• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Self Regulation dan Hasil Kerja Salesman di PT 'X' Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Self Regulation dan Hasil Kerja Salesman di PT 'X' Bandung."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara self regulation dan hasil kerja salesman di PT ‘X’ Bandung. Variabel penelitiannya adalah self regulation dan hasil kerja.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi. Pengambilan data dilakukan di PT’X’ Bandung terhadap karyawan yang bekerja sebagai salesman dengan kriteria yang telah ditentukan. Jumlah responden adalah 45 orang.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan self regulation dalam penelitian ini disusun oleh penulis berdasarkan teori self regulation dari Zimmerman (1998, dalam Boekaerts, 2000) sebanyak 47 item, serta mengunakan data penunjang dengan menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja dari Blumberg-Pringle (1982).

Berdasarkan pengolahan data statistik dari Rank Spearman, diperoleh hasil yaitu Ho ditolak pada taraf á = 0,05 dengan koefisien korelasi antara variabel self regulation dan hasil kerja yaitu sebesar 0.704, yang berdasarkan kriteria Guilford (1965) menunjukkan korelasi yang tinggi. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa perubahan pada variabel self regulation berhubungan dengan perubahan pada variabel hasil kerja.

Dari hasil penelitian disimpulkan sebagian salesman memiliki self regulation yang tinggi dan memperoleh hasil kerja yang tinggi pula. Terdapat juga 6 orang salesman yang kurang memiliki self regulation tetapi memperoleh hasil kerja yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan adanya faktor diluar diri salesman, yaitu penghasilan yang tinggi dan keinginan untuk mensejahterakan keluarga.

(2)

iii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Lembar Judul Lembar Pengesahan

Kata Pengantar Lembat Publikasi

Abstrak... ii

Daftar Isi... iii

Daftar Tabel... vii

Daftar Bagan ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah... 1

1.2.Identifikasi Masalah…… ... 9

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian... 9

1.3.1. Maksud Penelitian ... 9

1.3.2. Tujuan Penelitian... 9

1.4.Kegunaan Penelitian... 10

1.4.1. Kegunaan Ilmiah ... 10

1.4.2. Kegunaan Praktis... 10

1.5.Kerangka Pemikiran... 10

1.6.Asumsi Penelitian... 21

(3)

iv Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Self Regulation ... 22

2.1.1. Definisi Triadic dari Self Regulation ... 22

2.1.2. Struktur dari Sistem Self Regulatory... 25

2.1.2.1. Forethought Phase... 26

2.1.2.2. Performance or Volitional Control Phase ... 29

2.1.2.3. Self Reflection Phase ... 32

2.1.3. Pengaruh Sosial dan Lingkungan terhadap Self Regulation... 34

2.1.4. Disfungsi Self Regulation ... 35

2.2. Hasil Kerja... 37

2.2.1. Pengertian Hasil Kerja... 37

2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja ... 38

2.2.3. Model mengenai hasil kerja... 39

2.3. Salesman... 40

2.3.1. Teori tentang Salesman ... 40

2.3.2. Tugas Salesman... 42

2.3.3. Jenis Salesman... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 45

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 45

3.2.1. Self Regulation ………. 45

3.2.2. Hasil Kerja …… ……… 49

(4)

v Universitas Kristen Maranatha

3.3.1. Self Regulation……….………... 49

3.3.1.1. Sistem Penilaian Kuesioner Self Regulation ... 51

3.3.2. Hasil Kerja ... 52

3.3.3. Data Penunjang ... 53

3.4. Uji Coba Alat Ukur ... 53

3.4.1. Uji Validitas ... 53

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 54

3.5. Teknik Sampling ... 55

3.5.1. Teknik Pengambilan Sampel ... 55

3.5.2. Karakteristik Populasi ... 55

3.6. Teknik Analisis Data... 55

3.7. Hipotesis Statistik... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 57

4.1.1. Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin ... 57

4.1.2. Gambaran responden berdasarkan lama bekerja ... 57

4.1.3. Gambaran responden berdasarkan usia ... 57

4.2. Pengujian Hipotesis... 58

4.3. Gambaran Hasil Penelitian... 58

4.3.1. Self Regulation dan Hasil Kerja ... 58

4.3.2. Fase Forethought dan Hasil Kerja... 59

4.3.3. Fase Performance / Volitional Control dan Hasil Kerja ... 50

(5)

vi Universitas Kristen Maranatha 4.3.5. Data Penunjang dan Hasil Kerja... 61

4.3.5.1.Lama Bekerja dan Hasil Kerja ... 61 4.3.5.1.a. Lama Bekerja dan Self regulation kurang mampu-

Hasil Kerja tinggi... 62 4.3.5.2.Alasan untuk mencapai hasil kerja tinggi dan Self

regulation kurang mampu-Hasil Kerja tinggi ... 62 4.3.5.2.a. Alasan untuk mencapai hasil kerja tinggi dan Intrinsic

Interest/Value... 62 4.3.5.2.b. Alasan untuk mencapai hasil kerja tinggi dan

Self Satisfaction ... 63 4.3.5.3.Perasaan saat bekerja dengan Self regulation kurang mampu- Hasil kerja tinggi... 63 4.3.5.3.a. Perasaan saat bekerja dengan Intrinsic Interest/Value... 64 4.3.5.4.Cara mengatasi hambatan dan Hasil Kerja ... 64 4.3.5.4.a. Cara mengatasi hambatan dan Self regulation

kurang mampu-Hasil Kerja tinggi... 64 4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 80 5.2. Saran... 82

(6)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Aspek-aspek Self Regulation beserta indikator dan nomor

pernyataan yang diukur dalam tabel Self Regulation 50 Tabel 3.2. Sistem penilaian pada alat ukur Self Regulation 52

Tabel 4.1.1. Gambaran Jenis Kelamin 57 Tabel 4.1.2. Gambaran lama bekerja 57 Tabel 4.1.3. Gambaran Usia Responden 57 Tabel 4.3.1. Gambaran Hasil Penelitian Self Regulation dan Hasil Kerja 58 Tabel 4.3.2. Gambaran Hasil Penelitian Fase Forethought dan Hasil Kerja 59 Tabel 4.3.3. Gambaran Hasil Penelitian Fase Performance/

Volitional Control dan Hasil Kerja 60

Tabel 4.3.4. Gambaran Hasil Penelitian Fase Self Reflection dan Hasil Kerja 60

Tabel 4.3.5.1. Lama bekerja dan Hasil kerja 61 Tabel 4.3.5.1.a. Lama bekerja dan Self regulation kurang mampu-

Hasil Kerja tinggi 62 Tabel 4.3.5.2. Alasan untuk mencapai hasil kerja tinggi dan Self

regulation kurang mampu-Hasil Kerja tinggi 62 Tabel 4.3.5.2.a. Alasan untuk mencapai hasil kerja tinggi dan

Intrinsic Interest/Value 62

(7)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(8)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat ukur Self Regulation Lampiran 2. Data penunjang

Lampiran 3. Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas Lampiran 4. Data skor mentah self regulation

(9)
(10)

Lampiran 1. Alat Ukur Self Regulation

NO PERNYATAAN SELALU SERING JARANG TIDAK

PERNAH

1. Menetapkan sendiri target yang ingin saya capai adalah hal yang penting untuk mengarahkan kegiatan penjualan sehingga target transaksi perusahaan tercapai.

2. Saya berencana membuat daftar toko yang akan melakukan transaksi, sehingga kunjungan berlangsung efektif.

3. Saya yakin pada hubungan baik yang saya miliki dengan pelanggan, maka saya akan melakukan transaksi dengan mudah dan dapat mencapai target transaksi.

4. Saya yakin jika target jumlah toko yang dapat melakukan transaksi tercapai, maka saya dapat menjual lebih banyak

produk sehingga mendapat bonus yang maksimal.

5. Berhubungan dengan pelanggan atau calon pembeli merupakan hal yang menyenangkan bagi saya.

6. Saya yakin dapat tetap berusaha mempertahankan niat saya untuk tetap berkunjung ke toko tertentu dan dapat melakukan transaksi, walaupun toko menolak transaksi.

7. Saya memutuskan untuk konsisten melakukan kegiatan penjualan agar target transaksi tercapai.

8. Membayangkan mendapat penghargaan dalam konvensi salesman yang diadakan setiap tahun, membantu saya untuk berhasil mencapai target transaksi.

9. Saya tetap berkonsentrasi dalam bekerja walaupun terjadi perubahan kebijakan penjualan dari perusahaan.

10. Saya berusaha untuk merealisasikan penjualan terhadap toko-toko yang direncanakan melakukan transaksi (heller seller).

11. Saya dapat belajar dengan mengingat pengalaman (keberhasilan/kegagalan) pada masa lalu untuk dapat melakukan perbaikan dalam pekerjaan saya.

12. Saya berani mencoba untuk merubah daftar susunan toko yang akan dikunjungi dengan daftar susunan yang baru agar kegiatan penjualan lebih efektif.

13. Saya membandingkan hasil penjualan pada hari tertentu dengan hasil penjualan hari sebelumnya.

14. Saya dapat menyadari bahwa kegagalan dalam pencapaian target transaksi adalah karena pengaturan waktu kunjungan yang tidak tepat.

15. Saya merasa kurang puas jika saya tidak mendapatkan ranking walaupun hasil transaksi yang saya raih

(11)

16.

Setiap hari saya mengevaluasi hasil pencapaian transaksi. Agar target transaksi tercapai, maka saya akan mempertahankan cara kerja yang sudah pernah saya lakukan.

17. Menetapkan target transaksi yang ingin dicapai adalah sesuatu yang mudah dilakukan tanpa membebani saya.

18. Saya menyusun jadwal kegiatan penjualan yang akan saya patuhi untuk dilakukan agar kegiatan penjualan lebih efektif.

19. Saya merasa yakin dapat mencapai target transaksi dengan menggunakan strategi penjualan yang saya susun.

20. Saya yakin jika dapat mencapai target transaksi, saya akan mendapat pujian dari atasan.

21. Ketika saya melakukan kegiatan penjualan, maka saya akan memulainya dengan penuh semangat.

22. Saya yakin bahwa saya dapat tetap berusaha melakukan kegiatan penjualan walaupun cuaca kurang mendukung.

23. Saya memutuskan untuk menyelesaikan kegiatan penjualan sampai tuntas sesuai dengan rencana yang telah disusun sehingga target transaksi tercapai.

24. Saya dapat membayangkan keberhasilan dalam mencapai target transaksi jika saya menjalankan rencana yang telah saya susun.

25. Saya tetap mengunjungi toko-toko yang telah direncanakan walaupun rekan kerja mengajak untuk

melakukan kegiatan yang lain.

26.

Saya mampu menentukan strategi penjualan yang akan dilakukan sesuai dengan rencana sebelumnya, sehingga saya dapat meminimalisasi hambatan-hambatan yang terjadi untuk mencapai target transaksi.

27.

Saya memiliki catatan-catatan sendiri mengenai hasil penjualan yang pernah saya peroleh dan digunakan untuk perbaikan dalam melakukan kegiatan penjualan selanjutnya.

28.

Saya senang untuk mencoba cara menjual yang belum pernah saya lakukan, karena saya menganggap bahwa cara menjual yang baru dapat membantu untuk mencapai target transaksi.

29. Saya senang membandingkan hasil kerja yang saya peroleh dengan hasil kerja yang diperoleh oleh rekan kerja saya (memeriksa ranking setiap hari).

(12)

31. Saya bangga pada diri saya dengan apa yang telah saya hasilkan dari kegiatan transaksi penjualan yang saya lakukan sampai sekarang.

32.

Saya memutuskan untuk tetap memberikan barang yang lebih banyak dan melakukan transaksi pada kegiatan penjualan selanjutnya kepada toko yang berpotensi, walaupun pada kegiatan penjualan sebelumnya toko tersebut menolak untuk mengambil barang lebih banyak.

33. Saya akan membuat perencanaan waktu kunjungan yang tepat kepada toko-toko terlebih dahulu sebelum

melakukan kegiatan penjualan.

34. Dalam menghadapi kondisi pasar yang sulit, saya yakin dapat mengatasinya dengan menggunakan kemampuan yang saya miliki sehingga target transaksi dapat tercapai.

35. Saya yakin bila target transaksi tercapai maka saya akan mendapatkan penghargaan dalam konvensi salesman.

36. Saya dapat memotivasi diri sendiri (berjuang) untuk melakukan kegiatan penjualan dengan baik sehingga dapat mencapai target transaksi.

37.

Saya akan berusaha mempertahankan motivasi untuk menjual produk lebih banyak kepada toko yang berpotensi walaupun terkadang toko tersebut menolak untuk mengambil barang lebih banyak.

38. Tidak sulit bagi saya untuk tetap dapat menjalankan kegiatan penjualan sesuai dengan rencana yang telah saya susun.

39. Saya dapat memisahkan antara pekerjaan dan keluarga, sehingga saat terjadi masalah keluarga saya tetap dapat berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan penjualan.

40.

Saya mampu untuk menentukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan penjualan yang akan dilakukan selanjutnya untuk melaksanakan rencana penjualan yang telah saya susun sebelumnya.

41. Saya menganalisis kesesuaian antara kegiatan penjualan yang saya lakukan dengan target transaksi yang ingin saya capai.

42.

Melalui hasil penjualan yang didapat, saya melakukan perbandingan terhadap cara penjualan yang sekarang saya lakukan dengan cara penjualan sebelumnya sudah saya lakukan.

43. Saya dapat menemukan bahwa hasil penjualan yang dapat saya capai sekarang karena adanya pengaruh dari

atasan.

(13)

berpotensi pada kegiatan-kegitan penjualan selanjutnya.

45.

Saya yakin pada proses penjualan yang sudah saya

lakukan dapat membawa saya untuk mencapai target

transaksi.

46.

Saya tertarik untuk mempelajari ilmu tentang penjualan

karena merupakan hal yang berguna atau bermanfaat

dalam mendukung pekerjaan yang saya lakukan sekarang

ini.

47.

Saya memeriksa hasil penjualan yang pernah saya capai

pada hari-hari sebelumnya untuk mencapai kemajuan

(14)

Lampiran 2. Data Penunjang

DATA PRIBADI

Identitas

Nama (inisial) : Jenis kelamin : L / P Usia : Pendidikan terakhir :

1. Lama bekerja : a. > 1 tahun b. 2-3 tahun c. 4-5 tahun d. > 5 tahun

2. Pernah mengalami sakit keras : a. ya

b. tidak Jika ya: Sakit apa?

……… Apakah hal tersebut mempengaruhi Anda dalam bekerja? Mengapa?

……… ………

3. Perasaan Anda tentang pekerjaan yang Anda lakukan:

a. Senang saat melakukan kegiatan penjualan, karena ……….... ……… b. Cukup merasa senang saat melakukan kegiatan penjualan, karena ………...……… c. Tidak merasa senang saat melakukan kegiatan penjualan, karena

………

4. Hambatan yang sering terjadi saat melakukan pekerjaan: a. Hambatan dari dalam diri sendiri (internal), seperti

……… b. Hambatan dari luar diri (eksternal), seperti

………

5. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?

(15)

6. Hasil kerja yang Anda peroleh hingga saat ini lebih sering : a. Mencapai target, penyebabnya karena

………

……… ………

……… b. Tidak mencapai target, penyebabnya karena

……… ……… ………

7. Mengapa Anda ingin mendapatkan hasil kerja yang baik?

……… ………..

………..

8. Hasil kerja yang Anda anggap baik adalah hasil kerja yang ………...……….………

………... Dianggap baik karena :

………... ………

9. Sikap rekan kerja Anda selama ini

a. Mendukung pekerjaan Anda, contohnya : ……… ………

b. Tidak mendukung pekerjaan Anda, contohnya : ……….. ………

10.Sikap atasan Anda terhadap pekerjaan yang Anda lakukan :

a. Memperhatikan dan peduli terhadap apa yang Anda alami selama bekerja, contohnya : ………...

……… ………

b. Acuh tak acuh terhadap apa yang Anda alami selama bekerja, contohnya : ………

………

11.Apakah imbalan yang Anda dapatkan sekarang setara dengan apa yang telah Anda lakukan?

a. Ya, karena ... ………

b. Tidak, karena ...

……… ………

12.Perasaan Anda ketika telah dapat mencapai target a. Puas

(16)

Mengapa?

……… ………

……… ………

13.Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda telah dapat mencapai target?

……… ………

……… ………

14.Perasaan Anda ketika telah tidak dapat mencapai target a. Puas

b. Kurang puas c. Tidak puas Mengapa?

……… ………

……… …………

………

15.Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda tidak dapat mencapai target? ………

……… ………

16.Sikap Anda terhadap peraturan dan prosedur yang berlaku dalam perusahaan : a. Mematuhi dan melakukannya, karena ………..

………

b. Mematuhi tetapi tidak melakukannya, karena ……….. ………

(17)

Lampiran 3. Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas

VALIDITAS RELIABILITAS

No Item Validitas

1 0.516

2 0.501

3 0.346

4 0.418

5 0.364

6 0.577

7 0.521

8 0.312

9 0.624

10 0.572

11 0.432

12 0.534

13 0.484

14 0.513

15 0.752

16 0.467

17 0.313

18 0.428

19 0.502

20 0.400

21 0.499

22 0.622

23 0.389

24 0.458

25 0.573

26 0.378

27 0.463

Cronbach’s

Alpha N of Item

.911 47

No Item Validitas

28 0.387

29 0.316

30 0.351

31 0.479

32 0.597

33 0.458

34 0.367

35 0.478

36 0.560

37 0.670

38 0.569

39 0.378

40 0.562

41 0.406

42 0.312

43 0.559

44 0.524

45 0.368

46 0.472

(18)

Lampiran 4. Data skor mentah self regulation

No Item

(19)

No Item

(20)

No Item

Responden 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 TOTAL KET 1 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 166 TINGGI

2 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 177 TINGGI

3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 153 RENDAH 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 135 RENDAH 5 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 3 2 157 RENDAH 6 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 171 TINGGI

7 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 180 TINGGI

8 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 173 TINGGI

9 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 176 TINGGI

10 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 172 TINGGI

11 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 2 158 RENDAH 12 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 136 RENDAH 13 4 3 3 2 1 1 4 1 2 4 4 1 139 RENDAH 14 4 3 3 2 1 1 4 1 2 4 4 2 145 RENDAH 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 157 RENDAH 16 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 2 167 TINGGI

17 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 2 167 TINGGI

18 4 4 3 2 1 3 4 4 4 3 4 4 167 TINGGI

19 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 1 147 RENDAH 20 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 143 RENDAH 21 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 173 TINGGI

22 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 4 176 TINGGI

23 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 177 TINGGI

24 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 1 156 RENDAH 25 2 2 4 4 2 2 2 1 4 4 4 2 135 RENDAH 26 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 168 TINGGI

27 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 3 3 148 RENDAH 28 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 4 2 150 RENDAH 29 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 161 TINGGI

30 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 3 3 154 RENDAH 31 1 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 124 RENDAH 32 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 163 TINGGI

33 3 3 3 3 4 1 3 3 3 4 4 2 156 RENDAH 34 4 4 4 4 4 3 1 3 3 4 4 3 168 TINGGI

35 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 175 TINGGI

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 185 TINGGI

37 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 144 RENDAH 38 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 186 TINGGI

39 3 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 2 162 TINGGI

40 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 159 TINGGI

41 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 154 RENDAH 42 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 1 1 153 RENDAH 43 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 132 RENDAH 44 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 177 TINGGI

(21)

Lampiran 5. Data Rata-rata hasil kerja April-Mei

Responden Rata-rata Hasil kerja KETERANGAN

1 28 TINGGI

2 34 TINGGI

3 23 RENDAH

4 21 RENDAH

5 23 RENDAH

6 24 TINGGI

7 27 TINGGI

8 25 TINGGI

9 24 TINGGI

10 26 TINGGI

11 16 RENDAH

12 25 TINGGI

13 14 RENDAH

14 17 RENDAH

15 24 TINGGI

16 46 TINGGI

17 40 TINGGI

18 42 TINGGI

19 23 RENDAH

20 21 RENDAH

21 29 TINGGI

22 27 TINGGI

23 26 TINGGI

24 25 TINGGI

25 26 TINGGI

26 27 TINGGI

27 23 RENDAH

28 14 RENDAH

29 24 TINGGI

30 19 RENDAH

31 18 RENDAH

32 26 TINGGI

33 25 TINGGI

34 24 TINGGI

35 24 TINGGI

36 34 TINGGI

37 20 RENDAH

38 30 TINGGI

39 25 TINGGI

40 27 TINGGI

41 23 RENDAH

42 24 TINGGI

43 19 RENDAH

44 25 TINGGI

(22)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Organisasi adalah salah satu usaha dari sekelompok orang yang bekerja

sama untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu bentuk dari organisasi adalah

perusahaan yang didirikan untuk memproduksi barang dan atau jasa serta ada

tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai tergantung dari kebutuhan perusahaan

tersebut. Akan tetapi pada umumnya kebanyakan dari perusahaan memiliki tujuan

memperoleh laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya demi mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan sumber daya

manusia (karyawan) yang berada di dalamnya.

Dengan meningkatnya persaingan bisnis dan bertambahnya perusahaan

yang bergerak dibidang tenaga pemasaran yang menjual produk makanan dan

minuman mengakibatkan persaingan semakin ketat. Bagi PT “X” yang menjual

produk makanan dan minuman kondisi tersebut sangatlah berpengaruh. PT “X”

harus memikirkan cara-cara baru dalam menjual barangnya untuk dapat bertahan

dan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang menjual makanan

dan minuman dengan berbagai kemasan yang menarik, harga yang kompetitif, dan

rasa yang dapat bersaing dipasaran. Selain itu perubahan keinginan dan kebutuhan

konsumen akan barang tersebut membutuhkan tanggapan segera dengan cara

memperluas pasar dari produknya sehingga konsumen dapat dengan mudah

(23)

2

Universitas Kristen Maranatha pemasaran maka memungkinkan konsumen lebih mengenal produk yang

diproduksi dan membantu untuk dapat bersaing dengan produk perusahaan lain

dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Masing-masing perusahaan berusaha untuk mempertahankan

konsumennya, oleh karena itu banyak perusahaan yang memerlukan strategi yang

tepat untuk meningkatkan hasil penjualan. Hasil penjualan yang meningkat salah

satunya dipengaruhi oleh hasil kerja sumber daya manusia yang memiliki

karakteristik yang berbeda-beda seperti pengetahuan, kemampuan, keterampilan,

kemauan, motivasi, harapan dan kebutuhan. Perbedaan karakteristik pada diri

karyawan ini akan mendasari perilaku kerja masing-masing karyawan di

perusahaan tersebut. Karyawan merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu

perusahaan dan menentukan keefektifan usaha pencapaian tujuan perusahaan.

Salah satu sumber daya yang memegang peranan penting dalam proses penjualan

adalah salesman (tenaga penjual) yang bertugas memasarkan dan menjual produk

perusahaan itu kepada konsumen. Salesman merupakan jembatan yang

menghubungkan antara produsen dan konsumen, sehingga produk yang

diproduksi oleh produsen dapat diketahui konsumen, dan produsen dapat

mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. Salesman menunjukkan hasil

kerjanya melalui hasil penjualan yang dapat di capai dalam kurun waktu tertentu

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Untuk memperoleh hasil kerja (performance) atau hasil penjualan yang

tinggi dan sesuai target, salesman dituntut untuk mampu mengemban tugas

(24)

3

Universitas Kristen Maranatha perusahaan. Setiap salesman diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan

dalam menjual produknya serta mampu melihat kesempatan yang ada dalam

melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat mencapai hasil kerja sesuai target.

Disamping itu juga perusahaan memiliki peranan dalam memperoleh hasil kerja,

yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana, serta menyediakan pasokan

produk yang akan dijual oleh salesman.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian pemasaran PT “X”

mengatakan bahwa hal-hal yang menyebabkan tidak tercapainya target dalam PT

“X” dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keadaan pasar, bencana alam (banjir,

tanah longsor, kebakaran. Jika terjadi bencana alam, maka kegiatan penjualan

akan terhambat dan keadaan pasar juga menentukan jumlah barang yang dapat

dijual. Faktor eksternal lainnya yaitu ketidaksiapan armada pengiriman dari

produsen ke bagian pemasaran, kurang siapnya tim supporting (bagian

administrasi, logistik, pengemudi), keterlambatan supply barang dari produsen

yang membuat jumlah barang yang akan dijual berkurang, perubahan kebijakan

perusahaan (contoh kenaikan harga, promosi penjualan, jangka waktu

pembayaran). Faktor-faktor eksternal ini dapat dikegorikan sebagai faktor

kesempatan (opportunity) yang berasal dari luar diri salesman yang dapat

mempengaruhi hasil kerja (Blumberg-Pringle, 1982).

Selain itu juga terdapat faktor internal yang berasal dari dalam diri

salesman sendiri seperti dibekali rute harian berisi daftar toko-toko yang wajib

dikunjungi setiap harinya secara rutin dalam siklus per pekan atau per dua pekan,

(25)

4

Universitas Kristen Maranatha customer setiap kunjungan per daerah, kurangnya persiapan dalam hal

administrasi (misalnya mempersiapkan tagihan, harga dan promosi), kurang

mampu memperkirakan waktu kunjungan yang tepat, kurang memahami dan

menjelaskan product knowledge sehingga tidak dapat menjelaskan produk

tersebut kepada konsumen dengan baik, kurang menguasai pengetahuan mengenai

strategi penjualan yang disertai dengan keterampilan dalam menjual.

Ketidakmampuan salesman ini termasuk dalam faktor kapasitas (capacity)

(Blumberg-Pringle, 1982). Sedangkan faktor internal lainnya yaitu kurangnya

disiplin waktu kerja, kerajinan dalam bekerja, dan kurangnya motivasi dalam

pencapaian target. Hal ini berkaitan dengan kemauan (willingness) yang ada pada

diri salesman dalam melaksanakan pekerjaannya yang dapat berpengaruh pada

pencapaian hasil kerja (Blumberg-Pringle, 1982).

Setiap salesman diharapkan memiliki kapasitas, kemauan serta mampu

melihat kesempatan, seperti pengetahuan produk, memiliki motivasi serta mampu

mengetahui keadaan pasar dan pasokan barang. Dengan kemampuan dan kemauan

yang dimiliki serta ditunjang dengan kesempatan yang ada, salesman diharapkan

dapat mengarahkan tujuannya kepada hasil kerja yang ingin dicapainya. Agar

kemampuan, kemauan dan kesempatan tersebut dapat diarahkan dengan baik

menuju pada hasil kerja yang sesuai target, maka diperlukan perencanaan yang

baik, pelaksanaan dan evaluasi dalam kegiatan penjualan yang dilakukan

salesman. Perencanaan dalam pencapaian tujuan (goal) digunakan menentukan

langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan dan evaluasi digunakan untuk

(26)

5

Universitas Kristen Maranatha berikutnya. Dengan kata lain, salesman diharapkan memiliki kemampuan untuk

melakukan perencanaan terhadap tingkah lakunya untuk mencapai suatu tujuan.

Kemampuan tersebut disebut self-regulation yang terdiri dari usaha-usaha

salesman dalam mengontrol perilaku dalam menjual untuk jangka waktu yang

panjang demi meraih target penjualan yang diinginkan dan yang telah ditetapkan

pada dirinya. Dalam self regulation ada keyakinan tentang kemampuan

menanggulangi atau mengatasi kejadian yang dihadapi dalam bekerja agar dapat

mencapai target. Keyakinan itu disebut self efficacy yang merupakan bagian dari

self regulation. Salesman yang memiliki self efficacy adalah salesman yang

percaya pada dirinya sendiri dan self efficacy itu mempengaruhi goal setting.

Salesman yang percaya diri, akan mempunyai target (goal) yang mereka tetapkan

dan yakin dapat untuk bertahan pada target tersebut.

Dengan adanya kemampuan self regulation tersebut, maka dapat dikatakan

salesman yang memiliki hasil kerja yang tinggi adalah salesman yang memiliki

pengaturan terhadap kemampuan yang dimiliki dalam melakukan penjualan,

kemauan dalam bekerja dan kemampuan melihat kesempatan. Sehingga salesman

dapat merencanakan rute perjalanannya dalam satu hari dan menentukan toko

mana saja yang akan dikunjungi sehingga barang itu tersebar merata di seluruh

toko yang terdapat dalam rutenya. Selain itu juga dapat merencanakan jumlah

barang yang akan diambil sebagai persediaan dalam setiap hari selama satu bulan

dan dapat merencanakan jumlah barang yang akan dijual. Meski supply barang

dari produsen terlambat, salesman masih memiliki persediaan barang dan masih

(27)

6

Universitas Kristen Maranatha salesman tetap dapat mencapai target yang ditentukan perusahaan. Salesman

yang memiliki hasil kerja yang tinggi, dan dapat mencapai target berkaitan dengan

dimilikinya kemampuan self regulation.

Dipihak lain, salesman yang memiliki hasil kerja yang rendah adalah

salesman yang kurang memiliki kemampuan perencanaan terhadap kemampuan

menjual, kemauan dalam bekerja dan kemampuan melihat kesempatan. Hal ini

menyebabkan salesman kurang dapat menentukan rute perjalanannya dan

memperkirakan toko mana saja yang akan dikunjungi. Disamping itu juga tidak

dapat merencanakan jumlah barang yang diambil dan yang akan dijual, sehingga

akan menyebabkan penumpukkan barang. Selain itu juga ketika supply barang

dari produsen terlambat, salesman sudah tidak mempunyai persediaan barang

yang akan dijual karena telah habis terjual pada bulan sebelumnya yang akan

berdampak pada tidak tersedianya barang pada bulan berikutnya. Hal ini dapat

disebabkan karena kurang adanya perencanaan salesman terhadap situasi yang

akan dihadapi seperti terlambatnya supply barang dari produsen. Sehingga

salesman yang tidak memiliki kemampuan untuk merencanakan atau self

regulation rendah, maka kurang dapat mencapai target yang ditentukan

perusahaan.

Perusahaan tentunya menginginkan dan mengharapkan salesman memiliki

self regulation yang tinggi sehingga mampu untuk meraih prestasi berupa hasil

penjualan yaitu mencapai target yang telah ditentukan oleh PT “X”. Perusahaan

tersebut menetapkan target awal penjualan yang telah disusun untuk periode 1

(28)

7

Universitas Kristen Maranatha ketiga salesman membuat perencanaan permintaan barang untuk bulan berikutnya

yang menjadi target penjualan bulan tersebut. Dalam mencapai target penjualan

tersebut terdapat target lain yang harus dipenuhi, yaitu target jumlah toko yang

melakukan transaksi per hari. Setiap salesman dibekali oleh rute yang terdiri dari

12 rute toko yang harus dikunjungi. Rute tersebut berlaku selama 12 hari (dua

minggu) dan salesman harus melakukan transaksi minimal 24 toko per hari.

Target ini merupakan hal yang penting dan sangat ditekankan oleh PT “X” karena

bertujuan agar barang yang diproduksi oleh perusahaan tersebar di setiap toko

sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam pelaksanaannya,

salesman kurang dapat mencapai target jumlah toko yang melakukan transaksi

sehingga target tersebut tidak tercapai.

Data yang didapat dari laporan kegiatan penjualan PT “X” menunjukkan

bahwa dari 45 orang salesman terdapat 27 orang yang mencapai target sedangkan

yang tidak mencapai target sebanyak 18 orang. Maka dapat terlihat adanya

perbedaan cara kerja antara salesman yang mencapai target dengan salesman yang

tidak mencapai target sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi hasil kerja

salesman dan pencapaian target dalam PT “X”.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada lima orang salesman di

PT “X”, maka didapat hasil ba hwa tiga orang tidak dapat mencapai target dari

perusahaan. Hal ini dikarenakan kurang adanya pengetahuan tentang produk,

kurangnya disiplin dalam melakukan pekerjaan dan kurangnya keterampilan

dalam menjual. Selain itu tidak dapat merencanakan toko mana saja yang akan

(29)

8

Universitas Kristen Maranatha toko tersebut masih ada dan toko itu tidak ingin mengambil barang dari salesman.

Disamping itu salesman kurang dapat merencanakan barang yang akan diambil

dan yang akan mereka jual, mereka banyak mengambil barang saat supply barang

tersedia, dan menjual semua persediaan barang tersebut. Hal ini memang terlihat

baik dan dapat meningkatkan hasil kerja mereka, tetapi mereka mengatakan ketika

supply barang dari produsen terlambat maka tidak ada barang yang dapat mereka

jual karena sudah habis terjual pada bulan sebelum supply barang terlambat.

Kondisi ini mengakibatkan pada bulan selanjutnya mereka tidak memiliki

persediaan barang dan mereka tidak dapat menjual barang, akibatnya mereka

tidak dapat mencapai target yang ditentukan pada bulan tersebut.

Satu orang diantara tiga salesman yang tidak mencapai target telah

memiliki kemampuan untuk menjual dan kemauan dalam bekerja yang didukung

dengan melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan

menjual, menetapkan toko mana yang akan dikunjungi dan membuat perencanaan

jumlah barang yang akan diberikan kepada toko tertentu serta melakukan evaluasi

terhadap tindakan yang telah dikerjakan. Satu orang yang lainnya telah memiliki

kemampuan menjual yang baik, dan pengalaman bekerja yang lama sebagai

salesman tetapi ketika melakukan kegiatan menjual mereka tidak merencanakan

terlebih dahulu tindakan yang akan mereka lakukan dan tidak terbiasa untuk

melakukan evaluasi terhadap tindakan dan hasil kerja yang dicapainya. Hal-hal

tersebut tidak mendukung salesman untuk mencapai hasil kerja sesuai target.

Sebaliknya dari dua orang salesman yang mencapai target, mereka mengatakan

(30)

9

Universitas Kristen Maranatha bekerja namun tidak melakukan perencanaan penjualan terlebih dahulu, dan

jarang melakukan evaluasi terhadap hasil kerja yang telah diraihnya.

Dengan melihat kenyataan yang terjadi pada PT “X” diatas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan self regulation dan hasil

kerja salesman di PT “X”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, masalah yang akan diteliti : Sejauhmana hubungan

antara self regulation dan hasil kerja salesman di PT. “X” Bandung?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

tentang hubungan antara self regulation dan hasil kerja salesman di PT.

“X” Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan

(31)

10

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Ilmiah

- Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah dan memperkaya

wawasan dan informasi pengetahuan terutama yang berkaitan dengan self

regulation dalam bidang industri dan organisasi.

- Untuk peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi

dan dapat merangsang penelitian lanjutan yang berkaitan dengan self

regulation dan hasil kerja.

1.4.2. Kegunaan Praktis

- Dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran bagi perusahaan

mengenai self regulation yang berhubungan dengan upaya peningkatan hasil

kerja salesman.

- Diharapkan dari hasil penelitian ini perusahaan dapat memberikan

pengetahuan terhadap salesman mengenai self regulation, sehingga dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil kerja.

1.5. Kerangka Pemikiran

Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi industri yang mempunyai

tujuan mempertahankan kehidupannya serta meningkatkan keuntungan. Bagi

perusahaan yang bergerak dibidang distribusi / penjualan barang, usaha yang

dilakukan untuk meningkatkan hasil penjualan merupakan tujuan utama yang

ingin dicapai, karena hal ini berarti akan menambah keuntungan perusahaan dan

(32)

11

Universitas Kristen Maranatha tidak terlepas dari hasil kerja salesman dalam menjual suatu produk berwujud

(tangible product); dapat dilihat atau disentuh yang diukur berdasarkan jumlah

toko yang dapat dikunjungi dalam kurun waktu tertentu sesuai target yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu juga salesman tersebut memiliki

tugas-tugas tertentu dalam menjalankan pekerjaannya yang mendukung tercapainya

hasil kerja yang diinginkan. Menurut Philip Kotler (1977) ada 7 tugas salesman.

Tugas yang pertama adalah prospecting (pencarian), yaitu salesman mampu

mencari atau menemukan calon-calon konsumen. Tugas yang kedua adalah

targetting (menetapkan sasaran), yaitu salesman memutuskan bagaimana

mengalokasikan waktu bagi calon konsumen dan pelanggan sehingga menarik

minat konsumen untuk membeli produk yang ia jual. Tugas yang ketiga adalah

communicating (komunikasi), yaitu salesman mampu mengkomunikasikan

informasi tentang produk yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tugas keempat

adalah selling (menjual), yaitu mengetahui seni menjual dengan melakukan

pendekatan-pendekatan kepada calon konsumen, serta mampu menjawab

keberatan yang diajukan calon konsumen serta mengakhirinya dengan

keberhasilan menjual barang tersebut. Tugas kelima adalah servicing (pelayanan),

yaitu mampu memberikan konsultasi tentang masalah yang dihadapi konsumen

mengenai produk yang dijual, memberikan bantuan secara teknis dan

memperlancar pengiriman. Tugas keenam adalah information gathering

(pengumpulan informasi), yaitu mengumpulkan informasi dengan melaksanakan

penelitian tentang apa saja yang dibutuhkan oleh pasar, cara kerja yang baik dan

(33)

12

Universitas Kristen Maranatha (penyediaan), yaitu salesman mampu mengevaluasi kualitas konsumen dan

berusaha menyediakan produk yang diinginkan konsumen meskipun produk

tersebut tersedia dalam jumlah yang terbatas.

Melalui tugas-tugas yang diberikan dan target penjualan yang ditetapkan

oleh perusahaan maka hasil kerja yang diraihnya diharapkan dapat mencapai

target penjualan tersebut. Hasil kerja salesman PT “X” yang dimaksud adalah

tercapainya target penjualan berupa jumlah toko yaitu 24 toko yang dapat

melakukan transaksi penjualan dalam setiap harinya dengan minimal transaksi

lima puluh ribu rupiah. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi hasil kerja

berdasarkan model Blumberg-Pringle (1982). Yang pertama yaitu kapasitas

(capacity) yang berhubungan dengan derajat yang dimiliki oleh individu yang

meliputi kemampuan, usia, kesehatan, pengetahuan, keterampilan, intelegensi,

keterampilan motorik, tingkat pendidikan, daya tahan, stamina, tingkat energi.

Kedua adalah kemauan (willingness) berhubungan dengan derajat keinginan

individu dan kemauan untuk mengarahkan usaha pada pencapaian hasil kerja.

Kemauan ini meliputi motivasi, kepuasan kerja, persepsi atas karakteristik tugas,

persepsi atas ekspektasi peran, kecemasan, legitimasi partisipasi, status pekerjaan,

sikap, keterlibatan kerja, keterlibatan ego, citra diri, kepribadian, norma, nilai,

rasa keadilan. Yang ketiga adalah kesempatan (opportunity) yang juga merupakan

unsur penting dalam pencapaian hasil kerja, yaitu piranti, peralatan, material,

pasokan, kondisi kerja, tindakan rekan kerja, perilaku pemimpin, mentorisme,

kebijakan, peraturan dan prosedur organisasi, informasi, waktu, gaji. Suatu saat

(34)

13

Universitas Kristen Maranatha kerja. Hal ini tidak disebabkan oleh kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia

atau teknologi yang tertinggal, tetapi lebih disebabkan karena kurangnya

pengaturan untuk mengambil keputusan dan kurang adanya sikap untuk

mengatasinya (Blumberg- Pringle, 1982, dalam Ivancevich, 2002).

Kapasitas, kemauan dan kesempatan tersebut menjadi modal dasar untuk

mencapai sebuah goal berupa hasil kerja. Selain itu juga gagasan dari goal

menjadi komponen yang utama dalam teori self regulation (Kanfer, 1990, dalam

Boekaerts, 2000). Regulation (pengaturan) berkenaan dengan menjaga sesuatu

tetap teratur, mempertahankan sesuatu variabel pada suatu nilai walaupun terdapat

gangguan dalam variabel tersebut. Suatu nilai dalam variabel yang dipertahankan

tersebut disebut dengan keadaan yang diinginkan (desire state). Keadaan yang

diinginkan itu sering disebut dengan goals (Austin & Vancouver, 1996, dalam

Boekaerts, 2000).

Dalam menjalankan tugasnya sebagai salesman dan meraih hasil kerja

yang tinggi, salesman memiliki kapasitas, dan kemauan dalam dirinya serta

mampu untuk memanfaatkan dan mengelola kesempatan yang ada di luar dirinya.

Ketiga hal tersebut perlu diatur dan diolah dengan baik serta saling mendukung

satu sama lain sehingga dapat diarahkan kepada pencapaian hasil kerja yang

sesuai target. Agar proses penjualan yang dilakukan oleh salesman menjadi lebih

terencana dan terarah dalam perilakunya untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapai dalam sebuah perusahaan, maka salesman dengan menggunakan kapasitas

dan kemauannya sebagai penjual membentuk suatu perencanaan atau pengaturan

(35)

14

Universitas Kristen Maranatha dan kesempatan yang telah diatur/direncanakan maka salesman berhasil mencapai

goal melalui pelaksanaan rencana yang dilakukan, dan akan lebih termotivasi

untuk mengulang kembali keberhasilan tersebut. Sebaliknya bila salesman

mengalami suatu kegagalan dalam mencapai goal / target, maka salesman tersebut

tidak cepat putus asa, menghindar, atau menyalahkan bahwa faktor kesempatan

(opportunity) yang merupakan faktor eksternal yang menjadi penyebab kegagalan

tersebut, tetapi mampu mengembangkan evaluasi secara objektif terhadap diri.

Misalnya dengan melakukan evaluasi seberapa besar usaha yang dilakukannya

sehingga target tidak tercapai atau mengevaluasi kembali sejauhmana pelaksanaan

dari rencana yang telah dilaksanakan. Hal ini dapat melatih salesman untuk

mengembangkan kemampuan untuk mengatur perilakunya sendiri.

Menurut Zimmerman, individu yang mampu mengatur perilakunya

secara efektif atau individu yang mampu dalam meregulasi dirinya, yaitu individu

yang mampu melakukan perencanaan terhadap pemikiran, perasaan, dan tindakan

yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mencapai tujuan (goal) yang ingin

dicapainya. Hal ini didasari oleh keyakinan dan motivasi yang timbul dari dalam

diri individu itu sendiri. Berdasarkan pengertian kemampuan regulasi diri (self

regulation) tersebut, terdapat tiga rangkaian tahapan fase pada regulasi diri

(Zimmerman, 1995), yang pertama adalah perencanaan (forethought). Dalam

perencanaan ini terdapat proses menganalisis tugas yang disebut juga dengan Task

Analysis, dengan cara menentukan dan menetapkan tujuan (goal) serta menyusun

rencana-rencana strategis untuk mencapai goal. Disamping itu perencanaan juga

(36)

15

Universitas Kristen Maranatha yang meliputi keyakinan bahwa diri dapat melakukan sesuatu secara optimal,

keyakinan akan hasil yang dapat diperoleh dari goal yang ditetapkan, mempunyai

ketertarikan terhadap sesuatu yang akan dilaksanakan dan keyakinan untuk

mempertahankan motivasi yang dimiliki.

Kedua adalah pelaksanaan (performance or volitional control phase) yang

meliputi proses-proses yang terjadi selama usaha motorik itu berlangsung dan

berdampak pada perhatian dan tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan ini terdiri

dari pengendalian diri (Self Control) yang dilakukan individu untuk melakukan

kegiatan sesuai rencana secara sistematis yang meliputi pengarahan diri,

gambaran-gambaran mental terhadap pelaksanaan suatu rencana,

mengkonsentrasikan diri pada pelaksanaan rencana yang telah disusun,

pengaturan terhadap tugas-tugas penting yang akan dilaksanakan. Selain itu juga

terdiri dari pengamatan diri (Self Observation) terhadap tindakan yang dilakukan

yang meliputi kemampuan untuk menyadari dan mengingat tindakan yang pernah

dilakukan dan mencoba melakukan tindakan yang baru yang belum pernah

dilakukan.

Ketiga adalah refleksi diri (Self Reflection), yang meliputi proses yang terjadi

setelah suatu usaha dilakukan. Proses self judgement ini melibatkan usaha

individu untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang berhasil dilakukannya

dan menilai hal yang menyebabkan tindakan tersebut berhasil dilakukan. Selain

itu refleksi diri juga meliputi reaksi (Self Reaction) yang ditampilkan sehubungan

(37)

16

Universitas Kristen Maranatha akan hasil yang telah ia raih, berusaha meningkatkan tindakannya atau bersikap

menyerah dalam mencapai tujuan.

Sama halnya dalam pencapaian target penjualan PT “X”, salesman

diharapkan memiliki kemampuan dalam hal thought (pikiran), feeling (perasaan),

dan action (tindakan) yang terencana untuk melakukan sebuah perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi terhadap waktu kunjungan, barang yang akan dijual

kepada toko yang merupakan rutenya pada hari tertentu.

Dengan melakukan perencanaan maka tenaga penjual akan mulai

menetapkan suatu tujuan yang ingin dicapainya, yaitu mampu untuk mengunjungi

24 toko setiap harinya dengan menggunakan semua kemampuan yang dimiliki

dalam menjual. Selain itu juga dengan perencanaan, maka dapat disusun sebuah

strategi untuk melakukan penjualan yang didukung dengan keyakinan atas

kemauan dari dalam diri setiap salesman untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Setelah merencanakan apa yang akan dilakukan untuk mencapai target, maka

salesman melakukan pelaksanaan dari rencana yang telah disusun. Pelaksanaan

ini melibatkan pengarahan diri, konsentrasi dan tetap fokus pada pelaksanaan

strategi yang sebelumnya telah direncanakan dan pada tujuan yang telah

ditetapkan. Hal ini diperlukan untuk menanggulangi kemungkinan adanya faktor

dari luar diri yang dapat mengganggu dengan cara dapat memanfaatkan faktor

tersebut dalam melaksanakan tujuan yang ingin dicapai. Setelah melakukan

pelaksanaan, kemudian secara berulang-ulang melakukan adaptasi yang diikuti

oleh kemampuan mengevaluasi diri sendiri terhadap apa yang telah dicapai dalam

(38)

17

Universitas Kristen Maranatha selanjutnya. Sehingga self regulation dapat digunakan dalam mencapai hasil

kerja, selain itu juga self regulation mengarah pada tingkah laku yang dibutuhkan

untuk mengawasi dan meningkatkan kualitas dan kuantitas yang berguna dalam

kemajuan dari pencapaian goal (Karoly, 1993, dalam Boekaerts, 2000).

Dengan kata lain, salesman memiliki kemampuan untuk meregulasikan

dirinya atau self regulation yang terdiri dari usaha-usaha individu untuk

mengontrol perilakunya untuk meraih goal individu tersebut, agar dapat mencapai

tujuan yang diinginkan, karena Self regulation models menekankan peran aktif

individu dalam proses penentuan tingkat performance mereka (Vancouver, 1997,

dalam Boekaerts, 2000).

Bagan 1.1. Kerangka Pemikiran Performance or Volitional Control

(pelaksanaan)

Forethought Self Reflection (perencanaan) (refleksi diri)

Self-Regulation : mampu Hasil kerja tinggi

kapasitas (capacity) kemauan (willingness) kesempatan (opportunity)

Salesman

PT “X” Hasil

(39)

18

Universitas Kristen Maranatha Dari bagan kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa setiap

salesman PT “X” memiliki kapasitas, kemauan dan kesempatan yang merupakan

faktor yang mempengaruhi hasil kerjanya. Kapasitas dan kemauan yang dimiliki

salesman digunakan untuk membentuk suatu pengaturan yang dalam pelaksanaan

kegiatan penjualan. Pengaturan tersebut digunakan oleh individu untuk menuntun

aktivitas dari pencapaian goal dan melewati keadaan yang berubah (Karoly, 1993,

dalam Boekaerts, 2000). Kapasitas, kemauan dan kesempatan merupakan sesuatu

yang selalu berubah selama proses kegiatan penjualan berlangsung, oleh karena

itu dibutuhkan suatu pengaturan. Pengaturan itu sendiri didasari oleh pikiran,

perasaan dan tindakan yang sebelumnya direncanakan, diterapkan secara

berulang-ulang dan kemudian dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah

dilaksanakan (Schunk, 1994; Zimmerman, 1989, 1990, 2000, Zimmerman &

Kitsantas, 1996, dalam Boekaerts, 2000). Proses pengaturan ini disebut juga

dengan Self Regulation. Self regulation sendiri terdiri dari tiga fase yang saling

berhubungan satu sama lain, yaitu perencanaan (forethought), pelaksanaan

(performance or volitional control), dan refleksi diri (self reflection). Kemampuan

self regulation ini dideskripsikan sebagai sebuah siklus karena umpan balik/hasil

evaluasi dari pelaksanan yang telah dicapai sebelumnya digunakan untuk

membuat penyesuaian kembali terhadap rencana yang akan dilakukan (Locke

dalam Boekaerts, 2000). Kemampuan yang terdapat dalam diri salesman untuk

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi dipakai untuk mencapai goal

yang baru, dimana dalam penelitian ini goal tersebut adalah hasil kerja yang

(40)

19

Universitas Kristen Maranatha Salesman yang mampu menggunakan self regulation, maka salesman

mampu untuk membuat perencanaan terhadap toko yang akan dikunjungi setiap

harinya serta merencanakan waktu kunjungan yang tepat untuk setiap toko

didasari keyakinan akan kemampuan dan motivasi yang dimiliki untuk dapat

melakukan perencanaannya itu. Setelah membuat perencanaan, salesman

melakukan pelaksanaan dengan mengendalikan diri dan mengkonsentrasikan diri

sendiri yang berpatokan pada rencana yang telah disusun serta dapat mengabaikan

hambatan-hambatan yang dapat menghalangi pelaksanaan rencana. Pelaksanaan

ini didukung juga dengan pengamatan terhadap kegiatan penjualan yang

dilakukan dengan mencatat dan mengingat hal apa saja yang dilakukan serta

melakukan tindakan yang baru ketika tindakan yang lama tidak menadatangkan

hasil yang baik. Selain itu juga mampu melakukan evaluasi dengan

membandingkan apakah rencana yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan

baik dan dapat membuahkan hasil kerja yang mencapai target serta dengan

melihat umpan balik baik dari rekan kerja maupun atasan. Dengan tercapainya

hasil kerja yang mencapai target dan memberikan kepuasan pada diri salesman,

maka perencanaan yang sebelumnya dapat digunakan untuk menentukan langkah

yang akan dilakukan selanjutnya dalam mencapai tujuan. Dengan mampu

menggunakan self regulation maka kapasitasnya sebagai salesman dalam

melakukan penjualan, kemauan dari dalam diri serta kesempatan yang berada di

luar diri dapat digunakan dengan maksimal dan dapat diarahkan pada tujuan / goal

yang ingin dicapai yaitu untuk mencapai hasil kerja yang tinggi. Selain itu ada

(41)

20

Universitas Kristen Maranatha mencapai hasil kerja yang rendah. Hal ini mungkin dikarenakan adanya

faktor-faktor lain diluar self regulation yang mempengaruhi hasil kerja.

Sebaliknya, jika kurang mampu menggunakan self regulation, maka

salesman kurang mampu untuk melakukan perencanaan terhadap kegiatan

penjualan yang akan dilakukan dan pada saat pelaksanaan salesman kurang

memiliki konsentrasi dan cenderung mudah terpengaruh terhadap

hambatan-hambatan yang dihadapi. Disamping itu pula, salesman kurang mampu untuk

melakukan evaluasi terhadap sesuatu yang telah dikerjakan dan ketika hasil kerja

tidak mencapai target, maka salesman akan merasa kurang puas dan cenderung

untuk tidak memperbaiki rencana yang lama dengan rencana yang baru. Dengan

tidak adanya perbaikan dalam menyusun rencana untuk menentukan langkah yang

akan dilakukan selanjutnya, maka salesman sulit untuk dapat meningkatkan hasil

kerjanya dan bahkan cenderung memperoleh hasil kerja yang semakin menurun.

Dengan self regulation yang rendah, maka kapasitas, dan kemauan yang berada

dalam diri salesman serta kesempatan yang ada di luar diri kurang dapat

digunakan dan diarahkan kepada tujuan / goal sehingga hasil kerja yang

dihasilkannya pun rendah. Terdapat ada pula salesman yang walaupun kurang

mampu menggunakan self regulation tetap dapat mencapai hasil kerja yang tinggi.

Hal ini bisa saja terjadi dikarenakan ada faktor-faktor lain diluar self regulation

(42)

21

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi Penelitian

Dari kerangka pemikiran diatas, peneliti mempunyai asumsi, yaitu:

- Terdapat tiga faktor yang berkaitan dengan hasil kerja salesman, yaitu

kapasitas yang dimiliki / kemampuan untuk menjual, kemauan atau motivasi

dalam melakukan pekerjaannya dan kesempatan yang disediakan perusahaan.

- Di dalam diri salesman terdapat proses behavioral yang nantinya

menghasilkan perilaku kerja yang terdiri dari tiga fase yaitu perencanaan

(forethought), pelaksanaan (performance or volitional control phase), refleksi

diri (self – reflection) yang membantunya untuk mengolah kapasitas dan

kemauan sehingga diperoleh hasil kerja yang mencapai target yang ditentukan.

- Jika salesman memiliki kemampuan self regulation dan digunakan untuk

mengatur, mengelola dan mengarahkan kapasitas yang dimiliki untuk dapat

menjual produk kepada konsumen, kemauan atau motivasi kerja dan

kesempatan dari perusahaan, maka salsman akan mendapatkan hasil kerja

yang mencapai target.

- Self regulation yang dimiliki oleh salesman berbeda-beda sehingga

menghasilkan hasil kerja yang berbeda-beda pula.

1.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka

diturunkan hipotesis sebagai berikut : Terdapat hubungan positif antara self

(43)

80 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai hubungan self regulation dan hasil kerja

salesman di PT ‘X’ Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif antara self regulation dan hasil kerja

salesman di PT ‘X’ Bandung. Jika self regulation yang dimiliki oleh

salesman tinggi maka hasil kerja yang didapatkannya pun akan tinggi.

Demikian sebaliknya jika self regulation yang dimiliki oleh salesman

kurang mampu maka hasil kerja yang didapatkannya akan rendah

2. Hasil yang didapat dari 45 salesman adalah sebagian salesman memiliki self

regulation yang berada pada kriteria mampu dan sebagian berada pada

kriteria kurang mampu. Pada kriteria mampu, seluruh salesman

mendapatkan hasil kerja yang tinggi. Tetapi pada kriteria kurang mampu

tidak seluruhnya salesman mendapatkan hasil kerja yang rendah. Terdapat 6

salesman yang walaupun kurang memiliki kemampuan self regulation,

menunjukkan hasil kerja yang tinggi.

3. Pada fase forethought, sebagian besar salesman berada pada kriteria mampu

dalam melakukan perencanaan kegiatan penjualan dapat memperoleh hasil

kerja tinggi. Salesman mampu untuk menentukan target yang akan dicapai,

menyusun daftar kunjungan toko dengan mengatur jarak dan waktu rute

(44)

81

Universitas Kristen Maranatha motivasi yang dimilikinya untuk dapat mempertahankan usahanya dalam

meraih hasil kerja yang tinggi.

4. Pada fase performance or volitional control, sebagian besar salesman berada

pada kriteria mampu dalam melaksanakan rencana yang telah disusun,

mengendalikan dirinya serta mampu memfokuskan dan mengamati dirinya

pada proses penjualan yang dilakukan dengan membuat catatan-catatan

keberhasilan atau kegagalan yang pernah dicapainya. untuk melaksanakan

tugas-tugas penjualan dan memperoleh hasil kerja tinggi.

5. Pada fase self reflection, sebagian besar salesman berada pada kriteria

mampu dan memperoleh hasil kerja tinggi. Dengan adanya self reflection

maka salesman mampu untuk melakukan evaluasi dengan membandingkan

rencana yang telah disusun dan pelaksanaan kegiatan penjualan, serta

mampu melihat apakah hasil yang diperolehnya dapat memunculkan

kepuasan. Jika salesman merasa puas, maka salesman akan

mempertahankan usaha dan strategi yang digunakan agar dapat mencapai

hasil kerja yang tinggi.

6. Penghasilan yang tinggi dan keinginan salesman untuk mensejahterakan

keluarga inilah yang merupakan faktor eksternal yang dapat mendukung

(45)

82

Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Disarankan bagi peneliti yang tertarik bidang bahasan yang sama untuk dapat

melakukan penelitian lanjutan untuk melihat lebih mendalam sejauhmana

pengaruh self regulation terhadap pencapaian hasil kerja atau dapat juga

dengan menggunakan subjek penelitian yang berbeda, seperti manager atau

kepala bagian

2. Bagi salesman disarankan untuk :

- Mempertahankan kemampuan self regulation dan membuat daftar

kunjungan toko yang lebih efektif, melakukan kegiatan penjualan

berdasarkan daftar yang telah disusun dan melakukan evaluasi tindakan

penjualan yang telah dilakukan sehingga dapat dijadikan patokan untuk

melakukan perencanaan kegiatan penjualan selanjutnya.

- Terlebih dahulu memiliki ketertarikan/minat dan nilai dalam diri terhadap

pekerjaannya dan bukan dilihat dari faktor penghasilan tinggi dan

keluarga. Ketika salesman melakukan pekerjaannya, maka akan tercipta

kepuasan dalam bekerja yang timbul dari dalam dirinya.

3. Perusahaan hendaknya dapat mempertahankan kemampuan dalam self

regulation bagi salesman yang telah mampu melakukannya, serta melakukan

pembinaan mengenai kemampuan self regulation bagi salesman yang kurang

(46)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Blake, Robert R., Mouton, Jane Srygley. 1970. Guideposts for effective Salesmanship. New York : Mc Graw – Hill Book Company.

Boekaerts, M., Pintrich, P.R., Zeidner, M. 2000. Handbook of Self Regulation.

Academic Press.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grasindo.

Ivanchevich, John M., Andrew D. Szilagyi, Jr and Mark J. Wallance, Jr. 2002. Organizational Behavior and Management. Sixth Edition. New York : Mc Graw Hill Companies Inc.

Kotler, P. 1997. Marketing Management. 9th Edition. New Delhi : Prentice – Hall of India Provated United.

Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior. 9th Edition. New Jersey : Prentice – Hall, Inc.

Sitepu, Nirwana. SK. 1995. Analisa Korelasi. Bandung : Unit Pelayanan Statistika Jurusan Statistika, FMIPA, Unpad.

Referensi

Dokumen terkait

kerja yang baik untuk dapat mencapai target penjualan, maka tahap akhir dari analisis perumusan/formulasi strategi adalah pemilihan strategi yang terbaik untuk digunakan

Dimana diperoleh dari hasil prestasi kerja periode Juni hingga Desember diketahui bahwa karyawan pada bagian produksi tidak mencapai target 100 % atau jauh di bawah rencana

Universitas Kristen Maranatha hambatan. Seperti halnya pada karyawan divisi Sub Bisnis Unit Katun yang harus bekerja keras untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh PT.

Universitas Kristen Maranatha usaha ketika menghadapi kesulitan, pantang menyerah dan mampu bertahan ketika menghadapi hambatan dan mencapai tujuan yang telah

agresi yang rendah. Siswa/i SLTP ‘X’ Bandung yang kurang mampu melakukan. dan memiliki perilaku agresi tinggi sebesar 54.1%.

Saya yakin bahwa dengan mematuhi norma"norma agama dan masyarakat, saya dapat. diterima oleh jemaat dan masyarakat di

Kemampuan tersebut dapat tercermin pada kemampuan siswa untuk membuat rencana strategi belajar serta target yang dicapai dalam belajar merupakan karakteristik

Saya akan berperilaku baik dan sopan kepada orang"orang yang baru saya temui. Saya akan menilai perilaku yang sudah saya lakukan, apakah sudah dapat