• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

DASAR-DASAR PENA

T

AAN CAHA

Y

A

TELEVISI

Bahan

Ajar Kursus & Pelatihan Penyiaran (Broadcasting) Level III

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tahun 2014

DASAR-DASAR

PENATAAN CAHAYA

TELEVISI

Bahan Ajar Kursus & Pelatihan

(2)

DASAR-DASAR

PENATAAN CAHAYA

TELEVISI

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan

Direktorat Jenderal PendidikanAnak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tahun 2014

(3)

PENYIARAN (BROADCASTING) LEVEL III DASAR-DASAR PENATAAN CAHAYA TELEVISI Diterbitkan oleh :

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tahun 2014

Gedung E Lantai VI, Jl. Jenderal Sudirman Senayan–Jakarta 19720

(4)

KATA PENGANTAR

DIREKTUR PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN

Pertama-tama kami menyampaikan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga bahan ajar kursus dan pelatihan selesai disusun dan selanjutnyasiap dipergunakan oleh peserta didik,pendidik, maupun penyelenggara kursus dan pelatihan serta satuan pendidikan nonformal lainnya.

Sumber daya manusia yang berketerampilan dan tersertifikasi dapat diperoleh melalui uji kompetensi. Uji kompetensi merupakan upaya yang terus dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk meningkatkan ketersediaan, memperluas keterjangkauan, mewujudkan kesetaraan dan menjamin kepastian mutu, relevansi, dan daya saing lulusan kursus dan pelatihan serta satuan pendidikan nonformal lainnya sesuai dengan standar nasional pendidikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, perlu didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memenuhi kebutuhan pembelajaran.

Dalam menghadapi persaingan global pada Asean Free Trade Area (AFTA) dan World Trade Organization (WTO), Indonesia dituntut dapat menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang memiliki keterampilan yang tersertifikasi sehingga diakui dunia internasional. Sumber daya manusia yang dibekali dengan keterampilan serta karakter dan sikap-sikap positif akan menjadikan daya saing bangsa Indonesia semakin diperhitungkan di kancah pergaulan dunia.

(5)

Akhirnya tidak lupa kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun yang telah bekerja keras serta meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga demi terwujudnya bahan ajar ini.

Muslikh, S.H.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN PENATAAN CAHAYA .... 4

2.1. Umum ... 4

2.2. Produksi Tata Cahaya yang Kreatif ... 5

2.3. Lingkup Kegiatan Penataan Cahaya ... 6

BAB III COLORIMETRY ... 8

3.1. Spektrum Warna ... 8

3.2. Besaran (Properti) Warna ... 10

3.2.1. atau Tingkat Terang Warna ... 11

3.2.2. 11 3.2.3. 11 3.3. Pencampuran Warna ... 12

3.3.1. 12 3.3.2. 14 BAB IV KONTRAS DAN BESARAN CAHAYA ... 17

4.1. Tata Cahaya dan Kontras ... 17

4.2. Besaran dan Satuan Cahaya ... 17

BAB V KARAKTERISTIK CAHAYA ... 25

5.1. 25

5.2. 26

Brightness

Hue ... Saturation ...

Additive Mixing ... Subtractive Mixing ...

(7)

BAB VI SUMBER CAHAYA DAN LAMPU ... 27

6.1. Jenis Lampu ... 27

6.1.1. Lampu Kawat Pijar ... 28

6.1.2. Lampu Gas-Discharge ... 29

6.1.3. Lampu ( ) .... 32

6.2. Lampu dan Light ... 34

6.2.1. ... 34

6.2.2. ... 36

6.3. 39 BAB VII ALAT KELENGKAPAN LAMPU ... 41

7.1. ... 41

7.2. Filter Penyebar Cahaya ... 42

7.3. Filter Warna ... 42

7.4. ... 43

7.5. ... 44

7.6. ... 45

7.7. ... 46

7.8. Pengait ( ) ... 47

7.9. Reflektor ... 48

BAB VIII PENATAAN POSISI LAMPU DAN CAHAYA ... 51

8.1. ... 53

8.1.1. ... 53

8.1.2. ... 55

8.1.3. ... 55

8.2. Perbandingan Intensitas Penyinaran ( ... 58

8.3. Sudut Penyinaran 60 8.4. Lampu dengan Fungsi Ganda ( ) ... 60

8.5. Penyinaran untuk Latar Belakang ( ) ... 61

LED Light Emitting Diode

Spot Light Diffused

Spot Light Diffused Light

Portable Lighting Kit ...

Barn Door

(8)

BAB IX INTENSITAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA ... 65

9.1. Pengaturan Intensitas dan Distribusi Cahaya ... 68

9.2. Tata Cahaya dan Perencanaan Dekor (Desain) ... 69

BAB X PENATAAN CAHAYA UNTUK KONDISI TERTENTU ... 71

10.1. Penataan Cahaya pada Ruang Kerja atau Kantor Kecil ... 71

10.2. Penataan Cahaya yang Memiliki Suhu Warna Berbeda ... 74

10.3. Penggunaan Sinar Matahari dan Reflektor ... 75

10.4. Penyederhanaan Teknik Tiga Titik ... 78

BAB XI PENUTUP ... 81

GLOSARIUM ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Penguraian Sinar Matahari oleh Prisma... 9

Contoh Campuran Warna Secara

13 Gambar 3. Contoh Campuran Warna Secara

... 15 Gambar 4. Pengukuran Kuat Penyinaran dengan

yang Dihadapkan ke Sumber Cahaya .. 19

Gambar 5. dengan dan

yang Menyatu ... 20 Gambar 6. Warna Cahaya dan Suhu Warna ... 21

Gambar 7. yang Menyatu dengan

... 23 Gambar 8. Perbedaan Warna Gambar ... 24

Gambar 9. Penyinaran dengan 25

Gambar 10. Penyinaran dengan 26

Gambar 11. Hasil Gambar dengan Penyinaran Matahari .. 26

Gambar 12. Bola Lampu 29

Gambar 13. Lampu Hemat Energi ... 30 Gambar 14. Lampu ... 31 Gambar 15. Lampu dengan Berbagai Warna dan

Ukuran ... 32 Gambar 16. Bola Lampu dan Lampu Panel ... 33 Gambar 17. Lensa Lampu ... 35

Gambar 18. 35

Gambar 19. Dilengkapi 35

Gambar 20.

Gambar 2. Additive

Mixing ...

Subtractive Mixing

Lux Meter

Light Meter Lux Meter Reflectance

Spot Meter

Kelvin Meter Lux

Meter

Hard Light ... Soft Light ...

Tungsten ... Fluorescent

Metallic Iodide HMI LED

LED LED

Fresnel Spotlight ...

Fresnel Spotlight Barn Door ...

(11)

Gambar 21. ... 37

Gambar 22. Lampu Siklorama... 38

Gambar 23. Siklorama yang Disinari Lampu yang Dipasangi Filter Warna ... 39

Gambar 24. ... 40

Gambar 25. ... 41

Gambar 26. ... 42

Gambar 27. Filter Warna ... 43

Gambar 28. ... 43

Gambar 29. yang Disisipkan pada ... 44

Gambar 30. Berupa Keping yang Dipasang pada atau Digantung... 45

Gambar 31. ... 46

Gambar 32. ... 47

Gambar 33. ... 47

Gambar 34. Reflektor Payung ... 48

Gambar 35. Reflektor dalam Berbagai Bentuk, Ukuran, dan Warna ... 49

Gambar 36. Reflektor yang Dapat Dikembangkan dan Dilipat... 49

Gambar 37. Contoh Pemanfaatan Sinar Matahari ... 52

Gambar 38. ... 54

Gambar 39. ... 55

Gambar 40. ... 56

Gambar 41. Ketinggian dan ... 56 Gambar 42. Hasil Gambar yang Diperoleh dari

Masing-Masing Penyinaran dan Gabungan Ketiganya 57 Diffuse Light

Portable Lighting Kit Lighting Barn Door Diffuser

Key Light, Fill Light, Back

(12)

Gambar 43. Gambar Objek dengan

Berbeda ... 59 Gambar 44. Hasil Gambar dengan Sudut Penyinaran

yang Berbeda ... 60 Gambar 45. Lampu Berfungsi Ganda... 61 Gambar 46. Penyinaran Tiga Titik Ditambah dengan

... 62 Gambar 47. Contoh Penataan Cahaya Acara Interview

Tiga Orang... 64 Gambar 48. Contoh Penataan Cahaya Acara Panel Lima

Orang... 64 Gambar 49. Fokus Selektif, Sempit ... 67 Gambar 50. ... 72 Gambar 51. di Ruangan yang Lebih Kecil... 73 Gambar 52. Lampu Jenis Yang Terpasang pada

Kamera ... 73 Gambar 53. Penyinaran dengan Cahaya Campuran ... 74 Gambar 54. Pemasangan Filter di Jendela ... 75 Gambar 55. Penggunaan Reflektor pada Pengambilan

Gambar ... 78

Gambar 56. dan Penyederhanaan

Teknik Tiga Titik ... 79 Lighting Ratio

Key Light

Background Light

Depth of Field Bounced Light

Bounced Light LED ENG

Outdoor

(13)
(14)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat

saat ini, komitmen untuk memajukan dunia pendidikan tetap menjadi

prioritas pemerintah. Menyadari bahwa manusia merupakan modal dan kekuatan utama dalam segala kegiatan pembangunan maka perlu

ditingkatkan kualitas manusia sebagai salah satu sumber daya yang sangat

menentukan keberhasilan pembangunan.

Salah satu produk teknologi informasi diwujudkan dalam bentuk paket acara audio-visual yang membawa misi informasi, pendidikan, dan hiburan.

Produksi program audio-visual, termasuk di dalamnya acara televisi pada

dasarnya merupakan setiap kegiatan atau proses menindaklanjuti ide/gagasan, ke dalam naskah yang kemudian diwujudkan dalam bentuk

gambar dan suara yang ditujukan untuk mampu menjalankan misi

dimaksud.

Gambar-gambar yang disajikan dalam paket acara audio-visual pada tahap

awal merupakan hasil pengambilan kamera secara kreatif yang memenuhi persyaratan, baik menyangkut teknis maupun artistik. Hasil gambar di

tahap awal ini berperan sangat menentukan terhadap pemenuhan tujuan

dan kualitas gambar dalam tahap-tahap proses selanjutnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya cahaya merupakan syarat agar kita

dapat melihat suatu objek. Hal ini berlaku pula untuk kamera yang 'melihat' objek dan mengubahnya menjadi signal-signal gambar. Akan tetapi dalam

pengoperasian kamera, cahaya perlu ditata agar sesuai dengan cara kerja

(15)

Lebih dari itu cahaya perlu ditata tidak sekadar agar kamera menghasilkan

gambar yang mudah dilihat dan memenuhi persyaratan teknis, melainkan

agar gambar yang dihasilkan memenuhi tujuan sebagaimana dimaksud oleh naskah, termasuk di antaranya untuk menghasilkan kesan yang

dihasilkan, semarak yang memesona dan sebagainya. Untuk itu penataan cahaya merupakan sesuatu yang harus dipelajari dan diterapkan dengan

benar. Dengan demikian pengetahuan tentang penataan cahaya

merupakan salah satu materi yang terdapat dalam setiap lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang pertelevisian.

Buku ini disusun sebagai salah satu bahan ajar bagi profesi di bidang pertelevisian yang ingin memelajari penataan cahaya, termasuk di sini

profesi kamerawan ( dan sudah tentu profesi penata

cahaya. Bagi profesi kamerawan, buku ini diupayakan mengacu kepada standar kompetensi yang ditetapkan dalam Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) Kamerawan Televisi sesuai jenjang kualifikasi/level 3

seperti diatur dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Dalam standar kompetensi tersebut tercantum Kompetensi Dasar dengan

judul

yang memuat materi pokok antara lain meliputi penataan cahaya dengan bahasan sebagai berikut :

- .

- Cahaya dan karakteristiknya.

- Dasar-dasar penataan cahaya.

- Jenis-jenis lampu.

Dengan memahami hal-hal seperti tersebut di atas, seorang kamerawan

meskipun tidak melaksanakan penataan cahaya, mampu mengoperasikan kamera pada kondisi cahaya yang telah tertata sehingga menghasilkan

gambar seperti diharapkan. Kamerawan juga mampu memberikan

alternatif gambar yang kreatif kepada pengarah acara sesuai naskah. Bagi

camera person)

Mempersiapkan diri menghadapi lingkungan kerja produksi acara

(16)

penata cahaya dan petugas tata cahaya, buku ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar mengenai berbagai materi tentang dan

seputar penataan cahaya.

Buku ini hanya memuat hal-hal dasar yang belum cukup bagi seseorang

untuk menjadi penata cahaya yang ahli. Di dalamnya hanya diuraikan

penataan cahaya bagi objek yang relatif sedikit dan statis. Penataan cahaya untuk acara drama misalnya yang melibatkan pemeran yang

bergerak secara dinamis atau acara dengan banyak peserta serta

menggunakan efek tata cahaya kompleks dan rumit, begitu pula untuk

menghasilkan tertentu, masih belum dijelaskan dalam buku

sederhana ini.

Dengan adanya buku ini sebagai bahan ajar, diharapkan peserta kursus

mendapatkan pengetahuan yang memadai untuk melaksanakan tugas yang diawali dengan tugas sederhana. Lebih penting lagi materi dasar ini

diharapkan dapat menjadi pemicu untuk memelajari hal-hal yang lebih lebih

lanjut yang masih diperlukan. Untuk itu diperlukan upaya melengkapi materi yang diperoleh dari buku ini dengan bahan-bahan lain yang lebih

beragam dan lebih maju sesuai perkembangan di dunia audio-visual.

show

(17)

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN PENATAAN CAHAYA

2.1. Umum

Penataan cahaya untuk televisi adalah penataan cahaya yang relatif lebih baru dibandingkan untuk pentas panggung dan film. Meskipun

teknik tersebut banyak diambil dan dikembangkan oleh televisi, tetapi

tidak seluruhnya dapat diterapkan sehubungan dengan hal-hal yang khusus terdapat pada televisi.

Keadaan bahwa penyajian televisi dilakukan dengan segera, dengan yang relatif cepat serta waktu latihan yang singkat merupakan

masalah dalam penataan cahaya. Acara televisi selalu terus

berubah/ bergerak, adakalanya tak mungkin dilakukan, dan pengambilan suara dilakukan bersamaan dengan pengambilan

gambar.

Dari sini muncul masalah bayangan dan mikrofon, juga konflik antara penataan cahaya yang baik dalam pengertian artistik dengan

tuntutan produksi atas berbagai sudut pengambilan gambar.

Di samping itu juga terdapat masalah teknik seperti kepekaan

kamera, intensitas dan warna cahaya, besar bukaan diafragma,

, yang semuanya saling berhubungan yang menimbulkan masalah berikutnya. Intensitas cahaya yang

dibutuhkan biasanya meningkat dengan bertambahnya usia kamera,

dan sering pula yang dihasilkan melebihi atau kurang

dari yang diperlukan untuk penyajian suatu cerita, akibat intensitas

cahaya yang tidak tepat.

set-up

re-take

boom

depth of field

(18)

2.2. Produksi Tata Cahaya yang Kreatif

Tujuan utama dari tata cahaya yang baik adalah untuk menghasilkan

gambar yang sesuai dengan tuntutan produksi acara, baik untuk mendukung suasana alami, artistik, maupun dramatik, di samping

memenuhi kriteria teknis signal gambar televisi.

Untuk mencapai tujuan ini, tata cahaya harus merupakan bagian

yang hidup dari program, dirancang dan digerakkan oleh pemikiran

yang kreatif. Dapat dikatakan bahwa tata cahaya merupakan hasil imajinasi kreatif yang diinspirasi oleh naskah produksi acara.

Ide orisinil penataan cahaya dapat didukung oleh

perbandingan-perbandingan sederhana. Adakalanya perbandingan-perbandingan dengan waktu

dalam setiap hari (pagi, siang, malam) atau musim, sering pula perbandingan dengan produksi yang lain. Banyak ide yang

mengarah kepada ekspresi visual yang baik merupakan ide orisinil,

banyak pula yang tiruan. Sering pula terjadi ide tersebut merupakan kombinasi dari pemikiran orisinil dan ide dari orang lain. Pengalaman

terdahulu juga akan mendukung penataan cahaya yang

kreatif.

Produser, penata artistik, pengarah teknik, dan petugas tata cahaya

harus memerhatikan tata cahaya. Setiap adegan, setiap program,

gambar hidup, dan memiliki masing-masing pola

penyinaran dan bayangan. Seluruh kesan ini dapat menambah ide

visual yang mendukung dari penataan cahaya yang kreatif. Ide-ide dan pemikiran kreatif semacam ini penting dalam penataan cahaya

karena tanpa hal ini, penataan cahaya tidak dapat berkembang

maju.

(19)

2.3. Lingkup Kegiatan Penataan Cahaya

Upaya mencapai tujuan utama tata cahaya dilaksanakan melalui

beberapa kegiatan yang pada dasarnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

3. Memanfaatkan seluruh area kontras atau rentang antara gelap

dan terang gambar televisi dengan menyiapkan penyinaran yang tepat.

4. Memberikan penyinaran yang seimbang dari satu ke

lain sehingga setiap kamera dapat menghasilkan urutan gambar yang baik dengan kesan warna yang saling bersesuaian,

terutama untuk wajah-wajah pengisi acara.

5. Menghasilkan gambar yang menyenangkan melalui distribusi cahaya dan bayangan secara artistik.

6. Mendukung suasana realistik atau dramatik.

7. Menciptakan dimensi/kesan ruang dari set, kesan keterpaduan bentuk, dan menghasilkan pemisahan visual antara objek latar

depan dan latar belakang.

8. Menambah semarak gambar dengan membuat kilau dan gemerlap cahaya yang menarik dan menyenangkan.

9. Menambah kemolekan wajah dari artis/pengisi acara.

10. Membantu menyembunyikan cacat orang atau kekurangtepatan dengan melindunginya dari penyinaran secara bijaksana

atau mengalihkan konsentrasi cahaya kepada bagian lain.

1. Menyinari objek atau sehingga dihasilkan gambar yang dapat dipahami dan dapat dilihat tanpa menyulitkan mata.

2. Menghasilkan yang memenuhi standar teknis dan

bebas dari atau gangguan lainnya.

(20)

Rincian kegiatan seperti disebutkan di atas adalah dalam rangka memenuhi tuntutan produksi acara dan kriteria teknis gambar

televisi. Sesuai tuntutan produksi terkait jenis atau sifat acara,

adakalanya salah satu atau beberapa kegiatan di atas lebih diprioritaskan dibanding kegiatan lainnya. Oleh sebab itu, komunikasi

dengan pengarah acara dan teknisi gambar merupakan hal mutlak

(21)

BAB III

3.1. Spektrum Warna

COLORIMETRY

Colorimetry

colorimetry

CIE (Commission Internationale de l'Éclairage - International Commission on Illumination).

colorimetry

merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan

untuk mengukur dan menyatakan secara fisik penerimaan atau persepsi

manusia tentang warna. Dengan kata lain adalah ilmu tentang pengukuran warna. Setiap orang menerima warna dengan sedikit berbeda,

tetapi telah dilakukan percobaan-percobaan yang menghasilkan standar

baik untuk orang sebagai pengamat maupun persyaratan kondisi untuk melakukan pengukuran warna. Percobaan-percobaan yang dilakukan

serta standar yang ditetapkan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh suatu badan internasional di bidang cahaya dan penyinaran yang disebut

Dalam bab ini pembahasan masalah hanya dibatasi pada hal

yang terkait dengan tata cahaya, seperti tujuan penyusunan buku ini.

Materi yang dikemukakan berikut ini terutama hanya menyangkut :

(1) spektrum warna, (2) besaran warna,dan

(3) pencampuran warna

Apabila seberkas sinar matahari dilewatkan kepada suatu prisma, maka sinar matahari yang terlihat tidak berwarna tersebut akan

terurai menjadi cahaya-cahaya berwarna mulai dari merah sampai

(22)

matahari menembus air hujan yang berfungsi sebagai prisma. Lengkung warna-warni yang terlihat di langit kita sebut pelangi.

Rentang warna-warni ini disebut sebagai spektrum warna yang dapat

dilihat mata ( atau ). Secara fisika

spektrum adalah gelombang elektromagnetis dengan frekuensi dan

panjang gelombang tertentu yang menentukan warna yang kita lihat.

Gambar 1. Penguraian Sinar Matahari oleh Prisma Sumber: Buku

Setiap warna mempunyai frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Warna merah mempunyai frekuensi paling rendah atau panjang

gelombang yang paling panjang dalam spektrum warna yang terlihat.

Sebaliknya warna ungu atau violet merupakan warna dengan frekuensi paling tinggi atau panjang gelombang terpendek dalam

spektrum warna tersebut.

Selain melalui nama warna tersebut (merah, hijau, dan seterusnya),

warna sering dinyatakan dengan panjang gelombangnya, jarang

visible spectrum visible light

(23)

dinyatakan dengan frekuensinya. Sebenarnya jika dinyatakan dengan nilai panjang gelombang, nilai frekuensi dapat diketahui

karena antara keduanya terdapat hubungan yang pasti. Demikian

pula sebaliknya bila nilai frekuensinya disebutkan, nilai panjang gelombang dapat diketahui.

Pada tabel berikut disajikan warna dalam spektrum warna terlihat

( ) dengan panjang gelombang masing-masing.

Tabel 1. Warna dan Panjang Gelombangnya Sumber: Buku

Energi dengan panjang gelombang yang lebih pendek dari 380

nanometer merupakan warna ungu ultra ) yang tidak

dapat terlihat. Demikian pula yang memunyai panjang gelombang

lebih panjang dari 780 nanometer yang disebut merah infra (

).

Dalam menerima atau mempersepsi warna, kita mengenal tiga

besaran (properti) warna yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

visible spectrum

PAL-Farbfernsehtechnik

(ultra violet

infra red

(24)

3.2.1. atau Tingkat Terang Warna

atau tingkat terang warna dapat lebih jelas

diperumpamakan dengan dua buah lampu yang menyala

dengan warna yang sama, tetapi berbeda dayanya. Misalnya lampu merah dengan daya 100 watt menyala lebih terang

dibandingkan lampu merah berdaya 40 watt. Dengan kata

lain lampu 100 watt mempunyai yang lebih tinggi daripada lampu 40 watt, meskipun keduanya mempunyai

warna yang sama.

adalah istilah terhadap panjang gelombang tertentu dari radiasi elektromagnetik dalam spektrum warna. Secara

mudah adalah identitas jenis warna itu sendiri, seperti

merah, biru, dan lain-lain. Antara merah dengan biru berbeda dalam hal nya atau kalau nya berbeda berarti warna

itu berbeda namanya.

adalah kepekatan atau kejenuhan warna. Kita

dapat mengatakan bahwa sirup merah kental mempunyai warna yang pekat atau jenuh. Kepekatannya menurun

apabila ditambah air, meskipun masih memunyai yang

sama yaitu merah. Kepekatan warna dapat menurun atau berkurang karena ditambah dengan sesuatu yang bening,

putih, abu-abu, atau hitam. Dengan kata lain kepekatan

warna dapat menurun apabila mendapat campuran dari sesuatu yang tidak berwarna. Akan tetapi melalui

pencampuran tersebut, selain kepekatannya menurun,

-nya juga berubah. Jika bercampur dengan

(25)

sesuatu yang bening atau putih, nya akan bertambah atau jadi lebih terang, sedangkan bila bercampur

dengan abu-abu gelap atau hitam, nya akan

menurun atau jadi lebih gelap.

Warna-warna dapat dicampur untuk menghasilkan warna-warna lain.

Ada dua jenis pencampuran warna yang terkait dengan pembahasan

spektrum cahaya khususnya televisi yaitu:

adalah pencampuran warna yang

menggunakan warna pokok berupa cahaya berwarna.

Warna-warna pokok tersebut adalah cahaya dengan warna-warna tertentu yang dapat menghasilkan paling banyak

warna-warna campuran dibandingkan apabila menggunakan

warna lain.

Warna-warna pokok itu adalah merah, hijau, dan biru.

Kombinasi warna-warna tersebut berikut kombinasi

perbedaan dan kejenuhannya, menghasilkan

reproduksi warna yang diinginkan, mirip dengan warna asli

yang bukan merupakan warna campuran.

Contoh campuran warna secara adalah:

Merah + Hijau Kuning

Merah + Biru Magenta

Hijau + Biru Cyan

Merah + Hijau + Biru Putih

brightness-Additive mixing

brightness

additive

3.3. Pencampuran Warna

3.3.1. Additive Mixing

(26)

Pencampuran warna secara diaplikasikan dalam penataan cahaya ketika cahaya berwarna dari lampu-lampu

dicampurkan dengan mengarahkannya kepada suatu bidang

latar belakang. Begitu juga pada layar televisi berwarna, bintik-bintik fosfor kecil yang masing-masing menyala

dengan warna merah, hijau dan biru berkombinasi dengan

kendali sinyal video untuk menghasilkan gambar berwarna.

Gambar 2. Contoh Campuran Warna Secara Sumber : Buku

Ciri dari adalah:

- dari warna campuran lebih tinggi dari

warna pokok yang paling tinggi. Hal ini

disebabkan karena warna campuran memiliki

yang merupakan jumlah warna-warna pokok.

- Spektrum warna campuran lebih luas daripada spektrum

warna yang asli yang ditiru. Sebagai contoh, warna kuning yang diperoleh dari pencampuran memiliki

spektrum yang lebih luas (karena mencakup spektrum

additive

Additive Mixing PAL-Farbfernsehtechnik

additive mixing Brightness

brightness

(27)

warna merah dan warna hijau) daripada warna kuning asli (yang memiliki spektrum hanya warna kuning). Warna

kuning asli sebagai hasil uraian sinar matahari oleh

prisma dengan panjang gelombang tertentu disebut kuning spektral.

adalah pencampuran warna yang

menggunakan warna pokok berupa filter berwarna. Warna-warna pokok yang digunakan adalah filter dengan Warna-

warna-warna tertentu yang dapat menghasilkan paling banyak warna-warna campuran dibandingkan bila menggunakan

warna lain.

Warna-warna pokok itu adalah magenta, , dan kuning.

Kombinasi warna-warna tersebut berikut kombinasi

perbedaan dan kejenuhannya menghasilkan

reproduksi warna yang diinginkan, mirip dengan warna asli

yang bukan merupakan warna campuran.

Contoh campuran warna secara adalah:

Magenta + Kuning Merah

Magenta + Cyan Biru

Kuning + Cyan Hijau

Magenta + Kuning + Cyan Hitam

3.3.2. Subtractive Mixing

(28)

Gambar 3. Contoh Campuran Warna Secara Sumber : Buku

Ciri dari adalah:

- dari warna campuran lebih rendah dari

warna pokok yang paling rendah. Hal ini disebabkan karena

setiap filter menyaring energi berupa cahaya yang diterima dan menurunkan energi yang diteruskan.

- Warna campuran yang dihasilkan memiliki spektrum warna

yang lebih sempit dibandingkan spektrum warna masing-masing filter. Hal ini disebabkan karena setiap filter

melakukan pembatasan spektrum cahaya yang diterima

sebelum diteruskan.

Pencampuran warna secara diaplikasikan dalam

penataan cahaya ketika filter berwarna ditempatkan di depan lampu-lampu untuk menghasilkan warna tertentu yang

diinginkan. Filter warna tertentu juga digunakan untuk

Subtractive Mixing PAL-Farbfernsehtechnik

subtractive mixing

Brightness brightness

(29)

mengkonversi suhu warna dari suatu sumber cahaya. Misalnya,

untuk mengkonversi menjadi lampu studio

dipasangi filter biru. Sementara itu, untuk konversi

menjadi , sinar matahari dilewatkan pada filter oranye. juga diaplikasikan pada proses film dan cetak

warna ( ). Film berwarna berfungsi sebagai

lapisan-lapisan filter magenta, cyan, dan kuning yang berkombinasi untuk menghasilkan film berwarna. Demikian pula halnya terjadi pada

proses cetak warna.

studio light day light

day light studio light

(30)

BAB IV

KONTRAS DAN BESARAN CAHAYA

4.1. Tata Cahaya dan Kontras

4.2. Besaran dan Satuan Cahaya

Pada televisi sering dilakukan perbandingan terhadap kontras gambar. Ungkapan-ungkapan seperti

dan selalu terdengar. Kontras

menyatakan perbandingan tingkat terang atau antara

suatu bagian objek dengan bagian objek lain di sekitarnya. Suatu

yang mengandung hitam pekat dan putih terang merupakan

suatu dengan kontras yang tinggi ( ). Sementara

itu, dengan kontras rendah ( ) memiliki nilai

yang tidak jauh berbeda antara suatu bagian objek dengan bagian-bagian lain di sekitarnya. Jangkauan kontras

( ) dari suatu adalah perbandingan antara

bagian yang paling gelap dengan bagian yang paling terang dari tersebut.

Tata cahaya mempunyai efek yang sangat berarti terhadap

suatu Sebab, tata cahaya dapat mengubah tingkat

terang dari setiap objek yang dilihat oleh kamera, baik menjadi lebih

tinggi karena mendapat penyinaran yang lebih kuat maupun menjadi lebih rendah karena terlindung dari penyinaran.

Ada dua besaran atau properti cahaya yang perlu diketahui,

yaitu :

high contrast, low contrast, contrast range, contrast ratio

brightness

scene

scene high contrast

scene low contrast

brightness

contrast range scene

scene

(31)

adalah jumlah/banyaknya cahaya yang tiba pada suatu titik tertentu yang ditentukan oleh intensitas sumber cahaya

dan jaraknya dengan sumber cahaya.

Untuk sumber cahaya buatan seperti lampu studio, intensitas sumber

cahaya sangat ditentukan oleh daya ( ) lampu, di samping

jenis bahan pijar lampu.

Jarak sumber cahaya dengan objek sangat besar pengaruhnya terhadap kuat penyinaran terhadap objek tersebut, di mana secara

umum berlaku bahwa kuat penyinaran dari sumber cahaya yang

menyebar merata akan berkurang sebesar kuadrat pertambahan jarak.

Cahaya yang jatuh ke objek perlu ditata. Oleh sebab itu, dengan menggunakan jumlah dan jenis lampu serta dengan jarak tertentu

maka yang sering diukur adalah kuat penyinaran

pada titik yang menerima cahaya. Satuan kuat penyinaran atau adalah lux yang dapat diketahui melalui penggunaan lux

meter yang dihadapkan pada sumber cahaya dan diposisikan pada

objek yang disinari. Dengan kata lain lux meter mengukur sinar datang yang jatuh pada objek (Gambar 4).

1. Quantity of light 2. Quality of light

Quantity of light

wattage

quantity of light

(32)

Gambar 4.

Pengukuran kuat penyinaran dengan lux meter yang dihadapkan ke sumber cahaya Sumber Gambar :

Sinar yang dipantulkan oleh objek atau bagian dari objek, atau bagian

dari dapat juga diukur untuk mengetahui perbandingan

atau kontras yang diperoleh dengan dilakukannya

penataan cahaya.

Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut , diarahkan ke setiap bagian objek.

Pengukuran ini membantu kita untuk menghasilkan gambar dengan

tertentu. Misalnya, gambar yang memiliki

atau . Demikian pula gambar yang memiliki gaya

atau . dan r sering

pula dijumpai berupa alat yang menyatu (Gambar 5).

Lighting For Television, Candace Lee Egan http://zimmer.csufresno.edu

scene brightness

reflectance spot meter

contrast range high

contrast low contrast

(33)

Gambar 5.

dengan dan

yang menyatu Sumber :

atau warna cahaya ditentukan oleh distribusi energi

elektromagnetis atau spektrum cahaya tersebut. Hal ini terlihat melalui kurva distribusi spektral (grafik koordinat energi relatif dan

panjang gelombang) atau dengan membandingkan warna cahaya

tersebut dengan warna dari . Suhu dari (dalam

derajat Kelvin) yang menghasilkan warna yang sama dengan warna

cahaya tersebut disebut suhu warna ( ) dari cahaya

tersebut. Bila suhu dibuat semakin tinggi maka ia

menghasilkan cahaya dengan semakin banyak warna biru.

Sebaliknya bila suhu diturunkan maka cahaya yang

dihasilkan mengandung lebih banyak warna merah. Secara mudah

dapat dikatakan apabila suatu cahaya lebih banyak mengandung

warna biru dibandingkan warna merah maka cahaya tersebut memiliki suhu warna atau derajat Kelvin yang lebih tinggi.

Dalam praktik di lapangan digunakan alat ukur

atau Kelvin meter yang menunjukkan angka yang telah

dikalibrasi berdasarkan pengukuran kandungan energi warna merah

Light meter lux meter reflectance spot meter

Quality of light

black body black body

(34)

dan warna biru. Cahaya dengan warna berikut suhu warna masing-masing terlihat pada gambar dan tabel berikut.

Gambar 6. Warna Cahaya dan Suhu Warna

Sumber gambar : Garis dalam

Tabel 2. Suhu Warna dan Contoh Cahaya

Pengukuran suhu warna perlu dilakukan untuk menyesuaikan warna

cahaya dengan kamera yang digunakan. Untuk kamera film biasanya

digunakan jenis film yang sesuai untuk cahaya yang mempunyai warna seperti sinar matahari/ (sekitar 7.000 kelvin) atau

seperti lampu studio/ (sekitar 3.000 kelvin). Untuk kamera

video dilakukan pengaturan keseimbangan warna (

) baik secara manual maupun otomatis untuk

menyesuaikannya dengan cahaya yang masuk. Perlu diperhatikan

Planck Chromaticity diagram CIE (Commission Internationale de l'Éclairage - International

Commission on Illumination)

daylight studio light

(35)

agar setiap bagian suatu objek atau harus mendapatkan cahaya dengan suhu warna yang sama (jika menerima cahaya dari

beberapa sumber) agar dihasilkan reproduksi warna yang tepat. Jika

objek mendapatkan cahaya dari beberapa sumber yang suhu warnanya berbeda maka perlu dilakukan langkah penyamaan suhu

warna, misalnya dengan memasangkan filter warna untuk mengubah

suhu warna sumber cahaya tertentu yang memerlukan. Demikian pula apabila melakukan pengambilan gambar menggunakan kamera

video dengan memanfaatkan matahari sebagai sumber cahaya

maka pengaturan keseimbangan warna ( ) perlu diulang

setiap terjadi perubahan sinar matahari yang mempengaruhi suhu

warna, misalnya perubahan dari pagi hari ke siang dan sore, atau

perubahan dari suasana cerah ke mendung.

Pengukuran suhu warna dilakukan dengan mengunakan atau sering dikenal sebagai kelvin meter. Ketika

melakukan pengukuran, kelvin meter diarahkan ke sumber cahaya.

Besarnya suhu warna dalam kelvin ditunjukkan oleh jarum penunjuk atau display angka. Kelvin meter dapat berupa alat ukur terpisah atau

menyatu dengan lux meter.

Pada gambar berikut diperlihatkan gambar yang

menyatu dengan

scene

color balance

color temperature meter

(36)

Gambar 7. yang Menyatu dengan

Sumber : http://www.bhphotovideo.com

Suhu warna dari sumber cahaya merupakan hal penting dalam

produksi acara film atau televisi. Reproduksi warna yang dihasilkan dari suatu , berupa pemandangan, set, kostum, atau wajah

artis/pengisi acara seperti terlihat pada monitor gambar di satu pihak

ditentukan oleh pengaturan kamera dan unit pengontrolnya, dan di lain pihak oleh karakteristik cahaya yang dipantulkan oleh objek. Jika

spektrum cahaya tersebut lebih dominan terhadap panjang

gelombang atau warna tertentu maka akan dihasilkan warna reproduksi yang berbeda dari warna objek aslinya.

Sinar matahari pada waktu yang berbeda, misalnya pagi dan siang

hari memunyai warna yang berbeda sehingga objek yang sama yang gambarnya diambil pada waktu yang berbeda tersebut akan

menghasilkan reproduksi gambar yang berbeda bila tidak dilakukan

pengaturan ulang terhadap kamera.

Perhatikan contoh perbedaan warna gambar berikut yang berupa

objek sama yang diambil pada pagi dan tengah hari.

Kelvin Meter Lux Meter.

(37)

Gambar 8. Perbedaan Warna Gambar

a. Diambil pada Pagi Hari b. Diambil pada Tengah Hari

Oleh sebab itu, setiap lampu studio umumnya dilengkapi data yang antara lain menyatakan suhu warna yang dihasilkan. Untuk lampu studio tungsten halogen, suhu warna lazimnya sebesar 3.200 Kelvin ketika beroperasi pada tegangan nominal. Namun demikian, sering pula dilakukan operasi dengan tegangan sedikit (5 sampai 10%) dibawah tegangan nominal demi memperpanjang usia pemakaian lampu, meskipun suhu warna yang dihasilkan akan sedikit menurun (antara 50 sampai 100 Kelvin). Sedikit penurunan suhu warna ini bukan merupakan masalah bagi kamera TV karena pengaturan

keseimbangan warna ( ) dapat mengatasi hal ini.

Pengurangan tegangan operasi terhadap lampu sebesar 5 sampai 10% dapat memperpanjang umur lampu antara 100 sampai 300%. Lampu-lampu tidak boleh diberi tegangan melebihi tegangan nominal karena akan sangat mempersingkat umur lampu.

Untuk pengambilan gambar di luar ruangan ( ) yang

memanfaatkan sinar matahari maka kamera video harus diatur kembali keseimbangan warnanya apabila ada perubahan yang berarti terhadap suhu warna sinar matahari tersebut, misalnya perubahan dari pagi hari ke siang hari dan sore hari, atau cerah ke mendung.

color balance setting

supply

outdoor

(38)

BAB V

KARAKTERISTIK CAHAYA

Cahaya yang dihasilkan lampu secara umum memiliki dua jenis

karakteristik yaitu :

adalah cahaya yang menghasilkan gambar dengan tekstur objek dan bayangan yang jelas atau tajam. dihasilkan oleh

bola lampu berkaca bening, dilengkapi reflektor mengkilap, dan lensa

untuk memfokuskan sinar sehingga dapat diatur untuk daerah penyinaran yang sempit.

1. Hard light 2. Soft light

Hard light

Hard light

5.1. Hard Light

Gambar 9. Penyinaran dengan dalam hal ini menggunakan

batas cahaya terlihat jelas Sumber gambar :

hard light,

follow spot light,

(39)

5.2. Soft Light

adalah cahaya yang menghasilkan gambar dengan tekstur

objek lebih lunak dan bayangan yang samar. dihasilkan oleh bola lampu berkaca baur, dilengkapi reflektor dengan permukaan

buram. Distribusi cahayanya menyebar dan sukar diatur batasannya.

Soft light

Soft light

Gambar 10.

Penyinaran dengan cahaya merata dan tidak menghasilkan bayangan yang jelas.

softlight,

Sinar matahari menghasilkan ketika langit cerah dan

menghasilkan ketika langit berawan atau mendung.

hard light soft light

Gambar 11. Hasil gambar dengan penyinaran matahari

a. Bagian tembok yang disinari , berasal dari sinar matahari pada saat cerah. Tekstur dan bayangan jelas

b. Bagian tembok yang disinari , berasal dari sinar matahari pada saat mendung. Tekstur dan bayangan terlihat pudar

Sumber gambar :

hardlight

softlight

http://www.cybercollege.com

Gambar 10.

Penyinaran dengan

s

cahaya merata dan

menghasilkan bayanga

jelas .

Sumber gambar

http://zimmer.csufresn

(40)

BAB VI

SUMBER CAHAYA DAN LAMPU

6.1. Jenis Lampu

Sumber cahaya yang utama dan alami adalah matahari. Pengambilan

gambar yang dilakukan di luar studio banyak memberikan hasil yang

memuaskan dengan memanfaatkan sinar matahari, meskipun tidak jarang dibantu dengan penggunaan reflektor atau lampu-lampu tambahan untuk

menghasilkan penataan cahaya dan bayangan yang lebih baik. Bahkan

pengambilan gambar di dalam ruangan pun dapat memanfaatkan sinar matahari jika terdapat jendela atau jalan masuk lain bagi sinar matahari ke

ruangan tersebut. Api dalam wujud api unggun, obor atau nyala lilin juga merupakan sumber cahaya alami yang dapat menghasilkan gambar dan

efek alami atau dramatik yang adakalanya diperlukan. Akan tetapi jika

pengambilan gambar dilakukan di studio atau ketika sinar matahari dan sumber cahaya alami lain tidak tersedia atau tidak memadai, maka

digunakan sumber cahaya buatan berupa lampu-lampu yang dinyalakan

dengan daya listrik.

Ditinjau dari prinsip kerjanya dalam menghasilkan cahaya, lampu (tepatnya bola lampu) terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1. Lampu kawat pijar

2. Lampu 3. Lampu

Jenis-jenis lampu ini bukan merupakan hal pasti atau final karena terus mengalami perkembangan sesuai kemajuan teknologi, yang

menghasilkan perbaikan terutama dalam hal konsumsi daya listrik,

intensitas cahaya, usia pemakaian, panas yang ditimbulkan, ukuran

gas-discharge

(41)

volume dan berat, kemudahan operasi, dan faktor keramahan lingkungan.

Pada jenis lampu kawat pijar, cahaya dihasilkan oleh sejenis

kawat pijar yang menyala jika dialiri listrik. Bahan kawat pijar

adalah atau dikenal juga dengan nama

yang berada dalam bola kaca, sehingga lampu ini disebut

lampu . Lampu jenis ini banyak dijumpai di

rumah-rumah (sebelum diganti dengan lampu TL atau “neon” ataupun lampu “hemat energi” yang berbeda prinsip

kerjanya).

Lampu untuk studio dikembangkan dengan

menambahkan gas yang berguna untuk mencegah

terjadinya penggelapan pada dinding bola lampu akibat

hamburan partikel . Gas berfungsi

mengikat hamburan partikel ini dan mengembalikannya ke kawat pijar. Akibatnya dinding bola lampu tetap bening

sehingga intensitas dan suhu warna cahaya yang dihasilkan

tidak berubah selama umur pemakaian.

Akan tetapi, akibat reaksi gas , suhu lampu menjadi

lebih tinggi sehingga harus menggunakan kaca dari jenis

atau ( ). Lampu yang diisi gas

ini kemudian disebut lampu atau

(jika menggunakan sebagai kaca selubung

lampu) dan umumnya mempunyai suhu warna 3.200

Kelvin.

6.1.1. Lampu Kawat Pijar

wolfram tungsten

hard glass quartz silica halogen tungsten-halogen

(42)

Gambar 12. Bola Lampu

a. Lampu yang sering digunakan di rumah

b. Lampu untuk lampu studio,

c. Lampu d. Lampu

Sumber Gambar :

Lampu atau lampu bekerja dengan

cara menyalakan uap air raksa ( ) yang terjadi akibat

kenaikan suhu karena lampu dialiri listrik. Nyala uap air raksa

berupa lompatan muatan ( ) antar elektroda

menghasilkan sinar ultraviolet yang kemudian membentur

lapisan fosfor di dalam tabung sehingga menghasilkan

cahaya yang dapat dilihat.

Jenis lampu ini sering dijumpai di rumah-rumah dan dikenal

sebagai lampu TL ( ) atau lampu neon.

Selanjutnya lampu jenis ini dibuat dengan yang sama

dengan bola lampu pijar yang sudah mencakup dan -nya, yang kemudian dikenal sebagai lampu hemat

energi. Lampu mengkonsumsi daya listrik yang

Tungsten tungsten

tungsten ordinary glass tungsten halogen, hard glass

tungsten halogen, quartz

EBU Technical Monograph, Lighting for Colour Television

6.1.2. Lampu Gas-Discharge

(43)

lebih rendah untuk menghasilkan intensitas cahaya yang

setara dengan lampu pijar. Lampu juga

menimbulkan panas yang lebih rendah dan memiliki usia

pakai yang lebih lama dibandingkan lampu pijar.

Akan tetapi lampu jenis ini tidak sesuai digunakan sebagai lampu studio karena spektrum cahayanya yang tidak kontinu

atau terisi penuh seperti halnya lampu kawat pijar.

Kekosongan spektrum ini sebagian dapat diisi dengan

menambahkan senyawa halida ( ) ke dalam

lampu tersebut. Dengan memilih jenis senyawa yang

tepat, dapat dihasilkan energi yang mengisi sepanjang spektrum cahaya yang terlihat. Senyawa dengan metal

sering pula digunakan. Tambahan senyawa metal ini dapat lebih memerbaiki distribusi energi dari lampu-lampu tersebut

sehingga kebanyakan lampu-lampu yang diproduksi

sekarang hampir memiliki kurva spektrum yang kontinu.

Contoh lampu-lampu yang demikian adalah lampu

atau sering disebut sebagai lampu HMI (

) atau HQI ( ).

Medium Iodide Hydrargyrum Quartz Iodide

Gambar 13.

Lampu hemat energi

yang sering digunakan di rumah

dengan yang menyatu

fluorescent

electronic ballast

Gambar 13.

Lampufluorescent hemat energi yang sering digunakan di rumah denganelectronic ballast yang

(44)

menggunakan dan yang merupakan unit

terpisah dari lampu. Selain itu, lampu ini tidak dapat

di-(diredupkan) dengan memperkecil sebagai-mana

dilakukan untuk lampu .

Gambar 14.

Lampu HMI.

a. Bola Lampu, b. Unit Lampu, c. Sumber Gambar :

Lampu memiliki suhu warna antara 5.500

Kelvin dan 6.000 Kelvin, setara dengan sinar matahari, tetapi

ada juga yang mempunyai suhu warna lebih rendah, antara

3.500 Kelvin dan 4.000 Kelvin. Lampu banyak

dipilih untuk penerangan stadion karena menghasilkan

intensitas cahaya lebih besar yang tidak dapat dipenuhi oleh

lampu pada daya listrik yang sama. Untuk

studio perlu dilakukan penyesuaian warna cahaya jika ingin

digunakan bersama-sama dengan lampu studio yang telah ada sebelumnya.

Lampu lainnya adalah lampu xenon. Lampu ini

memiliki selubung dan berisi gas xenon. Cahaya

yang dihasilkan sangat mirip dengan sinar matahari Lampu jenis ini lebih hemat dalam konsumsi daya dibandingkan lampu tungsten halogen, tetapi harus

(45)

( ), sekitar 6.000 Kelvin, dan memiliki spektrum yang

lebih kontinu daripada lampu , sehingga

dijuluki oleh para spesialis sebagai . Akan tetapi,

lampu ini jarang digunakan untuk televisi, baik maupun , karena selain memerlukan dan tidak dapat

diredupkan seperti halnya setiap jenis lampu ,

lampu memiliki daya penyinaran yang lebih rendah

dibandingkan lampu pada konsumsi daya

listrik yang sama. Penggunaan lampu sangat lazim

ditemui pada proyektor dan lampu mobil.

Lampu merupakan sumber cahaya dengan prinsip semi

konduktor yang bila dialiri arus listrik, akan mengeluarkan

energi atau cahaya sebagai akibat terjadinya proses

rekombinasi antara elektron dan . semula

digunakan sebagai elemen-elemen tunggal untuk

lampu-lampu indikator pada peralatan-peralatan elektronik. Tergantung dari materi semi konduktor yang digunakan,

dapat menyala dengan warna merah, hijau, biru, kuning,

jingga, ungu, putih, dan juga warna tak terlihat, yakni infra merah dan ultraviolet.

Gambar 15. Lampu LED dengan Berbagai Warna dan Ukuran Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/LED_lights

daylight

metallic iodide queen of light

indoor

(46)

Aplikasi kemudian berkembang menjadi lampu, melengkapi bahkan menggantikan lampu-lampu yang telah

ada sebelumnya dengan cara menggabungkan beberapa

elemen menjadi suatu kesatuan.

Lampu menghasilkan cahaya dengan suhu warna 5.600

Kelvin dan ada juga yang dapat di switch untuk 3200 Kelvin.

Gambar 16. Bola Lampu dan Lampu Panel

a. Gabungan elemen-elemen (38 buah) membentuk bola

lampu untuk

b. Panel susunan elemen-elemen membentuk satu unit lampu Sumber gambar:

Keuntungan lampu terutama adalah konsumsi dayanya

yang rendah, tidak menghasilkan panas yang berarti, usia yang panjang, berukuran lebih kecil dan lebih ringan, serta

dapat di Akan tetapi sampai saat ini harga lampu lebih

mahal. Meskipun demikian dengan memperhitungkan biaya operasional pendingin ruangan yang biasanya cukup besar

bila studio menggunakan lampu tungsten halogen, usia

lampu yang lebih panjang, dan kemudahan lainnya maka banyak studio TV yang baru menggunakan jenis lampu

(47)

6.2. Lampu dan Light

6.2.1.

Spot Light Diffused

Spot Light

Jenis lampu seperti dikemukakan di atas adalah jenis bola lampu

( atau dalam bahasa Inggris) yang berfungsi menghasilkan cahaya. Bola lampu ini selanjutnya ditempatkan dalam rumah

lampu/ yang kemudian berfungsi sebagai satu unit lampu

untuk dipasang pada sistem gantungan atau perletakan dalam kegiatan penataan cahaya. Unit lampu ini disebut dalam bahasa

Inggris sebagai atau .

Dalam tulisan ini kita menggunakan kata lampu, baik untuk maksud

yang berarti maupun , dan akan jelas perbedaannya

apabila diikuti kata lain yang menerangkan. Sebagai contoh, apabila kita menyebut lampu maka lampu yang kita maksud adalah

atau , sedangkan apabila kita menyebut lampu siklorama

maka yang dimaksud adalah untuk menerangi siklorama.

Lampu dalam arti yang dioperasikan sampai saat ini terdiri

atas dua kelompok kategori berikut ini :

1. Lampu yang menghasilkan berkas sinar terarah (

2. Lampu yang menghasilkan berkas sinar menyebar ( )

Kedua jenis lampu ini digunakan baik di studio maupun diluar studio

dengan model yang disesuaikan, terutama menyangkut ukuran dan

daya.

Lampu jenis yang dikenal luas adalah

. Disebut demikian karena lampu ini dilengkapi

dengan lensa (dibaca ) yang semula

dikembangkan untuk mercusuar oleh Augustin-Jean Fresnel,

(48)

fisikawan Perancis. Lensa ini merupakan lensa cembung yang dipasang di depan bola lampu dan berfungsi untuk

mengumpulkan sinar sehingga mudah untuk diarahkan.

Untuk mengurangi berat dan ukuran fisik, lensa cembung ini dibagi atas lingkaran-lingkaran kosentris, bukan sebagai

kurva yang kontinu, seperti lensa cembung biasa, tetapi

fungsinya mirip.

Untuk membatasi berkas sinar, pada lampu sering

dipasang , yaitu 4 keping logam berengsel di

sekeliling muka lampu.

spotlight barn door

(49)

Daya lampu berkisar antara 100 watt hingga 10 kilowatt. Untuk menghasilkan efek tertentu, diperlukan

penggunaan berkas sinar yang sempit, misalnya untuk

mengikuti gerakan artis agar ia selalu berada dalam lingkaran cahaya yang jelas pada jarak yang berubah-ubah.

tidak sesuai untuk maksud ini karena pinggiran

berkas cahayanya terlalu kabur.

Untuk ini diperlukan lampu khusus yang disebut

. Bola lampu yang digunakan lazimnya adalah dari

jenis karena menghasilkan intensitas sinar

yang lebih besar (sekitar 4 kali) dibandingkan bola lampu pada daya yang sama.

Sifat cahaya yang dihasilkan adalah .

Lampu-lampu yang menghasilkan sinar menyebar (yang

disebut juga ) terdiri

spotlight

spotlight hard light

diffuse light, flood light atau broad light

6.2.2. Diffused Light

Gambar 20.Follow spot light

a. Hasil penyinaran denganfollow spotlight b. Follow spotlightterpasang padastand

Sumber gambar : a. http://zimmer.csufresno. edu/

b. www.google.co.id/images

(50)

atas bola lampu berkaca baur, reflektor yang relatif lebih luas, tanpa dilengkapi lensa. Reflektor yang luas membuat daerah

penyinaran menjadi luas dan bayangan menjadi lebih lunak.

Lampu jenis ini umumnya digunakan sebagai

dan , karena memiliki ciri cahaya

.

Lampu-lampu untuk menerangi siklorama dapat dipilih dari jenis atau lampu jenis lainnya yang lebih hemat

energi dibandingkan lampu , meskipun

menghasilkan suhu warna yang berbeda. Hal ini tidak menjadi masalah, sepanjang sinarnya tidak mengenai wajah

artis pengisi acara, yang dapat menyebabkan kesalahan

dalam reproduksi warna dari wajah artis akibat

cahaya dengan suhu warna berbeda-beda jatuh ke wajahnya.

Di samping itu lampu siklorama seringkali dipasangi filter-filter warna untuk menghasilkan warna-warna menarik pada

siklorama yang diinginkan untuk lebih menyemarakkan suatu

acara hiburan.

base light, fill

light, cyclorama light soft

light

fluorescent

tungsten halogen

(51)

Lampu untuk siklorama ada yang dirancang untuk dipasang di lantai supaya dapat menyinari siklorama dari bawah. Ada

pula yang dirancang untuk digantung, agar menyinari

siklorama dari atas. Dengan menggunakan keduanya maka siklorama mendapat penyinaran merata apabila hal ini

diperlukan, misalnya untuk latar belakang ketika

mengoperasikan atau Dapat juga

disinari dengan cahaya berbagai warna melalui pemasangan

filter warna pada lampu.

Lampu siklorama sering pula terdapat dalam bentuk yang

terbagi atas beberapa seksi dan masing-masing seksi dapat diberi filter warna yang berbeda sehingga diperoleh hasil

berupa siklorama yang berwarna warni.

Gambar 22. Lampu Siklorama Sumber :

chroma key virtual studio.

(52)

Gambar 23.

Siklorama yang disinari lampu yang dipasangi filter warna. Sumber Gambar :http://images.search.yahoo.com

6.3. Portable Lighting Kit

metallic-iodide

tungsten-halogen

LED

Lampu untuk pengambilan gambar di luar studio, baik untuk adegan interior maupun eksterior umumnya digunakan lampu-lampu ringan

tanpa lensa yang mudah dibawa dan dipasang serta memiliki suhu

warna mirip dengan cahaya matahari. Hal itu karena lampu tersebut sering digunakan sebagai pelengkap sinar matahari yang berfungsi

sebagai cahaya utama. Untuk itu sering digunakan lampu jenis

yang lebih kecil dan ringan serta memiliki intensitas

cahaya lebih kuat dibanding lampu (sekitar empat

kali pada daya yang sama), di samping memiliki suhu warna yang

mirip sinar matahari. Akhir-akhir ini lampu mulai sering digunakan karena memiliki keunggulan seperti dikemukakan

(53)

Lampu-lampu untuk pengambilan gambar di luar sering dikemas dalam set yang disebut

Lampu-lampu ini ada yang dirancang untuk dapat beroperasi dengan menggunakan batere yang dapat diisi ulang.

portable lighting kit.

Gambar 24. Sumber Gambar :

(54)

BAB VII

ALAT KELENGKAPAN LAMPU

Lampu-lampu umumnya dilengkapi alat tambahan sesuai kebutuhan

operasionalnya dalam penataan cahaya yang mendukung produksi acara.

Perlengkapan tambahan tersebut terutama adalah :

-- Filter penyebar cahaya ( )

- Filter warna

-- Pengait/penjepit ( )

- Reflektor

adalah empat keping/bilah logam berengsel yang

ditempatkan di ujung depan lampu. berfungsi untuk

membatasi daerah penyinaran agar tidak melebar ke wilayah yang tidak diinginkan.

Barndoor

diffusing filter

Scrim

Cookies (cucalorus), gobo Floor stand

Hand grip

Clamps

Barndoor

Barn door

(55)

7.2. Filter Penyebar Cahaya

7.3. Filter Warna

Filter penyebar cahaya ( ) merupakan kepingan kaca

baur atau lembar polyester putih yang berfungsi menyebarkan cahaya secara merata dan menurunkan intensitas cahaya. Sifat

cahaya yang dihasilkan juga berubah dari menjadi

dengan penggunaan filter ini.

Filter warna merupakan lembaran polyester/gel berwarna yang berfungsi untuk menghasilkan cahaya berwarna atau mengubah

suhu warna cahaya. Filter ini ditempatkan pada frame untuk

diffusing filter

hard light soft light

Diffuser frame

(56)

disisipkan pada lampu atau lembaran lepas yang direkatkan atau

dijepit pada lampu.

merupakan keping anyaman kawat logam, atau

gabungan keduanya yang berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya. yang terpasang pada frame yang sesuai disisipkan di

sisi depan lampu.

Anyaman dapat memenuhi hanya separuh atau

sebagian , tergantung kebutuhan daerah yang perlu dikurangi

penyinarannya.

barndoor

Scrim fiber

Scrim

scrim frame,

frame

Gambar 27. Filter Warna Berupa lembaran lepas atau dipasang pada

Sumber :

Gambar 28. .

Sumber :

frame http://www.google.com/images

Scrim

http://www.google.com/images

(57)

7.5. Cookies

(juga disebut , , , atau

) adalah keping yang dilubangi dengan sembarang pola. Fungsinya untuk menghasilkan pola cahaya dan bayangan pada

objek atau latar belakang. Keping ini dapat berukuran , baik

yang dapat disisipkan pada lampu atau

maupun berupa kepingan dengan sembarang ukuran yang

ditempatkan di antara lampu dan objek.

Cookies cucalorus cuculoris cucoloris kookaloris

frame spotlight follow spotlight

Gambar 29. yang disisipkan pada

Sumber :

(58)

Cookies gobo go between

Floorstand

Floorstand

floorstand suspension system, Floor stand

outdoor floorstand

adakalanya juga disebut yang merupakan akronim dari karena ditempatkan antara lampu dan objek

adalah tiang penyangga lampu yang digunakan jika

lampu tidak dipasang pada sistem gantungan lampu.

digunakan di studio, terutama apabila sistem gantungan lampu tidak

dapat digunakan karena terhalang set dekorasi. Oleh sebab itu, di

studio merupakan bagian dari bukan

bagian dari perlengkapan tambahan. untuk studio sering

dilengkapi dengan roda untuk memudahkan pemindahan lampu.

Untuk keperluan pengambilan gambar di luar studio ( ), baik di

alam terbuka maupun di dalam ruangan, merupakan

perlengkapan tambahan utama untuk perletakan lampu dan boleh

jadi sebagai satu-satunya perlengkapan untuk menyangga lampu.

(59)

Gambar 31.

Untuk studio biasanya dilengkapi dengan roda. Untuk merupakan bagian dari set peralatan

Floor Stand

outdoor

portable lighting kit. Sumber: http://ianiro.com/

Selain untuk menyangga lampu, dapat juga digunakan

sebagai tempat memasang reflektor (berbentuk payung atau

kepingan), gobo/ , dan keperluan lainnya.

merupakan penyangga lampu ringan yang dipegang ketika lampu dioperasikan. Alat ini juga merupakan perlengkapan

tambahan bagi lampu dan sebagai bagian dari

floor stand

cookies

Handgrip

portable lighting kit.

(60)

Gambar 32.

a. , b. Lampu terpasang pada ,

dioperasikan dengan tangan Sumber :

Gambar 33.

a. Dikaitkan ke , b. Dijepitkan ke sesuatu yang cukup stabil di lokasi

Sumber:

Handgrip

Handgrip handgrip

http://images.search. yahoo.com

Clamp lighting grid

http://www.adblighting.com/

7.8. Pengait(Clamp)

Pengait ( ) merupakan alat tambahan terhadap lampu agar dapat dikaitkan untuk digantung pada rel atau di studio.

Untuk keperluan pengait ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dijepitkan pada sesuatu untuk tempat pegangan lampu.

clamp

(61)

7.9. Reflektor

Reflektor adalah bidang atau keping yang memantulkan cahaya yang

diterimanya. Dalam pengoperasiannya, cahaya yang dipantulkan reflektor diarahkan ke suatu objek atau . Reflektor yang lazim

digunakan dalam dunia fotografi berbentuk payung yang berfungsi

untuk memantulkan dan menyebarkan cahaya dari lampu ke arah objek.

Gambar 34

Reflektor payung yang lazim digunakan dalam dunia fotografi Sumber :

Untuk pengambilan gambar di luar studio, reflektor sering digunakan untuk memberikan penyinaran ke daerah yang tidak terkena sinar

matahari atau melunakkan bayangan yang ditimbulkan. Reflektor sangat beragam jenisnya, baik dalam hal bentuk, ukuran, warna,

daya dan karakteristik sinar pantulannya, maupun dalam hal

kemudahan untuk dibawa.

scene

(62)

Gambar 35.

Reflektor dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Sumber :http://images.search.yahoo.com/

Gambar 36.

Reflektor yang dapat dikembangkan dan dilipat untuk mudah dibawa.

Sumber :

Selain untuk memantulkan cahaya, reflektor dapat mengubah ciri cahaya yang dipantulkannya. Permukaan reflektor yang tidak

mengilap (agak kusam atau ) dapat mengubah ciri cahaya

menjadi . Demikian pula jika permukaan reflektor tidak berwarna netral (bukan putih, perak, abu-abu terang) maka suhu

warna sinar pantulannya akan berubah dari aslinya. Hal ini mungkin

diinginkan untuk menghasilkan efek tertentu.

http://www.images.search.yahoo.com/

dof hard

light soft light

Gambar 36.

Reflektor yang dapat dikembangkan dan dilip mudah dibawa

Sumber :

(63)

Reflektor dapat juga Anda buat sendiri, misalnya dengan

menggunakan keping , papan putih ( ), atau

kardus yang dilapisi kertas timah.

(64)

BAB VIII

PENATAAN POSISI LAMPU DAN CAHAYA

Untuk melihat suatu objek kita memerlukan cahaya yang menyinari objek

tersebut. Mata kita menerima cahaya yang dipantulkan oleh objek dan

selanjutnya diproses yang melibatkan secara aktif syaraf dan otak. Demikian pula dengan kamera, baik kamera film maupun kamera video,

cahaya diperlukan agar kamera dapat bekerja dengan menangkap cahaya

yang dipantulkan objek tersebut. Cahaya yang masuk kemudian diproses sehingga dihasilkan gambar berupa perubahan kimia pada lapisan

, seperti terjadi pada kamera film atau perubahan signal elektronik seperti yang terjadi pada kamera video.

Untuk produksi suatu acara, cahaya tidak hanya diperlukan agar suatu objek atau suatu dapat dilihat, serta agar kamera dapat beroperasi

dengan baik, tetapi lebih dari itu cahaya perlu diatur atau ditata agar

menghasilkan gambar sesuai dengan tuntutan suatu acara. Untuk itulah diperlukan pengetahuan tentang berbagai aspek menyangkut penataan

cahaya yang sekaligus tidak boleh tidak dan tidak kalah pentingnya adalah

penataan bayangan.

Seperti disampaikan sebelumnya, sumber cahaya yang utama dan alami

adalah matahari, dan ini sangat dimanfaatkan dalam produksi acara di luar studio. Banyak hasil yang memuaskan diperoleh dengan memanfaatkan

sinar matahari. Jika diperlukan, sering juga dibantu dengan penggunaan

reflektor atau lampu-lampu tambahan untuk menghasilkan penataan cahaya dan bayangan yang lebih baik. Bahkan, pengambilan gambar di

dalam ruangan pun dapat menggunakan sinar matahari jika objek atau

dalam ruangan tersebut dapat atau dimungkinkan untuk

celluloid

scene

(65)

memanfaatkannya. Api dalam wujud api unggun, obor atau nyala lilin juga merupakan sumber cahaya alami yang dapat menghasilkan gambar dan

efek alami atau dramatik yang adakalanya diperlukan.

Gambar di bawah ini merupakan contoh pemanfaatan sinar matahari yang

menyinari suatu objek dalam ruangan dengan kesan yang cukup

memenuhi hasil yang diharapkan.

(66)

Akan tetapi jika pengambilan gambar dilakukan di studio atau ketika sinar matahari dan sumber cahaya alami lain tidak tersedia atau tidak memadai

maka digunakan lampu-lampu studio yang perlu ditata dalam hal

penempatan, intensitas, penyebaran sinar, suhu warna cahaya, dan lain-lain.

Pada penataan cahaya televisi, cahaya terutama terpusat pada

pengisi acara atau artis. Posisi penempatan lampu untuk televisi sulit ditetapkan standarnya karena sangat ditentukan oleh tata letak set

( ), gerak lakon ( ), sudut pengambilan gambar, dan

suasana batin ( dari apa yang ditampilkan yang semuanya

mempunyai rentang luas. Namun, ada prinsip dasar yang dapat

dipakai sebagai pegangan efektif untuk mengawali suatu penataan cahaya yang akan berkembang selanjutnya atau sebagai pegangan

untuk penataan cahaya acara-acara sederhana yang relatif kurang

begitu dinamis.

Prinsip dasar tersebut dikenal sebagai

yaitu sistem penataan cahaya tiga titik yang terdiri atas: (1)

(2) dan (3)

merupakan penyinaran utama yang terarah kepada

objek. Hal ini biasanya merupakan seberkas sinar berciri

yang menimbulkan bayangan tajam. tidak

diberikan dari arah tepat di depan objek, melainkan

membentuk sudut tertentu terhadap objek agar dapat

membentuk dimensi pada kepala dan wajah. Apabila

8.1.

8.1.1.

Three Point Lighting System

Key light

staging action

mood)

three point lighting system, key light, fill light, back light.

Key light

hard

(67)

diberikan tepat dari arah depan maka gambar yang dihasilkan akan terkesan datar dan kurang berdimensi. Kesan datar ini

mirip dengan foto frontal yang diambil dengan menggunakan

lampu blitz. Dengan memberikan penyinaran yang membentuk sudut dengan objek maka dihasilkan bayangan

pada wajah terutama berupa bayangan hidung yang justru

diperlukan untuk menimbulkan dimensi objek. oleh sebab itu juga disebut sebagai

a. Penempatan Lampu . b. Hasil Gambar

Sumber :

Apabila hanya satu-satunya sudut pengambilan gambar yang digunakan, maka satu lampu cukup untuk berfungsi sebagai

. Namun, biasanya untuk acara televisi dengan

penggunaan multi kamera dan untuk berbagai posisi

digunakan beberapa dari beberapa arah dengan

intensitas yang mungkin berbeda-beda.

dapat juga berasal dari arah yang disesuaikan untuk

mendukung suasana cerita atau set dekorasi, misalnya

merepresentasikan cahaya dari jendela, lewat pintu, atau celah lain.

Gambar 38.Key Light

(68)

adalah penyinaran yang digunakan untuk melunakkan atau mengurangi bayangan yang dihasilkan oleh atau lampu lainnya. Penyinaran ini dapat menghilangkan kesan wajah keras yang mungkin dihasilkan oleh bayangan dari yang menyebabkan kontras yang berlebihan.

Karena berfungsi untuk melunakkan bayangan maka ditempatkan pada posisi di sisi lain dari

dengan berkas sinar yang diarahkan ke bayangan . Selain itu, ciri cahayanya sebaiknya berupa

sehingga tidak menghasilkan bayangan tambahan. Namun,

perlu diingat bahwa hanya mengurangi atau

melunakkan bayangan, bukan menghilangkannya sama sekali, karena bayangan diperlukan untuk menghasilkan kesan dimensi wajah.

adalah penyinaran dari belakang yang diatur agar jatuh pada kepala dan bahu artis/pengisi acara.

8.1.2.

fill light key light

key light soft light

fill light

Back light

Gambar 39.

a. Penempatan Lampu b. Hasil Gambar

Sumber :

Fill light Fill Light.

(69)

Penyinaran ini membentuk garis tepi ( ) dari bentuk objek yang memisahkannya dari latar belakang. Oleh sebab itu,

disebut juga sebagai . Untuk menghasilkan

pemisahan ini, sebaiknya merupakan ,

terarah, bukan menyebar.

Dalam hal posisi ketinggiannya, dan

mempunyai ketinggian yang sama, yaitu membentuk sudut

vertikal sekitar 45 derajat terhadap objek, sedangkan fill light

sedikit lebih rendah.

Gambar 41.

Ketinggian dan

Sumber :

rim

back light rim light

back light hard light

key light back light

Key Light, Fill Light, Back Light. http://zimmer.csufresno.edu/

Gambar 40.

a. Penempatan Lampu b. Hasil Gambar.

Sumber :

Back light Back Light.

http://zimmer.csufresno.edu/

Gambar 41.

Ketinggian key light, dan back light.

Sumber :

http://zimmer.csufres

(70)

Dengan ketiga penyinaran di atas maka diharapkan akan dihasilkan gambar yang baik, dalam pengertian kejelasan

tekstur, kehadiran dimensi dan pemisahan dari latar

belakang, serta keseimbangan yang selanjutnya

terpenuhi dengan perbandingan intensitas penyinaran yang

tepat. Umumnya antara dan berbanding 2:1

(Jika = 1000 lux, = 500 lux). Intensitas

berkisar antara intensitas hingga lebih besar dari

. Perbandingan yang tepat tergantung dari objek itu

sendiri serta penampilan artistik dari gambar yang ingin dihasilkan. Orang dengan rambut hitam dan baju gelap

memerlukan lebih kuat daripada yang pirang dan

berbaju terang.

brightness

key light fill light

key light fill light back

light fill light

key light

back light

Gambar 42. Hasil gambar yang diperoleh dari masing-masing penyinaran dan gabungan ketiganya

Sumber gambar :http://zimmer.csufresno.edu/

Gambar

Gambar 1. Penguraian Sinar Matahari oleh Prisma
Gambar 2. Contoh Campuran Warna Secara
Gambar 3. Contoh Campuran Warna Secara
Gambar 4.Pengukuran kuat penyinaran dengan lux meter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Auditor adalah pihak eksternal yang independen yang bertugas untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan dengan membandingkan antara jumlah tercatat dengan bukti transaksi

The aim of this study was to investigate the effect of allogeneic bone marrow mesenchymal stem cells (BM-MSCs) transplantation on the testis of busulfan induced azoospermia in

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran kitab kuning di SMP Al Hikmah Melathen Tulungagung menggunakan 3 (tiga) metode untuk

(1) Dengan tidak mengurangi kewajiban untuk memperoleh izin menurut peraturan-peraturan lain yang berlaku, maka kepada Pemegang Kuasa Pertambangan yang telah memiliki bahan

 Perencanaan produksi : aktivitas untuk menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan..

Implikatur adalah ujaran atau pernyataan yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan atau dengan kata lain tuturan yang disampaikan itu dicakup dalam

ELM merupakan jaringan saraf tiruan Feed Forward dengan satu hidden layer atau lebih dikenal dengan Single Layer Feed Forward Neural Network.ELM memiliki kelebihan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mengkonsumsi jus apel merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi dan