SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN (LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS)
TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2011 - 2016
OLEH : YUNI SAFITRI
140522150
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN (LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS) TERHADAP PERTUMBUHAN
LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2011-2016
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Working Capital to Total Asset (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM) Terhadap Pertumbuhan Laba. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan Perusahaan Manufaktur Periode 2011- 2016 yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia.
Populasi penelitian ini sebanyak 62 Perusahaan Manufaktur. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 19 perusahaan sampel untuk 6 tahun pengamatan (2011 - 2016) dengan 112 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari perusahaan sampel yang diunduh dari website Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda lalu kemudian pengujian hipotesis.
Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa WCTA dan TATO berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba sementara DER dan NPM berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Tetapi secara simultan keseluruhan variabel yaitu WCTA, TATO, DER, dan NPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Kata Kunci : Working Capital to Total Asset (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Pertumbuhan Laba
ABSTRACT
ANALYSIS EFFECT OF FINANCIAL RATIO (LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, AND PROFITABILITAS)
ON PROFIT GROWTH OF MANUFACTURE COMPANY IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE IN PERIOD 2011-2016
This reseacrh wants to examine the effects of Working Capital to Total Asset (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM) to profit growth of manufacture company. Secondary data were obtained from published annual reports of manufacture companies that derived from Indonesian Stock Exchange’s website covering the period of 2011 until 2016.
The study population of 62 companies. The sampling method used is purposive sampling method, in order to obtain a sample of 19 companies for 6 years of observation (2011-2016) with 112 observations (observation). Data were obtained from a sample of companies that are downloaded from the Indonesia Stock Exchange website. The data analysis technique used is descriptive statistical analysis and regression analysis. The process of data analysis done first is descriptive statistics, classical assumption test, multiple regression analysis and then test the hypothesis.
The results of this study partially show that WCTA and TATO have a positive and significant effect on earnings growth while DER and NPM have a positive but not significant effect on profit growth. But simultaneously all variables, WCTA, TATO, DER, and NPM, have a significant effect on earnings growth.
Keywords : Working Capital to Total Asset (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), and Profit Growth
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN (LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2016”
dengan baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih kepada 1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. CPA, dan Bapak Alm.
Drs. Syahrul Rambe, MM., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak. Selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji serta Ibu Dra. Naleni Indra, MM., Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran, dan kritikan yang membangun dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
5. Teristimewa untuk suami saya Enggal Santoso, SH yang telah memberikan dukungan, semangat, dan motivasi serta membantu dalam perbaikan skripsi dan bayi mungil saya Raffiq Abrisam Santoso yang menjadi penyemangat
dalam menyelesaikan skripsi ini serta terimakasih kepada ibunda tercinta Yuliar atas kasih sayang dan masukan yang baik serta doa buat anakmu ini.
6. Adik-adik kelas yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu Mira, Nanda, Diah, April, Tia dan lainnya yang telah banyak membantu penulis dalam hal informasi dan memberikan dukungan kepada Penulis.
Semoga Allah Swt selalu melimpahkan rahmat kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan kepada penulis dimulai dari awal pengerjaan hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini dan juga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini.
Medan, November 2018 Penulis
Yuni Safitri NIM : 140522150
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Pertumbuhan Laba ... 10
2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba ... 10
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba... 12
2.1.3 Analisis Pertumbuhan Laba ... 15
2.2 Analisis Rasio Keuangan... 16
2.2.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 16
2.2.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 18
2.2.3 Tujuan dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 22
2.2.4 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 24
2.2.5 Analisis Laporan Keuangan ... 25
2.3 PenelitianTerdahulu... 26
2.4 KerangkaKonseptual ... 29
2.5 Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 33
3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 33 3.3.1 Variabel Independen ... 33
3.3.2 Variabel Dependen... 34
3.4 Populasi Penelitian ... 36
3.5 Sampel Penelitian ... 36
3.6 Jenis dan Sumber Penelitian ... 38
3.7 Teknik Analisis Data ... 39
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 39
3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 39
3.7.3 PengujianHipotesis ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1 Analisis Statistik Deskriptif... 44
4.2 Uji Asumsi Klasik ... 46
4.2.1 Uji Multikolinearitas ... 46
4.2.2 Uji Autokorelasi ... 46
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 47
4.2.4 Uji Asumsi Normalitas ... 48
4.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 50
4.4 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F) ... 50
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) ... 51
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian... 53
4.6.1 Pengaruh WCTA ( ) Terhadap Pertumbuhan Laba ( ) ... 53
4.6.2 Pengaruh DER ( ) Terhadap Pertumbuhan Laba ( ) ... 53
4.6.3 Pengaruh TATO ( ) Terhadap Pertumbuhan Laba ( ) ... 54
4.6.4 Pengaruh NPM ( ) Terhadap Pertumbuhan Laba ( ) ... 54
BABV KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 56
5.3 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN ... 62
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 29
3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 35
3.2 Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Menjadi Sampel ... 37
4.1 Statistik WCTA, DER, TATO, NPM dan Pertumbuhan Laba ... 44
4.2 Uji Multikolinearitas ... 46
4.3 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ... 47
4.4 Uji Normalitas ... 49
4.5 Koefisien Determinasi ... 50
4.6 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ... 51
4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) ... 51
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
1.1 Grafik Pertumbuhan Laba ... 4 2.1 Kerangka Konseptual ... 28 4.1 Uji Heteroskedastisitas ... 48 4.2 Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal Probability
Plotdan Histogram ... 49 4.3 Daerah Keputusan Hipotesis Berdasarkan Uji t ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Data Hasil Perhitungan Variabel Independen dan Dependen 62 2 F Tabel ... 68 3 t Tabel ... 69
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hal yang melatarbelakangi penulis meneliti masalah pertumbuhan laba dalam skripsi ini adalah keingintahuan seberapa penting pertumbuhan laba disuatu perusahaan agar perusahaan tersebut tetap bertahan, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar-kecilnya laba yang diperoleh oleh perusahaan- perusahaan dalam periode waktu tertentu. Namun sebelum membahas faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu defenisi laba dari penulis dan pendapat beberapa ahli mengenai laba.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, laba merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal dalam suatu perusahaan. Sedangkan menurut Sulfida (2010) laba adalah keuntungan perusahaan dengan perhitungan yang akurat dan sistemik dengan menggunakan analisis rasio yang didapat perusahaan dalam periode waktu tertentu. Analisis rasio adalah berorientasi dengan masa depan, artinya bahwa dengan analisis rasio dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan keadaan keuangan serta hasil usaha di masa yang akan datang.
Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba
yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan laba dilihat dari pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penulis menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba diantaranya (Belkaoui, 2012) :
1. Besarnya perusahaan
yang dimaksud dengan besarnya perusahaan adalah perusahaan mampu mengembangkan perusahaan yang saat ini berjalan menjadi lebih besar dengan memiliki beberapa kantor-kantor perwakilan perusahaan pusat sehingga pertumbuhan laba yang didapat perusahaan tersebut terjaga ditiap periode tertentu.
2. Umur Perusahaan
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan umur perusahaan adalah mengacu kepada perusahaan itu pertama kali didirikan sehingga dapat menjaga eksistensinya saat ini, dengan kata lain, makin lama perusahaan ini berdiri maka pertumbuhan laba pada perusahaan itu terus growth sehingga perusahaan dapat bertahan di setiap periode waktu yang ada.
3. Tingkat Leverage
Yang dimaksud dengan tingkat leverage adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat pertumbuhan laba bagi pemilik perusahaan.
4. Tingkat Penjualan
Yang dimaksud dengan tingkat penjualan adalah keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produk perusahaan tersebut.
5. Perubahan Masa Lalu
Yang dimaksud dengan perubahan masa lalu adalah besar-kecilnya laba yang telah dihasilkan oleh suatu perusahaan yang mempengaruhi pertumbuhan laba dimasa yang akan datang, sehingga prediksi besaran laba dimasa yang akan datang berpotensi lebih besar dari laba-laba yang telah diterima perusahaan di periode waktu yang telah lalu.
Sehingga penulis menyimpulkan bahwa pertumbuhan laba adalah bertambahnya keuntungan yang didapat dari kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan baik dalam bentuk keuntungan materil maupun dengan bertambahnya aktiva-aktiva lainnya dengan perincian yang akurat setelah dikurangi oleh biaya-biaya operasional dan biaya-biaya lainnya yang digunakan perusahaan untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha dalam kurun waktu tertentu.
Berdasarkan hal ini pula penulis tertarik untuk mengulas tentang analisis pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan dengan mengakses data persentasepertumbuhan labapadaperusahaan manufakturyang berorientasi kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) padatahun 2010-2016.
Persentase Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Gambar 1.1
Grafik Pertumbuhan Laba
Persentase pertumbuhan laba dalam gambar 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun ke tahun kinerja keuangan perusahaan mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010 (13.55%), tahun 2011 (14.65), tahun 2012 (16.85%), tahun 2013 (13.84%), tahun 2014 (12.24%), tahun 2015 (9.49%), dan tahun 2016 (13.42%).Keadaan yang terjadi diakibatkan oleh kondisi internal dan eksternal. Berdasarkan bukti empiris yang menghubungkan antara rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Penelitian yang dilakukan Gunawan dan Wahyuni (2013) dalam hal ini mereka menggunakan variabel dependen berupa pertumbuhan laba, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah total asset turn over, fixed asset turn over, inventory turn over, current ratio, debt to asset ratio, dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial diperoleh
hasil total asset turn over, fixed asset turn over, dan inventory turn over berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Rizkiyah (2010), dalam hal ini variabel dependen yang digunakan masih pertumbuhan laba, namun pada variabel independen yang digunakan adalah current ratio, total asset turn over, inventory turn over, net profit margin, dan return on asset. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial maupun simultan diketahui bahwa current ratio, total asset turn over, inventory turn over, net profit margin, dan return on asset tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian yang dilakukan Mahaputra (2012) masih menggunakan variabel dependen yang sama yaitu pertumbuhan laba, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over, dan profit margin. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa baik secara simultan maupun parsial current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over, dan profit margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian yang dilakukan Hamidu (2013) juga masih menggunakan variabel dependen berupa pertumbuhan laba, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah net profit margin dan total asset turn over. Berdasarkan hasil penelitian baik secara simultan maupun parsial, diketahui bahwa net profit margin dan total asset turn over berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut mengenai rasio keuangan. Rasio keuangan yang dipakai memprediksi pertumbuhan laba dalam penelitian ini adalah rasio
likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas. Rasio likuiditas diwakili oleh working capital to total asset, rasio solvabilitas diwakili oleh debt to equity ratio, rasio aktivitas diwakili oleh total assets turn over, rasio profitabilitas diwakili oleh net profit margin.
Working Capital to Total Asset adalah likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Modal kerja yang dimaksud disini adalah modal kerja neto, yaitu sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya (Bambang Riyanto, 2010). WCTA ratio yang semakin tinggi menunjukkan semakin besar porsi modal yang dimiliki perusahaan dari total aktivanya. Dengan modal kerja yang besar, diharapkan kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar sehingga pendapatan yang diperoleh akan meningkat dan ini mengakibatkan laba yang diperoleh juga meningkat.
Debt to Equity Ratio (Hutang Modal) merupakan rasio yang membandingkan jumlah hutang terhadap jumlah ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya. DER juga menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa
bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Wahyono, 2010:12). Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain) (Riyanto, 2010:22).
Total Assets Turn Over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2011:19). TAT juga merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila total assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. TAT ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.
Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha (Bastian, 2009). Semakin besar NPM berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.
Dalam kaitan inilah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011–2016”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Apakah working capital to total asset, debt to equity ratio, total assets turnover, dan net profit margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun simultan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 -2016“.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio keuangan (working capital to total asset, debt to equity ratio, total asset turn over, dan net profit margin) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial
maupun simultan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 - 2016.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti
Sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuan khususnya mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran dan bahan masukan dalam mengambil keputusan bila berkaitan dengan pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba dan memberikan gambaran kinerja perusahaan dan perencanaan aktifitas perusahaan kedepan.
3. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana investor memiliki dasar pondasi dan perencanaan yang pasti dalam berinvestasi dengan becermin terhadap kondisi rasio keuangan perusahaan terdahulu maupun saat ini.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya pada bidang analisis laporan keuangan mengenai pengaruh pertumbuhan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Laba
2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba
Ada banyak teori dan defenisi yang dikemukan para ahli tentang laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Sedangkan pengertian laba menurut Belkaoui (2012) adalah suatu ukuran kepengurusan (stewardship) manajemen atas sumberdaya suatu kesatuan dan ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu perusahaan. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi dalam hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak didefinisikan tersendiri secara ekonomik seperti halnya aktiva atau hutang.
Menurut Harahap (2011:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan,
serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Dalam hal ini Penulis menyimpulkan ada beberapa karakteristik tentang laba yang merujuk kepada teori yang dicetuskan oleh Belkaoui(2012) yaitu sebagai berikut:
1. Transaksi yang terjadi didalam suatu perusahaan dapat menghasilkan laba.
2. Pada periode tertentu perusahaan dapat menghasilkan laba jika pada periode berjalan perusahaan menoreh prestasi penjualan.
3. Akurasi penghitungan pendapatan dapat menentukan besar-kecilnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.
4. Akurasi penghitungan biaya operasional pada suatu perusahaan mempengaruhi pendapatan laba pada perusahaan tertentu.
5. Akurasi penghitungan antara biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dan pendapatan yang didapat perusahaan tertentu mempengaruhi pendapatan laba pada perusahaan tersebut.
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya.
Ada banyak rumus penghitungan pertumbuhan laba yang dirumuskan oleh para ahli Ekonomi. Dalam hal ini penulis akan mengambil rumus yang dicetuskan oleh ahli, diantaranya seperti yang digunakan oleh Cahyaningrum (2012) adalah sebagai berikut :
Pertumbuhan Laba = Yt – (Yt – 1) Yt – 1
2.1.2 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan atau koorporasi yang menjalankan suatu kegiatan usaha dalam menghasilkan laba. Sebagaimana yang sudah diuraikan di bab pendahuluan yaitu besarnya perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage, tingkat penjualan, dan perubahan masa lalu.
Faktor-Faktor tersebut menjadi perhatian utama penulis dan dianggap paling relevan sebagai unsur-unsur yang muncul dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan. Faktor- faktor tersebut nantinya akan disajikan dalam bentuk laporan analisis keuangan sehingga dapat diketahui apakah laba didalam suatu perusahaan itu mengalami pertumbuhan atau malah mengalami kerugian, atau malah tetap stagnan seperti periode waktu sebelumnya.
Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur- unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui perkembangannya dan juga analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.
Sedangkan menurut Kasmir (2008:66) agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, akan terlihat pencapai target yang direncanakan sebelumnya.
Untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu, harus dilakukan analisis terhadap laporan keuangan yang disusun oleh suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya dalam periode waktu tertentu secara akurat. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis laporan keuangan dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan dari analisis keuangan
2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan dari laporan keuangan tersebut.
3. Memahami kondisi ekonomi dan bisnis yang mempengaruhi usaha perusahaan tersebut.
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya, yaitu :
1. Analisis Internal
Analisis Internal adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisis demikian terutama dilakukan oleh manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan.
2. Analisis Eksternal
Analisis Eksternal adalah analisis yang dilakukan oleh merekayang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan.
Analisis demikian dilakukan oleh bank-bank, para kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham dan lain-lain seperti dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas. Bagi seorang penganalisis eksternal hanya tersedia laporan-laporan keuangan yang lazimnya diumumkan pada khalayak ramai yaitu neraca dan laporan laba-rugi.
3. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis Horizontal adalah analisis perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan yang bersangkutan.
4. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis Vertikal adalah laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja.
2.1.3 Analisis Pertumbuhan Laba
Analisis pertumbuhan laba juga tak kala pentingnya untuk disajikan secara akurat karena berfungsi cukup signifikan dalam mengetahui besaran pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan dan dalam kurun waktu tertentu.
Ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
1. Analisis Fundamental
Analisis Fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan resiko yang harus ditanggung. Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis.
Dalam company analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang salah satunya dengan rasio keuangan. Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktorfundamental yang mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan datang yaitu kondisi
ekonomi dan kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan.
2. Analisis Teknikal
Analisis Teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan pertumbuhan laba dapat dilakukan dua analisis, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Dalam hal ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diketahui melalui rasio keuangan.
2.2 Analisis Rasio Keuangan
2.2.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis laporan keuangan yang sangat erat kaitannya, karena rasio keuangan merupakan alat analisis laporan keuangan yang tergolong pada alat analisis umum. Berikut ini merupakan bagian dari alat analisis umum :
1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif (Comparative Analysis) 2. Analisis Laporan Keuangan Berukuran Sama (Common Size Analysis) 3. Analisis Rasio (RatioAnalysis)
4. Analisis Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement Analysis)
Analisis rasio (Ratio Analysis) merupakan salah satu analisis paling popular dan banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks. Sedangkan menurut Kasmir (2008:104) Analisis Rasio Keuangan adalah laporan keuangan melaporakan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Artinya kita hanya dapat melihat apa adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Caranya adalah dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu.
Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut.
Perbandingan ini kita kenal dengan nama Analisis Rasio Keuangan.
Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini
digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan, kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.
2.2.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Analisis rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan laba-rugi dan neraca. Dengan cara rasio semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang. Pada dasarnya analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar. Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa dasar perhitungan rasio diperoleh dari aktiva lancar dibandingkan dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar yang disebut likuid. Akan tetapi terlalu tinggi rasio ini juga tidak baik karena perusahaan tidak dapat mengelola aktiva lancar dengan efektif.
Aktiva lancar merupakan sumber daya yang relatif likuid. Aktiva lancar seperti kas, piutang dagang, persediaan, dan beban dibayar dimuka.
Menurut Simamora (2010:523) untuk memenuhi syarat sebagai aktiva lancar, suatu aktiva lancar harus bisa dikonversikan menjadi kas dalam
jangka waktu yang relatif singkat, tanpa mengganggu kegiatan-kegiatan normal perusahaan.
Dalam hal ini, Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Current Ratio (CR)
Yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar 2. Quick Ratio (QR)
Yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan terhadap hutang lancar
3. Working Capital to Total Asset (WCTA)
Yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar terhadap jumlah aktiva
Rasio yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah Working Capital to Total Asset(WCTA). Rumus untuk menghitung rasio ini adalah :
2. Rasio Solvabilitas
Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Menurut Kasmir (2008:157) DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui
WCTA = 𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔−𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 x 100%
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi pihak kreditor, semakin besar rasio solvabilitas akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik.
Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor. Menurut Kasmir (2008:155) ada beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah :
1. Debt to asset ratio 2. Debt to equity ratio
3. Long term debt to equity ratio 4. Tangible asset debt coverage 5. Current liabilities to net worth 6. Time interest earned
7. Fixed charge coverage
Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah rasio Debt to Equity Ratio. Menurut Subramanyam (2010:44) rumus untuk menghitung total utang terhadap ekuitas(Debt to Equity Rasio)
Debt to Equity Ratio = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒃𝒕
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚
x
100 %3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Terdapat beberapa jenis rasio aktivitas menurut Kasmir (2008:175) yaitu:
1. Perputaran piutang usaha (account receveible turnover) 2. Hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable) 3. Perputaran persediaan (inventory turnover)
4. Hari rata-rata penagihan sediaan (days of inventory) 5. Perputaran modal kerja (working capital turnover) 6. Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) 7. Perputaran aktiva (asset turnover).
Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian dan variabel adalah rasio perputaran total asset (total asset turn over). Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran aktiva perusahaan untuk memperoleh penjualan yang dilakukan perusahaan. Rumus rasio ini menurut Subramanyam (2010:45)
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan
Total Asset Turn Over = 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕 x 1 kali
modalnya pada perusahaan tersebut. Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :
1. Profit Margin ( profit margin on sales) a. Gross Profit Margin
b. Net Profit Margin
2. Return On Investment (ROI) 3. Return On Equity (ROE) 4. Laba Per Lembar Saham
Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah Net Profit Margin yang merupakan bagian dari rasio profit margin. NPM yang merupakan ukuran keuntungan antara laba setelah beban bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rumus untuk mengukur NPM menurut Subramanyam (2010:45) :
2.2.3 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Harahap (2011:195) yaitu :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit)
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
Net Profit Margin = 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙𝒆𝒔
𝑵𝒆𝒕 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 x 100%
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model- model dan teori-teori yang terdapat di lapangan sperti prediksi, peningkatan (rating)
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain :
1) Dapat menilai prestasi perusahaan.
2) Dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
3) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:
a. Posisi keuangan (Asset, neraca dan modal) b. Hasil usaha perusahaan
c. Likuiditas d. Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas
g. Indikator pasar modal
4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.
5) Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.
7. Dapat menetukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat yang cukup besar untuk mengetahui pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan dalam menjalani kegiatan usahanya dalam kurun waktu tertentu. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan analisis laporan keuangan.
Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apasaja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai
2.2.4 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis yaitu : 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model dalam pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score)
5. Rasio menstandarisir size perusahaan
6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2009 : 82) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan, yaitu :
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau penilaian persediaan.
3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.
2.2.5 Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan output dai proses akuntansi, adalah suatu media informasi yang merangkum semua aktivitas keuangan perusahaan. Laporan ini digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan yang memberikan informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi. Dalam penyusunan laporan keuangan haruslah berpedoman pada prinsip akuntansi yang telah diterima
secara umum. Laporan keuangan ini memberikan gambaran keadaan perusahaan. Laporan keuangan lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Informasi keuangan yang tersaji dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuat keputusan.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjelaskan hubungan dari kajian empiris antar variabel penelitian berdasarkan pendapat dan hasil penelitian sebelumnya.
Penelitian tersebut dijadikan pedoman untuk melihat hubungan variabel dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan pertumbuhan laba antara lain :
Dalam hal ini Penulis mengacu pada teori yang dikeluarkan oleh Anugrah (2014) meneliti Analisis CR, DER, TATO, GPM dan ROE Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER, TATO, GPM dan ROE Berpengaruh positif terhadap perubahan laba CR Berpengaruh negatif terhadap perubahan laba dalam suatu perusahaan.
Cahyaningrum (2012) dengan judul Analisis Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Working Capital To Assets, TAT, NPM, Berpengaruh Positif Terhadap Pertumbuhan Laba sedangkan DER Berpengaruh Negatif Terhadap Pertumbuhan Laba.
Nugroho (2013) dalam penelitian analisis rasio keuangan untuk memprediksi perubahanlaba perusahaan (studi empiris pada perusahaan jasa dan perdagangan yang terdaftar di bursa efek indonesia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Pemanfaatan Aktiva, Rasio Kinerja Operasi Berpengaruh Positif Terhadap Perubahan Laba Perusahaan.
Nurvigia (2010) meneliti Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubhan Laba Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WCTA, DER, dan NPM Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Perubahan Laba.
Meythi (2005) meneliti Rasio Keuangan yang paling baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: suatu studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ROA yang berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba sedangkan TAT, NPM dan Gross Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.
Berikut adalah tabel yang menggambarkan tentang pertumbuhan laba pada suatu perusahaan bersama dengan para pencetus teori-teori yang penulis jadikan sebagai acuan dalam menjabarkan pertumbuhan laba pada suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Sumber data diolah penulis.
No Nama
(Tahun) Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Meythi (2005)
Rasio Keuangan yang paling baik Untuk Memprediksi
Pertumbuhan Laba:
Suatu studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta
Variabel Independen:
TAT, NPM, GPM, ROA Variabel Dependen:
Pertumbuhan Laba
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ROA yang Berpengaruh Positif Signifikan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba sedangkanTAT, NPM, GPM, Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Pertumbuhan Laba
2 Nurvigia (2010)
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di BEI
Variabel Independen:
Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas Variabel Dependen:
Perubahan Laba
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CR, WCTA, DER, dan NPM Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Pertumbuhan Laba
3 Cahyaningrum (2012)
Analisis Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba
Variabel Independen:
WCTA,DER,TAT, NPM Variabel Dependen:
PertumbuhanLaba
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa WCTA, TAT, NPM, Berpengaruh
Positif Terhadap
Pertumbuhan Laba
sedangkan DER Berpengaruh
Negatif Terhadap
Pertumbuhan Laba 4 Nugroho
(2013)
Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi
Perubahan Laba perusahaan (Studi
Empiris Pada
Perusahaan Jasa Dan Perdagangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Variabel Independen:
Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio
Pemanfaatan Aktiva, Rasio Kinerja Operasi
Variabel Dependen:
Prediksi Perubahan Laba
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rasio Likuiditas,
Rasio Aktivitas, Rasio Pemanfaatan Aktiva, Rasio Kinerja Operasi Berpengaruh Positif Terhadap Perubahan Laba Perusahaan
5 Anugrah (2014)
Analisis CR,DER, TATO,GPM dan ROE Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Variabel Independen:
CR,DER, TATO,GPM dan
ROE
Variabel Dependen:
Perubahan Laba
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DER, TATO,GPM dan ROE Berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba sedangkan CR berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Working Capital to Total Asset merupakan rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan (Machfoedz, 2009). WCTA merupakan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi utang lancar terhadap jumlah aktiva. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik pertumbuhan laba perusahaan tersebut yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar yang menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam membayar utang jangka pendeknya. Dari
WCTA (𝑋 )
TATO (𝑋 )
NPM (𝑋 )
Pertumbuhan Laba (Y)
H1
DER (𝑋 )
H5 H2
H3
H4
kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa WCTA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial.
Debt to equity ratio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin tinggi penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan resiko yang cukup besar bagi perusahaan ketika perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, sehingga akan mengganggu kontinuitas operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan akan dihadapkan pada biaya bunga yang tinggi sehingga dapat menurunkan laba perusahaan. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial.
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila totalassets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar maka dari itu pertumbuhan laba pun akan semakin meningkat. Dari
kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa TAT berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial.
Net profit margin merupakan rasio yang mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan yang berarti semakin baik pula pertumbuhan labanya. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa NPM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial.
Pertumbuhan laba merupakan adanya peningkatan laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting.
Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya.
Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa WCTA, DER, TAT, dan NPM berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara simultan.
2.5 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:51) hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan.
Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Parsial
Working Capital to Total Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Secara Simultan
Working Capital to Total Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, dan Net Profit Margin secara simultan berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Erlina, 2011).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.co.id. Periode penelitian dilakukan pada tahun 2011 sampai dengan 2016 pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 sampai dengan sekarang.
3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2010:3) variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen pada penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari Working capital to total asset, debt to equity ratio, total asset turn over dan net profi tmargin.
a. Working Capital to Total Asset
Working Capital to Total Asset adalah rasio yang mengukur perbandingan antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar terhadap jumlah aktiva.
WCTA =𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔−𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 x 100%
b. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio adalah rasio untuk mengukur jumlah aktiva yang dibiayai oleh utang dan modal sendiri.
c. Total Asset Turn Over
Total Asset TurnOver adalah rasio untuk mambandingkan penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam satu periode.
d. Net Profit Margin
Net Profit Margin adalah rasio untuk mengukur keuntungan perusahaan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan.
3.3.2 Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2010:3) variabel dependen adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Variabel dependen pada penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Untuk menghitung pertumbuhan laba dalam penelitian ini digunakan laba bersih.
Debt to Equity Ratio = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒃𝒕
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 x 100%
Total Asset Turn Over = 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 x 1 kali
Net Profit Margin = 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙
𝑵𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒍𝒆𝒔
x
100%x 100%
Rumus untuk menghitung pertumbuhan laba sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2013) adalah sebagai berikut :
Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya.
Dari penjelasan variabel tersebut, definisi operasional tiap variabel dapat diringkas dalam tabel 3.1
Tabel 3.1
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Sumber data diolah penulis (2018)
Variabel Defenisi Operasional Pengukuran S k a l a
Independen :
Working Capital to Total Asset
Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk membayar utang jangka pendeknya.
R a s i o
Debt to Equity Ratio
Menilai utang jangka panjang dengan modal sendiri.
x 100% R a s i o
Total Assets Turn Over
Mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan.
x 1 kali R a s i o
Net Profit Margin
Mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
x100% R a s i o
Dependen : Y
Pertumbuhan Laba
Selisih laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada
periode sebelumnya.
Yt – (Yt – 1)
Yt -1 R a s i o
Pertumbuhan Laba = Yt – (Yt – 1)
Yt – 1 x 100%