commit to user
HUBUNGAN KADAR VASCULAR CELL ADHESION MOLECULE-1
(VCAM-1) DENGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR
RENDAH PADA ANAK USIA 15-18 TAHUN
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kedokteran Keluarga
Minat Utama: Ilmu Biomedik Kesehatan Anak
Oleh :
Mas Nugroho Ardi Santoso
S500208012
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
HUBUNGAN KADAR
VASCULAR CELL ADHESION
MOLECULE-1
(VCAM-1) DENGAN RIWAYAT BERAT
BADAN LAHIR RENDAH PADA ANAK USIA 15-18 TAHUN
Disusun oleh :
Mas Nugroho Ardi Santoso
S500208012
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Tanggal 1 April 2011
Jabatan Nama Tanda tangan
Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, MM, M.Kes, PAK
NIP. 19480313 197610 1 001 ...
Sekretaris Prof. Dr. Harsono Salimo, dr, SpA(K)
NIP. 19441226197310 1 001 ...
Anggota Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, M.Sc, PhD
NIP. 19550121 1999412 1 001 ...
Sri Lilijanti, dr, SpA(K)
NIP 19650330 199903 2 001 ...
Mengetahui Ketua Program Studi Direktur PPS UNS Magister Kedokteran Keluarga
commit to user PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, peneliti: Nama : Mas Nugroho Ardi Santoso
NIM : S500208012
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Hubungan kadar VCAM-1 dengan Riwayat Berat Badan Lahir Rendah Pada Anak Usia VCAM-15-VCAM-18 Tahun adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, April 2011 Yang membuat pernyataan,
commit to user KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan rahmat yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaian tesis dengan judul ” HUBUNGAN KADAR VCAM-1 DENGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR
RENDAHPADA ANAK USIA 15-18 Tahun”.
Tesis ini merupakan persyaratan untuk mencapai derajat magister. Terselesaikannya tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, pertama kepada kepala sekolah SMUN 1 Surakarta, para guru dan para orangtua siswa-siswi SMUN 1 Surakarta atas kesediannya sebagai subyek penelitian tesis ini.
Terima kasih kepada H. Ganung Harsono, dr, SpA(K) selaku Kepala Ilmu Kesehatan Anak FKUNS/RSDM. Terima kasih telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Prof. DR. Harsono Salimo, dr, SpA(K) selaku Ketua progran Studi Pendidikan Dokter Spesialis FKUNS/RSDM yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Sri Lilijanti W, dr, SpA(K) selaku pembimbing substansi yang telah memberikan banyak waktu dan tenaganya untuk pembuatan tesis ini. Kepada Prof. Bhisma Murti,dr, M.Sc, MPH, Ph.D kami ucapkan banyak terima kasih atas ketulusan dan kesabaran dalam membimbing sehingga segala rintangan dapat terselesaikan dengan hasil yang memuaskan..
commit to user
Kepada tim pendukung ujian tesisku, dr. Arik, dr. Angga, dr. Nia, dr. Anis, dr. Septin, dr. Kurniawan dkk, terima kasih atas bantuan dan suportnya,
Kepada istriku Binta Afida R, anak kami Rr. Arinta Prita Hamidah, ke empat orangtuaku, saudara-saudaraku terima kasih atas dukungan dan doanya.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami ucapkan banyak terima kasih. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca kami harapkan sehingga lebih sempurna. Semoga tesis ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan dorongan semangat kepada penulis maupun pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Amin
Suarakarta, April 2011
Penulis
commit to user DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
PERNYATAAN... A. Vascular Cell adhesion Molecue-1 (VCAM-1)... 4
1. Definisi……… 4
2. Peranan VCAM-1 (Molekul Adhesi) Dalam Aterogenesis.. 5
3. VCAM-1 Sebagai Petanda Awal Aterosklerosis... 7
4. Proses Awal Aterosklerosis... ... 10
5. Perkembangan lesi arterosklerotik... 13
B. Anak Dengan Riwayat Berat Lahir Rendah... 15
C. Hubungan Riwayat Berat Lahir Rendah Dengan Kenaikan Kadar VCAM-1... 18
commit to user
D. Sampel dan cara pemilihan sampel... 24
E. Besar sampel... 25
F. Identifikasi variabel... ... 25
G. Definisi operasional variabel... .... 25
H. Izin subyek penelitian... ... 28
I. Alur penelitian... 29
J. Pengolahan data... 30
K. Jadwal kegiatan... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 31
A. Hasil ... 31
B. Pembahasan... 33
C. Kelemahan Penelitian... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 37
A. Kesimpulan... 37
B. Saran... 37
C. Implikasi Penelitian... 37
DAFTAR PUSTAKA... ... 39
commit to user DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Perjalanan waktu aterosklerosis... 12
Gambar 2.2 Tahap awal aterosklerosis... 13
Gambar 2.3 Risiko penyakit kardiovaskuler pada anak dengan berat badan
lahir rendah... 17
Gambar 2.4 Kerangka konsep... 22
Gambar 3.1 Alur penelitian... 29
commit to user DAFTAR SINGKATAN
Apo A-1 = Apolipoprotein A-1 Apo B-100 = Apolipoprotein B-100 ADP = Adenosin Diphosphate BMI = Body Measurement Index CAMs = Cell Adhesion Molecules CSF = Colony Stimulating Factor FGF = Fibroblast Growth Factor
HPA = Hypothalamic-Pituatary-Adrenal HDL = High Density lypoprotein
IL = Interleukin IFN-α = Interferon
ICAM-1 = Intercellular Adhesion Molecule-1 LDL = Low Density lipoprotein-LDL Ox-LDL = Oxidized-LDL
Mm-LDL = Minimally modified –LDL LPL = Lipoprotein Lipase
Lp = Lipoprotein
MCP = Monocyte Chemotactic Protein MCSF = Macrofag Colony Stimulating Factor NO = Nitric Oxide
NOS = Nitric Oxide Synthase
eNOS = Enducible Nitric Oxide Synthase
NIDDM = Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus PECAM = Platelet Cell Adhesion Molecules
commit to user
ROS = Reactive Oxygen Spesies TNF-a = Tumor Necrosis Factor –alpha TG = Trigliserid
commit to user DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
Lampiran 1
PERSETUJUAN PENELITIAN
Setelah saya mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang
dilakukan, tata cara pelaksanaannya, serta untung ruginya mengikuti penelitian
ini, saya:
Nama
Umur
Orang tua dari
Alamat
No KTP
Menyatakan tidak keberatan untuk mengikuti tahapan-tahapan penelitian
mengenai “Hubungan kadar VCAM-1 dengan riwayat berat lahir rendah“.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan
Surakarta...2010
Yang membuat pernyataan
commit to user
Kepada
Yth Orang tua/wali murid siswa/i SMUN 1 Surakarta Di tempat
Bersama ini saya dr. MN Ardi Santoso Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anak (PPDS-1 Anak) FK UNS-RSUD Dr Moewardi Solo, akan mengadakan penelitian di SMUN 1 Solo dengan judul HUBUNGAN KADAR VCAM-1 DENGAN RIWAYAT BERAT LAHIR RENDAH untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister.
Subyek penelitian kami adalah siswa-siswi SMUN 1 Solo yang mempunyai riwayat berat lahir rendah dan yang tidak mempunyai riwayat berat lahir rendah. Pada subyek penelitian akan kami lakukan hal-hal sebagai berikut:
1. pengambilan sampel darah sebanyak satu kali 2. pengukuran berat badan dan tinggi badan 3. pengisian data-data pribadi
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dianalisis hubungan kadar VCAM-1 (Vascular Cell adhesion Molecule-1) pada anak dengan riwayat berat lahir rendah maupun tidak dengan riwayat berat lahir rendah. Oleh karena itu kami harapkan kesediaan bapak/ibu orang tua/wali murid siswa/i SMUN 1 Surakarta untuk mengijinkan putra/putri bapak ibu untuk dapat berpartisipasi sebagai subyek penelitian ini yang akan kami lakukan sesuai jadwal yang diberikan oleh pihak sekolah SMUN 1 Solo.
Demikian penjelasan kami, atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami
commit to user
Mas Nugroho Ardi Santoso. NIM S500208012, 2011. Hubungan Kadar VCAM-1 Dengan Riwayat Berat Badan Lahir Rendah Pada Anak Usia 15-18 Tahun. Tesis: Program Pasca sarjana, Studi Magister kedokteran keluarga, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Latar Belakang: Anak dengan riwayat berat badan lahir rendah memiliki risiko aterosklerosis di kemudian hari. Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (VCAM-1) adalah group molekul adhesi imunoglobulin, protein reseptor untuk proses marginalisasi dan pergerakan leukosit mononuklear sepanjang-endotholium.VCAM 1 merupakan penanda awal dari aterosklerosis yang dapat dideteksi pada usia dini.
Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara kadar VCAM-1 dan riwayat berat badan lahir rendah pada anak usia 15-18 tahun.
Metode: Penelitian Historical kohort, di SMUN 1 Surakarta, yang dipilih melalui pencuplikan secara kluster, pada anak-anak usia 15-18 tahun pada bulan Juli 2010. Subyek dipilih secara fixed exposure sampling. Data di analisis dengan SPSS 17,0. Mann-Whitney dan analisis regresi linier berganda.
Hasil: Dari 700 siswa, 9 siswa memiliki riwayat berat badan lahir rendah. Dengan perbandingan 1:3 diperoleh total subyek penelitian 28 anak. Anak-anak usia 15-18 tahun dengan riwayat berat badan lahir rendah memiliki mean kadar dengan riwayat berat badan lahir normal.
commit to user ABSTRACT
Mas Ardi Nugroho Santoso. S500208012. 2011. Correlation between levels of VCAM-1 With History of Low Birth Weight Among 15-18 Years Old Children. Thesis: Master Program in Family Medicine, post-Graduate Program, Sebelas Maret University.
Background: Children with a history of low birth weight have the risk of atherosclerosis in their future. Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (VCAM-1) is a group of immunoglobulin adhesion molecules, a receptor protein to marginalization process and mononuclear leukocytes movement along the endotholium.VCAM-1 is an early marker of atherosclerosis which can be detected at an early age.
Objective: To analyze the relationship between levels of VCAM-1 and history of low birth weight among 15-18 years old children.
Methods: Historical cohort study, senior high school in Surakarta, selected through cluster sampling, age 15-18 years in July 2010. The subjects chosen at fixed exposure sampling. Data were analyzed with SPSS 17.0. Mann-Whitney test and multiple linear regression analysis.
Results: Of 700 students, 9 students have a history of low birth weight. With the 1:3 ratio obtained, the total study subjects were 28. Children with history of low birth weight have VCAM-1 mean levels of 224.6 ng / ml higher than children with history of normal birth weight (b = 224.6, p <0.001), after considering the influence of obesity.
Conclusion: Children with history of low birth weight have higher VCAM-1 mean levels than those of normal birth weight.
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses aterogenesis, leukosit mononuklear memegang peranan
penting. Hal yang paling kritis adalah saat terjadinya perlekatan monosit yang
bersirkulasi ke endotel vaskuler, kemudian terjadi migrasi transendotelial. Lebih
dari satu dekade mulai dipahami adanya mekanisme molekuler bertahap yang
difasilitasi oleh cellular adhesion molecule (CAM) yang terdapat pada permukaan
sel endotel vaskuler. Selain itu vascular cellular adhesion molecule-1 (VCAM-1)
juga memfasilitasi proses marginalisasi dan rolling leukosit mononuklear
sepanjang endotel, VCAM-1 dan intercellular adhesion molecule (ICAM-1) juga
memfasilitasi penempelan leukosit ke sel endotel dan perpindahan leukosit ke
dalam intima dan menimbulkan penumpukan leukosit pada dinding pembuluh
darah. Sehingga pada daerah pembentukan plak aterosklerosis, CAM selalu di
temukan (Piero, 2003; Martin, 2000).
Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa proses aterosklerosis dapat
diprediksi melalui pemeriksaan kadar VCAM-1 dalam plasma. Menurut Peter
dkk, VCAM-1 merupakan prediktor kuat serta optimal dan mampu memberikan
gambaran mengenai perluasan aterosklerosis pada orang dewasa (Ordonez, 2003).
Aterosklerosis adalah suatu proses penyakit yang progresif dengan
beberapa faktor risiko. Manifestasi klinis aterosklerosis tidak akan muncul hingga
commit to user
usia anak-anak pada dekade pertama. Hotman dkk, pada penelitian otopsi 526
individu yang meninggal pada usia 1 – 40 tahun, ditemukannya fatty streaks pada
semua individu usia 3 tahun dan fibrous plaques dijumpai pada semua individu
usia 30 tahun (Myung, 2008; Julien, 2002). Teori Barker menjelaskan bahwa anak
dengan riwayat berat badan rendah mempunyai risiko untuk terjadinya
aterosklerosis dikemudian hari (Barker,1989).
Penelitian otopsi dengan 565 subyek yang meninggal saat usia lahir
sampai usia 29 tahun, didapatkan sebesar 10 % plak ateroma pada arteri koronaria
individu usia 15 – 17 tahun dan kejadian ateroma sebesar 34 % pada arteri
koronaria subyek usia 27 – 29 tahun ( Myung, 2008).
Berat lahir dipengaruhi oleh lingkungan intrauterin sekitar 62 %, gen yang
di turunkan oleh orang tua sekitar 20 %, dan sekitar 18 % ditentukan oleh gen dari
fetus sendiri. Aterosklerosis adalah proses dengan risiko multifaktor, salah
satunya adalah riwayat berat lahir rendah, dimana proses terjadinya aterosklerosis
sudah dimulai sejak di dalam kandungan. Telah banyak penelitian yang berusaha
menjelaskan patogenesis aterosklerosis yang berhubungan dengan faktor risiko
riwayat berat lahir rendah (Szitanyi, 2003; Banci, 2009). Sehingga peneliti ingin
mencari hubungan antara kadar VCAM-1 dengan riwayat berat lahir rendah.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara kadar VCAM-1 dengan riwayat berat
commit to user C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menganalisis hubungan antara kadar VCAM-1 dengan riwayat berat badan
lahir rendah pada anak usia 15-18 tahun.
2. Tujuan khusus
i. Mengidentifikasi kadar VCAM-1 pada anak usia 15-18 tahun.
ii. Menilai status antropometri anak usia 15-18 tahun di SMUN Surakarta.
iii. Menganalisis pengaruh faktor risiko riwayat berat lahir rendah pada
anak usia 15-18 tahun terhadap kadar VCAM-1.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bidang akademik
Diharapkan dapat diketahui pengaruh faktor risiko riwayat berat lahir
rendah pada anak usia 15-18 tahun terhadap kadar VCAM-1.
2. Manfaat bidang pelayanan
Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai adanya peningkatan
kadar VCAM-1 dengan riwayat berat lahir rendah pada anak usia 15-18
tahun. Sehingga diharapkan dapat melakukan penatalaksanaan preventif
commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Vascular Cell adhesion Molecul-1 (VCAM-1)
1. Definisi
VCAM-1 adalah kelompok imunoglobulin molekul adhesi yang
merupakan reseptor protein, molekul adhesi vaskuler pada manusia mempunyai
berat 100-110 kDa, terdiri dari 715 asam amino (aa) tipe 1 transmembran
glikoprotein dengan karakteristik adanya tujuh tipe immunoglobulin C2.
VCAM-1 dapat teridentifikasi lewat pemeriksaan darah , cairan sendi atau pun
pemeriksaan cairan serebrospinal (lixin, 2003).
Pada keadaan normal VCAM-1 terekspresi dalam kadar rendah yang
diinduksi beberapa sitokin (IL-1, TNF α, IL-4 dan IL-13). Saat terinduksi
VCAM-1 memegang peranan penting dalam migrasi lekosit yang akan mengekspresikan
VLA-4, bagaimanapun peranan VCAM-1 tergantung dari status ekspresi dan
aktivasi semua molekul adhesi (Abbas, 2005).
Pada infeksi awal secara alamiah lekosit memegang peran utama dengan
VCAM-1 mempunyai peranan yang minimal dalam migrasi lekosit. Sel-sel lekosit
yang masuk ke tempat lesi akan melepaskan produknya dan meneruskan
commit to user
2. Peranan VCAM-1 (Molekul Adhesi) Dalam Aterogenesis
Peranan molekul adhesi pada aterogenesis adalah pada saat terjadi migrasi
monosit dari plasma ke dalam dinding pembuluh darah. Hal yang paling utama
adalah saat terjadinya perlekatan monosit yang bersirkulasi ke endotel vaskular,
kemudian terjadi migrasi transendotelial. Lebih dari satu dekade mulai dipahami
adanya mekanisme molekuler bertahap yang difasilitasi oleh CAM yang terdapat
pada permukaan sel endotel vascular, VCAM-1 memfasilitasi proses
marginalisasi dan rolling leukosit mononuklear sepanjang endotel (Martin, 2000;
Klaus, 2001).
VCAM-1 dan ICAM-1 memfasilitasi penempelan leukosit ke sel endotel
dan perpindahan leukosit ke dalam intima kemudian menimbulkan
penumpukan leukosit pada dinding pembuluh darah. CAMs selalu ditemukan
pada daerah pembentukan plak aterosklerosis. Proses migrasi monosit di bagi ke
dalam 4 tahap, yaitu
a. Tethering dan rolling monosit yang bersirkulasi ke sel endotel
Monosit memasuki area yang cedera, kemudian akan menempel pada
endotel dengan longgar, bersifat sementara, dan reversible pada
permukaan sel endotel dalam proses yang disebut rolling.
b. Ekspresi molekul adhesi monosit (trigerring)
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahap 1 dan 3. Ikatan E dan P selectin
pada permukaan monosit akan memulai trigerring. Pada tahap ini terjadi
aktivasi monosit untuk mengekspresikan integrin, yang akan menyebabkan
commit to user
mengekspresikan integrin β-1 dan β-2 yang akan berinteraksi dengan
ICAM-1, ICAM-2 dan VCAM-1.
c. Ikatan kuat monosit dengan sel endotel (firm attachment)
Monosit terikat dengan kuat pada endotel. Tahap ini diperantai oleh
interaksi integrin monosit dengan molekul adhesi immunoglobulin
superfamili dari endotel, termasuk interaksi integrin β=2 (CD11/CD18)
dengan ICAM-1 dan ICAM-2, integrin β1α4 dengan VCAM-1. Interaksi
yang diperantai integrin ini mempunyai kemampuan mengirim tanda
terhadap monosit dan memulai reorganisasi dan penyebaran sitoskleton
dalam sitoplasma, sehingga memungkinkan pergerakan ke depan dan
melepaskan ikatan yang ditinggalkan sedemikian rupa sehingga mencapai
sambungan interselular endotel.
d. Migrasi atau diapedesis monosit antara sel endotel menuju ruangan
sub-endothelial. Monosit bergerak keluar diantara sambungan endotel yang
erat dengan gerakan amuboid yang disebut migrasi transendotelial atau
transmigrasi. Langkah ini diperantai platelet cell adhesion molecules
(PECAM), yaitu suatu molekul adhesi kelompok superfamili
immunoglobulin yang diekspresikan oleh monosit dan endotel pada bagian
sambungan lateral, melalui ikatan domain amino terminal, kemudian
monosit akan melewati lamina basalis yang mengandung kolagen, laminin,
fibronektin dan heparin sulfat yang berisi glikosaminoglikan dengan
perantaraan PECAM dan enzim protease yang dikeluarkan oleh monosit
commit to user 3. VCAM-1 Sebagai Petanda Awal Aterosklerosis
Kunci awal perkembangan aterosklerosis adalah saat adhesi monosit pada
sel-sel endotel, yang kemudian dapat masuk ke dalam lapisan intima vaskuler.
Proses ini dipengaruhi oleh molekul adhesi selular seperti VCAM-1, ICAM-1,
selektin dan integrin sebagai mediator. Ekspresi molekul adhesi selular ini relatif
rendah pada vaskular normal dan akan meningkat sebagai respon terhadap
beberapa rengsangan, diantaranya sitokin dan oksidasi. Pada percobaan binatang
dan pemeriksaan histokimia pada jaringan manusia menunjukan adanya
peningkatan ekspresi dari molekul adhesi selular pada plak aterosklerotik
(Baratawidjaja, 2009; sekarwana, 2005).
VCAM-1 berperan sebagai pengikat yang sangat kuat antara sel endotel
dengan monosit dimana VCAM-1 akan berikatan dengan reseptor di sel monosit
yaitu β1-α-4-integrin. Adanya ikatan tersebut maka monosit akan berhenti
kemudian monosit akan bergerak di antara dua sel endotel akibat pengaruh dari
macrophage colony stimulating factor (MCSF) terjadi perubahan dari monosit
menjadi makrofag. Pada gilirannya makrofag selain menangkap LDL teroksidasi
juga akan mensekresi bermacam-macam faktor sehingga proses aterogenesis akan
berlanjut (Myung, 2008).
Menurut Nakai dkk terdapat korelasi antara VCAM-1 dalam sirkulasi
dengan VCAM-1 yang terdapat pada lesi aterosklerosis pada aorta manusia, selain
itu terjadi peningkatan kadar VCAM-1 dalam sirkulasi pada penderita ini
commit to user
Hal ini didukung oleh Hackman dkk yang menyatakan pada penderita
dengan hipertrigliseridemia didapatkan peningkatan yang signifikan dari kadar
VCAM-1 dibanding penderita hiperkolesterolemia dan kontrol, sedangkan
peningkatan kadar kadar ICAM-1 didapatkan baik pada penderita
hiperkolesterolemia maupun hipertrigliseridemia dibanding kontrol. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Ohta yang mendapatkan adanya hubungan
antara peningkatan kadar VCAM-1 dengan kadar trigliserida dan Apo-B.
Peningkatan kadar VCAM-1 ini mungkin dapat dipakai sebagai indikator
aterosklerosis karena sejalan dengan Fruebis dkk yang melaporkan bahwa
VCAM-1 berperan penting pada proses aterogenesis awal (Klaus, 2001;
Sekarwana, 2005).
Selain itu menurut beberapa penelitian proses aterosklerosis juga dapat
diprediksi melalui pemeriksaan kadar VCAM-1 dalam plasma. Menurut Peter,
dalam penelitiannya dari 52 orang dengan aterosklerosis yang telah dilakukan
angiograms pada sistem arteri didapatkan korelasi luas dari ketidakteraturan
dinding pembuluh arteri dengan kadar VCAM-1 di sirkulasi.
Menurut Peter VCAM-1 merupakan penanda yang kuat serta optimal dan
mampu memberikan gambaran mengenai perluasan aterosklerosis pada dewasa.
Karena sebagian dari protein dilepaskan ke dalam sirkulasi, maka VCAM-1 dapat
digunakan sebagi circulating marker untuk adanya aterosklerosis yang
disesuaikan dengan berapa beratnya aterosklerosis tersebut. sebaliknya ICAM-1,
E-selectin, P-selectin dan trombomodulin (penanda untuk kerusakan sel endotel)
commit to user
Selain itu serum VCAM-1 dapat digunakan untuk menunjukkan
tahapan-tahapan aterosklerosis yang terjadi dan dapat dijadikan serum penanda yang
potensial dari aterosklerosis (Karlheinz, 1997).
Beberapa penelitian melaporkan mengenai peranan yang penting dari
VCAM-1 pada proses terjadinya aterosklerosis yaitu :
a. Peningkatan ekspresi dari VCAM-1 pada beberapa penelitian plak
aterosklerosis manusia.
b. Terdapat hubungan antara banyaknya penumpukan makrofag dengan
ekspresi VCAM-1 pada plak aterosklerosis pembuluh yang baru.
c. Peran lisofosfatidilkolin yang merupakan komponen lipoprotein
aterogenik memicu ekspresi dari VCAM-1 dan meningkatkan penempelan
antara sel monosit dengan endotel pada penelitian kultur sel.
d. LDL yang mengalami oksidasi merupakan salah satu rangkaian proses
yang berperan sangat penting dalam ekspresi VCAM-1 bersama sama
dengan sitokin.
e. Preventif aterosklerosis dapat dilakukan dengan pendeteksian dini
terhadap aterosklerosis dengan pemeriksaan VCAM dan lebih bermakna
daripada ICAM, E-selectin dan trombomodulin sebagai marker kerusakan
sel endotel.
f. Ekspresi VCAM pada sel otot polos manusia secara in-vivo (Karlheinz,
commit to user 4. Proses Awal Aterosklerosis
Proses aterosklerosis pada manusia sangat kompleks sehingga sulit untuk
menjelaskan secara jelas kapan awal dari proses aterosklerosis itu terjadi. Pada
percobaan binatang, hal yang dapat diketahui secara mikroskopis pada pembuluh
darah adanya akumulasi dari lipoprotein aterogenik dan timbunan lemak diantara
sel endotel arteri. Timbunan lemak bisa terlihat sekitar 1 sampai 2 minggu setelah
onset diet dan terjadi sebelum perpindahan sel mononuklear ke ruang
subendotelial (Myung, 2008).
Hal lain yang dapat terdeteksi awal pada proses aterosklerosis binatang
adalah diekspresikanya molekul adhesi pada permukaan lumen dari sel endotel.
Ekspresi dari VCAM1 adalah penanda awal untuk mendeteksi adanya proses
aterosklerosis dan mempunyai spesifikasi untuk monosit dan limfosit yang dapat
diamati pada permukaan endotelial dengan hiperkolesterolemia (Wulf, 2002;
Elena, 2007; Luigi, 2007; Goodfellow, 2007).
Pada keadaan normal sel – sel endotel akan memproduksi nitric oxide
(NO) dalam jumlah yang cukup untuk menekan oksidasi LDL. Sebaliknya pada
keadaan hiperkolesterolemia atau pada lesi aterosklerotik, sintesis NO tetap
normal tetapi sebagian dari oksida nitric ini akan “dimakan” oleh radikal
superoksida dan LDL teroksidasi sehingga menyebabkan LDL baru yang masuk
tidak terproteksi terhadap oksidasi (Fathoni, 2005; Peter, 2006).
LDL teroksidasi juga mempunyai beberapa lemak bioaktif yang lain.
Oksisterol yang dihasilkan dari oksidasi kolesterol akan menurunkan ekspresi
commit to user
akan melepas MCP-1, sehingga akan meningkatkan rekruitmen monosit-makrofag
ke dalam intima yang kaya LDL teroksidasi.
Selain itu oksidasi tersebut akan menghasilkan lisofosfatidilkolin yang
merupakan proinflamasi dan merangsang sel endotel untuk mengekspresikan
molekul-molekul adhesi (VCAM-1, ICAM-1 dan selektin). Hal ini akan
meningkatkan adhsesi monosit dan sel-T pada permukaan endotel (Abbas, 2005).
Dalam ruang subendotel, LDL akan mengalami oksidasi karena serangan
senyawa oksigen reaktif (ROS) yang berasal dari makrofag, menjadi minimally
modified LDL-mmLDL (LDL yang teroksidasi minimal), hasil tersebut
selanjutnya dirubah menjadi oxidized LDL (LDL yang teroksidasi sempurna).
Mm-LDL akan menyebabkan adhesi atau penempelan monosit mendekati
endothelium. Selain itu mm-LDL akan meningkatkan protein proaterogenik
seperti monosyte chemoattractant protein-1 (MCP-1), macrophage colony
stimulating factor (MCSF) dan plasminogen activating inhibitor 1 (PAI-1)
Martin, 2000; Newburger, 1999).
Oxidized-LDL (Ox-LDL) merupakan kemotaktik terhadap monosit,
merangsang ekspresi protein adhesi seperti vascular cellular adhesion molecule-1
(VCAM-1), VCAM-1 akan menyebabkan lebih banyak monosit menempel pada
endothelium, sedang MCSF serta fibroblast growth factor (FGF) merangsang
migrasi dan proliferasi sel otot polos.
Makrofag yang banyak mengandung Ox-LDL ini disebut foam cels (sel
busa), yang kemudian diikuti terbentuknya fatty streak (garis lemak), kemudian
commit to user
yaitu terbentunya fibrous plaques (plak fibrosa) yang merupakan inti lemak yang
dikelilingi oleh fibrous caps (kapsula fibrosa). Dengan terjadinya fisura atau
koyaknya trombus, hematoma dan thrombosis, terjadiah complicated lesion atau
advanced lesion (lesi yang melanjut), tempat plak fibrosa mempunyai
kecenderungan untuk terjadinya thrombus mural karena akumulasi tromboksan
A-2 , serotonin serta adhesi difosfat. Gambar satu menunjukan perjalanan waktu dari
aterosklerosis dimana semakin bertambah usia maka akan semakin komplit
aterosklerosis yang terbentuk. (Martin, 2000; Fathoni, 2005; Allen, 1998;
Lixin,2003).
Gambar 2.1. Perjalanan waktu aterosklerosis (Leeson,2001)
commit to user 5. Perkembangan lesi arterosklerotik
Lesi aterosklerotik diawali pada tempat tertentu yang merupakan daerah
terjadinya aterosklerotik pada tunika intima arteria (atherosclerotic prone region).
Menurut Stary, 2000, perkembangan aterosklerotik dapat dibagi dalam delapan
tipe/tahap:
Tipe I : dimulai dengan terjadinya isolated Macrophage Foam cells (sel busa yang
merupakan makrofag yang berisi butiran lipoprotein ox-LDL) dan akan
berkembang kebeberapa lokasi dari arteria sehingga membentuk
penebalan tunika intima, dimana VCAM-1 juga berperan dalam
migrasi monosit, seperti pada gambar dua.
commit to user
Tipe II: merupakan lesi foam cells layers yang mengandung garis atau lembaran
macrophage foam cells dan sel otot polos sehingga terbentuk fatty
streak (garis lemak).
Tipe III : merupakan peralihan antara tipe II dan tipe IV dimana terjadi
penambahan butiran lipid ekstraseluler dan infiltrasi otot polos.
Tipe IV : dimana terbentuk lipid core (inti lemak) yang dikelilingi oleh sel otot
polos. Fase ini terjadi oleh karena adanya kerusakan sel endotel oleh
beberapa faktor risiko, akibat peningkatan permeabilitas vaskuler
terhadap LDL dan monosit serta adanya proliferasi otot polos (Fathoni
M, 2005).
Infiltrasi dan akumulasi LDL tergantung pada dua mekanisme yaitu
aktifitas reseptor spesifik dan mekanisme kerusakan endotel. Semakin besar
kerusakan edotel maka infiltrasi LDL endotel semakin banyak.
Kerusakan endotel tergantung pada peran mmLDL dalam peningkatan
penepian monosit ke tepi pembuluh darah akibat rangsangan ICAM-1 dan
VCAM-I. Setelah monosit melekat pada permukaan pembuluh darah, beberapa
molekul protein kemotaktik spesifik seperti MCP-I,CSF dan TGF menarik atau
mengikat monosit masuk kedalam jaringan subendotel serta merubah monosit
menjadi sel makrofag.
Tipe V: pada fase ini akan terjadi migrasi dan proliferasi sel otot polos serta
matriks ekstraseluler yang lebih banyak sehingga akan terjadi fibrous
palaques (plak fibrosa) yang merupakan inti lipid yang diselimuti oleh
commit to user
Tipe VI: pada fase ini terjadilah advanced lesion atau complicated paques yang
akan menentukan progresi atau perjalanan PJK, dimana plak fibrosa
mempunyai kecenderungan untuk terjadinya akumulasi tromboxan A2
(Tx A2), serotonin dan adenosine difosfat atau ADP.
Tipe VII: pada fase ini terjadi calcification predominates yang merupakan proses
kalsifikasi dari lesi fosfolipid.
Tipe VIII: pada fase ini terjadi fibrous tissue change predominates dimana lesi
lebih banyak menunjukkan adanya jaringan fibrosa dengan sedikit atau
tanpa inti lipid serta dengan sedikit atau tanpa kalsium (Fathoni, 2005;
Boyle, 2005).
B. Anak Dengan Riwayat Berat Lahir Rendah
Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir dipengaruhi
oleh lingkungan intrauterin sekitar 62 %, gen yang di turunkan oleh orang tua
sekitar 20 %, dan sekitar 18 % ditentukan oleh gen dari fetus sendiri (Szitanyi,
2003; Damanik, 2008).
Anak yang mempunyai riwayat kelahiran dengan berat badan lahir rendah
telah dilaporkan ada hubungan dengan kejadian penyakit dabetes mellitus
(NIDDM), hipertensi, penyakit jantung iskemik (resisten insulin), dan
hipertrigliseridemia dikemudian hari. Di mana hal tersebut disebut juga sebagai
commit to user
Aterosklerosis merupakan proses dengan risiko multifaktor. Sampai
sekarang tidak ada penjelasan yang jelas mengenai semua faktor risiko pada
patogenitas aterosklerosis. Salah satunya adalah riwayat berat lahir rendah,
dimana proses terjadinya aterosklerosis sudah dimulai sejak di dalam kandungan.
Telah banyak penelitian yang berusaha menjelaskan patogenitas ateroskerosis
yang berhubungan dengan faktor risiko berat lahir rendah (Michael, 2008).
Gizi yang tidak adekuat selama masa kehamilan pada berat lahir rendah di
perkirakan dapat merubah program pertumbuhan dan metabolisme janin yang
akan mempunyai efek yang permanen pada status kesehatannya dikemudian hari
(Kaijser, 2008).
Nutrisi yang kurang selama masa kehamilan akan mengubah program
pertumbuhan dan metabolisme janin atau akan terjadi defek pada proses
pertumbuhan dan metabolisme janin, yang akan merubah struktur dan fungsi
metabolism dimana akan terjadi gangguan axis hypothalamic-pituatary-adrenal
(HPA) dan bersama-sama dengan faktor lingkungan dan presdisposisi genetik
akan memunculkan suatu kelainan / penyakit di kemudian hari di usia dewasa.
Nutrisi yang kurang adekuat selama hamil bisa karena faktor diet yang kurang
dari ibu atau karena gangguan transfer fetoplasental (David, 2005; Banci, 2009).
Dengan adanya gangguan selama masa kehamilan maka akan terjadi
adaptasi metabolisme/endokrin dari fetus, yang akan bersifat tetap sampai dewasa
dan bersama-sama dengan faktor predisposisi genetik dan faktor lingkungan akan
commit to user
Hasil penelitian Godfrey dan Barker tahun 2000 didapatkan bahwa nutrisi
yang kurang selama masa janin pada masa kehamilan akan menghasilkan
pertumbuhan dan metabolik janin yang tidak proporsional yang akan menjadi
faktor risiko untuk terjadinya aterosklerosis di masa dawasanya. Masa kehamilan
adalah masa pertumbuhan atau bisa disebut sebagai masa kritis dari pertumbuhan
dan jika ada gangguan selama masa ini maka akan menyisakan perubahan yang
permanen pada organ janin. Selain jantung organ lain juga dapat terganggu karena
nutrisi yang kurang, seperti pertumbuhan sel beta pankreas, glomerulus ginjal,
seperti yang dijelaskan pada gambar 2.3. (Barker,1989; Leeson, 2001; Paul, 2008;
Caroline, 2005).
Gambar.2.3 Risiko penyakit kardiovaskuler pada anak dengan berat badan
commit to user
C. Hubungan Riwayat Berat Lahir Rendah Dengan Kenaikan Kadar
VCAM-1
Beberapa penelitian telah dipublikasikan untuk mencari hubungan riwayat
berat lahir rendah dengan kenaikan kadar VCAM-1 yang akan berakhir dengan
kejadian aterosklerosis dikemudian hari. Meskipun tidak banyak yang dapat
menjelaskan hubungan tersebut, tetapi cukup untuk menyumbangkan wacana
baru. Beberapa hal diduga sebagai patogenesis proses tersebut, diantaranya:
a. Resistensi insulin
Seperti dijelaskan di awal bahwa semua pertumbuhan sel dan metabolik
dimulai sejak masa kehamilan, jika ada gangguan pada masa ini maka
akan terjadi adaptasi organ. Penelitian menghasilkan bahwa terdapat
hubungan antara berat lahir dan kejadian intoleransi glukosa dikemudian
hari. Dan jika dihubungkan dengan BMI yang tinggi maka pada kelompok
riwayat berat lahir rendah mempunyai risiko enam kali untuk terjadi nya
intoleransi glukosa. Prevalensi intoleransi akan meningkat jika BMI
digunakan sebagai variable pembanding. Jadi berat lahir rendah
kemungkinan adalah bagian dari sindroma metabolik yang berhubungan
dengan resistensi insulin, diabetes mellitus, dan hipertensi primer
meskipun tidak dapat diterangkan secara jelas patogenesisnya (Dagmar,
2005).
2. Axis Hypothalamic-Pituatary-Adrenal (Axis HPA)
Anak atau orang dewasa yang lahir dengan berat lahir rendah dilaporkan
mempunyai kadar kortisol yang lebih tinggi. Hipotesis pada penelitian
commit to user
diikuti oleh obesitas akan meningkatkan risiko terjadinya sindroma
metabolik dan penyakit jantung pada usia dewasa (Ijzerman, 2003).
Pada anak dengan riwayat berat lahir rendah terjadi peningkatan
kadar kortisol yang kemungkinan berhubungan dengan peningkatan
aktivitas HPA axis, yang akan mengakibatkan efek hiperglikemia dan
berkurangnya hormon pertumbuhan (David, 2005; Rebecca, 2001).
3. Endotel Vaskular
Penelitian terbaru mengatakan bahwa terdapat hubungan antara berat lahir
dengan perubahan pada endotel vaskular pada masa dekade pertama. Hal
ini didukung konsep bahwa faktor prenatal mempunyai pengaruh langsung
pada dinding pembuluh darah yang akan dimulainya proses aterogenesis
sejak awal kehidupan, dengan berjalannya waktu pengaruh prenatal ini
akan bersama-sama dengan faktor risiko klasik mempercepat aterogenesis
(Gale, 2006; Robyn, 2007).
Pada penelitian dengan menggunakan USG untuk melihat
ketebalan dan aliran darah dalam arteri brakhialis sebelum dan sesudah
diberi tekanan dengan manset, didapatkan penurunan aliran darah setelah
diberi tekanan pada kelompok dengan berat lahir rendah. Penurunan ini
juga didapatkan pada kelompok dengan faktor risiko yang lain yaitu
merokok (Martin,2000; Martin, 2005).
4. Apoliprotein B
Meningkat pada pertumbuhan yang terhambat daripada yang normal, jika
commit to user
apolipoprotein B dan Apo A-1 adalah prediktor terhadap aterosklerosis.
Pada penelitian yang membandingkan Apo A-1 dan B pada yang
mempunyai riwayat berat lahir rendah dengan yang normal, terdapat hasil
yang signifikan dimana terdapat kadar Apo B dan rasio Apo B dan A-1
yang lebih tinggi daripada pada kelompok yang lahir dengan berat normal.
Apolipoprotein memegang peranan penting dalam metabolisme menjadi
plasma lipoprotein. Apo A-1 adalah komponen dari HDL dan aktivator
dari lesitin atau kolesterol asiltranferase. Apo B mempunyai ligans untuk
reseptor endositosis lipoprotein dan komponen esensial dari kilomikron
dan LDL (Ijzeerman, 2001; Skidmore, 2004).
Mekanisme yang jelas mengenai berat lahir dan peningkatan Apo
B dan proses aterogenesisnya belum jelas, kemungkinan karena gangguan
selama masa intrauteri sehingga menggangu axis HPA, sebagai
konsekuensinya terjadi peningkatan kadar kortisol dan penurunan hormon
pertumbuhan. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mencari
alasan dibalik hubungan ini (Radunovic, 1999; Stephen, 2008).
D. Pengaruh Obesitas Dan Usia Terhadap kadar VCAM-1
Obesitas didefinisikan secara sederhana sebagai penimbunan lemak
berlebih pada jaringan adiposa. Obesitas bersumber dari jumlah makanan berupa
kalori yang di makan lebih tinggi dari jumlah kalori yang dipergunakan dalam
kehidupan sehingga terdapat kelebihan kalori yang disimpan dalam bentuk
commit to user
hipertensi, hipertrigliseridemia, menurunkan HDL kolesterol, yang semuanya
dapat menurunkan NO dan meningkatnya ROS sehingga dapat meningkatkan
ekspresi VCAM-1 pada vaskuler.
Semua bentuk penyakit kardiovaskuler meningkat prevalensinya
berhubungan dengan usia, bahkan faktor risiko kardiovaskuler ini belum banyak
diketahui, menunjukkan bahwa ketuaan mengubah fungsi vaskuler dan dengan
berjalannya waktu di tambah semakin panjangnya paparan bahan-bahan yang
dapat meningkatkan ROS maka kadar VCAM-1 juga akan meningkat seiring
waktu dan terbentuknya aterosklerosis secara utuh pada usia dewasa (Hepri,
commit to user E. Kerangka konsep
Lingkup penelitian
Gambar.2.4. Kerangka konsep
Riwayat Berat Lahir Rendah ( < 2500 g)
Lingkungan Intrauteri Genetik
Axis HPA Terganggu
Resistensi insulin Kerusakan Endotel vaskular
NO menurun
ROS meningkat
Migrasi Monosit Kadar VCAM-1 Tinggi
Sel Busa
Aterosklerosis Obesitas
Bertambahnya Usia
commit to user Keterangan kerangka konsep
Berat lahir dipengaruhi oleh faktor intra uteri dan genetik, pada riwayat
berat lahir < 2500 gram akan terjadi adaptasi endokrin dan metabolisme sehingga
terjadi perubahan axis HPA yang kemudian dapat terjadi resistensi insulin dan
kerusakan sel endotel vaskuler yang semuanya dapat menurunkan NO dan
meningkatkan ROS sehingga terekspresinya VCAM-1 dan terjadi rekruitmen
dari monosit di vaskuler dan terjadi perpindahan transendotel menjadi makrofag,
jika proses terus berjalan akan terbentuk sel busa dan ateroskerosis secara
komplit. Obesitas dapat mengakibatkan resistensi insulin dan meningkatnya ROS
sehingga terekspresinya VCAM-1 dan dengan berjalanya usia atau semakin lama
terpaparnya dengan faktor risiko maka kadar VCAM-1 akan semakin banyak
terekspresi di vaskuler.
F. Hipotesis
Terdapat hubungan antara kadar VCAM-1 dengan riwayat berat badan
commit to user BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian historical cohort untuk menelaah hubungan
antara kadar VCAM-1 dengan riwayat berat lahir rendah pada anak usia 15-18
tahun.
B. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di SMU Negeri 1 di Surakarta pada bulan Juli 2010.
C. Populasi
1. Populasi target pada penelitian ini adalah anak usia 15-18 tahun.
2. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah anak usia 15-18 tahun di
SMUN 1 Surakarta.
D. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
Sampel diperoleh dengan cara pencuplikan kluster (cluster sampling). Langkah
pertama dilakukan pendataan SMUN di Surakarta kemudian dipilih satu
sekolahan secara acak. Dari sekolahan yang terpilih secara acak, diambil sampel
penelitian secara fixed exposure sampling, merupakan prosedur pencuplikan yang
dimulai dengan memilih sampel berdasarkan status paparan subjek, sedang status
commit to user
1. Kriteria inklusi: anak-anak yang mempunyai catatan berat lahir, dari KMS
atau seritifikat kelahiran dari rumah sakit.
2. Kriteria eksklusi: anak-anak yang tidak masuk sekolah dan menolak
menandatangani informed consent persetujuan mengikuti penelitian.
E. Besar Sampel
Sampel penelitian didapat secara fixed exposure sampling, dengan perbandingan
subyek yang mengalami paparan berupa riwayat berat lahir rendah dengan berat
badan lahir normal sebesar 1:3.
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel tergantung adalah kadar VCAM-1
2. Variabel bebas adalah riwayat berat badan lahir rendah .
3. Variabel Perancu yang dinilai adalah usia dan obesitas.
G. Definisi Operasional dan Cara Pengukuran
1. Kadar VCAM-1
a. adalah kelompok imunoglobulin molekul adhesi yang merupakan
reseptor protein, yang berperan sebagai pengikat yang sangat kuat
antara sel endotel vaskuler dengan monosit dimana VCAM-1
akan berikatan dengan reseptor di sel monosit yaitu β1-α
commit to user
adanya faktor risiko riwayat berat lahir rendah yang merupakan
tahap awal dari pembentukan aterosklerosis.
b. Pengukuran VCAM-1 dengan metode enzyme linked
immunosorbent assay (Elisa). Dengan bahan pemeriksaan serum
darah menggunakan prinsip Quantitative sandwich enzyme
immunoassay dengan menggunakan enzim Horseradish
peroxidase. Antibodi monoklonal yang spesifik terhadap VCAM-1
diletakkan pada dinding sumur mikroplate. Antibodi tersebut akan
bereaksi dengan VCAM-1 dalam serum, kemudian diikat dengan
antibodi human yang telah dilabel membentuk komplek.
2. Riwayat berat lahir rendah
a. adalah setiap anak yang mempunyai riwayat berat lahir < 2500
gram, tanpa memandang usia kehamilan.
b. Riwayat berat lahir rendah didapatkan dari kuisioner yang
diberikan kepada orang tua sesuai dengan sertifikat
kelahiran/catatan kelahiran.
3. Definisi anak pada penelitian ini adalah yang berumur tepat 15 ≥ s/d ≤ 18
tahun pada saat penelitian sesuai yang tercatat di akta kelahiran.
4. Jenis kelamin pada penelitian ini adalah terbagi menjadi dua yaitu
commit to user
5. Status gizi
a. Dibagi menjadi dua kelompok yaitu obesitas dan bukan obesitas.
Kriteria obesitas ditentukan berdasarkan Indeks Masa Tubuh
(IMT) yaitu berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat
tinggi badan dalam meter (kg/m2). Dikatakan obesitas bila IMT
lebih dari atau sama dengan persentil ke-95 kurva BMI (indeks
masa tubuh) menurut usia dan jenis kelamin CDC 2000.
b. Berat badan diukur dengan menggunakan alat timbangan geser
Internasional, buatan PT Medifortuna Farm, Bandung, Indonesia
yang telah ditera dengan kapasitas maksimal 160 kg dan ketelitian
0,1 kg. Anak ditimbang tanpa sepatu, kaos kaki dan ikat pinggang.
Angka dibaca dalam kilogram, pengukuran dilakukan 2 kali,
hasilnya adalah rata-ratanya.
c. Pengukuran tinggi badan dengan menggunakan alat microtoire,
yang sudah ditera untuk mengukur tinggi badan dengan kapasitas
maksimal 200 cm, dengan ketelitian 0,1 cm. Anak diukur tanpa
sepatu, saat pengukuran kedua tumit merapat, tumit anak, pantat,
bahu dan kepala menempel pada tembok. pengukuran dilakukan
commit to user H. Izin subyek penelitian
Penelitian ini dilakukan atas persetujuan orangtua atau wali dengan cara
menandatangani informed consent yang diajukan oleh peneliti, setelah
sebelumnya mendapat penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian
commit to user I. Alur penelitian
Cluster random, dipilih satu SMUN secara acak
Gambar 3.1 Alur penelitian
SMUN di Surakarta
Anak-anak pada SMUN yang terpilih secara acak
Riwayat Berat lahir rendah
Pengukuran berat badan dan tinggi badan
Pengambilan darah vena (pengukuran kadar VCAM)
Kriteria inklusi
fixed exposure sampling 1:3
Riwayat tidak berat lahir rendah
Analisis Kriteriaeksklusi
commit to user J. Pengolahan data
Data dianalisis mengunakan program SPSS 17.0. Data kadar VCAM-1
ditampilkan dalam mean. Dilakukan uji Mann-Whitney untuk melihat mean
kadar VCAM-1 pada anak dengan riwayat berat badan lahir rendah dan normal.
Dilakukan analisis regresi linier ganda tentang hubungan antara VCAM-1 dan
berat badan lahir, dengan mengontrol pengaruh obesitas.
K. Jadwal kegiatan
Bulan Juli 2010 – Desember 2010
WAKTU KEGIATAN
Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Perijinan dan Randomisasi
SMUN
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan data
commit to user BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMU Negeri 1 Surakarta setelah dilakukan
pencuplikan kluster (cluster sampling) pada bulan Juli 2010. Didapatkan dari 700
siswa hanya 7 anak siswa yang memenuhi kriteria inklusi dengan jenis kelamin 3
perempuan dan 4 laki-laki, dengan perbandingan 1:3 (fixed exposure sampling)
didapatkan total 28 anak yang memenuhi sebagai subyek penelitian, dengan
distribusi jenis kelamin 18 perempuan dan 10 laki-laki.
Tabel 4.1 Karakteristik dasar subyek penelitian (n=28)
n %
Table 4.1 menunjukan karakteristik dasar subyek penelitian. Subyek
penelitian di dominasi jenis kelamin perempuan sebesar 64 % dan hanya
commit to user
Tabel 4.2 Hasil uji Mann-Whitney tentang beda kadar VCAM-1 anak
dengan riwayat berat badan lahir rendah dan normal (n=28)
Berat Badan Lahir
n Mean Median SD
Mann-Whitney (U)
P
BBL Rendah 7 869.6 900.0 137.2 18.00 0.003 BBL Normal 21 649.6 646.9 82.0
Tabel 4.2 menunjukkan mean kadar VCAM-1 anak dengan riwayat berat
badan lahir rendah lebih tinggi daripada anak dengan riwayat berat badan lahir
normal ( mean 870 ng/mL vs 650 ng/mL), dan perbedaan itu secara statistik
signifikan (p = 0.003).
Gambar 4.1 Box plot beda rata-rata kadar VCAM-1 antara
commit to user
Gambar 4.1 menunjukkan rata-rata kadar VCAM-1 anak dengan riwayat
berat badan lahir rendah lebih tinggi daripada anak dengan riwayat berat badan
lahir normal.
Tabel 4.3 Hasil analisis regresi linier ganda tentang hubungan antara kadar
VCAM-1 dan riwayat berat badan lahir, dengan mengontrol pengaruh
obesitas (n=28)
setelah memperhitungkan pengaruh dari obesitas, yang dalam analisi ini tidak
mempunyai pengaruh yang secara statistik signifikan terhadap kadar VCAM-1.
Dari hasil analisis regresi linier ganda didapatkan Adjusted R2 sebesar 48 % yang
artinya riwayat berat badan lahir rendah mampu menjelaskan variasi kadar
commit to user B. Pembahasan
Penelitian ini bertempat di SMU negeri 1 Surakarta, setelah dilakukan
pencuplikan kluster (cluster sampling) terhadap delapan SMU negeri yang ada di
kota Surakarta. Populasi terjangkau pada penelitian ini sebesar 700 siswa, dan
hanya 9 siswa yang mempunyai riwayat berat badan lahir rendah tetapi 7 yang
memenuhi kriteria inklusi dan 2 menolak untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Dengan perbandingan 1: 3 (fixed exposure sampling) maka total subyek penelitian
adalah 28 subyek Data penelitian berasal dari kuisioner dan hasil pemeriksaan
laboratorium (kadar VCAM-1).
Anak dengan riwayat berat badan lahir rendah pada penelitian ini sebesar
9 siswa atau sekitar 1: 78 siswa, dengan distribusi jenis kelamin 3 perempuan dan
4 laki-laki dari total 700 siswa atau sekitar 1:233 anak untuk perempuan dan
1:175 anak untuk jenis kelamin laki-laki. Belum ada data penelitian sebelumnya
mengenai kejadian anak SMU dengan riwayat berat badan lahir rendah,
dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis angka kejadian anak dengan
riwayat BBLR ini.
Pada penelitian ini didapatkan mean kadar VCAM-1 anak dengan riwayat
berat badan lahir rendah lebih tinggi daripada anak dengan riwayat berat badan
lahir normal ( mean 870 ng/mL vs 650 ng/mL ), dan perbedaan itu secara statistik
signifikan (p = 0.003). Belum ada data penelitian sebelumnya mengenai kadar
VCAM-1 pada anak dengan riwayat berat badan lahir rendah.
Pada anak dengan berat badan lahir rendah maka akan terjadi gangguan
commit to user
gangguan aksis HPA, resistensi insulin dan kerusakan endotel vaskuler. Dengan
berjalannya waktu NO akan menurun, ROS akan meningkat dan terekspresinya
VCAM-1 dipermukaan endotel yang mengalami kerusakan yang pada akhirnya
jika terus berlangsung akan terbentuk plak aterosklerosis yang lengkap. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian ini dimana pada anak dengan riwayat berat badan
lahir rendah mempunyai mean kadar VCAM-1 yang lebih tinggi dibandingkan
anak dengan riwayat berat badan lahir normal (Baker 2000, David 2005, Gale
2006).
Pada penelitian ini digunakan usia 15-18 tahun atau batasan maksimal dari
batasan umur untuk anak sesuai WHO, karena berdasarkan penelitian sebelumnya
dengan metode otopsi, pada usia ini sudah terbentuk plak ateroma, diharapkan
pada usia ini jika dilakukan pemeriksaan kadar VCAM-1 pada anak dengan
riwayat berat badan lahir rendah sudah mendeteksi secara dini proses awal
sebelum terbentuknya plak ateroma (Myung, 2008).
Status gizi pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu obesitas dan bukan
obesitas. Setelah memperhitungkan pengaruh obesitas pada penelitian ini
menunjukkan bahwa anak dengan riwayat berat badan lahir rendah rata-rata
memiliki kadar VCAM-1 225 ng/mL lebih tinggi daripada anak dengan riwayat
berat badan lahir normal, dan hubungan itu secara statistik signifikan (b = 224.6;
p < 0.001; CI 95% 134.8 s/d 691.6). Obesitas dalam analisi ini tidak mempunyai
pengaruh yang secara statistik signifikan terhadap kadar VCAM-1 (p = 0.515; CI
95 % - 102.6 s.d 199.5), dimana pada penelitian ini hanya didapatkan 2 subyek
commit to user
menjelaskan bahwa kadar VCAM-1 yang tinggi tidak selalu disebabkan karena
status gizi yang obesitas (dengan CI 95% - 102.6 s.d 199.5). Pada penelitian ini
faktor riwayat berat badan lahir rendah setelah memperhitungkan faktor obesitas
mampu menjelaskan variasi kadar VCAM-1 sebesar 48% (Adjusted R2= 47.6% ).
Belum ada data penelitian sebelumnya mengenai kadar VCAM-1 pada anak
dengan riwayat berat badan lahir rendah dan obesitas.
Obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin, kerusakan endotel vaskuler
dengan mekanisme yang berbeda, tetapi pada akhirnya dapat meningkatkan
ekspresi VCAM-1 dipermukaan endotel vaskuler. Belum ada data mengenai kadar
VCAM-1 pada anak SMU dengan obesitas, pada penelitian ini tidak didapatkan
hasil yang signifikan terhadap kadar VCAM-1, hal ini mungkin disebabkan
sedikitnya sampel obesitas dan untuk mengetahui pengaruh terhadap kadar
VCAM-1 diperlukan penelitian lebih lanjut.
C. Kelemahan Penelitian
Jumlah subyek yang terlalu sedikit dapat mempengaruhi kemaknaan pada
saat analisis data. Didapatkan rentang confidence interval yang lebar terutama
pada analisis pengaruh obesitas terhadap kadar VCAM-1. Diperlukan penelitian
commit to user BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Anak usia 15-18 tahun dengan riwayat berat badan lahir rendah
mempunyai mean kadar VCAM-1 224.6 ng/ml lebih tinggi daripada anak dengan
riwayat berat badan lahir normal (b= 224.6; p< 0.001). Kesimpulan ini dibuat
setelah memperhitungkan pengaruh obesitas.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini didapatkan kadar VCAM-1 yang lebih tinggi pada
anak usia 15-18 tahun dengan riwayat berat badan lahir rendah sehingga dapat
melakukan penatalaksanaan preventif sejak dini terhadap terjadinya
aterosklerosis dikemudian hari
C. Implikasi Penelitian
1. Bagi Bidang Akademik
Anak usia 15-18 tahun dengan riwayat berat badan lahir rendah
mempunyai pengaruh terhadap kadar VCAM-1, dan sebagai masukan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai riwayat berat badan lahir rendah terhadap
commit to user 2. Bagi Bidang Pelayanan Kedokteran keluarga
Seorang dokter keluarga diharapkan mengerti dan mampu memberikan
informasi mengenai faktor risiko riwayat berat lahir rendah terhadap kadar
VCAM-1 dan terjadinya aterosklerosis dikemudian hari sehingga dapat dilakukan