• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI EKSTERNAL PERAWAT DALAM MENERAPKAN PATIENT SAFETY NURSES EXTERNAL MOTIVATIONS IN PATIENT SAFETY IMPLEMENTATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIVASI EKSTERNAL PERAWAT DALAM MENERAPKAN PATIENT SAFETY NURSES EXTERNAL MOTIVATIONS IN PATIENT SAFETY IMPLEMENTATION"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

MOTIVASI EKSTERNAL PERAWAT DALAM MENERAPKAN PATIENT SAFETY

NURSES’ EXTERNAL MOTIVATIONS

IN

PATIENT SAFETY IMPLEMENTATION

Annisa Renggayuni1; Muhammad Yusuf2

1

Mahasiswa Pogram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2

Bagian Keilmuan Keperawatan Dasar-Dasar Keperwatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

e-mail: nisa_R@mhs.unsyiah.ac.id; yusuf_fkep@yahoo.com. ABSTRAK

Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan keperawatan terhadap pasien menjadi lebih aman. Perawat merupakan salah satu Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang optimal. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kinerja SDM adalah motivasinya dalam bekerja. Berdasarkan hal tersebut, motivasi eksternal perawat sangat penting dalam upaya mengurangi insiden keselamatan pasien. Adapun komponen dalam motivasi eksternal adalah lingkungan kerja, hubungan antarpribadi, kebijaksanaan institusi, gaji, jabatan, dan teknik pengawasan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan motivasi eksternal perawat dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan adalah

deskriptif korelatif dengan desain cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah perawat pelaksana

di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 61 responden. Teknik pengumpulan data adalah kuisioner dalam bentuk skala Likert yang terdiri dari 47 pertanyaan. Metode analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian secara umum menunjukkan p-value = 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi eksternal perawat dengan penerapan patient safety. Secara khusus terdapat hubungan yang bermakna antara faktor hubungan antar pribadi, kebijaksanaan institusi, gaji, dan teknik pengawasan dengan penerapan patient safety (P-value= 0,003, 0,000, 0,000, 0,000) dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor lingkungan kerja dan jabatan dengan penerapan patient safety (p-value= 0, 374 dan 0,712). Direkomendasikan untuk pengambil kebijakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dapat memfasilitasi pelatihan terkait patient safety.

Kata Kunci : Motivasi eksternal, patient safety

ABSTRACT

Patient safety is a system that makes the nursing care of the patients to be more secure. A nurse is one of the Human Resources (HR) who is required indeed to achieve an optimum performance. One of the major factors affecting HR’s performance is the motivation to work. Based on this, the external motivations of the nurses is very important in reducing the incidence of the patient safety. The components of the external motivations are the environmental work, interpersonal relationship, institutional wisdom, salary, job title, and surveillance techniques. The research purpose was to determine the relationship between the external motivations of nurses and the implementation of patient safety in ward room Regional Public Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. The type of the research was descriptive correlative with cross sectional study design. The population in the research was the nurses, workers, in ward room Regional Public Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. The sampling technique was simple random sampling with the total sample of 61 respondents. The technique of data collection was the questionnaire in the form of Likert scale consisting of 47 questions. The method of data analysis used chi square test. The result of the research in general showed p-value = 0.000, so it could be concluded that there was the relationship between the external motivations of nurses and the implementation of patient safety. there was the significant relationship between the interpersonal factors, institutional wisdom, salaries, and surveillance techniques, and the implementation of patient safety (P-value = 0.003, 0.000, 0.000, 0.000) as well as there is no the significant relationship between the environmental factors and occupation and the implementation of patient safety (p-value = 0, 374 and 0.712). It was recommended for policymakers in General Public Hospital dr. Zainoel Abidin to be able to facilitate the training related to the patient safety Keywords : External Motivation, Patient Safety

(2)

2

PENDAHULUAN

Rumah Sakit (RS) adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah sakit wajib memenuhi hak pasien memperoleh keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit. (Permenkes RI Nomor 1961/Menkes/2011).

Kemungkinan terjadinya kejadian tidak diharapkan bisa disebabkan oleh berbagai macam hal yang dilkukan oleh berbagai macam profesi (Cahyono, 2008). Ancaman dan kesalahan ini terjadi di rumah sakit karena terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) (Depkes, 2008, p.17).

Keselamatan Pasien (patient safety) merupakan isu global dan nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan komponen kritis dari manajemen mutu (WHO, 2004).

Di Utah dan Colorado ditemukan KTD sebesar 2,9%, dimana 6,6% diantaranya meninggal. Sedangkan di New York KTD adalah sebesar 3,7% dengan angka kematian13,6 %. (Depkes, 2008, p.18).

Jika penerapan keselamatan pasien dilaksanakan maka pelayanan yang mengutamakan keselamatan dan kualitas yang optimal akan memberikan dampak yang luas. Bagi masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang lebih berkualitas, aman dan memenuhi harapan mereka. Bagi RS menjadi nilai tambah untuk pencapaian pelayanan

yang berstandar nasional atau dunia. Bagi tenaga kesehatan dapat menumbuhkan nilai-nilai baru khususnya arti penting penerapan keselamatan pasien dalam setiap aktivitas pelayanan yang diberikan (Agency for Healthcare Research and Quality/AHRQ,2001).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat merumuskan masalah penelitian yaitu “Hubungan motivasi eksternal eksternal perawat dengan Penerapan Patient Safety di Ruang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh”.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan desain penelitian menggunakan cross sectional study. Teknik pengumpulan data adalah kuisioner dalam bentuk skala Likert yang terdiri dari 47 pertanyaan. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Juni sampai dengan Juli 2016 di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Populasi pada penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 61 responden. Teknik pengumpulan data adalah kuisioner dalam bentuk skala Likert yang terdiri dari 47 pertanyaan. Metode analisis data menggunakan uji chi square.

HASIL

Tabel 1 Distribusi Hubungan Motivasi Eksternal Perawat dengan Penerapan Patient Safety

Motivasi eksternal

Penerapan Patient Safety Total P-valu e Baik Kurang f % f % f % 0,00 0 Baik 28 87,5 4 12,5 32 100 Kurang 3 10,4 26 89,7 29 100 Total 31 50,8 30 49,2 61 100

(3)

3 Berdasarkan tabel diatas diketahui dari

32 orang perawat dengan motivasi eksternal baik terdapat 28 orang (87,5%) perawat dengan penerapan patient safety baik. Sedangkan dari 29 orang perawat dengan motivasi eksternal kurang, terdapat 26 orang (89,6%) perawat dengan penerapan patient safety yang kurang.

Tabel 2. Distribusi Hubungan Faktor Kondisi Lingkungan Kerja Perawat dengan Penerapan Patient Safety

Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 33 orang perawat dengan faktor kondisi lingkungan kerja baik terdapat 19 orang (31,1%) perawat dengan penerapan patient safety yang baik. Sedangkan dari 28 orang perawat dengan faktor kondisi lingkungan kerja kurang, terdapat 16 orang (26,2%) perawat dengan penerapan patient safety yang kurang.

Tabel 3. Distribusi Hubungan Faktor Antar pribadi Perawat dengan Penerapan Patient safety

Faktor Hubunga n Antar Pribadi

Penerapan Patient Safety

Total P-valu e Baik Kurang f % f % f % 0,00 3 Baik 25 67,6 12 32,4 37 100 Kurang 6 25 18 75 24 100 Total 31 50,8 30 49,2 61 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 37 orang perawat dengan faktor hubungan antar pribadi baik terdapat 25 orang (41,0%) perawat dengan penerapan patient safety yang baik. Sedangkan dari 24 orang perawat dengan faktor hubungan antar pribadi kurang terdapat 18 orang (29,5%)

Tabel 4. Distribusi Hubungan Faktor Kebijaksanaan Institusi dengan Penerapan Patient Safety

Faktor Kebijaks anaan Institusi

Penerapan Patient Safety

Total P-val ue Baik Kurang f % f % f % 0,00 0 Baik 28 77,8 8 22,2 36 100 Kurang 3 12 22 88 25 100 Total 31 50,8 30 49,2 61 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 36 orang perawat dengan faktor kebijaksanaan institusi baik terdapat 28 orang (45,9%) perawat dengan penerapan patiet safety yang baik. Sedangkan dari 25 orang perawat dengan faktor kebijaksanaan institusi kurang terdapat 22 orang (36,1%) perawat dengan penerapan patient safety yang kurang.

Tabel 5. Distribusi Hubungan Faktor Gaji dengan Penerapan Patient Safety

Faktor Gaji

Penerapan Patient Safety

Total P-valu e Baik Kurang f % F % f % 0,00 0 Puas 24 75 8 25 32 100 Kurang 7 24,1 22 75,8 29 100 Total 31 50,8 30 49,2 61 100

Berdasarkan tabel diatas dari 32 orang perawat dengan faktor gaji dalam baik terdapat 24 orang (39,3%) perawat dengan penerapan patient safety yang baik Sedangkan 29 orang perawat dengan faktor gaji kurang terdapat 22 orang (36,1%) perawat dengan penerapan patient safety yang kurang.

Tabel 6. Distribusi Hubungan Faktor Jabatan dengan Penerapan Patient Safety

Faktor Jabatan

Penerapan Patient Safety

Total P-valu e Baik Kurang f % f % f % 0,71 2 Puas 19 54,3 16 45,7 35 100 Kurang 12 73,0 14 23,0 26 100 Total 31 50,8 30 49,2 61 100 Faktor Kondisi Lingkung an Kerja

Penerapan Patient Safety

Total P-valu e Baik Kurang f % f % f % 0,37 4 Baik 19 57,6 14 42,4 33 100 Kurang 12 42,9 16 57,1 28 100 Total 31 50,8 30 49,2 61 100

(4)

4 Berdasarkan tabel diatas diketahui dari

35 orang perawat dengan faktor jabatan puas terdapat 19 orang (31,1%) perawat dengan penerapan patient safety yang baik. Sedangkan dari 26 orang perawat dengan faktor jabatan kurang terdapat 14 orang (23%) perawat dengan penerapan patient safety yang kurang.

Tabel 7. Distribusi Hubungan Faktor Teknik Pengawasan dengan Penerapan Patient Safety

Faktor teknik pengawas an

Penerapan Patient Safety

Total P-valu e Baik Kurang F % F % f % 0,00 0 Baik 24 75 8 25 32 100 Kurang 7 24,1 22 75,9 29 100 Total 3 50,8 31 49,2 61 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukan dari 32 orang perawat dengan faktor teknik pengawasan puas terdapat 24 orang (39,3%) perawat dengan penerapan patient safety yang baik. Sedangkan 29 orang perawat dengan faktor teknik pengawasan kurang terdapat 22 orang (36,1%) perawat dengan penerapan patient safety yang kurang.

PEMBAHASAN

Hubungan faktor lingkungan kerja dengan penerapan patient safety

Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 1 hasil penelitian terhadap 61 perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor kondisi lingkungan dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah. Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p-value=0.374

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Surianto, Sari, dan Jurni (2016) tentang hubungan kepemimpinan kepala ruangan dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja perawat di Pavilium Catelia RSUD Undata %). Hasil analisis menggunakan uji Fisher’s

Exact Test menunjukkan bahwa nilai p value .348 (p≥0.05), artinya tidak ada hubungan antara lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja perawat di Pavilium Catelia RSUD Undata.

Hubungan faktor hubungan antar pribadi dengan penerapan patient safety

Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 4 terhadap 61 perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III hasil Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukan terdapat hubungan antara faktor kondisi lingkungan dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p-value=0.000.

Hasil penelitian ini didukung oleh Anugraini, Sahar, dan Mustikasari (2010, p.143) tentang kepatuhan perawat menerapkan pedoman patient safety berdasarkan faktor individu dan organisasi mengemukakan bahwa ada hubungan antara hubungan interpersonal dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety.

Penulis berpendapat bahwa tingkat pendidikan perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin sebagian besar adalah DIII Keperawatan. Dimana berada pada tingkat pendidikan yang tinggi, yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Hubungan faktor kebijaksanaan institusi dengan penerapan patient safety

Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5 hasil penelitian terhadap 61 perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukan terdapat hubungan kebijaksanaann institusi dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah. Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan p-value=0.000

Hasil penelitian ini didukung oleh Badi’ah et al (2009) menunjukan ada pengaruh signifikan antara faktor kebijakan institusi teradap kinerja perawat di ruang

(5)

5 rawat inap RSD Panembahan Senopati

Bantul.

Hasil penelitian di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukan rata-rata usia perawat berada berada pada usia yang produktif yaitu antara 25-35 tahun artinya pada usia ini memungkinkan perawat dalam masa kedewasaan dan kematangan dan dapat mengaplikasikan semua kompetensi yang dimiliki untuk menerapkan patient safety secara optimal.

Hubungan faktor gaji dengan penerapan

patient safety

Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 6 hasil penelitian terhadap 61 perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukan terdapat hubungan faktor gaji dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah. Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p-value=0.003.

Hasil penelitian ini didukung oleh Siregar (2008) tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung tapanuli Utara Tahun 2008 menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung

Berdasarkan hasil peneltian ini, terlihat bahwa gaji yang diperoleh perawat dinilai puas sesuai dengan beban kerja mereka. Menurut penulis faktor gaji ini adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang,

Hubungan faktor jabatan dengan

penerapan patient safety

Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 7 hasil penelitian terhadap 61 perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukan tidak terdapat hubungan antar faktor jabatan dengan penerapan patient

safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah. Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p-value=0.712

Menurut Makta, Noor & Kapalawi (2013) berdasarkan uji regresi linier menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan pengembangan terhadap kinerja perawat pelaksana di Unit Rawat Inap RS Stella Maris Makassar (P value=0,013)

Hasil penelitian ini menunjukan perawat sudah merasa puas dengan jabatan yang diperoleh saat ini sehingga naik atau tidaknya jabatan tidak mempengaruhi kinerja mereka dalam menerapkan patient safety. Akan tetapi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat di inginkan oleh sebagian besar perawat guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait patient safety.

Hubungan faktor teknik pengawasan

dengan penerapan patient safety

Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 8 hasil penelitian terhadap 61 perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukan terdapat hubungan antara faktor teknik pengawasan dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah. dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p-value=0.000.

Hasil yang sama juga di temukan oleh Wuryanto (2010) tentang hubungan lingkungan kerja dan karakteristik individu dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang menemukan perbedaan gaya manajemen baik dan kurang baik mendekati sama. Terdapat hubungan antara gaya manajemen dengan kepuasan kerja perawat (p-value = 0,000).

Penulis berpendapat teknik pengawasan seorang kepala ruang mempunyai tanggung jawab yang besar dalam organisasi dan menentukan pecapaian tujuan organisasi dalam hal ini untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien.

(6)

6

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan diatas secara umum dapat disimpulkan bahwa ada hubungan motivasi eksternal perawat dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Kesimpulan lebih rinci bahwa tidak ada hubungan antara faktor kondisi lingkungan dan faktor jabatan dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dan ada hubungan antara faktor hubungan antarpribadi, kebijaksanaan institusi, gaji, dan teknik pengawasan dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat membuat penelitian lebih lanjut dapat meneliti hubungan motivasi internal perawat dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

REFERENSI

Anggaraini, S.S.(2007). Hubungan motivasi dengan kinerja petugas rekam medis di ruang rawat inap rumah sakit umum daera dr. djasamen saragih pematang siantar taun 2007, tesis, Sekola Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara: medan.

Anugraihini, C., Sahar, J., Mustikasari.(2010). Kepatuan perawat menerapkan pedoman patient safety berdasarkan faktor individu dan organisasi.Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 13, No. 3, November 2010; al 139-144.[diunduh tanggal 15 Juli 2016]

AHRQ. (2001). Publication No. 07-E005. Rockville, Md: Agency for healtcare research and quality

Maret: 151.www.ahrq.gov (Diunduh 29 Februari 2016)

Badi’ah, A., Mendri, N.K., Ratna, W., Hendarsih, S., Sutrisno., Lena, I.A., et al.(2008). Hubungan motivasi perawat dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit daerah panembahan senopati bantul tahun 2008. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 12: 74 – 82.

Departemen Kesehatan RI.(2008). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety), Utamakan Keselamatan Pasien. Jakarta.

Ellis, et al.(2006). Staffing for safety: a synthesis of te evidence on nurse staffing and patient safety. Ottawa: Ontario

Herzberg, F. (1987). One more time: how do you motivate employees? Harvard Business Review

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS).(2008). Pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP). Jakarta: PERSI, KKP-RS.

Nur, Q.M., Noor., N.H, Irwandy.(2013). Hubungan motivasi dan supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam menerapkan patient safety di rawat inap rs universitas hasanuddin tahun 2013. Bidang Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS: Makassar

Permenkes.(2011).Peraturan Menteri kesehatan republik indonesia nomor1691/menkes/per/viii/2011 tanggal 8 agustus tentang keselamatan pasien rumah sakit. Jakarta: Kementrian Kesehatan

Siregar, M.(2008). Pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit umum daerah swadana taritung

(7)

7 tapanuli utara tahun 2008, Tesis.

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara Medan [diunduh tanggal 04 April 2016]

Strauss, George and Sayles leonard.(2002). Manajemen personalia (Terjemahan Rochmulyati hamzah).PPm: Jakarta

Wuryanto. E.(2010). Hubungan lingkungan kerja dan karakteristik individu dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Tesis, Fakultas Keperawatan Program Magister Ilmu Kepera watan Kekususan Manajemen Keperawatan: Depok

Gambar

Tabel  2.  Distribusi  Hubungan  Faktor  Kondisi  Lingkungan Kerja Perawat dengan Penerapan  Patient Safety

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengembangan dan tambahan ilmu pengetahuan yang lebih luas mengenai akurasi Capital Asset Pricing Model

Yahya Harahap sebelumnya bahwa sistem pembuktian yang dianut dalam Hukum Acara Perdata tidak bersifat stelsel negatif menurut undang- undang, maka stelsel negatif

Asahimas Chemical tidak berpotensi menggunakan dan menghasilkan bahan kimia (produk samping) hexachlorobutadiene (HCBD) ataupun senyawa sinonimnya berdasarkan hasil

Penelitian ini mendeskripsikan data tentang kepribadian guru aqidah akhlak dan tingkah laku siswa menggunakan penilaian absolut yaitu norma yang ditetapkan secara mutlak oleh

Karena kemampuannya untuk menghitung perbedaan genetik di antara kelompok kontemporari dan dapat menyediakan pendugaan genetik untuk banyak ternak pada suatu waktu,

Tahap evaluation, penilaian yang dilakukan guru pada pembelajaran dengan model ini antara lain: keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa, kinerja siswa dalam

Pendekatan yang dilakukan untuk merumuskan model populasi yang lebih realistik yaitu dengan memasukan salah satu faktor penting yaitu kerapatan populasi sehingga terbentuk

Sidang  Dibuka  Hakim  ketua  Cicut  Setiarso  pukul  10.38  Wib  dan  langsung  mempersilahkan  terdakwa memasuki ruang Sidang. Terdakwa masuk ke ruang