• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi BP dan BK dan Historinya sejak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Definisi BP dan BK dan Historinya sejak"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

The Story Of Us – With Ajr.K Ahlan, jamian, rabana-Karim

Berdasarkan http://ratusitumenular.blogspot.co.id/2011/06/perbedan-bp-dan-bk.html

Berdasarkan pengertian di atas, maka Bimbingan Penyuluhan/ Bimbingan Konseling (dahulu), yaitu menitikberatkan pada siswa yang beresiko/bermasalah. Sedangkan Bimbingan Konseling (sekarang), yaitu melayani seluruh siswa (guidance for all).

Sejarah Perkembangan

Berdasarkan definisi berikut ini, maka sejarah perkembangan Bimbingan Konseling, yaitu pelayanan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001. Berikut ini adalah Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia Dahulu dan Sekarang

Periodisasi:

1) Bimbingan dalam periode Benih (1922-1960)

2) Bimbingan Pendidikan Formal dalam Periode Pertumbuhan (1960-1971)

3) Bimbingan Pendidikan Formal dalam Periode Pembaruan Pendidikan (1971-1983) 4 ) Bimbingan Pendidikan Formal dalam Periode Pendidikan Modern (1983/1984-Sekarang) Peristiwa:

(2)

2) Pembahasan bimbingan dalam pendidikan formal dimulai 1960, mengadakan konferensi FKIP (sekarang IKIP) seluruh Indonesia. Walgito (1993:19) mengatakan adanya konferensi FKIP seluruh Indonesia yang diselenggarakan di Malang dari tanggal 20-24 Agustus 1960, dan memutuskan bahwa BP dimasukkan dalam kurikulum FKIP, dengan adanya langkah yang lebih maju mengupas masalah BP sebagai suatu ilmu yang ilmiah. Instruksi dari pihak Pemerintah BP semakin maju di lingkungan sekolah-sekolah. Kemudian setelah adanya instruksi dari pemerintah 1962 melaksanakan BP di sekolah menengah, saat terjadi perubahan sistem pendidikan dari SMA sistem lama tentang jurusan A, B dan C diganti dengan SMA sistem baru yang menggunakan jurusan seperti ilmu pasti, sosial budaya. Sejak 1962 BK telah dirasakan sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut sebagai upaya penyaluran peserta didik pada jurusan yang sesuai dengan kemampuan individual. Setelah itu bimbingan dilaksanakan di SD-PT, dalam keadaan sederhana karena kurangnya tenaga yang profesional. Dua tahun kemudian Depdikud pada seksi pendidikan mulai inspektorat SMA menerbitkan naskah “Pembimbing dan Konseling” (1964). Naskah ini memuat suatu pedoman umum BP dilihat dari segi-segi pelajaran sosial dan pribadi, penjurusan serta segi kesehatan di SMA. Pedoman ini kurang mendapatkan operasional. Faktornya adalah kurangnya tenaga ahli dan sebagai akibat dari banyak yang kurang memahami bimbingan serta adanya situasi sosial politik sejak 1965 dengan sebutan sejarah G 30 S PKI. Kemudian 1967 perhatian terhadap BK kembali stabil yang didukung oleh dosen-dosen muda IKIP yang belajar di Amerika. Setelah pulang ke Indonesia mereka mengadakan seminar, lokakarya, penataran, rapat kerja dan semacam untuk memahami BK serta berusaha menemukan perumusan ke arah ke arah perkembangan yang lebih maju. Pada 1968, perhatian terhadap BK dengan munculnya kurikulum 1968 hanya mengenal dua jurusan (Paspal dan SosBud), walaupun usaha-usaha kongkrit dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah-sekolah belum memuaskan karena pelaksanaannya belum merata di sekolah-sekolah.

(3)

BP Melalui Proyek-Proyek Perintis Sekolah Pembangunan” yang menguraikan tentang dasar, hakekat, tujuan, fungsi dan ruang lingkup program bimbingan pada PPSP. Pola dasar tersebut berhasil pula menguraikan dalam Pedoman Operasional Pelayanan Bimbingan pada PPSP

4) (Lihat Sukardi, 2002). Periode ini dimulai dengan pergantian Menteri P&K dari Daoed Yoesoef kepada Nugroho Noto Susanto, yang d iserahterimakan jabatannya (21 Maret 1983). Beliau banyak mengajukan berbagai gagasan tentang pendidikan seperti pendidikan berfikir dan Humaniora, perubahan kurikulum serta peleburan jurusan di SMA. Gagasan ini mendapat tanggapan secara luas, shg terbit Keputusan Mendikbud No. 0461/U/1983, tgl 22 Oktober 1983 ttg perbaikan kurikulum Pend Dasmen di lingkungan Dep P&K RI. Kemudian kebijakan kurikulum semakin jelas dengan keluarnya SK Mendikbud No. 0209/U/1984, tanggal 2 Mei 1984, tentang perbaikan kurikulum SMU (dikenal dg Kurikulum 1984) yang isinya “Kurikulum Inti dan Pilihan”. Orientasi dari kurikulum ini adalah terletak pada pendekatan ketrampilan proses, pembagian pendidikan atas inti dan pilihan, sistem seleksi, SKS serta pengutamaan tenaga terampil bagi dunia kerja. Selain itu sifat kurikulum yang mengutamakan tenaga terampil terhadap dunia kerja, lebih intensifnya pelaksanaan bimbingan karir. Dan juga pelaksanaan bimbingan dapat diketahui pada pertengahan tahun 1990-an, sekolah sudah melaksanakan pekerjaan mereka sebagai guru pembimbing, kemudian diperkuat lagi oleh kurikulum SMU 1994 tentang pedoman BK, Teknis Pengelolaan BK merupakan kurikulum SMU 1996. Akhirnya kurikulum inilah yang memberikan arah yang lebih jelas bagi status BK dan petugas di sekolah. Dengan adanya konselor, maka setiap yang menghadapi kesulitan akan mendapat bantuan khusus dlm mengatasi masalah.

Layanan yang di Berikan

1. Bimbingan dan Penyuluhan/Bimbingan dan Konseling (Dahulu) meliputi:

a) Pelayanan pengumpulan data tentang murid Sesuai dengan pengertian bahwa bimbingan adalah bantuan bagi individu yang menghadapi masalah, maka sudah tentu berhasil tidaknya suatu usaha bantuan dalam rangka bimbingan akan banyak bergantung dari keterangan-keterangan atau informasi-informasi tentang individu tersebut.

b) Pelayanan pemberian penerangan, yaitu Yang dimaksud pelayanan ini adalah memberikan penerangan-penerangan yang sejelas-jelasnya dan selengkap-lengkapnya mengenai berbagai hal yang diperlukan oleh setiap murid, baik tentang pendidikan, pekerjaan, sosial, maupun pribadi. c) Pelayanan penempatan, dimana Tujuan pelayanan penempatan ini adalah agar setiap individu dapat posisi yang sesuai keadaan dirinya, seperti minat, kecakapan, bakat, cita-cita, tingkat perkembangan dan sebagainya.

(4)

f) Pelayanan penelitian dan penilaian (evaluasi) dimana Tujuan pelayanan ini adalah untuk mengadakan penelitian dan penilaian mengenai masalah yang berhubungan dengan kegiatan program bimbingan dan penyuluhan.

g) Pelayanan hubungan masyarakat, Di samping memberikan pelayanan kepada murid-murid dan personil sekolah lainnya, kegiatan bimbingan memberikan pelayanan pula kepada pihak-pihak luar sekolah, yaitu masyarakat.

2. Bimbingan dan Konseling (Sekarang) meliputi:

a) Layanan orientasi yaitu layanan yang memperkenalkan seseorang pada lingkungan yang baru dimasukinya, misalnya memperkenalkan siswa baru pada sekolah yang baru dimasukinya. Materi kegiatan layanan orientasi meliputi: Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah, dan Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa

b) Layanan informasi, dimana Layanan informasi bersama dengan layanan orientasi memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Informasi yang dapat diberikan di sekolah di anataranya: informasi pendidikan, informasi jabatan, dan informasi sosial budaya.Materi layanan informasi meliputi: Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan dan perkembangan pribadi, dan Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk penyaluran dan pengembangannya

c) Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan yang membantu menempatkan individu dalam lingkungan yang sesuai untuk perkembangan potensi-potensinya. Termasuk di dalamnya: penempatan ke dalam kelompok belajar, pemilihan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, penyaluran ke jurusan/program studi, penyaluran untuk studi lanjut atau untuk bekerja.Materi kegiatan layanan ini meliputi:Penempatan kelas siswa, program studi atau jurusan, dan pilihan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat, dan Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan organisasi kesiswaan seta kegiatan social sekolah

d) Layanan bimbingan belajar yaitu layanan yang membantu siswa untuk mengatasi masalah belajarnya dan untuk bisa belajar dengan lebih efektif. Layanan ini memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, matri belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan IPTEK.Materi kegiatan layanan ini meliputi: Mengembangkan pemahaman tentang diri, terutama pemahaman sikap, kebiasaan, bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyaluran, kelemahan-kelemahan dan penanggulangan, dan usaha-usaha pencapaian cita-cita, dan Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan social dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas

(5)

pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahanMateri layanan konseling ini meliputi:Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat, dan minat serta penyalurannya, dan Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri

f) Layanan bimbingan dan konseling kelompok, Yaitu konseling yang dilaksanakan pada sekelompok orang yang mempunyai permasalahan yang serupa. Layanan ini memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan diri baik sebagai individu maupun sebagai siswa, dan untuk pengembilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.Materi layanan ini meliputi:

a. Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat dan minat dan cita-cita serta penyalurannya b. Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri dan pengembangannya

Selain itu, dalam Bimbingan dan Konseling diprlukan aspek sebagai berikut:

CANTIK VOLUME MANIS MASSA

WAKTU JELEK INTENSITAS CAHAYA BAGUS

INDAH ARUS KUAT JUMLAH MOLEKUL SENANG

SUHU ENERGI SEDIH MASSA JENIS ZAT

SIBUK LUAS HITAM PANJANG

GAYA GEMBIRA DAYA MENANGIS

(6)

Afektif = Sikap Psikomotorik = Keterampilan Kognitif = Pengetahuan

No butir

Aspek Keterampilan

Skor

(7)

Langkah-langkah dalam modl penugasan metode hungaian ysb:

(8)

evaluasi = menilai dengan proses (salah satunya feed-back) mengulas kembali, mengulas-kembali (feed-back) bisa dikatakan sebagai reka adegan dari investigasi yang dilakukan saat itu atai dengan kata lain apa yah yang kita pelajari tadi, refleksi = cerminan/pencerminan. Kita diusakan untuk berkaca udah pantas kah kita, itulah rencana terakhir saat ini sebelum memulai langkah baru/lembar baru/hal yang baru.

Buku siswa: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota penerbitan: Penerbit (halaman).

(9)

Penerbit (halaman).

Referensi

Dokumen terkait

Sensus pokok kelapa sawit adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan sawit yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering di sebut

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Penerapan metode quantum

Setelah melakukan penelitian dan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti dapat menyimpulkan dan memberikan saran sehubungan dengan Perancangan

Survei Kebutuhan Data akan dilaksanakan di BPS dan sebelas BPS Provinsi (Sumatera Barat, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan,

Event Mandiri Jogja Marathon ini merupakan kegiatan marketing public relations yang menerapkan pendekatan strategi pass karena berdasarkan hasil wawancara dengan

ABSTRAK PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI SISWA KELAS IV SD Laurensius Bayu Supriyadi Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini dilakukan karena adanya guru yang

Hasil pengujian menunjukkan tingkat keberhasilan menerima perintah suara dari kondisi yang sudah ditentukan dan pengucapan perintah suara yang memiliki variasi sama

Ironisnya, pemenuhan kebutuhan informasi tersebut justru menjadikan munculnya tindak kecurangan yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini, yang menjadikan informasi