vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
KARAKTERISTIK PENDERITA INFARK MIOKARDIUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
PERIODE 1 JANUARI 2012 – 31 DESEMBER 2012 Josephine, 2015; Pembimbing : dr. Dani, M.Kes.
Infark miokardium merupakan bentuk yang paling penting dari penyakit
jantung koroner yang dianggap sebagai penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia dengan prevalensi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu diperlukan gambaran mengenai infark miokardium untuk mencegah terjadinya penyakit ini.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan data retrospektif berupa data rekam medik penderita infark miokardium di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012, dengan variabel yang dicatat berupa jumlah, usia, jenis kelamin, gejala utama, faktor risiko, dan ada tidaknya elevasi ST pada penderita infark miokardium.
Hasil penelitian didapatkan 136 kasus infark miokardium, dengan jumlah terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun. Secara keseluruhan infark miokardium lebih banyak terdapat pada laki-laki. Gejala utama yang paling sering ditemukan berupa nyeri dada. Faktor risiko yang paling berperan berupa dislipidemia. Infark miokardium dengan elevasi ST ditemukan lebih banyak daripada infark miokardium tanpa elevasi ST.
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
CHARACTERISTIC OF PATIENTS WITH MYOCARDIAL INFARCTION IN IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG
PERIOD 1 JANUARY 2012 - 31 DECEMBER 2012
Josephine, 2015; Tutor : dr. Dani, M.Kes.
Myocardial infarction is the most important form of coronary heart disease which is regarded as the highest contributor to mortality in Indonesia with prevalence increasing from year to year. Therefore we need a picture of myocardial infarction to prevent the occurrence of this disease.
This research was a descriptive observational study with retrospective data in the form of medical record data myocardial infarction patients in Immanuel Hospital Bandung period 1 January 2012 - 31 December 2012, with variables that were recorded in the form of number, age, sex, main symptoms, risk factors, and presence or absence of ST elevation at patients with myocardial infarction.
Results showed that 136 cases myocardial infarction, with the majority in the age group 51-60 years old. Overall there were more myocardial infarction in men. The main symptom was most often found in the form of chest pain. The major risk factor that responsibles was dyslipidemia. Myocardial infarction with ST elevation was found more than myocardial infarction without ST elevation.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... . xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.5 Landasan Teori... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Anatomi Jantung ... 6
x Universitas Kristen Maranatha
2.3 Fisiologi Aliran Darah Koroner ... 11
2.4 Sindrom Koroner Akut ... .... 13
2.5 Infark Miokardium ... 13
2.5.1 Definisi ... 13
2.5.2 Epidemiologi ... 13
2.5.3 Etiologi ... 15
2.5.4 Faktor Risiko ... 15
2.5.5 Patogenesis ... 16
2.5.6 Patofisiologi ... 18
2.5.7 Gejala Klinik ... ... 19
2.5.8 Pemeriksaan Penunjang ... 20
2.5.9 Penatalaksanaan ... 20
2.5.10 Komplikasi ... 21
2.5.11 Pencegahan ... 21
2.5.12 Prognosis ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
3.1Bahan dan Subjek Penelitian ... 23
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
3.3Metode Penelitian... 24
3.4Prosedur Kerja... 25
3.5Aspek Penelitian... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... . 3
5.1 Simpulan ... 33
5.2 Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
LAMPIRAN ... 36
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi kasus pasien infark miokardium berdasarkan usia di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
Tabel 4.2 Distribusi kasus pasien infark miokardium berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
Tabel 4.3 Perbandingan persentase distribusi kasus pasien laki-laki dan perempuan infark miokardium berdasarkan kelompok usia di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
Tabel 4.4 Distribusi gejala utama yang didapat pada pasien infark miokardium di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012 Tabel 4.5 Distribusi faktor risiko yang didapat pada pasien infark
miokardium di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
Tabel 4.6 Distribusi kasus pasien infark miokardium berdasarkan ada tidaknya elevasi ST di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
27
28
29
30
31
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Aliran darah di dalam jantung ... 6
Gambar 2.2 Anatomi jantung ... 7
Gambar 2.3 Pembuluh darah jantung ... 8
Gambar 2.4 Histologi jantung ... 10
Gambar 2.5 Perubahan fasik aliran darah koroner ... 12
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data rekam medik penderita infark miokardium di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah baik di negara maju maupun negara berkembang (Rima Melati, 2008). Menurut WHO, 7.254.000 kematian di seluruh dunia (12,8% dari semua kematian) disebabkan oleh SKA pada tahun 2008 (Hausenloy, 2013). Di USA setiap tahun 550.000 orang meninggal karena penyakit ini. Di Eropa diperhitungkan 20 – 40.000 orang dari 1 juta penduduk menderita SKA (Rima Melati, 2008). Di Indonesia SKA masih dianggap sebagai penyumbang angka kematian tertinggi dengan angka prevalensi 7,2% pada tahun 2007 (Isman Firdaus, 2012). Survei yang dilakukan Departemen Kesehatan RI menyatakan prevalensi SKA di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat (Rima Melati, 2008).
2 Universitas Kristen Maranatha
Infark miokardium merupakan bentuk yang paling penting dari SKA (Kumar, 2010). Sekitar 1,5 juta kasus infark miokardium terjadi setiap tahun di Amerika Serikat dengan insidensi sekitar 600 kasus tiap 100.000 orang (Zafari, 2014). Menurut data statistik American Heart Association (AHA) 2008, pada tahun 2005 jumlah penderita yang menjalani perawatan medis di Amerika Serikat dengan kasus Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS) atau Infark Miokardium Tanpa Elevasi ST (NSTEMI) sebanyak 1,1 juta orang (80%), sedangkan 20% kasus tercatat menderita Infark Miokardium Dengan Elevasi ST (STEMI) (Rosi Oktarina, 2013). Di Asia Selatan angka kejadian infark miokardium akut (IMA) lebih tinggi dari orang kulit putih (Nijjar, 2010). Data yang diperoleh dari Jakarta
Cardiovascular Study pada 2008 memperlihatkan prevalensi infark miokardium
pada wanita 4,12% dan 7,6% pada pria, atau 5,29% secara keseluruhan (Rima Melati, 2008).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Karakteristik Penderita Infark Miokardium di Rumah Sakit Immanuel
Bandung Periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012".
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah distribusi kasus pasien infark miokardium berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012.
3 Universitas Kristen Maranatha
3. Bagaimanakah distribusi faktor risiko secara keseluruhan yang didapat pada pasien infark miokardium di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012.
4. Bagaimanakah distribusi kasus pasien infark miokardium berdasarkan ada tidaknya elevasi ST di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud karya tulis ilmiah ini adalah untuk memahami lebih dalam mengenai penyakit infark miokardium dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui distribusi karakteristik penderita infark miokardium ditinjau dari berbagai faktor di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya yaitu : 1.4.1 Manfaat Akademis
4 Universitas Kristen Maranatha
1.4.2 Manfaat untuk Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti mengenai karakteristik penyakit infark miokardium dari berbagai faktor dan pengalaman dalam menulis karya tulis ilmiah.
1.5Landasan Teori
Infark miokardium, umumnya dikenal sebagai serangan jantung, adalah suatu nekrosis dari otot jantung yang bersifat irreversible akibat iskemia berkepanjangan. Penyakit ini dianggap sebagai bagian dari sindroma koroner akut, yang terdiri dari unstable angina, non–ST-segment elevation myocardial infarction (NSTEMI), dan ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI)
(Zafari, 2014).
Lebih dari 90% kasus infark miokardium disebabkan oleh berkurangya aliran darah akibat adanya aterosklerosis yang obstruktif dalam arteri koroner sehingga terjadi iskemia otot jantung (Kumar, 2010). Faktor risiko konvensional yang diketahui ada dua, yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah yakni usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, etnis, dan faktor risiko yang dapat diubah, yakni merokok, hipertensi, dislipidemia, diabetes melitus, obesitas, sindrom metabolik, stres, diet lemak tinggi kalori, dan inaktifitas fisik. Penelitian INTERHEART menunjukkan bahwa merokok merupakan faktor risiko terkuat, diikuti dengan diabetes, hipertensi dan faktor psikososial (Rima Melati, 2008).
Pasien dengan infark miokardium tipikal dapat memiliki gejala prodormal beberapa hari sebelum serangan seperti kelelahan, rasa tidak nyaman di dada, dan
malaise. Sakit dada pada infark miokardium akut umumnya bersifat
5 Universitas Kristen Maranatha
sakit ini biasanya digambarkan sebagai sensasi seperti ditekan di daerah substernalis, atau juga seperti diremas, terbakar, atau ditusuk (Zafari, 2014).
33 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
Distribusi 136 pasien infark miokardium di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012, terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun dengan persentase 33,1% dan perbandingan laki-laki dengan perempuan 4,7 : 1.
Gejala utama yang paling banyak ditemukan berupa nyeri dada sebesar 63,2% disusul sesak sebesar 15,5%.
Secara keseluruhan faktor risiko yang paling berperan berupa dislipidemia sebesar 61,8%, disusul dengan hipertensi sebesar 58,8% dan merokok sebesar 58,1%.
Distribusi infark miokardium dengan elevasi ST sebanyak 88 kasus dengan persentase 64,7% dan infark miokardium tanpa elevasi ST sebanyak 48 kasus dengan persentase 35,3%.
5.2Saran
Perlunya deteksi dini yang cepat dan tepat pada penyakit infark miokardium, sehingga angka mortalitas penyakit ini dapat diturunkan. Peningkatan penyuluhan tentang penyakit infark miokardium terutama
42
RIWAYAT PENULIS
Nama : Josephine Gunawan
Nomor Pokok Mahasiswa : 1110077
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 23 Agustus 1992
Alamat : Jl. Kembar Tengah VII no.20, Bandung
Riwayat Pendidikan :
1997-1999 TK Santa Angela Bandung 1999-2005 SD Santa Angela Bandung 2005-2008 SMP Santa Angela Bandung 2008-2011 SMA Santa Angela Bandung
KARAKTERISTIK PENDERITA INFARK MIOKARDIUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
PERIODE 1 JANUARI 2012 – 31 DESEMBER 2012
CHARACTERISTIC OF PATIENTS WITH MYOCARDIAL INFARCTION IN IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG
PERIOD 1 JANUARY 2012 - 31 DECEMBER 2012
Dani1, Josephine Gunawan2
1
Bagian IKM, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Infark miokardium merupakan bentuk yang paling penting dari penyakit jantung koroner yang dianggap sebagai penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia dengan prevalensi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu diperlukan gambaran mengenai infark miokardium untuk mencegah terjadinya penyakit ini.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan data retrospektif berupa data rekam medik penderita infark miokardium di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012, dengan variabel yang dicatat berupa jumlah, usia, jenis kelamin, gejala utama, faktor risiko, dan ada tidaknya elevasi ST pada penderita infark miokardium.
Hasil penelitian didapatkan 136 kasus infark miokardium, dengan jumlah terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun. Secara keseluruhan infark miokardium lebih banyak terdapat pada laki-laki. Gejala utama yang paling sering ditemukan berupa nyeri dada. Faktor risiko yang paling berperan berupa dislipidemia. Infark miokardium dengan elevasi ST ditemukan lebih banyak daripada infark miokardium tanpa elevasi ST.
Kata Kunci : Infark Miokardium, karakteristik
ABSTRACT
Myocardial infarction is the most important form of coronary heart disease which is regarded as the highest contributor to mortality in Indonesia with prevalence increasing from year to year. Therefore we need a picture of myocardial infarction to prevent the occurrence of this disease. This research was a descriptive observational study with retrospective data in the form of medical record data myocardial infarction patients in Immanuel Hospital Bandung period 1 January 2012 - 31 December 2012, with variables that were recorded in the form of number, age, sex, main symptoms, risk factors, and presence or absence of ST elevation at patients with myocardial infarction.
Results showed that 136 cases myocardial infarction, with the majority in the age group 51-60 years old. Overall there were more myocardial infarction in men. The main symptom was most often found in the form of chest pain. The major risk factor that responsibles was dyslipidemia. Myocardial infarction with ST elevation was found more than myocardial infarction without ST elevation.
PENDAHULUAN
Sindrom Koroner Akut (SKA)
merupakan penyakit yang masih menjadi masalah baik di negara maju maupun negara
berkembang1. Menurut WHO, 7.254.000
kematian di seluruh dunia (12,8% dari semua kematian) disebabkan oleh SKA pada tahun 20082. Di USA setiap tahun 550.000 orang meninggal karena penyakit ini. Di Eropa diperhitungkan 20 – 40.000 orang dari
1 juta penduduk menderita SKA1. Di
Indonesia SKA masih dianggap sebagai
penyumbang angka kematian tertinggi
dengan angka prevalensi 7,2% pada tahun 20073. Survei yang dilakukan Departemen Kesehatan RI menyatakan prevalensi SKA di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat1.
SKA umumnya terjadi pada pasien dengan usia diatas 40 tahun4. SKA tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena SKA meskipun kasusnya tidak sebesar pada laki-laki5. Insidensi SKA
tercatat lebih rendah pada wanita
dibandingkan pria sebelum usia 50 tahun6. Sebelum berusia 40 tahun, perbedaan kejadian SKA antara pria dan wanita adalah 8 : 1. Satu dari empat laki-laki dan satu dari lima perempuan meninggal setiap tahun karena SKA. Sampai dengan saat ini SKA juga merupakan penyebab utama kematian dini pada sekitar 40% dari sebab kematian laki-laki usia menengah di Indonesia5.
Infark miokardium merupakan bentuk yang paling penting dari SKA7. Sekitar 1,5
juta kasus infark miokardium terjadi setiap tahun di Amerika Serikat dengan insidensi sekitar 600 kasus tiap 100.000 orang8. Menurut data statistik American Heart Association (AHA) 2008, pada tahun 2005 jumlah penderita yang menjalani perawatan medis di Amerika Serikat dengan kasus Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS) atau Infark Miokardium Tanpa Elevasi ST (NSTEMI) sebanyak 1,1 juta orang (80%), sedangkan 20% kasus tercatat menderita Infark Miokardium Dengan Elevasi ST (STEMI)9. Di Asia Selatan angka kejadian infark miokardium akut (IMA) lebih tinggi dari orang kulit putih10. Data yang diperoleh dari Jakarta Cardiovascular Study pada 2008 memperlihatkan prevalensi infark miokardium pada wanita 4,12% dan 7,6% pada pria, atau 5,29% secara keseluruhan1.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penelitian ini adalah untuk memahami lebih dalam mengenai penyakit infark miokardium dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi karakteristik penderita infark miokardium ditinjau dari berbagai faktor di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012.
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan Subjek Penelitian
Data penelitian yang digunakan
merupakan seluruh data rekam medik penderita infark miokardium yang memiliki data lengkap di Rumah Sakit Immanuel
Bandung periode 1 Januari 2012 – 31
Desember 2012.
Variabel yang dicatat dari data rekam medik tersebut adalah usia dan jenis kelamin, gejala utama, faktor risiko, dan ada tidaknya elevasi ST pada penderita infark miokardium.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif observasional dengan data
retrospektif berupa data rekam medik penderita infark miokardium di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012
Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan whole sample, yaitu seluruh data rekam medik penderita infark miokardium yang memiliki data lengkap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012.
Sumber Data
Data yang digunakan berupa data sekunder yang diambil dari rekam medik penderita infark miokardium periode 1
Januari 2012 – 31 Desember 2012 di Bagian
Rekam Medik Rumah Sakit Immanuel Bandung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang diperoleh dari data rekam medik pasien infark miokardium di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1
Januari 2012 – 31 Desember 2012 sebanyak
209 kasus, akan tetapi data yang memenuhi
syarat dan dapat digunakan untuk penelitian ini hanya 136 kasus. Data yang telah diperoleh ini diolah berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin, gejala utama, faktor risiko, dan ada tidaknya elevasi ST.
Tabel 1 Distribusi kasus pasien infark miokardium berdasarkan usia di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
Kelompok Usia Jumlah Kasus Persentase
≤40 tahun 8 5,9
41-50 tahun 39 28,7
51-60 tahun 45 33,1
>60 tahun 44 32,3
Total 136 100
Dari Tabel 1 didapatkan hasil jumlah kasus pasien infark miokardium paling banyak pada kelompok usia 51-60 tahun (33,1%) dan disusul dengan kelompok usia >60 tahun (32,3%). Hasil dari kelompok
usia ≤40-60 tahun sesuai dengan yang dikatakan Kumar bahwa infark miokardium dapat terjadi pada hampir semua usia,
namun frekuensinya meningkat secara
progresif sesuai dengan bertambahnya usia7.
Tabel 2 Distribusi kasus pasien infark miokardium berdasarkan jenis kelamin di
Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
Jenis Kelamin Jumlah Kasus Persentase
Laki-laki 112 82,4
Perempuan 24 17,6
Total 136 100
Dari Tabel 2 didapatkan pada laki-laki sebanyak 112 orang, sedangkan pada perempuan sebanyak 24 orang. Dari hasil tersebut didapatkan perbandingan laki-laki dengan perempuan 4,7 : 1. Hasil yang didapat sesuai dengan data yang diperoleh dari Jakarta Cardiovascular Study pada
2008, memperlihatkan prevalensi infark miokardium pada wanita 4,12% dan 7,6% pada pria, atau 5,29% secara keseluruhan1.
Hal ini menunjukkan bahwa infark
miokardium lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
Tabel 3 Perbandingan persentase distribusi kasus pasien laki-laki dan perempuan infark miokardium berdasarkan kelompok usia di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
Kelompok Usia Laki-Laki Perempuan
≤40 tahun 8 (7,2%) 0 (0%)
41-50 tahun 37 (33%) 2 (8,3%)
51-60 tahun 37 (33%) 8 (33,4%)
>60 tahun 30 (26,8%) 14 (58,3%)
Dari Tabel 3 dapat dilihat distribusi kasus pasien infark miokardium laki-laki berdasarkan kelompok usia menunjukkan persentase antara kelompok usia 51-60 tahun dengan kelompok >60 tahun menurun sebesar 6,2%, sedangkan pada perempuan meningkat 24,9%. Hasil yang didapat sesuai dengan yang dikatakan Goldman bahwa pada usia sebelum 60 tahun, pria 1,5 – 2 kali lebih berisiko terkena infark miokadium daripada wanita dan setelah usia 60 tahun,
risiko wanita untuk terkena infark
miokardium meningkat lebih cepat daripada pria11. Hal ini disebabkan oleh penurunan estrogen pada wanita menopause yang
berkaitan dengan terjadinya infark
miokardium7.
Kasus infark miokardium pada laki-laki paling banyak terjadi pada usia 41-60 tahun, sedangkan pada perempuan paling banyak terjadi pada kelompok usia >60 tahun. Hasil ini menunjukkan kesamaan dengan literatur
yang mengatakan insidensi puncak
manifestasi klinik sindrom koroner akut pada laki-laki adalah pada usia 50-60 tahun, sedangkan pada perempuan pada usia 60-70 tahun5.
Tabel 4 Distribusi gejala utama yang didapat pada pasien infark miokardium di
Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
Gejala Utama Jumlah Kasus Persentase
Nyeri dada 86 63,2
Sesak 21 15,5
Nyeri ulu hati 14 10,3
Berkeringat banyak 15 11
Total 136 100
Dari Tabel 4 didapatkan gejala utama yang paling banyak ditemukan dari pasien
infark miokardium di Rumah Sakit
Immanuel berupa nyeri dada sebesar 63,2%, disusul dengan sesak sebesar 15,5%, berkeringat banyak sebesar 11%, dan nyeri ulu hati sebesar 10,3%. Hasil ini sesuai dengan teori menurut Zafari bahwa pasien dengan infark miokardium yang khas
mempunyai gejala perasaan tidak nyaman
pada dada dengan beberapa pasien
mempunyai gejala nyeri epigastrium8.
Literatur lain mengatakan pasien dengan
infark miokardium sering disertai
berkeringat banyak (diaphoresis), sedangkan sesak napas umum terjadi akibat gangguan kontraktilitas miokardium yang iskemik dan kongesti serta edema paru-paru7.
Tabel 5 Distribusi faktor risiko yang didapat pada pasien infark miokardium di
Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
Faktor Risiko Ada Tidak Ada Jumlah
Merokok 79 (58,1%) 57 (41,9%) 136 (100%)
Diabetes melitus 45 (33,1%) 91 (66,9%) 136 (100%)
Hipertensi 80 (58,8%) 56 (41,2%) 136 (100%)
Dislipidemia 84 (61,8%) 52 (38,2%) 136 (100%)
Riwayat penyakit keluarga 45 (33,1%) 91 (66,9%) 136 (100%)
Dari Tabel 5 didapatkan faktor risiko yang mempunyai persentase tertinggi adalah dislipidemia (61,8%) disusul faktor risiko hipertensi (58,8%) dan merokok (58,1%). Hasil yang didapat sesuai dengan teori menurut Goldman bahwa dislipidemia
merupakan faktor risiko kuat untuk
terjadinya infark miokardium dan hipertensi
meningkatkan risiko terjadinya infark
miokardium 2 kali lipat11. Literatur lain
mengatakan faktor risiko yang terbukti berpengaruh pada sindrom koroner akut yaitu, diabetes melitus, dislipidemia, dan
kebiasaan merokok5. Merokok, diabetes
melitus, hipertensi, dan dislipidemia
merupakan faktor risiko yang dapat
Tabel 6 Distribusi kasus pasien infark miokardium berdasarkan ada tidaknya elevasi
ST di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember
2012
Ada Tidaknya Elevasi ST
Jumlah Kasus Persentase
Ada (STEMI) 88 64,7
Tidak ada (NSTEMI) 48 35,3
Total 136 100
Dari Tabel 6 didapatkan jumlah kasus pasien infark miokardium dengan elevasi ST (STEMI) sebanyak 88 orang (64,7%) dan pasien infark miokardium tanpa elevasi ST (NSTEMI) sebanyak 48 orang (35,3%). Menurut data statistik American Heart Association (AHA) 2008, pada tahun 2005 jumlah penderita yang menjalani perawatan medis di Amerika Serikat dengan kasus Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS) atau Infark Miokardium Tanpa Elevasi ST (NSTEMI) sebanyak 1,1 juta orang (80%), sedangkan 20% kasus tercatat menderita
Infark Miokardium Dengan Elevasi ST
(STEMI)9. Bila dibandingkan hasil
penelitian dengan data statistik AHA 2008 dapat dilihat adanya ketidaksesuaian antara perbandingan jumlah kasus STEMI dan NSTEMI, dimana hasil yang didapatkan menunjukkan jumlah kasus STEMI lebih
banyak daripada NSTEMI sedangkan
menurut data statistik AHA 2008 jumlah kasus NSTEMI lebih banyak daripada STEMI. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan tempat pengambilan data, yaitu antara Amerika Serikat dan Indonesia.
SIMPULAN
Distribusi 136 pasien infark miokardium di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012, terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun dengan persentase 33,1% dan
perbandingan laki-laki dengan
perempuan 4,7 : 1.
Gejala utama yang paling banyak
ditemukan berupa nyeri dada sebesar 63,2% disusul sesak sebesar 15,5%.
Secara keseluruhan faktor risiko yang
paling berperan berupa dislipidemia sebesar 61,8%, disusul dengan hipertensi sebesar 58,8% dan merokok sebesar 58,1%.
Distribusi infark miokardium dengan
elevasi ST sebanyak 88 kasus dengan persentase 64,7% dan infark miokardium tanpa elevasi ST sebanyak 48 kasus dengan persentase 35,3%.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rima Melati, Endang Basuki,
Budhi Setianto. 2008. Hubungan antara Job Strain dengan Terjadinya Infark Miokard pada Pasien Pusat
Jantung Nasional. Jurnal
Kardiologi Indonesia-Volume 29 No.1 Januari, 29:12-19.
2. Hausenloy Derek J., Yellon Derek
M. 2013. Myocardial Ischemia-Reperfusion Injury : A Neglected Therapeutic Target. The Journal of Clinical Investigation-Volume 123 No.1 January, 123:92-100.
3. Isman Firdaus. 2012. Strategi
Farmako-Invasif pada STEMI
Akut. Jurnal Kardiologi
Indonesia-Volume 32 No.4 Oktober
4. Heru Sulastomo. 2010. Sindroma Koroner Akut dengan Gangguan Metabolik pada Wanita Usia Muda Pengguna Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Universitas Indonesia.
5. Mamat Supriyono. 2008.
Faktor-faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada Kelompok Usia < 45 Tahun. Semarang : Universitas Diponegoro.
6. Anand Sonia S., Islam Shofiqul,
Rosengren Annika, Franzosi Maria Grazia, Steyn Krisela, Yusufali Afzal Hussein, Keltai Matyas, Diaz Rafael, Rangarajan Sumathy, Yusuf Salim. 2008. Risk Factors for Myocardial Infarction in Women and Men : Insights from The INTERHEART Study. European Heart Journal, 29:932-940.
7. Kumar, Abbas, Fausto, Aster. 2010.
Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 8th ed.
Philadelphia : Elsevier Saunders.
8. Zafari A. Maziar. 2014. Myocardial
Infarction.
http://emedicine.medscape.com/ article/155919-overview. January 21st, 2014.
9. Rosi Oktarina, Yertizal Karani,
Zulkarnain Edward. 2013. Hubungan Kadar Glukosa Darah Saat Masuk Rumah Sakit dengan Lama Hari Rawat Pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 2:94-97.
10. Nijjar Aman PK, Wang Hong,
Quan Hude, Khan Nadia A. 2010. Ethnic and Sex Differences in The Incidence of Hospitalized Acute Myocardial Infarction : British
Columbia, Canada 1995-2002.
BMC Cardiovascular Disorders, 10:38.
11. Goldman Lee, Schafer Andrew I.
34 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. 2014. Heart and Artery Damage and High Blood
Pressure. http://www.heart.org. January 13th, 2015
Anand Sonia S., Islam Shofiqul, Rosengren Annika, Franzosi Maria Grazia, Steyn Krisela, Yusufali Afzal Hussein, Keltai Matyas, Diaz Rafael, Rangarajan Sumathy, Yusuf Salim. 2008. Risk Factors for Myocardial Infarction in Women and Men : Insights from The INTERHEART Study. European Heart Journal, 29:932-940.
Goldman Lee, Schafer Andrew I. 2012. Goldman’s Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia : Elsevier.
Guyton Arthur C., Hall John E. 2011. Text Book of Medical Physiology. 12th ed. Philadelphia : Elsevier.
Hausenloy Derek J., Yellon Derek M. 2013. Myocardial Ischemia-Reperfusion Injury : A Neglected Therapeutic Target. The Journal of Clinical
Investigation-Volume 123 No.1 January, 123:92-100.
Heru Sulastomo. 2010. Sindroma Koroner Akut dengan Gangguan Metabolik pada
Wanita Usia Muda Pengguna Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Isman Firdaus. 2012. Strategi Farmako-Invasif pada STEMI Akut. Jurnal Kardiologi
Indonesia-Volume 32 No.4 Oktober – November, 32:266-271.
Kumar, Abbas, Fausto, Aster. 2010. Robbins and Cotran Pathologic Basis of
35 Universitas Kristen Maranatha
Mamat Supriyono. 2008. Faktor-faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian
Penyakit Jantung Koroner pada Kelompok Usia < 45 Tahun. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Mescher Anthony L. 2010. Junqueira’s Basic Histology. 12th ed. United States : McGraw-Hill.
Moore Keith L., Dalley Arthur F., Agur Anne M.R. 2014. Clinically Oriented
Anatomy. 7th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Nijjar Aman PK, Wang Hong, Quan Hude, Khan Nadia A. 2010. Ethnic and Sex Differences in The Incidence of Hospitalized Acute Myocardial Infarction : British Columbia, Canada 1995-2002. BMC Cardiovascular Disorders, 10:38. Rima Melati, Endang Basuki, Budhi Setianto. 2008. Hubungan antara Job Strain
dengan Terjadinya Infark Miokard pada Pasien Pusat Jantung Nasional. Jurnal
Kardiologi Indonesia-Volume 29 No.1 Januari, 29:12-19.
Rosi Oktarina, Yertizal Karani, Zulkarnain Edward. 2013. Hubungan Kadar Glukosa Darah Saat Masuk Rumah Sakit dengan Lama Hari Rawat Pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 2:94-97.
Silbernagl Stefan, Lang Florian. 2012. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Wadud A. 2014. NSTEMI vs STEMI. http://nstemi.org. November 17th, 2014.