• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA (KASUS DI SMK AKP GALANG).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA (KASUS DI SMK AKP GALANG)."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA

PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA

(KASUS DI SMK AKP GALANG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Penelitian

OLEH:

NURHALIMAH

NIM : 508342024

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

▸ Baca selengkapnya: kd menggambar model

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Nurhalimah, Nim. 508342024. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana (Kasus Di SMK AKP Galang).

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Model Pembelajaran yang digunakan di sekolah pada mata pelajaran Menggambar Busana belum maksimal sehingga hasil belajar pada mata pelajaran Menggambar Busana pada materi pokok menggambar bagian-bagian busana masih rendah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural dapat meningkatkan hasil belajar menggambar busana pada siswa kelas X Tata Busana di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Busana di SMK AKP Galang yang berjumlah 25 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada tiap siklus dilaksanakan empat kali pertemuan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Tes yang digunakan adalah tes pengetahuan awal (Pre Test), tes hasil belajar menggambar busana selama proses pembelajaran berlangsung dan tes akhir pembelajaran (Post Test). Observasi aktifitas belajar siswa dilakukan secara langsung pada saat proses pembelajaran belajar berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural.

Dari hasil analisis diperoleh data pre test sebagai hasil belajar pengetahuan awal diperoleh 20% dengan siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa. Data post test siklus I dengan 48 % dengan jumlah siswa yang tuntas 12 siswa, dengan ketuntasan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu : ≥ 70 %. Sedangkan post test pada siklus II mencapai hasil belajar siswa yang tuntas yaitu : 21 siswa atau 84 %, sehingga siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu : ≥ 70 %.dengan kriteria penilaian sangat baik.

(5)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA

PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA

(KASUS DI SMK AKP GALANG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Penelitian

OLEH:

NURHALIMAH

NIM : 508342024

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan, dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana (Kasus Di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang).

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan rintangan dan hambatan, namun dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan penulis dan bantuan dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikannya. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Surniati Chalid, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

2. Ibu Dra. Armaini Rambe, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

3. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K. M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

5. Ibu Dra. Lelly Fridiarty, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PKK FT-UNIMED

6. Ibu Dra. Dina Ampera, M.Si, selaku Dosen Penguji sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan studi kepada penulis selama mengikuti pendidikan di UNIMED.

7. Ibu Dra. Nurmaya Napitu, M. Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan arahan bagi kesempurnaan skripsi ini.

(9)

9. Bapak Tatoludin, ST, M. Si, selaku Kepala Sekolah SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan izin penelitian di lingkungan SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang.

10. Ibu Iriani, S.Pd, ibu Catarina Sipayung, S.Pd dan ibu Supiani, S.Pd selaku Guru Bidang Studi Menggambar Busana kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian di lingkungan SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang

11.Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta Ayahanda Alm. Asnawi dan Ibunda Zuraidah Lubis yang telah memberikan kasih sayang, dorongan, semangat dan pengorbanan yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.

12.Kepada tulang saya, Miswarruddin, S.Pd, Unden, dan Ocik saya mengucapkan banyak terima kasih karena yang telah memberikan dukungan baik itu moril maupun material kepada penulis.

13.Kepada kakak saya Nurhabibah dan Adik-Adik saya tercinta Nur’asiyah dan Maisyaroh yang telah memberikan dukungannya.

14.Sebagai penyejuk hati yang selalu memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis

15.Teman seperjuangan khususnya seluruh mahasiswa Tata Busana Stambuk 2008 yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

(10)

i

2. Model Pembelajaran Koperatif Dengan Pendekatan Struktural ... 12

3. Pengertian Hasil Belajar ... 24

4. Hasil Belajar Menggambar Busana ... 25

5. Tinjauan Mata Pelajaran Menggambar Busana ... 26

6. Pengertian Menggambar Bagian-Bagian Busana ... 27

B. Kerangka Berpikir ... 40

C. Pertanyaan Penelitian ... 41

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 42

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 42

C. Defenisi Operasiaonal ... 42

(11)

ii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Tes ... 51

2. Observasi ... 58

F. Teknik Analisis Data ... 60

1. Reduksi Data ... 60

2. Paparan Data ... 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 62

A. Hasil Penelitian ... .. 62

1. Hasil Tes Belajar ... 63

2. Hasil Observasi Aktifitas Siswa ... 65

B.

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 67

C.

Implementasi Penyelesaian Permasalahan Siklus II .... .. 73

D.

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 74

E.

Pembahasan Penelitian... 79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(12)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Tahap-Tahap Dalam Model Pembelajaran Kooperatif ... ..14

2. Instruksi Kerja Pada Model Pembelajaran Kooperatif dengan

Pendekatan Struktural... 45

3. Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian

Busana... 52

4. Lembar Penilaian Hasil Belajar Siswa Dalam Menggambar Bagian-Bagian

Busana... 58

5. Kriteria Penilain Aktifitas Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Dengan Pendekatan Struktural...59

6. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Dengan Pendekatan Struktural... 60

7 Hasil Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siswa... 64

8. Hasil Observasi Aktifitas Siswa... 66

9. Perolehan Tes Hasil Belajar Menggambar Bagian-Bagian Busana

Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siklus I... 70

10. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus I... 71

11.Perolehan Tes Hasil Belajar Menggambar Bagian-Bagian Busana Dengan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siklus II... 77

(13)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Skema tahapan dalam model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan

struktural... 23

2. Macam-macam bentuk dasar garis leher ... 30

3. Variasi garis leher bulat... 30

4. Variasi garis leher persegi... 31

5. Variasi garis leher V... 31

6. Macam-macam bentuk dasar kerah... 32

7. Variasi kerah rebah... 33

8. Variasi garis kerah rol... 33

9. Variasi garis kerah tegak... 34

10.Kerah berdasarkan desain model... 34

11.Macam-macam lengan yang dipasangkan... 37

12.Macam-macam panjang lengan... 38

13.Macam-macam lengan yang menjadi satu dengan badan... 38

14.Siklus PTK menurut Iskandar (2011) Dalam Poibe... 44

15.Diagram Hasil Belajar Siswa... 65

(14)

v

5. Soal Pre Test dan Post Test (Yang Telah Divalidkan) ... 105

6. Kunci Jawaban... 112

7. Data Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus I... 113

8. Data Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus II... 114

9. Keseluruhan Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus I... 115

10. Keseluruhan Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus II... 117

11.Perhitungan Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus I... 119

12. Perhitungan Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus II... 121

13. Hasil Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus I (Pengamat I) ... 125

14. Hasil Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus II (Pengamat I) ... 126

15.Hasil Penilaian Observasi Aktifitas Siswa Siklus I (Pengamat II) ... 127

16. Hasil Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus II (Pengamat II) ... 128

17. Hasil Penilaian Observasi Aktifitas Siswa Siklus I (Pengamat III) ... 129

(15)
(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di antara permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini

adalah masalah pendidikan yang berhubungan dengan kualitas mutu pendidikan

pada setiap jenjang pendidikan. Kualitas mutu pendidikan berpengaruh pada

setiap lapisan masyarakat maupun dunia kerja. Mutu pendidikan yang baik, akan

berpengaruh pada sumber daya manusia yang baik pula, dan pembangunan bangsa

pun akan meningkat karena kinerja sumber daya manusia dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan kualitas mutu

pendidikan. Salah satu upaya perbaikan kualitas mutu pendidikan adalah dengan

optimalisasi penyelenggaraan kurikulum, karena kurikulum merupakan salah satu

komponen pendidikan yang menentukan kualitas pendidikan.

Kurikulum merupakan bahan masukan maupun hasil belajar yang

diinginkan. Salah satu bentuk optimalisasi penyelenggaraan kurikulum adalah

pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi

siswa dalam berbagai jenjang pendidikan baik jenjang dasar, lanjutan, maupun

menengah. Kurikulum yang digunakan di sekolah-seko lah merupakan Satuan

Pendidikan yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar

membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar aktif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan. Salah satunya dijumpai pada sekolah menengah.

Pendidikan menengah ada kelompok Sekolah Menengah Umum dan ada

kelompok Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

(17)

2

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut sesuai kejuruannya. Sekolah Menengah Kejuruan,

kurikulum pembelajarannya adalah mempersiapkan peserta didik pada dunia

kerja terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) terbagi menjadi beberapa kelompok, salah satu diantaranya Sekolah

Menengah Kejuruan Tata Busana. Salah satu SMK yang bernaungan di Tata

Busana adalah SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang, yang

menyiapkan lulusan yang siap terjun dan bersaing di dunia kerja, maupun ke

jenjang yang lebih tinggi dalam bidangnya. Hal tersebut di dukung berdasarkan

visi SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang adalah sebagai lembaga

pendidikan yang mencetak tenaga kerja yang terampil tingkat menengah di

bidang tata busana yang memiliki kepribadian yang luhur, ulet dan tanggap

terhadap perubahan dan perkembangan zaman sehingga mampu menghadapi

globalisasi.

SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang menerapkan kurikulum

yang menuntut siswa memiliki kemampuan untuk menggambar yaitu kemampuan

menggambar busana sebelum membuat karya-karya selanjutnya. Hal ini

dibenarkan oleh pendapat Apriyatno, (2004) bahwa menggambar adalah induk

dari segala ilmu dalam merancang suatu desain. Menggambar adalah keterampilan

yang bisa dipelajari oleh setiap orang, terutama bagi yang punya minat untuk

belajar.

Menurut Sugianto dikutip oleh Hidayah (2007) menggambar busana

memiliki pengertian proses mewujudkan ide dan kreativitas berupa gambar

(18)

3

Kemampuan menggambar busana adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai

Standar kompetensi berdasarkan Kurikulum dalam menggambar busana di SMK

Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang, adalah siswa dapat terampil: 1)

Mendiskripsikan bentuk proporsi dan anatomi beberapa tipe tubuh manusia, 2)

Memahami bentuk bagian-bagian busana, 3) Menerapkan teknik pembuatan

desain busana dan 4) Penyelesaian pembuatan gambar.

Adapun salah satu indikator ketercapaian berdasarkan Silabus SMK Awal

Karya Pembangunan (AKP) Galang pada mata pelajaran Menggambar Busana

adalah siswa diharapkan dapat memahami bagian-bagian busana. Pelaksanaan

pembelajaran memahami bagian-bagian busana pada siswa kelas X Tata Busana

SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang kurang optimal, hal ini

berdampak pada kurangnya keterampilan Siswa Kelas X Tata Busana dalam

menggambar busana, padahal menggambar adalah induk dari suatu rancangan

desain yang merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai sebelum membuat

karya selanjutnya. Kurang optimalnya pembelajaran tampak dari pengamatan dan

hasil wawancara (pada tanggal `1 April 2012) pada guru bidang studi

menggambar busana. Ibu Supiani mengatakan selama proses pembelajaran

menggambar busana siswa kelas X Tata Busana berlangsung pada awal semester

satu yaitu penguasaan tentang bagian-bagian busana kurang dipahami, daya

imajinasi kurang kreatif, proporsi kurang menarik, kurang mengaplikasikan desain

yang dibuat ke dalam suatu rancangan busana karena kurangnya kemampuan

dasar dalam memahami bagian-bagian busana dalam menggambar busana,

sehingga terlihat kurangnya siswa mengikuti mata pelajaran tersebut serta

(19)

4

Kurangnya efektifitas waktu tersebut terbukti berdasarkan hasil pengamatan

selama proses pembelajaran berlangsung yaitu selama empat kali pertemuan guru

membahas satu pokok bahasan yang sama yaitu menggambar proporsi. Hal ini

membuat siswa merasa bosan karena hal-hal yang diajarkan sama, selain itu juga

pemborosan waktu sehingga kompetensi dasar yang diharapkan kurang optimal

hasilnya, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak mencapai standar kelulusan

di bawah 70. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar yang diperoleh mencapai nilai

70 ke bawah pada mata pelajaran menggambar bagian-bagian busana pada siswa

kelas X semester ganjil 2011 pada saat mengadakan ulangan. Berdasarkan data

tersebut dari 12 siswa yang mengikuti menggambar busana hanya 36% atau 4

siswa yang benar-benar berminat dan mempunyai motivasi tinggi untuk belajar

serta mampu mengembangkan keterampilan, sisanya yaitu 64% atau 8 siswa

kurang berminat terhadap mata pelajaran sehingga kurangnya keterampilan

menggambar busana.

Penyebab kurangnya minat dan motivasi siswa adalah karena

pembelajaran yang kurang menarik yaitu menggunakan model pembelajaran

konvensional, pembelajaran yang berpusat pada guru saja, siswa kurang diberi

kesempatan berpendapat dalam pembelajaran terutama mengenai materi

menggambar bagian-bagian busana sehingga dalam pembelajaran gambar

menggambar busana siswa kurang aktif dan kreatif, siswa kurang memahami

materi dan tahapan proses menggambar busana. Hal ini mengakibatkan

pembelajaran menggambar busana terasa memberatkan siswa, dan siswa kurang

(20)

5

diharapkan kurang tercapai dan hasil belajar yang diperoleh juga tidak mencapai

standar kelulusan.

Pencapaian hasil belajar yang tidak tercapai pada mata pelajaran

menggambar busana khususnya menggambar bagian-bagian busana menjadi

permasalahan yang harus segera ditindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas.

Jika kemampuan dasar menggambar bagian-bagian busana tidak terpenuhi,

kompetensi yang diharapkan tidak tercapai, akibatnya kualitas/hasil belajar

pembelajaran kurang baik dan berdampak pada kurangnya keterampilan siswa

dalam menggambar busana maka akan berpengaruh pada karya-karya selanjutnya.

Apabila kompetensi tidak terpenuhi, nilai rata- rata kelas tidak mencapai standar

ketuntasan maka guru wajib melaksanakan perbaikan terutama dalam proses

pembelajaran dalam rangka menuntaskan ketercapaian kompetensi dan kualitas

pembelajaran yang meningkat. Untuk mengoptimalkan peningkatan keterampilan

dalam pembelajaran menggambar bagian-bagian busana diperlukan pendekatan

pengajaran yang lebih menekankan pada aktifitas belajar dan pada keterampilan

menggambar busana siswa, serta pengembangan keaktifan siswa untuk berpikir

kreatif, terampil dan cekatan.

Menurut pendapat Gino (2000) bahwa keterlibatan langsung (keaktifan)

siswa dalam mendapatkan pengalaman-pengalaman belajar sangat berpengaruh

terhadap hasil belajar dan perubahan tingkah lakunya. Pendapat ini juga

dibenarkan dalam penelitian Wijayanti (2007) bahwa pembelajaran yang

mengembangkan siswa daya imajinasi siswa untuk lebih berpikir aktif dan kreatif

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun untuk meningkatkan

(21)

6

adalah dengan menggunakan pendekatan yang menekankan pada

aktivitas-aktivitas selama proses pembelajaran tersebut berlangsung, yaitu pendekatan

Pembelajaran Inovatif yaitu dengan Model Kooperatif.

Menurut Lie (2004) dalam Sugiyanto (2008) pembelajaran kooperatif

menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat

belajar (Learning Community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga

belajar bersama siswa. Pembelajaran Kooperatif adalah salah satu model

pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan aspek keterampilan sosial

sekaligus aspek kognitif dan aspek sikap siswa, karena dalam pembelajaran ini

adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait.

Sedangkan menurut Suyatno (2009) dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar

berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih membiasakan untuk saling berbagi

pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu dan

berlatih berinteraksi, berkomunikasi, sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur

dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan

masing-masing. Model pembelajaran inovatif yang tepat untuk diterapkan pada

siswa kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang adalah

Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural yaitu pendekatan

yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk

memperbaharui pola-pola interaksi siswa.

Dari beberapa pendapat tentang model pembelajaran, model pembelajaran

kooperatif dengan pendekatan struktural yang paling tepat untuk diterapkan pada

kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang untuk

(22)

7

menekankan pada aktifitas belajar siswa sehingga mengajak siswa untuk lebih

aktif dan kreatif. Karena menurut teori yang dikemukakan oleh Gino (2000)

bahwa keterlibatan langsung (keaktifan) pebelajar (siswa) dalam mendapatkan

pengalaman-pengalaman belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan

perubahan tingkah lakunya.

Berbagai masalah yang muncul tersebut diidentifikasi. Pemaparan

berbagai masalah yang muncul adalah penting untuk memilih dan menetapkan

masalah yang perlu dan cukup penting untuk diteliti agar penelitian lebih efektif.

Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Dengan Pendekatan struktural Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Menggambar Bagian-bagian Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK

Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun diidentifikasi masalah yang berdasarkan latar belakang sebagai

berikut:

1) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi hasil belajar Menggambar

Bagian-bagian Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang?

2) Apakah penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Menggambar Bagian-bagian Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP)

Galang ?

3) Apakah yang menyebabkan kurangnya aktifitas siswa dalam proses belajar

khususnya pada mata pelajaran Menggambar Bagian-bagian Busana SMK

(23)

8

4) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan

struktural dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Menggambar Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK Awal Karya

Pembangunan (AKP) Galang ?

5) Sejauh manakah peningkatan hasil belajar siswa kelas X Tata Busana SMK

Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang setelah penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural ?

C. Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi pembatasan masalah yang berdasarkan latar

belakang masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Jenis model pembelajaran kooperatif penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural dengan menggunakan

teknik mencari pasangan, berkirim salam dan soal, serta bercerita

berpasangan.

2. Mata pelajaran menggambar busana dimaksudkan dalam hal ini menggambar

bagian-bagian busana, yaitu : garis leher, kerah, dan lengan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah peneliti kemukakan maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan

Struktural dapat meningkatkan hasil belajar Menggambar Bagian-Bagian Busana

pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang

(24)

9

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian tindakan

kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Menggambar Bagian-Bagian

Busana dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif pada Pendekatan

Struktural pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan

(AKP) Galang Tahun Ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah wawasan tentang pelaksanaan Model Pembelajaran

Kooperatif dan sebagai bahan referensi peneliti yang lain yang akan meneliti

permasalahan yang berhubungan dengan Model Pembelajaran Kooperatif.

2. Manfaat Praktis

Untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pembelajaran penelitian ini

tampak manfaaatnya bagi:

a) Bagi Siswa, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif memungkinkan

untuk meningkatkan keaktifan, pengetahuan dan keterampilan siswa dalam

menggambar Bagian-bagian busana dengan melakukan aktivitas melatih

pendengaran, ketelitian/ kecermatan, setiap siswa ikut berperan dalam

pembelajaran, melatih mengungkapkan gagasan dan bekerjasama, serta

berdiskusi dengan kelompoknya.

b) Bagi Guru, Penerapan Model Pembelajaran kooperatif merupakan hal yang

belum umum dilakukan oleh guru di sekolah. Oleh sebab itu, hasil penelitian

(25)

10

dalam rangka memperoleh pengalaman baru untuk model yang lebih inovatif

dalam pembelajaran menggambar busana.

c) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada

guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan

pendekatan inovasi dalam pembelajaran. Selain itu sebagai masukkan yang

bersifat praktis di dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan

pembelajaran.

d) Komponen pendidikan yang terkait, yaitu hasil penelitian ini bukan hanya

sekedar bermanfaat untuk satu bidang studi Tata Busana bermanfaat juga bagi

bidang studi yang lain yang merupakan komponen pendidikan yang terkait

dan sebagai bahan referensi peneliti yang lain yang akan menelit

permasalahan yang berhubungan dengan model pembelajaran kooperatif

(26)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil pada Bab IV, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran pendekatan struktural berdasarkan

penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu persentase hasil

belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 48 % dengan jumlah 12 siswa

dan untuk siklus II mencapai 84 % dengan siswa yang tuntas 21 siswa.

Sehingga dalam hal ini, terlihat dari rata-rata persentase mengalami

peningkatan sebanyak 9 siswa (36 %).

2. Penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan struktural dapat

meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi menggambar

bagian-bagian busana. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktifitas siswa pada

siklus I memperoleh kriteria baik 7 siswa (28 %) dan kriteria sangat baik

diperoleh 1 siswa (4%) sedangkan untuk siklus II mencapai peningkatan

menjadi 10 siswa dengan 40 % dengan kriteria baik dan kriteria sangat

(27)

63

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan berkaitan dengan

kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif pendekatan struktural hendaknya

dapat diterapkan dengan melibatkan siswa secara individu untuk ikut

menggambar bagian-bagian busana dengan alasan siswa menjadi lebih kritis

dan kreatif.

b. Berkaitan dengan strategi dalam proses belajar mengajar, guru dapat

menerapkan ataupun mengembangkan strategi baru yang sesuai dengan

tuntunan dan pencapaian yang belum dapat dicapai dengan maksimal sebagai

salah satu alternatif yang digunakan dalam menggambar bagian – bagian

busana

c. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada

siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan

struktural.

d. Pembelajaran menggambar bagian - bagian busana hendaknya guru

memberikan kelengkapan media, media yang dapat dimanfaatkan secara

tepat dengan variasi yang baik.

2. Bagi Siswa

a. Siswa harus dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan dapat

(28)

64

b. Siswa harus mengasah keterampilan menggambar busana karena

keterampilan menggambar busana sangat penting untuk mengembangkan

keterampilan menggambar selanjutnya.

c. Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok

belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas

belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat

saling tukar pikiran.

3. Bagi Sekolah

a. Kebijakan kepala sekolah hendaknya meningkatkan kualitas proses

pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

b. Menyediakan model/media pembelajaran yang dirancang guru yang sesuai

dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata

pelajaran Menggambar Busana

4. Bagi Peneliti

a. Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural dapat diterapkan di

kelas lain maupun di sekolah lain, terutama pada mata pelajaran praktek.

b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif

pendekatan struktural dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru

(29)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil pada Bab IV, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran pendekatan struktural berdasarkan

penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu persentase hasil

belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 48 % dengan jumlah 12 siswa

dan untuk siklus II mencapai 84 % dengan siswa yang tuntas 21 siswa.

Sehingga dalam hal ini, terlihat dari rata-rata persentase mengalami

peningkatan sebanyak 9 siswa (36 %).

2. Penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan struktural dapat

meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi menggambar

bagian-bagian busana. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktifitas siswa pada

siklus I memperoleh kriteria baik 7 siswa (28 %) dan kriteria sangat baik

diperoleh 1 siswa (4%) sedangkan untuk siklus II mencapai peningkatan

menjadi 10 siswa dengan 40 % dengan kriteria baik dan kriteria sangat

(30)

63

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan berkaitan dengan

kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif pendekatan struktural hendaknya

dapat diterapkan dengan melibatkan siswa secara individu untuk ikut

menggambar bagian-bagian busana dengan alasan siswa menjadi lebih kritis

dan kreatif.

b. Berkaitan dengan strategi dalam proses belajar mengajar, guru dapat

menerapkan ataupun mengembangkan strategi baru yang sesuai dengan

tuntunan dan pencapaian yang belum dapat dicapai dengan maksimal sebagai

salah satu alternatif yang digunakan dalam menggambar bagian – bagian

busana

c. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada

siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan

struktural.

d. Pembelajaran menggambar bagian - bagian busana hendaknya guru

memberikan kelengkapan media, media yang dapat dimanfaatkan secara

tepat dengan variasi yang baik.

2. Bagi Siswa

a. Siswa harus dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan dapat

(31)

64

b. Siswa harus mengasah keterampilan menggambar busana karena

keterampilan menggambar busana sangat penting untuk mengembangkan

keterampilan menggambar selanjutnya.

c. Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok

belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas

belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat

saling tukar pikiran.

3. Bagi Sekolah

a. Kebijakan kepala sekolah hendaknya meningkatkan kualitas proses

pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

b. Menyediakan model/media pembelajaran yang dirancang guru yang sesuai

dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata

pelajaran Menggambar Busana

4. Bagi Peneliti

a. Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural dapat diterapkan di

kelas lain maupun di sekolah lain, terutama pada mata pelajaran praktek.

b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif

pendekatan struktural dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Maranatha Christian University 2 Brand names and slogans help the advertiser to attract people’s attention and.. help the consumer to remember the

Parameter-parameter link budget yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah parameter link budget untuk CDMA denagn kecepatan data 384 kbps pada daerah urban menggunakan model

Hasil penelitian secara serempak menunjukkan bahwa pendelegasian wewenang dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan perum bulog

Maka Kelompok Kerja ULP Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan lelang gagal untuk paket dimaksud karena tidak ada peserta penyedia

Audit Report Lag (Audit Delay) adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, yang diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan

10 Dengan keadaan yang dihadapi oleh Koperasi Mitra Karsa Mandiri dalam melaksanakan pemberian dana pada anggota, penulis akan menganalisis pencatatan, penyimpanan

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan

Penelitian Tindakan Kelas dengan rumusan masalah “Apakah metode pembelajaran Sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 10