• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Klor,Brom,Iod

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Klor,Brom,Iod"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

I. JUDUL : KLOR, BROM, IOD

II. TANGGAL PERCOBAAN : Senin, 19 Maret 2012 III. SELESAI PERCOBAAN : Senin, 19 Maret 2012 IV. TUJUAN :

1. Mengetahui sifat-sifat klor, brom, iod dan senyawanya. 2. Mengidentifikasi klor, brom, iod dan senyawanya. 3. Mengetahui cara pembuatan gas klor, brom, iod. V. TINJAUAN PUSTAKA :

Unsur-unsur kimia yang berada pada golongan 17/VII A di dalam tabel periodik dikelompokan sebagai golongan Halogen. Golongan tersebut dinamakan “Halogen” yang artinya “pembentuk garam” (berasal dari bahasa yunani: Halos: Garam; Genes : Pembentuk). Unsur-unsur pembentuk garam tersebut terdiri dari: Flourin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Yodium (I), Astatin (At)

Sifat fisik halogen :

Sifat fisik Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin

Wujud zat gas gas Cair Padat Padat

Warna Kuning muda Hijau kekuningan Merah kecoklatan Ungu - Titik didih -188,14oC -34,6oC 58,78oC 184,35oC 337oC Titik beku -219,62oC -100,98oC -7,25oC 113,5oC 302oC Kerapatan (g/cm3) 1,1 1,5 3,0 5,0 - Kelarutan dalam air (g/Lair) bereaksi 20 42 3 - Daya pengoksidasi Data potensial reduksi:

F2 + 2e- → 2F- Eo= +2,87 Volt

Cl2 + 2e- → 2Cl- Eo= +1,36 Volt

(2)

I2 + 2e- → 2I- Eo= +0,54 Volt

Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akn mudah mengalami reduksi dan disebut

oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial reduksi terkecil.

 Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2  Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-

Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida paling mudah melepas elektron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.

Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida, dan oksilhalida.

Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida (HBr), dan asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara HX atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.

Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat. Urutan kekuatan asam :

HF < HCl < HBr < HI

Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan oksidasi ( +1,+3, dan +7 ) untuk Cl,Br,I karena oksigen lebih elektronegatifan. Pembentukannya :

X2O + H2O → 2HXO X2O3 + H2O → 2HXO2

X2O5 + H2O → 2HXO3

X2O7 + H2O → 2HXO4

Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah lepas. Urutan kekuatan asam oksilhalida:

HClO > HBrO > HIO

asam terkuat dalam asam oksil halida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat).

Unsur-unsur halogen dapat bereaksi dengan air, hidrogen, logam, non-logam, metalloid, basa, dan antar halogen.

Reaksi dengan air

Flourin bereaksi dengan air akan membentuk larutan asam dan oksigen. 2F2 + 2H2O → 4HF +O2 (dalam tempat gelap)

(3)

Klorin dan bromin bereaksi dengan air membentuk larutan asam halida dan asam oksilhalida. Cl2 + H2O → HClO + HCl

Br2 + H2O → HBrO + HBr

Iodine tidak dapat larut dalam air sehingga tidak bereaksi. I2 + H2O → (tidak bereaksi)

Tetapi I2 larut dalam larutan KI

I2 + KI → KI3

Reaksi dengan logam

Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida logam. 2Na + Cl2 → NaCl

2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3 Sn + 2Cl2 → SnCl4

Mg + Cl2 → MgCl2

2Al + 3Cl2 → 2AlCl3

Halida logam yang terbentuk bersifat ionic jika energi ionisasina rendah dan logamnya memiliki biloks rendah. Hampir semua halide bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah AlCl3.

Reaksi dengan non-logam

Halogen bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh :

Xe + F2 → XeF2 2Kr + 2F2 → KrF4 2P + 3Cl2 → 2PCl3.

Reaksi dengan unsur metalloid 2B +3Cl2 → 2BCl3

2Si + 2Cl2 → SiCl4 Reaksi dengan basa

Reaksi halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida ( X- ) dan hipohalida ( XO- ), sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas menghasilkan halida ( X- ) dan halat ( XO3- ). Contoh :

X2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )

X2 + 2NaOH ( pekat, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )

2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O

(4)

Reaksi pendesakkan

Berlangsungnya suatu reaksi tidak hanya ditentukan oleh potensial sel. Tetapi, berlangsung tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen. Halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu mendesak ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya.

Contoh: F2 + 2KCl → 2KF + Cl2

Br- + Cl2 → Br2 + Cl

-Br2 + 2I- → Br- + I2

Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)

I2 + Br- → (tidak bereaksi)

Reaksi antar unsur halogen

Unsur-unsur halogen memiliki harga elektronegativitas yang berbeda sehingga akan terbentuk senyawa kovalen. Senyawa yang terbentuk memiliki 4 kategori : XY, XY3, XY5,

XY7 (X adalah halogen yang lebih elektronegatif). Contoh :

F2 + Cl2 → 2FCl Cl2 + 3I2 → 2ClI3

Di alam, klor ditemukan hanya dalam keadaan bersenyawa, terutam,a dengan natrium sebagai garam (NaCl), karnalit dan silfit. Klor tergolong dalam grup unsur halogen (pembentuk garam)dan diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis. Merupakan gas berwarna kuning kehijauan dan dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur. Pada suhu 10oC, satu volume air dapat melarutkan 3.10 volume klor, sedangkan pada suhu 30oC hanya 1.77 volume. Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi brom. Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya. Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala labooratorium dengan cara :

(5)

Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl

Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2→MnO2 + 2H2SO4 + 2 NaCl

o Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4

CaSO4 + H2O + Cl2→CaOCl2 + H2SO4

o Mereaksikan KMnO4 dan HCl

2KCl + MnCl2 + 8H2O + 5Cl2→KMnO4 + HCl

Brom termasuk ke dalam golongan halogen. Diperoleh air garam alamiah dari sumber mata air di Michigan dan Arkansas. Brom juga diekstrak dari air laut, dengan kandungan hanya sebesar 82 ppm.

Brom adalah satu-satunya unsur cair non logam. Sifatnya berat, mudah bergerak, cairan berwarna coklat kemerahan, mudah menguap pada suhu kamar menjadi uap merah dengan bau yang sangat tajam., menyerupai klor, dan memiliki efek iritasi pada mata dan tenggorokan. Brom mudah larut dalam air atau karbon disulfida, membentuk larutan berwarna merah, tidaak sekuat klor tapi lebih kuat dari iod. Dapat bersenyawa dengan banyak unsur dan memiliki efek pemutih. Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama menanganinya.

Dalam skala laboratorium, bromin dibuat dengan cara : o Mencampurkan CaOCl2, H2SO4, dengan bromida. CaSO4 + H2O→CaOCl2 + H2SO4+Cl2

Br2 +2Cl-→Cl2 + 2Br

-o Mencampurkan KMnO4 dan HBr pekat.

o Mencampurkan bromida, H2SO4, dan MnO-2.

Iod atau Yodium yang sangat murni dapat diperoleh dengan mereaksikan kalium iodida dengan tembaga sulfat. Ada pula metode lainnya yang sudah dikembangkan.

Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon

(6)

tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air.

Unsur iodine dapat dibuat dengancara.

o Dengan mereaksikan NaIO3 dan natrium bisilfit.

2NaIO3 + 5N4H2SO3→3NaHSO4 + 2Na2SO4 + H2O + I2

Dalam skala laboratorium pembuatan iodin analog dengan pembuatan bromin, hanya saja bromida diganti dengan iodida.

Senyawa HF dan HCl dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (NaF dan CaCl2) dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan

reaksiberikut :

2NaF + H2SO4 → Na2SO4 + 2HF

CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 +2HCl

Senyawa HI dan HBr tidak dapat dibuat seperti itu karena Br- atau I- akan dioksidasi oleh H2SO4.

2NaBr + H2SO4 → Na2SO3 + Br2 + H2O

MgI2 + H2SO4 → MgSO3 + I2 + H2O

HBr dan HI biasanya dibuat dengan pereaksi H3PO4.

3NaBr +H3PO4 → Na3PO4 + 3HBr

(7)

VI. CARA KERJA :

Seujung sendok teh MnO2

Hasil

Hasil

+ beberapa butir NaCl + sedikit larutan H2SO4

Dipanaskan

Kertas saring dibasahi larutan KI dan amilum, diletakkan diatas gas tersebut

Diulangi, NaCl diganti KBr

2.

Hasil

Hasil

1 mL NaCl 1 mL NaCl 1 mL NaCl

Hasil +beberapa tetes HgNO3 0,1 M Hasil Hasil Hasil

Diulangi, NaCl diganti KBr

Hasil

+ beberapa tetes AgNO3 0,1 M

Semua warna endapan dibandingkan

+ sedikit larutan timbal asetat 0,1 M

(8)

Hasil

+ beberapa tetes HCl 0,1 M -dimasuki kertas berwarna

Filtrate II

Hasil Filtrate I

Seujung sendok kecil kaporit

-dimasuki kertas berwarna -dibiarkan di udara terbuka

+ setabung reaksi air

- Dimasukkan dalam gelas kimia, disaring

4. 1 sendok teh NaCl

Diulangi dengan hablur KBr dan KI

Hasil

Hasil

Hasil

- Dimasukkan dalam labu reaksi + sedikit H2SO4 pekat

- Ditutup

- Selang dihubungkan dengan tabung reaksi yang berisi air - dipanaskan

- Diuji denga kertas lakmus - Diuji dengan kertas saring

yang ditetesi KI dan amilum

(9)

1 mL NaCl 1 mL NaCl Hasil 1 mL NaCl Hasil 6. Warna dibandingkan - Disalurkan gas Cl2 + larutan Cs2 Sepucuk spatula Iodine padat

1 butir Iodine 1 butir Iodine 1 butir Iodine

Hasil Hasil Hasil Hasil - Dibanding kelarutannya - Diamati warnanya + larutan KI + air

Diamati bentuk dan warnanya

(10)

VII. HASIL PENGAMATAN :

No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan

1. - MnO2 + NaCl + H2SO4 0,1M

- diatas larutan diletakkan kertas saring yang dibasahi KI+amilum

- MnO2 + KBr + H2SO4 0,1M

- diatas larutan diletakkan kertas saring yang dibasahi KI+amilum

- MnO2 = kristal hitam

keabu-abuan

- larutan hitam keruh

- kertas saring berubah menjadi ungu kehitaman

-ada asap putih

- MnO2 = kristal hitam

keabu-abuan

- larutan keruh, ada asap putih - kertas saring berubah menjadi ungu

MnO2(s) + NaCl(aq) + H2SO4(aq) 

Na2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(aq)

+ Cl2(g) ↑

Larutan hitam, ada asp putih yaitu gas Cl2. Uji dengan kertas saring :

2I-(aq) + Cl2(g)  I2(g) + 2 Cl-(aq)

Kertas saring yang berwarna ungu disebabkan oleh pembebasan iod (I2 dan amilum = ungu ).

MnO2(s) + KBr(aq) + H2SO4(aq) 

K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(aq) +

Br2(g) ↑

Larutan hitam, ada asp putih yaitu gas Br2. Uji dengan kertas saring :

2I-(aq) + Br2(g)  I2(g) + 2 Br-(aq)

Kertas saring yang berwarna ungu

Terbentuk gas Cl2 ditandai asap

putih, saat pengujian terjadi pembebasan iod ditandai kertas saring menjadi ungu kehitaman. Terbentuk gas Br2 ditandai asap

putih. Saat pengujian terjadi pembebasan iod (kertas saring berubah warna menjadi ungu)

(11)

disebabkan oleh pembebasan iod (I2 dan amilum = ungu ).

2. - tabung I : 1 mL NaCl + perak nitrat 0,1M

- tabung II : 1 mL NaCl + raksa (1) nitrat 0,1M

- tabung III : 1 mL NaCl + timbal (II) asetat 0,1M

- tabung I : 1 mL KBr + perak nitrat 0,1M

- Larutan jernih tak berwarna, ada endapan (++)

- Perak nitrat = 10 tetes

- Larutan jernih tak berwarna, ada endapan (+). Endapan melayang lama-kelamaan mengendap - Raksa (I) nitrat = 10 tetes

- Larutan jernih tak berwarna, ada endapan (+++), lama-kelamaan pb larut.

- Timbal (II) asetat = 10 tetes

- Larutan jernih tak berwarna, ada endapan (+++)

AgNO3(aq) + NaCl(aq)  NaNO3(aq)

+ AgCl(s)

Larutan jernih tak berwarna, ada endapan putih.

HgNO3(aq) + NaCl(aq)  NaNO3(aq)

+ HgCl(s)

Larutan jernih tak berwarna, ada endapan putih. Endapan bersifat melayang.

(CH3COO)2PB(aq) + 2NaCl(aq) 

2CH3COONa(aq) + PbCl2(s)

Larutan jernih tak berwarna, ada endapan putih.

AgNO3(aq) + KBr(aq)  KNO3(aq) +

AgBr(s)

Semua larutan terdapat endapan, dengan jumlah

endapan yang berbeda. Halogen dapat membentuk endapan dengan Ag+, Hg+, Pb2+.

(12)

- tabung II : 1 mL KBr + raksa (I) nitrat 0,1M

Tabung III : 1 mL KBr + timbal (II) asetat 0,1M

- Perak nitrat = 5 tetes

- Larutan jernih tak berwarna, ada endapan (+). Endapan melayang lama-kelamaan mengendap - Raksa (I) nitrat = 10 tetes

- Larutan jernih tak berwarna, ada endapan (+++), lama-kelamaan pb larut.

- Timbal (II) asetat = 10 tetes

Larutan jernih tak berwarna, ada endapan putih.

HgNO3(aq) + KBr(aq)  KNO3(aq) +

HgBr(s)

Larutan jernih tak berwarna, ada endapan putih. Endapan bersifat melayang.

(CH3COO)2PB(aq) + 2KBr(aq) 

2CH3COOK(aq) + PbBr2(s)

Larutan jernih tak berwarna, ada endapan putih.

3. - kaporit + H2O

-disaring - filtrat dibagi 2

- tabung I : filtrat + kertas warna

- kaporit = putih

- larutan kaporit putih keruh - filtrat = jernih tak berwarna

- tabung I : kertas warna memudar (+)

CaOCl2(s) + H2O(l) + CO2(g) 

CaCO3(aq) + HOCl(aq) + CaCl2(aq)

Kertas warna memudar

HOCl(aq) + H+ + Cl- Cl2(g) ↑ +

H2O(aq)

Kertas warna lebih cepat memudar

Kertas warna pada kedua tabung warnanya memudar, tetapi pada tabung II lebih cepat memudar karena dibantu oleh larutan asam yang mengandung klor yang bereaksi dengan kaporit.

(13)

- tabung II : filtrat + HCl + kertas warna

- HCl = 10 tetes

- tabung II : kertas wrna lebih cepat memudar (++)

4. - NaCl + H2SO4 pekat

- Ditututp, dipanaskan

- Diuji : kertas lakmus biru dan kertas saring dibasahi KI + amilum

- KBr + H2SO4 pekat

- Ditututp, dipanaskan

- Diuji : kertas lakmus biru dan kertas saring dibasahi KI + amilum

- KI + H2SO4 pekat

- Ditututp, dipanaskan

- Diuji : kertas lakmus biru dan kertas saring dibasahi KI +

- Larutan jernih tak berwarna - Lakmus biru menjadi merah - Kertas saring tidak mengalami

perubahan - Ada asap putih

- Larutan putih berbuih - Lakmus biru tetap

- Kertas saring terdapat bercak ungu

- Ada asap putih

- Larutan jernih tak berwarna - Lakmus biru tetap

- Kertas saring tidak mengalami perubahan

NaCl(s) + H2SO4(aq)  HCl(g) +

NaHSO4(aq)

Lakmus biru menjadi merah, kertas saring tidak mengalami perubahan

KBr(s) + H2SO4(aq)  Br2(g) ↑ +

SO2(aq) + 2K2(aq) + SO42-(aq) +

2H2O(aq)

Lakmus biru menjadi merah, kertas saring berwarna ungu

2I-(s) + 2H2SO4(aq)  I2(g) ↑ +

SO42-(aq) + 2H2(g)

Lakmus biru menjadi merah, kertas saring berubah ungu

Terbentuk gas Cl2 ditandai

dengan asap putih. Setelah proses pemanasan terbentuk gas HCl ditandai lakmus biru menjadi merah, dan kertas saring tidak terjadi perubahan. Terbentuk gas Br2 dan I2

ditandai dengan asap putih tetapi tidak terbentuk gas HBr dan HI. Lakmus tidak berubah warna, tetapi kertas saring berubah menjadi ungu

(pembebasan iod) pada gas Br2

dan tidak mengalami perubahan pada gas I2.

(14)

amilum - Ada asap putih 5. - Tabung I : 1 mL NaCl + Cl2 + CS2 - Tabung II : 1 mL KBr + Cl2 + CS2 - Tabung III : 1 mL KI + Cl2 + CS2

- Larutan sedikit kuning (+) jernih, ada gelembung. Larutan 2 fasa.

- Larutan jernih tak berwarna, ada gelembung. Larutan 2 fasa.

- Larutan jernih tak berwarna, ada gelembung. Larutan 2 fasa.

NaCl(aq) + Cl2(g) + CS2(aq) 

NaCl(aq) + Cl2(g) + CS2(aq)

Ada gelembung melayang, larutan 2 fasa

2KBr(aq) + Cl2(g) + CS2(aq) 

2KCl(aq) + Br2(g) + CS2(aq)

Ada gelembung melayang, larutan 2 fasa

2KI(aq) + Cl2(g) + CS2(aq) 

2KCl(aq) + I2(g) + CS2(aq)

Ada gelembung melayang, larutan 2 fasa

Terbentuk gas Cl2, Br2, dan I2

pada masing-masing tabung karena gas Cl2 yang dialirkan

mendesak larutan untuk membentuk NaCl dan KCl sehingga terbentuk gas Cl2, Br2,

dan I2.

6. - Tabung I : I2 + H2O - I2 = kristal hitam

- Larutan coklat muda jernih, ada endapan hitam (+++)

I2(s) + H2O(l)  I2(s) + H2O(l)

Larutan kuning jernih, ada endapan hitam

Iodin tidak larut dalam air, sehingga kristal tetap

mengendap. Sedangan dalam larutan KI dan HCl larut tetapi

(15)

- Tabung I : I2 + KI

- Tabung I : I2 + HCl

- Larutan merah kecoklatan, ada sedikit endapan hitam (+)

- Larutan jingga jernih, ada endapan hitam (++)

I2(s) + KI(aq)  KI3(aq)

Larutan merah kecoklatan, tidak ada endapan hitam

I2(s) + HCl(aq)  HI(g) ↓ + Cl2(g)

Larutan jingga jernih, mula-mula ada endapan lama-kelamaan endapan larut

(16)

VIII. PEMBAHASAN :

1. Percobaan pertama yaitu untuk mengetahui cara pembuatan gas klor, broom serta iod serta mengidentifikasi gas tersebut dengan cara menguji dengan kertas saring yang dibasahi KI dan amilum. Pada percobaan ini pembuatan gas klor disebut dengan proses weldon.

a. Tabung pertama diisi dengan batu kawi (MnO2) ditambah larutan natrium klorida

dan larutan asam sulfat, menghasilkan larutan hitam keruh dengan asap putih yang keluar dari larutan.

MnO2(s) + NaCl(aq) + H2SO4(aq)  Na2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(aq) + Cl2(g)

↑Kertas saring yang telah dibasahi KI dan amilum diletakkkan diatas larutan sehingga warnanya berubah menjadi ungu karena adanya pembebasan iod oleh gas klor.

Uji dengan kertas saring : 2I-(aq) + Cl2(g)  I2(g) + 2 Cl-(aq)

Kertas saring yang berwarna ungu disebabkan oleh I2 dan indikator amilum.

b. Tabung kedua diisi batu kawi, larutan kalium bromida dan larutan asam sulfat, menghasilkan larutan keruh dengan asap putih yang keluar.

MnO2(s) + KBr(aq) + H2SO4(aq)  K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(aq) + Br2(g) ↑

Dengan cara yang sama diuji dengan kertas saring yang dibasahi KI+amilum. Kertas saring berubah wrana menjadi ungu karena adanya pembebasan iod oleh gas brom. Larutan hitam, ada asp putih yaitu gas Br2.

Uji dengan kertas saring : 2I-(aq) + Br2(g)  I2(g) + 2 Br-(aq)

Kertas saring yang berwarna ungu disebabkan oleh I2 dan indikator amilum.

2. Percobaan kedua yaitu untuk mengetahui sifat-sifat gas klor, brom, iod serta senyawanya atau mengetahui reaksi ion halogen dengan ion perak, ion raksa, serta ion timbal.

a. Percobaan pertama menggunakan larutan natrium klorida yang diisikan pada 3 tabung. Kemudian tabung pertama ditambah perak nitrat menghasilkan larutan jernih tak berwarna dan ada endapan putih (++). Tabung kedua ditambah raksa (I) nitrat menghasilkan larutan jernih tak berwarna dan ada endapan putih (+) setelah dibiarkan beberapa menit. Tabung ketiga ditambah timbal (I) asetat menghasilkan larutan jernih tak berwarna, ada endapan putih (+++). Sesuai persamaan reaksi berikut :

(17)

Tabung I : AgNO3(aq) + NaCl(aq)  NaNO3(aq) + AgCl(s)

Tabung II : HgNO3(aq) + NaCl(aq)  NaNO3(aq) + HgCl(s)

Tabung III : (CH3COO)2PB(aq) + 2NaCl(aq)  2CH3COONa(aq) + PbCl2(s)

b. Percobaan kedua yaitu mengulangi percobaan pertama dengan mengganti larutan natrium klorida dengan kalium bromida. Sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabung I : AgNO3(aq) + KBr(aq)  KNO3(aq) + AgBr(s)

Larutan jernih tak berwarna, ada endapan putih (+++). Tabung II : HgNO3(aq) + KBr(aq)  KNO3(aq) + HgBr(s)

Larutan jernih tak berwarna, ada endapan putih (+). Endapan bersifat melayang, setelah dibiarkan beberapa menit endapan ada didasar tabung.

Tabung III : (CH3COO)2PB(aq) + 2KBr(aq)  2CH3COOK(aq) + PbBr2(s)

Larutan jernih tak berwarna, ada endapan putih(+++).

3. Percobaan ketiga yaitu untuk mengetahui pembuatan gas klor dengan mereaksikan kaporit dengan larutan asam yang mengandung klor, yang ditandai memudarnya kertas warna jika dicelupkan dalam larutan ini. Proses pertama yaitu melarutkan padatan kaporit (CaOCl2) kedalam air kemudian larutan disaring sehingga

menghasilkan filtrat jernih tak berwarna. Filtrat dibagi dalam 2 tabung reaksi, tabung pertama ditambah kertas warna dan dibiarkan di udara terbuka sehingga kertas warna memudar dan dihasilkan gas klor.

CaOCl2(s) + H2O(l) + CO2(g)  CaCO3(aq) + HOCl(aq) + CaCl2(aq)

Tabung kedua ditambah larutan asam klorida dan kertas warna sehingga kertas warna lebih cepat pudar dan dihasilkan gas klor, hal ini disebabkan penambahan larutan asam yang mengadung klor akan menambah komposisi klor dalam larutan sehingga mempercepat pembentukan gas klor dan kertas warna lebih cepat memudar.

HOCl(aq) + H+ + Cl- Cl2(g) ↑ + H2O(aq)

4. Percobaan keempat yaitu untuk mengetahui pembuatan gas HCl, HBr, dan HI yang diidentifikasi dengan lakmus biru dan kertas saring yang dibasahi larutan KI dan amilum.

a. Tabung 1 diisi padatan natrium klorida dan larutan asam sulfat pekat kemudian ditutup dengan sumbat yang diberi selang dan dipanaskan. Gas yang terbentuk dialirkan kedalam gelas kimia yang berisi air. Setelah larutan dipanaskan akan terbentuk gas HCl.

(18)

Gas HCl akan merubah kertas lakmus biru menjadi merah karena sifatnya asam, dan kertas saring yang dibasahi KI+amilum tidak berubah warna karena tidak dapat terjadi pembentukan iod.

b. Tabung kedua diberikan perlakuan yang sama seperti tabung I tetapi padatan natrium klorida diganti padatan kalium bromida. Setelah larutan dipanaskan tidak terbentuk gas HBr tetapi terbentuk gas Br2, karena asam sulfat oksidatir kuat yang

akan mengoksidari HBr menjadi Br2. Hal ini ditunjukkan lakmus biru tidak

berubah warna, tetapi kertas saring yang dibasahi KI+amilum berubah menjadi ungu karena terjadi pembebasan iod oleh gas brom seperti persamaan berikut : KBr(s) + H2SO4(aq)  Br2(g) ↑ + SO2(aq) + 2K2(aq) + SO42-(aq) + 2H2O(aq)

Br2 + I-  Br- + I2

I2 + amilum akam menyebabkan warna ungu.

c. Tabung ketiga diberikan perlakuan yang sama seperti tabung I tetpai padatan natrium klorida diganti padatan kalium iodida. Setelah larutan dipanaskan tidak terbentuk HI tetapi I2, karena asam sulfat termasuk oksidator kuat yang akan

mengoksidasi HI menjadi I2. Hal ini ditunjukkan tidak adanya perubahan warna

lakmus biru, dan kertas saring yang dibasahi KI+amilum tidak berubah warna juga karena I2 dan I- akan membentuk polihalida I3-. Sesuai persamaan reaksi

berikut :

2I-(s) + 2H2SO4(aq)  I2(g) ↑ + SO42-(aq) + 2H2(g)

I2 + I-  I3-

5. Percobaan kelima yaitu untuk menguji reaksi pendesakkan oleh gas klor terhadap garam halogen. Percobaan dilakukan dengan mengisi tabung I dengan larutan natrium klorida dialiri gas klor dan ditambah larutan CS2. Menghasilkan larutan jernih tak

berwarna, ada gelembung, larutan terpisah menjadi 2 fasa. NaCl(aq) + Cl2(g) + CS2(aq)  NaCl(aq) + Cl2(g) + CS2(aq)

Gas klor mendesak ion Cl- sehingga terbentuk garam natrium klorida.

Tabung II diisi larutan kalium bromida dialiri gas klor dn ditambah larutan CS2.

Menghasilkan larutan jernih tak berwarna, ada gelembung, larutan terpisah menjadi 2 fasa.

2KBr(aq) + Cl2(g) + CS2(aq)  2KCl(aq) + Br2(g) + CS2(aq)

(19)

Tabung III diisi larutan kalium iodida dialiri gas klor dan ditambah larutan CS2.

Menghasilkan larutan jernih tak berwarna, ada gelembung, larutan terpisah menjadi 2 fasa.

2KI(aq) + Cl2(g) + CS2(aq)  2KCl(aq) + I2(g) + CS2(aq)

Gas klor mendesak ion I- sehingga terbentuk garam kalium klorida dan gas I2.

6. Percobaan keenan yaitu untuk mengetahui kelarutan I2 dalam larutan. Dengan

memasukkan padatan I2 yang berwarna hitam keabu-abuan dalam 3 tabung yang

berbeda.

a. Tabung I ditambah air sehingga larutan berwarna kuning jernih dan ada endapan, hal ini karena I2 tidak larut dalam air.

I2(s) + H2O(l)  I2(s) + H2O(l)

Warna kuning larutan dapat disebabkan oleh debu yang menempel.

b. Tabung II ditambah larutan KI sehingga larutan berwarna merah kecoklatan, ada sedikit endapan. I2 yang ditambah larutan KI akan membentuk ion polihalida I3

-sehingga lebih cepat larut. Adanya sedikit endapan pada larutan dapat disebabkan terlalu banyaknya padatan I2 yang direaksikan sehingga membutuhkan waktu

yang lama.

I2(s) + KI(aq)  KI3(aq)

c. Tabung III ditambah HCl sehingga larutan berwarna jingga jernih dan ada endapan. Endapan akan larut tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama, karena kelarutan HCl lebih kecil dari KI. I2 akan mengoksidasi ion Cl- sehingga

terbentuk gas klor sesuai persamaan berikut : I2(s) + HCl(aq)  HI(g) ↓ + Cl2(g)

(20)

IX. KESIMPULAN :

1. Di dalam laboratorium, gas klor dapat dapat dibuat dari NaCl dan asam sulfat dengan serbuk batu kawi sebagai pengoksidasi dimana akan dihasilkan gas klor yang bewarna putih. Hal tersebut juga dapat dilakukan untuk membuat gas brom yaitu dengan mengganti NaCl dengan KBr. Gas yang terbentuk diuji dengan kertas saring yang dibasahi larutan KI dan amilum, sehingga jika gas terbentuk akan terjadi pembebasan iod.

2. Halogen yang bereaksi dengan Pb2+, Ag+, dan Hg+ akan membentuk garam yang tidak larut dalam air dan menghasilkan endapan berwarna putih dadih.

3. Kemampuan klor untuk memudarkan warna pada kertas warna tergantung pada sedikit banyaknya komposisi gas klor. Semakin banyak komposisi gas klor, maka semakin cepat larutan untuk memudarkan warna.

4. Pembuatan HCl dalam bentuk gas dapat menggunakan pereaksi H2SO4. Sedangkan

pembuatan gas HBr dan gas HI tidak dapat menggunakan pereaksi H2SO4 karena

H2SO4 merupakan oksidator kuat yang akan mengoksidasi HBr menjadi Br2 dan

mengoksidasi HI menjadi I2, jadi untuk gas HBr dan HI digunakan pereaksi H3PO4.

5. Gas klor dapat mengalami reaksi pendesakan. Dengan mendesak Br dan I dari kalium bromida dan kalium iodida dan mengusir Cl dari natrium klorida. Karena halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu mendesak ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya, sehingga membentuk garam klor.

6. Iodin tidak laut dalam air tetapi larut sempurna dalam larutan KI dan sedikit larut/larut kurang sempurna dalam larutan HCl pekat. Karena dalam larutan KI, iodin akan membentuk ion polihalida I3-.

(21)

X. JAWABAN PERTANYAAN :

1. Jelaskan pembuatan gas klor di laboratorium? o Proses Weldon

Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl

Reaksi : MnO2 + 2H2SO4 + 2 NaCl → Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2

o Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4

CaOCl2 + H2SO4 → CaSO4 + H2O + Cl2

o Mereaksikan KMnO4 dan HCl

KMnO4 + HCl → 2KCl + MnCl2 + 8H2O + 5Cl2

2. Sebutkan kegunaan gas klor dan senyawanya?

pembuatan plastic (PVC) ; pembuatan pelarut untuk cat, untuk membersihkan logan dari lemak, dry cleaning ; pembuatan unsur (Mg, Ti, Br2) ; pembuatan senyawa

organic, insektisida ; HCl digunakan pada industri logam. Untuk mengekstrasi logam tersebut ; NaCl digunakan sebagai garam dapur ; KCl sebagai pupuk tanaman ; NH4Cl

sebagai bahan pengisi batu baterai ; NaClO digunakan sebagai pengelontang ( breaching agent )untuk kain dan kertas ; ClO- + zat pewarna → Cl- + zat tak berwarna ; ZnCl2 sebagai bahan pematri (solder) ; CaOCl2/( Ca2+ )( Cl- )( ClO- ) sebagai serbuk

pengelontang atau kapur klor ; [Ca( OCl2 )2] sebagai zat disenfekton pada air ledeng ;

KCl bahan pembuat mercon dan korek api.

3. Tuliskan semua persamaan reaksi pada semua percobaan?

Reaksi 1 : MnO2 + 2H2SO4 + 2 NaCl → Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2

MnO2 + 2H2SO4 + 2 KBr → Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Br2

Reaksi 2 : AgNO3 + NaCl → NaNO3 + AgCl

HgNO3 + NaCl → NaNO3 + HgCl

Pb(CH3COO)2 + NaCl → 2 CH3COONa + PbCl2

AgNO3 + KBr → KNO3 + AgBr

HgNO3 + KBr → KNO3 + HgBr

Pb(CH3COO)2 + KBr → 2 CH3COOK + PbBr2

(22)

OCl - + H + → HOCl HOCl + HCl → H2O + Cl2

Reaksi 4 : H2SO4 + NaCl → 2 NaHSO4 + HCl

2 H2SO4 + 2 KBr → 2 K+ + SO2 + SO42- + H2O + Br2

2 H2SO4 + 2 I- → SO42- + 2 H2O + I2

Reaksi 5 : NaCl + Cl2 → NaCl + Cl2

2 KBr + Cl2 → 2 KCl + Br2

2 KI + Cl2 → 2 KCl + I2

Reaksi 6 : I2 + H2O → 2 HI + O2

I2 + KI → KI3

I2 + 2 HCl → 2 HI + Cl2

4. Mengapa iod tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam larutan kalium iodida? Karena iod yang dilarutkan dalam KI membentuk polihalida I3- sehingga dapat larut

dalam KI, sedangkan iod dalam air tidak dapat larut karena air tidak dapat mengoksidasi iod sehingga tidak terjadi reaksi antara keduanya.

5. Bagaimana endapan yang dihasilkan pada percobaan no 2? AgNO3 + NaCl → NaNO3 + AgCl (endapan putih ++)

HgNO3 + NaCl → NaNO3 + HgCl (endapan putih +)

Pb(CH3COO)2 + NaCl → 2 CH3COONa + PbCl2 (endapan putih +++)

AgNO3 + KBr → KNO3 + AgBr (endapan putih +++)

HgNO3 + KBr → KNO3 + HgBr (endapan putih +)

Pb(CH3COO)2 + KBr → 2 CH3COOK + PbBr2 (endapan putih +++)

6. Mengapa pada percobaan 4 tidak dihasilkan HBr dan HI?

Senyawa HI dan HBr tidak dapat dibuat dengan menggunakan pereaksi H2SO4,

karena asam sulfat merupakan oksidator kuat yang akan mengoksidasi HBr menjadi Br2 dan mengoksidasi HI menjadi I2.

(23)

XI. DAFTAR PUSTAKA :

Lee, J.D.. 1931. Consise Inorganic Chemistry – 4th edition. Chapman and Hall.

Tim penyusun. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Surabaya : Kimia- Unesa. Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.

Sugiyarto, Kristian. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta : JICA.

http://inspirehalogen.wordpress.com/2009/11/29/pembuatan-halogen/ (Diakses pada

tanggal 20-03-2012 12:22:30)

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/brom/ (Diakses pada tanggal 23-03-2012 12:45:25)

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/klor/ (Diakses pada tanggal 23-03-2012 11:40:20)

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/yodium/ (Diakses pada tanggal 23-03-2012 13:31:38)

(24)

LAMPIRAN

Percobaan 5. Masing-masing larutan membentuk 2 fasa.

Kertas saring berubah ungu karena ada pembebasan iod oleh Cl2.

(25)

Percobaan 5. Setelah masing-masing larutan dialiri gas klor

Percobaan 2. Masing-masing tabung membentuk endapan.

(26)

Praktikum no 2. Tabung kiri kaporit+HCl, dan tabung kanan kaporit.

Lakmus biru menjadi merah menandakan ada gas HCl

Kertas saring berubah ungu disebabkan ada pembebasab iod oleh Br2, tidak terbentuk gas

(27)

Percobaan 6. Dari paling kiri yaitu air+iod, KI+iod, HCl+iod

Percobaan 1 ada pembebasan iod oleh Br2

Referensi

Dokumen terkait

Endapan putih barium metaborat, Ba(BO 2 ) 2 , dari larutan-larutan yang cukup pekat, endapan larut dalam reagensia berlebihan, dalam asam-asam encer, dan dalam larutan

Timbal asetat, akan terjadi endapan putih yang tidak larut dalam asam nitrat encer.. Tiosianat,

susu AgI dan warna larutannya juga berwarna putih susu, pada saat keadaan berlebih masih seperti itu, tapi pada saat pemanasan endapannya larut, hal ini terjadi karena

Sedangkan garam pada awalnya dalam bentuk butir-butiran berwarna putih saat memanaska garam tidak terjadi perubahan baik berupa leburan atau arang, hal ini

hasil filtrat yang di peroleh di ambil dalam tabung reaksi yang baru lalu tetesi pereaksi meyer, akan muncul endapan menggunpal berwarna putih atau kuning , hasil tersebut

Pada reaksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) ditambah dengan klor berlebih, natrium tiosulfat larut dalam air klor dan berwarna bening.. Hal ini disebabkan karena sifat natrium

 Inkompatibilitas: Membentuk kelat larut air dengan banyak ion logam divalent dan dalam kondisi asam dan basa kuat, bereaksi dengan oksida besi menjadi tidak berwarna.  Wadah

Setelah terdapat endapan, tabung reaksi tersebut di panaskan menggunakan hotplate, Berdasarkan hasil pengamatan terdapat endapan berwarna putih hal ini tidak sesuai dengan teori yang