• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI DAN EKSPERIMENTAL GAYA PEMOTONGAN MATA PISAU ALAT PEMANEN SAWIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SIMULASI DAN EKSPERIMENTAL GAYA PEMOTONGAN MATA PISAU ALAT PEMANEN SAWIT"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SIMULASI DAN EKSPERIMENTAL GAYA PEMOTONGAN

MATA PISAU ALAT PEMANEN SAWIT

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

DANIANSYAH 080401008

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

Telah dilakukan simulasi dan eksperimental pada alat pemanen sawit untuk mengetahui gaya yang paling optimal diterapakan dalam memanen sawit. Pisau pemanen sawit merupakan alat yang digunakan untuk memotong tandan dan pelepah kelapa sawit. Proses pemotongan memerlukan gaya potong, sudut potong, dan jarak pemotongan dengan batang kelapa sawit. Rancang bangun pisau pemanen sawit didesain menggunakan solidwork 2011 dan mensimulasikan distribusi tegangan dengan software ansys workbench 14.5. Pengukuran gaya pemanenan terhadap dua objek penelitian pemanenan di Kabupaten Mandailing Natal dan di Universitas Sumatera Utara. Hasil gaya potong pemanenan di Mandailing Natal diperoleh gaya potong minimum tandan 569 KgF, maksimum 951,6 KgF, dan rata-rata 799,1 KgF. Gaya potong minimum pelepah 981 KgF, maksimum 1657,9 KgF, dan rata-rata 1354,4 KgF. Gaya potong pemanenan di Universitas Sumatera Utara diperoleh gaya potong minimum tandan 952 KgF, maksimum 1079 KgF, dan rata-rata 1018 KgF. Gaya potong minimum pelepah 1864 KgF, maksimum 2286 KgF, dan rata-rata 2006 KgF. Pengukuran luas penampang tandan minimum di Kabupaten Mandailing Natal 453,42 mm2, maksimum 967,20 mm2, dan rata-rata 719,15 mm2. Pengukuran luas penampang pelepah minimum 987,5 mm2, maksimum 1254,4 mm2, dan rata-rata 1120,6 mm2. Pengukuran luas penampang tandan minimum di Universitas Sumatera Utara 949,85 mm2, maksimum 2111,34 mm2, dan rata-rata 1288,6 mm2. Pengukuran luas penampang pelepah minimum 1920 mm2, maksimum 4522 mm2, dan rata-rata 3150 mm2. Dapat disimpulkan dari dua desain sudut alat pemanen sawit yaitu sudut 20˚ dan 30˚ diperoleh gaya optimal secara simulasi pada sudut 30˚, dan semakin besar sudut potong tandan pelepah maka gaya potong semakin besar seperti halnya luas penampang semakin besar gaya potong juga semakin besar.

(10)

ABSTRACT

Been done simulation and experimental knife harvester oil palm to determine the most optimal force be applicable in the harvesting of palm. Knife harvester oil palm is a tool used to cut bunches and palm midrib. Cutting process requires cutting force, angle cut, and cutting distance with palm trunks. design blade palm harvester in the design using solidworks 2011 and simulate the stress distribution with software ansys workbench 14.5. Force measurements of harvesting on two research object extraction in the District Mandailing Natal and the University of North Sumatera. Results of cutting force obtained in Mandailing Natal harvest cutting bunches minimum strength 569 KgF, maximum 951 KgF, and average 799,1 KgF. The style cut midrib minimum 981 KgF, maximum 1657,9 KgF, and average 1354,4 KgF. Style cut harvesting in North Sumatra University obtained the minimum cutting force bunches 952 KgF, maximum 1079 KgF, and average 1018 KgF. The style cut midrib minimum 1864 KgF, maximum 2286, and average 2006 KgF. Measurements minimum cross-sectional area bunches in Mandailing

Natal Regency 453,42 mm2, maximum 967,20 mm2,and average 719,15 mm2.

Measurements minimum cross-sectional area midrib 987,5 mm2,maximum 1254,4

mm2,and average 1120,6 mm2. Measurements minimum cross-sectional area

bunches in Regency University of North Sumatera949,85 mm2,maximum 2111,34

mm2, and average 1288,6 mm2. Measurements minimum cross-sectional area

midrib 1920 mm2, maximum 4522 mm2, and average 3150 mm2. It can be

concluded from two palm harvester design tool angle is an angle of 20 ˚ and 30 ˚ obtain optimal force at an angle of 30 ˚ simulation and the greater the angle of the cut bunches midrib greater cutting force as well as the cross-sectional area greater cutting force is also getting bigger.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena tanpa seizin-NYA, mustahil manusia mampu menyelesaikan semua tugasnya dengan baik. Sungguh tiada tempat mengadu yang paling baik selain kepadan-NYA. Salawat dan salam juga penulis limpahkan kepada nabi junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari sepenuhnya , bahwa penulisan laporan Tugas Ahir yang berjudul “Simulasi dan Ekperimental Gaya Pemotongan Mata Pisau Alat Pemanen Sawit” ini dapat diselesaikan dengan sedemikian rupa berkat asuhan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

 Orang tua, kakak, adik serta seluruh keluargaku atas iringan do’a dan

harapan serta dukungan yang diberikan baik dalam bentuk moril maupun materil.

 Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik

Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Bapak Dr. Eng. Ir. Indra MT selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya membimbing penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

 Bapak Ir. Alfian Hamsi, MSc dan Bapak Ir. Mulfi Hazwi, MSc yang telah

(12)

 Seluruh staf pengajar dan pegawai administrasi di Departemen Teknik

Mesin, Ibu Ismawati, Kak Sonta, Kak Ika, Bapak Syawal, Bang Sarjana, dan Bang Lilik yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu selama perkuliahan.

 Seluruh anggota dalam tim penelitian ini Aldiansyah Leo, Indra

Rukmana, Ismail Husin Tanjung, Maujan Yudika, Royyan Sy Nst, dan Sahir Bani Rangkuti.

 Seluruh penghuni Kos 86-C Syafril ramadan, Mustafa Parlindunagan

Ritonga, Andreas, Adis Nasution, Moh.Mara Sunan (Ucok) dan Arifin Siahaan yang selalu mengghibur penulis disaat jenuh.

 Temen-temen angkatan 2008 Departemen Teknik Mesin Jumain Halim,

Zulfhadli, Fauzi, Ahmad Syarif, Ikram, Irham Fadilah, Fahrul Rozzy, Rahman, Arlan Budiman, Dian Anggi Putri, Gio Saputra, Maragi Mutaqin, Zimmy Syahputra, Munawir RS, Ari Fadilah, Harry Pramana, Felix Asade, M. Iqbal, Indra Bayu, Fandi Satria, Yudi Pratama, Abdul Rahman, Faisal Hajj, Syahrul Ramadhan, Putra Setiawan, Ramadhan, Fadli Rian Arikundo, Ficky Hamdani, Nehemia, dan Efrata S.

Saya menyadari bahwa tugas sarjana ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik dari pembaca sekalian sangat diharapkan demi kesempurnaan skrispi ini. Semoga tugas sarjana ini bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.

Medan, November 2013

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR NOTASI ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Masalah ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kelapa Sawit ... 7

2.2 Kandungan Kimia Kelapa Sawit ... 8

2.3 Cara Pemotongan Tandan Dan Pelepah ... 12

2.4 Pisau Egrek/Pisau Pemanen Kelapa Sawit ... 13

2.5 Baja ... 20

2.5.1 Baja Karbon ... 21

2.5.2 Baja Paduan ... 23

2.5.3 Sifat-Sifat Baja ... 24

2.5.4 Diagram Fasa Fe-C ... 27

2.6 Tegangan dan Regangan ... 30

2.6.1 Tegangan ... 30

(14)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

3.1 Waktu dan Tempat ... 35

3.2 Alat dan Bahan ... 35

3.2.1 Alat ... 35

3.3 Dimensi Pisau Pemanen Sawit ... 44

3.4 Cara Simulasi ... 47

3.5 Diagram Alir Penelitian ... 54

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Data Hasil Pengukuran ... 55

4.2 Penguraian Gaya Saat Pemotongan ... 65

4.3 Hasil Simulasi Dan Rancang Bangun Mata Pisau ... 70

4.3.1 Rancang Bangun Mata Pisau Pemanen Sawit ... 70

4.3.2 Data Hasil Uji Tarik ... 71

4.3.3 Simulasi Ansys Workbench 14.5 Dengan Sudut 30˚ ... 73

4.3.4 Simulasi Ansys Workbench 14.5 Dengan Sudut 20˚ ... 87

4.3.5 Data Perbandingan Hasil Eksperimental Dengan Hail Simulasi Ansys Workbench v 14.5 ... 100

4.3.6 Data Perbandingan Hasil Simulasi Sudut Pisau 30˚ Dengan Hasil Simulasi Sudut Pisau 20˚ Ansys Workbench V 14.5 ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 108

5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pohon Kelapa Sawit ... 7

Gambar 2.2 Pisau Egrek/Pisau Pemanen Sawit ... 14

Gambar 2.3 Mesin Tempa (Hammer) ... 15

Gambar 2.4Mesin Gerinda Kasar ... 16

Gambar 2.5 Proses penyepuhan ... 17

Gambar 2.6 Diagram Fasa Fe-C ... 27

Gambar 2.7 Konsep Intensitas Gaya Dalam Sebuah Benda ... 31

Gambar 2.8 Komponen Tegangan Pada Bidang X-Y ... 32

Gambar 2.9 Tegangan Utama Tiga Dimensi ... 33

Gambar 2.10 Ilustrasi Regangan Beban Tarik Unaksial ... 34

Gambar 2.11 Ilustrasi Regangan benda mengalami Regangan Geser Murni . 34 Gambar 3.1 Komputer ... 35

Gambar 3.2 Foto Pisau Egrek ... 37

Gambar 3.3 Pengambilan Buah Dan Tandan Kelapa Sawit ... 38

Gambar 3.4 IlustrasiPemotongan Tandan Dan Pelepah Kelapa Sawit ... 39

Gambar 3.5 Alat Pengukur Gaya Pemotongan ... 40

Gambar 3.6 Ilustrasi Proses Kerja Alat Pengukur Gaya Pemotongan ... 41

Gambar 3.7 Alat Penarik Tandan dan Pelepah Kelapa Sawit ... 42

Gambar 3.8 Pembuatan Alat Penarik Tandan dan Pelepah Kelapa Sawit ... 42

Gambar 3.9 Ilustrasi kerja Alat Penarik Tandan dan Pelepah Kelapa Sawit 43

Gambar 3.10 Dimensi Galah Egrek ... 44

Gambar 3.11 Dimensi Pisau Pemanen Sawit Sudut Kemiringan 30˚ ... 44

Gambar 3.12 Dimensi Pisau Pemanen Sawit Sudut Kemiringan 20˚ ... 45

Gambar 3.13 Assembling Pemasangan Alat Ukur ... 45

Gambar 3.14 Sudut Kemiringan Pisau Sawit ... 47

Gambar 3.15 Skets Mata Pisau Pemanen Kelapa Sawit ... 48

Gambar 3.16 Extrude Mata Pisau Pemanen Kelapa sawit ... 48

Gambar 3.17 Hasil Extrude Mata Pisau Pemanen Kelapa sawit ... 49

(16)

Gambar 3.19 Penentuan Bentuk Ketajaman ... 50

Gambar 3.20 Pembuatan Galah Mata Pisau Pemanen Kelapa Sawit ... 50

Gambar 3.21 Extrude Galah Mata Pisau Pemanen Sawit ... 51

Gambar 3.22 Cara Analisis Software Ansys Workbench 14.5 ... 51

Gambar 3.23 Analisis Mesh Untuk Active Assembly ... 52

Gambar 3.24 Penentuan Posisi Gaya Pada Mata Pisau ... 52

Gambar 3.25 Analisa Dengan Static Structural ... 53

Gambar 3.26 Hasil Analisa Menggunakan Ansys 14.5 ... 53

Gambar 3.27 Diagram Alir Penelitian ... 54

Gambar 4.1 Pengukuran gaya potong tandan dan pelepah kelapa sawit ... 55

Gambar 4.2 Pengukuran Luas Penampang Pelepah ... 56

Gambar 4.3 Pengukuran Diameter Tandan ... 56

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Sudut Potong Dan Gaya Potong ... 57

Gambar 4.5 Grafik Hub. Gaya Potong Dengan Luas Penampang Tandan ... 59

Gambar 4.6 Grafik Hub. Gaya Potong Dengan Luas Penampang Pelepah ... 60

Gambar 4.7 Grafik Hubungan Sudut Potong Dan Gaya Potong ... 61

Gambar 4.8 Grafik Hub. Gaya Potong Dengan Luas Penampang tandan ... 63

Gambar 4.9 Grafik Hub. Gaya Potong Dengan Luas Penampang Pelepah ... 64

Gambar 4.10 Skema Penguraian Gaya F-N... 65

Gambar 4.11 Penguraian Gaya F-N Pada Sumbu x Dan Sumbu y ... 66

Gambar 4.12 Grafik Hubungan Gaya Potong Dan Sudut Potong ... 67

Gambar 4.13 Penguraian Gaya F Terhadap Sudut θ ... 67

Gambar 4.14 Penguraian Gaya N Terhadap Sudut θ ... 68

Gambar 4.15 Rancang Bangun Mata Pisau Pemanen Kelapa Sawit ... 70

Gambar 4.16 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Stainless Steel Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 73

Gambar 4.17 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Stainless Steel Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 74

(17)

Gambar 4.19 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Stainless

Steel Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 74 Gambar 4.20 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Stainless

Steel Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 75 Gambar 4.21 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Stainless

Steel Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 75 Gambar 4.22 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Stainless

Steel Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 75 Gambar 4.23 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Stainless

Steel Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 76 Gambar 4.24 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler K-460

Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 76 Gambar 4.25 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler K-460 Gaya

951,6 N Sudut 30˚ ... 76 Gambar 4.26 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler K-460

Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 77 Gambar 4.27 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler K-460

Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 77 Gambar 4.28 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler K-460

Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 77 Gambar 4.29 Hasil Simulasi Total Defomasi Baja Bohler K-460

Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 78 Gambar 4.30 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler K-460

Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 78 Gambar 4.31 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler K-460

Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 78 Gambar 4.32 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Boler VCN-150

Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 79 Gambar 4.33 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler VCN-150

(18)

Gambar 4.35 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler

VCN-150 Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 80 Gambar 4.36 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler

VCN-150 Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 80 Gambar 4.37 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler

VCN-150 Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 80 Gambar 4.38 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler

VCN-150 Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 81 Gambar 4.39 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler

VCN-150 Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 81 Gambar 4.40 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler

K-110 KNL Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 81 Gambar 4.41 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler

K-110 KNL Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 82 Gambar 4.42 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler

K-110 KNL Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 82 Gambar 4.43 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler

K-110 KNL Gaya 951,6 NSudut 30˚ ... 82 Gambar 4.44 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler

K-110 KNL Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 83 Gambar 4.45 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler

K-110 KNL Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 83 Gambar 4.46 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler

K-110 KNL Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 83 Gambar 4.47 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler

K-110 KNL Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 84 Gambar 4.48 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler HSS

Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 84 Gambar 4.49 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler HSS

Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 84 Gambar 4.50 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler HSS

(19)

Gambar 4.51 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler HSS

Gaya 951,6 N Sudut 30˚ ... 85 Gambar 4.52 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler HSS

Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 85 Gambar 4.53 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler HSS

Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 86 Gambar 4.54 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler HSS

Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 86 Gambar 4.55 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler HSS

Gaya 1657,9 N Sudut 30˚ ... 86 Gambar 4.56 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler Stainless Steel Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 87 Gambar 4.57 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler Stainless Steel Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 87 Gambar 4.58 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler Stainless Steel Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 87 Gambar 4.59 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler Stainless

Steel Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 88 Gambar 4.60 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler Stainless Steel Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 88 Gambar 4.61 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler Stainless Steel Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 88 Gambar 4.62 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler Stainless Steel Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 89 Gambar 4.63 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler Stainless

Steel Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 89 Gambar 4.64 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler K-460

Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 89 Gambar 4.65 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler K-460

Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 90 Gambar 4.66 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler K-460

(20)

Gambar 4.67 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler K-460

Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 90 Gambar 4.68 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler K-460

Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 91 Gambar 4.69 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler K-460

Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 91 Gambar 4.70 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler K-460

Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 91 Gambar 4.71 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler K-460

Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 92 Gambar 4.72 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler VCN-150

Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 92 Gambar 4.73 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler VCN-150 Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 92 Gambar 4.74 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler VCN-150 Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 93 Gambar 4.75 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler VCN-150

Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 93 Gambar 4.76 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler VCN-150

Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 93 Gambar 4.77 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler VCN-150 Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 94 Gambar 4.78 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler VCN-150 Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 94 Gambar 4.79 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler VCN-150

Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 94 Gambar 4.80 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler K-110 KNL

(21)

Gambar 4.83 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler K-110 KNL

Extra Gaya 951,6 N Sudut 20˚ ... 96 Gambar 4.84 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja Bohler K-110 KNL

Extra Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 96 Gambar 4.85 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja Bohler K-110 KNL Extra Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 96 Gambar 4.86 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja Bohler K-110 KNL Extra Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 97 Gambar 4.87 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja Bohler K-110 KNL

Extra Gaya 1657,9 N Sudut 20˚ ... 97 Gambar 4.88 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja HSS Gaya

951,6 N Sudut 20˚ ... 97 Gambar 4.89 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja HSS Gaya

951,6 N Sudut 20˚ ... 98 Gambar 4.90 Hasil Simulasi ReganganMaksimum Baja HSS Gaya

951,6 N Sudut 20˚ ... 98 Gambar 4.91 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja HSS Gaya

951,6 N Sudut 20˚ ... 98 Gambar 4.92 Hasil Simulasi Tegangan Normal Baja HSS Gaya

1657,9 N Sudut 20˚ ... 99 Gambar 4.93 Hasil Simulasi Tegangan Maksimum Baja HSS Gaya

1657,9 N Sudut 20˚ ... 99 Gambar 4.94 Hasil Simulasi Regangan Maksimum Baja HSS Gaya

1657,9 N Sudut 20˚ ... 99 Gambar 4.95 Hasil Simulasi Total Deformasi Baja HSS Gaya

1657,9 N Sudut 20˚ ... 100 Gambar 4.96 Grafik Perbandingan Tegangan Normal Eksperimental

Dengan Tegangan Normal Simulasi Pemotongan Tandan

Kelapa Sawit ... 101 Gambar 4.97 Grafik Perbandingan Tegangan Maksimum Eksperimental

(22)

Gambar 4.98 Grafik Perbandingan Tegangan Normal Eksperimental Dengan Tegangan Normal Simulasi Pemotongan Pelepah

Kelapa Sawit ... 103 Gambar 4.99 Grafik Perbandingan Tegangan Maksimum Eksperimental

Dengan Tegangan Maksimum Simulasi Pemotongan

Pelepah Kelapa Sawit ... 104 Gambar 4.100 Grafik Perbandingan Sudut Pisau 20˚ dengan 30˚ Gaya

951,6 N ... 106 Gambar 4.101 Grafik Perbandingan Sudut Pisau 20˚ Dengan 30˚ Gaya

(23)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Komposisi kimia tandan kosong kelapa sawit

(persen berat kering) ... 10

Tabel 2.2 Komposisi Kimia Pelepah Kelapa Sawit ... 11

Tabel 2.3 Nama-Nama Alat Pemanen Kelapa Sawit ... 18

Tabel 2.4 Syarat Mutu Egrek-SNI ... 20

Tabel 3.1 Spesifikasi mata pisau pemanen sawit/pisau egrek ... 37

Tabel 3.2 Spesifikasi alat pengukur gaya pemotongan ... 45

Tabel 3.3 Spesifikasi alat penarik gaya pemotongan ... 47

Tabel 4.1 Hasil pengukuran gaya potong tandan, gaya potong pelepah, dan sudut potong tandan kelapa kelapa sawit di kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara ... 57

Tabel 4.2 Hasil pengukuran luas penampang hasil pemotongan tandan Kelapa sawit di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara ... 58

Tabel 4.3 Luas penampang pelepah dan gaya potong pelepah kelapa sawit di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara ... 59

Tabel 4.4 Hasil pengukuran gaya potong tandan, gaya potong pelepah, dan sudut potong tandan kelapa kelapa sawit di Universitas Sumatera Utara ... 61

Tabel 4.5 Luas penampang tandan dan gaya potong tandan kelapa sawit di Universitsas Sumatera Utara ... 62

Tabel 4.6 Luas penampang pelepah dan gaya potong pelepah kelapa sawit di Universitsas Sumatera Utara ... 63

Tabel 4.7 Hasil uji tarik bahan Stainless Steel M303 ... 71

Tabel 4.8 Hasil uji tarik bahan Baja Bohler K460 ... 71

Tabel 4.9 Hasil uji tarik bahan Baja Bohler VCN-150 ... 72

Tabel 4.10 Hasil uji tarik bahan Baja Bohler K-110 KNL Extra ... 72

Tabel 4.11 Hasil uji tarik bahan Baja Baja Bohler Hss (high speed steel) ... 73 Tabel 4.12 Data hasil tegangan normal eksperimental dengan tegangan

(24)

gaya 951,6 N ... 100 Tabel 4.13 Data hasil tegangan maksimum eksperimental dengan

tegangan maksimum simulasi Gaya pemotongan tandan

Kelapa Sawit gaya 951,6 N ... 101 Tabel 4.14 Data simulasi dengan ekperimental Gaya pemotongan pelepah

Sawit gaya 1657,9 N ... 102 Tabel 4.15 Data hasil tegangan maksimum eksperimental dengan tegangan maksimum simulasi Gaya pemotongan pelepah Kelapa Sawit

gaya 1657,9 N ... 103 Tabel 4.16 Hasil simulasi regangan maksimum tandan dan regangan

maksimum pelepah kelapa sawit ... 104 Tabel 4.17 Hasil simulasi Total Deformasi maksimum tandan dan total

deformasi pelepah kelapa sawit ... 105 Tabel 4.18 Perbandingan Hasil Simulasi Sudut Pisau 30˚ Dengan Hasil

Simulasi Sudut Pisau 20˚ Gaya Potong Tandan 951,6 N ... 105 Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Simulasi Sudut Pisau 30˚ Dengan Hasil

(25)

DAFTAR NOTASI

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pisau pengupas pada alat pengupas sabut kelapa sistem mekanis meliputi gaya pengupasan kelapa, desain pisau, analisa

Data yang diambil yaitu gaya yang digunakan untuk memotong tangkai tandan kelapa sawit, pada proses pengujian alat dibuat 3 buah pisau dengan kemiringan mata pisau

Dari hasil simulasi menunjukkan penurunan gaya potong terjadi ketika sudut serpih perkakas mengalami penurunan dari 15 o ke -15 o , Nilai tegangan maksimum

Hasil questionair memperlihatkan mesin pemanen sawit tipe gergaji lebih disukai untuk digunakan dibanding alat panen konvensional seperti dodos, 16 orang dari 25

Tujuan dari pengembangan teknologi pemotongan pelepah dan pemanenan kelapa sawit adalah modernisasi alat mesin dalam perawatan dan pemanenan kebun kelapa sawit melalui

Data yang diambil yaitu gaya yang digunakan untuk memotong tangkai tandan kelapa sawit, pada proses pengujian alat dibuat 3 buah pisau dengan kemiringan mata pisau

Tugas sarjana yang berjudul “Pengaruh Proses Termomekanik Terhadap Sifat Mekanis Baja K-110 KNL EXTRA Untuk Bahan Mata Pisau Pemanen Sawit” ini dimaksudkan sebagai salah satu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pisau pengupas pada alat pengupas sabut kelapa sistem mekanis meliputi gaya pengupasan kelapa, desain pisau, analisa