaikan Materi Ekslorasi Desain dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 1 minggu setelah pelaksanaan sidang. Materi Ekslorasi Desain yang telah direvisi

mengguna aplikasi pemutar musik online berdasarkan hasil uji hipotesis dan saran yang diberikan responden pada kuesioner adalah dengan mengurangi batasan dalam menggunakan

Tahukah kamu sikap yang harus dimiliki agar terwujud persatuan yang baik ketika bermain.. Coba diskusikan

Sebenarnya masih banyak kasus seperti itu terjadi di masyarakat, tetapi rasa keberatan tidak berani diungkapkan baik kepada yang berwenang apalagi kepada pers. Akibatnya,

1. Kesalahan koneksi antar topik matematika Secara umum kesalahan yang dilakukan peserta didik adalah kesalahan dalam menafsirkan keterangan dari soal, kesalahan dalam

Banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail. Sedangkan manajer &#34;biasa&#34;,

Fadzil Adam et al (2006), Memperkasakan Modal Insan: Antara Peranan Dan Cabaran, (Seminar Tamadun Islam Tentang Pembangunan insan Peringkat Kebangsaaan,