Kapasitas Dukung Tanah
(
Soil Bearing Capacity)
by :
A. Adhe Noor PSH, ST., MT
Konsep
Dasar
Kapasitas Dukung Tanah :
Kemampuan tanah dalam menahan beban yang
bekerja padanya
Sumber beban :
1. Fondasi
transfer beban dari struktur di
atasnya
2. Beban langsung (beban bergerak)
pergerakan kendaraan pada perkerasan jalan
Pentingnya kita mempelajari kapasitas
dukung tanah …….
Konsep Dasar
Keruntuhan kapasitas dukung tanah
penurunan tanah
ketidak stabilan
Tinjauan Analisis Kapasitas Dukung Tanah :
1.
Fondasi Dangkal (
Shallow Foundation
)
Fondasi Telapak (
Foot Plate
)
Fondasi Menerus (
Continuous Footing
)
Strap Footing
Mat Footing
2.
Fondasi Kaison/Sumuran (
Caisson Foundation
)
3. Fondasi Dalam (
Deep Foundation
)
Fondasi Tiang Pancang (
Driven Pile Foundation
)
Fondasi Tiang Bore (
Bored Pile Foundation
)
Keruntuhan kapasitas dukung tanah yang ditinjau pada
materi ini :
Pada fondasi dangkal (
shallow foundation
)
tipe fondasi Menerus (
continuous footing
)
Proses Keruntuhan
Tanah Dasar
I II III
Beban
P
en
ur
un
an
S1 S2 S3
Fase 1 :
Tanah di bawah fondasi turun terjadi deformasi tanah pada arah vertikal dan horisontal ke bawah
Penurunan yang terjadi sebanding dengan besar beban (selama beban yang bekerja cukup kecil)
Proses Keruntuhan
Tanah Dasar
I II III
Beban
P
en
ur
un
an
S1 S2 S3 Fase 2 :
Terbentuk baji tanah pada dasar fondasi
Deformasi plastis tanah dimulai dari ujung tepi
fondasi zona plastis semakin berkembang seiring dengan pertambahan beban
Gerakan tanah arah lateral makin tampak tampak retakan lokal dan geseran tanah di sekeliling tepi fondasi
Kuat geser tanah sepenuhnya berkembang untuk menahan beban pada zona plastis
Proses Keruntuhan
Tanah Dasar
I II III
Beban
P
en
ur
un
an
S1 S2 S3
Fase 3 :
Deformasi tanah semakin bertambah diikuti dengan menggelembungnya tanah permukaan tanah mengalami keruntuhan.
Bidang runtuh berbentuk lengkungan dan garis yang disebut bidang geser radial dan bidang geser linier
Tipe Keruntuhan Kapasitas Dukung
Tanah
General Shear Failure
PROSES KERUNTUHAN
Baji tanah di bawah di dasar fondasi terbentuk (zona A)
baji kemudian menekan tanah di bawahnya sehingga terbentuk zona plastis yang semakin lama semakin berkembang (zona B)
2 zona ini bergerak ke arah luar dan ditahan oleh tanah di zona C
Saat tahanan tanah di zona C
terlampaui terjadi gerkan tanah yang mengakibatkan penggembungan tanah di sisi fondasi.
A B
General Shear Failure
KARAKTER KERUNTUHAN
1. Kondisi keseimbangan plastis terjadi penuh di atas failure plane
2. Muka tanah di sekitarnya mengembang naik
3. Keruntuhan (slip) terjadi pada salah satu sisi sehingga fondasi miring
4. Terjadi pada tanah dengan
kompresibilitas rendah atau kaku
5. Kapasitas dukung tanah ultimit (qult) dapat teramati dengan baik
6. Keruntuhan terjadi relatif mendadak dan diikuti penggulingan fondasi
A B
Local Shear Failure
KARAKTER KERUNTUHAN
Bidang runtuh yang terbentuk tidak sampi ke permukaan tanah
Pergerakan fondasi bersifat tenggelam terjadi pada tanah dengan
kompresibilitas tinggi
Mampatnya tanah tidak sampai mengakibatkan tercapainya
kedudukan kritis tanah keruntuhan tanah
Zona plastis tidak berkembang
Kuat dukung ultimit tanah (qult) susah diamati
A B
Punch / Penetration Shear Failure
KARAKTER KERUNTUHAN
Tidak terjadi keruntuhan geser tanah
Penurunan fondasi bertambah secara linier seiring dengan penambahan beban
Pemampatan tanah terjadi terbatas pada area di sekitar dasar fondasi
Penurunan yang terjadi tidak cukup memberikan gerakan ke arah lateral yang menuju kedudukan kritis tanah kuat geser ultimit tanah tidak tercapai
qultimit tanah tidak tercapai.
Bidang runtuh tidak nampak sama sekali
Distinction between General Shear & Local
Shear Failures 32
General Shear Failure Local/Punching Shear Failure
Occurs in dense/stiff soil Φ>36o, N>30, I
D>70%, Cu>100 kPa
Occurs in loose/soft soil Φ<28o, N<5, I
D<20%, Cu<50 kPa
Results in small strain (<5%) Results in large strain (>20%)
Failure pattern well defined & clear Failure pattern not well defined
Well defined peak in P-Δ curve No peak in P-Δ curve
Bulging formed in the neighbourhood of footing at the
surface No Bulging observed in the neighbourhood of footing
Extent of horizontal spread of disturbance at the surface
large Extent of horizontal spread of disturbance at the surface very small
Observed in shallow foundations Observed in deep foundations
Failure is sudden & catastrophic Failure is gradual
Beberapa teori kapasitas dukung tanah :
1. Terzaghi (dan contoh soal)
2. Skempton(dan contoh soal)
3. Meyerhoff (dan contoh soal)
4. Brinch Hansen (dan contoh soal)
5. Vesic (dan contoh soal)
BAB 2
Asumsi yang digunakan :
1.
Fondasi berbentuk memanjang tak berhingga (continous
footing)
2.
Tanah dasar homogen
3.
Berat tanah di atas dasar fondasi diganti dengan beban terbagi
rata P
o= D
f.
4.
Tahanan geser di atas dasar fondasi diabaikan
5.
Dasar fondasi kasar
6.
Bidang keruntuhan berupa lengkung spiral logaritmis dan linier
7.
Baji tanah yang terbentuk di dasar fondasi dalam kedudukan
elastis dan bergerak bersama – sama dengan dasar fondasi
8.
Pertemuan antara sisi baji dan dan dasar fondasi membentuk
sudut (
)sebesar sudut gesek dalam tanah (
)
9.
Berlaku prinsip superposisi
Terzaghi
Persamaan Umum :
dengan po Df .
Dari mana asal persamaan ini ????
I
II II
III III
A B
Terzaghi (1943)
analisis Terzaghi)W
dengan :
Pp : tekanan pasif total yang bekerja pada bidang BD dan AD
W : berat baji tanah ABD per satuan panjang = ¼.B2..tg
c: kohesi tanah
B : sudut antara bidang BD dan BA
Pp = Ppc + Ppq + Pp
Pp Tekanan Tanah Pasif Total
B
analisis Terzaghi)
Ppn
akibat kohesi (Ppc) H/
akibat beban terbagi rata (Ppq) H/
2
Ppc : tahanan tanah pasif dari komponen kohesi tanah (BDEF)
Ppq : tahanan tanah pasif akibat beban terbagi rata di atas dasar fondasi (di atas BF)
Pp : tahanan tanah pasif akibat berat tanah
Terzaghi (1943)
Tekanan tanah pasif yang bekerja tegak lurus (arah normal) sisi baji tanah (BD) adalah Ppn
Kpc : koefisien tekanan tanah pasif akibat kohesi
Kpq : koefisien tekanan tanah pasif akibat beban terbagi rata
Kp koefisien tekanan tanah pasif akibat berat tanah di atas dasar fondasi
Gesekan antara tanah dan bidang BD menyebabkan arah Pp miring sebesar
Terzaghi (1943)
Persamaan umum P
pmenjadi :
Substitusi Pp ke Persamaan di bawah ini
Akan menghasilkan
Terzaghi (1943)
q
q
q
q
u
c
q
Secara singkat :
N
B
N
p
N
c
q
u
.
c
o.
q
0
,
5
.
.
.
Persamaan Umum Kapasitas Dukung Tanah untuk Fondasi Memanjang menurut Teori Terzaghi (1943) :
Df.
dengan :
qu : kapasitas dukung ultimit tanah untuk fondasi memanjang (kPa)
c : kohesi (kPa)
Df : kedalaman fondasi (m)
berat volume tanah (kN/m3
Po : tekanan over burden pada dasar fondasi (kPa)
Terzaghi (1943)
Nilai N
c, N
qdan N
dapat dicari dari :
1. Grafik Hubungan
dan N
c, N
qdan N
Terzaghi, 1943
2. Secara analitis
Tabel nilai-nilai faktor kapasitas dukung tanah Terzaghi
Terzaghi
(1943)
(o)
General Shear
Failure Local Shear Failure
Korelasi parameter kapasitas dukung tanah antara
keruntuhan geser umum dan keruntuhan geser lokal
Terzaghi (1943)
tg
’ = (2/3) tg
c’ = (2/3) c
dengan
’ : sudut gesek internal tanah pada
local shear failure
c’ : kohesivitas tanah pada
local shear failure
N
B
N
p
N
c
q
u
.
c
o.
q
0
,
5
.
.
.
Persamaan kapasitas dukung tanah untuk
Local Shear Failure
dengan N’c, N’q dan N’
adalah parameter kapasitas
Beberapa istilah dalam kapasitas dukung
tanah menurut Terzaghi :
Tekanan fondasi total
Tekanan fondasi netto
Kapasitas dukung tanah ultimit
Kapasitas dukung tanah ultimit netto
Kapasitas dukung tanah perkiraan
Kapasitas dukung tanah izin
Faktor aman
Terzaghi
(1943)
Pengaruh Bentuk Fondasi pada Persamaan Kapasitas
Dukung Tanah
1. Fondasi Lajur Memanjang
kapasitas dukung ultimit (q
u)
qu = c.Nc + po.Nq + 0,5.B.Nkapasitas dukung ultimit netto (q
un)
qu = c.Nc + po.(Nq -1)+ 0,5.B.N2. Fondasi Berbentuk Bujur Sangkar
kapasitas dukung ultimit (q
u)
qu = 1,3.c.Nc + po.Nq + 0,4.B.Nkapasitas dukung ultimit netto (q
un)
qu = 1,3.c.Nc + po.(Nq -1)+ 0,4.B.N3. Fondasi Berbentuk Lingkaran
kapasitas dukung ultimit (q
u)
qu = 1,3.c.Nc + po.Nq + 0,3.B.Nkapasitas dukung ultimit netto (q
un)
qu = 1,3.c.Nc + po.(Nq -1)+ 0,3.B.N4. Fondasi Berbentuk Empat Persegi Panjang
Terzaghi
(1943)
Pengaruh keberadaan air tanah pada Persamaan
Kapasitas Dukung Tanah
B
D
fz
d
wmat
(1)
Persamaan Umum :
N
B
N
p
N
c
q
u
.
c
o.
q
0
,
5
.
.
.
Suku ke-1 Suku ke-2 Suku ke-3
Kondisi 1
muka air tanah terletak sangat dalam (jauh di bawah dasar fondasi) z >>B, maka :
pada suku ke-2 nilai po = Df.b
pada suku ke-3 nilai adalah b atau d
B
z
d
wmat
D
f(2)
Terzaghi
(1943)
Kondisi 2
muka air tanah terletak pada kedalaman z di bawah dasar fondasi (z<B) maka :
pada suku ke-2 nilai po = Df.b
pada suku ke-3 nilai adalah rt karena zona geser di bawah fondasi sebagian terendam
air.
B
d
wD
f(3)
Terzaghi
(1943)
Kondisi 3
muka air tanah terletak pada dasar fondasi maka : pada suku ke-2 nilai po = Df .b
pada suku ke-3 nilai adalah ’ (karena zona geser di bawah fondasi
sepenuhnya terendam air)
D
fB
d
w(4)
Kondisi 4
muka air tanah terletak di atas dasar fondasi maka : pada suku ke-2 nilai po = ’(Df - dw) + bdw
pada suku ke-3 nilai adalah ’ (karena zona geser di bawah fondasi
Terzaghi
(1943)
D
fB
(5)
Kondisi 5
muka air tanah di permukaan maka : pada suku ke-2 nilai po = ’.Df
pada suku ke-3 nilai adalah ’ (karena zona geser di bawah fondasi