• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKS PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LKS PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor Daftar : 100/S/PGSD/R/23/VI/2014

PENGEMBANGAN LKS PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

FRISKA RISDIANI 1004145

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh Friska Risdiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Friska Risdiani

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

FRISKA RISDIANI NIM. 1004145

PENGEMBANGAN LKS

PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Drs. Rustono WS, M. PD. NIP. 19520628 198103 1 001

Pembimbing II,

Ghullam Hamdu, M. Pd. NIP. 19800622 200801 1 004

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(4)

harus dikaitan dengan permasalahan yang biasa dihadapi siswa sehari-hari. Untuk menemukan solusi dari permasalahan diperlukan pengetahuan yang menyeluruh dari suatu konsep. Salah satu cara guru untuk membantu siswa belajar memecahkan masalah adalah dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah. Persoalannya hanya terletak pada masalah memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan. Salah satu cara untuk memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan adalah dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (research & development) model 4D Thiagarajan. Adapun model pengembangan 4-D ini terdiri atas 4 tahap utama, yaitu (1) define (pendefinisian), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan), dan (4) disseminate (penyebaran). Pengembangan dilakukan pada tahap ketiga dari metode tesebut. Pengembangan dilakukan dengan cara validasi, uji coba dan revisi sampai pada produk akhir. Respon siswa terhadap LKS pada uji coba 1 lebih baik dibandingkan dengan uji coba 2. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningakatan pemahaman siswa terhadap LKS sebanyak 30,6%. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah produk berupa LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar yang di batasi dalam subtema listrik di sekitar kita. Subtema listrik di sekitar kita mengintegrasikan tiga mata pelajaran yaitu mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, bahasa Indonesia dan matematika. Sedangkan konsep yang dibahas yaitu konsep rangkaian listrik, penguraian teks penjelasan, dan denah serta letak koordinat suatu benda. Kata kunci: pengembangan, LKS, pembelajaran berbasis masalah, bermain dengan benda-benda disekitar

(5)

ABSTRACT

Learning in curriculum 2013 was done by integrating many basic competencies or subjects still on one concept in a particular theme. Learning is done thematically, so that the knowledge of the students about a concept can be holistic. To be more meaningful learning, learning must be attributed to the problems commonly faced by students daily. To find the solution of the problem required a thorough knowledge of a concept. One way teachers to help student to solve problems is using problem-based learning method. The problem are how guiding student activity and give the direction. To guide the student activity and give the direction is the use of Student Worksheet. The method for this research is research and development (R & D) 4D models by Thiagarajan. The 4-D model consists of four main phases, namely (1) define, (2) design, (3) develop, and (4) disseminate. Development is done on the third stage of the method proficiency level. Development is done by means of validation, trial and revisions to the final product. Students' response in first trial is better than the second trial. This is evidenced by the increase presence of student worksheet students' understanding as much as 30.6%. The results of this study is a product in the form of worksheets in problem-based learning on the theme of play with objects around which the limit of the electrical sub-themes around us. Subtheme electricity around us integrated the three subjects there are Science subjects, Indonesian and Mathematics. While the concept discussed the concept of an electric circuit, the decomposition of descriptive text, and icograph and the location of the coordinates of an object.

(6)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN LKS PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tasikmalaya, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,

(7)

PENGEMBANGAN LKS

PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

ABSTRAK

Pembelajaran pada kurikulum 2013 dilakukan dengan cara memadukan berbagai kompetensi dasar atau mata pelajaran yang masih satu konsep dalam satu tema tertentu. Pembelajaran dilakukan secara tematik agar pengetahuan yang dimiliki siswa mengenai suatu konsep dapat bersifat holistik. Agar pembelajaran lebih bermakna, pembelajaran harus dikaitan dengan permasalahan yang biasa dihadapi siswa sehari-hari. Untuk menemukan solusi dari permasalahan diperlukan pengetahuan yang menyeluruh dari suatu konsep. Salah satu cara guru untuk membantu siswa belajar memecahkan masalah adalah dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah. Persoalannya hanya terletak pada masalah memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan. Salah satu cara untuk memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan adalah dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (research & development) model 4D Thiagarajan. Adapun model pengembangan 4-D ini terdiri atas 4 tahap utama, yaitu (1) define (pendefinisian), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan), dan (4) disseminate (penyebaran). Pengembangan dilakukan pada tahap ketiga dari metode tesebut. Pengembangan dilakukan dengan cara validasi, uji coba dan revisi sampai pada produk akhir. Respon siswa terhadap LKS pada uji coba 1 lebih baik dibandingkan dengan uji coba 2. Hasil pekerjaan siswa pada uji coba 2 pun lebih baik jika dibandingkan dengan uji coba 1. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningakatan pemahaman siswa terhadap LKS sebanyak 30,6%. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah produk berupa LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar yang di batasi dalam subtema listrik di sekitar kita. Subtema listrik di sekitar kita mengintegrasikan tiga mata pelajaran yaitu mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, bahasa Indonesia dan matematika. Sedangkan konsep yang dibahas yaitu konsep rangkaian listrik, penguraian teks penjelasan, dan denah serta letak koordinat suatu benda. Kata kunci: pengembangan, LKS, pembelajaran berbasis masalah, bermain dengan benda-benda disekitar

(8)

Tiada untaian dan syukur yang pen Pemurah lagi Maha P dapat menyelesaikan Pembelajaran Berbasi Shalawat beserta sal habibanaa waa’nabiy

sahabat-sahabatnya da Skripsi ini d memperoleh gelar s Pendidikan Indonesia ini berkat izin dan p berbagai pihak. Semo berlipat ganda dari Al

Penulis menyadar kekurangan yang har dan wawasan ilmu pe dan kritik yang mem datang. Disamping itu pihak yang telah me kata, penulis berhara pendidikan, khususny

iii

KATA PENGANTAR

an kata yang paling indah dan bermakna, sela penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., Dz a Penyayang, karena berkat rahmat dan karun kan skripsi dengan judul “Pengembanga asis Masalah Tema Bermain dengan Benda-be salam semoga dilimpahkan kepada Sang Pe biyanaa Muhammad SAW. begitu pula kepad dan umatnya yang selalu setia hingga akhir zam diajukan untuk memenuhi sebagian dari sarjana pendidikan program S1 PGSD d sia Kampus Tasikmalaya. Penulis dapat menye pertolongan Allah SWT, serta bantuan dan moga amal baik yang telah diberikan mendapa Allah SWT.

dari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena arus diperbaiki. Hal ini dikarenakan terbatasn pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karen embangun akan diterima guna perbaikan di m itu, penulis rasa terima kasih penulis sampaik memberi kontribusi dalam penyelesaian penel arap mudah-mudahan karya kecil ini berman

nya pendidikan dasar, Amin.

Tasikma

selain untaian puji Dzat Yang Maha runia-Nya penulis gan LKS pada benda di Sekitar.” Penerang zaman, pada keluarganya, zaman.

ari syarat untuk dari Universitas yelesaikan skripsi n bimbingan dari apat imbalan yang

ena masih terdapat asnya kemampuan rena itu, komentar i masa yang akan aikan untuk semua nelitian ini. Akhir anfaat bagi dunia

malaya, Juni 2014

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M. Pd., selaku Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

2. Drs. Yusuf Suryana, M. Pd., selaku Sekretaris Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

3. Drs. Rustono WS, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah tulus memberikan arahan, nasehat, dan motivasi dengan penuh kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ghullam Hamdu, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah tulus memberikan arahan, nasehat dan motivasi dengan penuh kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Edi Hendri, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Metode Penelitian Pendidikan SD yang selalu tulus memberikan ilmunya.

6. Staf pengajar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. 7. Staf administrasi Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. 8. Kepala Sekolah beserta seluruh guru Sekolah Dasar Negeri Gugus

Sindangpalay Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

9. Ayahanda Juned Junedi dan Ibunda Dian Angriani, serta adik tercinta Ikbal Agustian yang tak pernah lelah memberi semangat di setiap langkah serta dukungan material dan spritual.

10. Rekan-rekan seperjuangan di UPI Kampus Tasikmalaya Angkatan 2010, tim skripsi PBL (Yesi, Pevi, Nur Aeni, Restu, Rahayu), Kelas Interest IPA, dan Kelas 2C.

11. Seluruh guru yang telah berjasa menambah ilmu dan wawasan penulis.

(10)

v DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A.Penelitian dan Pengembangan ... 8

B.Kurikulum ... 9

C.Tematik ... 10

D.Pembelajaran Berbasis Masalah ... 11

E. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 15

F. Materi pada Tema Bermain dengan Benda-Benda di Sekitar ... 18

G.Kerangka Berpikir ... 22

H.Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Sumber Data Penelitian ... 24

1. Lokasi Penelitian ... 24

2. Subjek Sumber Data Penelitian ... 24

B.Desain Penelitian ... 19

1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 25

2. Prosedur Penelitian... 27

C.Metode Penelitian ... 33

D.Definisi Istilah ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 36

G.Teknik Pengumpulan Data ... 37

(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 40

1. Deskripsi Hasil Tahap Pendefinisian (Define) ... 40

2. Deskripsi Hasil Tahap Perancangan (Design)... 45

3. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan (Develop)... 48

4. Deskripsi Hasil Tahap Penyebaran (Disseminate) ... 88

B.Pembahasan ... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 92

B.Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 96

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaksis Pembelajaran Berbasis Masalah ... 13

Tabel 2.2 Kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi (SK) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 19

Tabel 2.3 Kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi (SK) Matematika 20

Tabel 2.4 Kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi (SK) Bahasa Indonesia ... 21

Tabel 3.1 Subjek Uji Coba Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data Uji Coba ... 33

Tabel 3.3 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen yang Digunakan ... 35

Tabel 4.1 Sebaran Usia Siswa Kelas V di Beberapa SDN Gugus Sindangpalay ... 41

Tabel 4.2 Indikator Pembelajaran Subtema Listrik di Sekitar Kita ... 43

Tabel 4.3 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam LKS ... 45

Tabel 4.4 Daftar Nama Validator Ahli ... 49

Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli ... 49

Tabel 4.6 Hasil Revisi 1 ... 51

Tabel 4.7 Observasi terhadap Beberapa Pertanyaan Siswa pada Uji Coba 1 66 Tabel 4.8 Analisis Jawaban LKS Uji Coba 1 ... 67

Tabel 4.9 Hasil Analisis Respon Siswa terhadap LKS pada Uji Coba 1 ... 68

Tabel 4.10 Hasil Revisi 2 ... 70

Tabel 4.11 Observasi terhadap Beberapa Pertanyaan Siswa pada Uji Coba 2 83 Tabel 4.12 Analisis Jawaban LKS Uji Coba 2 ... 85

Tabel 4.13 Hasil Analisis Respon Siswa terhadap LKS pada Uji Coba 2 ... 86

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Proses Penelitian dan Pengembangan Model Four-D ... 31 Gambar 3.2 Komponen dalam analisis daya (interactive model)

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Studi Pendahuluan ... 96

Lampiran A. 1 Transkrip Wawancara ... 97

Lampiran A. 2 Contoh LKS yang Digunakan Guru ... 104

Lampiran A. 3 Contoh Hasil Studi Dokumentasi ... 105

Lampiran B Uji Coba ... 107

Lampiran B. 1 Hasil Validasi Ahli ... 108

Lampiran B. 2 RPP Uji Coba 1 ... 109

Lampiran B. 3 LKS Uji Coba 1 ... 126

Lampiran B. 4 Contoh Analisis LKS Uji Coba 1 ... 151

Lampiran B. 5 Hasil Observasi Pertanyaan Siswa Uji Coba 1 ... 169

Lampiran B. 6 Kuesioner Respon Siswa Uji Coba 1 ... 174

Lampiran B. 7 Kuesioner Respon Guru Uji Coba 1 ... 176

Lampiran B. 8 RPP Uji Coba 2 ... 177

Lampiran B. 9 LKS Uji Coba 2 ... 192

Lampiran B. 10 Contoh Analisis LKS Uji Coba 2 ... 206

Lampiran B. 11 Hasil Observasi Pertanyaan Siswa Uji Coba 2 ... 224

Lampiran B. 12 Kuesioner Respon Siswa Uji Coba 2 ... 225

Lampiran B. 13 Kuesioner Respon Guru Uji Coba 2 ... 227

Lampiran C Produk Penelitian ... 228

Lampiran C. 1 RPP Penelitian ... 229

Lampiran C. 2 Produk Akhir LKS ... 245

Lampiran D Dokumentasi ... 260

Lampiran D. 1 SK Dosen Pembimbing Skripsi ... 261

Lampiran D. 2 Surat Ijin Penelitian dari Lembaga ... 262

Lampiran D. 3 Surat Ijin Penelitian dari KESBANG Kota Tasikmalaya ... 263

Lampiran D. 4Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya 264 Lampiran D. 5 Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sindangpalay 1 ... 265

Lampiran D. 6 Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sindangpalay 4 ... 266

Lampiran D. 7 Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sukamaju 2 ... 267

Lampiran D. 8 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 1 ... 268

Lampiran D. 9 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 2 ... 269

Lampiran D. 10 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 3 ... 270

Lampiran D. 11 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 4 ... 271

Lampiran D. 12 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 1... 272

Lampiran D. 13 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 2... 273

Lampiran D. 14 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 3... 274

Lampiran D. 15 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Cibungkul ... 275

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

“Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI” (Salinan lampiran permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang kurikulum SD). Dengan demikian pembelajaran pada kurikulum 2013 dilakukan dengan mengaitkan berbagai kompetensi dasar atau mata pelajaran yang masih satu konsep dalam satu tema tertentu. Pembelajaran dilakukan secara tematik agar pengetahuan yang dimiliki siswa mengenai suatu konsep dapat menyeluruh tidak terpisah pisah. Agar pembelajaran lebih bermakna pembelajaran harus dikaitan dengan permasalahan yang biasa dihadapi siswa sehari-hari. Untuk menemukan solusi dari permasalahan diperlukan pengetahuan yang menyeluruh dari suatu konsep.

(16)

How we teach must also change in order to prepare our students to cope with these new situations: students need more than ever to be able to pose questions, seek and find appropriate resources for answering these questions, and communicate their solutions effectively to others. (Duch, et al , 2001, hlm.3)

Cara guru mengajar juga harus berubah untuk mempersiapkan siswa mengatasi situasi baru. Siswa perlu lebih dari sebelumnya untuk dapat mengajukan pertanyaan, mencari dan menemukan sumber daya yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, dan mengkomunikasikan solusi mereka secara efektif kepada orang lain. Salah satu cara guru untuk membantu siswanya belajar memecahkan masalah adalah dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL). “It is crucial that the students in a PBL curriculum become lifelong learners who have learned to take responsibility for their own learning process” (Graaff & Kolmos, 2003). Pembelajaran berbasis masalah lebih menitikberatkan pada proses kegiatan yang siswa lakukan dalam suatu pembelajaran (student centre). Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa diajak untuk berpikir dan melakukan suatu aktivitas untuk menemukan solusi atas suatu permasalahan. Menurut Nasution (2011, hlm.140) “Masalah yang terpecahkan melalui problem solving mantap dan sukar dilupakan, apalagi bila mengenai pemikiran pada taraf tinggi”. Apabila siswa terlibat langsung dalam memecahkan masalah maka pembelajaran akan lebih bermakna dan sulit untuk dilupakan, dibandingkan siswa hanya diberikan teori terus menerus tanpa adanya kegiatan yang dilakukan.

(17)

3

pengetahuan baru yang akan didapatnya. ‘Masalah yang disajikan guru harus merupakan masalah yang konkret ada dalam dunia siswa. Salah satu ciri dari pembelajaran berbasis masalah adalah fokus kepada keterkaitan berbagai disiplin ilmu’ (Nurhadi dalam Putra, J. D.hlm 90). Pembelajaran berbasis masalah sangat cocok apabila diterapkan dalam kurikulum 2013 yang menuntut pembelajaran secara tematik-integratif.

Menurut Dewey dalam Prastowo (2013, hlm.158-159) bahwa ‘anak selalu aktif’. Persoalannya hanya terletak pada masalah memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan. Salah satu cara untuk memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan adalah dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Keberhasilan pembelajaran berbasis masalah tidak terlepas dari penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang menunjang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnnya bahwa dalam kurikulum 2013 pembelajaran harus tematik-integratif dan pembelajaran berbasis masalah menekankan pada keterkaitan antara disiplin ilmu. Maka LKS yang digunakan pun haruslah tematik agar pemahaman siswa bersifat holistik dalan suatu konsep.

Sebagai fasilitaror guru dapat mengembangkan LKS yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sebuah pembelajaran dengan menggunakan LKS akan memudahkan guru untuk menanamkan konsep yang ingin disampaikan oleh siswa, menarik minat siswa, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif. Karena dengan LKS siswa dituntun untuk memahami suatu konsep atau memecahkan suatu masalah tanpa mereka sadari dan posisi guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator saja. LKS berisikan permasalahan yang harus dipecahkan siswa dan berisikan petunjuk kegiatan yang harus dilalui untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. LKS akan membantu siswa untuk mengonstruksi pengetahuan yang akan dimilikinya.

(18)

guru yang masih menganggap bahwa LKS merupakan alat evaluasi bukan sebagai bahan ajar yang membantu siswa dalam proses pembelajarannya. Selain itu banyak LKS yang digunakan dalam proses belajar mengajar tidak sesuai dengan konsep LKS yaitu berisikan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kebanyakan dari LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran berbentuk seperti buku berjenis LKS yang sebenarnya hanya berisikan rangkuman materi dan soal – soal yang harus dikerjakan oleh siswa.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian mengenai pembelajaran berbasis masalah dan penelitian pengembangan LKS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anggita Ayu Fitriani berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantu LKS Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Sd N 02 Banjardawa. Dari hasil analisis data yang diujikan diperoleh analisis thitung = 3,428. Pada taraf signifikasi 5% diperoleh t tabel = 1,71. Karena t hitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,428 > 1,71 maka signifikan sehingga hipotesis penelitian “ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berbantu LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N 02 Banjardawa Pemalang” dapat diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berbantu LKS terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD N 02 Banjardawa Pemalang Tahun Ajaran 2012/2013.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan LKS pada Pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar.” B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian maka masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran berpusat pada guru

b. Sulitnya siswa dalam mengaplikasikaan teori yang dimiliki. c. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran

(19)

5

berupa LKS bukan LKS yang berisi petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan siswa

d. Belum ditemukan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar

C. Rumusan Masalah Penelitian

a. Bagaimana penggunaan LKS dalam kegiatan pembelajaran di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014?

b. Bagaimana rancangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

c. Bagaimana implementasi rancangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar dalam proses uji coba di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

d. Bagaimana bentuk LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi penggunaan LKS pada kegiatan pembelajaran di SD Negeri

Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014

2. Menghasilkan rancangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

(20)

bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

4. Menghasilkan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang diharapkan peneliti setelah penelitian dilaksanakan:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata tentang pengembangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan sebuah LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah contoh bagi pengembangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar pada masa yang akan datang

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami lebih jelas alur penelitian skripsi ini, maka struktur organisasi atau sistematika penulisan dijabarkan sebagai berikut.

1. Bab I Pendahuluan. Terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi

2. Bab II Kajian Pustaka. Berisi konsep, teori, dalil dan hukum yang digunakan penelitisebagai dasar dan acuan penelitian

(21)

7

metode penelitian, definisi istilah, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data penelitian.

4. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi analisis data, identifikasi data dan segala temuan di lapangan guna mengetahui hasil penelitian serta pembahasan. Hasil analisis data dikaitkan dengan kajian pustaka.

5. Bab V. Kesimpulan dan Saran. Hasil analisis dan pembahasan selanjutnya disajikan dalam bentuk singkat dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah. Saran berisi rekomendasi untuk pembaca, bersifat konstruktif dan didasarkan pada hasil temuan yang telah diperoleh secara ilmiah.

6. Daftar Pustaka. Berisi seluruh sumber yang dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi

(22)

24

1. Lokasi Penelitian

Proses studi pendahuluan dalam penelitian ini mengambil lokasi di SD Negeri

Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. SD

Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

terletak di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat. Peneliti

melakukan studi pendahuluan di tiga buah sekolah yaitu SDN Sindangpalay I, SDN

Sindangpalay IV, dan SDN Sukamaju II.

Sedangkan untuk tahap uji coba peneliti mengambil lokasi di ruangan micro

teaching UPI Kampus Tasikmalaya yang terletak di jalan Dadaha no. 18 Kota

Tasikmalaya. Pemilihan lokasi pada tahap uji coba ini dikarenakan ruangan micro

teaching dinilai lebih kondusif dibandingkan dengan lokasi SD. Selain itu untuk

kepentingan tim skripsi yaitu pengambilan video pelaksanaan pembelajaran berbasis

masalah. Untuk uji coba 1 peneliti menggunakan SDN Sindangpalay I sedangkan

untuk uji coba 2 peneliti menggunakan SDN Sindangpalay IV.

2. Subjek Sumber Data Penelitian

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley

dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu

tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara

sinergis. Pada objek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam

aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu. Hal ini

sejalan dengan Sugiyono (2009, hlm. 298) yang menyatakan bahwa :

(23)

25

Jika pada penelitian kuantitatif sumber data disebut responden, maka pada

penelitian kualitatif sumber data disebut nara sumber, partisipan, informan

Penentuan sumber data pada penelitian kualitatif menggunakan teknik sampling.

Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive. Menurut

Sukmadinata (2011, hlm. 216) “purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data yang dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.”

Sedangkan Arikunto (2010, hlm. 183) mengemukakan bahwa:

Purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu karena beberapa pertimbangan misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Pada pelaksanaan penelitian pengambilan subjek sumber data dibagi menjadi dua

tahap, yaitu tahap pengambilan data melalui analisis masalah di tiga SD Negeri

Gugus Sindangpalay Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya yang diikuti oleh 35

siswa dari SD Negeri Sindangpalay I, 36 siswa dari SD Negeri Sindangpalay IV, dan

60 siswa dari SD Negeri Sukamaju II.

Tahap selanjutnya yaitu tahap uji coba produk. 25 orang siswa dari SDN

Sindangpalay I mengikuti tahap uji coba 1 sedangkan 25 orang siswa SDN

Sindangpalay IV mengikutitahap ujic coba 2. Maka, jumlah subjek uji coba adalah 50

siswa, sedangkan jumlah seluruhl subjek penelitian adalah 131 siswa.

Selain itu untuk mendapatkan gambaran tentang masalah di lapangan dan kondisi

siswa, maka peneliti menambahkan nara sumber lain yaitu guru kelas V. Ada tiga

guru kelas V yang dijadikan peneliti sebagai nara sumber, yaitu guru SDN

Sindangpalay I, guru SDN Sindangpalay IV dan guru SDN Sukamaju II.

B. Desain Penelitian

1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Proses pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini mengacu

(24)

menjadi 3-D. Produk perangkat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah LKS

berbasi masalah dengan subtema listrik di sekitar kita. Adapun model pengembangan

4-D ini terdiri atas 4 tahap utama, yaitu (1) Define (pendefinisian), (2) Design

(perancangan), (3) Develop (pengembangan), dan (4) Disseminate (penyebaran).

Secara garis besar tahapan dalam model 4-D adalah sebagai berikut.

a. Tahapan Pendefinisian (Define). Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat perangkat pembelajaran diawali dengan analisis

tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Pada tahap ini

terdiri dari:

1) Menetapkan masalah

2) Analisis siswa

3) Analisis kurikulum

4) Analisis tugas

5) Perumusan tujuan pembelajaran

b. Tahapan Design (perancangan). Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan

LKS berbasis masalah. Tahap ini terdiri dari :

1) Pemilihan kegiatan yang akan dilakukan

2) Pemilihan alat dan bahan yang dibutuhkan

3) Perencanaan tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan

4) Perancangan pengolahan hasil pengamatan

5) Perumusan pertanyaaan pengarah menuju kesimpulan

c. Tahap Development (pengembangan). Tahap ini peneliti melakukan

pengembangan produk LKS berbasis masalah. Pengembangan LKS berbasis

masalah dilakukan untuk menghasilkan produk LKS berbasis masalah. Tahap ini

terdiri dari :

1) Validasi

2) Revisi

(25)

27

d. Tahap Disseminate (Penyebaran). Pada tahap ini peneliti melakukan penyebaran

dengan memperkenalkan produk yang. Produk yang dihasilkan diperkenalkan

kepada guru sekolah dasar

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan akan memaparkan prosedur yang

ditempuh oleh peneliti dalam membuat produk. Berbeda dengan model

pengembangan yang memaparkan tahapan dalam pengembangan, dalam prosedur

pengembangan masing-masing sifat-sifat dan komponen dalam setiap tahapan

pengembangan dijabarkan secara rinci. Sesuai dengan model yang digunakan yaitu

model 4-D, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Tahap Define (Pendefinisian), dalam tahapan ini terdapat 5 fokus kegiatan

sebagai berikut.

1) Menetapkan masalah

Kegiatan menentukan masalah dilakukan sebagai langkah awal untuk memulai

penelitian. Pada analisis masalah peneliti menetapkan masalah apa yang akan menjadi

fokus penelitian.

2) Analisis siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari siswa yang akan

diteliti. Hal tersebut sesuai dengan Mikarsa dkk. (2007, hlm. 27) yang menyatakan

bahwa “… bahan ajar dilaksanakan sejalan dengan karakteristik perkembangan siswa

…”. Karakteristik siswa ditelaah berdasarkan kebutuhan dan perkembangannya

sebagai acuan untuk rancangan LKS berbasis masalah.

3) Analisis kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan untuk menetapkan kompetensi inti dan kompetensi

dasar yang akan digunakan sebagai acuan pembuatan LKS berbasis masalah.

(26)

dipadukan menjadi satu subtema pembelajaran. Kompetensi inti dan kompetensi

dasar dikembangkan menjadi berbagai indikator pembelajaran.

4) Analisis tugas

Analisis tugas ditujukan untuk mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas

agar tercapainya kompetensi dasar. Tahap-tahap penyelesaian tugas ini dapat

dikembangkan dalam pembelajaran.

5) Perumusan tujuan pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran dilakukan berdasarkan indikator pembelajaran

yang telah ditetapkan. Indikator pembelajaran ditetapkan dirumuskan kedalam tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga disesuaikan dengan karakteristik anak.

b. Tahap Design (Perancangan)

Dalam tahapan ini adalah perancangan LKS berbasis masalah. Adapun dalam

tahap ini terdiri dari kegiatan:

1) Pemilihan kegiatan yang akan dilakukan

Pemilihan kegiatan yang akan dilakukan didasarkan pada tujuan pembelajaran

yang telah dirumuskan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus mengaktifkan siswa

dalam pembelajaran dan membuat siswa terlibat memecahkan masalah.

2) Pemilihan alat dan bahan yang dibutuhkan

Alat dan bahan yang dipilih disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan

siswa dalam pembelajaran. Alat dan bahan yang digunakan siswa harus menunjang

proses kegiatan pembelajaran siswa sehingga siswa dapat memahami konsep,

mengkonkretkan sesuatu yang abstrak dan membuat sesuatu berdasarkan alat dan

bahan yang ditentukan berdasarkan konsep pembelajaran yang akan disampaikan.

3) Perencanaan tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan

Setelah pemilihan alat dan bahan yang disesuaikan dengan kegiatan yang telah

ditentukan. Maka kegiatan-kegiatan tersebut diurutkan dan disusun tahapan-tahapan

(27)

29

4) Perancangan pengolahan hasil pengamatan

Dalam LKS terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan atau diamati. Hasil

dari kegiatan-kegiatan tersebut diolah dan ditulis hasil pengolahaannya misalnya pada

tabel.

5) Perumusan kesimpulan

Setelah pengolahan hasil pengamatan maka siswa diarahkan untuk membuat

kesimpulan. Kesimpulan diarahkan dapat berupa pengisian kalimat rumpang atau

dapat diarahkan dengan menjawab dari berbagai pertanyaan.

c. Tahap Pengembangan

Dalam tahap pengembangan ini terdiri dari pengembangan perangkat LKS dengan

divalidasi oleh ahli revisi dan uji coba produk. “Validitas merupakan derajat

ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan

oleh peneliti” (Sugiyono, 2009, hlm. 363). Adapun “reliabilitas berkenaan dengan

derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan” (Sugiyono, 2009, hlm. 268).

Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama

menghasilkan data yang sama.

Validasi draf 1 LKS yang divalidasi ahli yang dilakukan bersifat perkiraan atau

judgement, berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari para ahli. Judgement

dari ahli sangat penting untuk menilai kelayakan konsep atau teori yang digunakan.

Proses validasi ahli dilakukan oleh kedua dosesn pembimbing penelitian peneliti. Hal

ini dikarenakan menurut Sukmadinata (2012, hlm. 176) “kelayakan praktis juga dapat

dilakukan oleh para ahli atau pembimbing karena mereka juga punya pengalaman dan

praktik yang cukup luas”. Validasi yang dilakukan berupa meminta analisis

kelayakan teori atau konsep yang digunakan terhadap draf 1 LKS yang

dikembangkan dan meminta saran perbaikan atas kekurangan-kekurangan yang ada.

Draf 1 LKS yang telah divalidasi oleh ahli di analisis oleh peneliti hal-hal apa

saja yang menjadi kekurangannya dan di revisi oleh peneliti. Setelah revisi dilakukan

(28)

Sindangpalay I. Saat proses uji coba 1 dilakukan peneliti melakukan observasi

terhadap penggunaan LKS dan menganalisis hasil isian draf 2 LKS yang diisi oleh

siswa. Selain itu peneliti juga memberikan kuesioner respon guru kepada guru yang

mengajar dan kuesioner respon siswa kepada siswa yang belajar. Hal ini dilakukan

peneliti untuk mengetahui respon dari guru dan siswa terhadap draf 2 LKS. Analisis

kekurangan draf 2 LKS dilakukan berdasarkan observasi dan hasil isian draft 2 LKS

siswa. Kekurangan-kekurangan yang ada di revisi dan terbentuk draf 3 LKS.

Setelah draf 3 LKS dibentuk maka dilakukan uji coba 2 kepada 25 orang siswa

SDN Sindangpalay IV. Sama seperti halnya uji coba 1 peneliti melakukan melakukan

observasi terhadap penggunaan LKS dan menganalisis hasil isian draf 2 LKS yang

diisi oleh siswa. Kemudian peneliti kembali memberikan kuesioner respon guru

kepada guru yang mengajar dan kuesioner respon siswa kepada siswa yang belajar.

Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui respon dari guru dan siswa terhadap draf

3 LKS. Analisis kekurangan draf 3 LKS dilakukan berdasarkan observasi dan hasil

isian draft 3 LKS siswa. Kekurangan-kekurangan yang ada di revisi untuk terakhir

kalinya. Setelah revisi akhir maka terbentuklah produk bahan ajar LKS berbasis

masalah.

d. Tahap Penyebaran

Tahap penyebaran dilakukan secara terbatas. Penyebaran dilakukan dengan cara

mengadakan mengunjugi ke sekolah sekolah yang terdapat di SD Negeri Gugus

Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

Apabila digambarkan, maka alur penelitian yang peneliti laksanakan adalah

(29)

31

Gambar 3.1

Alur Proses Penelitian dan Pengembangan Model Four-D

Validasi Ahli Revisi I

Uji Coba

•Uji Coba 1

•Revisi II

•Uji Coba 2

•Revisi III

Produk Akhir

Berupa:

LKS Berbasis Masalah Analisis Masalah:

• Menetapkan masalah

• Analisis siswa

• Analisis tugas

• Analisis kurikulum

• Perumusan tujuan

pembelajaran

Perancangan LKS Berbasis Masalah:

•Pemilihan kegiatan yang akan dilakukan

•Pemilihan alat dan bahan yang dibutuhkan

•Perencanaan tahapan-tahapan kegiatan

yang akan dilakukan

•Perancangan pengolahan hasil pengamatan

•Perumusan kesimpulan

(30)

Keterangan:

: Tahap Pendefinisian (Define)

: Tahap Perancangan (Design)

: Tahap Pengembangan (Develop)

: Tahap Penyebaran (Disseminate)

a. Desain Uji Coba

Dalam pelaksanaan uji coba, peneliti mengujicobakan LKS yang sebelumnya

telah di validasi oleh validator ahli pada siswa kelas V Gugus Sindangpalay. Pada uji

coba 1 LKS diberikan kepada siswa secara berkelompok dalam kegiatan

pembelajaran berbasis masalah. Setelah diujicobakan hasil pengerjaan LKS dianalisis

apa yang menjadi kekurangan dan kelebihannya. Kekurangan yang terdapat dalam

LKS diperbaiki. Lalu diujikan kembali kepada siswa dan di lihat hasilnya.

b. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba adalah siswa kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas

[image:30.595.112.514.535.633.2]

Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

Tabel 3.1

Subjek Uji Coba Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V

1 SDN Sindangpalay I 25 orang

2 SDN Sindangpalay IV 25 orang

Jumlah 50 orang

c. Jenis data

Data yang dikumpulkan dalam uji coba adalah data untuk mengetahui

implementasi pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis masalah. Adapun

(31)
[image:31.595.112.499.186.503.2]

33

Tabel 3.2

Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data Uji Coba

No.

Jenis Data Teknik

Pengumpulan

Data

Instrumen Sumber

1.

Keterbacaan LKS

pada pembelajaran berbasis masalah

Observasi Lembar

Observasi

Siswa kelas V

2.

Kesesuaian kegiatan

dalam LKS dengan

materi pembelajaran

berbasis masalah

Observasi Lembar

Observasi

Siswa kelas

V

3. Hasil pekerjaan

siswa pada LKS

Pengisian LKS LKS Siswa kelas

V

4 Respon Siswa Pengisisan

kuesioner

Kuesioner Siswa Kelas

V

5.

Respon Guru Pengisian

kuesioner

Kuesioner Guru

pengajar pada

tahap uji

coba

C. Metode Penelitian

“Metode penelitian pengembangan atau dalam bahasa Ingrisnya Research and

Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut” (Sugiyono, 2013, hlm.407).

Menurut Sudjana (dalam Trianto, 2012, hlm.81), “untuk melaksanakan

pengembangan perangkat pembelajaran diperlukan model-model pengembangan

yang sesuai dengan sistem pendidikan”. Salah satu model dalam metode penelitian

pengembangan adalah model penelitian pengembangan Four D atau biasa disingkat

4D. Berdasarkan metode penelitian research and development dengan model

(32)

(define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (development) dan uji

coba (dissemination).

D. Definisi Istilah

Pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini adalah sebuah model

pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menjadikan masalah sebagai acuan

siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran

berbasis masalah menuntut siswa untuk berpikir kritis dan lebih aktif dalam

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

LKS dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa yang dirancang untuk

pembelajaran berbasis masalah dengan tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar

subtema Listrik di Sekitar Kita. Lembar Kerja Siswa berisi petunjuk-petunjuk yang

harus dilakukan untuk memecahkan suatu pemasalahan yang dihadapkan dan menjadi

pedoman siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran berbasis masalah dikelas.

Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar merupakan salah satu tema yang

terdapat dalam kurikulum 2013 di kelas V Sekolah Dasar sub tema Listrik di Sekitar

Kita. Mata pelajaran yang ditematikan adalah Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa

Indonesia dan Matematika

E. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”

(Arikunto, 2010, hlm. 203). Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner,

lembar observasi, pedoman wawancara, check-list, dan LKS.

1. Lembar Kuesioner

Lembar kuesioner berisikan sejumlah pertanyaan yang dijawab oleh responden

(33)

35

2. Lembar observasi

Lembar observasi berisikan hal-hal yang harus diamati dan dicatat oleh peneliti

pada saat kegiatan observasi dilakukan.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan oleh

peneliti dan diminta dijawab kepada responden.

4. Check-list

Check-list berisikan daftar yang harus dicocokan antara suatu hal yang ada

dilapangan dengan daftar yang telah ditentukan oleh peneliti.

5. LKS

Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan

kegiatan penyidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2012, hlm.111). Penggunaan

LKS sebagai instrument penelitian dilakukan untuk mengetahui keterpakaian dari

[image:33.595.107.518.482.695.2]

LKS yang telah dibuat oleh peneliti.

Tabel 3.3

Jenis Data, Teknik Pengumpulan data, Instrumen yang Digunakan

No Jenis Data

Teknik

Pengumpulan

Data

Instrumen Sumber

Data Tahapan

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

1. Penggunaan LKS

di kelas V Gugus

Sindangpalay

Wawancara

semi terstruktur

Pedoman

wawancara

Guru

Kelas V

Pendefinisian

2. Penggunaan LKS

di kelas V Gugus

Sindangpalay

Studi

dokumentasi

Check-list Arsip

kelas V

(34)
[image:34.595.105.519.193.545.2]

Tabel 3.3

Jenis Data, Teknik Pengumpulan data, Instrumen yang digunakan

(Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

4. Keterbacaan

LKS pada

pembelajaran berbasis masalah

Observasi Lembar

Observasi Siswa kelas V Pengembangan 5. Kesesuaian kegiatan dalam LKS dengan materi pembelajaran berbasis masalah

Observasi Lembar

Observasi

Siswa

kelas V

Pengembangan

6. Hasil pekerjaan

siswa pada LKS

Uji Coba LKS LKS Siswa

kelas V

Pengembangan

7. Respon Siswa Pengsisian

kuesioner Angket/ Kuesioner Siswa Kelas V Pengembangan

8 Respon Guru Pengisian

kuesioner Angket/ Kuesioner Guru pengajar pada tahap uji coba

Pengembangan

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

Setelah penyusunan instrumen selesai, peneliti akan menguji cobakan instrumen

ke sekolah yang dianggap sama karakteristiknya dengan kelas penelitian. Pengujian

ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan

(35)

37

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

“Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau

informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud

mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti” (Bungin, 2001: 158).

2. Angket

Menurut Sukmadinata (2012: 219) “angket adalah suatu teknik pengumpulan

data secara tidak langsung.” Pada penelitian ini peneliti menggunakan angket terbuka.

Angket berisiskan pertanyaan-pertanyaan yang bebas diisi oleh responden secara

bebas. Angket diberikan kepada guru dan siswa sebagai respon dan informasi

tambahan mengenai LKS berbasis masalah

3. Observasi

Menurut Sukmadinata (2012: 220) “Observasi (observation) atau pengamatan

merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”. Observasi yang dilakukan

adalah observasi nonpartisipasif peneliti dalam kelas saat uji coba 1 LKS dan uji coba

2 LKS. Peneliti tidak terlibat dalam kegiatan uji coba, peneliti hanya mengamati

kegiatan yang dilakukan.

4. Studi Dokumentasi

Menurut Sukmadinata (2012: 221) Studi dokumentasi adalah “ suatu teknik

pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”. Studi dokumentasi silakukan terhadap

LKS yang sebelumnya telah digunakan guru. Studi dokumentasi dilakukan pada

tahap pendefinisian.

5. Uji Coba LKS

Uji coba LKS dilakukan kerena produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah

LKS. Untuk mengetahui keterpakaian LKS maka dilakukan proses uji coba terhadap

(36)

LKS akan dianalisis. Berdasarkan data yang ditemukan maka penelti dapat

menganalisis kekurangan dan kelebihan dari LKS yang dikembangkan.

H. Analisis Data

Menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 244) menyatakan bahwa:

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and enable you to present what you have discovered to others.

Berdasarkan pernyataan Bogdan maka analisis data adalah proses sistematis

mencari dan menyusun transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain

yang telah peneliti kumpulkan dari penelitian yang dilakukan sehingga dapat

menambah informasi peneliti dan memungkinkan peneliti untuk mengomunikasikan

apa yang telah peneliti temukan kepada orang lain. Menurut Stainback (dalam

Sugiyono 2001, hlm 243) menyatakan bahwa “belum ada panduan dalam penelitian

kualitatif untuk menetukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk

mendukung kesimpulan atau teori.” Hal ini dikarenakan data yang diperoleh dari

berbagai sumber menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan

dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh, sehingga peneliti sendiri yang

harus menentukan teknik analisis data yang digunakan.

Sebelum melakukan perancangan LKS peneliti terlebih dahulu melakukan studi

pendahuluan. Data yang ditemukan dalam studi pendahuluan oleh peneliti dianalisis

dan dijadikan acuan untuk melakukan perancangan terhadap draf 1 LKS. Dalam

melakukan analisis data kualitatif peneliti menggunakan model Miles dan Huberman.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 337), “Aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

(37)

39

Gambar 3.2

Komponen dalam analisis data (interactive model) (Sugiyono)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Pada proses pengambilan data dilapangan maka peneliti akan memperoleh data

yang kompleks, rumit dan jumlahnya tidak sedikit. Maka dari itu perlu dilakukan

analisis data dengan segera melalui reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara

dari sekian banyak data yang didapatkan peneliti memilih dan mengumpulkan

data-data manasaja yang diperlukan dan menyampingkan data-data-data-data yang tidak diperlukan.

Hal ini agar data penelitian menjadi lebih fokus dan terarah.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah melakukan reduksi data maka selanjutnya peneliti menyajikan data

tersebut. Pada penelitian kualitatif penyajian data dapat berupa teks naratif, bagan,

hubungan antara kategori flowchart dan sejenisnya. Namun yang paling sering

digunakan oleh para peneliti adalah uraian teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing/ Verification

Langakah ketiga yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif berupa temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 253) “temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu hal yang sebelumnya belum jelas, namun setelah diteliti hal tersebut

menjadi lebih jelas. Dapat berupa kausal hubungan interaktif atau teori.” Data Collection

Data Display

Data Reduction

(38)

92 A. Simpulan

Penelitian pengembangan yang dilakukan menggunakan model pengembangan 4D, yaitu Define (pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (pengembangan) Berdasarkan hasil penelitian pengembangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar, maka dapat diambil beberapa simpulan diantaranya:

1. Penggunaan LKS di sekolah masih sebatas menjawab soal-soal. Masih menjadikan LKS sebagai alat evaluasi bukan sebagai bahan ajar. LKS yang digunakan pun kurang memperhatikan komponen-komponen yang seharusnya ada dalam sebuah LKS

2. LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar dirancang berdasarkan beberapa tahapan perancangan diantaranya pemilihan kegiatan yang akan dilakukan, pemilihan alat dan bahan yang digunakan, perencanaan tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan, perancangan pengolahan hasil pengamatan, dan perumusan kesimpulan 3. Implementasi rancangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema

(39)

93

B. Saran

Berdasarkan pengalaman dalam melakukan penelitian dan hasil dari penelitian pengembangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar, maka untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan:

1. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran sebaiknya dilakukan secara tim seperti yang peneliti lakukan. Penelitian secara tim sangat membantu dalam pelaksanaan pengembangan perangkat pembelajaran. Pengembangan yang dilakukan menjadi lebih terfokus terhadap setiap produk dalam suatu perangkat pembelajaran.

2. Proses penelitian pengembangan merupakan proses yang cukup kompleks, sehingga diperlukan waktu penelitian yang tidak sebentar. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan dibutuhkan kesiapan yang matang, khususnya dalam instrumen penelitian yang digunakan agar waktu yang tersedia bisa digunakan dengan lebih efektif.

3. Bagi pengajar yang akan menggunakan LKS ini harus mengerti mengenai pembelajaran berbasis masalah dan konsep materi yang terdapat pada tema bermain dengan benda benda di sekitar. Hal ini dikarenakan LKS yang dirancang berdasarkan pembelajaran berbasis masalah dan tema bermain dengan benda-benda di sekitar.

(40)

94

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. (2008). Learning To Teach: Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh/Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta

Astuti, Y dan Setiawan, B. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Kalor. FMIPA UNNES Semarang

BSNP. (2013). Salinan lampiran permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang kurikulum SD. Jakarta

BSNP. (2013). Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Jakarta

Dahar, W.R. (2006). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Tematik. Jakarta

Duch, Barbara, et, al. (2001). The Power of Problem-Based Learning. Virginia: Stylus Publishing,

Fitriani, Anggita Ayu. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantu LKS Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD N 02 Banjardawa. Skripsi Sarjana pada IKIP PGRI Semarang:tidak diterbitkan

Graaff, Erik De & Kolomos, Annette. 2003. Characteristics of Problem-Based Learning. Delft University of Technology, the Netherlands Aalborg University, Denmark

Hernawan, Asep Herry. Asra. dan Dewi, L. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.

Majid, Abdul. (2007). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Cetakan Ketiga. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Mikarsa, H. L. dkk. (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Nasution, S. (2011). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar

(41)

95

Poerwadarminta, W. J. S. 2009. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Prastowo, Andi. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta:Diva Press

Putra, Juma de. (2013). Inspirasi Mengajar ala Harvard University. Yogyakarta: DIVA Press.

Rahman, Muhammad dan Amri, Sofan. Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Cetakan Ketiga Belas). Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sunyono, Development Of Student Worksheet Base On Environment To Sains Material Of Yunior High School In Class VII On Semester I (Study in SMPN 1 Bandar Lampung For Materials of Acid, Base, and Salt). FKIP Universitas Lampung

Thiagarajan, S. Semmel, D.S & Semmel, MI. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Indiana:Indiana University Bloomington.

Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. Bandung: UPI. Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu (Cetakan Keempat). Jakarta: Bumi

Aksara

Gambar

Alur Proses Penelitian dan Pengembangan Model Gambar 3.1 Four-D
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari 21 pasien hemodialisisbahwa jenis kelainan kuku terbanyak padapasien HD adalah absent lunula sebanyak 13 pasien (61,9%), sedangkan half and half

Guru harus memberikan kemudahan untuk belajar agar dapat meningkatkan potensi peserta didik secara optimal dengan menempatkan dirinya sebagai:2. Orang tua yang

Kelainan mental ringan atau berat ini sering dijumpai pada pasien dengan atau tanpa hemodialisis, dan tergantung dari dasar kepribadiannya (personalitas)..

Mengidentifikasi tokoh, watak, latar, tema atau amanat dari cerita anak yang dibacakan..  Menyebutkan tokoh-tokoh cerita anak

Hasil perencanaan produksi multitujuan yang dilakukan adalah menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari target keuntungan hingga 4 kali lipat, biaya produksi lebih kecil

Manfaat Hasil Belajar “Kompetensi Dasar Mengolah D an Menyiapkan Hidangan D ari Nasi dan Mie” Sebagai Kesiapan Usaha Produk Mie. Universitas Pendidikan Indonesia

PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BERHITUNG PERKALIAN PADA ANAK TUNARUNGU SDLB KELAS IV DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG Universitas

Masalah yang sering terjadi adalah banyak pelanggan yang membayar rekenig listrik tersebut pada tanggal-tanggal terakhir pada waktu yang telah ditentukan.. Tidak mengherankan