• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap, keterampilan menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sikap, keterampilan menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten."

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

Margareta Hesti Kurniasari. 2016. SIKAP, KETERAMPILAN MENYUSUN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN MELAKUKAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINSTIFIK DARI DUA ORANG GURU SMP KELAS VIII DI KABUPATEN KLATEN. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap, keterampilan menyusun rancangan pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten. Subjek penelitian ini adalah guru kelas VIII SMP di Kabupaten Klaten.

Objek dalam penelitian ini adalah sikap, keterampilan menyusun rancangan pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan alat bantu dengan lembar kuesioner sikap guru, lembar penilaian RPP dan lembar observasi. Data dianalisis dengan menggunakan skala Likert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua orang guru tersebut menunjukkan sikap positif terhadap pendekatan saintifik. Dalam keterampilan menyusun RPP yang dilakukan guru adalah menyusun RPP yang menjabarkan langkah Pendekatan Saintifik. Guru sudah melaksanakan pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifk meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Namun pelaksanaan pembelajran tersebut belum maksimal.

(2)

viii ABSTRACT

Margareta Hesti Kurniasari. 2016. Attitude, Arrange Skills Design Implementation of Learning and Doing the Learning Skill Using a Scientific Approach of Two Teachers VIIIth Grade Junior High School in the District Klaten. Thesis. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Natural Sciences. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.

This study aimed to describe the attitude, skill learning and skills is drafting perform learning to use the scientific approach of two junior high school teacher in class VIII in Klaten District. This research subject is class VIII junior high school teachers in the district of Klaten.

The object of this research is the attitude, skill learning and skills is drafting perform learning using a scientific approach. Instruments in this study were researchers used a questionnaire tools with teacher attitudes, assessment sheets RPP and observation sheet. Data were analyzed by using Likert scale.

The results showed that two teachers showed a positive attitude towards scientific approach. In preparing RPP skills that teachers are preparing lesson plans that outline measures Scientific Approach. Teachers are already implementing learning using Saintifk approach includes activities to observe, ask, gather information / try, associate / reasoning, and communicate. However pembelajran implementation is not maximized.

(3)

SIKAP, KETERAMPILAN MENYUSUN RANCANGAN PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN MELAKUKAN

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DARI

DUA ORANG GURU SMP KELAS VIII DI KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Margareta Hesti Kurniasari NIM: 091424020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Rasa syukur yang mendalam kupanjatkan kehadirat-Mu ya Allah. Dengan rahmat-Mu kupersembahkan karya ini kepada:

Ayah Paulus Agus Sunaryanto dan Ibu CA. Dwi Purnami yang tak pernah lelah mendoakan serta mendukungku.

(7)
(8)
(9)

vii ABSTRAK

Margareta Hesti Kurniasari. 2016. SIKAP, KETERAMPILAN MENYUSUN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN MELAKUKAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINSTIFIK DARI DUA ORANG GURU SMP KELAS VIII DI KABUPATEN KLATEN. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap, keterampilan menyusun rancangan pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten. Subjek penelitian ini adalah guru kelas VIII SMP di Kabupaten Klaten.

Objek dalam penelitian ini adalah sikap, keterampilan menyusun rancangan pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan alat bantu dengan lembar kuesioner sikap guru, lembar penilaian RPP dan lembar observasi. Data dianalisis dengan menggunakan skala Likert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua orang guru tersebut menunjukkan sikap positif terhadap pendekatan saintifik. Dalam keterampilan menyusun RPP yang dilakukan guru adalah menyusun RPP yang menjabarkan langkah Pendekatan Saintifik. Guru sudah melaksanakan pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifk meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Namun pelaksanaan pembelajran tersebut belum maksimal.

(10)

viii ABSTRACT

Margareta Hesti Kurniasari. 2016. Attitude, Arrange Skills Design Implementation of Learning and Doing the Learning Skill Using a Scientific Approach of Two Teachers VIIIth Grade Junior High School in the District Klaten. Thesis. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Natural Sciences. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.

This study aimed to describe the attitude, skill learning and skills is drafting perform learning to use the scientific approach of two junior high school teacher in class VIII in Klaten District. This research subject is class VIII junior high school teachers in the district of Klaten.

The object of this research is the attitude, skill learning and skills is drafting perform learning using a scientific approach. Instruments in this study were researchers used a questionnaire tools with teacher attitudes, assessment sheets RPP and observation sheet. Data were analyzed by using Likert scale.

The results showed that two teachers showed a positive attitude towards scientific approach. In preparing RPP skills that teachers are preparing lesson plans that outline measures Scientific Approach. Teachers are already implementing learning using Saintifk approach includes activities to observe, ask, gather information / try, associate / reasoning, and communicate. However pembelajran implementation is not maximized.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat, bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sikap, Keterampilan Menyusun Rancangan

Pembelajaran dan Keterampilan Melakukan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik dari Dua Orang Guru SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten”. Penulis

menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat dukungan doa, semangat dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itun penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Johannes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Edi Santosa, M.s., selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(12)

x

5. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberi semangat dan motivasi

6. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membantu memberikan bekal pengetahauan kepada penulis

7. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam melancarkan perijinan surat ke sekolah

8. Dra. Woro Subaningsih selaku Kepala Sekolah SMP Negeri Y Klaten dan Marjadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP negeri X Klaten beserta guru-guru yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan penulisan skripsi

9. Bapak Muhammad Arifin Gunawan selaku guru fisika SMP Negeri Y Klaten dan Ibu Indah Parwati selaku guru fisika SMP Negeri X Klaten yang telah memberikan dukungan, bantuan dan masukan dalam penelitian

10.Siswa SMP Negeri X Klaten dan SMP Negeri Y Klaten yang menjadi partisipan dan mendukung dalam penelitian.

11.Kedua Orang Tua saya tercinta Bapak Paulus Agus Sunaryanto dan Ibu Cordola Agata Dwi Purnami yang telah memberikan dukungan materi maupun moril serta doa, kasih sayang sehingga saya termotivasi untuk tetap berjuang

(13)

xi

13.Ananda tercinta Gregorius Denias Asa Pradipta yang telah memberi dukungan, motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Kakak tercinta Stevanus Agus Kurniawan yang telah memberikan doa dan dukungan

15.Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika umumnya dan Program Studi Fisika 2009 Khususnya

16.Semua pihak yang tidak penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam menyelasaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Penulis mengharpkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 14 Oktober 2016 Penulis

(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….…ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………...…….iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….…v

HALAMAN PENYATAAN PERSTUJUAN PUBLIKASI …….……… vi

ABSTRAK ………...…………...…..vii

ABSTRACT ………...……...viii

KATA PENGANTAR ………...………ix

DAFTAR ISI ….………...…....xii

DAFTAR TABEL …….………..………xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……….……... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………...……….……. 1

B. Perumusan Masalah ……….………...……....5

C. Tujuan Penelitian ………..………...……….……..…… 6

D. Manfaat Penelitian ……….……….… 6

(15)

xiii

1. Pengertian Konstruktivisme ………...….….…….. 8

2. Pembelajaran Konstruktivisme ……….…...… 11

B. Kurikulum ………..……….….. 15

1. Pengertian Kurikulum ………... 15

2. Pengertian Kurikulum 2013 ………...….. 16

3. Tujuan Kurikulum 2013 ………...…… 16

C. Pendekatan Saintifik ………. 17

1. Pengertian Pembelajaran Saintifik ………...…… 17

2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ………. 19

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ………...……. 20

4. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik…….20

5. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran ………. 22

D. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……….…... 25

1. Pengertian RPP ………...…… 25

2. Landasan RPP ……….…. 25

3. Kompponen RPP ………...…… 26

4. Langkah-Langkah Menyusun RPP ………... 26

E. Sikap Guru dalam Proses Belajar Mengajar …...……….. 33

1. Pengertian Sikap ………...…… 33

2. Kategori Sikap Guru Terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ………...……...…. 37

(16)

xiv BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………...……….………. 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………...…….…………...… 42

1. Tempat Penelitian ………..………...……… 42

2. Waktu Penelitian ………...……... 42

C. Subyek dan Obyek Penelitian ……….….. 43

1. Subyek Penelitian ………...………..…… 43

2. Obyek Penelitian ………...………..……. 43

D. Prosedur Penelitian ………...……… 43

1. Orientasi Sekolah ………...………...…...… 44

2. Membuat Instrumen Penelitian ………...….. 44

3. Mengumpulkan Data ………..………….. 44

4. Menganalisis Data ……….……..…………. 45

5. Membuat Kesimpulan ………..… 45

E. Teknik Pengumpulan Data ……….……... 46

1. Metode Angket ……….……….... 46

2. Metode Dokumentasi ……….………..… 46

3. Metode Observasi ………..………...… 46 F. Instrumen Penelitian ……….….…………..…. 47

1. Lembar Sikap Guru ……….……….…… 47

2. Lembar Penilaian ………...…...……… 47

(17)

xv

G. Metode Analisis Data ……….……….………..……….... 52

1. Analisis Data Lembar Sikap Guru ………...………... 52

2. Analisis Data Lembar Keterampilan Menyusun RPP ………...……... 54

3. Analisi Data Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran…………..…55

BAB IV DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Sekolah dan Guru ……….………... 57

1. SMP Negeri X Klaten ………...……… 57

2. SMP Negeri Y Klaten ………...…...………… 58

B. Perencanaan Penelitian ………...……….. 59

C. Pelaksanaan Penelitian ………..……… 60

1. SMP Negeri X Klaten ………...…………...………. 61

2. SMP Negeri Y Klaten ………...………...………. 62

D. Analisis dan Pembahasan ………..……….……….. 64 1. Analisis dan Pembahasan Lembar Sikap Guru ………..…….……. 64

2. Analisis dan Pembahasan Lembar Keterampilan Menyusun RPP …...…… 67

3. Analisis dan Pembahasan Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran………. 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ………... 94 B. SARAN………...…...….. 95

(18)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Prosedur Penelitian ………... 43

Tabel 3.2. Komponen RPP yang Dinilai ……….. 47

Tabel 3.3. Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ………. 50

Tabel 3.4. Skala Likert Sikap Guru ………...….. 52

Tabel 3.5. Skor Lembar Sikap Guru ……… 53

Tabel 3.6. Skala Likert Keterampilan Menyusun RPP ……… 54

Tabel 3.7. Skor Lembar Keterampilan Menyusun RPP ……….. 55

Tabel 3.8. Skala Likert Keterampilan Melakukan Pembelajaran ……… 55

Tabel 3.9. Skor Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran ……….….. 56

Tabel 4.1. Hasil Skor Lembar Sikap Guru ………... 65

Tabel 4.2. Hasil Skor Keterampilan Menyusun RPP ………...… 67

(19)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ………..….. 99

Lampiran A.2. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Klaten ………... 101

Lampiran A.3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMP Negeri X Klaten ………... 102

Lampiran A.4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMP Negeri Y Klaten ………..…….. 103

Lampiran A.5. Jadwal Pelajaran SMP Negeri X KLaten………..…. 104

Lampiran A.6. Jadwal Pelajaran SMP Negeri Y Klaten ……… 105

Lampiran A.7. Lembar sikap Guru………... 106

Lampiran A.8. Lembar Keterampilan Menyusun RPP ……….. 110

Lampiran A.9. Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran ……….. 112

Lampiran B.1. Data Lembar Sikap Guru SMP Negeri X Klaten …………..…… 116

Lampiran B.2. Data Lembar Sikap Guru SMP Negeri Y Klaten ……….. 120

Lampiran B.3. Data Lembar Keterampilan Menyusun RPP SMP Negeri X Klaten ……….... 124

Lampiran B.4. Data Lembar Keterampilan Menyusun RPP SMP Negeri Y Klaten ………...….. 129

(20)

xviii

Klaten ………. 138

Lampiran C.1 RPP SMP Negeri X Klaten ………. 143

Lampiran C.2. RPP SMP Negeri Y Klaten ……… 161

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuntutan berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar dihadapkan pada berbagai tantangan yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi yang semakin pesat perkembangannya. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang terus-menerus menuntut meningkatnya kualitas pendidikan. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Peningkatan mutu kualitas pendidikan, seorang guru harus siap untuk menghadapi berbagai perubahan pendidikan. Persiapan profesionalisme atau persiapan dalam bidang pendidikan, bertujuan untuk membekali diri dengan pengetahuan, keahlian dan kecakapan dalam bidang tertentu.

Guru memegang peranan penting dalam perbaikan sumber daya manusia. Dalam proses belajar mengajar seorang guru memiliki sikap yang berbeda-beda dihadap peserta didik. Sikap guru yang diperhatikan tersebut merupakan pancaran kepribadian guru yang sebenarnya. Sikap yang dimiliki guru dalam proses belajar-mengajar tersebut dipengaruhi oleh konsep diri yang dimilikinya.

(22)

bukan manusia (Sinurat, 2002 : 1). Demikian juga sikap seorang guru dalam proses belajar mengajar akan menunjukkan kesiapan untuk bertindak sesuatu yang dianggapnya terbaik. Sikap guru terhadap dirinya sendiri sangat dipengaruhi oleh cara orang sekitarnya memberlakukannya terutama ketika masa kanak-kanak, dimana ia belum mampu menyaring benar tidaknya perkataan orang lain tentang dirinya.

(23)

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

(24)

dilakukan untuk semakin menjamin kualitas pendidikan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, yakni mengembangkan potensi perserta didik. Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh mutu dan kualitas para pengajarnya, maka sistem pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari sistem kurikulum yang diterapkan. Dimana kurikulum tersebut menjadi pedoman bagi para pengajar. Guru IPA di SMP, sudah tidak asing jika menggunakan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Dengan demikian persoalan dalam membuat sebuah perencanaan proses pembelajaran juga tidak begitu terlalu sulit.

Kesiapan guru dalam menerapakan kurikulum 2013 dapat dilihat dari perencanaan proses pembelajaran yang dibuat oleh guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru sebagai arah pedoman pembelajaran. Kesiapan guru SMP dapat ditinjau dari pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

(25)

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Namun pedoman dan arah RPP yang sudah diamanatkan seperti tersebut di atas mengalami interpretasi yang meluas dan melebar. Tidak hanya dilihat dari RPP saja tetapi juga dilihat sikap dan keterampilan guru dalam proses belajar mengajar menggunakan pendekatan saintifik. Tak dapat dipungkiri, semakin lama bentuk dan ketebalan RPP semakin meluas dan berlembar-lembar.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana sikap guru terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten?

2. Bagaimana keterampilan guru dalam menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kelas VIII Di Kabupaten Klaten?

(26)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis ini adalah:

1. Untuk mengetahui sikap guru dalam pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten.

2. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kelas VIII Di Kabupaten Klaten.

3. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kabupaten Klaten.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Guru

Sebagai sumber informasi dan sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan kurikulum 2013 kepada peserta didik. Dapat memudahkan guru dalam menyiapkan kurikulum baru dan diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk melakukan penilaian sesuai dengan standar penilaian pendidikan.

2. Bagi Sekolah

(27)

3. Bagi peneliti

(28)

BAB II

DASAR TEORI

A. PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK

1. Pengertian Konstruktivisme

(29)

pemikiran sehat atau melalui komunikasi. Apabila peserta didik yang menekuni pengetahuan itu, maka pengetahuan yang akan diperoleh adalah bentukan peserta didik sendiri. Dalam hal ini, pengetahuan bukanlah suatu bentukkan yang sudah jadi atau sudah ada sejak lahir namun sesuatu yang harus dibentuk sendiri dalam pemikiran sendiri. This, according to Piaget and Inhelder in Grennon Brooks, J dan G. Brooks.M, (1993:5), occurs because knowledge comes neither from the subyek nor the obyek, but from the unity of the two. Menurut Piaget dan Inhelder dalam Grennon Brooks, J dan G. Brookss. M, (1993), pengetahuan terjadi karena bukan datang dari satu subyek atau obyek, tetapi melainkan dari dua kesatuan tersebut.

Teori konstruktivisme memiliki kelebihan dan kekurangan (Dibyo,Bambang,2013):

a. Kelebihan:

1) Pembelajaran konstruktivistik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa peserta didik sendiri.

(30)

3) Pembelajaran konstruktivistik memberi peserta didik kesempatan untuk berfikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong speserta ddiik berfikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat

4) Pembelajaran konstruktivistik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru agar peserta didik terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan bebrbagai konteks.

5) Pembelajaran konstruktivistik mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.

6) Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung peserta didik mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.

b. Kekurangan

(31)

2) Konstruktivistik menanamkan agar peserta didik membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap peserta didik memerlukan penanganan yang berbeda-beda. 3) Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua

sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreativitas peserta didik.

2. Pembelajaran Kontruktivistik

Gagne dalam Siregar, E dan Nara Hartini (2001), instruction as a set of external design to support the several processes of learning, which are internal (pembelajaran adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal). Lebih lanjut Gagne dalam Siregar, E dan Nara Hartini (2001), mengemukakan suatu definisi pembelajaran yang lebih lengkap: instruction ia intended to promote learning, external situation need to be arranged to active, support and maintain the internal processing that constitutes each learning event. Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.

(32)

siswa adalah konstruksi (bentukan) peserta didik sendiri, ia menegaskan bahwa pengetahuan bukan suatu tiruan dari kenyataan.

Von Glaserfeld dalam Suparno (1997) menyebutkan bahwa pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi dnegan lingkungan.

Maka proses pembelajaran konstruktivistik merupakan suatu teori yang menganggap bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya peserta didik akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat. Konsekuensinya pembelajaran harus mampu memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik.

Sedangkan dalam proses belajar mengajar yang harus aktif adalah peserta didik. Peserta didik sebisa mungkin harus menggali pengetahuan yang telah dimilikinya. Kreatifitas dan keaktifan peserta didik akan membantu mereka untuk menjadi orang yang kritis menganalisa suatu hal karena mereka diajak untuk berpikir bukan hanya meniru yang telah ada (Suparno,1997:81).

Sedangkan Jacqueline Grennon Brooks dan Martin G. Brooks (1993) menawarkan lima prinsip kunci konstruktivistik teori belajar. Menurutnya terdapat lima panduan prinsip konstruktivisme:

(33)

Dalam banyak contoh, masalah style anda mengajar mungkin akan menjadi relevan dengan selera untuk peserta didik, dan mereka akan mendekatinya, merasakan keterkaitannya kepada kehidupan mereka.

Prinsip 2: Struktur belajar di sekitar konsep-konsep utama

Mendorong peserta didik untuk membuat makna dari bagian-bagian yang menyeluruh/utuh ke dalam bagian-bagian yang terpisah-pisah. Hindari mulai dengan bagian-bagian dahulu untuk membangun kemudian sesuatu yang “menyeluruh/utuh”.

Prinsip 3: Carikan dan hargai poin-poin pandangan peserta didik sebagai jendela memberi alasan mereka.

Tantangan gagasan dan pencarian elaborasi yang tepat ditangkap siswa, sering mengancam banyak peserta didik. Maksudnya adalah bahwa sering para siswa di dalam kelas yang secara tradisional mereka tidak bisa menduga serta menghubungkan apa yang guru maksudkan untuk jawaban yang benar dan cepat, agar ia tidak berada di luar topik dari diskusi kelas yang diadakan. Mereka harus betul-betul “masuk” dan “sibuk” ikut mengkaji tugas-tugas dalam belajar sebagai konstruktivis lingkungan melalui pertanyaan-pertanyaan, sanggahan, ataupun jawaban yang diajukan

(34)

Memperkenalkan topik kajian pengembangan dengan tepat atau sesuai, adalah suatu awal yang baik untuk dapat dipahami pengembangan konsep berikutnya

Prinsip 5: Nilai hasil belajar peserta didik dalam konteks pembelajaran. Geser atau ubah penilaian itu harus benar-benar sedang menilai apa yang benar-benar sedang terjadi saat penilaian itu. Berlangsung, dan jangan sekali-kali menilai itu dalam kebiasaan skor yang diperoleh seseorang dari waktu ke waktu. Ekspresi anda bisa bervariasi, kadang-kadang optimis, periang, namun sesekali bisa pesimis, sedih, maupun marah. Namun perlu diingat marahnya seorang guru dalam kerangka sedang mendidik, dalam konteks pembelajaran, bukan marah mengekspresikan kekesalan.

Dalam sistem belajar mengajar yang konstruktivis guru diberi kebebasan untuk mengajar dikelasnya sesuai dengan keadaan peserta didik. Guru perlu diberi kebebasan untuk menggunakan metode yang relevan yang menuntut keaktifan peserta didik. Guru sebaiknya menyediakan prasarana yang akan meningkatkan kreativitas peserta didik dalam membentuk pengetahuan (Suparno, 1997:83).

(35)

B. KURIKULUM

1. Pengertian Kurikulum

Kurikulum dalam pandangan klasik, dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah atau madrasah. Pelajaran – pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah atau madrasah, itulah kurikulum. Kurikulum mempunyai berbagai macam arti, yaitu 1) sebagai rencana pembelajar, 2) sebagai rencana belajar peserta didik, 3) sebagai pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik dari sekolah atau madrasah (Sholeh 2013 : 20).

Pengertian kurikulum diatas dapat diartikan juga bahwa kurikulum merupakan “peta jalan” yang akan menjadi acuan oleh setiap satuan

pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Dengan demikian, kurikulum mempunyai peranan sentral karena menjadi arah atau titik pusat dari proses pendidikan. Fungsi kurikulum bagi guru yaitu kurikulum sebagai alat pedoman bagi guru dalam melaksanakan program pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau sekolah dimana guru itu mengajar (Sholeh 2013: 26).

(36)

kurikulum bagi guru merupakan suatu hal yang mutlak dan menjadi kewajibannya.

2. Pengertian Kurikulum 2013

Menurut E.Mulyasa, kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap kurikulum sebelumnya, serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam negara

3. Tujuan Kurikulum 2013

(37)

C. PENDEKATAN SAINTIFIK

1. Pengertian Pembelajaran Saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of

inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu.

(38)

pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan peserta didik dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan.

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap peserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

(39)

secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah

2. Tujuan Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:

a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

b. Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e. Untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

(40)

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik b. Pembelajaran membentuk students’ self concept c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme

d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir peserta didik

f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan motivasi mengajar guru

g. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan dalam komunikasi

h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hokum, dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya

4. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan

(41)

mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

b. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar peserta didik memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

c. Kegiatan mencoba/mengumpulkan data bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

(42)

sehingga peserta didik melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.

[image:42.612.98.531.220.608.2]

e. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya

5. Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran

(43)

Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh peserta didik. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar peserta didik yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan peserta didik yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil”

(discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri peserta didik.

(44)

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir pesertan didik hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut. Menyajikan atau mengajak peserta didik mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/atau rekonstruksi sehingga peserta didik mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut

a. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori

b. Mendorong peserta didik aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen c. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,

mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena

(45)

D. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

1. Pengertian RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Kunandar (2007 : 262-263), rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan salam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh. Lingkup dari RPP paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri minimal atas 1 (satu) indikator untuk minimal 1 (satu) kali pertemuan. RPP ini sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Manfaat dari adanya RPP ini agar pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dapat mencapai hasil maksimal, karena segala sesuatu yang telah direncanakan terlebih dahulu akan mendapatkan hasil terbaik

2. Landasan Pengembangan RPP

(46)

sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.

3. Komponen RPP

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

4. Langkah-Langkah Menyusun RPP

a. Menuliskan identitas mata pelajaran yang meliputi: sekolah, mata pelajaran, tema/subtema, kelas/semester, alokasi waktu

b. Menuliskan Standar Kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. Pada bagian ini dituliskan standar kompetensi mata pelajaran, cukup dengan cara mengutip pada standar isi atau silabus pembelajaran

c. Menuliskan Kompetensi Dasar

(47)

harus dimiliki peserta didik setelah proses pembelajaran berakhir, cukup dengan cara mengutip pada standar isi atau silabus pembelajaran.

d. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi

(48)

e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan. Tujuan ini difokuskan tergantung pada indikator yang dirumuskan dari SK dan KD pada Standar Isi mata pelajaran yang akan dipelajari peserta didik.

f. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi

g. Alokasi Waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

h. Menuliskan Metode Pembelajaran

(49)

semua metode yang akan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung

i. Merumuskan Kegiatan Pembelajaran 1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pada pendahuluan ini secara garis besar dapat memuat hal-hal sebagai berikut:

a) Deskripsi singkat; Deskripsi singkat adalah penjelasan singkat (secara global) tentang isi pelajaran yang berhubungan dengan kompetensi yang diharapkan. Hal ini dimaksudkan agar pada permulaan kegiatan belajarnya, peserta didik telah mendapat jawaban secara global tentang isi pelajaran yang akan dipelajari. b) Relevansi;Relevansi adalah kaitan isi pelajaran yang sedang

dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik atau dengan pekerjaan yang dilakukannya sehari-hari. Dalam hal ini dapat juga dengan mengingatkan kembali materi prasyarat (apersepsi).

(50)

2) Inti

(51)

mengembangkan kegiatan eksplorasi dan elaborasi lebih lanjut. Pada kegiatan inti ini peserta didik mendapat fasilitas atau bantuan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Pada kegiatan inti secara garis besar berlangsung hal - hal berikut:

a) Memulai pembelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang nyata (riil) bagi peserta didik sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga peserta didik segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna;

b) Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran;

c) Peserta didik mengembangkan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan;

d) Pembelajaran berlangsung secara interaktif, dimana peserta didik menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya (peserta didik lain), menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya, dan mencari alternatif yang lain.

3) Penutup

(52)

a) Penarikan kesimpulan dari apa-apa yang telah dipelajari dalampembelajaran sesuai tujuan yang akan dicapai;

b) Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pembelajaran;

c) Pemberian tugas atau latihan. j. Menuliskan Penilaian Hasil Belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.

k. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar

(53)

a. Kompetensi yang direncanakan dalam RPP harus jelas, konkret, danmudah dipahami.

b. RPP harus sederhana dan fleksibel.

c. RPP yang dikembangkan sifatnya menyeluruh, utuh, dan jelas pencapaiannya.

d. Harus koordinasi dengan komponen pelaksana program sekolah, agar tidak mengganggu jam pelajaran yang lain.

E. Sikap Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

1. Pengertian Sikap

(54)

menjauhi / menghindari sesuatu. Bagaimana sikap kita terhadap berbagai hal dalam hidup kita adalah termasuk kedalam kepribadian kita.

Komponen sikap yang diutarakan oleh David Krech, Richard S, Crutcfield dan Egerton L. Ballachey (Assael, 1995 ; 267-269) dalam bukunya yang berjudul “Individual in Society” adalah meliputi:

a. Komponen kognitif (The Cognitive Component)

Komponen ini merupakan suatu sikap terdiri dari kepercayaan mengenai suatu obyek tertentu. Kognisi yang melekat pada system sikap itu merupakan kepercayaan evaluatif terhadap obyeknya yang meliputi penilaian menguntungkan atau tidak menguntungkan, dapat diterima atau tidak diterima, baik atau buruk, dan lain-lain.

b. Komponen perasaan (The Feeling Component)

Komponen ini merupakan komponen perasaan yang menunjukkan adanya emosi dalam hubungannya dengan obyek. Suatu obyek dapat dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai. Bobot emosional inilah yang membuat sikap mempunyai sifat mendesak atau bergerak dalam berhubungan dengan obyek.

(55)

sebaliknya apabila ia bersikap negative, ia cenderung untuk menghukum, merusak atau memusnahkan obyek tersebut.

Komponen-komponen sikap tersebut berpengaruh terhadap kesiapan bertindak seseorang dalam menghadapi suatu obyek. Obyek yang dihadapi seseorang menentukan apakah sikap itu termasuk sikap individual atau sikap sosial. Sikap individual adalah sikap yang terdapat pada seseorang dalam hubunganya dengan kesukaannya atau ketidaksukaannya secara pribadi terhadap suatu obyek. Sedangkan sikap sosial adalah sikap yang terdapat pada sekelompok orang dan masyarakat atau seluruh masyarakat yang dimanifestasikan dalam bentuk kegiatan yang sama dan dilakukan berulang-ulang (Onong Uchjana Effendy. 1983:90-91). Terbentuknya sikap atau berubahnya sikap dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut (Suharsimi. 1990 : 259-268) :

a. Hal-hal yang ada didalam diri guru

1) Keadaan dan kondisi tubuh, baik yang dilihat secara nyata dari luar maupun yang tidak (seperti mengidap penyakit dalam), seseorang akan terpengaruh dari apa yang ada dalam dirinya tersebut. Bagaimana mereka bersikap dan berperilaku sangat dilandasi oleh bagaimana orang tersebut menyadari akan dirinya. Jika seorang guru merasa bahwa dirinya normal maka sikap dan perilakunya akan mantap.

(56)

kurang sabar, kurang teliti, pendendam dan sifat negative lainnya akan dapat mengganggu arus komunikasi belajar mengajar dengan peserta didik, akhirnya kualitas pembelajaran tidak seperti yang diharapkan b. Hal-hal yang ada diluar guru

1) Subyek didik merupakan satu diantara beberapa faktor di luar diri guru yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku guru di kelas, di lingkungan sekolah, bahkan mungkin di rumahnya ketika didatangi oleh peserta didiknya

2) Pimpinan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah dan wakil-wakilnya secara langsung maupun tidak, merupakan “motor pemggerak” bagi

guru untuk bersikap dan berperilaku. Apabila pimpinan sekolah besikap baik kepada guru akan memberikan motivasi dan dorongan untuk hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas mengajar dan tugas-tugas lainya di sekolah, maka guru yang bersangkutan akan melaksanakan tugasnya dengan mantap dan bergairah.

(57)

4) Pegawai tata usaha

Untuk memenuhi kebutuhan pengajaran guru mungkin berhubungan dengan pegawai tata usaha untuk meminta atau meminjam alat-alat pelajaran, buku pegangan atau media pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan pribadinya guru berhubungan dengan pegawai tata usaha untuk mengambil gaji, mengurus berbagai surat keterangan atau kenaikan pangkatnya. Apabila tidak/kurang harmonis dalam hubungan tersebut, tidak mustahil bahwa guru menjadi kecewa, murung, atau diliputi perasaan negative lainnya.

5) Situasi lingkungan yang kurang mendukung seperti letak geografis, kebersihan, keamanan, keeratan dan keserasian dengan masyarakat sekitar, akan mempunyai pengaruh langsung bagi pandangan guru terhadap lingkungan tersebut. Akhirnya sikap dan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran

6) Orang tua peserta didik, merupakan sumber lain sebagai salah satu faktor yang ikut menentukan sikap dan perilaku guru khususnya dalam berhubungan dengan sikap di sekolah

2. Kategori Sikap Guru Terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan

Saintifik

(58)

tidaknya kurikulum yang ada guru selalu mempersiapkan diri dengan segala perubahan dan mengantisipasi dengan meningkatkan kompetensinya. Ada tiga kategori sikap guru tehadap pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu: a. Guru responsive, merupakan guru respon terhadap pengembangan

kurikulum. Sikap guru responsive selalu melakukan uji coba atau semacam eksperimen dalam pembelajaran. Kelemahan sikap ini yaitu jika guru sering melakukan inovasi dan melaksanakan eksperimen dapat menimbulkan kebingungan. Ketika uji coba sedang dilaksanakan, ternyata kondisi telah berubah lagi secara berkelanjutan, sehingga tak mungkin kurikulum benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat.

b. Guru tradisional, merupakan para guru patuh pada kurikulum yang ada atau sedang dilaksanakan tanpa berusaha melakukan usaha perubahan dan perbaikkan. Sikap tradisional ini memiliki kelemahan karena kenyataan perubahan terus berlangsung. Jika tidak mengikuti perubahan, maka sekolah ketinggalan dalam mempersiapkan peserta didik dan tidak cocok dengan tuntutan masyarakat.

(59)

3. Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar meliputi dua hal yaitu belajar mengajar. Belajar mengajar adalah suatu proses dimana ada proses interaksi antara yang belajar dengan yang mengajar.

a. Dalam pengertian yang umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu yang dikenal dengan guru. Pengetahuan tersebut dikumpulkan dari sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar (Ali Imron, 1996:2-3).

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat kuat dan fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tersebut tergantung pada proses beklajar yang dialami oleh peserta didik, baik ketika ia berada di seikolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar mutlak diperlukan oleh para pendidik (Muhibbin, 1995:88)

(60)

Instruction is a set such way that learning is facilitated” dari pernyataan

tersebut dapat diartikan bahwa yang penting dalam mengajar adalah upaya guru menyampaikan bahan, juga bagaimana siswa dalam mempelajari bahan sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini seorang guru bertindak sebagai director dan facilitator of learning yaitu sebagai pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar.

Proses belajar mengajar yang dialami peserta didik akan menghasilkan perubahan baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Untuk memperbaiki dan mengoptimalkan proses belajar mengajar maka perlu diperhatikan beberapa aspek yang meliputi pengajaran, interaksi anatar subyek pendidikan dan perlengkapan (alat dan sumber belajar). 1) Interaksi antara subyek pendidikan

Interaksi peserta didik dan pendidik berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal balik dua arah antara pendidik dan peserta didik. Hal ini dapat dilihat dalam Tanya jawab atau dialog, bantuan pendidik terhadap peserta didik yang membutuhkan bantuan dan diskusi antar peserta didik.

2) Perlengkapan (alat dan sumber belajar)

(61)

proses belajar mengajar sehingga dapat mempermudah peserta didik mengajar.

3) Efektivitas pengajaran

(62)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Pada penelitian ini kesimpulan yang dihasilkan hanya berlaku untuk subjek yang diteliti saja dan berlaku untuk jangka waktu tertentu. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakasanakan untuk memperoleh informasi tentang situasi gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 2007). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk melukiskan kondisi “apa yang ada” dalam

suatu situasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sikap, keterampilan menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri kelas VIII Kabupaten Klaten 1. Tempat Penelitian

SMP Negeri X Klaten dan SMP Negeri Y Klaten 2. Waktu Penelitian

(63)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Bapak/Ibu guru kelas VIII SMP Negeri X dan SMP Negeri Y di Kabupaten Klaten

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah sikap, keterampilan menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten.

[image:63.612.98.527.179.688.2]

D. Prosedur Penelitian

Tabel 3.1. : Prosedur Penelitian Orientasi Sekolah

Membuat Instrumen

Penelitian

Mengumpulkan Data

Menganalisis Data

(64)

Penjelasan untuk masing-masing prosedur di atas yaitu: 1. Orientasi Sekolah

Orientasi sekolah bertujuan agar peneliti mengetahui situasi sekolah dan kondisi guru yang akan dilakukan penelitian. Kemudian bertemu dengan guru mata pelajaran IPA untuk mengkonsultasikan penelitian serta memohon ijin penelitian.

2. Membuat Instrumen Penelitian

Setelah melakukan orientasi sekolah dan mendapat ijin penelitian dari sekolah dan guru mata pelajaran IPA, kemudian membuat instrumen penelitian, seperti angket, lembar penilaian RPP, lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar.

3. Mengumpulkan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan tiga metode pengumpulan data yaitu :

a. Metode Angket atau kuesioner

(65)

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengutip dari catatan-catatan yang berhubungan dengan menganalisis RPP dari dua orang guru IPA SMP kelas VIII, meminta ijin kepada guru untuk meminjam RPP yang dibuat dalam proses belajar mengajar.

c. Metode Observasi

Observasi adalah mengamati secara langsung saat guru melakukan proses belajar mengajar di kelas. Dilakukan dengan lembar observasi untuk mengetahui sikap dan keterampilan dalam belajar mengajar dengan pendekatan saintifik.

4. Menganalisis Data

Setelah melakukan metode dokumentasi, wawancara dan observasi, kemudian menganalisis data yang diperoleh sehingga diketahui Bagaimana sikap, keterampilan menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten.

5. Membuat Kesimpulan

(66)

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan tiga metode pengumpulan data yaitu :

1. Metode Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan jawaban yang sesuai dengan responden yang sebenarnya. Data yang ingin dicari dengan menggunakan kuesioner adalah data variabel sikap guru dalam proses belajar mengajar menggunakan Pendekatan Saintifik dari Dua Orang Guru SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengutip dari catatan-catatan yang berhubungan dengan guru mengenai Keterampilan Menyusun Rancangan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik dari Dua Orang Guru SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten.

3. Metode Observasi

(67)

F. Instrumen Penelitian

1. Lembar Sikap Guru

Kuesioner ini diberikan kepada guru hanya sekali dalam satu kelas selama peneliti melakukan penelitian yaitu sesudah pelajaran fisika dilaksanakan, dengan tujuan mengetahui sejauh mana sikap guru mengenai proses belajar mengajar dengan pendekatan saintifik.

2. Lembar Keterampilan Menyusu RPP

[image:67.612.92.527.195.698.2]

Lembar penilaian RPP dilakukan untuk mengetahui kesiapan, keterampilan guru dalam menyusun RPP dengan pendekatan saintifik. Peneliti meminjam RPP guru untuk dilihat sudah sesuai atau tidak dengan pendekatan saintifik. Tabel 3.2. : Komponen RPP yang dinilai

No Komponen RPP Isi

1. Identitas Sekolah Nama Satuan pendidikan 2. Kelas/Semester Keterangan kelas/semester

3. Identitas Topik Keterangan topik 4. Identitas Subtopik Keterangan subtopic

5. Alokasi Waktu Keterangan waktu sesuai dengan keperluan untuk mencapai KD

(68)

pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan pelajaran

8. Indikator Pembelajaran

Penanda pencapaian kompetensi yang dapat diukur

9. Tujuan Pembelajaran

Dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan kata kerja operasional

10. Materi Pembelajaran

Rincian materi pokok yan g ditulis dlam bentuk butir-butir sesuai rumusan indikator ketercapaian kompetensi

11. Metode pembelajaran

Metode yang digunakan

12. Media,Alat,dan Sumber Pembelajaran a. Media pembelajaran b. Alat Pembelajaran

c. Sumber Belajar

Alat bantu proses pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi Alat bantu yang digunakan untuk memudahkan memberikan pegertian kepada peserta didik

(69)

13. Langkah-langkah Kegiatan

Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanankan meliputi:

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti (melaksanakan lima keterampilan ilmiah yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan) c. Kegiatan Penutup

14. Penilaian a. Jenis/teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Pedoman Penskoran

Jenis/teknik yang digunakan

Instrumen yang digunakan

Pedoman penskoran yang digunakan

3. Lembar Observasi Kelas dan Video

(70)
[image:70.612.95.542.208.697.2]

merekam kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti membuat lembar observasi untuk mellihat keterampilan guru dalam kegiatan pembelajran dengan pendekatan saintifik pengambilan video dilakukan pada kelas VIII SMP Negeri X dan VIII SMP Negeri Y Klaten.

Tabel 3.3. : Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran No Pembelajaran

berbasis Pendekatan Saintifik

Komponen yang akan diteliti

1. Kegiatan pendahuluan

Mengamati kegiatan apa yang dilakukan oleh guru dan peserta didik pada kegiatan pendahuluan

2. Kegiatan inti Mengamati

pelaksanaan keterampilan ilmiah yang dilakukkan guru dan peserta diddik. Kegiatan ilmiah yang harus dilakukan dijabarkan sebagai berikut:

a. Keterampilan mengamati meliputi:

1) Kegiatan melihat dengan atau tanpa alat 2) Kegiatan menyimak

(71)

b. Keterampilan menanya meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan bertanya dari guru ke peserta didik

2) Kegiatan bertanya dari peserta didik ke guru (merumuskan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipaahami dari apa yang diamati dan merumuskan pertanyaan untuk menambah informasi tentang apa yang diamati)

3) Kegiatan bertanya antara peserta didik dengan peserta didik lain

c. Keterampilan mengumpulkan informasi/mencoba meliputi kegiatan:

1) Melakukan eksperimen sederhana 2) Mengamati objek/kejadian/aktifitas 3) Membaca sumber lain selain buku teks d. Keterampilan menalar meliputi kegiatan

(72)

2) Mengolah/membahas informasi yang bersifat mencari solusi

3) Menarik suatu kesimpulan

e. Keterampilan mengkomunikasikan secara: 1) Lisan

2) Tulisan 3) Media lain

3. Kegiatan Penutup Mengamati kegiatan apa yang dilakukan oleh guru dan peserta didik pada kegiatan penutup

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Data Lembar Sikap Guru

[image:72.612.96.538.112.697.2]

Untuk mengetahui sikap guru terhadap pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik, peneliti menggunakan kuesioner nilai sikap. Jawaban guru mengunakan skala Likert, yaitu dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4.: Skala Likert Sikap Guru

Pertanyaan Positif Skor Pertanyaan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Tidak Setuju (STS) Setuju (S) 3 Tidak Setuju (TS)

Tidak Setuju (TS) 2 Setuju (S)

(73)

Kuesioner terdiri dari 15 pernyataan dengan 4 (empat) pilihan jawaban untuk mengukur sikap siswa. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif maupun negatif

a. Skor untuk sikap Guru Skor minimal = 1 x 15 = 15 Skor maksimal = 4 x 15 = 60 Range = 60 – 15 = 45

b. Pembagian interval

Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 45 : 5 = 9

[image:73.612.97.527.176.673.2]

Skor ini diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi (Sangat Baik), Tinggi (Baik), cukup, rendah (Sangat Kurang). Berdasarkan kategori ini Dapat ditentukan nilai-nilai sikap guru. Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada

Tabel 3.5. : Skor Kuesioner Sikap Guru No Skor Sikap Guru Kategori

(74)

2. Analisis Data Keterampilan Menyusun RPP

[image:74.612.96.526.191.595.2]

Untuk mengetahui instrumen RPP, peneliti menggunakan kuesioner nilai penilaian RPP. Jawaban mengunakan skala Likert, yaitu dengan kriteria sebagai berikut:

Table 3.6. : Skala Likert RPP

Kuesioner terdiri dari 20 pernyataan dengan 3 (tiga) pilihan jawaban untuk mengukur sikap siswa. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif maupun negatif

a. Skor untuk RPP

Skor minimal = 1 x 20 = 20 Skor maksimal = 3 x 20 = 60 Range = 60 – 20 = 40

b. Pembagian interval

Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 40 : 5 = 8

Skor ini diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi (Sangat Lengkap), Tinggi (Lengkap), cukup, rendah (Sangat Tidak Lengkap). Berdasarkan kategori ini Dapat ditentukan nilai-nilai sikap guru. Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada

Sudah Lengkap Kurang Lengkap Tidak Ada

(75)
[image:75.612.93.530.126.585.2]

Tabel 3.7. : Skor Kuesioner RPP No Skor RPP Kategori 1 52 – 60 Sangat tinggi 2 44 – 51 Tinggi

3 36 – 43 Cukup 4 28 – 35 Rendah 5 20 – 27 Sangat rendah

3. Analisis Observasi Keterampilan Melakukan Pembelajaran

Untuk mengetahui sikap guru terhadap pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik, peneliti menggunakan kuesioner nilai sikap. Jawaban guru mengunakan skala Likert, yaitu dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.8. : Skala Likert Observasi

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik

(3) (2) (1) (0)

Kuesioner terdiri dari 28 pernyataan dengan 4 (empat) pilihan jawaban untuk mengukur sikap siswa. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif maupun negative

(76)

Skor maksimal = 3 x 28 = 84 Range = 84 – 0 = 84

2) Pembagian interval

Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 84 : 5 = 16,8 dibulatkan menjadi 17

[image:76.612.94.531.102.605.2]

Skor ini diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi (Sangat Baik), Tinggi (Baik), cukup, rendah (Sangat Kurang Baik). Berdasarkan kategori ini Dapat ditentukan nilai-nilai sikap guru. Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada

Tabel 3.9.: Skor Kuesioner Observasi No Skor Observasi Kategori 1 68 – 84 Sangat tinggi 2 51 - 67 Tinggi 3 34 – 50 Cukup 4 17 – 33 Rendah

(77)

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum Sekolah dan Guru

1. SMP Negeri X Klaten

a. Lokasi Sekolah

Jalan DR. Wahidin Sudiro Husodo no.26 Klaten. b. Visi dan Misi

1) Visi

“ Meningkatkan Prestasi dengan Taqwa dan Santun”

2) Misi

a) Untuk melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara intensifuntuk mencapai tingkat ketuntasandan daya serap yang tinggi

b) Menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada seluruh warga sekolah

c) Mengembangkan dukungan orangtua dan masyarakat secara optimal

d) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan agama serta budi pekerti yang luhur untuk hidup arif dan santun

(78)

c. Guru

Latar belakang guru P tersebut adalah lulusan keguruan. Usia Guru P adalah 37 tahun. Guru P sudah menagajar selama 12 tahun. Guru P mengampu bidang studi Biologi. Semenjak sekolah menerapkan kurikulum 2013 maka guru P tersebut harus mengajar IPA sesuai dengan Pendekatan Saintifik. Dimana guru P ini harus mempelajari yang bidang studi Fisika akan tetapi guru P tersebut tidak mengalami kesulitan dalam memperdalam bidang studi fisika, guru P mengatakan bahwa fisika mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

2. SMP Negeri Y Klaten

a. Lokasi Sekolah

Jalan Pemuda Selatan 4, Klaten Tengah b. Visi dan Misi

1) Visi

“ Unggul dalam prestasi, mampu bersaing di era global dan terpuji

dalam budi pekerti (Having high achievement, Being able to compete in global era and having good attitude & aptitude)

2) Misi

(79)

b) Mendorong, meningkatkan dan membantu setiap siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga dikembangkan secara optimal. (motivating, increasing and helping every student to understand their own potential comperence

Gambar

grafik. Kegiatan
Tabel 3.1. : Prosedur Penelitian
Tabel 3.2. : Komponen RPP yang dinilai
Tabel 3.3. : Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dengan Problem Based Learning dalam pembelajaran Pendidikan Panca- sila dan Kewarganegaraan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) tidak terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses menggunakan metode eksperimen

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kegiatan perencanaan danpelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penggunaan Ice Breaker dalam pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa, keterampilan komunikasi, dan respon siswa dengan menerapkan strategi Genius

Setelah melakukan 2 siklus penelitian pada pembelajaran Matematikadengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yang dilakukan oleh peneliti selaku guru kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik pada kelas rendah SD Muhammadiyah 24 Gajahan Surakarta tahun 2016. Jenis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar menggunakan model discovery learning dengan pendekatan saintifik dan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan hasil pengembangan LKPD dengan pendekatan STEAM melalui model PjBL untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif pada materi