iv
STUDI KASUS TENTANG JUAL BELI SEBIDANG TANAH HAK GUNA BANGUNAN ATAS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KELAS 1A BANDUNG NOMOR 213/PDT.6/2010/PN.BDG DIHUBUNGKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA
RATU TRIBUANA TRIARA WIRASUTA 110111090032
Abstrak
Ketentuan jual beli tanah hak milik selain mengacu kepada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata juga pada Undang Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA). Di dalam UUPA ada ketentuan bahwa jual beli tersebut harus dilakukan di hadapan PPAT untuk sebagai tanda bukti peralihan hak antara pihak yang melakukan perbuatan hukum tersebut dan dilanjutkan pendaftaran ke BPN sehingga dapat lahir sertipikat. Dalam praktik masih banyak terjadi peralihan hak atas tanah yang dilakukan di bawah tangan, sehingga sulit untuk dapat membuktikan bahwa hak tersebut sudah berpindah pada pihak pembeli, yang mengakibatkan sulitnya untuk di daftarkan hak atas tanah tersebut pada BPN. Namun dalam praktik dengan tidak diketahuinya pihak penjual dilakukan melalui Pengadilan. Dalam hal ini melakukan analisis jual beli tanah hak milik tanpa akta tanah berdasarakan Putusan Pengadilan Nomor 213/Pdt.G/2010/Pn.Bdg.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa studi kepustakaan untuk mendapatkan bahan-bahan atau data-data sekunder berupa bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder yang dianalisis secara kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan.
Hasil dari analisa di dapat bahwa jual beli tanah yang dilakukan tanpa akta tanah berdasarkan putusan pengadilan No.213/Pdt.G/2010/PN.Bdg adalah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang terdapat dalam Pasal 1457 dan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Selain telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Kepala BPN Nomor 3 tahun 1997 Pasal 125 tentang Pelaksanaan Pendaftaran Tanah berdasarkan Putusan Pengadilan. Adapun yang tidak sesuainya yaitu dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Pasal 37 ayat 1 yang mana dalam kasus ini jual beli tanah hak milik di antara kedua belah pihak dilakukan di bawah tangan.