• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. di Angke, Jakarta. Produk pertamanya adalah sabun cuci Sunlight. Di tahun 1980 nama perseroan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Presiden Direktur berkewarganegaraan Indonesia pertama, yamani Hasan, dilantik. PT Unilever Indonesia Tbk ( Perseroan ) telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk kategori Foods dan Ice Cream, Home dan Personal Care. Rangkaian produknya mencakup brandbrand ternama dan disukai di dunia, seperti Pepsodent, Pond’s, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Surf, Molto, Sunlight, Wall’s, Blue Band, Royco, Bango dan lain-lain.

Di tahun 2008 Perseroan memperingati 75 tahun keberadaannya diIndonesia.Saham Perseroan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982. Pada akhir 2007, saham Perseroan menempati peringkat ke sepuluh kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.Perseroan memiliki dua anak perusahan, yaitu PT Anugrah Lever dan PT Technopia Lever.PT Anugrah Lever bergerak di bidang produksi, pengembangan, pemasaran

(2)

dan penjualan kecap, sambal dan saus lainnya dengan merek Bango serta merek lainnya di bawah lisensi Perseroan.Sejak awal bulan Agustus 2007 Perseroan meningkatkan penyertaan modal pada PT Anugrah Lever menjadi 100%. PT Technopia Lever bergerak di bidang distribusi, ekspor dan import produk dengan merek Domestos Nomos, dimana kepemilikan Perseroan sebesar 51%.

Pada tahun 2010 perusahaan memasuki bisnis permurnian air dengan meluncurkan Pureit.Di tahun 2011 perusahaan mulai mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya, perluasan pabrik es krim Wall’s dan pabrik Skin care di cikarang.Sehubungan dengan akuisisi PT Sara lee Body care Indonesia Tbk oleh Unilever Indonesia Holding B.V., Perseroan ditunjuk untuk memasarkan brand-brand Sara lee di Indonesia. Dan di tahun 2012 Unilever Indonesia berhasil melipatgandakan bisnis dalam kurun waktu lima tahun dan mencatat omset lebih dari 2 miliar euro.

Bagi Perseroan, karyawan adalah pusat dari seluruh aktivitas Perseroan. Perseroan memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan dan kontribusi pada perusahaan dengan kesempatan yang sama. Perseroan saat ini memiliki lebih dari 3000 karyawan tersebar di seluruh Indonesia.

Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis dalam suatu tatanan yang bertanggung jawab dan berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang kami terapkan menjadi acuan, terangkum dalam Prinsip

(3)

Bisnis Unilever. Perseroan juga membagi standar dan nilai-nilai tersebut dengan para mitra usaha, termasuk pemasok dan distributor.

Perseroan mempunyai delapan pabrik utama di Jababeka Cikarang, Jawa Barat dan Rungkut-Surabaya, Jawa Timur, dengan Kantor Pusatberlokasi di Jakarta. Produk-produk Unilever berjumlah sekitar 30 brand dan 800 SKU, yang dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 400 distributor yang menjangkau ratusan ribu toko dan warung yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk-produk tersebut didistribusikan melalui pusat distribusi, gudang, depot dan fasilitas distribusi lainnya.

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.

b. Misi Perusahaan

1. Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.

2. Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.

(4)

3. Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.

4. Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.

3. Jenis Usaha

PT. Unilever Indonesia, Tbk tumbuh menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia untuk produk Home and Personal Care serta Food & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia.PT. Unilever Indonesia, Tbk memiliki berbagai macam produk, yaitu:

a. Makanan

PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah salah satu dari perusahaan produsen produk makanan terkemuka di dunia. Semangat PT. Unilever Indonesia, Tbk untuk memahami apa yang diinginkan dan diperlukan masyarakat membuat merk-merk PT. Unilever Indonesia, Tbk menjadi pilihan masyarakat.

Produk-produk makanan yang diproduksi oleh PT Unilever Indonesia Tbk sebagai berikut:

(5)

1. Bango 2. Blue Band 3. Buavita 4. Royco 5. Sariwangi 6. Taro 7. Wall’s b. Perawatan rumah

Beberapa produk perawatan rumah yang dimiliki PT. Unilever Indonesia, Tbk mampu memimpin pasar di berbagai belahan dunia. Beberapa produk yang dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut:

a. CIF b. Domestos c. PureIt d. Rinso e. Sunlight f. Viso g. Vixal h. Wipol c. Perawatan Pribadi

Produk-produk perawatan pribadi dapat membantu konsumen PT. Unilever Indonesia, Tbk tampil lebih menarik dan percaya diri, yang

(6)

pada akhirnya membantu mereka lebih menikmati hidup. Produk-produk tersebut diantaranya:

a. Axe b. Citra c. Clear d. Dove e. Lifebuoy f. Lux g. Pepsodent h. Pond’s i. Rexona

B. Analisis Statistik Deskriptif 1. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah media yang umum dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan.Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan keuangan adalah proses akhir akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa dan laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang.

Dengan menggunakan analisis laporan keuangan akan tergambar suatu ringkasan laporan neraca dan laporan laba rugi selama periode yang bersangkutan. Tahap-tahap yang perlu dilaksanakan dalam analisis ini adalah membuat neraca perbandingan antara beberapa periode yang

(7)

berkaitan dan kemudian menganalisis dengan menggunakan rasio

keuangan.Neraca perbandingan memberikan gambaran tentang

perkembangan aktivitas keuangan perusahaan dari beberapa periode tersebut, sehingga memperlihatkan kenaikan dan penurunan pada pos-pos yang tercantum dalam neraca yang diperbandingkan.

2. Analisis Data Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk

Berdasarkan data laporan keuangan tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, maka dilakukan analisis rasio keuangan sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas

Rasio ini ada untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan mengunakan harta lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio ini terdiri dari :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukan tingkat keamanan kreditur jangka pendeknya atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan aktiva lancar yang tersedia.perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar. Current ratio yang kurang dari 200% adalah tidak baik, tetapi ukuran tersebut bukanlah pedoman mutlak. Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :

(8)

TABEL 4.1 PERHITUNGAN RASIO LANCAR

PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DENGAN RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 Aktiva Lancar 5.862.939 6.337.170 Hutang Lancar 8.419.442 8.864.832 Rasio Lancar 69.64% 71.49% 224% 206%

Sumber Data : Hasil Olahan

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa besarnya rasio lancar untuk tahun 2013 adalah 69,64%, dan tahun 2014 adalah 71,49%. Ini berarti setiap Rp.1,00 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 0,70 untuk tahun 2013, dan sebesar Rp. 0,71 ditahun 2014. Dapat kita ketahui rasio lancar perusahaan dari tahun 2014 mengalami kenaikan yaitu sebesar 1,85% dibandingkan dengan tahun 2013.

GAMBAR 4.1 RASIO LANCAR

PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

2013 2014

Current Ratio Unilever 69.64 71.49 Current Ratio Rata2

Industri Sejenis 224 206 0 50 100 150 200 250

Current Ratio

(9)

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio ini sama dengan rasio lancar kecuali tidak dimasukan persediaan dikarenakan persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid.Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus :

= −

TABEL 4.2 PERHITUNGAN RASIO CEPAT

PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 Aktiva Lancar 5.862.939 6.337.170 Persediaan 2.084.331 2.325.989 Hutang Lancar 8.419.442 8.864.832 Rasio Cepat 44.88% 45.25% 163% 147%

Sumber Data : Hasil Olahan

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa besarnya rasio cepat untuk tahun 2013 adalah 44,88%, dan tahun 2014 adalah 45,25%. dapat diartikan bahwa pada tahun 2013 dan 2014 memiliki setiap Rp.1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp. 0,45 aktiva lancar diluar persediaan. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2014 rasio naik sebesar 0,37% dibanding dengan tahun 2013.

(10)

GAMBAR 4.2 RASIO CEPAT

PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas yaitu rasio yang digunakan untuk menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi hutang lancar. Rumus yang digunakan yaitu :

ℎ = 100%

TABEL 4.3 PERHITUNGAN RASIO KAS

PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 Kas 261.202 859.127 Hutang Lancar 8.419.442 8.864.832 Rasio Kas 3.10% 9.69% 44.94% 38.54%

Sumber Data : Hasil Olahan

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa besarnya rasio kas untuk tahun 2013 adalah 3,10% dan tahun 2014 adalah 9,69%. dapat diartikan bahwa pada tahun 2013 setiap Rp.1,00 hutang

2013 2014

Quick Ratio Unilever 44.88 45.25 Quick Ratio Rata-rata

Industri Sejenis 163 147 0 50 100 150 200

Quick Ratio

(11)

lancar dijamin oleh Rp. 0,03 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 0,09 kas yang dimiliki perusahaan.Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2014 rasio naik sebesar 6,59%dibanding dengan tahun 2013.

GAMBAR 4.3 RASIO KAS

PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

b. Rasio Solvabilitas

Rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

1. Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini untuk menunjukkan sampai sejauh mana modal perusahaan dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar.

=

2013 2014

Cash Ratio Unilever 3.1 9.69 Cash Ratio Rata-rata

Industri Sejenis 44.94 38.54 0 10 20 30 40 50

Cash Ratio

(12)

TABEL 4.4

PERHITUNGAN RASIO HUTANG TERHADAP MODAL PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS (dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 Total Hutang 9.093.518 9.681.888 Modal 4.254.670 4.598.782 Rasio Hutang Trhdp Modal 213.73% 210.53% 90.62% 104.09%

Sumber Data : Hasil Olahan

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rasio hutang terhadap modal untuk tahun 2013 adalah 213,73% dan tahun 2014 adalah 210,53%, dimana tahun 2014 mengalami penurunan sedikit sebesar 3,20% dari tahun 2013.

GAMBAR 4.4 RASIO HUTANG TERHADAP MODAL PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

2013 2014

Debt to Equity Ratio

Unilever 213.73 210.53

Debt to Equity

Rata-rata Industri Sejenis 90.62 104.09 0 50 100 150 200 250

(13)

2. Rasio Hutang Terhadap Total Asset (Debt Asset Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan total hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek dengan total aktiva. Rasio ini

menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menjamin

keseluruhan hutang dengan asset yang dimilikinya.

=

TABEL 4.5

PERHITUNGAN RASIO HUTANG TERHADAP TOTAL ASSET PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS (dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 Total Hutang 9.093.518 9.681.888 Total Asset 13.348.188 14.280.670 Rasio Hutang Trhdp T.Asset 68.13% 67.80% 43.86% 46.55%

Sumber Data : Hasil Olahan

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rasio hutang terhadap asset untuk tahun 2013 adalah 68,13% dan tahun 2014 adalah 67,80%, maksud dari rasio tersebut adalah pada tahun 2013 perusahaan menggunakan dana dari kreditur sebesar 68,13% dari total assetnya, pada tahun 2014 perusahaan menggunakan dana dari kreditur sebesar 67,80% dari total assetnya, pada tahun 2014 rasio ini menurun sebesar 0,33% dibandingkan tahun 2013.

(14)

GAMBAR 4.5 RASIO HUTANG TERHADAP TOTAL ASSET PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

3. Rasio Time Interest Earned

Rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban bunga.

= ( )

TABEL 4.6

PERHITUNGAN RASIO TIME INTEREST EARNED PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DENGAN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS (dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 EBIT 7.158.808 7.676.722 Bunga 20.107 96.064

Rasio T I E 356.04 kali 79.91 kali 26,34 kali 11,67 kali

Sumber Data : Hasil Olahan

Dari perhitungan perusahaan Unilever diatas dapat dilihat bahwa rasio time interest earned untuk tahun 2013 adalah 356,04 kali dan

2013 2014

Debt Asset Ratio

Unilever 68.13 67.8

Debt Asset Ratio

Rata-rata Industri Sejenis 43.86 46.55 0

20 40 60 80

(15)

tahun 2014 adalah 79,91 kali. Dan ini menunjukkan bahwa keuntungan yang tersedia untuk membayar bunga adalah 356,04 kali pada tahun 2013 dan79,91kali pada tahun 2014. perusahaan Unilever mengalami penurunan tahun 2014 sebesar 276,13 kali.

GAMBAR 4.6 RASIO TIME INTEREST EARNED PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

c. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan.Rasio ini menunjukkan bagaimana sumber daya yang ada diperusahaan telah dimanfaatkan secara optimal sehingga tercipta suatu efisiensi investasi pada berbagai aktiva.

1. Rasio Perputaran Total Aktiva (Activa Turn Over)

Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana tingkat efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan

2013 2014

Time Interest Earned

Ratio Unilever 356.04 79.91 Time Interest Earned

Ratio Rata-rata Industri Sejenis 26.34 11.67 0 50 100 150 200 250 300 350 400

(16)

penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan oleh perputaran elemen aktiva itu sendiri. Rumus yang digunakan :

=

TABEL 4.7

PERHITUNGAN RASIO PERPUTARAN TOTAL AKTIVA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS (dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 Penjualan 30.757.435 34.511.534 Total Aktiva 13.348.188 14.280.670 Rasio Perputaran Total Aktiva

2,30 kali 2,42 kali 1,33 kali 1,33 kali

Sumber Data : Hasil Olahan

Dari perhitungan diatas diperoleh bahwarasio perputaran total aktiva pada tahun 2013 adalah sebesar 2,30 kali, tahun 2014 adalah sebesar 2,42 kali. Ini berarti bahwa setiap Rp. 1 total aktiva yang digunakan mampu menghasilkan penjualan sebesar 2,30 kali untuk tahun 2013 dan tahun 2014 adalah 2,42 kali. Rasio ini

mengalamipeningkatan sebanyak 0,12 kalidi tahun 2014

(17)

GAMBAR 4.7 RASIO PERPUTARAN TOTAL AKTIVA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Perputaran aktiva tetap adalah rasio antara penjualan dengan aktiva tetap netto. Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor.

=

TABEL 4.8

PERHITUNGAN RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS (dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk

Rata-rata Industri Sejenis

2013 2014 2013 2014

Penjualan 30.757.435 34.511.534

Total Aktiva Tetap 6.874.177 7.348.025

Rasio Perput. Aktiva Tetap

4,47 kali 4,70 kali 4,25 kali 4,41 kali

Sumber Data : Hasil Olahan

2013 2014

Activa Turn Over

Unilever 2.3 2.42

Activa Turn Over

Rata-rata Industri Sejenis 1.33 1.33 0

0.51 1.52 2.53

(18)

Dari perhitungan diatas diperoleh bahwa untuk rasio perputaran total aktiva pada tahun 2013 adalah sebesar 4,47 kali, tahun 2014 adalah sebesar 4,70 kali. Ini berarti bahwa setiap Rp. 1 total aktiva yang digunakan mampu menghasilkan penjualan sebesar 4,47 kali untuk tahun 2013 dan tahun 2014 adalah 4,70 kali.

GAMBAR 4.8 RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

3. Rasio Rata-Rata Umur Piutang

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat kemampuan perusahaan dalam menagih piutangnya dalam suatu periode atau menunjukkan kecepatan perputaran piutangnya.Rumus yang digunakan :

− =

/365

2013 2014

Fixed Asset Turn Over

Unilever 4.47 4.7

Fixed Asset Turn Over

Rata-rata Industri Sejenis 4.25 4.41 4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8

(19)

TABEL 4.9

PERHITUNGAN RASIO RATA-RATA UMUR PIUTANG PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS (dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 Piutang 3.269.694 2.895.515 Penjualan 30.757.435 34.511.534

Hari per/thn 365 hari 365 hari 365 hari 365 hari

Rasio Rata2 Umur Piutang

39 hari 31 hari 61 hari 60 hari

Sumber Data : Hasil Olahan

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa untuk perusahaan Unilever rasio rata-rata umur piutang pada tahun 2013 adalah 39 hari dan tahun 2014 adalah 31 hari, jika dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis rasio rata-rata umur piutang pada tahun 2013 adalah 61 hari dan tahun 2014 adalah 60 hari.

Perusahaan unilever pada tahun 2013 piutang bisa diubah menjadi kas dalam waktu 39 hari, tahun 2014 piutang bisa diubah menjadi kas dalam waktu 31 hari.

(20)

GAMBAR 4.9 RASIO RATA-RATA UMUR PIUTANG PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

4. Rasio Perputaran Persediaan

Rasio ini mengukur beberapa lama rata-rata barang berada di gudang. Rumus yang digunakan :

=

TABEL 4.10

PERHITUNGAN RASIO PERPUTARAN PERSEDIAAN PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DENGAN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS (dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 HPP 14.978.947 17.412.413 Persediaan 2.084.331 2.325.989 Rasio Perputran Persediaan

7,19 kali 7,49 kali 6,79kali 6,62 kali

Sumber Data : Hasil Olahan

2013 2014 Rata-Rata Umur Piutang Unilever 38.8 30.62 Rata-Rata Umur Piutang Rata-rata Industri Sejenis 60.83 59.63 0 10 20 30 40 50 60 70

(21)

Dari perhitungan diatas diperoleh pada tahun 2013 rasio perputaran persediaan adalah sebanyak 7,19 kali dan pada tahun 2014 adalah sebanyak 7,49 kali. Pada tahun 2014 rasio ini meningkat sebanyak 0,30 kali dari tahun 2013dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis.

GAMBAR 4.10 RASIO PERPUTARAN PERSEDIAAN PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

d. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi dan dari rasio ini dapat diketahui seberapa banyak laba harus diinvestasikan kembali dan seberapa banyak laba akan dibayarkan sebagai deviden.

2013 2014

Inventory Turn Over

Unilever 7.19 7.49

Inventory Turn Over Rata-rata Industri Sejenis 6.79 6.62 6 6.2 6.4 6.6 6.87 7.2 7.4 7.6

(22)

1. Return On Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.

( ) = ℎ

TABEL 4.11

PERHITUNGAN RASIO RETUN ON ASSET (ROA) PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DENGAN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS (dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 Laba Bersih 5.352.625 5.738.523 Total Asset 13.348.188 14.280.670 ROA 40,10% 40,18% 11,28% 8,12%

Sumber Data : Hasil Olahan

Dari perhitungan diatas diketahui perusahaan Unilever bahwa Return On Asset pada tahun 2013 adalah 40,10% dan pada tahun 2014 adalah 40,18%. Ini berarti bahwa setiap Rp. 1 aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,40 pada tahun 2013 dan tahun 2014. Pada tahun 2014 rasio inimeningkat sedikitsebesar 0,08% dibandingkan dengan tahun 2013.

(23)

GAMBAR 4.11 RASIO RETURN ON ASSET

PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

2. Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.Rumusyang digunakan:

= ℎ

TABEL 4.12

PERHITUNGAN RASIO PROFIT MARGIN

PT. UNILEVER INDONESIA TBKDIBANDINGKAN DENGAN RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 Laba Bersih 5.352.625 5.738.523 Penjualan 30.757.435 34.511.534 Profit Margin 17,40% 16,63% 7,85% 6,44%

Sumber Data : Hasil Olahan

2013 2014

ROA Unilever 40.1 40.18

ROA Rata-rata Industri

Sejenis 11.28 8.12 0 10 20 30 40 50

Return on Asset

(24)

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa Profit Margin perusahaan pada tahun 2013 adalah 17,40% dan pada tahun 2014 adalah16,63%. Ini berarti bahwa setiap Rp. 1 penjualan menghasilkan laba yang sama sebesar Rp. 0,17 pada tahun 2013 dan tahun 2014. Pada tahun 2014 profit margin ini menurun sebesar 0,77% dari tahun 2013.

GAMBAR 4.12 RASIO PROFIT MARGIN

PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

3. Return On Equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu.Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rumus yang digunakan:

= ℎ

2013 2014

Profit Margin Unilever 17.4 16.63 Profit Margin Rata-rata

Industri Sejenis 7.85 6.44 0 5 10 15 20

Profit Margin

(25)

TABEL 4.13

PERHITUNGAN RASIO RETURN ON EQUITY(ROE) PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS (dalam jutaan rupiah)

Keterangan PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis 2013 2014 2013 2014 Laba Bersih 5.352.625 5.738.523 Modal 4.254.670 4.598.782 ROE 125,81% 124,78% 20,99% 20,34%

Sumber Data : Hasil Olahan

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa perusahaan Unilever, Return On Equity pada tahun 2013 adalah 125,81% dan pada tahun 2014 adalah 124,78% yang berarti bahwa modal sebesar Rp. 1 mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 1,26 pada tahun 2013, dan Rp. 1,25 pada tahun 2014.

GAMBAR 4.13 RASIO RETURN ON EQUITY (ROE) PT. UNILEVER INDONESIA TBK DIBANDINGKAN DGN

RATA-RATA INDUSTRI SEJENIS

2013 2014

ROE Unilever 125.81 124.78

ROE Rata-rata Industri

Sejenis 20.99 20.34 0 20 40 60 80 100 120 140

Return on Equity

(26)

C. Pembahasan Hasil Penelitian a. Rasio Keuangan

Berdasarkan penilaian kinerja perusahaan dengan

menggunakan rasio yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas, maka dapat disusun tabel mengenai rasio keuangan perusahaan dari perhitungan beberapa rasio-rasio diatas.

TABEL 4.14

PERBANDINGAN HASIL RASIO PT. UNILEVER INDONESIA TBK DENGANRATA-RATA INDUSTRI

SEJENIS

Sumber data: diolah dari Tabel 4.1 sampai dengan 4.13

Rasio

PT. Unilever Indonesia Tbk Rata-rata Industri Sejenis

2013 2014 Naik/Turun Rasio Tahun 2013 Thd 2014 2013 2014 Naik/Turun Rasio Tahun 2013 Thd 2014 Rasio Likuiditas a. Rasio Lancar 69,64% 71,49% 1,85% 224% 206% -18% b. Rasio Cepat 44,88% 45,25% 0,37% 163% 147% -16% c. Rasio Kas 3,10% 9,69% 6,59% 44,94% 38,54% -6,40% Rasio Solvabilitas

a. Hutang terhadap Modal 213,73% 210,53% -3,20% 90,62% 104,09% 13,47%

b. Hutang terhadap T.Asset 68,13% 67,80% -0,33% 43,86% 46,55% 2,69%

c. Time Interest Earned 356,04 79,91 -276,13 26,34 11,67 -14,67

Rasio Aktivitas

a. Perputaran Total Aktiva 2,30 2,42 0,12 1,33 1,33 -

b. Perputaran T. Aktiva Tetap 4,47 4,70 0,23 4,25 4,41 0,16

c. Rata-rata Umur Piutang 38,80 30,62 -8,18 60,83 59,63 -1,20

d. Perputaran Persediaan 7,19 7,49 0,30 6,79 6,62 -0,17 Rasio Profitabilitas a. Return on Assets 40,10% 40,18 0,08% 11,28% 8,12% -3,16 b. Profit Margin 17,40% 16,63% -0,77% 7,85% 6,44% -1,41 c. Return on Equity 125,81% 124,78% -1,03% 20,99 20,34% -0,65

(27)

Maka dari tabel angka rasio keuangan diatas dapat diketahui nilai-nilai dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas untuk mengukur kinerja perusahaan. Dari perbandingan perusahaan sejenis pada tahun 2013dan tahun 2014 dapat diketahui bahwa kinerja perusahaan berfluktuasi atau tidak stabil, kadang-kadang mengalami kenaikan bahkan tidak jarang pula perusahaan mengalami penurunan. Hal ini antara lain disebabkan karena perusahaan kurang stabil dalam mempertahankan kinerja perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

Selama 2 periode tersebut perhitungan rasio likuiditas PT. Unilever Indonesia Tbk dibandingkan denganRata-rata Industri Sejenis dapat dikatakan menunjukkan tingkat rasio berfluktuasi atau tidak stabildalam kinerja keuangannya.

Dari tabel rasio keuangan diatas dapat diketahui nilai presentase rasio lancar,Untuk rasio lancarpada PT. Unilever tahun 2013 sebesar 69,64% dan tahun 2014 sebesar 71,49% mengalami kenaikandibandingkandenganRata-rata Industri Sejenistahun 2013 sebesar 224% dan tahun 2014 sebesar 206%. Kenaikanyang tidak terlalu besar dari aktiva lancar ini menunjukkan bahwa kinerja PT. Unilever kurang efektif dalam mengelola aktivanya dibandingkan dengan Rata-rata Industri

(28)

kenaikancurrent ratio dari perusahaan dapat dimanfaatkan untuk membayar utang jangka panjang supaya bunga tidak naikagar perusahaan mampu untuk membayar hutang-hutang lancar perusahaan, mampu untuk membayar biaya-biaya operasionalnya, dandapat menambah jumlah persediaan.

Sedangkan dari tabel rasio keuangan diatas dapat diketahui nilai presentase Rasio Cepatpada PT. Unilever tahun 2013 sebesar 44,88% dan tahun 2014 sebesar 45,25%dibandingkan denganRata-rata Industri Sejenis tahun 2013 sebesar 163% dan tahun 2014 sebesar 147%dapat diketahui bahwa tingkat Quick Ratio yang telah dimiliki perusahaan PT. Unilever dibandingkan denganRata-rata Industri Sejenismengalami

kenaikanwalaupun nilainya tidak tinggi dibandingkan

denganhasil Rata-rata Industri Sejenis,maka hal ini

menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat dikatakan cukupbaik disebabkan karena perusahaan mengalami kenaikan pada jumlah kewajiban lancar setiap tahunnya, naiknya biaya-biaya operasional dan juga persediaan.

Untuk Rasio Kaspada PT. Unilever tahun 2013 sebesar 3,10% dan tahun 2014 sebesar 9,69%dibandingkan denganRata-rata Industri Sejenis tahun 2013 sebesar 44,94% dan tahun 2014 sebesar 38,54%. Dari hasilcash ratiopada perusahaan PT.

(29)

Sejenismenunjukkan bahwa pada periode 2014 untuk Unilever mengalami kenaikan dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenisdan perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja yangcukup baik walaupun nilainya lebih tinggiRata-rata Industri Sejenis,karena kas perusahaan mengalami kenaikan drastis dibandingkan dengan hutang lancar. Jadi perusahaan mampu untuk melunasi hutang-hutang lancarnya dengan menggunakan kas yang tersedia pada aktiva lancar perusahaan.

2. Rasio Solvabilitas

Dari tabel rasio keuangan diatas dapat diketahui nilai presentase rasio solvabilitas mulai tahun 2013 dan tahun 2014.Nilai rasio solvabilitas pada 2 periode tersebut PT. Unilever mengalamipenurunan atau kurang stabiltiap tahun.

Nilai Rasio hutang terhadap Modal dan Total Asset perusahaan Unilever lebih tinggi dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenisdan dapat dikatakan kinerja perusahaan kurang baik, dimana semakin tinggi rasio ini maka semakin kecil kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya dengan modal sendiri dan asset yang dimilikinya. Ini menunjukkan bahwa kondisi kreditur diperusahaan ini sangatlah tidak amandisebabkan karena kewajiban tidak lancar perusahaan dan ekuitas yang dimiliki perusahaan tidak mengalami peningkatan yang drastis.

(30)

Pada 2 periode nilai rasio solvabilitas yang dimiliki perusahaan cukup tinggi terutama rasio hutang terhadap Modal dan Total Asset, yang berarti resiko hutang terhadap aktiva dan modal yang dimiliki perusahaan semakin tinggi. Hal ini akan menyebabkan kesulitan bila terjadi likuidasi.

3. Rasio Aktivitas

Sedangkan rasio aktivitas selama 2 periode tersebut juga menunjukkan nilai yang berfluktuasi atau tidak stabil pada perusahaan Unilever tetapi masih dapat dikatakan kinerja keuangan baik dibandingkan denganRata-rata Industri Sejenis, Unilever mengalami kenaikan itupun juga tidak terlalu cepat atau lambat, hal ini disebabkan kurang efektifnya dalam pendayagunaan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun 2013-2014 hasil rasio menunjukkan perusahaan Unilever mengalami kenaikan dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenispada rasio perputaran total aktiva dan rasio perputaran aktiva tetap, namun kenaikan ini tidak terlalu besar atau lambat. Kenaikan uang lambat ini disebabkan kurang efektifnya pengelolaan aktiva dalam menciptakan penjualan. Rasio rata-rata umur piutang untuk perusahaan Unilever

dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenisjuga

mengalami penurunan yang juga tidak terlalu drastis. Semakin cepat rata-rata penerimaan piutang akan semakin baik kinerja

(31)

perusahaan dalam mengolah piutang. Sedangkan rasio

perputaran persediaan untuk perusahaan Unilever

dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenispada periode 2013dan 2014 mengalami kenaikan itupun juga tidak terlalu cepat atau lambat. Hal ini disebabkan efektifnya perusahaan dalam perputaran persediaan yang dimiliki.

4. Rasio Profitabilitas

Jika dilihat dari tabel angka rasio keuangan maka dapat ditentukan besarnya rasio profitabilitas dengan menggunakan rasio Return On Asset dari tahun 2013dan tahun 2014. Nilai dari rasio profitabilitas ini secara keseluruhan memiliki nilai yang berfluktuasi atau tidak stabil.Pada tahun 2013dan 2014 untuk rasio Return on Assetperusahaan PT. Unilever dibandingkan denganRata-rata Industri Sejenis mengalami kenaikan yang tidak terlalu besar atau lambat, namun dengan tingkat kenaikan yang tidak terlalu besar atau tergolong lambat. Hal ini berarti bahwa perusahaan sudah mampu memperoleh laba bersih bila diukur dari total aktiva, tetapi nilai Rasio yang diperoleh PT. Unilever lebih besar dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis. Jika dilihat dari rasio Net Profit Margin, pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan yang lambat sama halnya jika

dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis,

(32)

laba dari volume penjualan yang dilakukan, dan dihitung dari laba bersih yang didapat sesudah pajak.

Untuk rasio Return On Equity (ROE) secara keseluruhan menunjukkan nilai yang berfluktuasi atau tidak stabil dari 2 periode tersebut. Pada tahun 2014mengalami penurunansama halnya jika dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih bila diukur dari total modal yang dimilikinya, untuk nilai ROE PT. Unilever menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan Rata-rata Industri Sejenis.

(33)

b. Metode Dupont System

Jika dilihat dari bagan metode dupont untuk Tahun 2013 dan

2014 untuk mengukur kinerja perusahaan dapat disimpulkan

bahwa kinerja perusahaan baik. Dimana pada tahun 2013, didapat nilai Net Profit Margin sebesar 17.40%, nilai TATO sebesar 2.30% dan nilai ROI sebesar 40,02%. Sedangkan nilai Multiplier Equity sebesar 3,14% maka didapat nilai ROE tahun 2013 sebesar 125,66%.

pada tahun 2014, didapat nilai Net Profit Margin sebesar 16,63%, nilai TATO sebesar 2.42% dan nilai ROI sebesar 40,24%. Sedangkan nilai Multiplier Equity sebesar 3,11% maka didapat nilai ROE tahun 2014 sebesar 125,15%.

Dari hasil metode dupont tersebut didapat nilai ROE tahun 2013 adalah 125,66% dan ROE tahun 2014 sebesar 125,15%, Nilai ROE tersebut mengalami penurunan yang lambat tetapi juga tidak mengalami kenaikan yang tinggi yang artinya kurang stabil.Hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih bila diukur dari total modal yang dimilikinya.

(34)

ROI Th 2013 40.02 Th 2014 40.24 0.22% DIKALI Multiplier Equity Th 2013 3.14 Th 2014 3.11 -0.03%

Net Profit Margin Th 2013 17.40 Th 2014 16.63 -0.77%

Total Asset Turn Over (TATO) Th 2013 2.30 Th 2014 2.42 0.12% DIKALI Laba Bersih/EAT Th 2013 : 5.352.625 Th 2014 : 5.738.523 DIBAGI Th 2013 : 30.757.435Penjualan Th 2014 : 34.511.534 Penjualan Th 2013 : 30.757.435 Th 2014 : 34.511.534 Total Aktiva Th 2013 : 13.348.188 Th 2014 : 14.280.670 Penjualan Th 2013 : 30.757.435 Th 2014 : 34.511.534 DIKURANGI Total Biaya Th 2013 : 25.404.810 Th 2014 : 28.773.011

Harga Pokok Penjualan

Th 2013 : (14.978.947) Th 2014 : (17.412.413) Penghasilan keuangan Th 2013 : 57.172 Th 2014 : 10.458 Biaya keuangan Th 2013 : (20.107) Th 2014 : (96.064)

Beban Pajak Penghasilan

Th 2013 : (1.806.183) Th 2014 : (1.938.199) Aktiva Lancar Th 2013 : 5.862.939 Th 2014 : 6.337.170 Aktiva Tetap Th 2013 : 6.874.177 Th 2014 : 7.348.025 Aktiva Lain Th 2013 : 611.072 Th 2014 : 595.475

Kas dan setara kas

Th 2013 : 261.202 Th 2014 : 859.127 Piutang Usaha Th 2013 : 3.269.694 Th 2014 : 2.895.515 Piutang Lain-Lain Th 2013 : 171.374 Th 2014 : 156.745 Persediaan Th 2013 : 2.084.331 Th 2014 : 2.325.989

Pajak Dibayar Dimuka

Th 2013 : 10.168 Th 2014 : 14.179

Beban Dibayar Dimuka

Th 2013 : 66.170 Th 2014 : 85.615 DIKALI DIKALI DIBAGI DIKURANGI DIKALI DIKALI DIBAGI DIKURANGI DIKALI DIKALI DIBAGI DIKURANGI DIKALI DIKALI DIBAGI DIKURANGI DIKALI DIKALI DIBAGI DIKURANGI DIKALI DIKALI DIBAGI DIKURANGI DIKALI DIKALI DIBAGI DIBAGI DIKURANGI BebanPmasaran&Penjualan Beban umum & Adm

Th 2013 : (8.656.745) Th 2014 : (9.336.793)

Gambar

TABEL 4.1 PERHITUNGAN RASIO LANCAR
TABEL 4.2 PERHITUNGAN RASIO CEPAT
GAMBAR 4.2 RASIO CEPAT
GAMBAR 4.3 RASIO KAS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai adjusted R square sebesar 0,230 menunjukkan bahwa 23% variasi kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, aktivitas,

Dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 nilai Rasio Cepat PT United Tractors Tbk lebih tinggi daripada rata-rata industry sejenis, hal ini menunjukkan bahwa

peruashaan perusahaan terhadap Lingkungan sanggat tinggi dan ada beberapa perusahaan yang kurang memeprhatikan lingkungannya dilihat dari nilai minimun 2, nilai

Dari kedua metode peramalan yang digunakan, yaitu ARIMA dan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik, menunjukkan bahwa pada periode training metode Jaringan Syaraf Tiruan

Grafik pertama pada awal periode sampai dengan akhir periode menunjukkan pattern VEXCSAU terhadap GDPSAU dan INFSAU yang berfluktuasi di atas baseline..

Dari grafik diatas menunjukan rasio solvabilitas untuk Koperasi Karyawan Sabilal Muhtadin Banjarmasin cukup stabil dalam memenuhi kewajibannya, dimana dari grafik

Sampoerna Tbk sebesar 0,25, nilai rasio ini berada dibawah nilai rata- rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik. Pada tahun 2015

Gambar 4.3 Perkembangan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan LQ45 Periode 2010-2013 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 Dari uraian pada tabel 4.3 dan gambar 4.3 di atas dapat dilihat