DASAR-DASAR PENA
T
AAN CAHA
Y
A
TELEVISI
Bahan
Ajar Kursus & Pelatihan Penyiaran (Broadcasting) Level III
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2014
DASAR-DASAR
PENATAAN CAHAYA
TELEVISI
Bahan Ajar Kursus & Pelatihan
DASAR-DASAR
PENATAAN CAHAYA
TELEVISI
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal PendidikanAnak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2014
PENYIARAN (BROADCASTING) LEVEL III DASAR-DASAR PENATAAN CAHAYA TELEVISI Diterbitkan oleh :
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2014
Gedung E Lantai VI, Jl. Jenderal Sudirman Senayan–Jakarta 19720
KATA PENGANTAR
DIREKTUR PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN
Pertama-tama kami menyampaikan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga bahan ajar kursus dan pelatihan selesai disusun dan selanjutnyasiap dipergunakan oleh peserta didik,pendidik, maupun penyelenggara kursus dan pelatihan serta satuan pendidikan nonformal lainnya.
Sumber daya manusia yang berketerampilan dan tersertifikasi dapat diperoleh melalui uji kompetensi. Uji kompetensi merupakan upaya yang terus dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk meningkatkan ketersediaan, memperluas keterjangkauan, mewujudkan kesetaraan dan menjamin kepastian mutu, relevansi, dan daya saing lulusan kursus dan pelatihan serta satuan pendidikan nonformal lainnya sesuai dengan standar nasional pendidikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, perlu didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memenuhi kebutuhan pembelajaran.
Dalam menghadapi persaingan global pada Asean Free Trade Area (AFTA) dan World Trade Organization (WTO), Indonesia dituntut dapat menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang memiliki keterampilan yang tersertifikasi sehingga diakui dunia internasional. Sumber daya manusia yang dibekali dengan keterampilan serta karakter dan sikap-sikap positif akan menjadikan daya saing bangsa Indonesia semakin diperhitungkan di kancah pergaulan dunia.
Akhirnya tidak lupa kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun yang telah bekerja keras serta meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga demi terwujudnya bahan ajar ini.
Muslikh, S.H.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN PENATAAN CAHAYA .... 4
2.1. Umum ... 4
2.2. Produksi Tata Cahaya yang Kreatif ... 5
2.3. Lingkup Kegiatan Penataan Cahaya ... 6
BAB III COLORIMETRY ... 8
3.1. Spektrum Warna ... 8
3.2. Besaran (Properti) Warna ... 10
3.2.1. atau Tingkat Terang Warna ... 11
3.2.2. 11 3.2.3. 11 3.3. Pencampuran Warna ... 12
3.3.1. 12 3.3.2. 14 BAB IV KONTRAS DAN BESARAN CAHAYA ... 17
4.1. Tata Cahaya dan Kontras ... 17
4.2. Besaran dan Satuan Cahaya ... 17
BAB V KARAKTERISTIK CAHAYA ... 25
5.1. 25
5.2. 26
Brightness
Hue ... Saturation ...
Additive Mixing ... Subtractive Mixing ...
BAB VI SUMBER CAHAYA DAN LAMPU ... 27
6.1. Jenis Lampu ... 27
6.1.1. Lampu Kawat Pijar ... 28
6.1.2. Lampu Gas-Discharge ... 29
6.1.3. Lampu ( ) .... 32
6.2. Lampu dan Light ... 34
6.2.1. ... 34
6.2.2. ... 36
6.3. 39 BAB VII ALAT KELENGKAPAN LAMPU ... 41
7.1. ... 41
7.2. Filter Penyebar Cahaya ... 42
7.3. Filter Warna ... 42
7.4. ... 43
7.5. ... 44
7.6. ... 45
7.7. ... 46
7.8. Pengait ( ) ... 47
7.9. Reflektor ... 48
BAB VIII PENATAAN POSISI LAMPU DAN CAHAYA ... 51
8.1. ... 53
8.1.1. ... 53
8.1.2. ... 55
8.1.3. ... 55
8.2. Perbandingan Intensitas Penyinaran ( ... 58
8.3. Sudut Penyinaran 60 8.4. Lampu dengan Fungsi Ganda ( ) ... 60
8.5. Penyinaran untuk Latar Belakang ( ) ... 61
LED Light Emitting Diode
Spot Light Diffused
Spot Light Diffused Light
Portable Lighting Kit ...
Barn Door
BAB IX INTENSITAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA ... 65
9.1. Pengaturan Intensitas dan Distribusi Cahaya ... 68
9.2. Tata Cahaya dan Perencanaan Dekor (Desain) ... 69
BAB X PENATAAN CAHAYA UNTUK KONDISI TERTENTU ... 71
10.1. Penataan Cahaya pada Ruang Kerja atau Kantor Kecil ... 71
10.2. Penataan Cahaya yang Memiliki Suhu Warna Berbeda ... 74
10.3. Penggunaan Sinar Matahari dan Reflektor ... 75
10.4. Penyederhanaan Teknik Tiga Titik ... 78
BAB XI PENUTUP ... 81
GLOSARIUM ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 96
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Penguraian Sinar Matahari oleh Prisma... 9
Contoh Campuran Warna Secara
13 Gambar 3. Contoh Campuran Warna Secara
... 15 Gambar 4. Pengukuran Kuat Penyinaran dengan
yang Dihadapkan ke Sumber Cahaya .. 19
Gambar 5. dengan dan
yang Menyatu ... 20 Gambar 6. Warna Cahaya dan Suhu Warna ... 21
Gambar 7. yang Menyatu dengan
... 23 Gambar 8. Perbedaan Warna Gambar ... 24
Gambar 9. Penyinaran dengan 25
Gambar 10. Penyinaran dengan 26
Gambar 11. Hasil Gambar dengan Penyinaran Matahari .. 26
Gambar 12. Bola Lampu 29
Gambar 13. Lampu Hemat Energi ... 30 Gambar 14. Lampu ... 31 Gambar 15. Lampu dengan Berbagai Warna dan
Ukuran ... 32 Gambar 16. Bola Lampu dan Lampu Panel ... 33 Gambar 17. Lensa Lampu ... 35
Gambar 18. 35
Gambar 19. Dilengkapi 35
Gambar 20.
Gambar 2. Additive
Mixing ...
Subtractive Mixing
Lux Meter
Light Meter Lux Meter Reflectance
Spot Meter
Kelvin Meter Lux
Meter
Hard Light ... Soft Light ...
Tungsten ... Fluorescent
Metallic Iodide HMI LED
LED LED
Fresnel Spotlight ...
Fresnel Spotlight Barn Door ...
Gambar 21. ... 37
Gambar 22. Lampu Siklorama... 38
Gambar 23. Siklorama yang Disinari Lampu yang Dipasangi Filter Warna ... 39
Gambar 24. ... 40
Gambar 25. ... 41
Gambar 26. ... 42
Gambar 27. Filter Warna ... 43
Gambar 28. ... 43
Gambar 29. yang Disisipkan pada ... 44
Gambar 30. Berupa Keping yang Dipasang pada atau Digantung... 45
Gambar 31. ... 46
Gambar 32. ... 47
Gambar 33. ... 47
Gambar 34. Reflektor Payung ... 48
Gambar 35. Reflektor dalam Berbagai Bentuk, Ukuran, dan Warna ... 49
Gambar 36. Reflektor yang Dapat Dikembangkan dan Dilipat... 49
Gambar 37. Contoh Pemanfaatan Sinar Matahari ... 52
Gambar 38. ... 54
Gambar 39. ... 55
Gambar 40. ... 56
Gambar 41. Ketinggian dan ... 56 Gambar 42. Hasil Gambar yang Diperoleh dari
Masing-Masing Penyinaran dan Gabungan Ketiganya 57 Diffuse Light
Portable Lighting Kit Lighting Barn Door Diffuser
Key Light, Fill Light, Back
Gambar 43. Gambar Objek dengan
Berbeda ... 59 Gambar 44. Hasil Gambar dengan Sudut Penyinaran
yang Berbeda ... 60 Gambar 45. Lampu Berfungsi Ganda... 61 Gambar 46. Penyinaran Tiga Titik Ditambah dengan
... 62 Gambar 47. Contoh Penataan Cahaya Acara Interview
Tiga Orang... 64 Gambar 48. Contoh Penataan Cahaya Acara Panel Lima
Orang... 64 Gambar 49. Fokus Selektif, Sempit ... 67 Gambar 50. ... 72 Gambar 51. di Ruangan yang Lebih Kecil... 73 Gambar 52. Lampu Jenis Yang Terpasang pada
Kamera ... 73 Gambar 53. Penyinaran dengan Cahaya Campuran ... 74 Gambar 54. Pemasangan Filter di Jendela ... 75 Gambar 55. Penggunaan Reflektor pada Pengambilan
Gambar ... 78
Gambar 56. dan Penyederhanaan
Teknik Tiga Titik ... 79 Lighting Ratio
Key Light
Background Light
Depth of Field Bounced Light
Bounced Light LED ENG
Outdoor
BAB I PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat
saat ini, komitmen untuk memajukan dunia pendidikan tetap menjadi
prioritas pemerintah. Menyadari bahwa manusia merupakan modal dan kekuatan utama dalam segala kegiatan pembangunan maka perlu
ditingkatkan kualitas manusia sebagai salah satu sumber daya yang sangat
menentukan keberhasilan pembangunan.
Salah satu produk teknologi informasi diwujudkan dalam bentuk paket acara audio-visual yang membawa misi informasi, pendidikan, dan hiburan.
Produksi program audio-visual, termasuk di dalamnya acara televisi pada
dasarnya merupakan setiap kegiatan atau proses menindaklanjuti ide/gagasan, ke dalam naskah yang kemudian diwujudkan dalam bentuk
gambar dan suara yang ditujukan untuk mampu menjalankan misi
dimaksud.
Gambar-gambar yang disajikan dalam paket acara audio-visual pada tahap
awal merupakan hasil pengambilan kamera secara kreatif yang memenuhi persyaratan, baik menyangkut teknis maupun artistik. Hasil gambar di
tahap awal ini berperan sangat menentukan terhadap pemenuhan tujuan
dan kualitas gambar dalam tahap-tahap proses selanjutnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya cahaya merupakan syarat agar kita
dapat melihat suatu objek. Hal ini berlaku pula untuk kamera yang 'melihat' objek dan mengubahnya menjadi signal-signal gambar. Akan tetapi dalam
pengoperasian kamera, cahaya perlu ditata agar sesuai dengan cara kerja
Lebih dari itu cahaya perlu ditata tidak sekadar agar kamera menghasilkan
gambar yang mudah dilihat dan memenuhi persyaratan teknis, melainkan
agar gambar yang dihasilkan memenuhi tujuan sebagaimana dimaksud oleh naskah, termasuk di antaranya untuk menghasilkan kesan yang
dihasilkan, semarak yang memesona dan sebagainya. Untuk itu penataan cahaya merupakan sesuatu yang harus dipelajari dan diterapkan dengan
benar. Dengan demikian pengetahuan tentang penataan cahaya
merupakan salah satu materi yang terdapat dalam setiap lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang pertelevisian.
Buku ini disusun sebagai salah satu bahan ajar bagi profesi di bidang pertelevisian yang ingin memelajari penataan cahaya, termasuk di sini
profesi kamerawan ( dan sudah tentu profesi penata
cahaya. Bagi profesi kamerawan, buku ini diupayakan mengacu kepada standar kompetensi yang ditetapkan dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) Kamerawan Televisi sesuai jenjang kualifikasi/level 3
seperti diatur dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Dalam standar kompetensi tersebut tercantum Kompetensi Dasar dengan
judul
yang memuat materi pokok antara lain meliputi penataan cahaya dengan bahasan sebagai berikut :
- .
- Cahaya dan karakteristiknya.
- Dasar-dasar penataan cahaya.
- Jenis-jenis lampu.
Dengan memahami hal-hal seperti tersebut di atas, seorang kamerawan
meskipun tidak melaksanakan penataan cahaya, mampu mengoperasikan kamera pada kondisi cahaya yang telah tertata sehingga menghasilkan
gambar seperti diharapkan. Kamerawan juga mampu memberikan
alternatif gambar yang kreatif kepada pengarah acara sesuai naskah. Bagi
camera person)
Mempersiapkan diri menghadapi lingkungan kerja produksi acara
penata cahaya dan petugas tata cahaya, buku ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar mengenai berbagai materi tentang dan
seputar penataan cahaya.
Buku ini hanya memuat hal-hal dasar yang belum cukup bagi seseorang
untuk menjadi penata cahaya yang ahli. Di dalamnya hanya diuraikan
penataan cahaya bagi objek yang relatif sedikit dan statis. Penataan cahaya untuk acara drama misalnya yang melibatkan pemeran yang
bergerak secara dinamis atau acara dengan banyak peserta serta
menggunakan efek tata cahaya kompleks dan rumit, begitu pula untuk
menghasilkan tertentu, masih belum dijelaskan dalam buku
sederhana ini.
Dengan adanya buku ini sebagai bahan ajar, diharapkan peserta kursus
mendapatkan pengetahuan yang memadai untuk melaksanakan tugas yang diawali dengan tugas sederhana. Lebih penting lagi materi dasar ini
diharapkan dapat menjadi pemicu untuk memelajari hal-hal yang lebih lebih
lanjut yang masih diperlukan. Untuk itu diperlukan upaya melengkapi materi yang diperoleh dari buku ini dengan bahan-bahan lain yang lebih
beragam dan lebih maju sesuai perkembangan di dunia audio-visual.
show
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PENATAAN CAHAYA
2.1. Umum
Penataan cahaya untuk televisi adalah penataan cahaya yang relatif lebih baru dibandingkan untuk pentas panggung dan film. Meskipun
teknik tersebut banyak diambil dan dikembangkan oleh televisi, tetapi
tidak seluruhnya dapat diterapkan sehubungan dengan hal-hal yang khusus terdapat pada televisi.
Keadaan bahwa penyajian televisi dilakukan dengan segera, dengan yang relatif cepat serta waktu latihan yang singkat merupakan
masalah dalam penataan cahaya. Acara televisi selalu terus
berubah/ bergerak, adakalanya tak mungkin dilakukan, dan pengambilan suara dilakukan bersamaan dengan pengambilan
gambar.
Dari sini muncul masalah bayangan dan mikrofon, juga konflik antara penataan cahaya yang baik dalam pengertian artistik dengan
tuntutan produksi atas berbagai sudut pengambilan gambar.
Di samping itu juga terdapat masalah teknik seperti kepekaan
kamera, intensitas dan warna cahaya, besar bukaan diafragma,
, yang semuanya saling berhubungan yang menimbulkan masalah berikutnya. Intensitas cahaya yang
dibutuhkan biasanya meningkat dengan bertambahnya usia kamera,
dan sering pula yang dihasilkan melebihi atau kurang
dari yang diperlukan untuk penyajian suatu cerita, akibat intensitas
cahaya yang tidak tepat.
set-up
re-take
boom
depth of field
2.2. Produksi Tata Cahaya yang Kreatif
Tujuan utama dari tata cahaya yang baik adalah untuk menghasilkan
gambar yang sesuai dengan tuntutan produksi acara, baik untuk mendukung suasana alami, artistik, maupun dramatik, di samping
memenuhi kriteria teknis signal gambar televisi.
Untuk mencapai tujuan ini, tata cahaya harus merupakan bagian
yang hidup dari program, dirancang dan digerakkan oleh pemikiran
yang kreatif. Dapat dikatakan bahwa tata cahaya merupakan hasil imajinasi kreatif yang diinspirasi oleh naskah produksi acara.
Ide orisinil penataan cahaya dapat didukung oleh
perbandingan-perbandingan sederhana. Adakalanya perbandingan-perbandingan dengan waktu
dalam setiap hari (pagi, siang, malam) atau musim, sering pula perbandingan dengan produksi yang lain. Banyak ide yang
mengarah kepada ekspresi visual yang baik merupakan ide orisinil,
banyak pula yang tiruan. Sering pula terjadi ide tersebut merupakan kombinasi dari pemikiran orisinil dan ide dari orang lain. Pengalaman
terdahulu juga akan mendukung penataan cahaya yang
kreatif.
Produser, penata artistik, pengarah teknik, dan petugas tata cahaya
harus memerhatikan tata cahaya. Setiap adegan, setiap program,
gambar hidup, dan memiliki masing-masing pola
penyinaran dan bayangan. Seluruh kesan ini dapat menambah ide
visual yang mendukung dari penataan cahaya yang kreatif. Ide-ide dan pemikiran kreatif semacam ini penting dalam penataan cahaya
karena tanpa hal ini, penataan cahaya tidak dapat berkembang
maju.
2.3. Lingkup Kegiatan Penataan Cahaya
Upaya mencapai tujuan utama tata cahaya dilaksanakan melalui
beberapa kegiatan yang pada dasarnya meliputi hal-hal sebagai berikut :
3. Memanfaatkan seluruh area kontras atau rentang antara gelap
dan terang gambar televisi dengan menyiapkan penyinaran yang tepat.
4. Memberikan penyinaran yang seimbang dari satu ke
lain sehingga setiap kamera dapat menghasilkan urutan gambar yang baik dengan kesan warna yang saling bersesuaian,
terutama untuk wajah-wajah pengisi acara.
5. Menghasilkan gambar yang menyenangkan melalui distribusi cahaya dan bayangan secara artistik.
6. Mendukung suasana realistik atau dramatik.
7. Menciptakan dimensi/kesan ruang dari set, kesan keterpaduan bentuk, dan menghasilkan pemisahan visual antara objek latar
depan dan latar belakang.
8. Menambah semarak gambar dengan membuat kilau dan gemerlap cahaya yang menarik dan menyenangkan.
9. Menambah kemolekan wajah dari artis/pengisi acara.
10. Membantu menyembunyikan cacat orang atau kekurangtepatan dengan melindunginya dari penyinaran secara bijaksana
atau mengalihkan konsentrasi cahaya kepada bagian lain.
1. Menyinari objek atau sehingga dihasilkan gambar yang dapat dipahami dan dapat dilihat tanpa menyulitkan mata.
2. Menghasilkan yang memenuhi standar teknis dan
bebas dari atau gangguan lainnya.
Rincian kegiatan seperti disebutkan di atas adalah dalam rangka memenuhi tuntutan produksi acara dan kriteria teknis gambar
televisi. Sesuai tuntutan produksi terkait jenis atau sifat acara,
adakalanya salah satu atau beberapa kegiatan di atas lebih diprioritaskan dibanding kegiatan lainnya. Oleh sebab itu, komunikasi
dengan pengarah acara dan teknisi gambar merupakan hal mutlak
BAB III
3.1. Spektrum Warna
COLORIMETRY
Colorimetry
colorimetry
CIE (Commission Internationale de l'Éclairage - International Commission on Illumination).
colorimetry
merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan
untuk mengukur dan menyatakan secara fisik penerimaan atau persepsi
manusia tentang warna. Dengan kata lain adalah ilmu tentang pengukuran warna. Setiap orang menerima warna dengan sedikit berbeda,
tetapi telah dilakukan percobaan-percobaan yang menghasilkan standar
baik untuk orang sebagai pengamat maupun persyaratan kondisi untuk melakukan pengukuran warna. Percobaan-percobaan yang dilakukan
serta standar yang ditetapkan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh suatu badan internasional di bidang cahaya dan penyinaran yang disebut
Dalam bab ini pembahasan masalah hanya dibatasi pada hal
yang terkait dengan tata cahaya, seperti tujuan penyusunan buku ini.
Materi yang dikemukakan berikut ini terutama hanya menyangkut :
(1) spektrum warna, (2) besaran warna,dan
(3) pencampuran warna
Apabila seberkas sinar matahari dilewatkan kepada suatu prisma, maka sinar matahari yang terlihat tidak berwarna tersebut akan
terurai menjadi cahaya-cahaya berwarna mulai dari merah sampai
matahari menembus air hujan yang berfungsi sebagai prisma. Lengkung warna-warni yang terlihat di langit kita sebut pelangi.
Rentang warna-warni ini disebut sebagai spektrum warna yang dapat
dilihat mata ( atau ). Secara fisika
spektrum adalah gelombang elektromagnetis dengan frekuensi dan
panjang gelombang tertentu yang menentukan warna yang kita lihat.
Gambar 1. Penguraian Sinar Matahari oleh Prisma Sumber: Buku
Setiap warna mempunyai frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Warna merah mempunyai frekuensi paling rendah atau panjang
gelombang yang paling panjang dalam spektrum warna yang terlihat.
Sebaliknya warna ungu atau violet merupakan warna dengan frekuensi paling tinggi atau panjang gelombang terpendek dalam
spektrum warna tersebut.
Selain melalui nama warna tersebut (merah, hijau, dan seterusnya),
warna sering dinyatakan dengan panjang gelombangnya, jarang
visible spectrum visible light
dinyatakan dengan frekuensinya. Sebenarnya jika dinyatakan dengan nilai panjang gelombang, nilai frekuensi dapat diketahui
karena antara keduanya terdapat hubungan yang pasti. Demikian
pula sebaliknya bila nilai frekuensinya disebutkan, nilai panjang gelombang dapat diketahui.
Pada tabel berikut disajikan warna dalam spektrum warna terlihat
( ) dengan panjang gelombang masing-masing.
Tabel 1. Warna dan Panjang Gelombangnya Sumber: Buku
Energi dengan panjang gelombang yang lebih pendek dari 380
nanometer merupakan warna ungu ultra ) yang tidak
dapat terlihat. Demikian pula yang memunyai panjang gelombang
lebih panjang dari 780 nanometer yang disebut merah infra (
).
Dalam menerima atau mempersepsi warna, kita mengenal tiga
besaran (properti) warna yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
visible spectrum
PAL-Farbfernsehtechnik
(ultra violet
infra red
3.2.1. atau Tingkat Terang Warna
atau tingkat terang warna dapat lebih jelas
diperumpamakan dengan dua buah lampu yang menyala
dengan warna yang sama, tetapi berbeda dayanya. Misalnya lampu merah dengan daya 100 watt menyala lebih terang
dibandingkan lampu merah berdaya 40 watt. Dengan kata
lain lampu 100 watt mempunyai yang lebih tinggi daripada lampu 40 watt, meskipun keduanya mempunyai
warna yang sama.
adalah istilah terhadap panjang gelombang tertentu dari radiasi elektromagnetik dalam spektrum warna. Secara
mudah adalah identitas jenis warna itu sendiri, seperti
merah, biru, dan lain-lain. Antara merah dengan biru berbeda dalam hal nya atau kalau nya berbeda berarti warna
itu berbeda namanya.
adalah kepekatan atau kejenuhan warna. Kita
dapat mengatakan bahwa sirup merah kental mempunyai warna yang pekat atau jenuh. Kepekatannya menurun
apabila ditambah air, meskipun masih memunyai yang
sama yaitu merah. Kepekatan warna dapat menurun atau berkurang karena ditambah dengan sesuatu yang bening,
putih, abu-abu, atau hitam. Dengan kata lain kepekatan
warna dapat menurun apabila mendapat campuran dari sesuatu yang tidak berwarna. Akan tetapi melalui
pencampuran tersebut, selain kepekatannya menurun,
-nya juga berubah. Jika bercampur dengan
sesuatu yang bening atau putih, nya akan bertambah atau jadi lebih terang, sedangkan bila bercampur
dengan abu-abu gelap atau hitam, nya akan
menurun atau jadi lebih gelap.
Warna-warna dapat dicampur untuk menghasilkan warna-warna lain.
Ada dua jenis pencampuran warna yang terkait dengan pembahasan
spektrum cahaya khususnya televisi yaitu:
adalah pencampuran warna yang
menggunakan warna pokok berupa cahaya berwarna.
Warna-warna pokok tersebut adalah cahaya dengan warna-warna tertentu yang dapat menghasilkan paling banyak
warna-warna campuran dibandingkan apabila menggunakan
warna lain.
Warna-warna pokok itu adalah merah, hijau, dan biru.
Kombinasi warna-warna tersebut berikut kombinasi
perbedaan dan kejenuhannya, menghasilkan
reproduksi warna yang diinginkan, mirip dengan warna asli
yang bukan merupakan warna campuran.
Contoh campuran warna secara adalah:
Merah + Hijau Kuning
Merah + Biru Magenta
Hijau + Biru Cyan
Merah + Hijau + Biru Putih
brightness-Additive mixing
brightness
additive
3.3. Pencampuran Warna
3.3.1. Additive Mixing
→
→
→
Pencampuran warna secara diaplikasikan dalam penataan cahaya ketika cahaya berwarna dari lampu-lampu
dicampurkan dengan mengarahkannya kepada suatu bidang
latar belakang. Begitu juga pada layar televisi berwarna, bintik-bintik fosfor kecil yang masing-masing menyala
dengan warna merah, hijau dan biru berkombinasi dengan
kendali sinyal video untuk menghasilkan gambar berwarna.
Gambar 2. Contoh Campuran Warna Secara Sumber : Buku
Ciri dari adalah:
- dari warna campuran lebih tinggi dari
warna pokok yang paling tinggi. Hal ini
disebabkan karena warna campuran memiliki
yang merupakan jumlah warna-warna pokok.
- Spektrum warna campuran lebih luas daripada spektrum
warna yang asli yang ditiru. Sebagai contoh, warna kuning yang diperoleh dari pencampuran memiliki
spektrum yang lebih luas (karena mencakup spektrum
additive
Additive Mixing PAL-Farbfernsehtechnik
additive mixing Brightness
brightness
warna merah dan warna hijau) daripada warna kuning asli (yang memiliki spektrum hanya warna kuning). Warna
kuning asli sebagai hasil uraian sinar matahari oleh
prisma dengan panjang gelombang tertentu disebut kuning spektral.
adalah pencampuran warna yang
menggunakan warna pokok berupa filter berwarna. Warna-warna pokok yang digunakan adalah filter dengan Warna-
warna-warna tertentu yang dapat menghasilkan paling banyak warna-warna campuran dibandingkan bila menggunakan
warna lain.
Warna-warna pokok itu adalah magenta, , dan kuning.
Kombinasi warna-warna tersebut berikut kombinasi
perbedaan dan kejenuhannya menghasilkan
reproduksi warna yang diinginkan, mirip dengan warna asli
yang bukan merupakan warna campuran.
Contoh campuran warna secara adalah:
Magenta + Kuning Merah
Magenta + Cyan Biru
Kuning + Cyan Hijau
Magenta + Kuning + Cyan Hitam
3.3.2. Subtractive Mixing
Gambar 3. Contoh Campuran Warna Secara Sumber : Buku
Ciri dari adalah:
- dari warna campuran lebih rendah dari
warna pokok yang paling rendah. Hal ini disebabkan karena
setiap filter menyaring energi berupa cahaya yang diterima dan menurunkan energi yang diteruskan.
- Warna campuran yang dihasilkan memiliki spektrum warna
yang lebih sempit dibandingkan spektrum warna masing-masing filter. Hal ini disebabkan karena setiap filter
melakukan pembatasan spektrum cahaya yang diterima
sebelum diteruskan.
Pencampuran warna secara diaplikasikan dalam
penataan cahaya ketika filter berwarna ditempatkan di depan lampu-lampu untuk menghasilkan warna tertentu yang
diinginkan. Filter warna tertentu juga digunakan untuk
Subtractive Mixing PAL-Farbfernsehtechnik
subtractive mixing
Brightness brightness
mengkonversi suhu warna dari suatu sumber cahaya. Misalnya,
untuk mengkonversi menjadi lampu studio
dipasangi filter biru. Sementara itu, untuk konversi
menjadi , sinar matahari dilewatkan pada filter oranye. juga diaplikasikan pada proses film dan cetak
warna ( ). Film berwarna berfungsi sebagai
lapisan-lapisan filter magenta, cyan, dan kuning yang berkombinasi untuk menghasilkan film berwarna. Demikian pula halnya terjadi pada
proses cetak warna.
studio light day light
day light studio light
BAB IV
KONTRAS DAN BESARAN CAHAYA
4.1. Tata Cahaya dan Kontras
4.2. Besaran dan Satuan Cahaya
Pada televisi sering dilakukan perbandingan terhadap kontras gambar. Ungkapan-ungkapan seperti
dan selalu terdengar. Kontras
menyatakan perbandingan tingkat terang atau antara
suatu bagian objek dengan bagian objek lain di sekitarnya. Suatu
yang mengandung hitam pekat dan putih terang merupakan
suatu dengan kontras yang tinggi ( ). Sementara
itu, dengan kontras rendah ( ) memiliki nilai
yang tidak jauh berbeda antara suatu bagian objek dengan bagian-bagian lain di sekitarnya. Jangkauan kontras
( ) dari suatu adalah perbandingan antara
bagian yang paling gelap dengan bagian yang paling terang dari tersebut.
Tata cahaya mempunyai efek yang sangat berarti terhadap
suatu Sebab, tata cahaya dapat mengubah tingkat
terang dari setiap objek yang dilihat oleh kamera, baik menjadi lebih
tinggi karena mendapat penyinaran yang lebih kuat maupun menjadi lebih rendah karena terlindung dari penyinaran.
Ada dua besaran atau properti cahaya yang perlu diketahui,
yaitu :
high contrast, low contrast, contrast range, contrast ratio
brightness
scene
scene high contrast
scene low contrast
brightness
contrast range scene
scene
adalah jumlah/banyaknya cahaya yang tiba pada suatu titik tertentu yang ditentukan oleh intensitas sumber cahaya
dan jaraknya dengan sumber cahaya.
Untuk sumber cahaya buatan seperti lampu studio, intensitas sumber
cahaya sangat ditentukan oleh daya ( ) lampu, di samping
jenis bahan pijar lampu.
Jarak sumber cahaya dengan objek sangat besar pengaruhnya terhadap kuat penyinaran terhadap objek tersebut, di mana secara
umum berlaku bahwa kuat penyinaran dari sumber cahaya yang
menyebar merata akan berkurang sebesar kuadrat pertambahan jarak.
Cahaya yang jatuh ke objek perlu ditata. Oleh sebab itu, dengan menggunakan jumlah dan jenis lampu serta dengan jarak tertentu
maka yang sering diukur adalah kuat penyinaran
pada titik yang menerima cahaya. Satuan kuat penyinaran atau adalah lux yang dapat diketahui melalui penggunaan lux
meter yang dihadapkan pada sumber cahaya dan diposisikan pada
objek yang disinari. Dengan kata lain lux meter mengukur sinar datang yang jatuh pada objek (Gambar 4).
1. Quantity of light 2. Quality of light
Quantity of light
wattage
quantity of light
Gambar 4.
Pengukuran kuat penyinaran dengan lux meter yang dihadapkan ke sumber cahaya Sumber Gambar :
Sinar yang dipantulkan oleh objek atau bagian dari objek, atau bagian
dari dapat juga diukur untuk mengetahui perbandingan
atau kontras yang diperoleh dengan dilakukannya
penataan cahaya.
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut , diarahkan ke setiap bagian objek.
Pengukuran ini membantu kita untuk menghasilkan gambar dengan
tertentu. Misalnya, gambar yang memiliki
atau . Demikian pula gambar yang memiliki gaya
atau . dan r sering
pula dijumpai berupa alat yang menyatu (Gambar 5).
Lighting For Television, Candace Lee Egan http://zimmer.csufresno.edu
scene brightness
reflectance spot meter
contrast range high
contrast low contrast
Gambar 5.
dengan dan
yang menyatu Sumber :
atau warna cahaya ditentukan oleh distribusi energi
elektromagnetis atau spektrum cahaya tersebut. Hal ini terlihat melalui kurva distribusi spektral (grafik koordinat energi relatif dan
panjang gelombang) atau dengan membandingkan warna cahaya
tersebut dengan warna dari . Suhu dari (dalam
derajat Kelvin) yang menghasilkan warna yang sama dengan warna
cahaya tersebut disebut suhu warna ( ) dari cahaya
tersebut. Bila suhu dibuat semakin tinggi maka ia
menghasilkan cahaya dengan semakin banyak warna biru.
Sebaliknya bila suhu diturunkan maka cahaya yang
dihasilkan mengandung lebih banyak warna merah. Secara mudah
dapat dikatakan apabila suatu cahaya lebih banyak mengandung
warna biru dibandingkan warna merah maka cahaya tersebut memiliki suhu warna atau derajat Kelvin yang lebih tinggi.
Dalam praktik di lapangan digunakan alat ukur
atau Kelvin meter yang menunjukkan angka yang telah
dikalibrasi berdasarkan pengukuran kandungan energi warna merah
Light meter lux meter reflectance spot meter
Quality of light
black body black body
dan warna biru. Cahaya dengan warna berikut suhu warna masing-masing terlihat pada gambar dan tabel berikut.
Gambar 6. Warna Cahaya dan Suhu Warna
Sumber gambar : Garis dalam
Tabel 2. Suhu Warna dan Contoh Cahaya
Pengukuran suhu warna perlu dilakukan untuk menyesuaikan warna
cahaya dengan kamera yang digunakan. Untuk kamera film biasanya
digunakan jenis film yang sesuai untuk cahaya yang mempunyai warna seperti sinar matahari/ (sekitar 7.000 kelvin) atau
seperti lampu studio/ (sekitar 3.000 kelvin). Untuk kamera
video dilakukan pengaturan keseimbangan warna (
) baik secara manual maupun otomatis untuk
menyesuaikannya dengan cahaya yang masuk. Perlu diperhatikan
Planck Chromaticity diagram CIE (Commission Internationale de l'Éclairage - International
Commission on Illumination)
daylight studio light
agar setiap bagian suatu objek atau harus mendapatkan cahaya dengan suhu warna yang sama (jika menerima cahaya dari
beberapa sumber) agar dihasilkan reproduksi warna yang tepat. Jika
objek mendapatkan cahaya dari beberapa sumber yang suhu warnanya berbeda maka perlu dilakukan langkah penyamaan suhu
warna, misalnya dengan memasangkan filter warna untuk mengubah
suhu warna sumber cahaya tertentu yang memerlukan. Demikian pula apabila melakukan pengambilan gambar menggunakan kamera
video dengan memanfaatkan matahari sebagai sumber cahaya
maka pengaturan keseimbangan warna ( ) perlu diulang
setiap terjadi perubahan sinar matahari yang mempengaruhi suhu
warna, misalnya perubahan dari pagi hari ke siang dan sore, atau
perubahan dari suasana cerah ke mendung.
Pengukuran suhu warna dilakukan dengan mengunakan atau sering dikenal sebagai kelvin meter. Ketika
melakukan pengukuran, kelvin meter diarahkan ke sumber cahaya.
Besarnya suhu warna dalam kelvin ditunjukkan oleh jarum penunjuk atau display angka. Kelvin meter dapat berupa alat ukur terpisah atau
menyatu dengan lux meter.
Pada gambar berikut diperlihatkan gambar yang
menyatu dengan
scene
color balance
color temperature meter
Gambar 7. yang Menyatu dengan
Sumber : http://www.bhphotovideo.com
Suhu warna dari sumber cahaya merupakan hal penting dalam
produksi acara film atau televisi. Reproduksi warna yang dihasilkan dari suatu , berupa pemandangan, set, kostum, atau wajah
artis/pengisi acara seperti terlihat pada monitor gambar di satu pihak
ditentukan oleh pengaturan kamera dan unit pengontrolnya, dan di lain pihak oleh karakteristik cahaya yang dipantulkan oleh objek. Jika
spektrum cahaya tersebut lebih dominan terhadap panjang
gelombang atau warna tertentu maka akan dihasilkan warna reproduksi yang berbeda dari warna objek aslinya.
Sinar matahari pada waktu yang berbeda, misalnya pagi dan siang
hari memunyai warna yang berbeda sehingga objek yang sama yang gambarnya diambil pada waktu yang berbeda tersebut akan
menghasilkan reproduksi gambar yang berbeda bila tidak dilakukan
pengaturan ulang terhadap kamera.
Perhatikan contoh perbedaan warna gambar berikut yang berupa
objek sama yang diambil pada pagi dan tengah hari.
Kelvin Meter Lux Meter.
Gambar 8. Perbedaan Warna Gambar
a. Diambil pada Pagi Hari b. Diambil pada Tengah Hari
Oleh sebab itu, setiap lampu studio umumnya dilengkapi data yang antara lain menyatakan suhu warna yang dihasilkan. Untuk lampu studio tungsten halogen, suhu warna lazimnya sebesar 3.200 Kelvin ketika beroperasi pada tegangan nominal. Namun demikian, sering pula dilakukan operasi dengan tegangan sedikit (5 sampai 10%) dibawah tegangan nominal demi memperpanjang usia pemakaian lampu, meskipun suhu warna yang dihasilkan akan sedikit menurun (antara 50 sampai 100 Kelvin). Sedikit penurunan suhu warna ini bukan merupakan masalah bagi kamera TV karena pengaturan
keseimbangan warna ( ) dapat mengatasi hal ini.
Pengurangan tegangan operasi terhadap lampu sebesar 5 sampai 10% dapat memperpanjang umur lampu antara 100 sampai 300%. Lampu-lampu tidak boleh diberi tegangan melebihi tegangan nominal karena akan sangat mempersingkat umur lampu.
Untuk pengambilan gambar di luar ruangan ( ) yang
memanfaatkan sinar matahari maka kamera video harus diatur kembali keseimbangan warnanya apabila ada perubahan yang berarti terhadap suhu warna sinar matahari tersebut, misalnya perubahan dari pagi hari ke siang hari dan sore hari, atau cerah ke mendung.
color balance setting
supply
outdoor
BAB V
KARAKTERISTIK CAHAYA
Cahaya yang dihasilkan lampu secara umum memiliki dua jenis
karakteristik yaitu :
adalah cahaya yang menghasilkan gambar dengan tekstur objek dan bayangan yang jelas atau tajam. dihasilkan oleh
bola lampu berkaca bening, dilengkapi reflektor mengkilap, dan lensa
untuk memfokuskan sinar sehingga dapat diatur untuk daerah penyinaran yang sempit.
1. Hard light 2. Soft light
Hard light
Hard light
5.1. Hard Light
Gambar 9. Penyinaran dengan dalam hal ini menggunakan
batas cahaya terlihat jelas Sumber gambar :
hard light,
follow spot light,
5.2. Soft Light
adalah cahaya yang menghasilkan gambar dengan tekstur
objek lebih lunak dan bayangan yang samar. dihasilkan oleh bola lampu berkaca baur, dilengkapi reflektor dengan permukaan
buram. Distribusi cahayanya menyebar dan sukar diatur batasannya.
Soft light
Soft light
Gambar 10.
Penyinaran dengan cahaya merata dan tidak menghasilkan bayangan yang jelas.
softlight,
Sinar matahari menghasilkan ketika langit cerah dan
menghasilkan ketika langit berawan atau mendung.
hard light soft light
Gambar 11. Hasil gambar dengan penyinaran matahari
a. Bagian tembok yang disinari , berasal dari sinar matahari pada saat cerah. Tekstur dan bayangan jelas
b. Bagian tembok yang disinari , berasal dari sinar matahari pada saat mendung. Tekstur dan bayangan terlihat pudar
Sumber gambar :
hardlight
softlight
http://www.cybercollege.com
Gambar 10.
Penyinaran dengan
s
cahaya merata dan
menghasilkan bayanga
jelas .
Sumber gambar
http://zimmer.csufresn
BAB VI
SUMBER CAHAYA DAN LAMPU
6.1. Jenis Lampu
Sumber cahaya yang utama dan alami adalah matahari. Pengambilan
gambar yang dilakukan di luar studio banyak memberikan hasil yang
memuaskan dengan memanfaatkan sinar matahari, meskipun tidak jarang dibantu dengan penggunaan reflektor atau lampu-lampu tambahan untuk
menghasilkan penataan cahaya dan bayangan yang lebih baik. Bahkan
pengambilan gambar di dalam ruangan pun dapat memanfaatkan sinar matahari jika terdapat jendela atau jalan masuk lain bagi sinar matahari ke
ruangan tersebut. Api dalam wujud api unggun, obor atau nyala lilin juga merupakan sumber cahaya alami yang dapat menghasilkan gambar dan
efek alami atau dramatik yang adakalanya diperlukan. Akan tetapi jika
pengambilan gambar dilakukan di studio atau ketika sinar matahari dan sumber cahaya alami lain tidak tersedia atau tidak memadai, maka
digunakan sumber cahaya buatan berupa lampu-lampu yang dinyalakan
dengan daya listrik.
Ditinjau dari prinsip kerjanya dalam menghasilkan cahaya, lampu (tepatnya bola lampu) terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1. Lampu kawat pijar
2. Lampu 3. Lampu
Jenis-jenis lampu ini bukan merupakan hal pasti atau final karena terus mengalami perkembangan sesuai kemajuan teknologi, yang
menghasilkan perbaikan terutama dalam hal konsumsi daya listrik,
intensitas cahaya, usia pemakaian, panas yang ditimbulkan, ukuran
gas-discharge
volume dan berat, kemudahan operasi, dan faktor keramahan lingkungan.
Pada jenis lampu kawat pijar, cahaya dihasilkan oleh sejenis
kawat pijar yang menyala jika dialiri listrik. Bahan kawat pijar
adalah atau dikenal juga dengan nama
yang berada dalam bola kaca, sehingga lampu ini disebut
lampu . Lampu jenis ini banyak dijumpai di
rumah-rumah (sebelum diganti dengan lampu TL atau “neon” ataupun lampu “hemat energi” yang berbeda prinsip
kerjanya).
Lampu untuk studio dikembangkan dengan
menambahkan gas yang berguna untuk mencegah
terjadinya penggelapan pada dinding bola lampu akibat
hamburan partikel . Gas berfungsi
mengikat hamburan partikel ini dan mengembalikannya ke kawat pijar. Akibatnya dinding bola lampu tetap bening
sehingga intensitas dan suhu warna cahaya yang dihasilkan
tidak berubah selama umur pemakaian.
Akan tetapi, akibat reaksi gas , suhu lampu menjadi
lebih tinggi sehingga harus menggunakan kaca dari jenis
atau ( ). Lampu yang diisi gas
ini kemudian disebut lampu atau
(jika menggunakan sebagai kaca selubung
lampu) dan umumnya mempunyai suhu warna 3.200
Kelvin.
6.1.1. Lampu Kawat Pijar
wolfram tungsten
hard glass quartz silica halogen tungsten-halogen
Gambar 12. Bola Lampu
a. Lampu yang sering digunakan di rumah
b. Lampu untuk lampu studio,
c. Lampu d. Lampu
Sumber Gambar :
Lampu atau lampu bekerja dengan
cara menyalakan uap air raksa ( ) yang terjadi akibat
kenaikan suhu karena lampu dialiri listrik. Nyala uap air raksa
berupa lompatan muatan ( ) antar elektroda
menghasilkan sinar ultraviolet yang kemudian membentur
lapisan fosfor di dalam tabung sehingga menghasilkan
cahaya yang dapat dilihat.
Jenis lampu ini sering dijumpai di rumah-rumah dan dikenal
sebagai lampu TL ( ) atau lampu neon.
Selanjutnya lampu jenis ini dibuat dengan yang sama
dengan bola lampu pijar yang sudah mencakup dan -nya, yang kemudian dikenal sebagai lampu hemat
energi. Lampu mengkonsumsi daya listrik yang
Tungsten tungsten
tungsten ordinary glass tungsten halogen, hard glass
tungsten halogen, quartz
EBU Technical Monograph, Lighting for Colour Television
6.1.2. Lampu Gas-Discharge
lebih rendah untuk menghasilkan intensitas cahaya yang
setara dengan lampu pijar. Lampu juga
menimbulkan panas yang lebih rendah dan memiliki usia
pakai yang lebih lama dibandingkan lampu pijar.
Akan tetapi lampu jenis ini tidak sesuai digunakan sebagai lampu studio karena spektrum cahayanya yang tidak kontinu
atau terisi penuh seperti halnya lampu kawat pijar.
Kekosongan spektrum ini sebagian dapat diisi dengan
menambahkan senyawa halida ( ) ke dalam
lampu tersebut. Dengan memilih jenis senyawa yang
tepat, dapat dihasilkan energi yang mengisi sepanjang spektrum cahaya yang terlihat. Senyawa dengan metal
sering pula digunakan. Tambahan senyawa metal ini dapat lebih memerbaiki distribusi energi dari lampu-lampu tersebut
sehingga kebanyakan lampu-lampu yang diproduksi
sekarang hampir memiliki kurva spektrum yang kontinu.
Contoh lampu-lampu yang demikian adalah lampu
atau sering disebut sebagai lampu HMI (
) atau HQI ( ).
Medium Iodide Hydrargyrum Quartz Iodide
Gambar 13.
Lampu hemat energi
yang sering digunakan di rumah
dengan yang menyatu
fluorescent
electronic ballast
Gambar 13.
Lampufluorescent hemat energi yang sering digunakan di rumah denganelectronic ballast yang
menggunakan dan yang merupakan unit
terpisah dari lampu. Selain itu, lampu ini tidak dapat
di-(diredupkan) dengan memperkecil sebagai-mana
dilakukan untuk lampu .
Gambar 14.
Lampu HMI.
a. Bola Lampu, b. Unit Lampu, c. Sumber Gambar :
Lampu memiliki suhu warna antara 5.500
Kelvin dan 6.000 Kelvin, setara dengan sinar matahari, tetapi
ada juga yang mempunyai suhu warna lebih rendah, antara
3.500 Kelvin dan 4.000 Kelvin. Lampu banyak
dipilih untuk penerangan stadion karena menghasilkan
intensitas cahaya lebih besar yang tidak dapat dipenuhi oleh
lampu pada daya listrik yang sama. Untuk
studio perlu dilakukan penyesuaian warna cahaya jika ingin
digunakan bersama-sama dengan lampu studio yang telah ada sebelumnya.
Lampu lainnya adalah lampu xenon. Lampu ini
memiliki selubung dan berisi gas xenon. Cahaya
yang dihasilkan sangat mirip dengan sinar matahari Lampu jenis ini lebih hemat dalam konsumsi daya dibandingkan lampu tungsten halogen, tetapi harus
( ), sekitar 6.000 Kelvin, dan memiliki spektrum yang
lebih kontinu daripada lampu , sehingga
dijuluki oleh para spesialis sebagai . Akan tetapi,
lampu ini jarang digunakan untuk televisi, baik maupun , karena selain memerlukan dan tidak dapat
diredupkan seperti halnya setiap jenis lampu ,
lampu memiliki daya penyinaran yang lebih rendah
dibandingkan lampu pada konsumsi daya
listrik yang sama. Penggunaan lampu sangat lazim
ditemui pada proyektor dan lampu mobil.
Lampu merupakan sumber cahaya dengan prinsip semi
konduktor yang bila dialiri arus listrik, akan mengeluarkan
energi atau cahaya sebagai akibat terjadinya proses
rekombinasi antara elektron dan . semula
digunakan sebagai elemen-elemen tunggal untuk
lampu-lampu indikator pada peralatan-peralatan elektronik. Tergantung dari materi semi konduktor yang digunakan,
dapat menyala dengan warna merah, hijau, biru, kuning,
jingga, ungu, putih, dan juga warna tak terlihat, yakni infra merah dan ultraviolet.
Gambar 15. Lampu LED dengan Berbagai Warna dan Ukuran Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/LED_lights
daylight
metallic iodide queen of light
indoor
Aplikasi kemudian berkembang menjadi lampu, melengkapi bahkan menggantikan lampu-lampu yang telah
ada sebelumnya dengan cara menggabungkan beberapa
elemen menjadi suatu kesatuan.
Lampu menghasilkan cahaya dengan suhu warna 5.600
Kelvin dan ada juga yang dapat di switch untuk 3200 Kelvin.
Gambar 16. Bola Lampu dan Lampu Panel
a. Gabungan elemen-elemen (38 buah) membentuk bola
lampu untuk
b. Panel susunan elemen-elemen membentuk satu unit lampu Sumber gambar:
Keuntungan lampu terutama adalah konsumsi dayanya
yang rendah, tidak menghasilkan panas yang berarti, usia yang panjang, berukuran lebih kecil dan lebih ringan, serta
dapat di Akan tetapi sampai saat ini harga lampu lebih
mahal. Meskipun demikian dengan memperhitungkan biaya operasional pendingin ruangan yang biasanya cukup besar
bila studio menggunakan lampu tungsten halogen, usia
lampu yang lebih panjang, dan kemudahan lainnya maka banyak studio TV yang baru menggunakan jenis lampu
6.2. Lampu dan Light
6.2.1.
Spot Light Diffused
Spot Light
Jenis lampu seperti dikemukakan di atas adalah jenis bola lampu
( atau dalam bahasa Inggris) yang berfungsi menghasilkan cahaya. Bola lampu ini selanjutnya ditempatkan dalam rumah
lampu/ yang kemudian berfungsi sebagai satu unit lampu
untuk dipasang pada sistem gantungan atau perletakan dalam kegiatan penataan cahaya. Unit lampu ini disebut dalam bahasa
Inggris sebagai atau .
Dalam tulisan ini kita menggunakan kata lampu, baik untuk maksud
yang berarti maupun , dan akan jelas perbedaannya
apabila diikuti kata lain yang menerangkan. Sebagai contoh, apabila kita menyebut lampu maka lampu yang kita maksud adalah
atau , sedangkan apabila kita menyebut lampu siklorama
maka yang dimaksud adalah untuk menerangi siklorama.
Lampu dalam arti yang dioperasikan sampai saat ini terdiri
atas dua kelompok kategori berikut ini :
1. Lampu yang menghasilkan berkas sinar terarah (
2. Lampu yang menghasilkan berkas sinar menyebar ( )
Kedua jenis lampu ini digunakan baik di studio maupun diluar studio
dengan model yang disesuaikan, terutama menyangkut ukuran dan
daya.
Lampu jenis yang dikenal luas adalah
. Disebut demikian karena lampu ini dilengkapi
dengan lensa (dibaca ) yang semula
dikembangkan untuk mercusuar oleh Augustin-Jean Fresnel,
fisikawan Perancis. Lensa ini merupakan lensa cembung yang dipasang di depan bola lampu dan berfungsi untuk
mengumpulkan sinar sehingga mudah untuk diarahkan.
Untuk mengurangi berat dan ukuran fisik, lensa cembung ini dibagi atas lingkaran-lingkaran kosentris, bukan sebagai
kurva yang kontinu, seperti lensa cembung biasa, tetapi
fungsinya mirip.
Untuk membatasi berkas sinar, pada lampu sering
dipasang , yaitu 4 keping logam berengsel di
sekeliling muka lampu.
spotlight barn door
Daya lampu berkisar antara 100 watt hingga 10 kilowatt. Untuk menghasilkan efek tertentu, diperlukan
penggunaan berkas sinar yang sempit, misalnya untuk
mengikuti gerakan artis agar ia selalu berada dalam lingkaran cahaya yang jelas pada jarak yang berubah-ubah.
tidak sesuai untuk maksud ini karena pinggiran
berkas cahayanya terlalu kabur.
Untuk ini diperlukan lampu khusus yang disebut
. Bola lampu yang digunakan lazimnya adalah dari
jenis karena menghasilkan intensitas sinar
yang lebih besar (sekitar 4 kali) dibandingkan bola lampu pada daya yang sama.
Sifat cahaya yang dihasilkan adalah .
Lampu-lampu yang menghasilkan sinar menyebar (yang
disebut juga ) terdiri
spotlight
spotlight hard light
diffuse light, flood light atau broad light
6.2.2. Diffused Light
Gambar 20.Follow spot light
a. Hasil penyinaran denganfollow spotlight b. Follow spotlightterpasang padastand
Sumber gambar : a. http://zimmer.csufresno. edu/
b. www.google.co.id/images
atas bola lampu berkaca baur, reflektor yang relatif lebih luas, tanpa dilengkapi lensa. Reflektor yang luas membuat daerah
penyinaran menjadi luas dan bayangan menjadi lebih lunak.
Lampu jenis ini umumnya digunakan sebagai
dan , karena memiliki ciri cahaya
.
Lampu-lampu untuk menerangi siklorama dapat dipilih dari jenis atau lampu jenis lainnya yang lebih hemat
energi dibandingkan lampu , meskipun
menghasilkan suhu warna yang berbeda. Hal ini tidak menjadi masalah, sepanjang sinarnya tidak mengenai wajah
artis pengisi acara, yang dapat menyebabkan kesalahan
dalam reproduksi warna dari wajah artis akibat
cahaya dengan suhu warna berbeda-beda jatuh ke wajahnya.
Di samping itu lampu siklorama seringkali dipasangi filter-filter warna untuk menghasilkan warna-warna menarik pada
siklorama yang diinginkan untuk lebih menyemarakkan suatu
acara hiburan.
base light, fill
light, cyclorama light soft
light
fluorescent
tungsten halogen
Lampu untuk siklorama ada yang dirancang untuk dipasang di lantai supaya dapat menyinari siklorama dari bawah. Ada
pula yang dirancang untuk digantung, agar menyinari
siklorama dari atas. Dengan menggunakan keduanya maka siklorama mendapat penyinaran merata apabila hal ini
diperlukan, misalnya untuk latar belakang ketika
mengoperasikan atau Dapat juga
disinari dengan cahaya berbagai warna melalui pemasangan
filter warna pada lampu.
Lampu siklorama sering pula terdapat dalam bentuk yang
terbagi atas beberapa seksi dan masing-masing seksi dapat diberi filter warna yang berbeda sehingga diperoleh hasil
berupa siklorama yang berwarna warni.
Gambar 22. Lampu Siklorama Sumber :
chroma key virtual studio.
Gambar 23.
Siklorama yang disinari lampu yang dipasangi filter warna. Sumber Gambar :http://images.search.yahoo.com
6.3. Portable Lighting Kit
metallic-iodide
tungsten-halogen
LED
Lampu untuk pengambilan gambar di luar studio, baik untuk adegan interior maupun eksterior umumnya digunakan lampu-lampu ringan
tanpa lensa yang mudah dibawa dan dipasang serta memiliki suhu
warna mirip dengan cahaya matahari. Hal itu karena lampu tersebut sering digunakan sebagai pelengkap sinar matahari yang berfungsi
sebagai cahaya utama. Untuk itu sering digunakan lampu jenis
yang lebih kecil dan ringan serta memiliki intensitas
cahaya lebih kuat dibanding lampu (sekitar empat
kali pada daya yang sama), di samping memiliki suhu warna yang
mirip sinar matahari. Akhir-akhir ini lampu mulai sering digunakan karena memiliki keunggulan seperti dikemukakan
Lampu-lampu untuk pengambilan gambar di luar sering dikemas dalam set yang disebut
Lampu-lampu ini ada yang dirancang untuk dapat beroperasi dengan menggunakan batere yang dapat diisi ulang.
portable lighting kit.
Gambar 24. Sumber Gambar :
BAB VII
ALAT KELENGKAPAN LAMPU
Lampu-lampu umumnya dilengkapi alat tambahan sesuai kebutuhan
operasionalnya dalam penataan cahaya yang mendukung produksi acara.
Perlengkapan tambahan tersebut terutama adalah :
-- Filter penyebar cahaya ( )
- Filter warna
-- Pengait/penjepit ( )
- Reflektor
adalah empat keping/bilah logam berengsel yang
ditempatkan di ujung depan lampu. berfungsi untuk
membatasi daerah penyinaran agar tidak melebar ke wilayah yang tidak diinginkan.
Barndoor
diffusing filter
Scrim
Cookies (cucalorus), gobo Floor stand
Hand grip
Clamps
Barndoor
Barn door
7.2. Filter Penyebar Cahaya
7.3. Filter Warna
Filter penyebar cahaya ( ) merupakan kepingan kaca
baur atau lembar polyester putih yang berfungsi menyebarkan cahaya secara merata dan menurunkan intensitas cahaya. Sifat
cahaya yang dihasilkan juga berubah dari menjadi
dengan penggunaan filter ini.
Filter warna merupakan lembaran polyester/gel berwarna yang berfungsi untuk menghasilkan cahaya berwarna atau mengubah
suhu warna cahaya. Filter ini ditempatkan pada frame untuk
diffusing filter
hard light soft light
Diffuser frame
disisipkan pada lampu atau lembaran lepas yang direkatkan atau
dijepit pada lampu.
merupakan keping anyaman kawat logam, atau
gabungan keduanya yang berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya. yang terpasang pada frame yang sesuai disisipkan di
sisi depan lampu.
Anyaman dapat memenuhi hanya separuh atau
sebagian , tergantung kebutuhan daerah yang perlu dikurangi
penyinarannya.
barndoor
Scrim fiber
Scrim
scrim frame,
frame
Gambar 27. Filter Warna Berupa lembaran lepas atau dipasang pada
Sumber :
Gambar 28. .
Sumber :
frame http://www.google.com/images
Scrim
http://www.google.com/images
7.5. Cookies
(juga disebut , , , atau
) adalah keping yang dilubangi dengan sembarang pola. Fungsinya untuk menghasilkan pola cahaya dan bayangan pada
objek atau latar belakang. Keping ini dapat berukuran , baik
yang dapat disisipkan pada lampu atau
maupun berupa kepingan dengan sembarang ukuran yang
ditempatkan di antara lampu dan objek.
Cookies cucalorus cuculoris cucoloris kookaloris
frame spotlight follow spotlight
Gambar 29. yang disisipkan pada
Sumber :
Cookies gobo go between
Floorstand
Floorstand
floorstand suspension system, Floor stand
outdoor floorstand
adakalanya juga disebut yang merupakan akronim dari karena ditempatkan antara lampu dan objek
adalah tiang penyangga lampu yang digunakan jika
lampu tidak dipasang pada sistem gantungan lampu.
digunakan di studio, terutama apabila sistem gantungan lampu tidak
dapat digunakan karena terhalang set dekorasi. Oleh sebab itu, di
studio merupakan bagian dari bukan
bagian dari perlengkapan tambahan. untuk studio sering
dilengkapi dengan roda untuk memudahkan pemindahan lampu.
Untuk keperluan pengambilan gambar di luar studio ( ), baik di
alam terbuka maupun di dalam ruangan, merupakan
perlengkapan tambahan utama untuk perletakan lampu dan boleh
jadi sebagai satu-satunya perlengkapan untuk menyangga lampu.
Gambar 31.
Untuk studio biasanya dilengkapi dengan roda. Untuk merupakan bagian dari set peralatan
Floor Stand
outdoor
portable lighting kit. Sumber: http://ianiro.com/
Selain untuk menyangga lampu, dapat juga digunakan
sebagai tempat memasang reflektor (berbentuk payung atau
kepingan), gobo/ , dan keperluan lainnya.
merupakan penyangga lampu ringan yang dipegang ketika lampu dioperasikan. Alat ini juga merupakan perlengkapan
tambahan bagi lampu dan sebagai bagian dari
floor stand
cookies
Handgrip
portable lighting kit.
Gambar 32.
a. , b. Lampu terpasang pada ,
dioperasikan dengan tangan Sumber :
Gambar 33.
a. Dikaitkan ke , b. Dijepitkan ke sesuatu yang cukup stabil di lokasi
Sumber:
Handgrip
Handgrip handgrip
http://images.search. yahoo.com
Clamp lighting grid
http://www.adblighting.com/
7.8. Pengait(Clamp)
Pengait ( ) merupakan alat tambahan terhadap lampu agar dapat dikaitkan untuk digantung pada rel atau di studio.
Untuk keperluan pengait ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dijepitkan pada sesuatu untuk tempat pegangan lampu.
clamp
7.9. Reflektor
Reflektor adalah bidang atau keping yang memantulkan cahaya yang
diterimanya. Dalam pengoperasiannya, cahaya yang dipantulkan reflektor diarahkan ke suatu objek atau . Reflektor yang lazim
digunakan dalam dunia fotografi berbentuk payung yang berfungsi
untuk memantulkan dan menyebarkan cahaya dari lampu ke arah objek.
Gambar 34
Reflektor payung yang lazim digunakan dalam dunia fotografi Sumber :
Untuk pengambilan gambar di luar studio, reflektor sering digunakan untuk memberikan penyinaran ke daerah yang tidak terkena sinar
matahari atau melunakkan bayangan yang ditimbulkan. Reflektor sangat beragam jenisnya, baik dalam hal bentuk, ukuran, warna,
daya dan karakteristik sinar pantulannya, maupun dalam hal
kemudahan untuk dibawa.
scene
Gambar 35.
Reflektor dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Sumber :http://images.search.yahoo.com/
Gambar 36.
Reflektor yang dapat dikembangkan dan dilipat untuk mudah dibawa.
Sumber :
Selain untuk memantulkan cahaya, reflektor dapat mengubah ciri cahaya yang dipantulkannya. Permukaan reflektor yang tidak
mengilap (agak kusam atau ) dapat mengubah ciri cahaya
menjadi . Demikian pula jika permukaan reflektor tidak berwarna netral (bukan putih, perak, abu-abu terang) maka suhu
warna sinar pantulannya akan berubah dari aslinya. Hal ini mungkin
diinginkan untuk menghasilkan efek tertentu.
http://www.images.search.yahoo.com/
dof hard
light soft light
Gambar 36.
Reflektor yang dapat dikembangkan dan dilip mudah dibawa
Sumber :
Reflektor dapat juga Anda buat sendiri, misalnya dengan
menggunakan keping , papan putih ( ), atau
kardus yang dilapisi kertas timah.
BAB VIII
PENATAAN POSISI LAMPU DAN CAHAYA
Untuk melihat suatu objek kita memerlukan cahaya yang menyinari objek
tersebut. Mata kita menerima cahaya yang dipantulkan oleh objek dan
selanjutnya diproses yang melibatkan secara aktif syaraf dan otak. Demikian pula dengan kamera, baik kamera film maupun kamera video,
cahaya diperlukan agar kamera dapat bekerja dengan menangkap cahaya
yang dipantulkan objek tersebut. Cahaya yang masuk kemudian diproses sehingga dihasilkan gambar berupa perubahan kimia pada lapisan
, seperti terjadi pada kamera film atau perubahan signal elektronik seperti yang terjadi pada kamera video.
Untuk produksi suatu acara, cahaya tidak hanya diperlukan agar suatu objek atau suatu dapat dilihat, serta agar kamera dapat beroperasi
dengan baik, tetapi lebih dari itu cahaya perlu diatur atau ditata agar
menghasilkan gambar sesuai dengan tuntutan suatu acara. Untuk itulah diperlukan pengetahuan tentang berbagai aspek menyangkut penataan
cahaya yang sekaligus tidak boleh tidak dan tidak kalah pentingnya adalah
penataan bayangan.
Seperti disampaikan sebelumnya, sumber cahaya yang utama dan alami
adalah matahari, dan ini sangat dimanfaatkan dalam produksi acara di luar studio. Banyak hasil yang memuaskan diperoleh dengan memanfaatkan
sinar matahari. Jika diperlukan, sering juga dibantu dengan penggunaan
reflektor atau lampu-lampu tambahan untuk menghasilkan penataan cahaya dan bayangan yang lebih baik. Bahkan, pengambilan gambar di
dalam ruangan pun dapat menggunakan sinar matahari jika objek atau
dalam ruangan tersebut dapat atau dimungkinkan untuk
celluloid
scene
memanfaatkannya. Api dalam wujud api unggun, obor atau nyala lilin juga merupakan sumber cahaya alami yang dapat menghasilkan gambar dan
efek alami atau dramatik yang adakalanya diperlukan.
Gambar di bawah ini merupakan contoh pemanfaatan sinar matahari yang
menyinari suatu objek dalam ruangan dengan kesan yang cukup
memenuhi hasil yang diharapkan.
Akan tetapi jika pengambilan gambar dilakukan di studio atau ketika sinar matahari dan sumber cahaya alami lain tidak tersedia atau tidak memadai
maka digunakan lampu-lampu studio yang perlu ditata dalam hal
penempatan, intensitas, penyebaran sinar, suhu warna cahaya, dan lain-lain.
Pada penataan cahaya televisi, cahaya terutama terpusat pada
pengisi acara atau artis. Posisi penempatan lampu untuk televisi sulit ditetapkan standarnya karena sangat ditentukan oleh tata letak set
( ), gerak lakon ( ), sudut pengambilan gambar, dan
suasana batin ( dari apa yang ditampilkan yang semuanya
mempunyai rentang luas. Namun, ada prinsip dasar yang dapat
dipakai sebagai pegangan efektif untuk mengawali suatu penataan cahaya yang akan berkembang selanjutnya atau sebagai pegangan
untuk penataan cahaya acara-acara sederhana yang relatif kurang
begitu dinamis.
Prinsip dasar tersebut dikenal sebagai
yaitu sistem penataan cahaya tiga titik yang terdiri atas: (1)
(2) dan (3)
merupakan penyinaran utama yang terarah kepada
objek. Hal ini biasanya merupakan seberkas sinar berciri
yang menimbulkan bayangan tajam. tidak
diberikan dari arah tepat di depan objek, melainkan
membentuk sudut tertentu terhadap objek agar dapat
membentuk dimensi pada kepala dan wajah. Apabila
8.1.
8.1.1.
Three Point Lighting System
Key light
staging action
mood)
three point lighting system, key light, fill light, back light.
Key light
hard
diberikan tepat dari arah depan maka gambar yang dihasilkan akan terkesan datar dan kurang berdimensi. Kesan datar ini
mirip dengan foto frontal yang diambil dengan menggunakan
lampu blitz. Dengan memberikan penyinaran yang membentuk sudut dengan objek maka dihasilkan bayangan
pada wajah terutama berupa bayangan hidung yang justru
diperlukan untuk menimbulkan dimensi objek. oleh sebab itu juga disebut sebagai
a. Penempatan Lampu . b. Hasil Gambar
Sumber :
Apabila hanya satu-satunya sudut pengambilan gambar yang digunakan, maka satu lampu cukup untuk berfungsi sebagai
. Namun, biasanya untuk acara televisi dengan
penggunaan multi kamera dan untuk berbagai posisi
digunakan beberapa dari beberapa arah dengan
intensitas yang mungkin berbeda-beda.
dapat juga berasal dari arah yang disesuaikan untuk
mendukung suasana cerita atau set dekorasi, misalnya
merepresentasikan cahaya dari jendela, lewat pintu, atau celah lain.
Gambar 38.Key Light
adalah penyinaran yang digunakan untuk melunakkan atau mengurangi bayangan yang dihasilkan oleh atau lampu lainnya. Penyinaran ini dapat menghilangkan kesan wajah keras yang mungkin dihasilkan oleh bayangan dari yang menyebabkan kontras yang berlebihan.
Karena berfungsi untuk melunakkan bayangan maka ditempatkan pada posisi di sisi lain dari
dengan berkas sinar yang diarahkan ke bayangan . Selain itu, ciri cahayanya sebaiknya berupa
sehingga tidak menghasilkan bayangan tambahan. Namun,
perlu diingat bahwa hanya mengurangi atau
melunakkan bayangan, bukan menghilangkannya sama sekali, karena bayangan diperlukan untuk menghasilkan kesan dimensi wajah.
adalah penyinaran dari belakang yang diatur agar jatuh pada kepala dan bahu artis/pengisi acara.
8.1.2.
fill light key light
key light soft light
fill light
Back light
Gambar 39.
a. Penempatan Lampu b. Hasil Gambar
Sumber :
Fill light Fill Light.
Penyinaran ini membentuk garis tepi ( ) dari bentuk objek yang memisahkannya dari latar belakang. Oleh sebab itu,
disebut juga sebagai . Untuk menghasilkan
pemisahan ini, sebaiknya merupakan ,
terarah, bukan menyebar.
Dalam hal posisi ketinggiannya, dan
mempunyai ketinggian yang sama, yaitu membentuk sudut
vertikal sekitar 45 derajat terhadap objek, sedangkan fill light
sedikit lebih rendah.
Gambar 41.
Ketinggian dan
Sumber :
rim
back light rim light
back light hard light
key light back light
Key Light, Fill Light, Back Light. http://zimmer.csufresno.edu/
Gambar 40.
a. Penempatan Lampu b. Hasil Gambar.
Sumber :
Back light Back Light.
http://zimmer.csufresno.edu/
Gambar 41.
Ketinggian key light, dan back light.
Sumber :
http://zimmer.csufres
Dengan ketiga penyinaran di atas maka diharapkan akan dihasilkan gambar yang baik, dalam pengertian kejelasan
tekstur, kehadiran dimensi dan pemisahan dari latar
belakang, serta keseimbangan yang selanjutnya
terpenuhi dengan perbandingan intensitas penyinaran yang
tepat. Umumnya antara dan berbanding 2:1
(Jika = 1000 lux, = 500 lux). Intensitas
berkisar antara intensitas hingga lebih besar dari
. Perbandingan yang tepat tergantung dari objek itu
sendiri serta penampilan artistik dari gambar yang ingin dihasilkan. Orang dengan rambut hitam dan baju gelap
memerlukan lebih kuat daripada yang pirang dan
berbaju terang.
brightness
key light fill light
key light fill light back
light fill light
key light
back light
Gambar 42. Hasil gambar yang diperoleh dari masing-masing penyinaran dan gabungan ketiganya
Sumber gambar :http://zimmer.csufresno.edu/