• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 14 VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN. PL 2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam Dr. Ir. Iwan Kustiwan, MT KK PPK SAPPK ITB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Modul 14 VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN. PL 2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam Dr. Ir. Iwan Kustiwan, MT KK PPK SAPPK ITB"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Modul 14

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

PL 2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam

Dr. Ir. Iwan Kustiwan, MT KK PPK SAPPK ITB

(2)

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

1. Ekonomi SDA dan Lingkungan 2. Valuasi ekonomi thd SDA dan

Lingkungan

3. Instrumen ekonomi dalam

pengelolaan SDA & Lingkungan 4. PDRB Hijau

5. Pembayaran jasa lingkungan

(3)

Ekonomi Lingkungan?

Ilmu ekonomi secara konvensional sering didefinisikan sbg ilmu yang mempelajari bagaimana manusia mengalokasikan sumberdaya yang langka

→ seberapa besar sumberdaya harus diekstrasi sehingga menghasilkan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat

Persoalan:

Bagaimana mengelola SDA agar

menghasilkan manfaat yang sebesar- besarnya bagi manusia, dengan tidak mengorbankan kelestarian SDA itu sendiri?

Ekonomi Lingkungan:

Penerapan prinsip-prinsip ekonomika untuk mempelajari bagaimana sumber daya alam dan lingkUngan dikelola.

Fokus:

Bagaimana dan mengapa manusia mengambil keputusan yang

menimbulkan konsekuensi terhadap lingkungan alami.

• Ekonomika secara umum menyangkut keseimbangan supply dan demand, dan

harga merefleksikan kelangkaan suatu barang.

• Dalam ekonomi lingkungan hal ini tidak berbeda, namun pasar dan harganya seringkali tidak eksis.

(4)

Aspek dan konsep Utama dalam Ekonomi Lingkungan

1. Kegagalan pasar 2. Eksternalitas

3. Non-excludability 4. Irreversibility

5. Common goods &

public goods

6. Valuasi.

(5)

Produksi

Konsumsi

Sistem Ekonomi

(Konvesional)

Perusahaan

Produk Tenaga

kerja

Rumah tangga

Sistem Ekonomi

dengan Lingkungan Alam sbg Komponen Integral

(6)

Keterkaitan antara SDA

dan Aktivitas Ekonomi

(7)

Eksternalitas

• Kasus ketika tindakan satu pelaku ekonomi berdampak pada utilitas atau fungsi

produksi pelaku ekonomi lainnya, tanpa pihak lain tersebut ikut andil dalam

pengambilan keputusan atas tindakan tersebut (Just et al., 2004)

• Kerugian (atau manfaat) yang dialami

suatu individu/perusahaan akibat kegiatan yang dilakukan oleh individu/perusahaan lain, namun individu/perusahaan yang

menderita kerugian (atau memperoleh manfaat) tidak dibayar (atau tidak

membayar) atas dampak yang mereka rasakan (Stiglitz, 2000)

• Tindakan produsen atau konsumen yang memengaruhi (menimbulkan efek

terhadap) konsumen atau produsen lain, tapi tidak diperhitungkan dalam

pembentukan harga (Pyndick, 2005)

• Eksternalitas terjadi bila aktivitas seorang pelaku

ekonomi memengaruhi aktivitas pelaku ekonomi yang lain,

namun pengaruhnya tidak

terefleksikan pada transaksi di pasar.

• Contoh:

• Pabrik bahan kimia mengeluarkan limbah B3

• Kebisingan lalu lintas pesawat di kawasan bandara

• Sampah yang dibuang ke sungai

(8)

Ciri Eksternalitas

1. Ada pelaku ekonomi yang secara nyata terkena dampak aktivitas pelaku lainnya

2. Pihak yang terkena dampak (negative/positif) tidak ikut menentukan/ mengambil keputusan, tentang aktivitas yang akan berdampak pada dirinya tsb;

3. Tidak ada aliran kompensasi yang menyertai dampak (baik berupa pemberian ganti rugi bila dampaknya negatif, atau pembayaran kompensasi bila

dampaknya positif).

(9)

Eksternalitas: positif dan negatif

Eksternalitas:

positif dan negatif

Eksternalitas positif: terjadi ketika kegiatan satu pihak

memiliki dampak positif terhadap pihak lain.

Misal: spillover (tumpahan) teknologi tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga

dirasakan oleh masyarakat secara umum.

Masyarakat tidak membayar atas dampak positif yang mereka rasakan.

Eksternalitas negatif: terjadi ketika tindakan yang dilakukan satu pihak

berdampak negatif terhadap pihak yang tidak

terlibat dalam transaksi

consumer to consumer: merokok di tempat umum

producer to consumer: toko kaset menghidupkan musik dengan volume

besar di lingkungan perumahan

producer to producer: aktivitas produksi aluminium yang menimbulkan polusi dan

memberikan dampak terhadap aktivitas produsen lain

(10)

Eksternalitas untuk Utilit as

• Eksternalitas dapat terjadi jika

aktivitas seorang pelaku ekonomi secara langsung memengaruhi utilitas individu

• Eksternalitas dapat menurunkan atau meningkatkan utilitas

• Kemungkinan utilitas seseorang dipengaruhi/terkait dengan utilitas orang lain:

utility = U

S

(x

1

,…,x

n

;U

J

)

Eksternalitas Saling Menguntungkan

(Beneficial Externalities)

Hubungan antar perusahaan dapat saling menguntungkan

misalnya:

• Satu perusahaan

memproduksi apel dan perusahaan lain

memproduksi madu.

(11)

Eksternalitas Barang Publik?

Barang publik = nonexclusive

• Bila barang publik diproduksi, maka barang tersebut memberikan

manfaat bagi seluruhnya (kelompok)

• Tidak mungkin (terlalu mahal biayanya) untuk membatasi

manfaatnya hanya untuk seseorang (individu) saja.

15

Karakteristik barang Publik

• Public goods dapat menimbulkan over consumption

• Non rivalry (tidak ada ketersaingan) atau non divisible (tidak habis)

Contoh:

udara, sinar matahari, sinar lampu di jalan raya:

dikonsumsi orang tidak akan mengurangi konsumsi orang lain

• Non excludable (tidak ada larangan): sulit melarang pihak lain untuk

mengkonsumsi barang yang sama.

(12)

TIPOLOGI

EKSTERNALITAS

Eksternalitas

(13)

Permintaan Biaya Sosial Marginal

= Biaya produksi marginal + biaya pemborosan yang

disebabkan oleh eksternalitas Biaya

produksi marginal

Q2 Q1

P1 P2 Harga atau Biaya

Jumlah output

EKSTERNALITAS PENCEMARAN

• Flow pollution:

Pencemaran aliran, berhenti bila sumber pencemar dihentikan

• Stock pollution:

Pencemaran stok, terakumulasi

sepanjang waktu;

pencemaran secara ekonomi

memengaruhi kemampuan SDA dalam menyediakan barang dan jasa, juga memengaruhi

kesejahteraan masyarakat

.

(14)

Modul 14-2/5

VALUASI TERHADAP SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

PL 2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam

(15)

Pentingnya Valuasi Ekonomi (1)

Dengan meningkatnya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, tidak mungkin tidak ada SDA yang

digunakan/diekstrak dari bumi

Kondisi lingkungan pasti terpengaruh karena setiap kegiatan manusia menghasilkan limbah, merusak bentang alam dan mengganggu ekosistem.

→ Limbah yang berlebihan di atas DTL akan menghasilkan pencemar dan mengganggu kehidupan manusia, mengurangi kesejahteraan.

Diperlukan analisis hubungan sebab akibat termasuk

penggunaan semua jenis faktor produksi serta hasil-hasilnya.

Faktor produksi : SDA & lingkungan, kapital, tenaga kerja, teknologi dan faktor sosial.

Agar pembangunan dapat berlangsung terus/berkelanjutan, diperlukan pengetahuan tentang adanya cadangan SDA dan kondisi lingkungan yang ada.

Diperlukan analisis tentang biaya dan manfaat yang terkait dengan rusaknya lingkungan dan hilangnya SDA jika ada suatu usaha baru yang akan dikembangkan.

(16)

Pentingnya Valuasi Ekonomi (2)

Dalam setiap kegiatan/kebijakan selalu timbul adanya biaya dan manfaat sebagai akibat dari kegiatan/kebijakan tersebut.

Sebagai dasar untuk menyatakan bahwa

suatu kegiatan atau kebijakan itu layak atau tidak layak diperlukan suatu indikasi yang menunjukkan suatu nilai.

Diperlukan suatu penilaian atau valuasi ekonomi terhadap dampak suatu kegiatan (kebijakan) terhadap lingkungan.

Dampak yang bersifat langsung/tidak langsung

Dampak primer dan sekunder.

Dampak langsung atau dampak primer:

dampak yang timbul sebagai akibat dari tujuan utama kegiatan atau kebijakan, berupa biaya ataupun manfaat.

Tanpa pemberian nilai dalam mata uang akan sulit bagi kita untuk menyatakan

bahwa suatu kegiatan/kebijakan itu layak.

(17)

Metode valuasi ekonomi dampak lingkungan

Valuasi ekonomi terhadap dampak lingkungan suatu kegiatan atau suatu kebijakan sangat diperlukan, khususnya dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Dalam AMDAL ataupun studi kelayakan dari suatu kegiatan pertama kali harus

diusahakan untuk memprakirakan dampak fisik apa saja yang secara potensial akan terjadi.

→ menyusun suatu daftar potensi dampak: fisik-kimia, biologis, sosial ekonomi, dan kesehatan masyarakat.

INPUT PROSES OUTPUT

Outcome

IMPACT

Positif

Negatif Penting

Tidak Penting

Pendekatan:

sebelum dan sesudah adanya proyek (kegiatan atau kebijakan)

dengan dan tanpa proyek (kegiatan atau kebijakan).

Dalam prakteknya, studi AMDAL masih belum sampai pada

perkiraan nilai rupiah dari suatu dampak, melainkan hanya sampai pada pernyataan apakah dampak itu penting atau tidak penting.

(18)

DAMPAK PENTING

Manusia yang terkena dampak besar

jumlahnya

Wilayah penyebaran dampaknya cukup luas

Dampak yang terjadi cukup lama berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi

Banyak komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak

Terdapat sifat

kumulatif dari dampak

Dampak itu

mengakibatkan tidak dapat

dikembalikannya lingkungan ke bentuk

atau keadaan asalnya

(19)

Nilai apa saja yang dapat diberikan kepada suatu SDA atau lingkungan?

Konsep nilai bermacammacam, karena menyangkut berbagai macam SDA dan lingkungan

Pada dasarnya nilai lingkungan dibedakan:

nilai atas dasar penggunaan (instrumental value)

nilai yang terkandung di dalamnya (intrinsic value).

Nilai atas dasar penggunaan menunjukkan kemampuan SDA dan lingkungan apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia

Nilai yang terkandung dalam lingkungan adalah nilai yang melekat pada SDA dan ingkungan.

Nilai SDA?

Contoh: Keberadaan hutan tropis di Kalimantan

Hutan tidak akan diambil produk kayunya saja, tetapi ada sumbangan/ fungsi hutan yang lain: jasa lingkungan dan sumberdaya biologis yang juga mempunyai manfaat dan nilai.

Dengan adanya hutan cuaca menjadi lebih terpelihara, udara menjadi bersih dan jelas akan dapat menyerap CO2 yang dikeluarkan oleh berbagai kegiatan oleh manusia.

Dengan keberadaannya saja, sumberdaya hutan sudah menyumbang kepada kehidupan manusia, hewan dan semua makhluk hidup.

→ merupakan jasa lingkungan (enviromental services) yang terkait dengan nilai keberadaan (existence value).

Pilihan:

Apakah kita akan menggunakan/menebang hutan pada saat ini ataukah menebang hutan di masa yang akan datang?

dengan menunda penebangan hutan ada nilai yang lebih tinggi di masa yang akan datang, sehingga tindakan ini menimbulkan suatu pilihan yang dapat menghasilkan suatu nilai tersendiri (option value).

(20)

Nilai

Sumberdaya Hutan

Dari berbagai macam penggunaan dan keberadaan SDA, ekonomi lingkungan berusaha memberikan nilai dalam nominal sehingga semua aset alam dan dampak perubahannya akan dapat

dievaluasi secara lebih jelas dan pasti apabila ada kegiatan.

Dalam menentukan nilai lingkungan secara total, kita dapat

menjumlahkan nilai:

• penggunaan langsung

• nilai penggunaan tidak langsung

• nilai pilihan

• nilai warisan

• nilai keberadaannya

(21)

Teori Dasar Valuasi

Ekonomi SDA

Nilai mencerminkan guna sehingga menjadi dasar dari penentuan harga.

→ Apabila harga (price) SDA harus ditentukan, maka manfaat (value) SDA itu harus ditentukan terlebih dahulu.

• Karl Marx: selama belum ada campur tangan manusia, SDA tidak mempunyai nilai.

• Ekonomi klasik: segala sesuatu yang dapat dijualbelikan pasti mempunyai nilai.

• Apabila SDA dan lingkungan tidak dapat diperjualbelikan, maka SDA itu tidak mempunyai nilai; yang mempunyai nilai adalah barang sumberdaya (natural resource

commodity).

→ akibatnya terjadi kecenderungan pengambilan berlebihan dan pemborosan SDA

• Aliran modern dalam SDA dan lingkungan menganggap bahwa SDA dan lingkungan memiliki nilai walaupun belum ada

campur tangan manusia di dalamnya dan tidak dapat diperdagangkan, karena SDA dan lingkungan itu memiliki option value, bequest value dan existence value.

(22)

Metoda Valuasi Ekonomi

1. Metode yang secara langsung didasarkan pada perubahan produktivitas dan nilai pasar

Pendekatan harga pasar yang sebenarnya

2. Metode yang menggunakan nilai pasar barang pengganti atau barang pelengkap

• Pendekatan nilai kekayaan

• Pendekatan tingkat upah

• Pendekatan biaya perjalanan

3. Metode yang didasarkan pada hasil survei

• Survei Langsung:

• Kesediaan membayar (willingness to pay)

• Kesediaan menerima pembayaran (willingnesss to accept).

(23)

Langkah- langkah Valuasi

1. Identifikasi dampak penting dari suatu kegiatan/kejadian.

2. Kuantifikasi besarnya dampak

Contoh:

Berapa besar tingkat erosi tanah yang terjadi, erapa volume produksi pertanian yang hilang dan atau berapa energi listrik yang hilang,

sehubungan dengan perubahan tingkat erosi;

Berapa banyak hilangnya produksi ikan karena pendangkalan

di pantai akibat dari erosi.

3. Valuasi dampak kuantitatif dinyatakan dalam nilai uang

→ langkah yang paling sulit dalam proses penilaian lingkungan.

4. Analisis ekonomi, misalnya dengan menggunakan analisis biaya dan manfaat yang diperluas (extended benefit-cost analysis), atau analisis PDRB Hijau.

(24)

Contoh:

Nilai Jasa Hutan Indonesia

1. Atas dasar penggunaan (95,42%)

Nilai penggunaan langsung 52,39%

Kayu

Kayu bakar

Produk hutan non kayu

Konsumsi air

Nilai penggunaan tak langsung 43,03%

Konservasi air dan tanah

Penyerap karbon

Pencegah banjir

Transportasi

Keanekaragaman hayati

2. Atas dasar bukan penggunaan (4,58%)

Nilai pilihan

Nilai keberadaan

(25)

Modul 14-3/5

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EKONOMI DALAM PENGELOLAAN

SDA DAN LINGKUNGAN

PL 2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam

(26)

Instrumen Ekonomi Lingkungan

(berdasarkan UU 32/2009)

Instrumen ekonomi lingkungan hidup:

seperangkat kebijakan ekonomi untuk

mendorong Pemerintah, pemerintah daerah, atau setiap orang ke arah pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Dalam rangka melestarikan fungsi lingkungan hidup, dikembangkan dan ditetapkan

instrumen ekonomi lingkungan hidup:

Perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi;

Pendanaan lingkungan hidup;

Insentif dan/atau disinsentif.

(27)

[1] Instrumen perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi

1. Neraca SDA dan lingkungan hidup

2. Penyusunan PDB dan PDRB yang mencakup penyusutan SDA dan kerusakan LH

3. Mekanisme kompensasi/imbal jasa lingkungan hidup antardaerah;

4. Internalisasi biaya lingkungan hidup.

(28)

[2] Instrumen Pendanaan

Dana jaminan pemulihan lingkungan hidup;

Dana penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan dan pemulihan lingkungan hidup;

Dana amanah/bantuan untuk konservasi.

(29)

1.

Pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup;

2.

Penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingkungan hidup;

3.

Pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal yang ramah lingkungan hidup;

4.

Pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan limbah dan/atau emisi;

5.

Pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup;

6.

Pengembangan asuransi lingkungan hidup;

7.

Pengembangan sistem label ramah lingkungan hidup;

8.

Sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

[3] Instrumen Insentif dan Disinsentif

(30)

Modul 14-4/5

Penerapan PDRB Hijau

PL 2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam

(31)

Mengapa PDRB Hijau?

• PDRB Konvensional belum menghitung aset atau modal alam (hutan, tambang, perikanan)

• Deplesi dan degradasi SDA belum dihitung sebagai biaya

• PDRB Hijau lebih dapat mencerminkan

tingkat kesejahteraan masyarakat yang

sesungguhnya

(32)

Contoh:

PDRB Sektor Kehutanan

• PDRB = Jumlah Seluruh Nilai Tambah

= Pendapatan Regional sebelum dikurangi penyusutan modal

• PDRB yang tidak memasukkan unsur deplesi dan degradasi SDAL disebut PDRB Konvensional/PDRB Coklat

• PDRB yang memasukkan unsur deplesi SDA disebut PDRB Semi Hijau

• PDRB yang memasukkan unsur deplesi dan degradasi SDA dan lingkungan disebut sebagai PDRB Hijau.

(33)

Perhitungan PDRB Hijau

Langkah-langkah penyusunan PDRB Hijau:

penghitungan PDRB yang konvensional (PDRB Coklat) menurut sektor usaha

penghitungan nilai deplesi SDA

Nilai deplesi SDA dihitung untuk setiap

sektor kegiatan ekonomi yang dikurangkan dari nilai tambah sektor kegiatan ekonomi sesuai dengan penggunaan SDA ybs.

→ PDRB Semi Hijau.

Untuk sampai pada nilai PDRB Hijau, maka nilai PDRB Semi Hijau harus dikurangi lagi dengan nilai degradasi lingkungan.

Nilai Tambah/Kontribusi thd PDRB

= (Nilai Produksi) – (Biaya input antara)

Kontribusi Semi Hijau pada PDRB

= (Nilai Tambah) – (Nilai Deplesi SDA)

Kontribusi Hijau pada PDRB

= (Kontribusi Semi Hijau pada PDRB) – Nilai degradasi

lingkungan)

(34)

Menghitung

Nilai Deplesi SDA

Identifikasi SDA yang terdeplesi (dari tiap sektor/lapangan usaha)

Kuantifikasi volume SDA terdeplesi

Valuasi ekonomi SDA yang terdeplesi Unit Rent = (Harga produk) – (Rata-rata

Biaya produksi) – (Rata-rata Laba layak per-unit)

Kontribusi Hijau pada PDRB

= (Kontribsui pada PDRB) – (Nilai deplesi SDA)

- (Degradasi lingkungan)

Menghitung nilai degradasi lingkungan

Degradasi SDA dan lingkungan:

menurunnya kualitas lingkungan atau fungsi Iingkungan yang

tercermin pada menurunnya kemampuan lingkungan dalam menghasilkan barang SDA

(natural resources inputs), dalam memberikan:

jasa lingkungan (environmental services dan biodiversity services)

kesenangan langsung (amenity services)

sebagai pengolah limbah secara alami (natural assimilator).

(35)

Sektor pertanian akan menimbulkan kerusakan pada lahan/tanah, udara

dan air.

Sektor pertambangan akan merusak tanah

dan air

Sektor industri pengolahan akan

merusak tanah, mencemari udara, air

dan seterusnya

Sektor bangunan akan mengubah kualitas lahan

dan air.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran akan

banyak

mengkontaminasi air bersih

Sektor angkutan dan komunikasi akan banyak

mengganggu

sumberdaya tanah dan lahan serta kualitas

udara

Identifikasi Lingkungan yang Terdegradasi

Contoh:

(36)

Berapa hilangnya volume air bersih, sehingga penduduk harus membeli/mencari

sumber air baru

Berapa banyak lahan/tanah yang

tererosi

Berapa besar hilangnya kemampuan hutan

mangrove dalam melindungi pantai dari

pengaruh abrasi

Berapa luas hilangnya vegetasi karena suatu

kegiatan dan juga berapa banyak unsur

hara yang hilang

Kuantifikasi Fisik Degradasi Lingkungan

Contoh:

→ Harus dapat dinyatakan dalam jumlah atau volume tertentu, kemudian dihitung nilai ekonominya.

(37)

Modul 14-5/5

PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN

PL 2101 Lingkungan dan Sumber Daya Alam

(38)

Jasa Lingkungan sebagai Instrumen Ekonomi dalam PPLH di Indonesia (PP 47/2017)

Jasa Lingkungan Hidup adalah manfaat dari ekosistem dan lingkungan hidup bagi manusia dan keberlangsungan kehidupan yang

diantaranya mencakup penyediaan SDA, pengaturan alam dan lingkungan hidup,

penyokong proses alam, dan pelestarian nilai budaya.

Kompensasi/Imbalan Jasa Lingkungan Hidup Antar Daerah adalah pengalihan sejumlah uang dan/atau sesuatu yang dapat dinilai dengan uang antara Pemanfaat Jasa Lingkungan Hidup dengan Penyedia Jasa Lingkungan Hidup melalui perjanjian terikat berbasis kinerja untuk

meningkatkan Jasa Lingkungan Hidup.

Pembayaran Jasa Lingkungan Hidup adalah pengalihan sejumlah uang dan/atau sesuatu yang dapat dinilai dengan uang antar orang atau kelompok masyarakat sebagai Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hidup dan Penyedia jasa Lingkungan Hidup melalui perjanjian terikat berbasis kinerja untukmeningkatkan Jasa Lingkungan Hidup.

Konsep Jasa Lingkungan:

Jasa lingkungan: penyediaan, pengaturan, penyokong proses alami, dan pelestarian nilai

budaya oleh suksesi alamiah dan manusia yang bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan.

Empat jenis jasa lingkungan yang dikenal oleh masyarakat global:

jasa lingkungan tata air

jasa lingkungan keanekaragaman hayati

jasa lingkungan penyerapan karbon

jasa lingkungan keindahan lanskap.

(39)

Pembayaran/Imbal Jasa Lingkungan (1)

Penyedia jasa lingkungan

(a) perorangan; (b) kelompok masyarakat; (c) perkumpulan; (d) badan usaha; (e) pemerintah daerah; (f) pemerintah pusat

yang mengelola lahan yang menghasilkan jasa

lingkungan serta memiliki ijin atau alas hak atas lahan tersebut dari instansi berwenang.

Pemanfaat jasa lingkungan

(a) perorangan; (b) kelompok masyarakat; (c) perkumpulan;

(d) badan usaha; (e) pemerintah daerah; (f) pemerintah pusat, yang memiliki segala bentuk usaha yang memanfaatkan

potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.

Protected Area

PES

PES

(40)

Pembayaran jasa lingkungan (PJL)

Pemberian imbal jasa berupa pembayaran finansial dan non finansial kepada

pengelola lahan atas jasa lingkungan yang dihasilkan.

Sistem pembayaran jasa lingkungan (PJL) Mekanisme pembayaran finansial dan non finansial dituangkan dalam kontrak hukum yang berlaku meliputi aspek-aspek legal, teknis maupun operasional.

Komponen sistem PJL:

(a) jasa lingkungan yang dapat diukur;

(b) penyedia;

(c) pemanfaat;

(d) tata cara pembayaran.

Pembayaran/Imbal Jasa Lingkungan (2)

Tujuan pembayaran finansial dan non finansial jasa lingkungan:

Alternatif sistem produksi dan

pengelolaan lahan yang lebih ramah lingkungan,

Upaya meningkatkan kesejahteraan pengelola lahan,

Upaya perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam untuk pembangunan ekonomi dan sosial yang lestari.

(41)

Pembayaran/Imbal Jasa Lingkungan

PJL merupakan transaksi sukarela untuk jasa lingkungan yang telah didefinisikan secara jelas (atau penggunaan lahan yang dapat menjamin jasa tersebut), dibeli oleh sedikit-dikitnya

seorang pembeli jasa lingkungan dari sedikit- dikitnya seorang penyedia jasa lingkungan, jika dan hanya jika penyedia jasa lingkungan

tersebut memenuhi persyaratan dalam perjanjian dan menjamin penyediaan jasa lingkungan.

Dalam sebuah transaksi PJL, pemanfaat dari jasa lingkungan membayar atau menyediakan

bentuk lain imbalan kepada pemilik lahan atau orang yang berhak menggunakan lingkungan tersebut (lahan atau air tawar, laut), untuk

mengelola lingkungan sedemikian rupa sehingga menjamin jasa lingkungan.

Pembayaran atau imbalan semestinya

bersyarat terhadap penyediaan jasa tersebut.

(42)

PJL dapat digambarkan dengan mengambil contoh perusahaan PLTA yang membayar masyarakat di hulu di DAS-nya untuk menjaga tutupan hutan.

Pembayaran yang membuat pengelolaan DAS lebih baik memungkinkan DAS

menyediakan jasa lingkungan yang lebih baik dengan mengurangi erosi tanah dan mempertahankan kesinambungan

penyediaan air.

Biaya operasional untuk mengeruk

bendungan berkurang, dan kemampuan untuk menghasilkan tenaga listrik pada musim kemarau bertambah.

Meskipun PJL dapat didorong melalui tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), investasi untuk CSR bukanlah PJL.

Meskipun tergolong alat kebijakan yang dapat menjamin pembiayaan berkelanjutan atas hutan lindung, PJL paling tepat diterapkan untuk

memberi perangsang bagi pengelolaan

penggunaan lahan berkelanjutan di luar hutan lindung.

Contoh PJL: dalam Pengelolaan DAS

(43)

Introduction to payments for environmental services

Payments for water services

Protected Area

Private lands PES

PES

Users

Supply of services:

Upstream land uses affect the Quantity, Quality, and Timing of water flows

Demand for services:

Possible downstream beneficiaries:

• Domestic water use

• Irrigated agriculture

• HEP

• Fisheries

• Recreation

• Downstream ecosystems

(44)

Introduction to payments for environmental services

Mengapa perlu Pembayaran terhadap Jasa Lingkungan?

Benefits to land users

Costs to downstream populations

Deforestation and use for

pasture

Conservation

Payment Conservation with payment

for service

Important!

This logic is repeated every year

» Need annual payments

» Need sustained financing

(45)

2. Charging service users

From theory to practice

3. Paying service providers

Payment

Land use

Hydrological effects

Carbon buyers Welfare of water users

Welfare of beneficiaries Emission

reductions Ecosystem

services Water services Carbon

sequestration Biodiversity conservation

(46)

Bahan Bacaan

Djajadiningrat, T. Y. Hendriani, M. Famiola. 2011. Ekonomi Hijau (Green Economy). Rekayasa Sains, Bandung

Fauzi, A. 2010. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan:

Teori dan Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Mitchell, B., B. Setiawan, D.H. Rahmi. 2003. Pengelolaan

Sumberdaya dan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Suparmoko. 2006. Panduan dan Analisis Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. BPFE UGM, Yogyakarta.

Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses tuturan ritual adat Mosooli, formula mantranya, serta fungsi ritual tersebut

Dalam pengungkapan sejarah diperlukan fakta dan bukti, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan masa pendudukan Jepang yang masih ada di Sumatera Timur pada

Berdasarkan observasi yang dilakukan, untuk tempat penyimpanan buah, kebersihan gerobak, bak cuci, bak sampah, cara penyajian buah, kebersihan alat yang

Buku ini merupakan suatu karya klasik, tidak hanya bagi mereka yang menaruh minat pada politik Indonesia melainkan juga bagi mereka dengan minat yang lebih luas dan komparatif

Penggunaan agregat halus di Kabupaten Fakfak sebagai penyusun campuran beton untuk pekerjaan konstruksi secara umum masih tergantung pada pasir laut yang potensinya cukup

a) Tenaga perawat yang menyatakan bahwa prosedur merupakan langkah-langkah nyata yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. Dalam pelaksanaan prosedur standar pelayanan diperlukan

 Segi positifnya antara lain dimana proses rekrutmen dapat berlangsung dengan relatif cepat karena berkat pengetahuan dan pengalamannya, para pencari tenaga kerja itu

Penelitian Hardiani (2011) tentang bioremediasi logam timbal (Pb) dalam tanah terkontaminasi limbah sludge industri kertas proses deinking menunjukkan, pada penambahan inokulum