• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Coping Stress pada Mahasiswa yang Telah Mengambil Mata Kuliah Usulan Penelitian Lebih Dari Dua Kali di Fakultas "X" Universitas "Y".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Coping Stress pada Mahasiswa yang Telah Mengambil Mata Kuliah Usulan Penelitian Lebih Dari Dua Kali di Fakultas "X" Universitas "Y"."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis coping stress yang digunakan oleh mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali. Jumlah populasi penelitian sebanyak 30 orang. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur Ways of Coping Questionnaire dari Lazarus yang telah di-modifikasi oleh peneliti. Validitas dan reliabilitas yang dilakukan menggunakan program SPSS 23.0 . Setelah diukur angka validitas dan reliabilitas, jumlah item yang didapat adalah 42 item.

Dari hasil penelitian ditemukan 73,3% mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali sering menggunakan Emotional Focused Form of Coping untuk menanggulangi stress. Sedangkan 26,7% mahasiswa lainnya menggunakan Problem Focused Form of Coping. Diperoleh juga faktor yang mempengaruhi jenis coping stress adalah kemampuan problem solving.

(2)

v Universitas Kristen Maranatha

Abstract

This research aims to examine the type of coping stress used by students from ‘Faculty X’ of ‘University Y’ who took Research Proposal course more than twice to cope with their stress. Thirty (30) population involved in this research. Modified of instrument of Ways of Coping Questionnaire from Lazarus was used to measure the students’ stress. There were 42 items produced after validity and reliability were analyzed with SPSS 23.0.

This research found that 73,3% of students from ‘Faculty X’ of ‘University Y” taking the Research Proposal course more than twice used Emotional Focused Form of Coping, while the other 26,7% used Problem Focused Form of Coping to overcome their stress. The research also found the ability of solving problem as a factor that influenced to the type of coping stress.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1. Maksud Penelitian ... 7

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 7

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 8

1.5. Kerangka Pemikiran ... 8

1.6. Asumsi ... 18

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1. Stress ... 19

2.1.1. Pengertian Stress ... 19

2.1.2. Stressor ... 19

2.1.3. Sumber Stress ... 2.1.4. Efek dan Kerugian yang diakibatkan oleh stress ... 20 22 2.2. Penilaian Kognitif ... 23

2.2.1. Teori tentang Penilaian Kognitif ... 23

2.2.2. Proses Penilaian Kognitif ... 24

2.2.2.1. Proses Penilaian Primer ( Primary Appraisal ) ... 24

2.2.2.2. Proses Penilaian Sekunder ( Secondary Appraisal ) …………... 26

2.2.2.3. Penilaian Kembali ( Reappraisal ) ……….. 27

2.3. Coping Stress ………... 28

2.3.1. Definisi Coping Stress ………... 28

2.3.2. Konsep dasar Coping Stress………... 29

2.3.3. Jenis Coping Stress ………... 29

2.3.4. Bentuk Coping Stress ……….... 2.3.5. Faktor – faktor yang mempengaruhi Coping Stress ... 2.4. Hubungan Stress dengan Coping Stress ... 30 31 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1. Rancangan Penelitian ... 34

3.2.Prosedur Penelitian ... 34

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 35

(5)

x Universitas Kristen Maranatha 3.4. Alat Ukur ...

3.4.1. Alat ukur Coping Stress ...

38 38

3.4.2. Prosedur Pengisian ………... 41

3.4.3. Sistem Penilaian ………... 41

3.4.4. Data Pribadi dan Data Penunjang ... 42

3.4.5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 43

3.4.5.1. Validitas Alat Ukur ... 43

3.4.5.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 43

3.5. Populasi ... 44

3.5.1. Populasi Sasaran Penelitian ... 44 3.6. Teknik Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

4.1 Gambaran Populasi ... 4.1.1 Gambaran populasi berdasarkan jenis kelamin ... 4.1.2 Gambaran populasi berdasarkan usia ... 4.1.3 Gambaran populasi berdasarkan angkatan ... 4.1.4 Gambaran populasi berdasarkan frekuensi pengambilan mata kuliah

Usulan Penelitian ... 4.2 Hasil Penelitian ... 4.2.1 Gambaran Coping Stress pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah

Usulan Penelitian lebih dari dua kali ... 4.3 Pembahasan ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Teoritis ...

5.2.3 Saran Praktis ...

56 56 DAFTAR PUSTAKA ... 57 DAFTAR RUJUKAN ... 58

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – kisi alat ukur Coping Stress ... 38

Tabel 3.2 Bobot Penilaian ………... Tabel 4.1 Pengelompokan populasi berdasarkan jenis kelamin ... Tabel 4.2 Pengelompokan populasi berdasarkan usia ... Tabel 4.3 Pengelompokan populasi berdasarkan angkatan ... Tabel 4.4 Pengelompokan populasi berdasarkan frekuensi pengambilan mata

kuliah Usulan Penelitian ... Tabel 4.5 Coping stress yang digunakan responden ... Tabel 4.6 Pilihan bentuk coping stress ( Problem Focused Form of Coping ) ... Tabel 4.7 Pilihan bentuk coping stress ( Emotional Focused Form of Coping ) ...

41 46 46 47

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Kesediaan ... Lampiran 2 Alat Ukur ...

L-1 L-2 Lampiran 3 Validitas & Reabilitas ... L-11 Lampiran 4 Identitas Subjek dan Hasil Penelitian ...

Lampiran 5 Data Mentah ... Lampiran 6 Data Penunjang ... Lampiran 7 Hasil Crosstabs ... Lampiran 8 Hasil Crosstabs Faktor yang mempengaruhi dengan bentuk-

bentuk Problem Focused Form of Coping ... Lampiran 9 Hasil Crosstabs faktor yang mempengaruhi dengan bentuk-

bentuk Emotional Focused Form of Coping ...

L-13 L-14 L-20 L-23

L-26

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi hal penting bagi perkembangan setiap individu. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan di Indonesia terdiri dari tiga jalur, yaitu

pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal.

Pendidikan formal menurut UU No. 20 Tahun 2003 terbagi menjadi tiga jenjang yaitu,

Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Pendidikan Dasar

mencakup pendidikan di Sekolah Dasar (SD), Pendidikan Menengah mencakup Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain itu terdapat

Pendidikan tinggi yang penyelenggaranya adalah perguruan tinggi. Setiap jenjang tersebut,

mempunyai tugas masing-masing dalam meningkatkan potensi individu.

Pada pendidikan tinggi, perguruan tinggi menjadi penyelenggara pendidikan.

Mahasiswa dituntut untuk mengerjakan beberapa tugas dalam penyelesaian program studinya.

Salah satu tugas yang menjadi syarat mahasiswa untuk menyelesaikan program studinya

adalah membuat skripsi. Pada Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’, ada beberapa tahapan dalam

menyelesaikan skripsi. Salah satu tahapan yang harus dikerjakan adalah mengikuti mata

kuliah usulan penelitian. Saat mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dituntut untuk

mengerjakan rancangan Usulan Penelitian sebelum mereka mengikuti seminar. Seminar ini

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha dapat dilanjutkan atau tidak. Setelah mengikuti seminar maka mahasiswa dapat mengambil

mata kuliah skripsi untuk dapat menyelesaikan skripsinya. Mahasiswa yang tidak selesai

mengerjakan rancangan Usulan Penelitian dalam satu semester wajib mengikuti mata kuliah

usulan penelitian lanjutan pada semester berikutnya.

Saat mahasiswa mengerjakan rancangan Usulan Penelitian mahasiswa akan mengikuti

beberapa kali bimbingan. mahasiswa dibimbing oleh dua dosen pembimbing yang terdiri dari

pembimbing utama dan pembimbing pendamping. Kedua pembimbing tersebut yang akan

membimbing mahasiswa sampai skripsi selesai.

Pada saat mahasiswa mengambil mata kuliah Usulan Penelitian, terdapat mahasiswa

yang dapat mengerjakannya dalam satu semester, namun tidak sedikit juga mahasiswa yang

mengerjakan lebih dari dua semester. Menurut hasil wawancara dengan 15 orang mahasiswa

Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali

terdapat beberapa alasan mahasiswa mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua

semester. Sebanyak 4 (27%) orang menyatakan malas untuk mengerjakan rancangan Usulan

Penelitian walaupun mereka tetap mengambil mata kuliah Usulan Penelitian. Selain itu

terdapat 4 (27%) mahasiswa yang ingin fokus memperbaiki nilai kuliahnya terlebih dahulu.

Kemudian terdapat 3 (20%) mahasiswa yang beralasan kuliah sambil bekerja sehingga tidak

sempat untuk mengerjakan rancangan Usulan Penelitian. Sebanyak 2 (13%) orang mahasiswa

mengambil mata kuliah usulan penelitian lebih dari 2 kali karena melakukan pergantian judul

rancangan Usulan Penelitian. Kemudian terdapat 2 (13%) mahasiswa yang merasa takut untuk

menemui pembimbing.

Pengerjaan karya ilmiah menuntut beberapa hal dari mahasiswa, yaitu kegigihan dan

ketekunan (Olifia, 2006). Kegigihan dan ketekunan ini diperlukan karena terdapat tantangan

dan hambatan yang dapat menjadi sumber stress bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha pikir dan nalarnya untuk menyelesaikan rancangan usulan penelitian. Kemudian mahasiswa

juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan orang- orang yang berkaitan dengan

penyusunan rancangan Usulan Penelitian, seperti dosen pembimbing, subjek penelitian atau

pegawai TU.

Peneliti telah melakukan wawancara terhadap 15 mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali. Sebanyak 11 (73%) mahasiswa merasa cepat lelah saat mengerjakan rancangan Usulan Penelitian. Selain itu 6 (40%) mahasiswa

merasa sering pusing. Hal ini dikatakan ke-enam mahasiswa ketika mereka merasa tidak tahu

harus bagaimana menuangkan kalimat dalam rancangan Usulan Penelitian mereka. Gejala

lain yang dirasakan oleh mahasiswa adalah kesulitan tidur yang dirasakan oleh 6 (40%)

mahasiswa. Mereka mengatakan bahwa mereka sering tidur diatas jam 1 malam dikarenakan

sering memikirkan tentang Usulan Penelitian. Kemudian terdapat 6 (40%) mahasiswa yang

merasa frekuensi makannya meningkat dari biasanya. Empat mahasiswa mengatakan bahwa

mereka menjadi sering membeli makanan kecil. Dua mahasiswa mengatakan pola makan

mereka jadi bertambah dari 2 kali menjadi 3 – 4 kali sehari. Sebanyak 4 (26%) mahasiswa

mengalami peningkatan konsumsi rokok lebih dari biasanya. Keempat mahasiswa tersebut

mengatakan bahwa konsumsi rokok mereka meningkat dari sebungkus sehari menjadi dua

bungkus sehari. Terdapat 3 (20%) mahasiswa yang mengalami mimpi buruk dikarenakan

mereka merasakan bahwa waktu deadline pengumpulan rancangan Usulan Penelitian semakin

dekat. Selain itu yang dirasakan oleh 2 (13%) mahasiswa adalah tidak mengangkat telepon

ketika dihubungi orang tuanya. Mereka cemas untuk ditanyakan tentang kelulusan mereka.

Hal diatas menunjukkan bahwa pengerjaan rancangan Usulan Penelitian menimbulkan stress

pada mahasiswa yang telah mengambil Usulan Penelitian lebih dari dua kali.

Stress menurut Hans Selye (dalam Lazarus, 1976) merupakan respon tubuh yang

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha mengungkapkan bahwa stress merupakan hubungan yang spesifik antara individu dengan lingkungan yang dinilai individu sebagai tuntutan atau yang melebihi sumber daya yang membahayakan keberadaan atau kesejahteraannya.

Stress yang dialami oleh mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah Usulan

Penelitian lebih dari dua kali disebabkan adanya sumber stress. Hasil wawancara terhadap 15 mahasiswa yang lebih dari dua kali mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian ditemukan 12

(80%) mahasiswa yang mengalami frustrasi karena kesulitan dalam menuangkan dan

menyusun kata-kata ke dalam rancangan Usulan Penelitiannya. Mereka mengungkapkan

bahwa mereka merasa kesal ketika tidak tahu kata apa yang harus dituangkan dalam

rancangan Usulan Penelitiannya. Frustrasi juga dirasakan oleh 3 (20%) mahasiswa yang

kesulitan mencari referensi untuk menulis rancangan Usulan Penelitiannya. Selain itu 7 (47%)

mahasiswa merasakan adanya Pressure (tekanan) karena orang tua yang sering mengingatkan

untuk cepat lulus. Selain itu juga, terdapat 5 (30%) mahasiswa yang merasa tertekan karena

merasa tertinggal oleh mahasiswa seangkatan mereka yang telah lebih dahulu lulus dan sudah

mempunyai pekerjaan. Kemudian 3 (20%) mahasiswa yang merasa waktu deadline

pengumpulan rancangan Usulan Penelitian yang semakin dekat. Sumber stress yang lain

adalah konflik. Konflik yang dirasakan oleh 3 (20%) mahasiswa karena kesulitan

menyesuaikan waktu dengan jadwal dosen pembimbing. Mahasiswa merasa jadwal kuliah

mereka terkadang bersamaan dengan waktu jadwal bimbingan. Kemudian terdapat 3 (20%)

mahasiswa merasakan adanya ancaman. Tiga mahasiswa tersebut merasa cemas dengan

adanya ancaman dari Fakultas, yaitu akan dikeluarkan jika tidak menyelesaikan Skripsi

hingga pertengahan tahun 2017.

Dari uraian diatas dapat digambarkan bahwa mahasiswa yang telah mengambil mata

kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali merasakan adanya stress pada diri mereka

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha akan menimbulkan stress, tapi mereka juga harus tetap mengerjakan rancangan Usulan

Penelitian agar mereka bisa lulus. Mahasiswa akhirnya mencoba untuk meredakan stress yang

mereka rasakan.

Peneliti mencoba melakukan wawancara terhadap 15 mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali tentang kegiatan apa saja yang dapat meredakan stress mereka. Terdapat 6 mahasiswa (40%) yang lebih sering menonton Film untuk meredakan stress mereka. Selain itu terdapat 4 mahasiswa (27%) yang mencoba menghilangkan stress mereka dengan bermain aplikasi permainan di Handphone. 2 Mahasiswa (13%) mencoba menghilangkan stress mereka dengan tetap mencoba menyelesaikan terlebih dahulu tugas-tugas dalam membuat rancangan Usulan Penelitian. Terdapat juga 2 Mahasiswa (13%) yang lebih giat beribadah untuk menghilangkan stress yang dirasakan. Kemudian terdapat 1 mahasiswa (7%) yang lebih sering menanyakan tentang tahapan Usulan Penelitian yang telah dikerjakan teman-teman mereka.

Hal-hal diatas menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali berusaha untuk meredakan stress mereka. Usaha untuk meredakan stress ini disebut juga dengan Coping Stress. Coping stress dibutuhkan oleh individu dalam membantu mempertahankan pola pikir yang rasional, pengaturan mood,

mendukung pemecahan masalah yang lebih efektif, dan fokus terhadap pekerjaan yang sedang

dilakukan (Lazarus & Folkman, 1984).

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha Focused Form of Coping digunakan individu untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah

yang menyebabkan stress. Misalnya saja, mahasiswa yang sedang mengerjakan rancangan penelitian dihadapkan pada kesulitan untuk mencari bahan-bahan penelitian. Mahasiswa yang menggunakan Problem Focused Form of Coping, akan terus berusaha untuk mengerjakan rancangan Usulan Penelitian mereka sampai selesai.

Bentuk kedua dari coping stress adalah Emotional Focus Form of Coping. Emotional Focus Form of Coping digunakan individu untuk meredakan tekanan emosional yang

disebabkan oleh masalah yang menimbulkan stress. Contoh yang dilakukan mahasiswa yang sedang mengerjakan rancangan Usulan Penelitian adalah ketika mereka merasa adanya hambatan dalam menuangkan kata-kata ke dalam rancangan Usulan Penelitian, mahasiswa akan mencoba beristirahat dahulu sampai merasa siap kembali untuk menuangkan kata-kata ke dalam rancangan Usulan Penelitian mereka. Contoh lainnya ketika mahasiswa itu merasa terhambat dalam mengerjakan rancangan Usulan Penelitian, mahasiswa akan menghindari pengerjaan rancangan Usulan Penelitian.

Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Lazarus & Folkman (1984) bahwa individu akan menggunakan kedua bentuk coping stress dalam menghadapi tuntutan-tuntutan internal dan eksternal pada situasi kehidupan nyata. Kedua bentuk Coping Stress tersebut digunakan dengan frekuensi yang berbeda tergantung dari tingkat sumber stress yang berbeda pada setiap mahasiswa. Mahasiswa Fakultas “X” Universitas “Y” yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali juga akan menggunakan kedua bentuk coping stress untuk meredakan stress saat mengerjakan rancangan Usulan Penelitian. Oleh karena itu

(16)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Penelitian dilakukan untuk mengetahui jenis coping stress yang dominan digunakan oleh mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali.

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian

1.3.1 Maksud penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai coping stress yang digunakan oleh mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah lebih dari dua kali dalam menghadapi stress saat membuat rancangan Usulan Penelitian.

1.3.2 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis coping stress yang digunakan mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali berdasarkan bentuk-bentuk spesifik coping stress problem focused form of coping dan coping stress emotional focused form of coping berikut faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan jenis coping stress.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Kegunaan penelitian ini adalah memberikan informasi dalam ilmu Psikologi,

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha  Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan untuk peneliti lainnya yang berminat dan

ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan coping stress beserta pengembangannya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberi informasi kepada mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang

mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali agar dapat membantu mereka dalam mempertimbangkan penggunaan kedua bentuk coping stress saat mengerjakan rancangan Usulan Penelitian.

 Memberi informasi kepada dekan Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ mengenai coping

stress mahasiswa yang mengambil mata kuliah Usulan lebih dari dua kali agar

Fakultas ‘X’ dapat memberikan kebijakan yang tepat saat Mahasiswa mengambil

mata kuliah Usulan Penelitian.

1.5 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan

Penelitian lebih dari dua kali umumnya mempunyai tugas untuk membuat rancangan Usulan Penelitian. Sewaktu mengerjakan rancangan Usulan Penelitian, mahasiswa akan menghadapi tuntutan, misalnya mahasiswa harus menentukan judul, menentukan teori yang akan digunakan, melakukan bimbingan dengan dua pembimbing, menuangkan ide ke dalam tulisan. Tuntutan- tuntutan seperti ini dapat menjadi sumber stress pada mahasiswa.

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha ke dalam tulisan rancangan Usulan Penelitian, namun terhambat untuk memilih kata yang sesuai untuk paragraf pada rancangan Usulan Penelitian. Sumber stress yang kedua adalah Konflik. Konflik adalah sumber stress yang muncul pada saat individu dihadapkan pada suatu situasi yang mana individu tersebut harus memilih salah satu dari dua atau lebih dorongan atau kebutuhan yang berlawanan dari dorongan atau kebutuhan yang berlawanan tersebut terjadi pada waktu yang bersamaan. Konflik ini muncul diantaranya ketika mahasiswa ingin menemui subjek penelitian namun diwaktu yang sama mahasiswa tersebut harus menjalani perkuliahan. Mahasiswa tersebut tidak jadi bertemu subjek penelitian jika ia mengikuti perkuliahan, atau ia akan kehilangan absen ketika ia memilih bertemu subjek penelitian. Sumber stress yang ketiga adalah pressure, yaitu sumber stress yang muncul apabila individu mendapat tekanan atau paksaan untuk mencapai hasil tertentu dengan cara tertentu. Pressure yang dialami mahasiswa ketika orang tua mahasiswa menuntut mahasiswa untuk cepat lulus. Sumber stress yang terakhir adalah ancaman, yaitu sumber stress yang muncul apabila individu mengantisipasi hal-hal yang tidak menyenangkan atau merugikan dirinya atau mengenai situasi. Contoh ancaman yang diterima mahasiswa adalah ancaman drop out dari Fakultas.

Sumber stress dapat menimbulkan stress pada mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang sudah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali. Menurut

Lazarus & Folkman (1984), stress merupakan suatu bentuk interaksi antara individu dan lingkungannya yang dirasa sebagai suatu yang membebani atau melampaui kapasitas kemampuan yang dimiliki, serta mengancam kesejahteraan diri individu. Mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil Usulan penelitian lebih dari dua kali akan

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha Menurut Lazarus & Folkman (1984), walaupun tuntutan lingkungan dan tekanan dapat memproduksi stress, namun perbedaan pada individu akan membuat derajat, penghayatan dan reaksi stress berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa setiap mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali memiliki derajat,

penghayatan dan reaksi stress yang berbeda. Perbedaan ini dikarenakan adanya penilaian kognitif yang ada di setiap mahasiswa. Penilaian kognitif dari masing-masing mahasiswa akan memberikan bobot terhadap keadaan atau situasi menekan yang dialami mahasiswa, apakah suatu keadaan yang dihayati sebagai keadaan yang mengancam atau tidak bagi mahasiswa, dan cara menanggulangi situasi atau keadaan tersebut.

Tahap pertama penilaian kognitif yang dilakukan mahasiswa Fakultas ‘X’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali adalah penilaian primer (Primary Appraisal). Pada penilaian primer, mahasiswa melakukan evaluasi apakah situasi tersebut Irrelevant, Benign Positive dan Stress Appraisal. Irrelevant terjadi jika situasi yang ada tidak berhubungan atau tidak relevan dengan diri mahasiswa. Benign Positive terjadi jika situasi yang dialami adalah hal yang positif dan mensejahterahkan diri mahasiswa.. Mahasiswa yang merasa bahwa menentukan judul, menulis kata-kata ke dalam rencana usulan penelitian, dan melakukan bimbingan dinilai sebagai situasi yang mengancam kesejahteraan dirinya dan melebihi sumber daya yang dimilikinya, maka dapat diklasifikasikan sebagai situasi yang stress appraisal.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa derajat stress pada mahasiswa Fakultas ‘X’

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha kuat (Lazarus, 1976). Penghayatan stress pada mahasiswa akan menuntun kepada tahapan kedua dari penilaian kognitif, yaitu penilaian sekunder (Secondary Appraisal).

Pada saat melakukan penilaian sekunder, mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali, akan mengevaluasi potensi-potensi yang dimiliki dan memilih cara atau strategi untuk menanggulangi stress yang muncul. Pemilihan strategi untuk menanggulangi masalah dipengaruhi oleh penilaian mahasiswa terhadap masalah yang dihadapi dan penilaian terhadap potensi-potensi yang dimiliki mahasiswa untuk menghadapi masalah tersebut (Lazarus 1976). Selain itu, mahasiswa juga melakukan penilaian terhadap akibat-akibat yang ditimbulkan jika memilih strategi penanggulangan stress yang akan diambil. strategi yang akan diambil mahasiswa untuk menanggulangi stress tersebut disebut juga dengan Coping Stress.

Coping stress yang digunakan oleh mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali dipandang sebagai faktor yang berpengaruh dalam pengerjaan rancangan Usulan Penelitian. Mahasiswa berusaha menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan yang ada saat pengerjaan rancangan Usulan Penelitian. Coping stress sendiri merupakan perubahan kognitif dan tingkah laku yang berlangsung secara terus menerus untuk mengatasi tuntutan eksternal dan internal yang dinilai sebagai beban atau tekanan yang melampaui sumber daya individu atau dapat membahayakan keberadaan serta kesejahteraan individu (Lazarus, 1984). Coping stress ini digunakan oleh mahasiswa untuk mengatasi situasi atau tuntutan yang menimbulkan stress pada saat mengerjakan rancangan Usulan Penelitian.

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha dalam menggunakan coping stress ketika mereka dalam keadaan sehat. Sebaliknya jika Mahasiswa sedang sakit atau kelelahan, maka energi untuk melakukan menanggulangi stress akan berkurang. Faktor kedua adalah Keyakinan diri. Sikap optimis atau pandangan positif pada kemampuan diri mahasiswa merupakan sumber daya yang penting dalam menanggulangi stress. Hal ini dapat membangkitkan motivasi untuk terus berupaya mencari alternatif-alternatif penanggulangan stress yang efektif saat pengerjaan rancangan usulan penelitian. Keterampilan untuk memecahkan masalah merupakan kemampuan mahasiswa untuk mencari informasi, menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah sebagai usaha dalam mencari alternatif tindakan, mempertimbangkan, memilih dan menerapkan rencana yang tepat dalam menanggulangi stress saat mengerjakan rancangan Usulan Penelitian. Keterampilan ini diperoleh melalui pengalaman, pengetahuan, kemampuan intelektual atau kognitif dalam menggunakan pengetahuan tersebut, serta kapasitas untuk mengendalikan diri mahasiswa. Faktor yang keempat adalah dukungan sosial. Melalui orang lain, mahasiswa dapat memperoleh informasi, dukungan konkrit dan dukungan emosional yang dapat membantu dalam menangani stress yang dihadapi mahasiswa. Sumber-sumber material seperti uang, barang, serta fasilitas lain yang dapat mendukung terlaksananya penanggulangan stress dengan lebih efektif. Faktor yang terakhir adalah Keterampilan sosial. Hal ini memudahkan pemecahan masalah yang dapat dilakukan bersama orang lain. Ini memberikan kemungkinan bagi mahasiswa untuk bekerja-sama serta memperoleh dukungan dari teman-teman, orang tua, dan dosen pembimbing. Selain itu, interaksi sosial yang terjalin dapat memberikan kendali yang baik bagi mahasiswa yang bersangkutan.

Lazarus dan Folkman (1986) menyatakan bahwa terdapat dua bentuk umum dari coping stress, yaitu coping yang berpusat kepada masalah ( Problem - Focused Form of

Coping ) dan coping yang berpusat pada emosi ( Emotional - Focused Form of Coping ).

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha masalah penyebab stress melalui perubahan relasi yang sulit terhadap lingkungan sehingga individu menilai bahwa situasi yang dihadapi harus berubah.Emotional - Focused Form of Coping digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap masalah yang dihadapi, yang

terdiri dari proses-proses kognitif yang ditunjukan pada pengurangan tekanan emosional, termasuk strategi-strategi seperti penghindaran, peminimalisir, menjaga jarak, perhatian selektif, perbandingan yang positif sehingga individu tidak mengubah situasi objektif.

Kedua bentuk coping diatas dapat digunakan mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali untuk menghadapi tuntutan-tuntutan saat mengerjakan rancangan usulan penelitian. Frekuensi dari kedua bentuk coping akan berbeda tergantung dari sumber stress yang dialami mahasiswa. Menurut

penelitian yang telah diungkapkan Lazarus (1984) bahwa orang dengan derajat stress sedang lebih dominan menggunakan Problem Focused Form of Coping. Sedangkan jika derajat Stress tinggi lebih dominan menggunakan Emotional Focused Form of Coping. Mahasiswa dapat menggunakan Problem Focused Form of Coping lebih sering ataupun menggunakan Emotional Focused Form of Coping lebih sering. Mahasiswa yang menggunakan Problem

Focused Form of Coping lebih sering akan berusaha untuk mengerjakan rancangan Usulan

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha mereka dan berusaha untuk mendapatkan pandangan yang positif tentang pengerjaan rancangan Usulan Penelitian.

Problem Focused Form of Coping terdiri dari dua bentuk khusus, yaitu Confrontive

coping dan Planful problem-solving. Mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali jika menggunakan Confrontive Coping, akan mengembangkan usaha yang tekun/giat dalam mengubah situasi disertai dengan

derajat kebencian dan adanya pengambilan resiko . Hal ini dapat dicontohkan ketika terdapat mahasiswa yang tidak terbiasa membaca bahan penelitian yang berbahasa Inggris. Mahasiswa ini akan berusaha tetap membaca meskipun dibantu dengan menggunakan kamus. Walaupun mahasiswa tersebut tahu banyak terdapat kata-kata yang membingungkan dalam bahan penelitian yang berbahasa Inggris, namun dia tetap membaca sampai ia mengerti.

Mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali jika menggunakan Planful problem-solving, akan mengubah situasi dengan tenang dan berhati-hati disertai pendekatan analitis untuk memecahkan masalahnya. Mahasiswa yang menggunakan coping ini akan membuat suatu perencanaan yang mendetil terhadap tugas-tugas yang akan dikerjakan. Mahasiswa tersebut akan mengerjakan secara teratur sesuai dengan rencana yang ia buat.

Emotional - Focused Form of Coping terdiri dari enam bentuk khusus, yaitu :

Distancing, Self control, Seeking social support, Accepting responsibility, Escape-avoidance,

Positive reappraisal. Mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata

(24)

15

Universitas Kristen Maranatha bosan dan akhirnya ia bermain game komputer. Setelah ia merasa sudah tidak bosan maka ia akan kembali mengetik.

Mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan

Penelitian lebih dari dua kali jika menggunakan self-control, berusaha untuk mengatur perasaan diri serta mengatur tindakan diri sendiri. Misalnya mahasiswa tersebut berusaha untuk mencari bahan-bahan referensi di perpustakaan, walaupun dirinya sedang merasa jenuh dalam mengerjakan rancangan usulan penelitian.

Mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan

Penelitian lebih dari dua kali jika menggunakan Seeking social support berusaha untuk mencari dukungan informasi, mencari bantuan nyata serta mencari dukungan emosional. Pada saat pengerjaan rancangan Usulan Penelitian, mahasiswa biasanya meminta dukungan terhadap orang-orang yang berhubungan dengan Usulan Penelitian, seperti senior, dosen pembimbing, dan mahasiswa lainnya. Misalnya saja mahasiswa meminta orang lain untuk menterjemahkan bahan-bahan penelitian. Selain itu, mahasiswa juga meminta untuk didoakan agar rancangan Usulan Penelitiannya cepat selesai.

Mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan

Penelitian lebih dari dua kali jika menggunakan accepting responsibility berusaha untuk mengakui/menyadari permasalahan yang dialami pada diri sendiri serta berkomitmen untuk mencoba menempatkan sesuatu secara benar. Mahasiswa menyadari bahwa mengerjakan rancangan Usulan Penelitian adalah salah satu tugas untuk bisa menyelesaikan studinya, Oleh karena itu dia akan berusaha untuk mulai mengerjakan rancangan Usulan Penelitian.

Mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan

(25)

16

Universitas Kristen Maranatha yang menggunakan coping ini akan berusaha menghindar dari pengerjaan rancangan Usulan Penelitian bahkan tidak menyelesaikan rancangan Usulan Penelitian sama sekali.

Mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali jika menggunakan Positive reappraisal berusaha untuk menciptakan penilaian positif dengan fokus pada pertumbuhan diri serta adanya penggunaan sifat keagamaan. Mahasiswa yang menggunakan coping ini akan menganggap pengerjaan rancangan Usulan Penelitian adalah ujian dari Tuhan yang dapat membuat dirinya lebih berkembang. Biasanya mahasiswa yang menggunakan coping ini akan lebih rajin beribadah ketika menghadapi masalah saat mengerjakan rancangan Usulan Penelitian.

(26)

17

Universitas Kristen Maranatha Uraian sebelumnya telah dibentuk ke dalam skema seperti berikut :

Bagan 1.1. Skema Kerangka Pemikiran

Primary Appraisal Stress Appraisal Benign - Positive

Irrelevant

Penilaian Kognitif : Secondary Appraisal

Problem -Focused Forms of Coping : - Planful Problem Solving Faktor yang mempengaruhi coping stress :

(27)

18

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

 Mahasiswa Fakultas “X” Universitas “Y” yang telah mengambil mata kuliah Usulan

Penelitian lebih dari dua kali mempunyai derajat stress berbeda-beda

Primary appraisal akan menentukan penilaian terhadap situasi mahasiswa Fakultas “X”

Universitas “Y” yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali; Secondary appraisal menentukan coping stress yang akan digunakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi coping stress subjek penelitian adalah kesehatan dan

energi, keyakinan diri yang positif, ketrampilan problem solving, dukungan sosial, sumber-sumber material, dan keterampilan sosial.

Coping stress yang digunakan subjek penelitian dapat berfokus pada masalah (Problem

Focused Form of Coping), berfokus pada kondisi emosional (Emotional Focused Form of

(28)

55 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik suatu gambaran umum mengenai coping stress pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali di Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali di Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ mayoritas lebih sering menggunakan Emotional

Focused Form of Coping sebanyak 73,3 %. Selain itu, 26,7 % Mahasiswa

lainnya lebih sering menggunakan Problem Focused form of Coping.

2. Mahasiswa yang lebih sering menggunakan Emotional Focused Form of Coping, paling sering menggunakan bentuk Accepting responsibility sebanyak

40,9 % Mahasiswa. Bentuk Emotional Focused Form of Coping lebih sering digunakan selain Accepting Responsibility adalah Escape Avoidance, yaitu sebanyak 27,3% Mahasiswa. Bentuk-bentuk lain yang juga digunakan oleh mahasiswa yaitu, Self Control Sebanyak 13,7% Mahasiswa, Distancing sebanyak 9,1% mahasiswa, Seeking Social Support sebanyak 4,5% Mahasiswa, dan Positive Appraisal Sebanyak 4,5% Mahasiswa

3. Pada Mahasiswa yang lebih sering menggunakan Problem Focused Form of Coping, Sebanyak 50% Mahasiswa menggunakan Planful Problem Solving dan

(29)

56

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis.

Apabila ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang bentuk-bentuk coping stress, maka lebih baik dihubungkan dengan variabel stress agar informasi yang disajikan lebih banyak. Selain itu, penelitian tentang hubungan kemampuan problem solving dengan coping stress itu sendiri juga dapat memperdalam informasi mengenai coping stress.

5.2.2 Saran Praktis

1) Penelitian dapat digunakan sebagai informasi bagi mahasiswa Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ agar dapat membantu mereka untuk fokus menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Dalam hal ini masalah yang mereka hadapi adalah penyelesaian rancangan Usulan Penelitian. Contohnya dengan jangan ragu untuk bertemu dosen pembimbing, konsultasi dengan dosen wali, melihat bahan-bahan penelitian yang ada perpustakaan, dan mencoba mengerjakan rancangan Usulan Penelitian sesuai dengan arahan dosen pembimbing. Selain itu mahasiswa disarankan membuat kelompok diskusi dengan mahasiswa yang juga mengambil mata kuliah Usulan Penelitian. Mereka dapat berdiskusi tentang apa saja yang harus dilakukan untuk dapat menyelesaikan rancangan Usulan Penelitian

(30)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI COPING STRESS PADA

MAHASISWA YANG TELAH MENGAMBIL MATA KULIAH USULAN

PENELITIAN LEBIH DARI DUA KALI DI FAKULTAS

“X”

UNIVERSITAS

Y

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha

Oleh :

ADRIAN INDRA AGUSTA

NRP: 0730189

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(31)
(32)
(33)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat perlindungan dan penyertaan-Nya sehingga peneliti berhasil menyusun skripsi ini. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha dengan judul “Studi Deskriptif mengenai Coping Stress pada Mahasiswa yang Telah Mengambil Mata Kuliah Usulan Penelitian Lebih dari Dua Kali di Fakultas ‘X’ Universitas ‘Y’ Bandung”.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, namun peneliti berharap agar dalam segala kekurangannya rancangan skripsi ini masih dapat memberikan manfaat bagi Fakultas Psikologi khususnya dan masyarakat pada umumnya. Untuk itu peneliti terbuka terhadap segala saran dan kritik yang dapat membantu penyempurnaan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap orang-orang yang telah memberikan dukungan moral maupun materi kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Dra. O. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Dra. Sianiwati S. Hidayat, M. Si., Psikolog selaku dosen koordinator mata kuliah Skripsi yang telah memberi kesempatan untuk mengikuti mata kuliah Skripsi.

3. DR. Carolina Nitimihardjo selaku dosen pembimbing utama yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan serta kesabarannya kepada peneliti dalam proses penyusunan Skripsi ini.

(34)

5. Mahasiswa – mahasiswa Fakultas “X” Universitas “Y” yang telah mengambil mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari dua kali untuk membantu peneliti dalam mengisi kuesioner skripsi peneliti.

6. Drs. R. Sanusi Soesanto, M.Psi., Psikolog yang telah memberikan dukungan kepada peneliti.

7. Bapak dan Ibu, terima kasih untuk kepercayaan serta motivasi yang diberikan pada peneliti.

8. Arshad Rahmanidal, Ajeng Respati, Novresia Mandasari, Prancang Maghistra, Yonathan Mulyadi, Putu Ngurah Asita, Reni Maria, Eva Anna, Yuliana Debora, Rissa Rahmawati, Rizka Aphridita, Deden Permana, Dea Intan, Anastasia Budiman, Albertus Ferdian, Timothy Tiar, dan Hanggi Nagasaputra, terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya terhadap peneliti selama proses penyusunan skripsi.

9. Teman – teman kostan Bu Jojo, yang telah mengingatkan saya untuk menyelesaikan skripsi.

10.Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi. Akhir kata, peneliti mengucapkan selamat membaca dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, Juni 2016

(35)

57 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Cox, T. (1978). Stress. London : Macmillan

Folkman, S., & Lazarus, R. S. (1988). Manual for the ways of coping questionnaire. Palo Alto, CA : Consulting Psychologists Press.

Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing : Design, Analysis and Use. Boston : Allyn & Bacon.

Gulo, W. (2002). Metode Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Kaplan, Robert M., & Dennis. (2005). Psychological Testing: Principles, Applications, and Issues (6thed). USA : Thomson Wadsorth.

Lazarus, R. S. (1976). Patterns of Adjusment. New York : Mcgraw – Hill.

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, Apraissal, and Coping. New York : Springer Publishing Company.

Lazarus, R. S. (1986). Dynamics of a Stressful Encounter : Cognitive Appraisal, Coping And Encounter. Journal Personality And Social Psychology Vol. 50. No. 5.

(36)

58 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Olifia. (2006). Survei mengenai strategi penanggulangan stres pada mahasiswa Fakultas

Sastra jurusan bahasa Inggris dan Jepang Universitas ‘X’ Bandung yang sedang

membuat skripsi (Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha : Bandung

Gambar

Tabel 3.2 Bobot Penilaian …………………………………………………….........

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan, peneliti mengamati secara langsung proses belajar mengajar pada mata pelajaran seni budaya bidang

Terdapat hubungan yang signifikan antara produk, tempat, dan promosi dengan keputusan memilih berobat (nilai p<0,05) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga

literatur menyebutkan bahwa terapi konservatif pada kasus empiema subdural dapat dilakukan jika memenuhi kriteria berikut yaitu : status pasien yang tidak menurun,

 Mesin pengering cengkeh ini akan mati dengan sendirinya apabila nilai kelembaban yang dibaca sensor telah sesuai seperti

[r]

If there is abscess formation, incision and drainage is required followed by surgery which aimed to complete dissection of sinus by using various technique like the

Keterpenuhan unsur hara yang berasal dari pemberian pupuk kandang dan pupuk kimia dan atau perpaduan keduanya baik dalam bentuk pupuk padat maupun cair pada tanaman

Tujuan penelitian ini adalah (1) menyajikan busana tradisional, perangkat busana, beserta cara pemakaian busana Keraton Surakarta abad XVII dan XIX yang terdapat