BAB II
ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA KARYA MURNI
2.1 Awal Berdirinya SLB/A
Bab ini akan menjelaskan tentang keberadaan anak tunanetra di sekolah luar biasa Karya Murni, Medan Johor. Meliputi kehidupan sosial mereka, namun sebelumnya akan dijelasan terlebih dahulu terbentuknya sekolah luar biasa di Indonesia dan sekolah luar biasa Karya Murni secara umum.
Di Indonesia perkembangan pendidikan luar biasa di Indonesia sebagian besar masih bersifat segregratif19 dari sini maka terbentuk sekolah luar biasa. Sekolah luar biasa terdiri
dari jenjang pra sekolah yaitu TKLB, pendidikan dasar seperti SDLB dan SMPLB dan pendidikan menengah seperti SMALB. Model pendidikan segregratif bertujuan agar anak-anak memperoleh pendidkan yang sesuai dengan karakteristik ketunaan/kecacatannya sehingga dapat mengembangkan kemampuan secara optimal20. Tidak hanya di pulau Jawa sekolah ini berkembanga, di pulau Sumatera juga khususnya di Medan. Ada beberapa sekolah untuk anak penyandang tunanetra salah satunya adalah sekolah luar biasa Karya Murni, Medan Johor.
Awal berdirinya SLB/A karya murni diinspirasikan oleh kisah kedatangan seorang gadis kecil yang tidak dapat melihat, bernama Ponikem. Gadis kecil berusia 13 tahun ini ditemukan oleh serdadu Belanda di sebuah jalan kota martapura kabupaten langkat. Oleh belas kasihan, serdadu ini membawa ponikem ke susteran Santu Yoseph Jl. Hayamwuruk
19
Segregratif adalah memisahkan anak‐anak berkebutuhan khusus dari anak‐anak normaldan menempatkan mereka di sekolah khusus.
Medan, untuk diasuh dan dirawat.Kedatangan mereka diterima oleh suster yang baik, yaitu Suster Ildefonsa yang berhati emas.Ponikem kemudian tinggal dan diasuh oleh suster-suster Hayamwuruk.Ini terjadi pada tahun 1950. Lama kelamaan ada suatu pemikiran di benak suster Ildefonsa ini. Ponikem bias diasuh dan tumbuh berkembang, namun apa jadinya kelak kalau harus di tuntun dan dipapah? Tidak bisa membaca dan menulis. Suster Ildefonsa ingin agar Ponikem juga bisa berarti dan punya nilai, tidak tergantung seumur hidupnya pada orang lain. Dia harus mendapatkan pendidikan sebagai tunanetra.
Pada tahun 1950 suster Ildefonsa mengambil cuti ke Nederland. Kesempatan itu ia pergunakan pergi ke grave sebuah institut anak tunanetra “de wijnbreg” untuk mem-pelajari huruf braille dan metode pengajarannya. Ia pun berulang-ulang pergi kesana untuk belajar. Pada suatu hari ia bertemu dengan seorang gadis tionghoa yang juga tunanetra. Ia berasal dari Bangka Indonesia yang telah enambelas tahun tinggal di institut tersebut Tress Kim Lan Bong ini adalah nama anak lengkap tionghoa tersebut. Suster Ildefonsa akhirnya mengutarakan niatnya pada kongregasi di Belanda dan pada Tress Kim Lan Bong ini untuk membuka sekolah luar biasa di Indonesia tepatnya di jalan Hayamwuruk no.11 Medan. Kongregasi sangat menyetujui niat baik ini. Namun itu bukanlah masalah gampang karena perlu pemikiran yang matang dan dukungn dana. Tetapi akhirnya diputuskan SLB/A ini akan didirikan. Tress Bong yang telah lama ingin pulang dengan senang hati ikut suster Ildefonsa ke Indonesia untuk mengajar tulisan braille. Mereka pun tiba. Mereka tiba di pelabuhan belawan pada 15 Agustus 1950, persis hari santa perawan maria diangkat kesurga.
Dapat dibayangkan seluruh penghuni di susteran Hayam huruk menyambut mereka dengan sangat gembira.Begitulah Tress Bong pada awalnya cukup sulit untuk beradaptasi dalam hal bahasa maupun budaya yang ada di komunitas ini, namun semua itu dapat diikutinya dengan perjuangan keras demi mengemban tugas yang mulia. Ia pun mulai
disitulah komunikasi dalam kontak batin terbangun.Tidak beberapa lama datanglah dua orang anak, Agustina Wilhelmia Halatu (7 tahun) pada tahun 1950 dan Cicilia Pardede (21 tahun) pada tahun 1951.Begitulah pendidikan anak tunanetra itu mulai berjalan dan berkembang walaupun belum secara resmi.
Sosialisasi mengenai telah dibukanya pendidikan anak-anak tunanetra ini juga semakin digencarkan. Para Pastor maupun Suster yang sedang bertugas ke daerah-daerah selalu menyempatkan diri menyampaikan berita gembira ini, agar bila ada keluarga mereka yang buta dapat dididik dan di bian di sekolah baru ini.Hal ini memang bukan soal gampang.Sebab banyak keluarga-keluarga yang mempunyai anak tunanetra tidak rela anaknya dibawa tinggal di asrama. Ada semacam kekhawatiran bahwa mereka tidak akan berjumpa lagi kelak. Namun usaha tetap dijalankan meyakinkan mereka bahwa sekolah ini adalah yang terbaik untuk pembinaan anak mereka. Mereka harus dididik untuk bisa mendiri demi masa depan mereka sendiri.
Penyakit pokken memang suatu penyakit yang menakutkan Karena pada waktu itu belum ditemukan vaksinnya dan penyakit inilah ternyata salah satu penyebab kebutaan. Mayoritas anak-anak tunanetra yang masuk ke Karya Murni adalah sebagai akibat penyakit pokken dan juga sebagai akibat kekurangan gizi. Pada tahun 1953 datang pula Leo Siregar, kemudian Saulina oda Sijabat dan SamaunSu’ut. Rasanya sudah perlu didirikan suatu badan yang mengeloala pendidikan ini. Maka pada tanggal 26 Agustus 1953 dibentuklah Badan santa Oda Stichting. Murid-murid terus bertambah satu demi satu mereka berdatangan sehingga di tahun 1950 murid disekolah ini 13 orang. Pada tahun 1964 dibuka pula sekolah untuk anak-anak tunarunggu atau bisu tuli. Dengan dibukanya sekolah ini, Santa Oda Stichting yang selama ini mengelola sekolah tunanetra kini diganti menjadi Yayasan Karya Murni dan sekaligus mengelola kedua sekolah ini.
Lokasi Hayamwuruk dirasakan telah menjadi sangat sempit untuk menampung dua sekolah SLB/A dan SLB/B maka ditahun 1969 SLB/B ini, dipindahkan kejalan HM.Joni Pasar Merah sebuah lokasi pertapakan dua setengah hektar, sedangkan SLB/A tetap di Hayamwuruk. Samapai tahun 1970 sudah ada pertambahan murid sebanyak 14 orang, walaupun sudah ada pula yang keluar karena telah lulus sebanyak tujuh orang, sehingga murid sekolah ada 20 orang.
2.1.1 Gedung Baru
Begitu dari waktu kewaktu sekolah ini semakin banyak peminantya sementara lokasi tetap tidak ada perkembangan. Disamping itu memang ada cita-cita luhur bahwa sekolah tunanetra ini harus bisa lebih mandiri dan berkembang lagi. Cita-cita itu hanya bisa dicapai apalagi ada saran dan prasarana yang cukup memadai.Sebagai langkah awal dibelilah sebidang tanah seluas tiga setengah hetrar di daerah Medan Johor Jl.Karya Wisata. Sembari terus berjuang mencari dana, pembangunan gedungpun dimulai secara bertahap. Gedung yang dibangun pertama kali di kompleks Karya Wisata ini adalah sebuah rumah untuk suster-suster dan sebuah lagi untuk SLB/A. ini dilakukan pada tahun 1978, atas bantuan dari Lions Club Medan beserta donator yang lain.
Selanjutnya ditahun 1979 dibangun pula sebuah asrama. Dengan selesainya asrama ini, Kompleks karya Wisata sudah bisa dihuni.Pada tahun 1980 dengan sukacita yang sangat besar, keluarga besar tunanetra Karya Murni pindah dari Hayamwuruk Ke Karya Wiasata.Sesuai cita-citanya, tanah yang luas itu pun mulai digarap dan diolah. Pertanian yang digalakkan, peternakan dan perikanan dikembangkan dengan semangat dan tekat yang baru, untuk maju dan berkembang. Untuk semua itu harus diakui secara jujur bahwa ibu A. H Nasution dan Mr. Van de Swan Direktur Institut pendidikan tunanetra di Zeist Hollan juga banyak memberikan dorongan dan bantuan nyata. Ibu Nasution sendiri mengundang Karya
Murniuntuk melakukan studi banding Ke Wiyata Guna Bandung, sebuah pusat pembinaan tunanetra dalam bidang pertanian yang cukup berhasil. Karya Murni memenuhi undangan itu tahun 29 April 1978, dan banyak mendapat inspirasi untuk dikembangkan di Karya murni.
Tahun 1980 jumlah murid bertambah 35 orang.Di tahun 1983, gedung SLTP LB/A pun telah selesai pula.Suasana belajar semakin lancer dan teratur. Tetapi jumlah siswa yang semakin tinggi serta gedung-gedung yang semakin lengkap itu tidak membuat lekas merasa puas diri. Semangat pengabdian memanusiakan orang-orang kecil dan menderita menjadi setara dengan kita, tetap bergelora di hati Suster-suster Santu Yoseph ini.Pada tahun 1985 sayap telah dikembangkan. Karya Murni telah terbang jauh melintasi pulai, ke Ruteng Flores. Disana ternyata banyak pula saudara yang membutuhkan pertolongan.
Suster Angelina Pane yang tlah bertugas disana lebih tujuh tahun bercerita, bahwa sama seperti disini kebutaan yang mereka alami juga banyak disebabkan penyakit pokken dan kekurangan gizi ini. Sangatlah wajar bila kita membuka diri menolong mereka. Sosialisasi di sana cukup dikembangkan, baik melalui siaran-siaran radio sehingga banyak tunanetra yang bisa dijaring. Tercatat ada 120 orang anak yang didik di sana. Sementara itu perkembangan di Karya Murni Medan sendiri pada tahun 1990 jumlah murid sudah mencapai 63 orang. Penghuni asrama secara otomatis bertambah juga.Usia mereka bervariasi dari 2 (dua) samapi 21 tahun. Melihat perkembangan anak-anak yang diasuh disini terutama anak-anak dua sampai lima tahun yang ternyata perkembangannya tidak sesuai dengan usianya. Hal ini mungkin karena mereka bergaul dengan orang-orang yang usianya lebih tua.
Dari itu timbullah pemikiran untuk mengadakan pengelompokan-pengelompokan anak sesuai dengan mengadakan pengelompokan-pengelompokan anak sesuai dengan tingkatan usianya masing-masing. Disamping itu pengelompokan ini dimaksudkan pula agar anak-anak itu nantinya, sungguh mengalami perkembangan yang wajar, sesuai perkembangan usisanya
sekaligus mengalami kasih dimana anatara anak dengan anak serta anak dengan pengasuhnya dapat tercipta suasana kekeluargaan dan persaudaraan yang dalam. Disamping itu sekaligus juga untuk lebih memandirikan mereka. Sesuai dengan catatan yang ada, jumlah anak didik SLB/A ini sekarang tercatat 47 sedangkan yang telah berhasil diluluskan lebih dari 214 (dua ratus empat belas) orang.
2.2 Letak Geografis dan Sarana Prasarana Umum
Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB-A) Karya Murni Medan Johor yang berada di jalan karya wisata bagian selatan kota medan memiliki jarak tempuh sekitar 5 km dari pusat kota. Sekolah ini berlokasi dibagian selatan kota medan, atau lebih sering disebut dengan daerah MEDAN JOHOR berdekatan dengan daerah simalingkar. Dari Padang bulan jarak tempuh sekitar 15 menit perjalanan. Sekolah ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Timur : Jln. Protocol/ Jln. Karya Wisata
Sebelah Utara : Candika
Sebelah Barat : Susteran
Sebelah Selatan : TK. Ignatius
Walaupun jauh dari pusat kota, tetapi lokasi ini sering dilintasi angkutan umum. SLB-A berada di jalan karya wisata yang menghubungkan daerah kota dengan daerah perkampungan. Dengan luas tanah berkisar 3,5 Ha, tetapi luaas untuk sekolah karya murni hanya sebesar lapangan sepak bola. Diantaranya terdiri dari TKLB-A sebanyak satu Ruangan, SDLB-A sebanyak enam ruangan, SMPLB-A sebanyak tiga ruangan, Perpustakaan SMPLB-A, ruang music, ruang massage, kamar mandi siswa, ruang computer, perpustakaan
SDLB-A, aula, kantor kepala sekolah, ruang PKK, kantor guru, kamar mandi guru. SLB-A karya murni merupakan yayasan milik katolik dan bekerja sama dengan yayasan seri amal yang bertempat di Jl. Hawam-wuruk.
2.2.1 Denah Sekolah
DENAH SEKOLAH SLB-A KARYA MURNI
Jl.Karya Wisata
Jl. Karya Wisata
G
ed
u
n
g
S
M
P
L
B
-A
WC
H
a
la
m
an
L
ap
a
n
g
an
G
ed
u
n
g
K
o
m
p
u
te
r
Gerbang
Asrama
IGNASIUS
Sungai
Kebun
Lapangan
SD, SMP, SMA
IGNASIUS
TK
IGNASIUS
CAPEL
SMA, SMP, SD
IGNASIUS
Kantor
Kesusteran
P
ar
k
ir
an
T
am
a
n
2.2.2 Sarana Prasarana Umum
Sekolah merupakan tempat belajar dan membutuhkan fasilitas untuk kenyamanan dan penunjang yang mendukung kemajuan pendidikan. Untuk itu yayasan menyediakan fasilitas yang dapat dipergunakan mendukung aktifitas siswa-siswi yang bersekolah di TKLB-A, SDLB-A, SMPLB-A.Sarana dan fasilitas sekolah yang diberikan oleh pihak yayasan Seri Amal yang sesuai dengan kebutuhan anak tunanetra.
2.2.1.1 Daftar Inventaris
Tabel : 1
Daftar inventaris SLB-A karya Murni
Tahun Pelajaran
No Nama Barang Kondisi Jumlah
Baik Rusak Daftar Inventaris kelas I
1 Meja guru 1 buah - 1 buah
2 Kursi guru 1 buah - 1 buah
3 Meja murid 6 buah - 1 buah
4. Kursi murid 6 buah - 6 buah
5 Lemari 2 buah - 2 buah
6 Tongkat 3 buah - 3 buah
7 Papan tulis Braille 1 buah - 1 buah
8 Keranjang sampah 1 buah - 1 buah
1 Meja guru 1 buah - 1 buah
2 Kursi guru 1 buah - 1 buah
3 Meja murid 3 buah - 3 buah
4 Kursi murid 3 buah - 3 buah
5 Lemari 1 buah - 1 buah
6 Tongkat 4 buah - 4 buah
7 Keranjang sampah 1 buah - 1 buah
8 Gambar dinding 2 buah - 2 buah
9 Rak buku 1 buah - 1 buah
10 Papan tulis awas 1 buah - 1 buah
Daftar inventaris kelas III
1 Meja guru 1 buah - 1 buah
2 Kursi guru 1 buah - 1 buah
3 Meja murid 3 buah - 3 buah
4 Kursi murid 3 buah - 3 buah
5 Lemari 1 buah - 1 buah
6 Tongkat 2 buah - 2 buah
7 Keranjang sampah 1 buah - 1 buah
8 Gambar dinding 2 buah - 2 buah
9 Rak buku 1 buah - 1 buah
10 Gambar burung garuda 1 buah - 1 buah
11 Bangunan ruang geometri 6 buah - 6 buah
Daftar Inventaris kelas IV
2 Kursi guru 1 buah - 1 buah
3 Meja murid 5 buah - 5 buah
4 Kursi murid 5 buah - 5 buah
5 Lemari 1 buah - 1 buah
6 Tongkat 4 buah - 4 buah
7 Keranjang sampah 1 buah - 1 buah
8 Gambar dinding 2 buah - 2 buah
9 Gambar burung garuda 1 buah - 1 buah
10 Bangunan ruang geometri 5 buah - 5 buah
Daftar inventaris kelas V
1 Meja guru 1 buah - 1 buah
2 Kursi guru 1 buah - 1 buah
3 Meja murid 7 buah - 7 buah
4 Kursi murid 7 buah - 7 buah
5 Lemari 2 buah - 2 buah
6 Tongkat 4 buah - 4 buah
7 Keranjang sampah 1 buah - 1 buah
8 Gambar dinding 2 buah - 2 buah
9 Gambar burung garuda 1 buah - 1 buah
10 Bangunan ruang geometri 6 buah - 6 buah
Daftar inventaris kelas VI
1 Meja guru 1 buah - 1 buah
2 Kursi guru 1 buah - 1 buah
4 Kursi murid 4 buah - 4 buah
5 Lemari 2 buah - 2 buah
6 Tongkat 2 buah - 2 buah
7 Keranjang sampah 1 buah - 1 buah
8 Gambar dinding 4 buah - 4 buah
9 Gambar burung garuda 1 buah - 1 buah
10 Bangunan ruang geometri 10 buah - 10 buah
11 Globe timbul 1 buah - 1 buah
Inventaris kelas VII
1 Meja guru 1 buah - 1 buah
2 Kursi guru 1 buah - 1 buah
3 Meja murid 3 buah - 3 buah
4 Kursi murid 3 buah - 3 buah
5 Rak buku 1 buah - 1 buah
6 Peta Indonesia 4 buah - 4 buah
7 Keranjang sampah 1 buah - 1 buah
8 Gambar burung garuda 1 buah - 1 buah
9 Papan tulis 1 buah - 1 buah
10 Peta pulau sumatera 1 buah - 1 buah
Inventaris kelas VIII
1 Meja guru 1 buah - 1 buah
2 Kursi guru 1 buah - 1 buah
3 Meja murid 4 buah - 4 buah
5 Rak buku 1 buah - 1 buah
6 Peta Indonesia 1 buah - 1 buah
7 Keranjang sampah 1 buah - 1 buah
8 Gambar burung garuda 1 buah - 1 buah
9 Papan tulis 1 buah - 1 buah
10 Peta pulau sumatera 1 buah - 1 buah
Daftar inventaris kelas IX
1 Meja guru 1 buah - 1 buah
2 Kursi guru 1 buah - 1 buah
3 Meja murid 5 buah - 5 buah
4 Kursi murid 5 buah - 5 buah
5 Rak buku 1 buah - 1 buah
6 Peta Indonesia 1 buah - 1 buah
7 Keranjang sampah 1 buah - 1 buah
8 Gambar burung garuda 1 buah - 1 buah
9 Papan tulis 1 buah - 1 buah
10 Peta pulau sumatera 1 buah - 1 buah
2.2.1.2 Peralatan SLB-A karya Murni
Tabel: 2
Peralatan Sekolah Luar Biasa Karya Murni
No Nama Barang Kondisi barang Jumlah
Kantor kepala sekolah
1 Meja 4 buah - 4 buah
2 Kursi 4 buah - 3 buah
3 Kursi tamu 3 buah - 3 buah
4 Lemari piala 1 buah - 1 buah
5 Rak buku 2 buah - 2 buah
6 Lemari biasa 2 buah - 2 buah
7 Tape recorder 1 buah - 1 buah
8 Computer 1 buah - 1 buah
9 Printer awas 1 buah - 1 buah
Kantor guru
1 Meja 10 buah - 10 buah
2 Kursi 12 buah - 12 buah
3 Rak buku - - -
4 Lemari piringgelas 2 buah - 2 buah
5
2.2.1.3 Daftar Mata pelajaran SD
Tabel : 3
DAFTAR MATA PELAJARAN KELAS I DAN II TAHUN 2013/2014
Hari Waktu Kelas
Senin 07:45-08:20 Tematik Tematik 08:20-08:55 Tematik Tematik 08:55-09:30 Tematik Tematik 09:30-10:25 Agama B.Inggris 10:25-11:00 Agama B.Inggris 11:00-11:35 Agama B.Inggis
Selasa 07:45-08:20 B.Inggris Tematik
08:20-08:55 B.Inggris Tematik
08:55-09:30 B.Inggris Tematik
09:30-10:25 Tematik Agama
10:25-11:00 Tematik Agama
11:00-11:35 Tematik Agama
Rabu 07:45-08:20 Penjas Penjas
08:20-08:55 Penjas Penjas
08:55-09:30 Tematik Tematik
09:30-10:25 Tematik Tematik
10:25-11:00 Tematik Tematik
11:00-11:35
Kamis 07:45-08:20 Tematik Tematik
08:20-08:55 Tematik Tematik
09:30-10:25 Tematik Tematik 10:25-11:00
11:00-10:35
Jumat 07:45-08:20 Tematik Tematik
08:20-08:55 Tematik Tematik
08:55-09:30 Tematik Tematik
09:30-10:25 Tematik Tematik
10:25-11:00 11:00-11:35
Saptu 07:45-08:20 Tematik Tematik
08:20-08:55 Tematik Tematik
08:55-09:30 Tematik Tematik
09:30-10:25 Tematik Tematik
10:25-11:00 Kebersihan Kebersihan
Tabel : 4
DAFTAR MATA PELAJARAN KELAS III SAMPAI VI
TAHUN 2013/2014
Hari Waktu Kelas
III IV V VI
08:25 08:25-09:05 Tematik B.Inggris MM PKN 09:05-09:45
Tematik IPA B.Indonesia ADL
09:45-10:25
Tematik IPA B.Indonesia ADL
10:45-11:25
Tematik B.Indonesia B.Indonesia IPS
11:25-12:05 Tematik B.Indonesia OM OM 12:05-12:45 Tematik B.Indonesia OM OM Selasa 07:45-08:25
B.Inggris IPA Agama B.Indonesia
08:25-09:05
b.Inggrisa IPA Agama B.Indonesia
09:05-09:45
Tematik IPS ADL B.Indonesia
09:45-10:25
Tematik Tin Kom ADL B.Inggris
10:45-11:25
Tematik Tin Kom PKN B.Inggris
12:05 12:05-12:45
Tematik ADL MM IPA
Rabu 07:45-08:25
Penjas MM PKN MM
08:25-09:05
Penjas MM TIN KOM MM
09:05-09:45
DM OM TIN KOM T.penjas
09:45-10:25
DM OM IPA IPS
10:45-11:25
Tematik B.Inggris IPA IPS
11:25-12:05
Tematik B.Inggris T.penjas IPA
12:05-12:45
Tematik T.Penjas IPS IPA
Kamis 07:45-08:25
Tematik MM B.Inggris Agama
08:25-09:05
Tematik MM B.Inggris Agama
09:05-09:45
09:45-10:25
Tematik IPS IPA B.Indonesia
10:45-11:25
Agama B.Indonesia IPS Tin Kom
11:25-12:05
Agama B.Indonesia IPS Tin Kom
12:05-12:45
Agama
Jumat 07:45-08:25
Tematik Penjas Penjas Penjas
08:25-09:05
Tematik Penjas Penjas Penjas
09:05-09:45
Tematik Agama B.Indonesia B.Indonesia
09:45-10:25
Tematik Agama B.Indonesia B.Indonesia
10:45-11:25 B.Inggris SBK SBK SBK 11:25-12:05 B.Inggris SBK SBK SBK 12:05-12:45 Saptu 07:45- PKN KTK KTK KTK
08:25 08:25-09:05 PKN KTK KTK KTK 09:05-09:45 Tematik PKN B.Inggris MM 09:45-10:25 Tematik PKN B.Inggris MM 10:45-11:25
Kebersihan Kebersihan Kebersihan Kebersihan
Sumber data : SLB Karya Murni Medan
Tabel : 5
DAFTAR MATA PELAJARAN KELAS SMP
TAHUN 2013/2014
Hari Waktu Kelas
VII VIII IX
Senin 07:45-08:25 Biologi TINKOM OM
08:25-09:05 Biologi TINKOM OM 09:05-09:45 TINKOM OM B.Indonesia 09:45-10:25 TINKOM OM B.Indonesia 10:45-11:25 B.Indonesia T.Penjas MM 11:25-12:05 B.Indonesia B.Indonesia MM 12:05-12:45 B.Indonesia B.Indonesia MM
Selasa 07:45-08:25 ADL B.Indonesia B.Indonesia
08:25-09:05 ADL B.Indonesia B.Indonesia
09:05-09:45 Ekonomi Biologi BK Sejarah/geografi 09:45-10:25 Ekonomi Biologi 10:45-11:25 MM BK Sejarah/geografi 11:25-12:05 MM PKN B.Inggris 12:05-12:45 MM PKN B.Inggris
Rabu 07:45-08:25 B.Inggris MM Biologi
08:25-09:05 B.Inggris MM Biologi
09:05-09:45 B.Indonesia B.Inggris B.indonesia
09:45-10:25 B.Indonesia B.Inggris PKN
10:45-11:25 BK BK PKN
11:25-12:05 SBK SBK SBK
12:05-12:45 SBK SBK SBK
Kamis 07:45-08:25 Agama Fisika Ekonomi
08:25-09:05 Agama Fisika Ekonomi
09:05-09:45 OM Ekonomi TINKOM
09:45-10:25 OM Ekonomi TINKOM
10:45-11:25 PKN ADL BK
11:25-12:05 PKN ADL ADL
Jumat 07:45-08:25 B.Inggris Agama Fisika
08:25-09:05 B.Inggris Agama Fisika
09:05-09:45 PENJAS PENJAS PENJAS
09:45-10:25 PENJAS PENJAS PENJAS
10:45-11:25 Fisika Sejarah/Geografi T.Penjas
11:25-12:05 Fisika Sejarah/Geografi B.Inggris
12:05-12:45 BK B.Indonesia B.Inggris
Saptu 07:45-08:25 Sejarah/Geografi B.Inggris OM
08:25-09:05 Sejarah/Geografi B.Ingggris OM
09:05-09:45 KTK KTK KTK
09:45-10:25 KTK KTK KTK
10:45-11:25 Kebersihan Kebersihan kebersihan
Sumber : kantor guru
2.3 Sumber Daya Dan Sumber dana 2.3.1 Data Guru
tanpa tanda jasa, guru hanya mengajarkan pelajran-pelajaran kepada murid-murid tanpa mengharapkan imbalan yang lebih kepada mereka.Mereka hanya berharap bahwa seorang anak yang didik dapat memahami dan mengerti bahwa tentang pelajaran yang mereka berikan.Begitu juga dengan guru yang mengajar di SLB-A Karya Murni. Peranan guru di SLB-A Karya Murni memiliki tugas yang sangat berat bila dibandingkan dengan guru-guru disekolah normal lainnya.
Dibawah ini merupakan data-data guru SLB-A Karya Murni :
Tabel: 6
DATA GURU PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROPINSI SUMATERA UTARA
No Nama Jenis kelamin Pendidikan terakhir Jurusan /prog studi Bidang studi diajari Masa kerja TMT mengajar 1 Sr. Leoni Silaen,S,pd Pr S1 PLB KEPSEK, B. Indonesia 01/07/2006 2 Binton Panjaitan, S.pd Lk S1 B. Indonesia IPS, MM 01/05/1986 3 Lando Landelinus, S.pd Lk S1 Pkn Pkn, Ekonomi 01/07/1987 4 Kenneria Lubis, S.pd Pr S1 B. Indonesia Guru Kelas, B. Indonesia 24/07/1978 5 Robinson tarigan, S.pd Lk S1 BK Penjas, BK. Matematika, 01/07/1989
OM 6 Kartini sembiring, S.pd Pr S1 BK Guru Kelas, ADL 01/071990 7 Emilia Sarumaha, s.pd
Pr S1 Ekonomi Guru Kelas, B. Indonesia 01/04/2007 8 Lusia Cusita winarti, S.Kom Pr S1 komputer PKS, TIK 01/04/2007 9 Juwita Lina Laoli, S.pd Pr S1 Biologi IPA 01/07/2009 10 Rose Hotmaida Damanik, S.pd Pr S1 B.inggris B.inggris 15/07/2013 11 Imeda Sinaga, S.pd Pr S1 Fisika Matematika 24/07/2013 12 Sr. Wilda Sinaga, S.Ag Pr S1 Agama Agama 29/072013 13 Sr. Agantha Jimur, S.pd Pr S1 PLB B. Indonesia ADL 16/07/2007
Sumber :kantor kepala sekolah Slb karya murni medan
2.3.2 Komposisi Anak Didik
Sehubungan dengan adanya sekolah luar biasa yang telah didirikan memiliki metode belajar yang berbeda dengan anak awas lainnya. Dengan demikian, siswa-siswi di sekolah luar biasa tersebut dapat diperlakukan dengan mendapatkan perhatian yang penuh. Mereka harus selalu diperhatikan dan selalu diperhatikan, tidak luput dari pengawasan orang-orang yang ada dalam sekolah tersebut. Begitu juga mereka yang tinggal di asrama dan di luar dari
asrama. Pendidik dalam memberikan pengajaran memiliki prinsip yang harus ditekankan bahwa mereka harus menghormati dan menghargai hidup, tanpa menghargai itu mereka tidak dapat mendidik anak-anak tunanetra dengan baik dan dengan penuh kesabaran.
Sekolah Luar Biasa Tunanetra Karya Murni kini memiliki sistem pendidikan yang mengikukuti kurikulum baru, yaitu “Kurikulum berbasis kompetensi” yang dimulai dari Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) dan sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB). Sekolah Luar Biasa Tunanetra dimulai dari TKLB, SDLB, SMPLB.Tunanetra yang baru masuk sekolah haruslah terlebih dahulu memasuki TKLB dan tidak dipatokkan berapapun usia tunanetra tersebut untuk memperkenalkan pendidikan sistem pengajaran tunanetra yang menggunakan Braille. Dalam Sekolah Luar biasa anak tunanetra ini sistem kenaikan kelas tidak dilakukan tahun pertahun seperti sekolah umum lainnya. Melainkan mereka dapat naik kelas dalam satu tahun dua atau tiga kali, kalau mereka sudah mampu untuk melanjut ketingkat atas. Tetapi, kenaikan cepat itu dilakukan sampai kelas empat saja karena mulai kelas empat pelajaran yang dipelajari sudah memasuki kompetensi untuk ujian tingkat nasional. Namun, bisa saja terjadi anak-anak tersebut tidak naik kelas karena mereka belum mampu untuk melanjut ke kelas yang lebih tinggi. Ada pun nama-nama penyandang tunanetra yang bersekolah di SLB-A Yayasan Karya Murni adalah :
Tabel: 7
NAMA SISWA SISWI SLB-A KARYA MURNI MEDAN JOHOR
KELAS PERSIAPAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
No Nama Siswa Jenis
Kelamin
1 Vincent Kwok Laki-laki Medan, 24 Oktober 2009
-
2 Farel Mangoloi Siburian Laki-laki - -
3 Anisa Bangun Perempuan Medan, 15 juli 2007 Islam
4 Shirley Perempuan
5 Grace Putri Marsia Perempuan Jakarta, 29 Agustus 2005
Protestan
Sumber data : SLB Karya Murni Meda
Tabel: 8
NAMA SISWA SISWI SLB-A KARYA MURNI MEDAN JOHOR JALAN KARYA WISATA NO.6
MEDAN JOHOR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KELAS I-VI
No Kela s
Nama Siswa Jenis
kelamin
Tempat tanggal lahir Agama
1 I Charly Dwi Saputra Simarmata Lk Medan, 3 Maret 2007
Protestan
2 I Felisitas Febriani Waruwu Pr Gunung sitoli, 30 Des 2007
Katolik
3 I Muhammad Raihan Rhamadan Lk Medan, 16 oktober 2000
Islam
november 2000
5 I Chirstin Giawa Pr - -
6 I Jamiko Cahyo Lk Medan, 29 April
2004
Budha
7 II Josephine Ruth Natania Situmeang
Pr Medan, 31 oktober 2001
protestan
8 II Enos Suranta Sitepu Lk Tigabinanga, 27 juli 1997
protesten
9 II Sinta Friyanti Sagala Pr Huta Ginjang, 18 februari 2004
Katolik
10 III Devika Hasan Pr Medan, 27 Des 1999 Islam
11 III Atikah Pr Medan, 31 Agustus
1995
Islam
13 III Thia Zahira Pr Medan, 05 Feb 2003 Islam
14 III Muhammad Rudy Lk Medan, 30 Juni 2001 Islam
15 III Tiurmaida Sinaga Pr Tukka Ambobi, 4
juni 2002
Katolik
16 IV Intan Br. Turnip Pr Salbe, 30 Agustus 1995
Katolik
17 IV Jason Owen Lk Medan, 13 Agustus
2004
Budha
18 IV Januarwan Vikranta Barus Lk Purba Tua Etek, 28 Jan 1998
Protestan
20 Iv Randi Ryan Fangestu LK Tanjung Morawa, 16 juli 2013
Budha
21 V Fransiskus Rahmat Zebua Lk Nias, 07 November 1997
Katolik
22 V Christina Sitepu Pr Payukumbuh, 18
April 1995
Protestan
23 V Hennita kristiani Sembiring Pr Bingkawan, 14 mei 1995
Katolik
24 V Rasyid Azmi Muhajir Lk Medan, 27 Jan 2001 Islam
25 V Badiaman Siregar Lk Tangerang, 27
Januari 2001
Protestan
26 V Shella Christy sihombing Pr Medan, 03 juli 1996 Protestan
27 V Ester Sinaga Pr Samosir, 23 juli
1996
Katolik
28 VI Fransiskus Bale Zebua Lk Hilalaza, 08 oktober 2002
Katolik
29 VI Tania Fransiskus Hutabalian Pr Medan, 22 Sept 2002 Katolik 30 VI Lestina situmorang Pr Sindias, 7 November
2001
Katolik
31 VI Aisah Wijayati Putri Br. Brahmana
Pr Medan, 10 januari 2001
Islam
Tabel: 9
NAMA SISWA SISWI SLB-A KARYA MURNI MEDAN JOHOR JALAN KARYA WISATA NO.6
MEDAN JOHOR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KELAS VII-IX
No Kelas Nama Siswa Jenis
Kelamin
Tempat Tanggal Lahir
Agama
1 VII Siti Aisyah Pr Medan, 11 Des 1995 Islam
2 VII Gracella Monika Hutabalian Pr Medan, 27 sept 2001 Katolik 3 VII Abed Nego Saragih Lk Bosi Sinombah, 10
Okt 1994
Protestan
4 VIII Yohannes Dirja Halomoan Berutu
Lk Parlilitan, 18 Agustus 1997
Katolik
5 VIII Wiro Sarlen Sibagarian Lk Muara Balok, 12 Nov 1998
Katolik
6 VIII Sinta Uli Purba Pr BT. Siattar, 10 nov 1998
Protestan
7 VIII Rudi Pernando Barus Lk Tanjung Raja, 9 Maret 1997
Protestan
8 XI Pamelius Giawa Pr Nias, 31 Juli 1998 Khatolik
Agustus 1998
10 XI Ave Xaverius laia Lk Nias, 27 Oktober 1998
Katolik
11 XI Anggun Karnala Sebiring Pr Brastagi, 27 oktober 1998
Katolik
12 XI Mariana Wehemina Hulu Pr Togihenu, 30 maret 1994
katolik
Sumber data : SLB Karya Murni Medan
2.3.3 Sumber Dana
Karya murni sebuah karya yang betul-betul murni menolong mereka yang miskin dan menderita. Karya murni merupakan tempat berbagi, disamping sekolah yang didirikan oleh karya murni mereka juga mendirikan sebuah asrama untuk anak-anak yang tidak memiliki tempat tinggal dan juga yang jauh dari kampung halaman anak-anak yang menderita penyakit tersebut. Ada yang pelosok-pelosok pulau sumatera dan banyak juga yang dari nias.
Mau tidak mau dan itu sudah menjadi bagian pengabdian dari suster-suster Santu Yoseph untuk berusaha sendiri menanggulangi semua kebutuhan-kebutuhan mereka. Dari dasar itulah mereka harus rela bersakit-sakitan, rela pontang-panting kesana kemari untuk mencari dana, mengetuk rumah para dermawan yang berbaik hati untuk mendapatkan bantuan, bahkan tidak segan-segan pula ikut anak tunanetra memikul sapu dan keset kaki serta keranjang-keranjang bunga menjajakan untuk dibeli orang yang berbelaskasihan. Dari anak-anak tersebut juga mendapatkan dana dari hasil karya mereka misalnya saja bunga-bunga dari hasil keterampilan dan lilin yang dibentuk dengan indah mereka menjualnya kepada masyrakat dan dapat juga melalui toko-toko yang satu lembanga dengan yayasan mereka.
Begitulah perjuangan mereka diawal berdirinya SLB-A ini dahulu. Dimasa-masa pahit dan getirnya Karya Murni ini, dan itu cukup lama dialami, untuk itu semua, kepada suster Ildefonsa dan suster Melchiada sungguh patut kita berikan salut serta rasa hormat yang sedalam-dalamnya ataas segala jerih payah mereka membesarkan Karya Murni ini, Istimewa SLB-A tunanetra ini penghormatan dengan segala kerendahan hati kita. Memasuki era 75, angin segar sudah dapat dirasakan, usaha dan pendekatan yang telah selama ini mulai menampakkan hasil. Para donator mulai melirik karya murni, mulai badan-badan sosial baik dalam maupun luar negeri mulai mengulurkan tangan memberikan bantuan.Karya murni boleh bernafas lega, cita-cita untuk lebih berkembang mulai diwujudkan tanpa harus pontang panting lagi. Dengan tidak mengabaikan kebaikan para bantuan yang lain, Karya Murni juga sangat berterima kasih kepada dinas sosial, yayasan darmais, kelompok veteran belanda yang dulu pernah bertugas di Indonesia sampai saat ini masih tetap memperhatikan dan membantu karya murni. Sekecil apa pun itu tetap diharapkan dan disyukuri.
Sekarang karya murni telah lebih terbantu dengan mergernya yayasan ini ke yayasan seri amal, sebuah yayasan yang sebelumnya khusus mengelola sekolah awas (anak-anak yang dapat melihat). Walaupun begitu pengembangan lanjut sekolah ini, yang memang harus diakui membutuhkan dana yang cukup besar, mau tidak mau. Karya Murni masih berharap perhatian dan bantuan dari para donator.
2.3.4 Bidang Keuangan
Sekolah Luar Biasa Tunanetra Karya Murni di dalam menghadapi masalah keuangan pada masa ini tidak ada masalah. Anak-anak yang tinggal dipanti memiliki keterampilan untuk usaha mereka da nada beberapa pertanian, peternakan dan lain sebagainya. Ada juga
kalangan. Bantuan itu adakalanya disampaikan lewat materi, uang sembako, peralatan, buku-buku dan lain-lainnya yang ditujukan secara langsung kepada kepala yayasan, kepala sekolah ataupun komite. Bantuan lainnya adalah subsisi dari pemerintah depertemen sosial yang bertujuan untuk kelangsungan hidup tunanetra di sekolah dan di asrama.
Dana untuk anak didik yang bersekolah di Karya Murni ditentukan oleh pihak sekolah dan persetujuan dari hasil rapat oleh guru-guru. Dalam sekolah dana yang dibutuhkan adalah
1. Uang pendaftaran (dipatokkan) sebesar Rp 200.000,- 2. Uang pangkal sebesar Rp 1.000.000
3. Spp siswa Rp 400.000,-/bulannya
Karya Murni mematokkan beberapa uang yang harus dibayarkan tetapi tidak memaksa untuk pembayaran di sekolah, misalnya saja ada orang tua yang kurang mampu dalam hal pembayaran dari ke tiga dana tersebut mereka bisa mencicil berapa seadanya dulu, karena dana yang dimiliki tidak mencukupi dan sekolah juga harus dapat mengerti keadaan siswa-siswa yang ada di sekolah tersebut. Kebanyakan siswa-siswa yang ada di sekolah kebanyakan murid yang tinggal di asrama Karya Murni, dimana kebanyakan mereka orang yang di tinggalkan orang tuanya dan ada juga tinggal di asrama karena diantarkan oleh orang tuanya dan sekolah dibayar berapa sanggupnya saja.
2.4 Kondisi Lingkungan Sekolah
Sekolah Luar Biasa Karya Murni tidak ada bedanya dengan sekolah-sekolah yang lainnya. Berada jauh dari keramaian kota, walaupun kawasan sekolah berada di jalan besar karya wisata namun tidak membuat keadaan sekolah menjadi tidak nyaman dan itu disebabkan antara jalan raya dengan sekolah tidak terlalu dekat. Panorama yang indah terlihat
karena masih ada beberapa pohon yang ada di sekolah tersebut. Ada beberapa pohon yang rindang di sekolah tersebut, jika kita masuk ke dalam sekolah luar biasa ini maka kita akan menemukan sebatang pohon alpukat, di samping jalan menuju keruangan sekolah ada beberapa pohon ceri, pohon mangga dan beberapa pohon mengkudu yang sudah besar. Pohon-pohon tersebut masih terlihat dirawat oleh tukang kebun begitu juga dengan bunga-bunga yang ada di sekolah tersebut selalu di tata rapi sehingga tidak merusak pemandangan mata.
kebersihan yang selalu tertata rapi memancarkan kekhasan tersendiri bagi sekolah ini. Terjaganya kebersihan merupakan perwujudan dari tegaknya disiplin hidup. Kedisiplinan adalah salah satu bukti nyata yang dapat menyenangkan siswa-siswi serta orang-orang yang berada di lingkungan sekolah luar biasa ini. Kebersihan, keindahan, keasrian, kesejukan merupakan bagian yang terpenting untuk di jaga dalam sekolah maupun tempat lainnya. Karena dari itu semua maka akan terpancar pemandangan yang indah dan dapat menghiasi pandangan kita ketika kita berada di sana. Gedung-gedung yang masih terawat dan tanaman yang indah menciptakan keindahan dan keharmonisan lingkungan sekolah ini.
2.5 Struktur organisasi
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam me manfaatkan sumber daya, sarana prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan sebagai efesien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefenisikan organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah
atasan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.. Oleh karena itu dapat dikatakan organisasi merupakan wadah untuk melaksanakan kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Suatu oraganisasi terbentuk karena dipengaruhi beberapa aspek seperti penyatu visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi kelompok. Di dalam organisasi diperlukan struktur organisasi yang tegas dan jelas. Organisasi yang baik adalah organisasi yang diakui keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Hal ini dimaksudkan agar ada kejelasan tugas dan batas-batasannya, tanggung jawab dari setiap individu dalam melaksanakan kegiatannya agar tidak terjadi tumpang tindih. Sekolah Luar Biasa Tunanetra merupakan suatu lembaga organisasi yang mempunyai struktur organisasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat struktur dibawah ini.
(sumber: http://slurppss.wordpress.com/2010/10/03/definisi-para-ahli-tentang -organisasi-beserta-bentuknya
STRUKTUR ORGANISASI
SEKOLAH LUAR BIASA MEDAN JOHOR
TKLB-A, SDLB-A, SMPLB-A KARYA MURNI MEDAN
2.6 Syarat Penerimaan di Sekolah Luar Biasa A Tunanetra
Seorang siswa yang masuk sekolah luar biasa A harus memiliki beberapa persyaratan. Ada beberapa persyaratan secara :
a. Umum
1) Disabilitas Tunanetra/ low vision
2) Membawa surat keterangan dari Dokter mata atau tim Assemen b. Khusus
1) Unit pendidikan TKLB
1.1 Membawa fotocopy akte kelahiran
1.2 Membawa fotocopy surat permandian (bagi agama Kristen dan katolik) 1.3 Fotocopy kartu keluarga
1.4 Mengisi formulir yang disediakan dari sekolah
2) Unit pendidikan SDLB 2.1 Fotocopy akte kelahiran
2.2 Membawa fotocopy surat permandian (bagi agama Kristen dan katolik) 2.3 Fotocopy kartu keluarga
2.4 Mengikuti assesmen akademik
2.5 Untuk peserta didik pindahan, melampirkan fotocopy raport, fotocopy kartu NISN, dan surat keterangan dari sekolah sebelumnya
2.6 Mengisi formulir yang disediakan dari sekolah
3) Unit pendidikan SMPLB
3.3 Fotocopy kartu NISN Dan sekolah asal
3.4 Fotocopy surat permandian (bagi agama Kristen dan katolik) 3.5 Fotocopy kartu keluarga
3.6 Untuk peserta didik pindahan, melampirkan fotocopy raport, fotocopy kartu MISN, dan surat keterangan dari sekolah sebelumnya
3.7 Mengisi formulir yang disediakan sebelumnya
Sumber data : ruang kepala sekolah SLB Karya Murni Medan
2.7 Visi, Misi Dan Motto Sekolah Luar Biasa Karya Murni Medan 2.7.1 Visi
Adapun yang menjadi Visi dari Sekolah Luar Biasa Tunanetra Karya Murni adalah “terwujutnya keyakinan dari tunanetra akan kemandirian dan harkat manusia yang sama dengan sesamanya di tengah masyarakat, melalui pemberdayaan berlandaskan ajaran dan moral katolik”
2.7.2 Misi
Misi Sekolah Luar Biasa Tunanetra Karya Murni adalah:
1. Memberdarayakan para tunanetra agar mampu merealisasikan potensi yang ada dalam dirinya
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan fisik dan kejiwaan
4. Menyediakan ‘komunitas’ terpadu dan sarana selama mereka berada dalam pembinaan dan dalam jenjang social
5. Mengintregasikan siswa tunanetra lulusan SD kependidikan SLTP umum 6. Memperdayakan tenaga pengajaran yang frofesional
7. Menyediakan sarana dan fasilitas yang menunjang pembelajaran yang baik
8. Meningkatkan kehidupan rohani melalui pendidikan agama dan pembinaan iman dan retret.
2.7.3 Motto
“Venerate Vitam = Hormatilah Hidup”
Venerate vitam adalah motto dari Sekolah Luar Biasa Tunanetra Karya Murni yang
artinya hormatilah hidup. Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang kemanusiaan, Karya Murni memegang teguh prinsip bahwa mereka harus menghormati hidup. Karya Murni lebih menekankan hormat terhadap hidup ini entah bagaimana kualitasnya menurut pandangan umum. Dalam Karya Murni semua manusia diperlakukan dan dihormati tanpa memandang asal-usul atau keadaan fisik.Sebagai lembaga sosial kemanusiaan, karya murni memberikan perhatian khusus pada para penyandang cacat seperti tunanetra, tunarunggu, tunawicara serta anak-anak piatu dan lemah ekonomi.
Anak-anak tunanetra dibesarkan, didik, dan diberdayakan bukan karena mereka dipandang sebagai anak yang mesti dikasihani. Karya Murni mempunyai keyakinan dasar bahwa sebagai ciptaan mereka adalah citra atau gambaran Tuhan yang sederajat dengan orang lain. Mereka mempunyai hak untuk mewujudkan jati diri mereka tapi proses itu dilakukan mesti dengan menghormati kemungkinan yang ada dalam diri mereka. Mereka sendiri mesti ikut serta menentukan proses pemberdayaan yang dapat mereka jalani sesuai
dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam diri mereka. Hidup pertama-tama harus dihormati entah bagaimanapun wujudnya dalam diri anak-anak Tuhan. Setiap manusia entah bagaimanapun keadaannya mestilah dihormati dan berdasarkan keadaan itulah mereka ditolong untuk memberdayakan diri.
Karya Murni yakin dengan memulai dengan menghormati hidup itu, maka proses pemberdayaan dapat dilakukan dengan benar dan berbuah kebaikan. Prinsip menghormati hidup itulah yang menyanggupkan para tenaga pendidik di Sekolah Luar biasa tunanetra dalam menjalankan tugas mereka.Itulah yang dipegang dan sekaligus menjadi filosofi dasar bagi para guru atau pendidik.
Motto yang dipegang teguh oleh Sekolah karya murni merupakan satu hal yang dapat membuat orang-orang, suster-suster ataupun tenaga pendidik yang berada didalamnya sangat menghormati hidup sehingga anak-anak tersebut dapat dijadikan anak yang mempunyai kelebihan dan dibanggakan didalam masyarakat. Sehingga anak-anak tunanetra di dalam sekolah memiliki kelebihan tersendiri dan dapat belajar hidup mandiri tanpa harus selalu dibantu orang-orang terdekat mereka. Anak-anak tersebut dapat hidup selayak anak normal lainnya.
2.8 Profil Anak Tunanetra
Tunanetra merupakan anak kebutuhan khusus yang memiliki kekurangan dalam pengelihatannya bahkan bisa juga mereka adalah anak-anak luar biasa yang tidak dapat melihat. Pengertian tunanetra menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tidak bisa melihat (KBBI:1989:P971) dan menurut literature dalam bahasa inggris visually handicapped atau visually impaired21. Kebanyakan masyarakat mengira anak tunanetra tidak dapat melihat atau buta total padahal tidak semua anak-anak tunanetra seperti itu. Namun tunanetra itu
sendiri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kategori. Kaufman dan Hallahan (dalam Dewi Pandji, 2013:4), mereka merpakan para pakar pendidik dari negeri Paman Sam, memberi batasan spesifik tunanetra sebagai individu yang lemah pengelihatan atau akurasi pengelihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki pengelihatan sama sekali.
Jadi dapat didefenisikan anak tunanetra adalah individu yang kedua pengelihatannya tidak berfungsi dalam menerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti orang awas umumnya. Persatuan Tunanetra Indonesia (pertuni 2004) mendefenisikan orng tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki pengelihatan sama sekali hinggga mereka yang masih memiliki sisa pengelihatan tetapi tidak mampu menggunakan pengelihatan untuk membaca tulisan biasa ukuran 12 point dalam keadaan cahaya normal meskipun di bantu dengan kacamata (kurang awas)22. Jika seorang anak tunanetra tidak mempunyai pengelihatan sama sekali karena untuk membedakan antara terang dan gelap mereka tidak bisa orang kondisi seperti ini dikatakan sebagai totally blind23. Namun, tidak semuanya anak tunanetra akan mengalami buta total, masih ada anak tunanetra yang masih memiliki sisa pengelihatan yang fungsional seperti ini yang sering di sebut low vision24. Ciri-ciri dari low vision menurut Geniofam dalam buku pendidikan anak berkebutuhan khusus tunanetra (hal 16-17) adalah:
1. Menulis dan membacadengan jarak dekat
2. Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar 3. Memiliki katarak mata
4. Melihat tidak lurus kedepan
5. Sering mengkerutkan kening saat di cahaya atau ingin melihat sesuatu 6. Sulit melihat pada malam hari
22
Hidayat, Asep AS.Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusu Tuanetra.PTLuxima Metro Media.Jakarta (hal 15)
7. Pernah operasi mata atau memakai kacamata yang tebal
Terjadinya ketunaan pada anak tunanetra diakibatkan karena sudah bawaan dari lahir dan ada juga pengaruh dari orang disekitar atau pun bisa secara tiba-tiba. Kebanyaka anak yang tunanetra sudah sejak lahir sudah buta. Tetapi ada sebagian kecilnya kebutaan itu terjadi pada anak menjelang usianya belasan tahun. Mengapa itu terjadi? Kebutuaan yang seperti ini terjadi karena kurangnya perhatian dari diri sendiri dan juga daerah kepala ataupun daerah dekat mata sering terbentur dengan benda keras. Jika terjadi mulai sejak lahir itu dikarenakan kurangnya asupan gizi yang baik dari orang tua ketika hamil. Kurang memperhatikan makanan mana yang baik dan mana yang kurang baik bagi calon bayi, kebuaan itu juga diakibatkan karena mungkin salah seorang dari keluarga mereka mungkin ibu atau pun ayah mereka mengalami kecacatan mata tersebut.
2.8.1 Kondisi Anak Tunanetra
Banyak orang tua yang menginginkan anak mereka lahir dan tumbuh sempurna tanpa kekurangan satu apa pun. Namun kehidupan tidak bisa diterka, melainkan orang tua harus dapat menerima kelahiran seorang anak bagaiman pun bentuk fisik dari anak mereka, karena semua yang diharapkan dan diinginkan orang tua pada anaknya tidak selalu sama asal orang tua dapat mendidik anak mereka dari mereka terlahir kedunia. Pada saat mereka melahirkan seorang bayi mereka hanya menginginkan keadaan anak mereka baik-baik, namun pada saat anak tumbuh maka orang tua harus dapat menerima kondisi seorang anak. Seperti wawancara yang mendukung :
“ketika saya melahirkan anak saya pertama, awalnya saya mengira dia anak
normal karena awal dia lahir tidak memiliki tanda-tanda kebutaan bahkan kedua matanya bisa terbuka dan tidak ada terlihat pertanda kebutaan sama sekali. Umur dua bulan masih dapat saya lihat jelas kalau mata anak saya itu bagus. Namun umur empat bulanan sebelah matanya sudah agak mengecil
Nah, sebelah lagi matanya terbuka namun ada selaput putih di dalam mata tersebut dan semakin sering dia meremah-remas matanya samapai sekarang kalau sudah dia sendiri sebelah mata yang terbuka sering sekali di remas-remas. Dari kejadian anak saya ini saya sering bawa ke dokter mata. Namun tidak dapat di tolong lagi saya mulai mengasuh anak saya dengan penuh perhatian, dan selalu mengajarkan kepadanya mengenai benda-benda yang ada di dekatnya. Terutama yang paling awal saya ajarkan mengenai agama karena dalam sekolah ini hanya mengajarkan agama katolik karena kami muslim saya memberikan guru haji kepada anak saya agar dia mengerti tentang agamanya. (tutur ibu Tya)”
“berbeda juga dengan anak saya, tutur seorang ibu yang sedang menyuapin anaknya makan. Anak saya ini mulai dia lahir sudah ketahuan kalau dia ini akan seperti ini. Karena seminggu setelah lahir matanya itu tidak terbuka dan dari situ saya sudah mulai tidak enak perasaan. Namun bagaimana pun saya harus merawat dan membesarkan anak saya. Setelah dia kelas satu saya berani membawa dia operasi mata, karena terkadang ada keluaran cairan putih dari dalam matanya setelah operasi maka cairan itu berkurang namun kelopak matanya terbuka. Namun operasi yang dilakukan tidak berhasil saya harus berbesar hati dapat menerima anak saya dan harus membesarkan anak saya. Karena dia merupakan titipan dari Tuhan, bagaimana pun anak saya say harus dapat mengurus dia dengan tegar. Di rumah sering sekali dia bertanya tentang, bagaimana hujan itu turun, bagaimana bentuk dari meja dan sering dia menanyakan ketika sedang belajar mengaji di rumah bagaimana Allah itu dan dimana dia tinggal. Terkadang saya juga sulit untuk menjelaskan jawaban dari anak saya ini. Namun saya mengajarkan kepadanya banyak hal dan ketika makan juga dia sering menanyakan makan apa yang di makannya” (tutur ibu Raihan)
Menurut wawancara yang saya lakukan kepada salah seorang murid SLB dia baru sebulan masuk sekolah SLB. Kelihatan sekali perbedaan diantara mereka, anak yang baru masuk itu terasa berbeda dengan dunia sebelumnya. Walaupun tidak langsung buta total anak itu hanya dapat melihat seberkas cahaya saja untuk membaca matanya tidak mampu lagi melihat. Seorang anak yang sudah kelas sembilan smp, dia juga merupakan anak yang dulunya dapat melihat dia juga tidak tahu bagaimana dia bisa mengalami kebutaan seperti itu, dia merasa tidak adil dengan keadaan seperti itu waktu itu usianya berkisar tujuh tahun dan dia masih kelas empat. Dia harus dapat menghadapi kenyataan dan mulai semagat lagi untuk
bersekolah walaupun di sekolah luar biasa bagi anak tunanetra. seperti wawancara kepada anak yang mengalami kebutaan saat dia kelas empat sd:
“saya tidak langsung buta ketika lahir dulu, kelas satu sampai kelas tiga pengelihatan saya masih normal, namun pada saat memasuki usia sembilan tahun, waktu itu saya duduk di bangku kelas empat sd. Awalnya saya kira sakit mata biasa aja, tidak pernah mengatakan kepada orang tua. Dulu memang sering terbentur ke tembok dekat bagian mata waktu bermain-main dengan teman di sekolah. Sering mengucek-ngucek mata juga dengan kuat sehingga saya juga lupa gimana kejadiannya. Sedikit demi sedikit pengelihatan saya itu menjadi kabur, saya tidak mau di operasi sejak saat itu orang tua saya tidak mau saya ketinggalan pelajaran maka saya di sekolahkan di sekolah ini. Karena kampung jauh di daerah siantar maka saya di buat di asrama.”
Ada pun beberapa Faktor yang menyebabkan terjadinya ketunanetraan antara lain :
1. Pre-natal
Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan25, antara lain:
a. Keturunan
Ketunanetraan yang disebabkanoleh faktor keturunan terjadi dari hasil perkawinan bersaudara, sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra.
Ketunanetraan akibat faktor keturunan antara lain Retinitis Pigmentosa26. b. Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan
Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhandalam kandungan dapat disebabkan oleh:
a) Gangguan waktu ibu hamil.
b) Penyakit seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan
25
Hidayat, Asep AS.Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusu Tuanetra.PTLuxima Metro Media.Jakarta (hal 7)
janin dalam kandungan.
c) Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella atau cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung dan sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang berkembang.
d) Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera penglihatan atau pada bola mata itu sendiri.
e) Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan gangguan pada mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.
2. Post-natal
Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir27 antara lain:
a. Kerusakan pada mata atau saraf mata padawaktu persalinan, akibat benturan alat-alat atau benda keras.
b. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe, sehingga baksil gonorrhoe menular pada bayi, yang pada akhirnya setelah bayi lahir mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan.
c. Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan, seperti:
Xeropthalmia 28 , Catarac 29 ,Glaucoma 30 , Diabetik Retinopathy 31 , Macular
Degeneration32, Retinopathy of prematurity33, 27 Hidayat, Asep AS.Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusu Tuanetra.PTLuxima Metro Media.Jakarta (hal 8) 28 Xeropthalmia adalah penyakit mata karena kekurangan vitamin A 29 Catarac adalah penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga mata menjadi keruh dan kelihatan putih 30 Glaucoma, penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam bola mata 31 Diabetik retinophaty, gangguan pada retina yang disebabkan oleh diabetes 32 Macular degeneration, daerah tengah retina secara berangsur memburuk
d. Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan, dll.
2.8.2 Latar Belakang Orang tua
Semua anak di dunia memiliki orang tua yang dapat membimbing anak-anak untuk dapat tumbuh dewasa, namun ada juga orang tua yang tidak suka kehadiran anak lahir memiliki kebutuhan seperti menyandang tunanetra ini sendiri sehingga orang tua itu menelantarkan anaknya. Beberapa orang tua tidak bisa membimbing anak tunanetra dikarenakan tempat tinggal mereka jauh dari sekolah si anak. Beberapa orang tua tidak menempatkan anak mereka di asrama karena mereka masih dapat mengantar ke sekolah dan masih sempat untuk menjemput anak tuanentra dan masih mampu untuk mengurus anak mereka sendiri. Seorang ibu mengatakan lebih baik merawat anak sendiri jika masih bisa membimbing di rumah, karena mereka membutuhkan kasih sayang orang tua. Orang tua harus dapat memberikan fikiran positif kepada anak tunanetra dengan kondisi yang di miliki oleh anak. Semua orang tua harus menerima anak dengan kondisi buta walaupun ada beberapa anak yang ditelantarkan orang tua karena mereka tidak mensyukuri apa yang di beri oleh Tuhan. Mereka beranggapan bahwa anak mereka tidak pantas lahir ke dunia ini. Sehingga mereka sampai hati menelantarkan anak mereka, namun sebenarnya anak itu tidak memiliki salah hanya karena kedua orang tua tidak dapat berfikir secara positif dengan keadaan anak tunanetra.
Orang tua yang tidak ingin anak mereka ketinggalan dalam pelajaran maka seorang ibu akan berjuang mencari sekolah yang cocok untuk anak tunanetra. Seperti orang tua Abed yang menginginkan anaknya dapat bertumbuh dan berkembang dalam pendidikan berusaha keras untuk menyekolahkan anak mereka walau jarak antara kampung mereka dengan kota medan lumayan jauh. Mereka harus menempatkan Abed di asrama sekolah agar anak dapat di
bimbing oleh pengasuh karena mereka tidak memiliki saudara di kota medan. Bukan karena tidak mampu orang tua untuk mengurus, melainkan orang tua tidak menginginkan anak mereka tumbuh dengan kondisi yang tidak mengetahui apa-apa. Sehingga orang tua harus hanya dapat bertemu dengan orang tua ketika libur semster saja. Terkadang orang tua menjemput mereka ke asrama. Ada juga orang tua yang menitipkan anak ke asrama dan mereka tidak pernah kembali tidak tau apa alasan mereka tidak kembali untuk melihat darah daging mereka sendiri. Beberapa anak dari Nias terlihat banyak di sekolah banyak dari mereka sudah tidak tahu di mana orang tua mereka berada karena mereka ada di bawa suster dan pastor ketika mereka masih kecil, karena keterbatasan orang tua maka anak juga memiliki keterbatasan dalam pendidikan dan bakat mereka tidak berkembang.
Masalah perekonomian keluarga tidak dapat dianggap hal enteng untuk membiayai seorang anak tunanetra. Sehingga banyak anak tidak dapat menyekolahkan anak sehingga menelantarkan anak mereka, ada juga yang sengaja memasukkan ke dalam asrama karena situasi dan kondisi keadaan sekolah. Rata-rata orang tua anak tunanetra memiliki perekonomian yang menengah ke bawah. Hanya dua tiga orang yang kehidupannya dapat dikatakan memadai. orang tua dari anak tunanetra ada yang bekerja di dinas pemerintahan, ada sebagai pegawai di perusahaan swasta, ada juga sebagai supir ambulance. Tidak semua beruntung memiliki orang tua yang mau mengasuh anak tunanetra ini. Ida merupakan anak yang sudah lama tinggal di asrama, dia seperti hidup sebatang kara saudaranya jauh di pulau samosir di sana ada opung (nenek) dan sepupu-sepupunya. Seperti yang dituturkan oleh Ida :
“saya anak pertama, dulu saya punya mamak, bapak dan adek. Sekarang saya sudah tinggal di asrama kalau libur semester baru di jemput namboru34 atau saudara yang lain. Mamak sudah gak ada lagi sama adek-adekku, kata bapak mereka sudah meninggal karena ada kecelakaan, sekarang bapak sudah tinggal di medan sama mamak baru dan kakak baru.
Dulu bapak sekali sebulan lihat aku di asrama tapi sekarang sudah jarang karena dia kerja bawa angkot aku gak pernah lagi jumpa sama bapak”.
Hal yang sama dengan grace, dia merupakan anak yang tegar dengan keadaannya, walaupun dia tidak pernah mengenal ibunya. Seperti yang di tuturkan olehnya
“saya di asrama sudah lama, sejak saya kecil sudah berada di asrama,
yang sering datang melihat kami cuma bapak. Aku dan adik ku tinggal di asrama, adik sekarang sudah kelas enam. Kami ditinggalkan bapak di asrama karena waktu adek lahir sama keadaannya dengan ku. Sebenarnya saya masih dapat melihat tetapi tidak terlalu jelas. Jika benda yang besar masih dapat saya lihat. Bapak juga jarang menjenguk kami karna dia harus mencari uang, bapak tinggal di riau. Kami hanya sekali-sekali di lihat tapi saya senang masih di jenguk bapak.”
Anak yang tinggal di asrama, jika orang tua anak tidak ada lagi maka akan gratis tinggal di asrama sama halnya dengan biaya di sekolah. Namun jika mereka masih di tanggung orang tua maka mereka tidak dipatokkan untuk membayar uang asrama namun harus memberi seberapa mereka sanggup untuk memberi. Karena sekolah dan asrama Karya murni ini tidak terlalu memperdulikan hal ini yang ada di hati para suster-suster adalah bagaimana mereka dapat memberikan yang terbaik kepada anak-anak tunanetra. Sehingga banyak sumbangan-sumbangan yang di dapat dari masyarakat dan donatur yang memberikan sumbangan.