PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA
PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA
(KASUS DI SMK AKP GALANG)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Penelitian
OLEH:
NURHALIMAH
NIM : 508342024
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
▸ Baca selengkapnya: kd menggambar model
(2)(3)(4)ABSTRAK
Nurhalimah, Nim. 508342024. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana (Kasus Di SMK AKP Galang).
Permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Model Pembelajaran yang digunakan di sekolah pada mata pelajaran Menggambar Busana belum maksimal sehingga hasil belajar pada mata pelajaran Menggambar Busana pada materi pokok menggambar bagian-bagian busana masih rendah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural dapat meningkatkan hasil belajar menggambar busana pada siswa kelas X Tata Busana di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Busana di SMK AKP Galang yang berjumlah 25 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada tiap siklus dilaksanakan empat kali pertemuan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Tes yang digunakan adalah tes pengetahuan awal (Pre Test), tes hasil belajar menggambar busana selama proses pembelajaran berlangsung dan tes akhir pembelajaran (Post Test). Observasi aktifitas belajar siswa dilakukan secara langsung pada saat proses pembelajaran belajar berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural.
Dari hasil analisis diperoleh data pre test sebagai hasil belajar pengetahuan awal diperoleh 20% dengan siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa. Data post test siklus I dengan 48 % dengan jumlah siswa yang tuntas 12 siswa, dengan ketuntasan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu : ≥ 70 %. Sedangkan post test pada siklus II mencapai hasil belajar siswa yang tuntas yaitu : 21 siswa atau 84 %, sehingga siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu : ≥ 70 %.dengan kriteria penilaian sangat baik.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA
PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA
(KASUS DI SMK AKP GALANG)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Penelitian
OLEH:
NURHALIMAH
NIM : 508342024
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan, dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana (Kasus Di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang).
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan rintangan dan hambatan, namun dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan penulis dan bantuan dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikannya. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Surniati Chalid, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
2. Ibu Dra. Armaini Rambe, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
3. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K. M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
5. Ibu Dra. Lelly Fridiarty, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PKK FT-UNIMED
6. Ibu Dra. Dina Ampera, M.Si, selaku Dosen Penguji sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan studi kepada penulis selama mengikuti pendidikan di UNIMED.
7. Ibu Dra. Nurmaya Napitu, M. Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan arahan bagi kesempurnaan skripsi ini.
9. Bapak Tatoludin, ST, M. Si, selaku Kepala Sekolah SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan izin penelitian di lingkungan SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang.
10. Ibu Iriani, S.Pd, ibu Catarina Sipayung, S.Pd dan ibu Supiani, S.Pd selaku Guru Bidang Studi Menggambar Busana kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian di lingkungan SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang
11.Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta Ayahanda Alm. Asnawi dan Ibunda Zuraidah Lubis yang telah memberikan kasih sayang, dorongan, semangat dan pengorbanan yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.
12.Kepada tulang saya, Miswarruddin, S.Pd, Unden, dan Ocik saya mengucapkan banyak terima kasih karena yang telah memberikan dukungan baik itu moril maupun material kepada penulis.
13.Kepada kakak saya Nurhabibah dan Adik-Adik saya tercinta Nur’asiyah dan Maisyaroh yang telah memberikan dukungannya.
14.Sebagai penyejuk hati yang selalu memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis
15.Teman seperjuangan khususnya seluruh mahasiswa Tata Busana Stambuk 2008 yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
i
2. Model Pembelajaran Koperatif Dengan Pendekatan Struktural ... 12
3. Pengertian Hasil Belajar ... 24
4. Hasil Belajar Menggambar Busana ... 25
5. Tinjauan Mata Pelajaran Menggambar Busana ... 26
6. Pengertian Menggambar Bagian-Bagian Busana ... 27
B. Kerangka Berpikir ... 40
C. Pertanyaan Penelitian ... 41
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 42
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 42
C. Defenisi Operasiaonal ... 42
ii
E. Teknik Pengumpulan Data ... 51
1. Tes ... 51
2. Observasi ... 58
F. Teknik Analisis Data ... 60
1. Reduksi Data ... 60
2. Paparan Data ... 61
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 62
A. Hasil Penelitian ... .. 62
1. Hasil Tes Belajar ... 63
2. Hasil Observasi Aktifitas Siswa ... 65
B.
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 67C.
Implementasi Penyelesaian Permasalahan Siklus II .... .. 73D.
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 74E.
Pembahasan Penelitian... 79BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1. Tahap-Tahap Dalam Model Pembelajaran Kooperatif ... ..14
2. Instruksi Kerja Pada Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Pendekatan Struktural... 45
3. Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian
Busana... 52
4. Lembar Penilaian Hasil Belajar Siswa Dalam Menggambar Bagian-Bagian
Busana... 58
5. Kriteria Penilain Aktifitas Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Dengan Pendekatan Struktural...59
6. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Dengan Pendekatan Struktural... 60
7 Hasil Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siswa... 64
8. Hasil Observasi Aktifitas Siswa... 66
9. Perolehan Tes Hasil Belajar Menggambar Bagian-Bagian Busana
Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siklus I... 70
10. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus I... 71
11.Perolehan Tes Hasil Belajar Menggambar Bagian-Bagian Busana Dengan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siklus II... 77
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Skema tahapan dalam model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
struktural... 23
2. Macam-macam bentuk dasar garis leher ... 30
3. Variasi garis leher bulat... 30
4. Variasi garis leher persegi... 31
5. Variasi garis leher V... 31
6. Macam-macam bentuk dasar kerah... 32
7. Variasi kerah rebah... 33
8. Variasi garis kerah rol... 33
9. Variasi garis kerah tegak... 34
10.Kerah berdasarkan desain model... 34
11.Macam-macam lengan yang dipasangkan... 37
12.Macam-macam panjang lengan... 38
13.Macam-macam lengan yang menjadi satu dengan badan... 38
14.Siklus PTK menurut Iskandar (2011) Dalam Poibe... 44
15.Diagram Hasil Belajar Siswa... 65
v
5. Soal Pre Test dan Post Test (Yang Telah Divalidkan) ... 105
6. Kunci Jawaban... 112
7. Data Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus I... 113
8. Data Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus II... 114
9. Keseluruhan Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus I... 115
10. Keseluruhan Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus II... 117
11.Perhitungan Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus I... 119
12. Perhitungan Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus II... 121
13. Hasil Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus I (Pengamat I) ... 125
14. Hasil Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus II (Pengamat I) ... 126
15.Hasil Penilaian Observasi Aktifitas Siswa Siklus I (Pengamat II) ... 127
16. Hasil Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus II (Pengamat II) ... 128
17. Hasil Penilaian Observasi Aktifitas Siswa Siklus I (Pengamat III) ... 129
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di antara permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini
adalah masalah pendidikan yang berhubungan dengan kualitas mutu pendidikan
pada setiap jenjang pendidikan. Kualitas mutu pendidikan berpengaruh pada
setiap lapisan masyarakat maupun dunia kerja. Mutu pendidikan yang baik, akan
berpengaruh pada sumber daya manusia yang baik pula, dan pembangunan bangsa
pun akan meningkat karena kinerja sumber daya manusia dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan kualitas mutu
pendidikan. Salah satu upaya perbaikan kualitas mutu pendidikan adalah dengan
optimalisasi penyelenggaraan kurikulum, karena kurikulum merupakan salah satu
komponen pendidikan yang menentukan kualitas pendidikan.
Kurikulum merupakan bahan masukan maupun hasil belajar yang
diinginkan. Salah satu bentuk optimalisasi penyelenggaraan kurikulum adalah
pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi
siswa dalam berbagai jenjang pendidikan baik jenjang dasar, lanjutan, maupun
menengah. Kurikulum yang digunakan di sekolah-seko lah merupakan Satuan
Pendidikan yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar
membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Salah satunya dijumpai pada sekolah menengah.
Pendidikan menengah ada kelompok Sekolah Menengah Umum dan ada
kelompok Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan
2
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai kejuruannya. Sekolah Menengah Kejuruan,
kurikulum pembelajarannya adalah mempersiapkan peserta didik pada dunia
kerja terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) terbagi menjadi beberapa kelompok, salah satu diantaranya Sekolah
Menengah Kejuruan Tata Busana. Salah satu SMK yang bernaungan di Tata
Busana adalah SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang, yang
menyiapkan lulusan yang siap terjun dan bersaing di dunia kerja, maupun ke
jenjang yang lebih tinggi dalam bidangnya. Hal tersebut di dukung berdasarkan
visi SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang adalah sebagai lembaga
pendidikan yang mencetak tenaga kerja yang terampil tingkat menengah di
bidang tata busana yang memiliki kepribadian yang luhur, ulet dan tanggap
terhadap perubahan dan perkembangan zaman sehingga mampu menghadapi
globalisasi.
SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang menerapkan kurikulum
yang menuntut siswa memiliki kemampuan untuk menggambar yaitu kemampuan
menggambar busana sebelum membuat karya-karya selanjutnya. Hal ini
dibenarkan oleh pendapat Apriyatno, (2004) bahwa menggambar adalah induk
dari segala ilmu dalam merancang suatu desain. Menggambar adalah keterampilan
yang bisa dipelajari oleh setiap orang, terutama bagi yang punya minat untuk
belajar.
Menurut Sugianto dikutip oleh Hidayah (2007) menggambar busana
memiliki pengertian proses mewujudkan ide dan kreativitas berupa gambar
3
Kemampuan menggambar busana adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai
Standar kompetensi berdasarkan Kurikulum dalam menggambar busana di SMK
Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang, adalah siswa dapat terampil: 1)
Mendiskripsikan bentuk proporsi dan anatomi beberapa tipe tubuh manusia, 2)
Memahami bentuk bagian-bagian busana, 3) Menerapkan teknik pembuatan
desain busana dan 4) Penyelesaian pembuatan gambar.
Adapun salah satu indikator ketercapaian berdasarkan Silabus SMK Awal
Karya Pembangunan (AKP) Galang pada mata pelajaran Menggambar Busana
adalah siswa diharapkan dapat memahami bagian-bagian busana. Pelaksanaan
pembelajaran memahami bagian-bagian busana pada siswa kelas X Tata Busana
SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang kurang optimal, hal ini
berdampak pada kurangnya keterampilan Siswa Kelas X Tata Busana dalam
menggambar busana, padahal menggambar adalah induk dari suatu rancangan
desain yang merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai sebelum membuat
karya selanjutnya. Kurang optimalnya pembelajaran tampak dari pengamatan dan
hasil wawancara (pada tanggal `1 April 2012) pada guru bidang studi
menggambar busana. Ibu Supiani mengatakan selama proses pembelajaran
menggambar busana siswa kelas X Tata Busana berlangsung pada awal semester
satu yaitu penguasaan tentang bagian-bagian busana kurang dipahami, daya
imajinasi kurang kreatif, proporsi kurang menarik, kurang mengaplikasikan desain
yang dibuat ke dalam suatu rancangan busana karena kurangnya kemampuan
dasar dalam memahami bagian-bagian busana dalam menggambar busana,
sehingga terlihat kurangnya siswa mengikuti mata pelajaran tersebut serta
4
Kurangnya efektifitas waktu tersebut terbukti berdasarkan hasil pengamatan
selama proses pembelajaran berlangsung yaitu selama empat kali pertemuan guru
membahas satu pokok bahasan yang sama yaitu menggambar proporsi. Hal ini
membuat siswa merasa bosan karena hal-hal yang diajarkan sama, selain itu juga
pemborosan waktu sehingga kompetensi dasar yang diharapkan kurang optimal
hasilnya, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak mencapai standar kelulusan
di bawah 70. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar yang diperoleh mencapai nilai
70 ke bawah pada mata pelajaran menggambar bagian-bagian busana pada siswa
kelas X semester ganjil 2011 pada saat mengadakan ulangan. Berdasarkan data
tersebut dari 12 siswa yang mengikuti menggambar busana hanya 36% atau 4
siswa yang benar-benar berminat dan mempunyai motivasi tinggi untuk belajar
serta mampu mengembangkan keterampilan, sisanya yaitu 64% atau 8 siswa
kurang berminat terhadap mata pelajaran sehingga kurangnya keterampilan
menggambar busana.
Penyebab kurangnya minat dan motivasi siswa adalah karena
pembelajaran yang kurang menarik yaitu menggunakan model pembelajaran
konvensional, pembelajaran yang berpusat pada guru saja, siswa kurang diberi
kesempatan berpendapat dalam pembelajaran terutama mengenai materi
menggambar bagian-bagian busana sehingga dalam pembelajaran gambar
menggambar busana siswa kurang aktif dan kreatif, siswa kurang memahami
materi dan tahapan proses menggambar busana. Hal ini mengakibatkan
pembelajaran menggambar busana terasa memberatkan siswa, dan siswa kurang
5
diharapkan kurang tercapai dan hasil belajar yang diperoleh juga tidak mencapai
standar kelulusan.
Pencapaian hasil belajar yang tidak tercapai pada mata pelajaran
menggambar busana khususnya menggambar bagian-bagian busana menjadi
permasalahan yang harus segera ditindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas.
Jika kemampuan dasar menggambar bagian-bagian busana tidak terpenuhi,
kompetensi yang diharapkan tidak tercapai, akibatnya kualitas/hasil belajar
pembelajaran kurang baik dan berdampak pada kurangnya keterampilan siswa
dalam menggambar busana maka akan berpengaruh pada karya-karya selanjutnya.
Apabila kompetensi tidak terpenuhi, nilai rata- rata kelas tidak mencapai standar
ketuntasan maka guru wajib melaksanakan perbaikan terutama dalam proses
pembelajaran dalam rangka menuntaskan ketercapaian kompetensi dan kualitas
pembelajaran yang meningkat. Untuk mengoptimalkan peningkatan keterampilan
dalam pembelajaran menggambar bagian-bagian busana diperlukan pendekatan
pengajaran yang lebih menekankan pada aktifitas belajar dan pada keterampilan
menggambar busana siswa, serta pengembangan keaktifan siswa untuk berpikir
kreatif, terampil dan cekatan.
Menurut pendapat Gino (2000) bahwa keterlibatan langsung (keaktifan)
siswa dalam mendapatkan pengalaman-pengalaman belajar sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar dan perubahan tingkah lakunya. Pendapat ini juga
dibenarkan dalam penelitian Wijayanti (2007) bahwa pembelajaran yang
mengembangkan siswa daya imajinasi siswa untuk lebih berpikir aktif dan kreatif
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun untuk meningkatkan
6
adalah dengan menggunakan pendekatan yang menekankan pada
aktivitas-aktivitas selama proses pembelajaran tersebut berlangsung, yaitu pendekatan
Pembelajaran Inovatif yaitu dengan Model Kooperatif.
Menurut Lie (2004) dalam Sugiyanto (2008) pembelajaran kooperatif
menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat
belajar (Learning Community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga
belajar bersama siswa. Pembelajaran Kooperatif adalah salah satu model
pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan aspek keterampilan sosial
sekaligus aspek kognitif dan aspek sikap siswa, karena dalam pembelajaran ini
adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait.
Sedangkan menurut Suyatno (2009) dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar
berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih membiasakan untuk saling berbagi
pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu dan
berlatih berinteraksi, berkomunikasi, sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur
dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Model pembelajaran inovatif yang tepat untuk diterapkan pada
siswa kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang adalah
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural yaitu pendekatan
yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk
memperbaharui pola-pola interaksi siswa.
Dari beberapa pendapat tentang model pembelajaran, model pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan struktural yang paling tepat untuk diterapkan pada
kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang untuk
7
menekankan pada aktifitas belajar siswa sehingga mengajak siswa untuk lebih
aktif dan kreatif. Karena menurut teori yang dikemukakan oleh Gino (2000)
bahwa keterlibatan langsung (keaktifan) pebelajar (siswa) dalam mendapatkan
pengalaman-pengalaman belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan
perubahan tingkah lakunya.
Berbagai masalah yang muncul tersebut diidentifikasi. Pemaparan
berbagai masalah yang muncul adalah penting untuk memilih dan menetapkan
masalah yang perlu dan cukup penting untuk diteliti agar penelitian lebih efektif.
Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Dengan Pendekatan struktural Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Menggambar Bagian-bagian Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK
Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang Tahun Ajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Adapun diidentifikasi masalah yang berdasarkan latar belakang sebagai
berikut:
1) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi hasil belajar Menggambar
Bagian-bagian Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang?
2) Apakah penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
Menggambar Bagian-bagian Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP)
Galang ?
3) Apakah yang menyebabkan kurangnya aktifitas siswa dalam proses belajar
khususnya pada mata pelajaran Menggambar Bagian-bagian Busana SMK
8
4) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
struktural dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Menggambar Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK Awal Karya
Pembangunan (AKP) Galang ?
5) Sejauh manakah peningkatan hasil belajar siswa kelas X Tata Busana SMK
Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural ?
C. Pembatasan Masalah
Adapun yang menjadi pembatasan masalah yang berdasarkan latar
belakang masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis model pembelajaran kooperatif penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural dengan menggunakan
teknik mencari pasangan, berkirim salam dan soal, serta bercerita
berpasangan.
2. Mata pelajaran menggambar busana dimaksudkan dalam hal ini menggambar
bagian-bagian busana, yaitu : garis leher, kerah, dan lengan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah peneliti kemukakan maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan
Struktural dapat meningkatkan hasil belajar Menggambar Bagian-Bagian Busana
pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian tindakan
kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Menggambar Bagian-Bagian
Busana dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif pada Pendekatan
Struktural pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan
(AKP) Galang Tahun Ajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah wawasan tentang pelaksanaan Model Pembelajaran
Kooperatif dan sebagai bahan referensi peneliti yang lain yang akan meneliti
permasalahan yang berhubungan dengan Model Pembelajaran Kooperatif.
2. Manfaat Praktis
Untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pembelajaran penelitian ini
tampak manfaaatnya bagi:
a) Bagi Siswa, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif memungkinkan
untuk meningkatkan keaktifan, pengetahuan dan keterampilan siswa dalam
menggambar Bagian-bagian busana dengan melakukan aktivitas melatih
pendengaran, ketelitian/ kecermatan, setiap siswa ikut berperan dalam
pembelajaran, melatih mengungkapkan gagasan dan bekerjasama, serta
berdiskusi dengan kelompoknya.
b) Bagi Guru, Penerapan Model Pembelajaran kooperatif merupakan hal yang
belum umum dilakukan oleh guru di sekolah. Oleh sebab itu, hasil penelitian
10
dalam rangka memperoleh pengalaman baru untuk model yang lebih inovatif
dalam pembelajaran menggambar busana.
c) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada
guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan
pendekatan inovasi dalam pembelajaran. Selain itu sebagai masukkan yang
bersifat praktis di dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan
pembelajaran.
d) Komponen pendidikan yang terkait, yaitu hasil penelitian ini bukan hanya
sekedar bermanfaat untuk satu bidang studi Tata Busana bermanfaat juga bagi
bidang studi yang lain yang merupakan komponen pendidikan yang terkait
dan sebagai bahan referensi peneliti yang lain yang akan menelit
permasalahan yang berhubungan dengan model pembelajaran kooperatif
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil pada Bab IV, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran pendekatan struktural berdasarkan
penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu persentase hasil
belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 48 % dengan jumlah 12 siswa
dan untuk siklus II mencapai 84 % dengan siswa yang tuntas 21 siswa.
Sehingga dalam hal ini, terlihat dari rata-rata persentase mengalami
peningkatan sebanyak 9 siswa (36 %).
2. Penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan struktural dapat
meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi menggambar
bagian-bagian busana. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktifitas siswa pada
siklus I memperoleh kriteria baik 7 siswa (28 %) dan kriteria sangat baik
diperoleh 1 siswa (4%) sedangkan untuk siklus II mencapai peningkatan
menjadi 10 siswa dengan 40 % dengan kriteria baik dan kriteria sangat
63
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan berkaitan dengan
kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif pendekatan struktural hendaknya
dapat diterapkan dengan melibatkan siswa secara individu untuk ikut
menggambar bagian-bagian busana dengan alasan siswa menjadi lebih kritis
dan kreatif.
b. Berkaitan dengan strategi dalam proses belajar mengajar, guru dapat
menerapkan ataupun mengembangkan strategi baru yang sesuai dengan
tuntunan dan pencapaian yang belum dapat dicapai dengan maksimal sebagai
salah satu alternatif yang digunakan dalam menggambar bagian – bagian
busana
c. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada
siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan
struktural.
d. Pembelajaran menggambar bagian - bagian busana hendaknya guru
memberikan kelengkapan media, media yang dapat dimanfaatkan secara
tepat dengan variasi yang baik.
2. Bagi Siswa
a. Siswa harus dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan dapat
64
b. Siswa harus mengasah keterampilan menggambar busana karena
keterampilan menggambar busana sangat penting untuk mengembangkan
keterampilan menggambar selanjutnya.
c. Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok
belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas
belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat
saling tukar pikiran.
3. Bagi Sekolah
a. Kebijakan kepala sekolah hendaknya meningkatkan kualitas proses
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
b. Menyediakan model/media pembelajaran yang dirancang guru yang sesuai
dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata
pelajaran Menggambar Busana
4. Bagi Peneliti
a. Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural dapat diterapkan di
kelas lain maupun di sekolah lain, terutama pada mata pelajaran praktek.
b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif
pendekatan struktural dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil pada Bab IV, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran pendekatan struktural berdasarkan
penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu persentase hasil
belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 48 % dengan jumlah 12 siswa
dan untuk siklus II mencapai 84 % dengan siswa yang tuntas 21 siswa.
Sehingga dalam hal ini, terlihat dari rata-rata persentase mengalami
peningkatan sebanyak 9 siswa (36 %).
2. Penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan struktural dapat
meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi menggambar
bagian-bagian busana. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktifitas siswa pada
siklus I memperoleh kriteria baik 7 siswa (28 %) dan kriteria sangat baik
diperoleh 1 siswa (4%) sedangkan untuk siklus II mencapai peningkatan
menjadi 10 siswa dengan 40 % dengan kriteria baik dan kriteria sangat
63
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan berkaitan dengan
kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif pendekatan struktural hendaknya
dapat diterapkan dengan melibatkan siswa secara individu untuk ikut
menggambar bagian-bagian busana dengan alasan siswa menjadi lebih kritis
dan kreatif.
b. Berkaitan dengan strategi dalam proses belajar mengajar, guru dapat
menerapkan ataupun mengembangkan strategi baru yang sesuai dengan
tuntunan dan pencapaian yang belum dapat dicapai dengan maksimal sebagai
salah satu alternatif yang digunakan dalam menggambar bagian – bagian
busana
c. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada
siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan
struktural.
d. Pembelajaran menggambar bagian - bagian busana hendaknya guru
memberikan kelengkapan media, media yang dapat dimanfaatkan secara
tepat dengan variasi yang baik.
2. Bagi Siswa
a. Siswa harus dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan dapat
64
b. Siswa harus mengasah keterampilan menggambar busana karena
keterampilan menggambar busana sangat penting untuk mengembangkan
keterampilan menggambar selanjutnya.
c. Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok
belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas
belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat
saling tukar pikiran.
3. Bagi Sekolah
a. Kebijakan kepala sekolah hendaknya meningkatkan kualitas proses
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
b. Menyediakan model/media pembelajaran yang dirancang guru yang sesuai
dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata
pelajaran Menggambar Busana
4. Bagi Peneliti
a. Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural dapat diterapkan di
kelas lain maupun di sekolah lain, terutama pada mata pelajaran praktek.
b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif
pendekatan struktural dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru