METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU KONSTRUKSI
BERUKURAN STRUKTURAL
BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan
1.1.1 Maksud
Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Konstruksi Berukuran Struktural, dimaksudkan untuk
dipakai sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian kuat lentur kayu konstruksi berukuran
struktural.
1.1.2 Tujuan
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk menentukan kuat lentur dan kelas kayu
konstruksi.
1.2 Ruang Lingkup
Metode pengujian ini mencakup persyaratan, ketentuan, cara pengujian dan pelaporan
pengujian semua jenis kayu konstruksi berukuran struktural kering udara dan tidak
bebas-cacad termasuk balok kayu berlapis majemuk.
.
1.3 Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1)
beban batas
adalah beban maksimum yang masih dapat ditahan oleh benda uji sebelum
mengalami patah dan atau pecah;
2)
beban batas proporsional
adalah kondisi pembebanan maksimum yang masih
memberikan hubungan linear antara besarnya beban dengan deformasi yang terjadi;
3)
benda uji
adalah batang kayu berukuran struktural yang dianggap mewakili mutu dan
atau kelas kuat dari sekelompok kayu yang akan dipakai untuk konstruksi;
4)
benda uji tidak bebas cacat
adalah
benda uji yang mempunyai cacat yang dapat
melemahkan kekuatan kayu, tetapi tidak membahayakan konstruksi, seperti retak, mata
kayu, serat miring dan gubal; cacat yang membahayakan konstruksi seperti lapuk,
keropos, termakan serangga (bubuk) dan bengkok atau melengkung, tidak diperlukan;
5)
cacat kayu
adalah kondisi alami atau buatan yang melemahkan kekuatan dan
mengurangi mutu kayu konstruksi, seperti tersebut dalam butir 4 di atas;
6)
kecepatan ujung penekan,
adalah kecepatan gerak dari alat pemberi beban yang
dipakai untuk menguji kekuatan atau mutu kayu, dinyatakan dalam mm/detik atau
mm/menit;
7)
defleksi atau lendutan
adalah deformasi lengkung akibat beban lentur yang diberikan
pada benda uji;
8)
deformasi
adalah
perubahan bentuk benda uji yang sedang dibebani;
10)
kadar air
adalah nilai perbandingan berat air yang terkandung dalam kayu terhadap
berat kayu kering oven, dinyatakan dalam persen;
11)
kayu gergajian
adalah hasil dari pemotongan kayu dengan ukuran yang ditentukan oleh
standar yang berlaku;
12)
kayu konstruksi
adalah kayu gergajian yang digunakan sebagai komponen struktur
bangunan; dan mempunyai dimensi penampang tidak kurang dari 50 mm;
13)
kelas kuat
adalah
pengelompokkan kayu berdasarkan berat jenis kering udara dan
kekuatannya;
14)
kenaikan tambahan beban
adalah besarnya tambahan beban pada setiap tahap
pembebanan, dinyatakan dalam Newton;
15)
kepadatan atau berat jenis
adalah perbandingan antara massa dan volume kayu dalam
keadaan kering udara, dinyatakan dalam gram/cm
3atau kg/dm
3;
16)
kekuatan batas
adalah batas kekuatan kayu mendekati saat patah atau rusak akibat
pembebanan;
17)
lekukan
adalah kerusakan lokal pada permukaan kayu yang diakibatkan tekanan beban
terpusat atau reaksi tumpuan;
18)
lendutan geser
adalah deformasi lentur yang terjadi akibat geser, dalam mm;
19)
mega pascal
adalah satuan tegangan, yang menyatakan besarnya gaya dalan Newton
persatuan luas dalam meter persegi; (1 Pa = 1 N/m
3; 1 megapascal = 10
6N/m
2, atau
10
6N/10
6mm
2, atau 1 N/mm
2);
20)
metode bentang sederhana
adalah cara pengujian balok lentur yang diletakkan di atas
dua tumpuan, sendi dan rol bebas tanpa jepitan;
21)
modulus elastisitas
adalah nilai perbandingan antara besarnya beban dan lendutan
yang terjadi, setelah nilai tersebut dikalikan dengan faktor
φ
pada tahap pembebanan
belum mencapai beban batas proporsional Pp; nilai
φ
= L3 / (48xI) untuk beban terpusat
di tengah bentang, atau
φ
= a (L-2a)
2/ 16xI) untuk balok dengan dua beban titik atau third
point loading;
22)
modulus elastisitas arah radial
adalah nilai modulus elastisitas balok kayu yang
diperoleh dari hasil pengujian arah radial atau terhadap sumbu kuat;
23)
modulus elastisitas arah tangensial
adalah modulus elastisitas yang dihitung
berdasarkan hasil pengukuran lendutan yang terjadi, termasuk lendutan akibat geser;
24)
modulus elastisitas semua
adalah modulus elastisitas yang dihitung berdasarkan hasil
pengukuran lendutan yang terjadi, termasuk lendutan akibat geser;
25) momen inersia
adalah
nilai sifat mekanik penampang kayu yang didapat dari
persamaan I = bh
2/12, dimana b dan h masing-masing sama dengan lebar dan tinggi
penampang benda uji, dalam mm;
26)
pemilihan masinal
adalah metode pemilihan mutu kayu tanpa merusak dengan
menggunakan mesin, berdasarkan sifat mekanik kayu;
27)
radial, serat arah radial
adalah kayu gergajian yang gelang tahunnya membentuk sudut
45
°
atau lebih terhadap muka potongan;
28)
regangan serat
adalah rasio besarnya nilai pertambahan panjang serat kayu terluar
terhadap panjang semula, pada pembebanan elastis;
29)
ruang penyesuaian
adalah suatu ruangan yang berfungsi untuk mengubah kondisi sifat
fisis kayu uji atau kadar air sehingga sesuai dengan persyaratan uji;
31)
tangensial, serat arah tangensial
adalah kayu gergajian yang gelang-tahunnya
membentuk sudut kurang dari 45
°
terhadap muka potongan;
32)
tekuk
adalah perubahan bentuk terhadap sumbu lemah, akibat ketidak stabilan batang
kayu uji yang sedang diberi beban (tekan aksial atau lentur);
33)
third point loading
adalah metode pengujian lentur pada balok dengan tiga beban-titik
pada bentangnya yang berjarak kira-kira sepertiga bentang, dan berjarak simetris dari
tumpuan terdekatnya;
BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN
2.1 Penanggung Jawab
Hasil pengujian harus disyahkan oleh pejabat yang berwenang yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab pengujian, dengan disertai nama, tanda tangan, dan cap pengesahan.
2.2 Laporan Pengujian
Laporan pengujian yang disyahkan oleh pejabat yang berwenang, seperti tersebut dalam
ayat 2.1, harus diberi nomor kode dan tanggal penerbitan.
2.3 Benda Uji
2.3.1 Dimensi Benda Uji
Lebar dan tinggi benda uji harus diukur dalam milimeter, di tiga posisi pengukuran. Panjang
benda uji harus diukur dalam meter di tiga posisi pengukuran.
2.3.2 Cacat Kayu dan Penampang Kritis
Benda uji tidak perlu bebas cacat. Untuk pengujian kuat karakteristik, boleh mempunyai
penampang lemah (penampang kritis) pada arah panjangnya, sedangkan pada uji lentur
terdapat penampang kritis ditengah bentangnya. Penampang kritis tersebut boleh diuji tidak
rusak atau dengan cara pemilihan masinal.
2.3.3 Kadar
Air
Kadar air benda uji harus diukur dan dihitung dari potongan batang benda uji yang sama,
dan bebas dari mata kayu, dan kantong getah.
2.3.4 Berat Jenis
Berat jenis benda uji harus dihitung dari potongan batang benda uji, bebas dari mata kayu
dan kantong getah.
2.3.5 Penyesuaian Benda Uji
Sebelum diuji beban, benda uji harus dipersiapkan dan disesuaikan terhadap kondisi berikut
benda uji :
1) benda uji harus disesuaikan terhadap persyaratan persiapan benda uji, yaitu :
mempunyai berat yang konstan
1), pada kelembaban relatif udara
±
5% dan suhu udara
25
±
5
°
C
2);
2) bila ketentuan dalam butir 1 tidak dapat dipenuhi, maka pengujian dapat dilaksanakan
dalam kondisi kadar air seperti adanya, dengan syarat nilai kadar air sebenarnya dalam
kayu dilaporkan dalam hasil uji;
2.3.6 Nomor Kode Uji
2.3.7 Jumlah Benda uji
Jumlah benda uji tidak kurang dari tiga untuk setiap jenis kayu yang diuji.
2.4 Peralatan
Peralatan yang dipakai untuk pengujian, harus memenuhi ketentuan berikut :
1) peralatan uji yang dipakai harus telah dikalibrasi dan masih berlaku;
2) untuk pengujian kuat lentur diperlukan peralatan sebagai berikut :
(1) mesin pemberi beban lentur;
(2) alat pengukur waktu; ketelitian dalam detik;
(3) alat ukur panjang;
a) rol
meter
b) penggaris skala mm atau jangka sorong;
(4) alat pengukur deformasi atau lendutan;
(5) alat ukur kadar air dan atau timbangan;
(6) batang gauge, panjang 5 kali tinggi nominal penampang balok uji;
Keterangan :1) Berat benda uji dianggap sudah konstan bila perbedaan berat hasil timbangan benda uji dalam jangka waktu 6 jam, tidak melebihi 0,1 % berat benda uji tersebut;
BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
Untuk menguji kuat lentur kayu konstruksi berukuran struktural, ketentuan-ketentuan harus
diikuti :
3.1 Benda Uji
Benda uji harus memenuhi ketentuan berikut :
1) benda uji harus mempunyai panjang tidak kurang dari 20 kali tinggi nimonal penampang,
seperti diperlihatkan dalam Gambar 1;
Gambar 1 Bentuk dan dimensi benda uji
2) tinggi dan lebar penampang diukur dalam milimeter dan panjang diukur dalam meter;
3.2 Prosedur Pengujian
Uji kuat lentur harus dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan berikut :
1) benda uji harus ditumpu di atas tumpuan sendi dan tumpuan-rol (bebas), yang terbuat
dari baja, atau dengan cara lain yang dapat mendekati tercapainya kondisi tumpuan
sendi dan rol;
2) benda uji harus diletakkan pada posisi sumbu kuat dan dibebani dengan cara “third point
loading”, atau dengan tiga beban titik pada panjang bentangnya, yang masing-masing
berjarak a
≥
3 kali tinggi penampang balok uji, dari tumpuan terdekatnya;
3) panjang bentang total L sama dengan 18 kali tinggi nominal penampang benda uji,
seperti dijelaskan pada gambar;
4) bila alat uji yang ada tidak memungkinkan pelaksanaan demikian secara akurat, mak
ajarak antar dua titk harus ditambah dengan 1,5 kali tinggi nominal penampang, dan
panjang benatang juga harus diperbesar dengan tiga kali nominal penampang, dan
posisi pembebanan tetap simetris;
5) sepotong pelat baja dengan panjang tidak melebihi setengah tinggi benda uji dapat
disisipkan antara permukaan benda uji dan ujung penekan dari mesin-uji, demikian juga
pada sisi bawah balpok di titik tumpuan, untuk mengurangi terjadinya lekukan pada sisi
yang tertekan;
6) tebal pelat baja tersebut pada butir 5, tidak kurang sari 4 mm untuk balok yang
mempunyai tinggi penampang 120 mm, dan tidak kurang dari 13 mm untuk balok yang
mempunyai tinggi penampang 300 mm atau lebih; untuk balok yang mempunyai tinggi
penampang di antara dua nilai tersebut, tebal pelat dapat ditetapkan dengan inter polasi
linear;
7) bila rasio tinggi terhadap lebar penampang balok uji melebihi empat, maka penahan
lateral harus dipasang untuk mencegah terjadinya tekuk-lateral; alat penahan lateral
tersebut harus memungkinkan benda uji benda melendut tanpa menimbulkan tahan
gesek atau friksi yang berarti;
8) alat pemberi beban yang dipakai harus mempunyai ketelitian tidak melebihi 1%;
9) lendutan harus diukur di tengah-tengah alat ukur gauge lg sepanjang 5 kali tinggi
penampang balok uji atau 900 mm, dan alat ukur lendut dipasang di tengah tinggi sisi
balok;
10)
beban yang diberikan harus kontinu dan meningkat secara teratur, agar beban
maksimum dapat dicapai dalam waktu 300
±
120 detik; hubungan antara beban defleksi
harus dicatat, sehingga lendutan akibat penambahan beban dapat ditentukan dengan
tingkat ketelitian tidak melebihi 1%.
3.3 Hasil Uji
Kuat lentur benda uji harus dihitung dengan persamaan-1 berikut :
w
x
a
x
P
f
maksb
2
=
(persamaan
1)
dimana :
fb
= kuat lentur, dalam N/mm
2a
= jarak antara beban titik dan tumpuan terdekat, dalam mm.
w
= momen tahanan bh
3/6 , dalam mm
3P
maks= beban maksimum, dalam N.
BAB IV
CARA UJI
Dalam pelaksanaan pengujian, langkah-langkah berikut harus dilaksanakan :
1) tentukan jenis kayu yang akan diuji;
2) tentukan dimensi penampang dan panjang benda uji sesuai dengan ayat 3.1 butir 1, dan
2;
3) ukur suhu dan kelembaban relatif udara di dalam ruangan uji, sesuai dengan ayat 2.3.5
butir 1 dan 2;
4) letakkan benda uji di atas tumpuan rol dan sendi yang berjarak 18 kali tinggi penampang
balok-uji, sesuai dengan pasal 3.2 butir 1, 2, 3 dan 4;
5) atur letak dua beban terpusat, yang masing-masing berjarak tidak kurang dari tiga kali
nominal penampang balok-uji terhadap tumpuan terdekat, sesuai dengan Pasal 3.2 butir
2;
6) sisipkan sepotong pelat baja tebal 4 mm atau lebih, diantara permukaan benda uji dan
cross head, sesuai pasal 3.2 butir 5 dan 6;
7) pasang penahan tekuk lateral di dua sisi kiri dan kanan balok-uji pada pertengahn
bentangnya, bila rasio h/b 2
≥
4,0 sesuai dengan pasal 3.2 butir 6;
8) periksa ketelitian alat pemberi beban, sesuai dengan ayat 3.2 butir 7 ;
9) ukur lendutan pada setiap penambahan beban, sesuai dengan ayat 3. 2 butir 8;
10) atur kecepatan cross head, sesuai dengan pasal 3.2 butir 9;
11) hitung hasil pengukuran dengan persamaan-1;
12) buat laporan sesuai dengan Bab V.
BAB V
LAPORAN PENGUJIAN
Laporan pengujian harus mencakup penjelasan tentang :
1) bahan yang diuji;
2) prosedur
pengujian;
3) hasil
pengujian.
5.1 Bahan yang Diuji
Penjekasan berikut harus diberikan :
1) jenis kayu;
2) ukuran nominal;
3) daerah asal usul kayu;
4) metode pemilihan benda uji;
6) metode pengkondisian/penyesuaian suhu dan kelembaban, untuk memenuhi
persyaratan benda uji sebelum pengujian dilaksanakan;
7) informasi lain yang dapat mempengaruhi hasil pengujian, misalnya riwayat proses
pengeringan, pengawetan, fabrikasi dan proses lain yang dapat mempengaruhi kekuatan
benda uji.
5.2 Prosedur Pengujian
Penjelasan berikut harus diberikan :
1) tipe pengujian, (tekan, tarik, lentur dsb).
2) suhu dan kelembaban udara pada waktu pengujian
3) peralatan uji yang dipakai;
4) nilai kuat
dan
modul;
5) pola retak dan ragam keruntuhan/rusak/patah;
6) semua informasi yang berguna pada pemakaian hasil uji, misalnya pertumbuhan
karakteristik atau parameter/indikasi pemilihan masinal pada penampang yang
patah/rusak.
5.3 Hasil Pengujian
Perhitungan hasil pengujian dilakukan berdasarkan metoda statistik yang berlaku.
LAMPIRAN A - DAFTAR ISTILAH
Arah radial, sumbu kuat
:
edgewise
Arah tangensial, sumbu lemah
:
flatwise
Balok berlapis majemuk
:
glued laminated timber (glulam)
Beban batas
:
ultimate load
Beban batas proporsional
:
proportional limit load
Beban terpusat di tengah bentang :
center loading
Benda uji
:
specimen
Bentang sederhana
:
simple span
Deformasi, perubahan bentuk
:
deformation
Modulus elastisitas
:
modulus of elasticity
Modulus elastisitas semu
:
apparent modulus of elasticity
Modulus elastisitas radial
:
edgewise modulus elasticity
Modulus elastisitas tangensial
:
flatwise modulus elasticity
Kadar air
:
moisture content
Kecepatan ujung penekan
:
cross head speed
Kelembaban relatif
:
relative humidity
Kenaikan beban
:
load increment
Kepala pemberi beban
:
loading head
Kuat tekan
:
compressive strength
Nomor kode uji
:
test code number
Pemilahan mutu kayu
:
stress
grading
Pemilihan masinal
:
mechanical stress grading
Penampang lemah
:
critical section
Regangan
:
strain
Regangan serat terluar
:
extreme fibre strain
Ruang pengatur kekeringan :
conditioning chamber
Tekuk
:
lateral buckling
Ujung penekan
:
cross head
Ukuran struktural
:
structural sizes
Tahan gesek
:
friction
LAMPIRAN B - LAIN-LAIN
1. Simbol
a
= jarak antar beban titik dan tumpuan terdekat, dalam mm
A
= luas penampang benda uji, b x h, atau b x d, dalam mm
2b
= lebar (sisi terkecil) penampang balok uji edgewise ME, atau sisi penampang
tegak lurus arah beban lentur, dalam mm
d
= tebal (sisi terkecil) penampang balok uji flatwise ME, atau sisi penampang sejajar
dengan arah beban lentur, dalam mm
h
= tinggi (sisi terbesar) penampang balok uji, atau sisi penampang sejajar arah
beban lentur, dalam mm.
L
= jarak antar dua tumpuan, bentang balok, dalam mm
lg
= panjang gauge, dalam mm
Ltot
= panjang total balok uji, dalam mm.
P
= beban tekan, dalam Newton
R
= kecepatan cross head, dalam mm/detik.
δ
p
= tambahan kenaikan beban, dalam Newton
δ
y
= kenaikan lendutan akibat
δ
p, dalam mm.
2. Tebal Konversi
DAFTAR 1
Kilo
= 1000
Mega
= 1000000
1 Pa (Pascal)
= 1 N/M
21 MPa (Megapascal) = 10
6Pascal = 106 N/m
21 m
2= 10
6mm
21 MPa
= 10
6N/10
6mm
2= 1 N/m
2Dibulatkan :
1 kg
= 10 Newton
1 kg/cm
2= 10 N/100m
2= 0,1 N/mm
21 N/mm
2= 10 kg/cm
2DAFTAR 2
Pa
MPa atau N/mm
2Kgf/mm
2Kgf/cm
21,0 1
x
10
-61,0197 x 10
-71,0197 x 10
-51 x 10
61,0
1,0197 x 10
-11,0197 x 10
9,80665 x 10
69,80665
1,0
1,0 x 10
23. Panjang dan bentang minimum benda uji kuat lentur terhadap sumbu kuat atau
arah radial balok kayu berukuran struktural.
BENTANG Lmin (meter)
TINGGI h
(mm)
6h+1,0 meter
18 h
PANJANG TOTAL
ltotal (meter)
50 1,300 0,900
1,400
83 1,500 1,500
1,660
100 1,600 1,800
2,000
120 1,720 2,160
2,400
140 1,840 2,520
2,800
150 1,900 2,700
3,000
180 2,080 2,440
3,600
200 2,200 3,600
4,000
220 2,320 3,960
4,400
240 2,440 4,320
4,800
250 2,500 4,500
5,000
280 2,680 5,040
5,600
300 2,800 5,400
6,000
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...i
BAB I
DESKRIPSI ... 1
1.1
Maksud dan Tujuan ... 1
1.1.1 Maksud... 1
1.1.2 Tujuan ... 1
1.2 Ruang
Lingkup ... 1
1.3 Pengertian... 1
BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN ... 4
2.1 Penanggung
Jawab ... 4
2.2 Laporan
Pengujian ... 4
2.3 Benda
Uji ... 4
2.3.1
Dimensi Benda Uji... 4
2.3.2
Cacat Kayu dan Penampang Kritis ... 4
2.3.3 Kadar
Air ... 4
2.3.4 Berat
Jenis ... 4
2.3.5
Penyesuaian Benda Uji... 4
2.3.6
Nomor Kode Uji... 4
2.3.7
Jumlah Benda uji... 5
2.4 Peralatan... 5
BAB III KETENTUAN –KETENTUAN ... 6
3.1 Benda
Uji ... 6
3.2 Prosedur
Pengujian ... 6
3.3 Hasil
Uji ... 7
BAB IV CARA UJI ... 8
BAB V LAPORAN PENGUJIAN ... 8
5.1
Bahan yang Diuji ... 8
5.2 Prosedur
Pengujian ... 9
5.3 Hasil
Pengujian ... 9
LAMPIRAN A - DAFTAR ISTILAH... 10