ANALISIS SEMIOTIK PADA LIRIK LAGU فسآ انا /ANĀ ASIF/ DINYANYIKAN OLEH MOSTAFA ATEF
SKRIPSI SARJANA OLEH
AHMAD ROYHAN NASUTION NIM. 170704073
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
ANALISIS SEMIOTIK PADA LIRIK LAGU فسآ انا /ANĀ ASIF/
DINYANYIKAN OLEH MOSTAFA ATEF SKRIPSI SARJANA
OLEH
AHMAD ROYHAN NASUTION
NIM. 170704073
PROGRAM STUDI SASTRAARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puja-puji kepada Allah SWT yang tak pernah berhenti melimpahkan Rahmat dan karunia kepada hamba-Nya, sehingga apabila diibaratkan pohon menjadi pena, dan laut menjadi tinta, pun tidak akan pernah bisa menghitung nikmat-Nya yang luar biasa. Alhamdulillah, rasa syukur teramat dalam yang tak mampu terucap lagi, hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana yang ada di hadapan para pembaca.
Shalawat bertangkaikan salam berdaunkan iman dan berbuahkan ikhlas, juga penulis sampaikan kepada manusia pilihan, kekasih Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, seorang pemimpin revolusioner dunia yang memiliki akhlak Al-Qur‟an sehingga menjadi teladan bagi segenap umat.
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir perkuliahan dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) Pada Departemen Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, maka penulis menyusun sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Semiotik pada lirik lagu فسآ انا /ana asef/
dinyanyikan oleh Mostafa Atif”.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya masih terdapat kekurangan- kekurangan yang disebabkan oleh pengetahuan dan kemampuan serta pemahaman penulis yang sangat terbatas, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Agustus 2021 Peneliti,
Ahmad Royhan Nasution 170704073
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalāmuʻalaikum Warahmatullāhi Wabarakātuh
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Semoga kita semua mendapatkan rahmat dan karunia Allah SWT baik di dunia maupun diakhirat. Peneliti menyadari terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan segala, kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang setulus- tulusnya kepada:
1 . Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2 . Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof Drs. Mauly Purba, M.A, Ph.D selaku Wakil Dekan I, ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku Wakil Dekan II. Bapak Mhd. Pujiono, S.S., M.Hum. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Dan kepada sivitas akademika yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
3 . Ibu Dra. Rahlina Muskar Nasution, M.Hum., Ph.D selaku Ketua Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs.
Bahrum Shaleh, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
4 . Ibu Dra. Nursukma Suri, M. Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh perhatian memberikan waktu, tenaga, ilmu, nasehat, bimbingan, dan memberikan inspirasi serta motivasi dalam menyelesaikan studi dengan baik dan
juga dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat peneliti rampungkan dengan baik.
5 . Ibu Prof. Pujiati, M.Soc.Sc, Ph.D dan Bapak Drs. Bahrum Shaleh, M.Ag selaku dosen penguji proposal dan skripsi saya yang telah memberikan perhatian, masukan ketika ujian proposal untuk kesempurnaan penelitian saya yang akan disampaikan dalam skripsi.
6 . Ibu Dra. Murniati, M.Hum selaku dosen penasehat akademik yang telah membimbing dan mengarahkan dalam memenuhi setiap pengambilan perkuliahan yang dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam memahami penulis dari awal semeter perkuliahan hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
7 . Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah mengajarkan banyak ilmunya semenjak penulis terdaftar menjadi mahasiswa Sastra Arab FIB USU hingga menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula untuk Kak Fitri selaku Staf Administrasi Program Studi Sastra Arab yang telah banyak membantu penulis dalam hal administrasi.
8 . Kepada kedua orang tua kandung penulis yakni Ayahanda tercinta Irwansyah Nasution dan Ibunda tercinta Rosmariah yang telah menjadi orang tua terbaik, yang selalu memberikan motivasi, nasihat, cinta, perhatian, kasih sayang serta do‟a yang tentu takkan bisa penulis balas. Serta kepada kakak-kakak kandungku Siti Chadijah Nasution S.pd, Faridah Hanum Nasution S.E, Rizki Lailanur Nasution S.H.I , Fadilla Wardah Nasution Amd.Keb, Raudani Nasution S.E, dan abang kandungku Syarif Habibullah Nasution S.H yang telah menjadi motivasi dan semangat bagi saya dalam menyelesaikan studi ini. terima kasih yang tak terhingga atas segala bantuan secara materi dan moral. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan ridha-Nya untuk kita semua.
9 . Sahabat-sahabat seperjuangan di Sastra Arab USU 2017, Regita, Raffi, Sultan, Dita, Hanif, Fahmi, Nadia Tri, Nadin, Nadia Wilanda, Husna, Alfi, Halim, Abib, Fatwa, Rizki, Irsan, Asmina, Winda, Maody, Rinda, Rauda, Rasya, Rangga, Agung, Fatih, Dea, Putri, Ayu, Ega, Fitri, Husna, Mita, Sari, Marlina, Vivi, Yuli, Siti, Aisyah, Afdhal, Lusi, Widya, Munir, Fitri, Rangga, Irsan, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga Allah memudahkan urusan kita semua dan menjaga persaudaraan kita.
10. Sahabat-Sahabat di Man 2 Model Medan yang hingga kini masih membantu saya dalam memberikan semangat yaitu Keluarga Cemara: Ridho, Murni, Syarif, Mutia, Taufik, Azka, Sela, Feni. dan Keluarga Apex : Azizul, Luthfi, Dimas, Idris, Dede, Diki, Rahman, dan Najmi.
12. Seluruh presidium dan anggota Ikatan Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
12. Teman-teman international yang turut membantu dalam hal referensi juga yang turut memberikan masukan Fakhrur, Edward dan Bhas.
13. Semua pihak yang telah memberikan dorongan moril pada penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Jazākumullāhu khairan.
Terimakasih banyak untuk semuanya, semoga bantuannya menjadi amalan yang diridhai Allah SWT.
Medan, Agustus 2021 Peneliti,
AHMAD ROYHAN NASUTION 170704073
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR SINGKATAN ... viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA……… ix
ABSTRAK ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian... 5
1.4 Manfaat Penelitian... 6
1.5 Metode Penelitian ... 6
1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 6
1.5.2 Metode Analisis Data ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Kajian Terdahulu ... 8
2.2 Landasan Teori ... 10
2.3 Lirik Lagu (
ي ئان غرع ش /
syi'ru ghina'i)
... 102.4 Semiotik (ي ئاي مي س لا/al-siymyāyiyu) ... 11
2.5 Semiotik Riffaterre ... 12
2.5.1 Ketidaklangsungan Ekspresi yang terdapat dalam puisi .... 13
2.5.1.1 Penggantian arti (Displacing of Meaning, ىنعملا لادبتسلاا /al-istibdālu al-ma’nā/)………….... 14
2.5.1.1.1 Metafora (ةراع ت س ا) /al-isti’āratun/…… 14
2.5.1.1.2 Metonimi (ت يان ك لا) /al-kināyatun/ ... 15
2.5.1.1.3 Simile (هي ب ش ت لا) /at-tasybiḥu/ ... 16
2.5.1.1.4 Personifikasi (ديسجت) /tajsyd/ ... 17
2.5.1.1.5 Sinekdoke (لَس ْرُملا زاجملا) /majāz mursal/ 18 2.5.1.1.6 Alegori (ةيسمر ةصق) /qissat ramziyatun/ . 18 2.5.1.1.7 Repetisi (رارك ت لا) /at-takrārun/... 19
2.5.1.2 Penyimpangan arti (Distorting of Meaning, فارحنلاا ىنعملا) /al-inḥirāfu al-ma’nā/ ... 20
2.5.1.2.1 Ambiguitas (سبلل) /al-labas/... 20
2.5.1.2.2 Kontradiksi (ض قان ت لا) /at-tanāqud/ ... 22
2.5.1.2.3 Nonsense (وغل) /laghu/ ... 22
2.5.1.3 Penciptaan arti (Creating of Meaning, ىنعملا قلخلا) /al-khalliqu al-ma’nā/ ... 24
2.5.1.3.1 Rima (تي فاق لا) /al-qāfiyat/ ... 24
2.5.1.3.2 Enjambement (نيمضتلا) /at-taddmin/ ... 25
2.5.1.3.3 Tipografi (تعاب ط لا) /at-tibāatun/ ... 26
2.5.2 Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ... 26
2.5.3 Matriks (ةفوفصملا) /al-maṣfufati/, Model (جذومنلا) /an-namuzaj/ dan Varian (ريغتملا) /almutaghayyiru/ ... 29
2.5.4 Hipogram (مارجوب ي ه لا) /al-ḥibujram/ ... 31
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
3.1 Hasil ... 35
3.2 Pembahasan ... 36
3.2.1 Ketidaklangsungan ekspresi pada lagu فسآ انا /ana asef/ dinyanyikan oleh Mostafa Atif ... 36
3.2.1.1 Penggantian arti (Displacing of Meaning,
ىنعملا لادبتسلاا /al-istibdālu al-ma’nā/)... 37
3.2.1.1.1 Personifikasi (ديسجت) /tajsyd/ ... 37
3.2.1.1.2 Sinekdoke (لَس ْرُملا زاجملا) /majāz mursal/ . 37 3.2.1.1.3 Alegori (ةيسمر ةصق) /qissat ramziyatun/ .. 40
3.2.1.1.4 Repetisi(رارك ت لا)/at-takrārun/... 41
3.2.1.2 Penyimpangan arti (Distorting of Meaning, فارحنلاا ىنعملا) /al-inḥirāfu al-ma’nā/ ... 42
3.2.1.2.1 Ambiguitas (سبلل) /al-labas/... 42
3.2.1.2.2 Kontradiksi (ض قان ت لا) /at-tanāqud/ ... 44
3.2.1.3 Penciptaan arti (Creating of Meaning, ىنعملا قلخلا) /al-khalliqu al-ma’nā/ ... 45
3.2.1.3.1 Rima (تي فاق لا) /al-qāfiyat/ ... 45
3.2.1.3.3 Tipografi (تعاب ط لا) /at-tibāatun/ ... 48
3.2.2 Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik pada lagu انا فسآ /ana asef/ dinyanyikan oleh Mostafa Atif... 49
3.2.2.1 Pembacaan Hereustik ... 49
3.2.2.2 Pembacaan Hermeneutik ... 53
3.2.3 Matriks(ةفوفصملا) /al-maṣfufati/, Model (جذومنلا) /an-namuzaj/ dan Varian (ريغتملا) /al-mutaghayyiru/ pada lagu فسآ انا /ana asef/ dinyanyikan oleh Mostafa Atif ... 57
3.2.4 Hipogram (مارجوب ي ه لا) /al-ḥibujram/ pada lagu انا فسآ /ana asef/ dinyanyikan oleh Mostafa Atif ... 60
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 66
4.1 Kesimpulan ... 66
4.2 Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN ... 70
DAFTAR SINGKATAN
SWT : Subhanahu WaTa‟ala SAW : Sallallahu „Alaihi Wasallam FIB : Fakultas Ilmu Budaya
IMBA : Ikatan Mahasiswa Sastra Arab USU : Universitas Sumatera Utara
No : Nomor
Dll : Dan Lain Lain
Dkk : Dan kawan-kawan
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia MAN : Madrasah Aliyah Negeri
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pedoman Transliterasi berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI NO.158 tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987 tertanggal 22 januari 1988.
A. Konsonan Huruf
Arab Nama Huruf Latin
Nama
ا
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkanة
Ba B Beد
Ta T Teث
Tsa ṡ es (dengan titik di atas)ج
Jim J Jeذ
Ha ḥ ha (dengan titik di bawah)خ
Kha Kh ka dan haد
Dal D Deر
Dzal Ẑ Zet (dengan titik di atas)س
Ra R Erص
Zai Z Zetط
Sin S Esش
Syin Sy es dan yeص
Sad ṣ es (dengan titik di bawah)ع
Dad ḍ de (dengan titik di bawah)ط
Ta ṭ te (dengan titik di bawah)ظ
Za ẓ zet (dengan titik di bawah)ع
„ain ، Koma terbalik ke atasؽ
Gain G Geف
Fa F Efق
Qaf Q Kiن
Kaf K Kaل
Lam L Elو
Mim M Emٌ
Nun N Enٔ
Waw W Weبْ
Ha H Haء
Hamzah ` Apostrofي
Ya Y YeB. Konsonan Rangkap
Konsonan Rangkap (tasydid) ditulis rangkap.
Contoh:
خيذمي
/muqoddimatu/ ‘pembukaan‟حسًُٕناخٌُذًنا
/al-madīnatu al-munawwaratu/ ‘ Madinah Munawwarah‟C. Vokal
1. Vokal Tunggal
... (fathah) ditulis “a”, contoh :
أشل
/ qara’a/ ‘Membaca’....(kasrah) ditulis :i:, contoh:
ىٍحس
/rahīma/ ‘pengasih‟....(dammah) ditulis “u”, contoh:
تتك
/ kutubun/ „Buku‟2. Vokal Ragkap
Vokal rangkap
ي
... (Fathah dan ya) ditulis “ai”Contoh:
تٌُص
/ zainab/ ‘zainab‟فٍك /
kaifa/ ‘bagaimana‟Vokal Rangkap ٔ... (Fathah dan waw) ditulis “au”
Contoh:
لٕح
/haula/ ‘sebagaiman‟لٕل
/qaulun/ ‘perkataan‟D. Vokal Panjang
ا.
...danي
....(fathah) ditulis “”, contoh:وبل/
qāma/غل
/ qadāي.
...(kasrah) ditulis””, contoh:ىٍحس
/rahīmun /’pengasih‟īٔ
....(dammah) ditulis “u”, contoh:وٕهػ /
„ulūmun/ „mengetahui‟E. Ta Marbutah
a. Ta marbutah yang berharkat sukun ditransliterasikan dengan huruf “ha”
Contoh:
ّيشكًنا خكي
/makkah al-mukarramah/ „makkah Mukarramah‟خٍيلاسلاا خؼٌششنا
/as-syarī’ah al-islāmiyyah / ‘syar‟iat Islam‟b. Ta marbutah yang berharkat hidup ditransliterasikan dengan huruf “t”
Contoh:
خٍيلاسلاا خيٕكن
ا/al-hukūmatu al-islāmiyyah / ‘hukum Islam‟حشتإتًنا خُسنا
/ al-sunnatu al-mutawātirah / „Sunah Mutawatir‟F. Hamzah
Huruf Hamzah (ء) di awal kata dengan vokal tanpa didahului oleh tanda aspostrof
Contoh :
ٌبًٌا
/ īmānun/ „percaya‟G. Lafzu al-jalālah
Lafzu al-jalālah (kata
الله )
yang berbentuk frase nomina ditransliterasi tanpa hamza.Contoh:
الله ذجػ
/ Abdullah / ‘Abdullah‟الله مجح /
hablullah / „kekasih Allah‟H. Kata Sandang “al”
1. Kata sandang “al” tetap ditulis “al” baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariyah maupun syamsiyah.
Contoh:
خسذمًنا ٍكبيلأا
= al-amākin al-muqaddasah’tempat yang suci‟خٍػششنا خسبٍسنا
= as-siyāsah as-syar’iyyah ‘politik yang dianjurkan‟2. Huruf “a” pada kata sandang “al” tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun merupakan nama diri.
Contoh:
يدسٔبًن
ا = al-Māwardīسبْصلأا =
al-Azhār ‘Bunga‟3. Kata sandang “al” di awal kalimat dan pada kata “Allah SWT, Qur‟an”ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
ىٌشكنا ٌاشمنا ءشلا بَا
/anā aqrau al-Qur’ānul al-karīm/ „saya membaca Al-Qur‟an al-karimABSTRAK
Ahmad Royhan Nasution (170704073) 2021, Analisis Semiotik Pada Lirik Lagu انا فسآ /ana asef/ Dinyanyikan oleh Mostafa Atif. Medan : Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk membahas semiotik Riffaterre yang terdapat pada lirik lagu. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ketidaklangsungan ekspresi, makna heuristik dan makna hermeneutik, matriks, model dan varian serta hipogram pada lirik lagu dengan menggunakan Teori Riffatere dalam Ratih. Manfaat dari penelitian ini adalah berkontribusi sebagai referensi ilmiah dan acuan dalam penelitian selanjutnya bagi akademisi khususnya Program studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan audio visual, Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis lagu ini yakni pendekatan semiotik.
Data premier penelitian ini bersumber dari lirik lagu yang terdiri dari 4 bait 21 baris, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat ketidaklangsungan ekspresi yang disebabkan oleh 1 bait Personifikasi, 4 bait Sinekdoke, 1 bait Repetisi, 2 bait Alegori, 2 bait Ambiguitas, 1 bait Kontradiksi, 4 bait Rima dan 4 bait Tipografi. Makna yang dihasilkan dari pembacaan heuristik dan hermeneutik dalam lirik lagu ialah menceritakan tentang sebuah pertaubatan seorang umat kepada tuhannya karena merasa menyesal atas perbuatan perbuatan yang telah dilakukannya dimasa lalu dan berharap Allah SWT memberikan akhlak seperti yang dicontohkan Rasulnya dan selalu memberikan petunjuk hidayah kepadanya. Adapun tema pada lagu adalah tentang “Pertaubatan” yang didapati melalui matriks, model dan varian. Serta hipogram pada lagu ini mempunyai kesamaan dengan lagu فسآ انا /ana asef/
dinyanyikan oleh George Wassouf.
ةيدرجتلا ةروص
( ٌٍٕتٕسبَ ٌبحٌس ذًحأ ٠٧١٧١٧١٧٣
) ٧١٠٧ خٍئبًٍٍسنا مٍهحت . شن
ىئبُغ شؼ فسأ بَا
ٍغًنبث
،ًثشؼنا ةدلأا ىسل : ٌاذٍي .فطبػ ىفطظي خٍنبًشنا حشطيٕس خؼيبخ ، خٍفبمثنا ٔ وٕهؼنا خٍهك
خفشؼًن جحجنا ازْ خهئسأ ،خفٕفظًنا ،خٍمٍتٍُٕيشٍْ ىُؼي ٔ خٍمٍتسشٍْ ىُؼي ،شٍجؼتنا وذػ
واشخٕجٍٓنا ٔ شٍغتًنا ٔ جرًُٕنا ًف
ش ىئبُغ شؼ ازْ فذٌٓ .فطبػ ىفطظي ى ُغًنبث فسآ بَأ
ٔ جرًُٕنا ،خفٕفظًنا ،خٍمٍتٍُٕيشٍْ ىُؼي ٔ خٍمٍتسشٍْ ىُؼي ،شٍجؼتنا وذػ فشكن جحجنا واشخٕجٍٓنا ٔ شٍغتًنا ن
ش ىئبُغ شؼ ذئإف ٍي .شٍتبفٌس خٌشظُث فطبػ ىفطظي ى ُغًنبث فسآ بَأ
ف خٍثحجنا سدبظًنأ خًٍهؼنا غخاشًنبك حذَبسي جحجنا ازْ
ًثشؼنا ةدلأا ىسمن ًخطبخ خجهطهن ذؼث بًٍ
واذختسبث ًجتكي جحث ّػَٕ جٍح ٍي جحجنا ازْ .خٍنبًشنا حشطيٕس خؼيبدث خٍفبمثنا وٕهؼنا خٍهكث ازٓن خٍسٍئشنا دبَبٍجنا .ًئبًٍٍسنا ِبدتلاا ْٕ جحجنا ازٓن وذختسًنا ِبدتلاا ٔ ، يشظجنا ًؼًسنا ٍي خمتشي جحجنا ش
ىئبُغ شؼ ًتنا فسآ بَا
ٍي ٌٕكتت ٧
ٔ سٕطش جحجنا حئبتَ شٍشت .اًشطس ٧٠
ٔ ذٍسدت ٍي شطس مخأ ٍي شٍجؼتنا وذػ ىنإ ،ساشكتنا ٍي شطس ،مَسْشًُنا صبدًنا ٍي سٕطس ٧
، غلبُتنا ٍي شطس ، عًٕغنا ٍي ٌاشطس ،خٌضيس خظل ٍي ٌاشطس ٧
ٔ خٍفبمنا ٍي سٕطس ٧
يشٍْ ٔ خٍمٍتسشٍْ ٍػ حتٌُ يزنا ىُؼًنا . خػبجطنا سٕطس ازْ ًف خٍمٍتٍُٕ
ان ش ىئبُغ شؼ ذٍفت
الله ًطؼٌ ٌأ ميأتٌٔ بمثبس بٓث وبل ًتنا لبؼفلأا ىهػ فسَبث شؼشٌ َّلأ ّٓنإ ىنإ ضخشنا خثٕتث ٍي فشتكًنا عٕػًٕنا .ٍّهػ بيأد الله ٌّذٌٓ ٔ الله لٕسس كهخك بمهخ ىنبؼتٔ َّبحجس ش
شؼ
ىئبُغ ا للاخ ٍي ذخٕت ًتنا "خثٕتنا" لٕح سٔذٌ فسآ بَأ .داشٍغتًنأ جربًُنأ دبفٕفظًن
ٔ
ًتنا فسآ بَأ خٍُغأ غي ّثبشت ّن خٍُغلأا ِزْ ًف واشخٌٕبٓنا بْبُغ
جسٕخ
ٕسٔ
ف .
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lirik lagu sebagai suatu media penyampaian pesan yang mengandung arti didalam lirik tersebut, dapat dipahami melalui tanda-tanda dengan menggunakan metode analisis semiotik.
Lirik lagu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 678). Jadi, di dalam rangkaian lirik lagu itu tentulah berbentuk rangkaian puisi dan seterusnya disusun menjadi sebuah nyanyian.
Lirik lagu merupakan hasil dari ekspresi seseorang mengenai sesuatu hal yang sudah dilihat, didengar atau yang sudah pernah dialaminya. Penyair atau pencipta lagu ini melakukan permainan pada kata-kata dan bahasa dalam mengekspresikan pengalamannya untuk dituangkan dalam bentuk rangkaian kata sehingga terciptalah lirik lagu tersebut. Dengan demikian bagi pendengar lirik lagu tersebut dapat menimbulkan perasaan sedih, senang atau gembira maupun perasaan yang menyentuh jiwa. Bahkan jika lagu tersebut dinyanyikan oleh penyanyi yang berbakat dalam mengekspresikan lagu-lagu tersebut, dapat membuat orang yang mendengarnya menjadi terpesona bahkan terlena apabila lirik lagu yang dinyanyikan penyanyi mengena di hati para pendengarnya.
Dalam paragraf pertama peneliti telah menguraikan bahwa, di dalam lirik lagu terdapat tanda-tanda yang memiliki makna mendalam yang disebut juga dengan kajian semiotik.
Semiotik adalah ilmu sastra untuk menemukan konvensi-konvensi (norma- norma dan kebiasaan-kebiasaaan) didalam karya sastra yang memungkinkan adanya makna (Teuw,1984:143 dalam Ratih 2016:1). Semiotik ini berfokus pada pengkajian dan pencarian tanda-tanda didalam karya sastra, sistem perlambangan di setiap bidang kehidupan, yang mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan,
konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti, serta menerangkan maksud dari tanda-tanda tersebut dan mencari hubungannya dengan ciri-ciri tanda itu untuk mendapatkan makna yang signifikan.
Adapun teori semiotik yang peneliti gunakan sebagai landasan analisis penelitian ini adalah teori semiotik Riffatere. Seorang kritikus sastra Amerika yang lahir pada tahun 1924 dengan nama lengkap Michael Camille Riffaterre ini memiliki karya-karya sastra yang lebih menekankan kritik sastra pada analisis tekstual sebagai respon pembaca. Menurut Ratih (2016:5), dalam menganalisis puisi, Riffaterre menggunakan metode pemaknaan khusus, yaitu dengan memberi makna karya sastra sebagai sebagai sistem tanda-tanda itu, istilahnya memproduksi makna tanda-tanda. Namun pemaknaannya tidak terlepas dari pemaknaan semiotik pada umumnya. Pemaknaan sastra menurut Riffaterre itu berupa (1) ketidaklangsungan ekspresi puisi (karya sastra) yang disebabkan oleh penggantian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning) dan penciptaan arti (creating of meaning), (2) pembacaan heuristik dan hermeneutik, (3) matriks, model, dan varian, dan (4) hipogram (hubungan intertekstual).
Salah satu metode dalam konsep semiotik Riffaterre adalah melihat Ketidaklangsungan ekspresi yang terdapat dalam karya sastra, yaitu mengekspresikan konsep-konsep dan benda-benda secara tidak langsung.
Sederhananya mengatakan satu hal dengan maksud hal lain dan mempunyai cara khusus dalam membaca maknanya. Yaitu dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu penggantian arti (displacing meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), dan penciptaan arti (creating of meaning) (Riffaterre dalam Ratih ,2016:5).
Ketidaklangsungan ekspresi yang disebabkan oleh penciptaan arti (creating of meaning) ini berupa pemaknaan terhadap segala seusatu yang didalam bahasa umum dianggap tidak bermakna, misalnya simetri, rima (Riffatere dalam Faruk ,2012:141). Maksud bahasa yang tidak bermakna seperti berbentuk
rima yang menekankan hanya kepada susunan kata dalam syair, rima ini juga berupa persamaan syair yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
Contoh ketidaklangsungan ekspresi pada lagu Anā Asif oleh Mostafa Atef yang disebabkan oleh penciptaan arti berupa rima pada salah satu baitnya adalah sebagai berikut:
ًاٝلاا اٖرقذص اٍاٝ
/ yāmā, ṣaddaqtaḥā al-ayyām / „‟Sekian lama aku telah percaya pada hari itu‟‟
ٚثيق اٖيثٝاع دٞقتٗ
/ wabait sāyib lahā qalbī / ‘’Sehingga kutinggalkan Hatiku‟‟
ق٘فا جارحٍ ًلاعف ْٚٝساذاٗ
/ wā tārīnī fa‟lan mahtāj afuq / „‟dan aku sadar bahwa aku harus bangun‟‟
ق٘ؽ ونتٗ عجاس / rāja‟ wabkulli syuq / „‟Aku kembali dengan keinginan yang besar‟‟
ٚتس اٝ ْٚحٍاع / Sāmaḥni yā Rabbī / „‟Ampunkanlah aku ya Tuhanku”.
Pada contoh diatas, terdapat ketidaklangsungan ekspresi berupa penciptaan arti (creating of meaning) berbentuk Rima. Rima adalah persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir Pada lirik lagu diatas terdapat 2 akhiran, yakni berakhiran / يa/ dan ق /qa/
Pada akhir baris ke-2 yaitu kata ٚثيق /qalbī/ „‟hatiku‟‟ dan akhir baris ke-5 pada kata ٚتس /Rabbi/ „‟ tuhanku‟‟ keduanya memiliki akhiran / يī/. Dari kedua akhiran ini memiliki arti yang sama yaitu menunjukkan Dhammir muttasil اّا /anā/
yang berarti pelaku dalam lagu tersebut adalah Aku (si penyair).
Pada baris ke-3 yaitu kata ق٘فا /afuq/ yang berarti „‟bangun‟‟ dan pada baris ke-4 yaitu kata ق٘ؽ /syuq / yang berarti „‟keinginan‟‟. Selain bertujuan sebagai estetik atau seni keindahan di dalam sebuah lagu, dari bentuk rima tersebut dapat pula diketahui isi lagu tersebut mengenai sebuah harapan seseorang di sepanjang harinya. Hal ini juga membuktikan bahwa dalam bentuk rima dapat menciptakan arti (creating of meaning) yang menunjukkan adanya tanda-tanda
semiotik dalam lagu
فسآ بنا
/Anā Asif/ berupa kata-kata yang sama huruf akhirnya tetapi berbeda kata sehingga makna tanda menjadi berbeda pula.Penelitian ini akan mengkaji lirik lagu
فسآ بنا
/Anā Asif/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef. Dalam dunia musik saat ini, nama Mostafa Atef yang lahir pada tahun 1990 menjadi sangat terkenal dan populer dikalangan para pendengar musik religi. Ia adalah penyanyi sekaligus mursyid internasional yang berasal dari Mesir. Ia merupakan seorang pelantun nasyid (lagu arab) dan hafiz qur‟an (penghafal Al-Quran) yang berasal dari Mesir. Mostafa Atef banyak dikenal karena resital Al-Quran dan Nasyid yang dilantunkannya. Salah satu nasyidnya yang sangat populer yang berjudulفسآ بنا
/Anā Asif/. Video klipnya telah ditonton jutaan kali dan sering menjadi trending di yotube pada masanya. Mostafa Atef diakui memiliki suara yang indah dan unik saat membaca Al-quran. Dia juga merekam dirinya saat membaca beberapa surat Al-Quran dengan sangat indah di antaranya membaca Surat Yasin, Ar-Rahman, Al-Kahfi, hingga Surat Maryam.Adapun karya-karya Mostafa Atef antara lain : Album Men Makka Lel Madina, El Hesab, serta Esna Farkun. Kemudian di tahun 2018 mengeluarkan Qad Kfany, El Ghalyeen, Kaini Maak, Ebo El Karam, serta sejumlah album lainnya yang bernuansa religi.
Adapun alasan peneliti mengkaji masalah ini adalah :
a. Tindak penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan semiotik merupakan perkembangan dan penerusan dari aliran strukturalisme sebagai aliran yang melahirkan ilmu pada masa yang terdahulu.
Kebaharuan yang terdapat dalam penelitian ini adalah cara pemecahan masalah peneliti dengan cara baru, bukan meniru pemecahan masalah yang lain. Yakni menuangkan pemaknaan khusus Riffaterre secara menyeluruh dan peneliti menganalisis dalam memecahkan rumusan masalah yang ada dengan pemahaman peneliti berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dengan menggunakan referensi-referensi.
b. Lagu
فسآ بنا
/Anā Asif/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef merupakan salah satu lagu yang sangat identik dengan moral dan sosial masa kini yaitu bait-bait lirik yang menggambarkan perilaku buruk dan terlalu cinta akan dunia. Syair ini juga mengandung doa ataupun harapan agar Allah memberi kita ampunan atas apa yang telah kita lakukan dan memberikan yang terbaik.c. Lagu فعآ اّا /Anā asif/ menggunakan 2 bahasa yaitu Bahasa Fusha dan Bahasa Amiyah.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, peneliti merumuskan dan membatasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana ketidaklangsungan ekspresi yang terdapat pada lirik lagu فعآ اّا /Anā asif /yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef ?
2. Bagaimana makna yang terdapat dalam lirik lagu فعآ اّا /Anā asif/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef berdasarkan pembacaan semiotik (heuristik dan hermeneutik) ?
3. Bagaimana Matriks, Model dan Varian yang terdapat dalam lirik lagu فعآ اّا /Anā asif/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef?
4. Bagaimana Hipogram yang terdapat dalam lirik lagu فعآ اّا /Anā asif/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan ketidaklangsungan ekspresi yang terdapat dalam lirik lagu فعآ اّا /Anā asif/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef.
2. Mendeskripsikan pembacaan hereustik dan pembacaan hermeneutik yang terdapat dalam lirik lagu فعآ اّا /Anā asif/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef.
3. Mendeskripsikan matriks, model dan varian yang terdapat dalam lirik lagu فعآ اّا /Anā asif/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef.
4. Mendeskripsikan hipogram yang terdapat dalam lirik lagu فعآ اّا/Anā asif/
yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef.
1.4. Manfaat Penelitian
Adanya kegiatan penelitian terhadap karya sastra diharapkan mampu memberikan pemahaman lebih kepada pembacanya. Oleh karena itu, ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, diantaranya sebagai berikut : a. Manfaat teoritis
Dapat menjadikan kajian semiotik bermanfaat untuk menggali ide (concept) atau makna (signified) yang berada dibalik tanda pada karya sastra khususnya lagu.
b. Manfaat Praktis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan menjadi referensi yang relevan atau bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang akan meneliti karya sastra lain, khususnya lirik lagu dengan pendekatan semiotik pada mahasiswa Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Dengan penelitian ini diharapkan dalam meneliti lagu dengan pendekatan semiotik dapat bermanfaat bagi pembangunan moral dan karakter pembaca.
1.5. Metode Penelitian
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research).
Penelitian kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir: 1988). Data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data pokok berupa karya sastra yang akan dianalisis, dalam hal ini data primer adalah lirik lagu
فسآ بنا
/Anā Asif/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef berupa 4 bait dan 21 bairs yang diperoleh melalui official youtube channel Axeer yang dapatdiakses melalui link official (https://www.youtube.com/watch?v=jWv5jxn6HTs).
Adapun data sekunder penelitian ini yaitu berupa bahan-bahan pustaka yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini dan dapat menunjang penelitian, seperti buku, jurnal, ebook, artikel, dan data yang bersumber dari internet yang berkaitan dengan kajian semiotik dan lirik lagu. Pengumpulan data ini bertujuan untuk memudahkan langkah penelitian selanjutnya.
1.5.2 Metode Analisis Data
Teknik Pengolahan data dilakukan dengan analisis data secara kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian berlandaskan pada filsafat postpositivme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti sebagai instrument kunci (Sugiyono 2008:15). Adapun teknik yang dilakukan untuk menganalisisnya yaitu dengar-baca-catat- terjemahkan yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik dengar untuk mendapatkan data lalu menganalisisnya, penulis harus mendengarkan terlebih dahulu lagu yang akan diteliti secara berulang-ulang melalui media audio visual media social berupa youtube), lalu membaca lirik lagu yang diteliti melalui teks yang ada di video youtube maupun lirik lagu yang berada di bio resmi video klip lagu tersebut dan membaca lirik mana saja yang mengandung makna secara semiotik.
Pada lagu فعآ ا /Anā āsif/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef ini ّا terdapat dua bahasa yakni bahasa Fusha dan bahasa Ammiyah. Untuk menterjemahkan lirik yang menggunakan bahasa Arab Fusha peneliti menggunakan kamus berbentuk buku sedangkan lirik lagu yang menggunakan bahasa Arab Ammiyah peneliti menggunakan kamus bahasa arab digital berupa aplikasi offline yang dapat diunduh melalui google play dengan nama aplikasi Egyptian Arabic Dictionary atau secara online dapat diakses melalui link (https://sea.lisaanmasry.org/). Kemudian penulis akan menerjemahkan lirik lagu dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia agar penulis dapat lebih memahami arti dari lirik lagu tersebut Selanjutnya akan dilihat pemaknaan lirik lagu Ana Asef ini dengan analisis semiotik satu persatu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu
Tujuan dari karya tulis terdahulu dimuatkan didalam penelitian ini adalah sebagai bahan acuan penelitian ini yang berguna untuk mencari persamaan dan perbedaan data serta teori yang digunakan berupa karya ilmiah dan skripsi . Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan antara lain:
Nabilatul Labibah (2016) Program Studi Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, peneliti ini meneliti tentang “Analisis Semiotika Riffaterre pada Puisi Unsyudatul Mathar Karya Badr Syakir Assayyab dan Pemanfaatannya pada Perkuliahan Telaah Puisi”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif-Kualitatif. Dengan jenis penelitian analisis isi (content analysis). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna pada puisi diatas menggunakan teori Riffaterre. Penelitian ini berupa skripsi dan lebih menekankan kepada pemanfaatan teori semiotik pada perkuliahan telaah puisi.
Persamaan yang terdapat pada penelitian ini adalah penelitian yang mengkaji tentang teks menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotik Riffaterre. Perbedaannya, peneliti yang dilakukan Nabilah dan penelitian ini adalah objek dan penekanan dalam penelitian. Nabilah menggunakan objek yaitu teks puisi Puisi Unsyudatul Mathar Karya Badr Syakir Assayyab, sedangkan penelitian ini meneliti lagu
فسآ بنا
/Anā Asif/ sebagai objeknya. Peneliti Nabilah tersebut mengandung kesimpulan berkaitan dengan pemanfaatan isi informasi yang dikandungnya dan menekankan pada perkuliahan telaah puisi sedangkan yang peneliti lakukan mengandung isi informasi makna lagu yang terkandung dalam lagu Ana asif melalui semiotik Rifaterre secara keseluruhan terhadap objek lagu tersebut.Lukman Hadi (2019), yang berjudul “Nissa Sabyan Dalam Pesan Deen Assalam: Analisis Semiotik”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi (content analysis). Dalam
penelitiannya, peneliti ini menyimpulkan bahwa pesan yang terdapat dalam lagu tersebut dapat menciptakan rasa damai terhadap berbagai suku, budaya, ras, dan agama di masyarkaat setelah mendengar lagu tersebut. Persamaan yang terdapat pada penelitian ini adalah penelitian yang mengkaji tentang teks menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika Riffaterre. Perbedaannya terdapat pada objek dan metode yang dilakukan pada teori riffaterre, peneliti Lukman menggunakan objek yaitu teks lagu Deen Assalam yang bertujuan untuk mengetahui pesan dakwah melalui pembacaan heuristic dan hermeneutik saja, sedangkan penelitian ini meneliti lagu
فسآ بنا
/Anā Asif/ sebagai objeknya.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna lagu melalui pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik, matriks, model, varian, dan hipogram
Kholiq Pando Subeno (2020) Program Studi Sastra Arab Universitas Sumatera Utara, dengan judul „‟Analisis Semiotik Syi‟ir
جٍفضأ
/Adfaita/ Pada Albumثبٌركذ
/dzikrayt/ Karya Syeikh Mishary Rashid Al-Afasy‟‟. Persamaan yang terdapat pada penelitian ini adalah penelitian yang mengkaji tentang teks menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika Michael Riffaterre. Perbedaannya, peneliti Kholiq menggunakan objek yaitu Syi‟irجٍفضأ
/Adfaita/ Pada Album
ثبٌركذ
/dzikrayt/ Karya Syeikh Mishary Rashid Al-Afasy yang bertujuan untuk mengetahui pembacaan heuristic dan hermeneutik saja, sedangkan penelitian ini meneliti laguفسآ بنا
/Anā Asif/ sebagai objeknya.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna lagu melalui pembacaan heuristik, hermeneutik, matriks, model, varian, dan hipogram.
Dari kajian pustaka di atas, didapati kesamaan dalam teori yang digunakan yaitu teori Riffaterre dan perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah cara pemahaman analisis di setiap peneliti yang memiliki analisis berbeda disetiap penelitian yang dilakukan. Yakni pada penelitian ini menuangkan pemaknaan khusus Riffaterre secara menyeluruh juga dari objek penelitian yang dilakukan belum pernah dilakukan sebelumnya yaitu lagu arab
بنا
فسآ
/Anā Asif/ sebagai objeknya.2.2 Landasan Teori
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemaknaan dengan menggunakan ketidaklangsungan ekspresi pada puisi, pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, pencarian matriks, model, dan hipogram yang terdapat pada lagu
فسآ بنا
/Anā Asif/. Kemudian menjelaskan keseluruhan makna dari lirik laguفسآ بنا
/Anā Asif/ yang mempunyai hubungan makna sesuai teori semiotik yang dianalisis. Sebagai landasan kerja penelitian, penulis menggunakan teori-teori sebagai berikut2.3 Lirik Lagu (
ي ئان غرع ش /
syi'ru ghina'i)
Menurut Fathiy (1988:253) lirik dalam bahasa arab disebut dengan
ي ئان غ /
ginā‟iyyun/ . Adapun pengertian lirik adalah:
ونؽ اٖى جذٞصق
حٞقٞعَ٘ىا حْٞغلاا خافصٗ : ي ئان غ
/ginā‟iyyun : qaṣidatun lahā syakalun waṣifātu al-agniyatu al-mūsiqiyatu/
„‟Lirik : puisi yang memiliki bentuk dan karakteristik lagu yang berirama (musik)‟‟
Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, pencipta lagu melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya tersebut (Awe, 2003:48).
Menurut Noor (2004:24) Lirik lagu juga terbentuk dari bahasa yang dihasilkan dari komunikasi antara pencipta lagu dengan masyarakat penikmat lagu. Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang dari dalam batinnya tentang sesuatu hal baik yang sudah dilihat, didengar maupun dialami. Lirik lagu juga memiliki kekhususan dan ciri tersendiri dibandingkan dengan sajak karena penuangan ide lewat lirik lagu diperkuat dengan melodi dan jenis irama yang disesuaikan dengan lirik lagu tersebut.
Jadi uraian Awe dan Noor menjelaskan bahwa lirik lagu merupakan ekspresi seseorang dari dalam batinnya tentang sesuatu hal, baik yang sudah dilihat, didengar maupun dialami. Kemudian dituangkan dalam bentuk susunan kata menjadi sebuah nyanyian yang didalamnya ditemukan pesan dan makna yang diungkapkan secara lugas maupun melalui kata-kata kiasan atau perumpamaan dan diperkuat dengan irama yang disesuaikan dengan lirik terebut.
2.4 Semiotik (ي ئاي مي س لا/al-siymyāyiyu)
Definisi semiotik dapat dipahami melalui pengertian semiotik yang berasal dari kata semeion, bahasa asal Yunani yang berarti tanda. Semiotik ditentukan sebagai cabang ilmu yang berurusan dengan tanda, mulai dari sistem tanda, dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda.
Menurut Khuli (1982: 252) semiotik dalam bahasa arab disebut dengan
ي ئاي مي س لا /
al-siymyayiyu/. Adapun pengertian semiotik adalah:ةيوغللا ريغو ةيوغللا زومرلا يف ثحبي ملع : ي ئاي مي س لا /
alsiymyāyiyu: ilmun yubḥaṡu fī ramuzi al-laghwiyati wa ghairu al- lughwiyati/ „‟Ilmu yang melihat simbol linguistik dan non-linguistik.Dalam Bahasa Arab semiotik dapat diistilahkan sebagai ضٍس /ramzun/ yang berarti tanda/simbol. Menurut Faisal Ahmad (2000:39).
ٍِ حٞغح ٔماسدإ ِنَٝ لا ٗأ ةئاغ ءٜؾت ) حٞعٞثط حقلاع یضرقَت ( ٜح٘ذ حعَ٘يٍ حٍلاع وم ٕ٘ ضٍس لىر /ramzun ḥuwa kullu „ālamatin malmusatin tuajī (bimaqtadī alaqat tabi‟iat) bishayin ghāibun aw lā yumkinu idrākuḥ ḥasiatan min zhalik / „‟ Simbol adalah setiap tanda nyata yang menunjukkan (berdasarkan hubungan alami) sesuatu yang ghaib atau tidak dapat dilihat secara perseptual darinya.
Jadi menurut para ahli diatas dapat diuraikan bahwasannya semiotik itu adalah ilmu berupa simbol yang didalamnya terdapat tanda yang bertujuan untuk mengungkapkan makna suatu hal berkaitan dengan tanda tersebut.
Menurut Eco (dalam Faruk, 1994: 43-44), secara general semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Konvensi yang memungkinkan suatu objek, peristiwa, atau suatu gejala kebudayaan.
Menurut Teeuw dalam (Ratih 2016:1) semitoik adalah ilmu sastra yang sungguh-sungguh menemukan konvensi-konvensi, adat, kebiasaan yang memungkinkan adanya makna pada karya sastra tersebut. Lagu sebagai salah satu karya sastra menyatakan konsep dan sesuatu secara tidak langsung, puisi mengatakan sesuatu untuk makna sesuatu yang lain.
Ada beberapa model teori semiotik, seperti model Saussere, Pierce, Moris dan Riffaterre. Ketiga teori yakni teori Saussure diterapkan untuk menganalisis gejala-gejala budaya dan menjadi acuan bagi beberapa pendekatan untuk menganalisis tanda-tanda arsitektur, sedangkan teori Pierce dan Moris langsung berpengaruh pada hal Antropologi, Dari beberapa teori diatas, teori dan metode semiotik yang paling tepat untuk menganalisis makna dalam sajak adalah teori semiotik Riffaterre karena menggunakan metode pemaknaan khusus yakni dengan memberi makna karya sastra sebagai sistem tanda-tanda atau istilahnya memproduksi makna tanda terebut.
2.5 Semiotik Riffaterre
Riffatere yang bernama lengkap Michael Camille Riffaterre merupakan salah satu tokoh semiotika berkebangsaan Perancis lahir pada 20 November 1924 dan wafat pada tanggal 27 Mei 2006. Ia merupakan kritikus sastra Amerika yang menekankan pada analisis tekstual sebagai respon pembaca, bukan pada biografi pengarang maupun sikap politik pengarang. Teori yang merelevansikan maksud penulis dengan interpretasi pembaca melalui proses semiotik dan linguistik khusus dalam menganalisis teks puisi. Rifftere mempertahankan prinsip- prinsipnya sebagai seorang strukturalis dalaam karyanya yang fenomenal, Semiotics of Poetry (1978) (Taufiq, 2016: 120).
Michael Riffaterre dalam bukunya yang berjudul Semiotics of Poetry, menjelaskan bahwa dalam memaknai sebuah karya sastra berupa puisi atau lagu, pembaca lah yang berkompeten dalam memberikan arti pemulaan yang akan menentukan makna sebuah puisi atau lagu berdasarkan pengalaman dan kemampuan pemahamannya sebagai pembaca puisi atau lagu tersebut.
Maksudnya, dalam memberikan makna terhadap sebuah puisi atau lagu, pembaca lebih berwenang dan lebih berkuasa daripada pengarang karya sastra (Teuw, 1991: 65). Pembaca bebas menginterpretasikan dan memberi makna pada puisi atau lagu berdasarkan pemahaman dan konteksnya, bahkan dalam hal ini memungkinkan terjadinya penyimpangan dari makna sebenarnya yang dimaksudkan oleh pengarang, akan tetapi seorang pengarang dapat membantu pembaca untuk memahami karyanya, yaitu dengan memberikan kode-kode bahasa (Waluyo, 1987: 105). Puisi atau lagu merupakan bentuk dan gambaran dari satuan-satuan informasi yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
Oleh karena itu, agar sebuah puisi atau lagu mempunyai makna, pembaca tidak hanya memperhatikan artinya saja melainkan harus memperhatikan pula aspek-aspek dan unsur-unsur yang menjadikan puisi atau lagu itu menjadi lebih bermakna. Untuk menganalisis se buah lagu dengan teori semiotik dari Michael Riffaterre, terdapat empat hal yang harus diperhatikan dalam memahami dan memaknai sebuah puisi. Keempat hal tersebut adalah: (1) Ketidaklangsungan ekspresi, (2) Pembacaan heuristik dan Pembacaan hermeneutik, (3) Matriks, model, dan varian, serta (4) Hipogram atau hubungan intertekstual (Riffatere dalam Ratih, 2016:5).
2.5.1 Ketidaklangsungan ekspresi yang terdapat dalam puisi
Ketidaklangsungan ekspresi dalam bahasa arab (Chollifudin, 2016:9) disebut juga dengan (شٞتاعرىا ٜف جشؽاثَىا ًذع) /‟adamu ālmubāsarrat fi attuʿābyru/
yaitu ungkapan kalimat menggunakan perantara atau menyembunyikannya melalui sebuah tanda untuk memproduksi makna. Artinya, untuk menguraikan kata-kata dalam lirik lagu menggunakan perantara. Lirik lagu tidak menggunakan bahasa sehari-hari tetapi menggunakan kata-kata yang mengandung tafsiran.
Dengan demikian untuk lirik lagu tersebut memiliki makna tersembunyi yang dapat di uraikan melalui sebuah tanda-tanda dalam lagu tersebut.
Ketidaklangsungan ekspresi itu disebababkan oleh 3 (tiga) hal, yaitu (1) Penggantian Arti (Displacing of Meaning), (2) Penyimpangan Arti (Distorting of Meaning), (3) Penciptaan Arti (Creating of Meaning).
2.5.1.1 Penggantian Arti (Displacing of Meaning, ْٚعَىا هاذثرعلاا /al-istibdālu al- ma’nā/)
Penggantian arti dalam bahasa arab disebut dengan ْٚعَىا هاذثرعلاا /al- istibdālu al-ma‟nā/ (Chollifudin, 2016:9). Penggantian arti ini terjadi ketika tanda bergeser dari satu arti ke arti yang lain, ketika sebuah kata mewakili kata lain seperti yang terjadi pada bahasa kiasan. Menurut Riffatere dalam (Ambarini, 2012: 54), penggantian arti disebabkan oleh penggunaan metafora dan metonimi dalam karya sastra yang dalam arti luasnya menyebut bahasa kiasan secara umum, tidak hanya terbatas dengan metafora dan metonimi dengan ragam bahasa kiasan lainnya, seperti simile, personifikasi, sinekdoke, epos, dan alegori.
Sebelum melangkah lebih dalam mengenai jenis-jenis bahasa kiasan diatas, maka perlulah kita ketahui terlebih dahulu mengenai bahasa kiasan atau yang biasa disebut dengan bahasa figurative (figurative language). Bahasa figuratif atau majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau secara tidak langsung dalam mengungkapkan makna dalam karya sastranya (Waluyo, 1987:83). Hal tersebut untuk membuat pembaca berimajinasi terhadap makna yang disampaikan oeh penyair melalui karya sastra tersebut.
Untuk mengetahui penggantian arti yang disebabkan oleh majas-majas diatas. Peneliti akan menjelaskan tentang pemahaman dalam pengertian pada bahasa kiasan yakni Metafora, Metonimi, Simile, Personifikasi, Sinekdoke, Alegori dan Repetisi.
2.5.1.1.1 Metafora (ةراع ت س ا) /al-isti’āratun/
Menurut Khuli (1982: 106) Kata metafora dalam bahasa Arab disebut dengan ةراع ت س ا /al-isti‟āratun/.
Alternbed (1970 dalam Pradopo, 2012:66) berpendapat bahwa metafora sebagai sesuatu hal yang sama dengan hal yang lain yang sesungguhnya tidaklah sama. Maksud metafora ini adalah membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya yang berbeda, baik dari kualitas, sifat, wujud dan sebagainya. Contohnya pada kutipan lirik lagu Skesta Rembulan Emas karya Ebiet G. Ade yaitu:
Tuhan…semua terserah titah-Mu Merah, hitam tanah kami
Tolong arahkan mata pedang Mereka-mereka yang memimpin Percaturan dunia pergolakan dunia
(Skestsa Rembulan Emas)
Pada Frase tolong arahkan mata pedang merupakan metafora untuk membandingkan sifat benda yaitu mata pedang yang diartikan sebagai kekuasaan Tuhan atas tindakan yang diberikan kepada makhluk hidup yakni para pemimpin dunia.
2.5.1.1.2 Metonimi (ت يان ك لا) /al-kināyatun/
Selanjutnya pada bahasa kiasan metonimi. Kata metonimi dalam bahasa Arab disebut dengan ت يان ك لا /al-kināyatun/ (Khuli, 1982:106).
Menurut Parera (2004:121) menyebut metonimi sebagai hubungan kemaknaan. Dalam pemaknaannya metonimi memiliki hubungan unsur leksikal yang menggambarkan bagian atau keseluruhan. Terdapat relasi makna antara kata yang dijadikan metonimi dengan referen yang diacunya. Referen dalam metotimi dapat berwujud bahan, alat, hasil, dan lain sebagainya. Pada kutipan lirik lagu Nyanyian Ombak karya Ebiet G. Ade terdapat majas metonimi yaitu pada kalimat:
Ranting-ranting patah gemeretak Belalang pun terbang mencari hijau
(Nyanyian Ombak)
Metonimi dalam lirik lagu diatas adalah ranting-ranting patah gemertak yang menunjukkan bagian pepohonan. Kemudian di pepohonan terdapat belalang.
Jadi ranting dan belalang merupakan unsur leksikal yang menimbulkan makna.
Kemudian pada frase belalang pun terbang mencari hijau ini Kembali lagi dimaksud kan kepada unsur pepohonan dikalimat sebelumnya yakni berhubungan dengan ranting yang tumbuh dan dedaunan yang menghijau.
2.5.1.1.3 Simile (هي ب ش ت لا) /at-tasybiḥu/
Menurut khuli (1982:155) Simile dalam bahasa arab disebut dengan هي ب ش ت لا /at-tasybiḥu/.
Pengertian simile adalah:
جادا هاَعرعإت ٌٛصاجٍشٞثعذ : ٔٞثؾذ /at-tasybuhu: ta‟biri majazī bi isi‟mal adat/ „‟simile adalah suatu ekspresi didalam bahasa kiasan yang menggunakan alat.
Simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit, maksudnya ia akan langsung menyatakan sesuatu mirip atau sama dengan yang lain dan upaya secara langsung itu akan melibatkan kata-kata seperti: seperti, sebagai, laksana, mirip dsb. Menurut Keraf (2010: 138). Terdapat contoh simile pada lirik lagu
روق /
Qamarun/ yang dinyanyikan oleh Mostafa Atef sebagai berikut:ٛداّ دس٘ىام ٚفطصَىا فـمٗ
/wa kafful Muṣtafa kālwardi nādī/ „‟dan telapak tangan lelaki pilihan tuhan (nabi) seperti bunga yang bermekaran
ٛداٝأ دغٍ ارا ٚقثٝ ٓشطعٗ
/wa i‟truḥa yabqaa idzā massat ayyādī/ „‟dan sentuhannya akan kekal jika disentuh tangan-tangan‟‟
ٛداّ دس٘ىام ٚفطصَىا فـمٗ
/wa kafful Muṣtafa kālwardi nādī/ „‟dan telapak tangan lelaki pilihan tuhan (nabi) seperti bunga yang bermekaran ٛداٝأ دغٍ ارا ٚقثٝ ٓشطعٗ
/wa i‟truḥa yabqaa idzā massat ayyādī/ „‟dan sentuhannya akan kekal jika disentuh tangan-tangan‟‟
Dari kutipan lirik diatas, terdapat simile pada kalimat
ىفطصولا فـكو يدبن درولبك
/Wakafful Muṣtafa Kālwardi Nādī/ „‟tangan lelaki pilihan kami seperti bunga yang bermekaran‟‟. Terdapat sisipan hurufبك /
kā/ yang berarti seperti.Dimana kata seperti ini dapat dinyatakan suatu hal sama dengan, serupa dengan ataupun seolah olah. Maksud dari frase ini adalah Tangan seorang pilihan tuhan (seorang nabi) kami sangatlah harum layaknya sebuah bunga yang bermekaran.
2.5.1.1.4 Personifikasi (ذٞغجذ) /tajsyd/
Dalam kamus al-maany melalui (https://www.almaany.com/en/dict/ar- en/personification/) kata personifikasi disebut dengan ذٞغجذ /tajsyd/.
Nurgiantoro (2017: 235) berpendapat,bahwa personifikasi merupakan jenis majas yang memberikan sifat kemanusiaan pada benda mati. Sifat yang diberikan sebenarnya hanya dimiliki manusia, sehingga majas ini juga sering disebut sebagai masa pengorangan. Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa gaya bahasa personifikasi merupakan penggunaan bahasa yang mengibaratkan benda mati diungkapkan seolah-olah bagaikan hidup. Dalam kutipan lirik lagu
ْتَلْوُفُّطلا بَنْوُطْعَأ
/A‟tounā at-tufuli/ yang dinyanyikan oleh Remi Bandali terdapat salah satu contoh unsur bahasa yang mengandung gaya bahasa personifikasi yaitu sebagai berikut.،ْنَلْحِح ْنَع بَنْئبَوَس ْمبٌََّلأا ِلَأْسَح ْنَع
/Sama‟nā „am tiḥlam „am Tas‟al al-ayyām/ „‟Langit kami sedang bermimpi bertanya kepada hari‟‟
ْةِوْلِحلا ِسْوَّشلا َنٌَْو
/ Waina as-smsyi al-ḥilwa / „‟Dimana matahari yang indah‟‟
ْمبَوَحلا ِفْوُفْرَو
/ War fufil al-ḥamam / „‟Dimana kipasan sayap burung merpati‟‟
Pada lirik diatas terdapat personifikasi pada frase
ِلَأْسَح ْنَع ،ْنَلْحِح ْنَع بَنْئبَوَس ْمبٌََّلأا /
Sama‟nā „am tiḥlam „am tas‟al al-ayyām/„‟
Langit kami sedang bermimpi, bertanya kepada hari‟‟. Pada frase ini kata langit yang merupakan kata benda memiliki sifat seperti manusia yakni bermimpi. Bermimpi diasosiasikan sebagai tindakan melihat sesuatu (berkhayal) dalam tidur. Jadi pada lagu ini menceritakan bahwasanya langit yang mereka lihat seolah-olah ikut berharap.2.5.1.1.5 Sinekdoke (وَع ْشَُىا صاجَىا) /majāz mursal/
Bahasa kiasan selanjutnya adalah Sinekdoke. Dalam kamus al-maany melalui link (https://www.almaany.com/en/dict/ar-en/synecdoche/) kata sinekdoke disebut dengan وَع ْشَُىا صاجَىا /majāz mursal/.
Keraf (2010: 142) berpendapat bahwa sinekdoke merupakan bahasa figuratif yang menggunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (Pars pro toto) atau justru sebaliknya menggunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (Totem pro parie). Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sinekdoke adalah gaya bahasa yang menggunakan nama sebagian untuk seluruhnya atau sebaliknya. Contohnya pada kutipan lagu ‘’rumah kita‟‟ yang dinyanyikan oleh GodBless adalah sebagai berikut.
Lebih baik di sini, rumah kita sendiri Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa Semuanya ada di sini
Pada kutipan lirik lagu diatas, terdapat bahasa kiasan sinekdoke berupa pars pro toto yakni menggunakan sebagian untuk menyatakan keseluruhan. Dapat dilihat dari frase rumah kita. Ungkapan frase tersebut menyatakan sebagian dengan menyebut rumah. Kata rumah disini dapat menyatakan keseluruhan karena
bisa diartikan sebagai tempat tinggal baik itu rumah pribadi, kantor, ataupun negara.
2.5.1.1.6 Alegori (حٝضٍس حصق) /qissat ramziyatun/
Dalam kamus al-maany melalui (https://www.almaany.com/en/dict/ar- en/allegory/) kata alegori disebut dengan حٝضٍس حصق /qissat ramiziyatu/.
Menurut Tarigan (1985:24) Alegori adalah sebuah cerita yang dikisahkan dalam lambang-lambang. Alegori ini Merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat, atau wadah obyek-obyek atau gagasan diperlambangkan. Alegori biasanya mengandung sifat-sifat moral atau spiritual manusia. Biasanya alegori merupakan cerita-cerita yang panjang dan rumit dengan maksud dan tujuan yang terselubung namun bagi pembacanya yang jeli justru mengetahuinya dengan jelas dan nyata. Dengan kata lain, dalam alegori unsur-unsur utama menyajikan sesuatu yang terselubung dan tersembunyi. Pada kutipan lagu Pengemis dan tukang copet karya Ebiet G. Ade terdapat majas alegori yaitu:
Anak lelaki kering kerontang
Bersandar di besi pagar mata terpejam Sepotong roti yang digenggam
Tak dapat sembunyikan
(Pengemis dan Tukang Copet)
Alegori yang terdapat pada Lirik lagu di atas terdapat pada kata kering kerontang. Pada frase kering kerontang ini menunjukkan arti kurus, tidak terurus ataupun tidak ada yang peduli.
2.5.1.1.7 Repetisi (رارك ت لا)/at-takrārun/
Dalam kamus al-maany melalui (https://www.almaany.com/en/dict/ar- en/repetition/) kata repetisi dalam bahasa arab disebut dengan ساشنذ /takrarun/.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), repetisi adalah pengulangan kata yang berfungsi untuk menyampaikan makna yang ada pada kata
atau serangkaian kata tersebut. Pengulangan kata dilakukan di awal supaya makna yang ada di dalamnya dapat tersampaikan dengan baik. Contohnya pada penggalan lirik lagu
ْتَل ْوُفُّطلا بَنْوُط ْعَأ
/A‟tounā at-tufuli/ oleh Remi bandali berikut:ْنُكْدٍِْعَن بَنئِج ْنُكْلَأْسَن ِدٍِْعْلبِب بَّنَع ًِْف بَه ْسٍَْل ْهَنٌِْز َلََو ْدبٍَْعَأ َلَ
ْنَلبَعبٌَ
ْتَق ْوُرْحَه ًِْضْرَأ ْتَق ْوُرْسَه ْتٌَِّّرُح ًِْضْرَأ ْمبٌََّلأا ِلَأْسَح َّنَع ،ْنَلْحَح َّنَع بَنُئبَوَس ْمبَوَحلا َفْوُفُرَو ْةَوْلِحلا ُسْوَّشلا َنٌَْأَو ْنَلبَعبٌَ
ْتَق ْوُرْحَه ًِْضْرَأ ْتَق ْوُرْسَه ْتٌَِّّرُح ًِْضْرَأ ْةَرٍِْغَص ًِْضْرَأ ْةَرٍِْغَص ًِْلْثِه ْم َلََّسلا بَنْوُطْعَأ ْتَل ْوُفُّطلا بَنْوُطْعَأَو
Kata yang mengalami pengulangan berulang kali adalah kata “
ًِْضْرَأ
”/ardii/. Repetisi pada kata
ًِْضْرَأ
/ardii/ terdapat di awal kata pada beberapa baris.Yakni pada baris ke-6,7,11,12, dan 13. Hal ini bertujuan agar maksud dari pesan tersebut dapat dimengerti. Dimana makna dari kata
ًِْض ْرَأ
/ardii/ adalah tanahku.Tanah dapat diartikan sebagai tempat tinggal. Dari repetisi kata tersebut juga bisa membuat pembaca merasa penasaran akan apa yang terjadi dengan tempat tinggal yang dimaksud, apakah berupa kehidupan tempat tinggal yang layak dan indah atau sebaliknya penuh derita dan sengsara. Sehingga pembaca harus membaca kata selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut akan makna tersebut.
2.5.1.2 Penyimpangan Arti (Distorting of Meaning, فارح نلاا ً ن ع م لا) /al- inḥirāfu al-ma’nā/
Penyimpangan arti dalam bahasa Arab disebut dengan ً ن ع م لا فارح نلاا /al- inḥirāfu al-ma‟nā/ (Chollifudin, 2016:9).
Dikemukakan Riffaterre (1978:2) bahwa peyimpangan arti itu disebabkan oleh tiga hal, yaitu ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense. Selanjutnya peneliti akan memberikan pengertian mengenai Ambiguitas, Kontradiksi dan Nonsense.
2.5.1.2.1 Ambiguitas (ظثيى) /al-labas/
Menurut khuli (1982:7) kata ambiguitas dalam Bahasa arab disebut dengan ظثيى /al-labas/ yang memiliki pengertian sebagai berikut:
ِْٞٞعٍ ِعشثعذ ٜرىا حيَجىا ٗا داشفَىا هاح : ظثى ٗا ضَ٘غ /ghamud aw labas: hal mufrad aw jumlati allati tu‟abriu „an ma‟nayayiin /‟‟Ambiguitas: suatu keadaan atau kalimat yang memiliki dua arti‟‟.
Ambiguitas disebabkan oleh bahasa sastra itu berarti ganda (polyinterpretable) lebih-lebih seperti bahasa puisi. Kegandaan arti itu dapat berarti kegandaan arti sebuah kata, frase, ataupun kalimat (wildan, 2016:122).
Ambiguitas ini berfungsi untuk menimbulkan misteri dalam lagu, sehinga lagu menjadi lebih menarik dan menimbulkan keingintahuan untuk memahami.
Tiap-tiap orang dapat menafsirkan kata-kata atau kejadian-kejadian yang sama dengan berbagai cara yang berbeda. Pemberian makna pada karya sastra terhadap keambiguan itu terserah pada pembaca dan penafsiran tersebut hendaknya bertolak dari konteks atau teks itu secara keseluruhan. Tepat dan tidaknya makna tersebut tergantung dari alasan yang dikemukakan. Oleh sebab itu pembaca bebas menafsirkan, karena memang kata itu mempunyai makna yang bermacam-macam (Badrun, 1989: 54). Salah satu bentuk ambiguitas yang terdapat pada bait ke-3 dalam kutipan lirik lagu Seberkas Cinta yang Hilang karya Ebiet G. Ade sebagai berikut.
Sementara aku tengah bangganya Mampu tetap setia meski banyak cobaan Begitu tulusnya kubuka tanganku
Langit mendung gelap malam untukku
(Seberkas Cinta yang Hilang)
Berdasarkan kutipan di atas, diketahui terdapat kata yang berkategori ambiguitas. Pada kalimat Langit mendung gelap malam untukmu merupakan bentuk ambiguitas. Langit mendung gelap malam untukku bukan hanya menunjuk pada situasi yang tidak lagi terang, namun lebih kepada keadaan nasib si aku yang merasa kehidupannya penuh dengan cobaan. dengan demikian lirik tersebut bercerita seseorang yang merasa nasibnya tak terang dan tak pasti. Hal ini juga dapat diartikan dengan sebuah pertaubatan.
2.5.1.2.2 Kontradiksi (ض قان ت لا) /at-tanāqud/
Seringkali puisi itu menyatakan sesuatu secara kebalikannya. Hal ini untuk membuat para pembaca berfikir dan terfokus pada apa yang dikatakan pada puisi.
Menurut khuli (1982:35) kontradiksi dalam bahasa arab disebut ان ت لاض ق /at- tanāqud/. Pengertian kontradiksi sebagai berikut.
إاْعٍ ٗا اٖينؽ ةثغت ححٞحص ُ٘نذ ُا ِنَٝ لا حيَج : حضق اْذ /tanāqidatun: jumlat lā yumkin an takunu shahihatu bisabab syakkaluha aw ma‟nāhā/ „‟Kontradiksi adalah kalimat yang tidak mungkin benar dikarenakan bentuk dan maknanya‟‟
Kontradiksi berarti mengandung pertentangan, yang disebabkan oleh paradoks atau ironi (wildan, 2016:123). Paradoks adalah gaya bahasa yang menyatakan dua hal yang berlawanan dengan menyatakan satu kebenaran sedangkan Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu yang berlawanan dengan maksud mengungkapkan suatu hal yang berbeda dari fakta sesungguhnya, biasa berupa sindiran. Salah satu bentuk kontradiksi yang terdapat dalam kutipan Syi‟r Al-I‟tiraf karya Abu Nawas: