• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan proses sains calon guru fisika di Universitas Sanata Dharma.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keterampilan proses sains calon guru fisika di Universitas Sanata Dharma."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Budi Lindrawati. 2014. Keterampilan Proses Sains Pada Calon Guru Fisika Di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian survei desain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) sejauh mana penguasaan keterampilan proses sains calon guru fisika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2) apakah ada perbedaan penguasaan keterampilan proses sains untuk setiap angkatan .

Penelitian ini dilaksanakan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian adalah mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2010 sampai angkatan 2013.Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal-soal yang mencakup keterampilan proses terpadu seperti mengidentifikasi variabel, mendefinisikan variabel secara operasional, merumuskan hipotesis, merancang penelitian dan menyajikan data. Soal diambil dari Journal of Research in Science Teaching yang berjudul Development of an Integrated Process Skills Test:TIPS II, kemudian soal-soal tersebut diseleksi untuk memilih soal-soal yang baik yaitu soal-soal yang tidak sama dengan soal yang lain sehingga menghasilkan 25 soal pilihan ganda.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Tingkat penguasaan mahasiswa sebagai calon guru fisika masih dalam tingkat cukup. Tidak ada perbedaan rata-rata skor antara mahasiswa angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013. Walaupun seiring bertambahnya lama studi tingkat penguasaan mahasiswa semakin meningkat. (2) Penguasaan mahasiswa akan keterampilan proses untuk mengidentifikasi variabel masih sangat kurang sedangkan untuk menyajikan/interpretasi data merupakan keterampilan yang dikuasai mahasiswa dengan sangat baik (3) Penguasaan mahasiswa untuk keterampilan proses sains dalam mendefinisikan variabel secara operasional, merumuskan hipotesis, dan merancang penelitian/eksperimen masih dalam tingkat penguasaan yang cukup.

(2)

ABSTRACT

Budi Lindrawati 2014. Science Process Skill on Physics Teacher Candidates in Sanata Dharma University Yogyakarta. Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is a quantitative research which is survey design research. The purposes of this research are to know (1) the extent to which the mastery of science process skill of physics teacher candidates in Sanata Dharma University Yogyakarta (2) whether there are differences on mastering the science process skill for each batch.

This research was held on Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Sanata Dharma University Yogyakarta. The subjects of this research are students of Physics Education Study Program batch 2010 until 2013. The instrument which was used by this research was in the form of questions which included integrated process skill such as identifying variable, operationally defining variables, formulating hypothesis, designing experiment, and interpreting data. The questions were taken from Journal of Research in Science teaching which was entitled Development of an Integrated Process Skills Test:TIPS II. Then, those questions were selected in order to choose the good questions which were not as the same as other questions so it would produce 25 multiple choice

students’ mastery for science process skill on identifying variable operationally,

formulating hypothesis, and planning research or experiment is on enough mastery level.

(3)

KETERAMPILAN PROSES SAINS CALON GURU FISIKA DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Budi Lindrawati

NIM: 101424007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

KETERAMPILAN PROSES SAINS CALON GURU FISIKA DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Budi Lindrawati

NIM: 101424007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini

Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan

memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

(Yesaya 41:10)

“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah

bagi usahamu.”

(2 Tawarikh 15:7)

Karya ini kupersembahkan untuk :

Orangtuaku:

Sapto Laksono, S.Pd dan Natalia Darwanti, S.Pd

Dan

Adikku:

Panji Aji Prabowo

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

Budi Lindrawati. 2014. Keterampilan Proses Sains Pada Calon Guru Fisika Di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian survei desain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) sejauh mana penguasaan keterampilan proses sains calon guru fisika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2) apakah ada perbedaan penguasaan keterampilan proses sains untuk setiap angkatan .

Penelitian ini dilaksanakan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian adalah mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2010 sampai angkatan 2013. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal-soal yang mencakup keterampilan proses terpadu seperti mengidentifikasi variabel, mendefinisikan variabel secara operasional, merumuskan hipotesis, merancang penelitian dan menyajikan data. Soal diambil dari Journal of Research in Science Teaching yang berjudul

Development of an Integrated Process Skills Test:TIPS II, kemudian soal-soal tersebut diseleksi untuk memilih soal-soal yang baik yaitu soal-soal yang tidak sama dengan soal yang lain sehingga menghasilkan 25 soal pilihan ganda.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Tingkat penguasaan mahasiswa sebagai calon guru fisika masih dalam tingkat cukup. Tidak ada perbedaan rata-rata skor antara mahasiswa angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013. Walaupun seiring bertambahnya lama studi tingkat penguasaan mahasiswa semakin meningkat. (2) Penguasaan mahasiswa akan keterampilan proses untuk mengidentifikasi variabel masih sangat kurang sedangkan untuk menyajikan/interpretasi data merupakan keterampilan yang dikuasai mahasiswa dengan sangat baik (3) Penguasaan mahasiswa untuk keterampilan proses sains dalam mendefinisikan variabel secara operasional, merumuskan hipotesis, dan merancang penelitian/eksperimen masih dalam tingkat penguasaan yang cukup.

Kata kunci: Keterampilan Proses Sains.

(11)

ABSTRACT

Budi Lindrawati 2014. Science Process Skill on Physics Teacher Candidates in Sanata Dharma University Yogyakarta. Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is a quantitative research which is survey design research. The purposes of this research are to know (1) the extent to which the mastery of science process skill of physics teacher candidates in Sanata Dharma University Yogyakarta (2) whether there are differences on mastering the science process skill for each batch.

This research was held on Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Sanata Dharma University Yogyakarta. The subjects of this research are students of Physics Education Study Program batch 2010 until 2013. The instrument which was used by this research was in the form of questions which included integrated process skill such as identifying variable, operationally defining variables, formulating hypothesis, designing experiment, and interpreting data. The questions were taken from Journal of Research in Science teaching which was entitled Development of an Integrated Process Skills Test:TIPS II. Then, those questions were selected in order to choose the good questions which were not as the same as other questions so it would produce 25 multiple choice questions.

The result shows: (1) the level of students’ mastery as physics teacher

candidates is still in fairly level. There is no difference in the average score among the students from batch 2010, 2011, 2012, and 2013. Although, through the increasing duration of study the mastery level of the students will be increased (2)

students’ mastery of process skill to identify variable is still very less, whereas to present or interpret data is the skill which is mastered by the students very well (3)

students’ mastery for science process skill on identifying variable operationally,

formulating hypothesis, and planning research or experiment is on enough mastery level.

Key words: science process skill

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang melimpahkan

berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi

sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dan kesulitan yang timbul dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini, namun dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing yang dengan

kemurahan hati dan kesabaran telah memberikan dukungan serta

bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Kepala Program Studi

Pendidikan Fisika yang telah memberikan ijin penulis untuk melaksanakan

penelitian di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

3. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membimbing,

mendidik, dan memberikan pengetahuan kepada penulis selama belajar di

Universitas Sanata Dharma.

4. Seluruh staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu memperlancar studi

penulis, atas keramahan dan kesabarannya selama penulis menempuh studi

di Universitas Sanata Dharma.

5. Koordinator Ruang Kuliah Biro Administrasi Akademik USD Kampus III

Paingan, atas segala bantuan dan informasi dalam peminjaman ruang kelas

yang kosong untuk pelaksanaan penelitian.

(13)

6. Mahasiswa – Mahasiswi Program Studi Pendidikan Fisika Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta angkatan tahun 2010,2011,2012, dan 2013

yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dan membantu dalam

kelancaran penelitian.

7. Bapak Sapto Laksono, Ibu Natalia Darwanti, dan Panji Aji Prabowo atas

segala dukungan material, doa, kesabaran, semangat dan kasih sayang

yang begitu besar kepada penulis.

8. Teman – teman kelompok penelitian, Wahyu Prabawati dan Sugiarto yang

bersama – sama saling membantu dan berbagi ilmu.

9. Yohanes Marino yang telah membantu dalam proses alih bahasa untuk

instrumen penelitian.

10.Sahabatku, Nadia Narulita, Serly Eka Febriana dan Indah Kurniastuti yang

selalu bersama-sama diberbagai kesempatan dan suasana.

11.Teman – teman Pendidikan Fisika angkatan 2010 Universitas Sanata

Dharma yang telah berjuang dalam kebersamaan guna menyelesaikan

studi di Universitas Sanata Dharma.

12.Teman – teman kos, Priska Anindya, Madelaine Sofia, Rita Della

Valentini dan Adela Tiara, terimakasih atas dukungannya.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis mohon masukan, kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis.

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

1. Pengertian Keterampilan Proses Sains ... 7

2. Keterampilan Proses Terpadu ... 10

3. Pentingnya Keterampilan Proses Sains ... 13

C. Calon Guru ... 15

(15)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Jenis Penelitian ... 17

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

C. Subjek Penelitian ... 17

D. Variabel Penelitian ... 18

E. Desain Penelitian ... 18

1. Kegiatan Penelitian ... 18

2. Pengumpulan Data ... 18

F. Instrumen Penelitian ... 19

G. Metode Pengumpulan Data ... 23

H. Analisis Data ... 23

BAB IV DATA DAN ANALISIS ... 26

A. Pelaksanaan Penelitian ... 26

B. Analisis Data ... 27

1. Uji SPSS ... 27

2. Deskripsi Data ... 31

C. Pembahasan ... 42

D. Implikasi ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 55

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Item Tes TIPS II Berdasarkan Keterampilan

Proses Sains Terpadu ... 20

Tabel 3.2 Tujuan dan Contoh Soal Tes Pada TIPS II ... 20

Tabel 3.3 Keterampilan Proses Sains Untuk Masing-masing Angkatan 24

Tabel 3.4 Kualifikasi Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains 25

Tabel 4.1 Hasil Uji Anova Dengan Menggunakan Program SPSS ... 28

Tabel 4.2 Hasil Uji Anova ... 30

Tabel 4.3 Penguasaan Masing-masing Angkatan Untuk

Mengidentifikasi Variabel ... 31

Tabel 4.4 Penguasaan Masing-masing Angkatan Untuk

Mendefinisikan Variabel Secara Operasional ... 33

Tabel 4.5 Penguasaan Masing-masing Angkatan Untuk Merumuskan

Hipotesis ... 35

Tabel 4.6 Penguasaan Masing-masing Angkatan Untuk Merancang

Eksperimen ... 37

Tabel 4.7 Penguasaan Masing-masing Angkatan Untuk Menyajikan/

Interpretasi Data ... 39

Tabel 4.8 Nilai Rata-rata (%) untuk Masing-masing Klasifikasi

Keterampilan Proses Sains pada Semua Angkatan ... 41

Tabel 4.9 Kualifikasi Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains

Untuk Masing-masing Angkatan ... 41

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tingkat Penguasaan Berdasarkan Means Setiap

Mahasiswa Dengan Tingkat Angkatan ... 29

Gambar 4.2 Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap

Mahasiswa Masing-masing Angkatan Untuk

Mengidentifikasi Variabel ... 33

Gambar 4.3 Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap

Mahasiswa Masing-masing Angkatan Untuk

Mendefinisikan Variabel Secara Operasional ... 34

Gambar 4.4 Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap

Mahasiswa masing-masing Angkatan Untuk

Merumuskan Hipotesis ... 36

Gambar 4.5 Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap

Mahasiswa Masing-masing Angkatan Untuk

Merancang Penelitian/Eksperimen ... 38

Gambar 4.6 Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap

Mahasiswa Masing-masing Angkatan Untuk Menyajikan/

Interpretasi Data ... 40

Gambar 4.7 Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Untuk

Masing-masing Klasifikasi Berdasarkan Rata-rata Nilai

Tiap Angkatan ... 45

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Soal TIPS II ... 56

Lampiran 2. Lembar Jawab... 69

Lampiran 3. Contoh Hasil Jawaban Mahasiswa Angkatan 2010 ... 70

Lampiran 4. Contoh Hasil Jawaban Mahasiswa Angkatan 2011 ... 73

Lampiran 5. Contoh Hasil Jawaban Mahasiswa Angkatan 2012 ... 76

Lampiran 6. Contoh Hasil Jawaban Mahasiswa Angkatan 2013 ... 79

Lampiran 7. Hasil Perolehan Skor Keterampilan Proses Sains Mahasiswa ... 82

Lampiran 8. Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 83

Lampiran 9. Peminjaman Ruang Kelas ... 85

Lampiran 10. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 89

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan elemen penting yang diperlukan untuk

meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh karena

itu, untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,

Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di

Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam

meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan

meningkatkan kualitas sebuah kurikulum pendidikan. Kurikulum yang

dipandang sebagai pedoman dan pelaksanaan pendidikan merupakan

sebuah instrumen yang strategis bagi upaya peningkatan mutu pendidikan.

Kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan haruslah sesuai dan

mengikuti perkembangan zaman.

Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang baru

diterapkan oleh pemerintah Indonesia. Dengan perubahan kurikulum

KTSP menjadi kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan lulusan

yang mampu berpikir kritis sehingga kemampuannya tidak kalah dari

bangsa lain. Hal tersebut sesuai dengan tema pengembangan Kurikulum

2013 yaitu dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa),

keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang

(20)

terintegrasi (Sidiknas, 2012). Adanya perkembangan kehidupan dan ilmu

pengetahuan menyebabkan pergeseran paradigma belajar. Maka

mengantisipasi hal tersebut pada kurikulum 2013 terjadi perubahan model

pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik atau siswa untuk

mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan

mengomunikasikan (mempresentasikan), apa yang di peroleh atau

diketahui setelah siswa menerima materi pembelajaran.

Pada Kurikulum 2013 ini, perubahan paling berdasar adalah

pembelajaran berbasis sains. Pembelajaran berbasis sains atau lebih

dikenal dengan pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria

ilmiah (Kemendikbud, 2013). Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA), aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. Pendekatan scientific

dalam proses pembelajaran IPA dapat diterapkan melalui keterampilan

proses. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan

yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah.

Oleh karena itu, proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 nantinya

harus mengacu pada proses ilmiah atau juga bisa disebut sebagai

keterampilan proses sains atau IPA.

Keberhasilan suatu pendidikan di sekolah salah satu kuncinya

adalah keberhasilan guru dalam menyajikan materi pelajaran yang dapat

(21)

(Devi, 2010). Pada Kurikulum 2013 proses pembelajaran menuntut siswa

untuk mencapi kompetensi melalui pendekatan scientific. Guru dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan scientific

yang diterapkan melalui keterampilan proses. Dalam melaksanakan proses

pembelajaran melalui keterampilan proses ini, sudah seharusnya seorang

guru mengerti benar dan menguasai tentang keterampilan proses itu

sendiri. Apabila seorang guru tidak mengerti benar atau dan tidak

menguasai tentang keterampilan proses, bagaimana keterampilan proses

ini dapat diterapkan dan dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran.

Sehingga pemahaman dan kecakapan guru akan keterampilan proses

menjadi aspek penting dalam pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum

2013.

Sebagai calon guru terutama para calon guru fisika sudah

seharusnya memiliki pemahaman dan kecakapan tentang keterampilan

proses sains. Sehingga saat menjadi guru, mereka diharapkan memiliki

pemahaman dan kecakapan tentang keterampilan proses sains yang

memadai. Oleh karena itu, peneliti ingin menelusuri sejauh mana tingkat

penguasaan keterampilan proses sains pada calon guru fisika. Untuk

mengukur keterampilan proses pada calon guru fisika digunakan Test of Integrated Process Skills II atau biasa disebut TIPS II. Instrumen ini bersifat pilihan ganda dan pertanyaan-pertanyaannya mencakup aspek

keterampilan seperti merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel,

(22)

memperoleh dan menyajikan data. Berpedoman pada Test of Integrated Process Skills II (TIPS II) maka peneliti menggunakan instrumen tersebut untuk mengetahui sejauh mana keterampilan proses pada calon guru Fisika

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah

yang diteliti adalah:

1. Sejauh mana penguasaan keterampilan proses sains calon guru fisika

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Apakah ada perbedaan penguasaan keterampilan proses sains untuk

setiap angkatan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan keterampilan proses sains

calon guru fisika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta .

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan penguasaan keterampilan

(23)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Calon Guru

Memberikan informasi tentang keterampilan proses yang telah

dikuasai dengan baik, maupun yang belum dikuasai.

2. Bagi Peneliti

Memberikan gambaran bahwa sebagai calon guru fisika harus

menguasai keterampilan proses sains sehingga saat menjadi guru kelak

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kurikulum 2013

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, menjelaskan kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sehingga sebuah kurikulum menjadi sangat penting dalam pelaksanaan

pendidikan. Adanya perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan,

menyebabkan pengembangan sebuah kurikulum untuk dapat

menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang ditetapkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013

merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter. Pengembangan Kurikulum 2013 berfokus pada

menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana),

dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi (Sidiknas, 2012).

Scientific Approach (pendekatan ilmiah) merupakan pendekatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013

(25)

dalam pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara

aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan

mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, manarik

kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

ditemukan (Hosnan, 2014:34). Pendekatan Scientific dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah (Kemendikbud,

2013).

Dalam Kurikulum 2013, guru merupakan salah satu ujung tombak

untuk mensukseskan implementasi Kurikulum 2013 karena guru bertujuan

untuk mendorong peserta didik agar mampu lebih baik dalam melakukan

observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

(mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka

ketahui setelah menerima materi pembelajaran (Sidiknas, 2012).

B. Keterampilan Proses Sains

1. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan

perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil

tertentu, termasuk kreativitas. Proses merupakan konsep besar yang

dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai

(26)

Sains merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala

melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang

dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk

ilmiah (Trianto, 2012:141). Collete dan Chiappetta dalam Prasetyo

(2013:3) menyatakan bahwa sains pada hakekatnya merupakan sebuah

kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau jalan berpikir (a way of thinking), dan cara untuk penyelidikan (a way of investigating).

Keterampilan proses sains dapat didefinisikan sebagai perangkat

keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan

penelitian ilmiah. Menurut Semiawan, dkk (1985) Keterampilan proses

adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan

kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam

suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan

sesuatu yang baru. Keterampilan proses melibatkan

keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial (Fuadi,

2008).

Dalam perspektif siswa Dahar (1985:11) memaparkan bahwa

keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan

metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan

ilmu pengetahuan. Funk (dalam Devi, 2010) mengajukan batasan

(27)

penyelidikan. Keterampilan proses sains sebagai pendekatan dalam

pembelajaran sangat penting karena dapat menumbuhkan pengalaman

dalam penyelidikan melalui proses belajar.

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kesimpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas,

2006). Secara garis besar komponen IPA terdiri atas tiga yaitu: (1)

proses ilmiah atau keterampilan proses; (2) sikap ilmiah; dan (3)

produk ilmiah. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam

perkembangannya, IPA tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan

fakta-fakta tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Dengan

demikian metode ilmiah dan sikap ilmiah merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dalam belajar IPA.

Keterampilan proses sains sebagai keterampilan dasar harus

dikembangkan atau dilatihkan dengan menggunakan metode ilmiah.

Oleh karena itu, proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada

pendekatan keterampilan proses. Dalam pembelajaran IPA dengan

pendekatan keterampilan proses dapat ditemukan fakta-fakta,

konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah yang dapat berpengaruh pada

proses maupun produk pendidikan (Trianto, 2012:143).

Dalam mengembangkan keterampilan proses sains dapat

(28)

eksperimen ini, siswa secara langsung mengikuti suatu proses

mengamati, menafsirkan data, menggunakan alat dan bahan,

meramalkan, menerapkan konsep, merencanakan percobaan,

mengkomunikasikan hasil eksperimen dan mengajukan pertanyaan.

Sehingga keterampilan proses sains dalam pembelajaran dapat

diajarkan atau dilatihkan melalui kegiatan eksperimen.

2. Keterampilan Proses Sains Terpadu (Integrated Science Process Skill)

American Association for the Advancement of Science dalam Devi

(2010), mengklasifikasikan keterampilan proses sains menjadi

keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu.

Keterampilam Proses Dasar meliputi: pengamatan, pengukuran,

menyimpulkan, meramalkan/prediksi, menggolongkan, dan

mengkomunikasikan. Sedangkan, Keterampilan Proses Terpadu

(Integrated Science Process Skill) meliputi: pengontrolan variabel, interpretasi data, perumusan hipotesa, definisi variabel secara

operasional, dan merancang eksperimen.

Berikut uraian beberapa keterampilan proses terpadu :

a. Mengidentifikasi variabel

Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif

yang dapat bervariasi atau berubah pada situasi tertentu. Besaran

(29)

pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran

yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu.

Menurut Devi (2010) Keterampilan identifikasi variabel

dapat diukur berdasarkan tiga tujuan pembelajaran berikut:

a) Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau

dari deskripsi suatu eksperimen.

b) Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari

deskripsi suatu eksperimen.

c) Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan

tertulis atau deskripsi suatu eksperimen.

Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel,

yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol.

a) Variabel bebas adalah suatu variabel yang secara sengaja

diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi.

b) Variabel terikat adalah variabel yang berubah sebagai hasil

akibat dari kegiatan manipulasi.

c) Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja

dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh terhadap

(30)

b. Mendefinisikan variabel secara operasional

Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti

menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi

operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana

mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan

apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat

dari suatu eksperimen.

c. Merumuskan hipotesa

Hipotesis dirumuskan dalam bentuk penyataan bukan

pertanyaan. Pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan

masalah yang akan diteliti. Hipotesis dapat dipandang sebagai

jawaban sementara dari rumusan masalah.

d. Merancang eksperimen

Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci

yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab

suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Setiap eksperimen

harus dirancang terlebih dahulu, baru kemudian di uji coba.

Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam

bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan

menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan

(31)

e. Interpretasi data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam

intepretasi data. Langkah selanjutnya yaitu analisis data dan

mendeskripsikan data yang diperoleh. Mendeskripsikan data

dapat disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik. Data yang

sudah dianalisis kemudian diiterpretasikan menjadi suatu

kesimpulan dalam bentuk pernyataan. Data yang

diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa

kecenderungan (Devi, 2010).

3. Pentingnya Keterampilan Proses Sains

Menurut Semiawan (1985:14-15), terdapat empat alasan mengapa

pendekatan keterampilan proses sains perlu diterapkan dalam proses

belajar mengajar, yaitu:

1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung

semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan

semua konsep dan fakta pada siswa,

2) Adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami

konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang

konkret,

3) Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

tidak bersifat mutlak benar seratus persen, tapi penemuannya

(32)

4) Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak

terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Menurut Nuh (2010), terdapat beberapa hal yang mempengaruhi

keterampilan proses sains yang dituntut untuk dimiliki siswa. Hal-hal

yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains, diantaranya

yaitu perbedaan kemampuan siswa secara genetik, kualitas guru serta

perbedaan strategi guru dalam mengajar.

Berbicara mengenai kualitas guru, kualitas atau kemampuan

seorang guru menjadi hal yang penting dalam implementasi

keterampilan proses sains. Kualitas guru dalam pembelajaran juga

berhubungan erat dengan strategi guru dalam mengajar. Apabila dalam

pelaksanaan pembelajaran guru telah menerapkan strategi belajar yang

tidak diimbangi dengan kualitas (kemampuan) guru dalam mengajar,

maka hasilnya tidak akan baik. Oleh karena itu, strategi dan kualitas

(kemampuan) guru dalam pembelajaran menjadi sangat penting. Bila

guru menginginkan siswanya untuk memiliki kemampuan tertentu,

maka guru harus terlebih dahulu memiliki kemampuan tersebut. Salah

satu contoh kemampuan yang biasanya diinginkan oleh guru yaitu

kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan memecahkan

masalah berhubungan sangat erat dengan kemampuan dasar bekerja

ilmiah (Rustaman, 2005). Sedangkan kemampuan dasar bekerja ilmiah

merupakan salah satu bentuk dari keterampilan proses sains

(33)

dapat mengajarkan IPA dengan keterampilan proses sains (Sarwanto,

2008).

C. Calon Guru

Calon guru adalah para mahasiswa yang sedang menempuh

pendidikan di jurusan keguruan pada sebuah universitas. Calon guru

diperkenalkan dengan dunia pendidikan formal (sekolah) di dalam bangku

perkuliahan. Mereka juga dipersiapkan untuk menjadi seorang guru yang

akan mengajar dalam sebuah institusi pendidikan.

Pendekatan saintifik menjadi fokus utama sebagai pendekatan

pembelajaran pada Kurikulum 2013. Pembelajaran IPA dilaksanakan

dengan memberi penekanan pada proses sains. Tuntutan pembelajaran di

sekolah yang seperti itu berimplikasi pada upaya persiapan bagi calon guru

IPA untuk mengembangkan keterampilan proses sains sejak di bangku

perkuliahan. Selain itu, Sarwanto (2008) juga menegaskan bahwa upaya

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui keterampilan

proses harus memperhatikan juga bagaimana guru/calon guru dilatih. Oleh

karena itu, sejak di bangku perkuliahan calon guru diharapkan dapat

mengalami pembelajaran melalui pendekatan saintifik maupun berbagai

pengalaman langsung terkait proses belajar melalui pendekatan ini yang

memungkinkan calon guru berlatih mengembangkan keterampilan proses

sains. Latihan pengembangan ini sangat penting sejak mereka berstatus

(34)

proses sains pada calon guru dilaksanakan dalam pembelajaran dan

khususnya melalui penyelenggaraan perkuliahan praktikum, metodologi

pembelajaran, perencanaan pembelajaran, mikro teaching, dan program

pengalaman lapangan di sekolah.

Salah satu matakuliah yang paling efektif untuk melatihkan

keretrampilan proses mahasiswa sebagai calon guru adalah melalui

matakuliah praktikum. Melalui kegiatan praktikum ini, calon guru secara

langsung dapat terlibat dalam melakukan dan mengikuti suatu proses

mengamati, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan.

Kegiatan yang mengajak aktivitas secara langsung, dapat meningkatkan

pemahaman atau penguasaan terhadap materi yang dipelajari. Sementara

itu dalam praktek mengajar calon guru dapat menerapkan pendekatan

saintifik dalam memfasilitasi siswa dalam belajar.

Calon guru IPA diharapkan dapat mengintegrasikan keterampilan

proses sains dalam pembelajaran. Oleh karena itu, calon guru IPA

hendaknya menguasai atau memiliki kemampuan keterampilan proses

sains yang lebih, sehingga nantinya dapat mengimplementasikan

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian

yang digunakan adalah survei. Penelitian dengan metode survei

merupakan penelitian dengan menggunakan pertanyaan

terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian

seluruh jawaban yang diperoleh dicatat, diolah, dan dianalisis (Prasetyo,

2005:143). Jenis kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup.

Kuesioner ini sudah disediakan jawaban berupa pilihan ganda sehingga

responden tinggal memilih. Pada penelitian ini, ingin mencari data untuk

menentukan sifat-sifat khas suatu kelompok.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014 dan dilakukan pada

Progam Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unisversitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Pendidikan

Fisika dari angkatan 2010 sampai 2013.

(36)

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabelnya adalah keterampilan proses sains

mahasiswa sebagai calon guru fisika.

E. Desain Penelitian

1. Kegiatan Penelitian

Peneliti mengajukan tes kepada mahasiswa berupa

pertanyaan-pertanyaan untuk menguji keterampilan proses sains. Hal ini

digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan proses

sains mahasiswa sebagai calon guru fisika. Pertanyaan-pertanyaan

tersebut berupa soal pilihan ganda.

Setelah dilakukan tes pada para mahasiswa, kemudian hasil tes

tersebut dianalisis dengan mengkoreksi jawaban yang benar dan yang

salah. Hasilnya diuji dengan uji Anova dengan menggunakan SPSS

untuk melihat tingkat penguasaan keterampilan proses sains

mahasiswa sebagai calon guru fisika.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan satu macam

instrumen yaitu soal pilihan ganda. Instrumen keterampilan proses

sains diambil dari jurnal dari Journal of Research in Science Teaching

(37)

tersebut. Jawaban dari mahasiswa kemudian dicocokan dengan kunci

jawaban.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian (Suparno, 2010:56). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu berupa soal pilihan ganda. Soal diambil dari Journal of Research in Science Teaching (1985) yang berjudul Development of an Integrated Process Skills Test:TIPS II.

Test Integrated Process skill II merupakan sebuah alat untuk

mengukur kemampuan keterampilan proses sains terpadu pada guru IPA

maupun calon guru IPA. Alat ukur ini telah digunakan oleh banyak

peneliti untuk mengukur keterampilan proses sains terpadu. Dalam TIPS

II, soal diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu: mengidentifikasi

variabel, mendefinisikan variabel secara operasional, merumuskan

hipotesis, menginterpretasikan data, dan merancang penelitian. Soal-soal

dalam instrumen mencakup keterampilan seperti merumuskan hipotesis,

mengidentifikasi variabel, mendefinisikan variabel secara operasional,

merancang penelitian, memperoleh dan menyajikan data.

Soal dari jurnal masih dalam Bahasa Inggris sehingga untuk dapat

digunakan maka soal tersebut diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia.

Soal-soal dari jurnal tersebut berjumlah 36 butir soal, kemudian diseleksi

untuk memilih soal-soal yang baik yaitu soal-soal yang tidak sama dengan

(38)

Berikut klasifikasi soal-soal TIPS II secara lebih rinci;

Tabel 3.1. Klasifikasi Item Tes TIPS II berdasarkan Keterampilan Proses Sains Terpadu

No. Keterampilan Proses Sains Terpadu Item Soal

1. Mengidentifikasi Variabel 1,3,10,11,12,21,22,23 2. Mendefinisikan Variabel secara operasional 2,13,14,17,24

3. Merumuskan Hipotesis 4,8,9,18,20,25 4. Merancang Penelitian/Eksperimen 6,15

5. Menyajikan/Interpretasi Data 5,7,16,19

Tabel 3.2. Tujuan dan Contoh Soal Tes Pada TIPS II

No. Tujuan Contoh soal

1. Memberikan deskripsi tentang penyelidikan, mengenali pendefinisian operasional yang cocok untuk variabel

Sebuah penelitian tentang efisiensi mobil telah dilakukan. Hipotesa yang diuji adalah penambahan campuran zat additive pada bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi mesin. Lima mobil yang identik diisi dengan jumlah dan jenis bensin yang sama tetapi jumlah zat additive (zat tambahan) yang berbeda. Mobil berjalan pada jalur yang sama sampai bahan bakar habis. Peneliti mencatat jarak yang dapat ditempuh setiap mobil. Bagaimana efisiensi mesin diukur dalam penelitian ini?

A) Waktu yang ditempuh mobil hingga kehabisan bensin.

B) Jarak tempuh tiap mobil.

(39)

dengan mengaduknya.

Manakah yang merupakan variabel kontrol dalam penelitian tersebut?

A) Jumlah gula yang larut di dalam setiap botol

B) Jumlah air dalam setiap botol C) Jumlah botol air yang digunakan D) Suhu air

3. Memberikan deskripsi dari variabel yang rumit, memilih hipotesis yang akan diuji

Susan sedang meneliti jumlah zat makanan yang dihasilkan oleh tanaman buncis. Dalam percobaan, peneliti mengubah intensitas cahaya, jumlah karbon dioksida, dan jumlah air yang diterima oleh tanaman. Hipotesis manakah yang dapat diujikan, jika Susan akan melakukan ui tersebut?

A) Semakin banyak tanaman memperoleh karbon dioksida, semakin banyak zat makanan yang dihasilkan.

B) Semakin banyak zat makanan dihasilkan oleh tanaman, semakin banyak cahaya yang dibutuhkan. C) Semakin banyak tanaman buncis

mendapat air, semakin banyak karbon dioksida yang dibutuhkan. D) Semakin banyak tanaman buncis menerima cahaya, semakin banyak karbon dioksida yang dihasilkan.

4. Merencanakan penyelidikan untuk menguji hipotesis

Seorang ahli Biologi menguji hipotesa berikut: Semakin banyak jumlah vitamin yang diberikan kepada seekor tikus, semakin cepat tikus tersebut tumbuh. Bagaimana ia dapat mengukur pertumbuhan tikus tersebut?

A) Mengukur kecepatan tikus berlari B) Mengukur banyaknya latihan

yang dilakukan oleh tikus C) Mengukur berat tikus setiap hari D) Mengukur jumlah vitamin yang

dimakan oleh tikus 5. Memberikan deskripsi sebuah

penyelidikan, memperoleh

(40)

data, mengenali grafik dari data, dan menjelaskan hubungan antar variabel

lima lahan yang berukuran sama. Ia memberikan jumlah pupuk yang berbeda di setiap lahan. Satu bulan kemudian, ia mengukur tinggi rata-rata rumput di setiap lahan tersebut. Hasil pengukurannya ada pada tabel di bawah ini.

G. Metode Pengumpulan Data

Keterampilan proses sains para mahasiswa diuji melalui

serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang mencakup keterampilan proses

terpadu seperti merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel,

mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian,

memperoleh dan menyajikan data. Hasil test tersebut dianalisis secara

kuantitatif. Untuk mendapatkan data, semua mahasiswa diberikan tes

(41)

H. Analisis Data

Data-data yang diperoleh melalui instrumen tersebut dianalisis secara

kuantitatif. Setiap soal dikoreksi jawaban yang benar dan jawaban yang

salah, kemudian dihitung nilai benarnya dan dibuat persentase. Proses

penghitungan benar dan salah, menggunakan program excel dengan kode

0 untuk jawaban salah dan 1 untuk jawaban benar.

Untuk melihat tingkat penguasaan keterampilan proses sains pada

setiap angkatan dan untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat

penguasaan antar angkatan tersebut, digunakan uji anova. Uji anova yang

digunakan adalah One Way Anova atau Anova satu jalur, yaitu analisis

yang digunakan untuk menguji perbedaan rat-rata antara tiga atau lebih

kelompok sampel yang independen ( Priyatno, 2012:31).

Uji Anova untuk melihat tingkat penguasaan dari angkatan

2013-2010, yaitu dengan melihat hasil pada kolom Means dalam output uji

Anovanya. Setelah mengetahui output uji Anovanya, kemudian dibuat

grafik hubungan antara Means dengan angkatan. Setelah itu, dilihat

bagaimanakah kenaikan dari tingkat penguasaan keterampilan proses sains

dari angkatan 2013-2010.

Dalam instrumen TIPS II, soal-soal terbagi atas lima klasifikasi

keterampilan proses terpadu. Soal-soal dikelompokkan berdasarkan

masing-masing klasifikasi, kemudian dihitung nilai benar untuk setiap

(42)

tersebut. Setelah dihitung nilai rata-rata untuk setiap klasifikasi tersebut,

kemudian dihitung besar standar deviasinya.

Hasil penghitungan nilai benar disajikan dalam bentuk tabel. Tabel

yang digunakan untuk menganalisis keterampilan proses sains mahasiswa

sebagai calon guru fisika, yaitu sebagai berikut;

Tabel 3.3. Keterampilan Proses Sains untuk Masing-masing Angkatan No. Angkatan Rata-rata nilai

benar (%)

Standar Deviasi (%)

1. 2013 2. 2012 3. 2011 4. 2010

Keseluruhan Mahasiswa

Data nilai benar rata-rata untuk masing-masing klasifikasi

keterampilan proses sains, maka dapat dilihat tingkat penguasaan

mahasiswa untuk masing-masing klasifikasi keterampilan proses sains.

Nilai benar rata-rata yang diperoleh kemudian dimasukan berdasarkan

kualifikasi tingkat pengusaan yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan

sangat kurang. Kualifikasi tersebut dibuat berdasarkan nilai tertinggi

adalah 100 dan dibuat dalam bentuk persen sehingga apabila benar

seluruhnya maka mendapat 100%. Kualifikasi disajikan dalam bentuk

(43)

Tabel 3.4. Kualifikasi Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Rata-rata nilai benar (%) Kualifikasi

≥ 80 Sangat Baik 68 – 79 Baik 56 – 67 Cukup 46 – 55 Kurang

(44)

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Fisika

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian yaitu

mahasiswa-mahasiswi pendidikan fisika dari angkatan 2010 sampai

angkatan 2013. Kegiatan Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014.

Pengambilan data dengan mengajukan tes kepada mahasiswa berupa

pertanyaan-pertanyaan untuk menguji keterampilan proses sains.

Pelaksanaan kegiatan pengambilan data dimulai pada hari Selasa

20 Mei 2014. Pengambilan data pada hari tersebut dilaksanakan pada

pukul 11.00 – 11.30 WIB diruang K.402 dengan jumlah responden

sebanyak 30 mahasiswa program studi Pendidikan Fisika angkatan 2011.

Hari Rabu 21 Mei 2014, pengambilan data dilaksanakan di ruang K.406

pada pukul 16.00 – 16.30 WIB dengan jumlah responden sebanyak 51

mahasiswa program studi Pendidikan Fisika angkatan 2012. Pengambilan

data dilanjutkan pada hari Jumat 23 Mei 2014 pada pukul 09.00 – 09.30

WIB diruang K.406 dengan jumlah responden sebanyak 12 mahasiswa

program studi Pendidikan Fisika angkatan 2013. Pada hari Senin 26 Mei

2014 pukul 15.30-16.00 WIB dilaksankan pengambilan data untuk

mahasiswa program studi Pendidikan Fisika angkatan 2010 diruang K.310

dengan jumlah responden 31 mahasiswa. Data yang dibutuhkan peneliti

(45)

masih kurang mencukupi untuk mahasiswa angkatan 2013, maka peneliti

melaksanakan pengambilan data untuk angkatan 2013 pada hari Rabu 28

Mei 2014 pukul 16.00-16.30 WIB diruang Laboratorium Praktikum Fisika

I dengan jumlah responden 18 mahasiswa.

Jumlah mahasiswa seluruhnya yang mengikuti tes yaitu 142

mahasiswa. Jenis soal yang digunakan yaitu soal pilihan ganda. Dalam

soal pilihan ganda mahasiswa diminta untuk memilih jawaban yang

tersedia.

B. Analisis Data 1. Uji SPSS

Dari 142 data dari mahasiswa yang diuji, diambil 120 data untuk

dikoreksi jawabannya. Tanpa melihat nama mahasiswa, peneliti

mengambil data secara acak dan diberi kode 1-30 pada lembar jawab,

sehingga yang dikoreksi jawabannya 30 data untuk setiap angkatan.

Hal ini dilakukan supaya lebih mudah menganalisis dengan

menggunakan uji statistika yaitu uji Anova yang mengharuskan setiap

kelompok data (item) memiliki jumlah yang sama.

Setiap data dianalisis jawaban yang benar untuk setiap angkatan,

kemudian di analisis menggunakan salah satu uji statistika yaitu F Test

– One Way Anova (Kel. Independen). Uji Anova digunakan karena

ada empat kelompok berdasarkan angkatan yang diuji dengan test yang

(46)

Tabel 4.1. Hasil Uji Anova dengan Menggunakan Program SPSS

Berdasarkan hasil uji anova dengan menggunakan program SPSS,

tingkat penguasaan keterampilan proses sains mahasiswa secara

keseluruhan menghasilkan rata-rata sebesar 60,40%. Sehingga

berdasarkan kualifikasi tingkat penguasaan keterampilan proses sains pada

Tabel 3.4 tingkat penguasaan mahasiswa secara keseluruhan masih dalam

kategori cukup.

Rata-rata nilai mahasiswa angkatan 2010 yaitu sebesar 63,47%

maka berdasarkan kualifikasi tingkat penguasaan keterampilan proses

sains pada Tabel 3.4 tingkat penguasaan mahasiswa angkatan 2010 masih

dalam kategori cukup. Mahasiswa angkatan 2011 memiliki rata-rata nilai

sebesar 60,0%, berarti tingkat penguasaan mahasiswa angkatan 2011 akan

keterampilan proses sains masih dalam kategori cukup. Untuk mahasiswa

angkatan 2012 memiliki rata-rata nilai sebesar 61,87% dan masih dalam

(47)

0

angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013

Means

Angkatan

nilai sebesar 56,27%, sehingga tingkat penguasaan akan keterampilan

proses masih dalam kategori kurang. Sehingga urutan tingkat penguasaan

mahasiswa pada 4 angkatan tentang keterampilan proses (dari yang

tertinggi sampai terendah) adalah mahasiswa angkatan tahun 2010, 2012,

2011, dan 2013.

Gambar 4.1. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Means Setiap Mahasiswa dengan Tingkat Angkatan.

Secara garis besar berdasarkan Gambar 4.1, tingkat penguasaan

tentang keterampilan proses sains para mahasiswa program studi

Pendidikan Fisika semakin meningkat seiring dengan bertambahnya lama

studi. Namun, pada angkatan 2011 penguasaannya lebih rendah apabila

(48)

Tabel 4.2. Hasil uji Anova

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 864.000 3 288.000 1.491 .221

Within Groups 22412.800 116 193.214 Total 23276.800 119

Tabel 4.2 merupakan hasil analisis untuk melihat apakah ada perbedaan rerata

skor pada setiap angkatan. Untuk melihat hal ini dilakukan analisis anova.

Terdapat dua hipotesis:

Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata skor antara mahasiswa angkatan 2010,

2011, 2012, dan 2013 ; dan

Ha : Ada perbedaan rata-rata skor antara mahasiswa angkatan 2010, 2011,

2012, dan 2013.

Untuk menguji hipotesis mana yang diterima/ditolak maka pengambilan

keputusan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

Signifikansi ฀ 0,05 jadi Ho diterima

Signifikansi ≤ 0,05 jadi Ho ditolak

Dari hasil analisis didapatkan bahwa signifikansi sebesar 0,221. Dengan

demikian diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,221 lebih besar dari 0,05.

Dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti bahwa dalam hal penguasaan

keterampilan proses sains tidak ada perbedaan rata-rata skor antara

(49)

2. Diskripasi data

Tingkat penguasaan untuk masing-masing keterampilan, sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi Variabel

Tabel 4.3. Penguasaan Masing-masing Angkatan untuk Mengidentifikasi Variabel

No. Angkatan Rata-rata nilai benar (%) Standar Deviasi (%)

1. 2010 50,8 13,6

2. 2011 44,2 23,6

3. 2012 38,4 25,6

4. 2013 34,2 23,2

Total 41,8

Tingkat penguasaaan keterampilan proses sains dalam

mengidentifikasi variabel, secara keseluruhan menghasilkan rata-rata nilai

sebesar 41,8%. Dengan rata-rata nilai tersebut maka tingkat penguasaan

mahasiswa dalam mengidentifikasi variabel masih dalam kategori sangat

kurang. Untuk penguasaan masing-masing angkatan yang berdasarkan

Tabel 4.3 dan Tabel 3.4 , maka dapat dipaparkan sebagai berikut:

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2010 adalah 50,8%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2010 memiliki tingkat penguasaan

yang kurang untuk mengidentifikasi variabel.

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2011 adalah 44,2%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan

(50)

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2012 adalah 38,3%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan

yang sangat kurang untuk mengidentifikasi variabel.

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2013 adalah 34,2%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2013 memiliki tingkat penguasaan

yang sangat kurang untuk mengidentifikasi variabel.

Gambar 4.2. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Mahasiswa Masing-masing Angkatan untuk Mengidentifikasi

Variabel 0

10 20 30 40 50 60

angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013 Rata-rata nilai

benar (%)

(51)

b. Mendefinisikan variabel secara operasional

Tabel 4.4. Penguasaan Masing-masing Angkatan untuk Mendefinisikan Variabel Secara Operasional

No. Angkatan Rata-rata nilai benar (%) Standar Deviasi (%)

1. 2010 67,3 21,3

2. 2011 58,7 21,6

3. 2012 68 23,8

4. 2013 65,3 18,1

Total 64,8

Secara keseluruhan tingkat penguasaaan keterampilan proses sains

dalam mendefinisikan variabel secara operasional menghasilkan rata-rata

nilai sebesar 64,8%. Dengan rata-rata nilai tersebut maka tingkat

penguasaan mahasiswa dalam mendefinisikan variabel secara operasional

masih dalam kategori cukup. Untuk penguasaan masing-masing angkatan

yang berdasarkan Tabel 4.4 dan Tabel 3.4, maka dapat dipaparkan sebagai

berikut:

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2010 adalah 67,3%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2010 memiliki tingkat penguasaan

yang cukup untuk mendefinisikan variabel secara operasional.

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2011 adalah 58,7%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan

(52)

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2012 adalah 68%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan

yang baik untuk mendefinisikan variabel secara operasional.

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2013 adalah 65,3%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2013 memiliki tingkat penguasaan

yang cukup untuk mendefinisikan variabel secara operasional.

Gambar 4.3. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Mahasiswa Masing-masing Angkatan Untuk Mendefinisikan Variabel

Secara Operasional 54

56 58 60 62 64 66 68 70

angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013 Rata-rata nilai

benar (%)

(53)

c. Merumuskan Hipotesis

Tabel 4.5. Penguasaan Masing-masing Angkatan untuk Merumuskan Hipotesis

No. Angkatan Rata-rata nilai benar (%) Standar Deviasi (%)

1. 2010 62,8 23

2. 2011 68,9 19,9

3. 2012 67,2 20,3

4. 2013 62,8 17,3

Total 65,4

Tingkat penguasaaan keterampilan proses sains dalam

merumuskan hipotesis, secara keseluruhan menghasilkan rata-rata nilai

sebesar 65,4%. Dengan rata-rata nilai tersebut maka tingkat penguasaan

mahasiswa dalam merumuskan hipotesis masih dalam kategori cukup.

Untuk penguasaan masing-masing angkatan yang berdasarkan Tabel 4.5

dan tabel 3.4, maka dapat dipaparkan sebagai berikut:

Rata-rata nilai pemahaman mahasiswa angkatan 2010 adalah 62,8%, dapat

dikatakan mahasiswa angkatan 2010 memiliki pemahaman yang cukup

untuk merumuskan hipotesis.

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2011 adalah 68,9%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan

yang baik untuk merumuskan hipotesis.

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2012 adalah 67,2%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan

(54)

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2013 adalah 62,8%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2013 memiliki tingkat penguasaan

yang cukup untuk merumuskan hipotesis.

Gambar 4.4. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Mahasiswa Masing-masing Angkatan Untuk Merumuskan Hipotesis

59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70

angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013 Rata-rata nilai

benar (%)

(55)

d. Merancang Penelitian/Eksperimen

Tabel 4.6. Penguasaan Masing-masing Angkatan Untuk Merancang Penelitian/Eksperimen

No. Angkatan Rata-rata nilai benar (%) Standar Deviasi (%)

1. 2010 65 29,8

2. 2011 61,7 25,2

3. 2012 70 28,2

4. 2013 58,3 26,5

Total 63,8

Tingkat penguasaaan keterampilan proses sains dalam merancang

penelitian/eksperimen secara keseluruhan menghasilkan rata-rata nilai

sebesar 63,8%. Dengan rata-rata nilai tersebut maka tingkat penguasaan

mahasiswa dalam merancang penelitian/eksperimen dalam kategori cukup.

Untuk penguasaan masing-masing angkatan yang berdasarkan Tabel 4.7

dan Tabel 3.4, maka dapat dipaparkan sebagai berikut:

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2010 adalah 65%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2010 memiliki tingkat penguasaan

yang cukup untuk merancang penelitian/eksperimen.

Rata-rata nilai penguasan mahasiswa angkatan 2011 adalah 61,7%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan

yang cukup untuk merancang penelitian/eksperimen.

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2012 adalah 70%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan

(56)

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2013 adalah 58,3%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2013 memiliki tingkat penguasaan

yang cukup untuk merancang penelitian/eksperimen.

Gambar 4.5. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Mahasiswa Masing-masing Angkatan untuk Merancang

Penelitian/Eksperimen 52

54 56 58 60 62 64 66

angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013 Rata-rata nilai

benar (%)

(57)

e. Menyajikan/Interpretasi Data

Tabel 4.7. Penguasaan Masing-masing Angkatan Untuk Menyajikan/Interpretasi Data

No. Angkatan Rata-rata nilai benar (%) Standar Deviasi (%)

1. 2010 84,2 21,3

2. 2011 79,2 21,9

3. 2012 89,2 15,7

4. 2013 78,3 23,4

Total 82,7

Tingkat penguasaaan keterampilan proses sains dalam

menyajikan/Interpretasi data secara keseluruhan menghasilkan rata-rata

nilai sebesar 82,7%. Dengan rata-rata nilai tersebut maka tingkat

penguasaan mahasiswa dalam menyajian/Interpretasi data dalam kategori

sangat baik. Untuk penguasaan masing-masing angkatan yang berdasarkan

Tabel 4.6 dan Tabel 3.4, maka dapat dipaparkan sebagai berikut:

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2010 adalah 84,2%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2010 memiliki tingkat penguasaan

yang sangat baik untuk menyajikan/interpretasi data.

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2011 adalah 79,2%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan

yang baik untuk menyajikan/interpretasi data.

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2012 adalah 89,2%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan

(58)

Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2013 adalah 78,3%, dapat

dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2013 memiliki tingkat penguasaan

yang baik untuk menyajikan/interpretasi data.

Gambar 4.6. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Mahasiswa Masing-masing Angkatan Untuk Menyajikan/Interpretasi

Data 72

74 76 78 80 82 84 86 88 90 92

angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013 Rata-rata nilai

benar (%)

(59)

Dari hasil kualifikasi diatas, dapat disederhanakan menjadi tabel berikut:

Tabel 4.8. Nilai Rata-rata (%) untuk Masing-masing Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Pada Semua Angkatan

No. Keterampilan Proses Terpadu

Kualifikasi

2010 2011 2012 2013 Total

1. Mengidentifikasi Variabel 50,8 44,2 38,3 34,2 41,8

2. Mendefinisikan Variabel secara operasional

67,3 58,7 68 65,3 64,8

3. Merumuskan Hipotesis 62,8 68,9 67,2 62,8 65,4

4. Merancang penelitian/eksperimen 65 61,7 70 58,3 63,8

5. Menyajikan/ Interpretasi data 84,2 79,2 89,2 78,3 82,7

Keseluruhan Keterampilan proses sains 66,02 62,5 66,5 59,8 63,7

(60)

C. Pembahasan

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan fisik dan mental

terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki,

dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga berhasil

menemukan jawaban atas sebuah persoalan bahkan menemukan sesuatu

yang baru. Keterampilan proses sains terpadu diperlukan saat melakukan

eksperimen untuk memecahkan suatu masalah. Sehingga untuk melatihkan

keterampilan proses sains terpadu dapat dilakukan dengan praktikum atau

eksperimen. Mata kuliah praktikum akan bertambah banyak seiring

dengan bertambahnya lama studi mahasiswa, sehingga penguasaan

mahasiswa akan keterampilan proses sains akan semakin meningkat.

Dari hasil analisis dengan uji anova one way menunjukkan bahwa

dalam hal penguasaan keterampilan proses sains tidak ada perbedaan

rata-rata skor antara mahasiswa angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013.

Walaupun demikian, grafik menunjukan bahwa tingkat penguasaan

tentang keterampilan proses sains para mahasiswa program studi

Pendidikan Fisika semakin meningkat seiring dengan bertambahnya lama

studi. Namun, pada angkatan 2011 rata-rata skor lebih rendah apabila

dibandingkan dengan angkatan 2012. Kurang tingginya rata-rata skor

mahasiswa angkatan 2011 dibandingkan mahasiswa angkatan 2012 belum

secara rinci dapat diungkapkan penyebabnya. Masih diperlukan

penelusuran lebih lanjut, misalnya terkait dengan kualitas input mahasiswa

(61)

praktikum, pengampu praktikum dan metode yang digunakan atau ada

faktor-faktor lain yang dapat menjadi penyebabnya.

Untuk masing-masing klasifikasi keterampilan proses untuk semua

angkatan, dapat dilihat keterampilan proses mana yang paling baik tingkat

penguasaannya yaitu di sajikan dalam Tabel 4.8.

Berdasarkan Tabel 4.8, nilai penguasaan pada keterampilan proses

untuk menyajikan/interpretasi data memiliki nilai rata-rata yang paling

besar yaitu 82,7% dibandingkan dengan keterampilan proses yang lain.

Hal ini bisa dikatakan bahwa penguasaan keterampilan proses untuk

menyajikan/interpretasi data paling baik di antara yang lain, sehingga

secara keseluruhan mahasiswa program studi Pendidikan Fisika memiliki

penguasaan yang baik pada keterampilan proses ini. Penguasaan

mahasiswa akan keterampilan ini baik dikarenakan mahasiswa sudah

terbiasa dan sudah ditekankan dalam matakuliah praktikum dalam

mengumpulkan data, menganalisis data dan menyajikan data dalam bentuk

tabel maupun grafik.

Penguasaan keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi variabel

merupakan penguasaan yang paling rendah diantara yang lain. Nilai

rata-ratanya yaitu 41,8%. Sebagaimana juga yang ditemukan oleh Ong Saw

Lan (2005) bahwa untuk mengidentifikasi variabel, para mahasiswa yang

ditelitinya juga memiliki penguasaan yang masih rendah. Karena variabel

dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek

Gambar

Gambar 4.1 Tingkat Penguasaan Berdasarkan Means Setiap
Tabel 3.2. Tujuan dan Contoh Soal Tes Pada TIPS II
grafik hubungan antara Means dengan angkatan. Setelah itu, dilihat
tabel berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Perilaku Bidan

Pengendalian yang sangat baik, gaya stick dan bucket yang tinggi, kapasitas angkat yang mengagumkan, servis yang telah disederhanakan dan ruang operator yang nyaman,

bahwa distribusi data menyebar mengikuti garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan untuk persamaan regresi yang mengukur

Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Sultan Hasanuddin dan SMA Negeri 10 Gowa melalui wawancara terhadap tenaga pengajar dan

▪ Salah satu pelaku usaha perunggasan yang terbesar di Indonesia dengan penjualan bersih sebesar Rp29,6 triliun dan EBITDA sebesar Rp2,9 triliun pada tahun 2017.. ▪ Diversifikasi

Untuk mengetahui bentuk kurva regresinya maka dilakukan scatter plot terhadap variabel-variabel yang diasumsikan mempengaruhi kepuasan pelayanan kesehatan, dari

Teorijski dio je uvod u analizu maloprodajnog poduzeća Konzum te što i na koje načine nudi maloprodajno poduzeće Konzum svojim vjernim kupcima.. Na koji način Konzum