• Tidak ada hasil yang ditemukan

aluminium timbal dan timah pptx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "aluminium timbal dan timah pptx"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

R.A RAHMI ISKANDAR

R.A RAHMI ISKANDAR

(2)

ALUMINIUM

TIMAH

(3)

ALUMINIUM

ALUMINIUM

Aluminium adalah unsur kimia logam yang

berwarna putih perak.

Lambang aluminium adalah Al, berada dalam

golongan IIIA pada sistem periodik dengan

elektron valensi ns

2

np

1

.

(4)

Sifat-sifat Aluminium

Sifat-sifat Aluminium

NO Sifat Nilai

1 Jari-jari atom

2 Volume atom 10 cm/gr.atm

3 Density (660oC) 2,368 gr/cm3 4 Density ( 20oC) 2,6989 gr/cm3 5 Potensial elektroda (25oC) -1,67 volt 6 Kapasitas panas (25oC) 5,38 cal/mol oC 7 Panas pembakaran 399 cal/gr mol 8 Tensile strength 700 MPa 9 Kekerasan brinnel 12-16 skala mehs 10 Hantaran panas (25oC) 0,49 cal/det oC

11 Valensi 3

12 Kekentalan (700oC) 0,0127 poise 13 Panas peleburan 94,6 cal/gr

14 Panas uap 200 cal/gr

15 Massa atom 26,98

16 Titik lebur 660oC

17 Titik didih 2452oC

(5)

Sifat-sifat Lain Aluminium

Sifat-sifat Lain Aluminium

1. Kuat : Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3

2. Ketahanan Terhadap Korosi : Aluminium adalah logam yang mempunyai daya tahan korosi yang lebih baik dibandingkan dengan besi dan baja lainnya

3. Daya Hantar Listrik Yang Baik : logam yang paling ekonomis sebagai penghantar listrik karena kapasitas arus dari Aluminium kira-kira dua kali lipat dari kapasitas arus pada tembaga.

4. Toksifitas : Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan tidak berbau

5. Kemudahan dalam proses : punya sifat yang baik untuk proses mekanik dari kemampuan perpanjangannya, hal ini dapat dilihat dari proses penuangan, pemotongan, pembengkokan, ekstrusi dan penempaan Aluminium

1. Kuat : Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3

2. Ketahanan Terhadap Korosi : Aluminium adalah logam yang mempunyai daya tahan korosi yang lebih baik dibandingkan dengan besi dan baja lainnya

3. Daya Hantar Listrik Yang Baik : logam yang paling ekonomis sebagai penghantar listrik karena kapasitas arus dari Aluminium kira-kira dua kali lipat dari kapasitas arus pada tembaga.

4. Toksifitas : Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan tidak berbau

(6)

6. Berdasarkan potensial reduksi standar (E° = – 1,66), aluminium

mudah teroksidasi menjadi aluminium oksida, Al

2

O

3

7.

Aluminum dapat bereaksi secara langsung dengan halogen

membentuk aluminium halida disertasi pelepasan gas hidrogen

2Al(s) + 6HCl(aq) →2AlCl

3

(aq) + 3H

2

(g)

8. Aluminium bersifat amfoter. Ini dapat ditunjukkan pada reaksi

sebagai berikut

Al

2

O

3

+ 3H

2

SO

4

Al

2

(SO

4

)

3

+ 3H

2

O

Al

2

O

3

+ 6NaOH 2Na

3

AlO

2

+ 6H

2

O

9. Aluminium hidroksida larut dalam asam membentuk ion Al

3+

,

dan dalam basa berlebih membentuk ion aluminat, Al(OH)

4

.

Al(OH)

3

(s) + 3H

+

(aq) →Al

3+

(aq) + 3H

2

O(l)

Al(OH)

3

(s) + OH

(aq) →Al(OH)

4-

(aq)

6. Berdasarkan potensial reduksi standar (E° = – 1,66), aluminium

mudah teroksidasi menjadi aluminium oksida, Al

2

O

3

7.

Aluminum dapat bereaksi secara langsung dengan halogen

membentuk aluminium halida disertasi pelepasan gas hidrogen

2Al(s) + 6HCl(aq) →2AlCl

3

(aq) + 3H

2

(g)

8. Aluminium bersifat amfoter. Ini dapat ditunjukkan pada reaksi

sebagai berikut

Al

2

O

3

+ 3H

2

SO

4

Al

2

(SO

4

)

3

+ 3H

2

O

Al

2

O

3

+ 6NaOH 2Na

3

AlO

2

+ 6H

2

O

9. Aluminium hidroksida larut dalam asam membentuk ion Al

3+

,

dan dalam basa berlebih membentuk ion aluminat, Al(OH)

4

.

Al(OH)

3

(s) + 3H

+

(aq) →Al

3+

(aq) + 3H

2

O(

l

)

Al(OH)

3

(s) + OH

(aq) →Al(OH)

(7)

Keberadaan Aluminium di Alam

Keberadaan Aluminium di Alam

Aluminium merupakan unsur dengan kelimpahan pada urutan ketiga

dalam kerak bumi (setelah oksigen dan silikon).

Aluminium terutama terdapat dalam mineral aluminosilikat yang

ditemukan berasal dari batuan kulit bumi. Akibat perubahan alam,

batuan ini membentuk lempung yang mengandung aluminium.

Setelah melalui proses alam yang panjang dan lama, lempung

tersebut menghasilkan deposit bauksit, suatu bijih aluminium yang

mengandung AlO(OH) dan Al(OH)

3

dalam berbagai komposisi.

orundum adalah mineral keras yang mengandung aluminium oksida,

Al

2

O

3

. Oksida aluminium murni tidak berwarna, tetapi akibat

adanya pengotor dapat menghasilkan berbagai warna. Contohnya

seperti pada safir berwarna biru dan ruby berwarna merah tua

Aluminium merupakan unsur dengan kelimpahan pada urutan ketiga

dalam kerak bumi (setelah oksigen dan silikon).

Aluminium terutama terdapat dalam mineral aluminosilikat yang

ditemukan berasal dari batuan kulit bumi. Akibat perubahan alam,

batuan ini membentuk lempung yang mengandung aluminium.

Setelah melalui proses alam yang panjang dan lama, lempung

tersebut menghasilkan deposit bauksit, suatu bijih aluminium yang

mengandung AlO(OH) dan Al(OH)

3

dalam berbagai komposisi.

orundum adalah mineral keras yang mengandung aluminium oksida,

Al

2

O

3

. Oksida aluminium murni tidak berwarna, tetapi akibat

(8)

Ekstraksi Aluminium

Ekstraksi Aluminium

Proses Hall-Heroult

merupakan proses peleburan

aluminium oksida untuk menghasilkan aluminium

murni

Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan

aluminium oksida untuk menghasilkan aluminium

murni

Proses Bayer

merupakan proses pemurnian bijih

bauksit untuk memperoleh aluminium oksida

(alumina)

Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih

bauksit untuk memperoleh aluminium oksida

(9)

Proses Bayer

Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH)

Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)

Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran

2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)

Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)

2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)

Proses Bayer

Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH)

Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)

Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas

CO2 dan pengenceran

2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)

Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga

diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)

2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)

Proses Hall-Heroult

Tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis. Aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja kemudian dielektrolisis. Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan Al2O3. elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6). Reaksi yang terjadi sebagai berikut: Al2O3(l) 2Al3+

Tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis.

Aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja

kemudian dielektrolisis. Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses

selanjutnya adalah elektrolisis leburan Al2O3. elektrolisis ini Al2O3 dicampur

dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6). Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

(10)

Penggunaan Aluminium Penggunaan Aluminium

Beberapa penggunaan aluminium antara lain:

1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.

2. Untuk membuat badan pesawat terbang

3. Sektor pembangunan perumahan, untuk kusen pintu dan jendela.

4. Sektor industri makanan, untuk kemasan berbagai jenis produk 5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga

dan barang kerajinan

6. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api

7. Serbuk aluminium, yang mempunyai bentuk perak yang biasa digunakan dalam cat. Serpihan aluminium juga dimasukkan dalam cat alas, terutama kayu cat

Beberapa penggunaan senyawa aluminium antara lain

8. Tawas (KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O.), digunakan untuk menjernihkan

air pada pengolahan air minum

9. Alumina (Al2O3) , Gamma-alumina digunakan untuk pembuatan

aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri gelas. Sedangakan Alfa-allumina digunakan untuk amplas atau grinda

Beberapa penggunaan aluminium antara lain:

1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.

2. Untuk membuat badan pesawat terbang

3. Sektor pembangunan perumahan, untuk kusen pintu dan jendela.

4. Sektor industri makanan, untuk kemasan berbagai jenis produk 5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga

dan barang kerajinan

6. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api

7. Serbuk aluminium, yang mempunyai bentuk perak yang biasa digunakan dalam cat. Serpihan aluminium juga dimasukkan dalam cat alas, terutama kayu cat

Beberapa penggunaan senyawa aluminium antara lain

8. Tawas (KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O.), digunakan untuk menjernihkan

air pada pengolahan air minum

9. Alumina (Al2O3) , Gamma-alumina digunakan untuk pembuatan

(11)

TIMBAL

TIMBAL

Timbal dalam bahasa inggris disebut sebagai

lead dengan simbol kimia Pb. Simbol ini

berasal dari nama latin timbal yaitu plumbum

yang artinya logam lunak.

Timbal memiliki warna putih kebiruan yang

terlihat ketika logam Pb dipotong akan tetapi

warna ini akan segera berubah menjadi warna

putih kotor atau gelap ketika bereaksi dengan

udara

Timbal berada dalam golongan IVA bersama

dengan C, Si, Ge, dan Sn, periode 6 dan

(12)

Sifat-sifat Timbal

Sifat-sifat Timbal

Sifat Nilai titik lebur 327.46 0C

titik didih 1740 0C

massa jenis 11.34 gr/cm3

Berat atom 207.20 kalor peleburan 4.77 kJ/mol kalor penguapan 179.5 kJ/mol

kapasitas kalor 26.650 kJ/(mol.K) sifat magnetic diamagnetik resistivitas listrik 208 nΩ-m konduktivitas termal 35.5 W/(m.K)

ekspansi termal 28.9 µm/(m.K) modulus young 16 GPa

(13)

Sifat-sifat Lain Timbal

Sifat-sifat Lain Timbal

1. Logam Pb tahan terhadap korosi, jika kontak dengan udara maka akan segera terbentuk lapisan oksida yang akan melindungi logam Pb dari proses oksidasi lebih lanjut

2. Bereaksi secara cepat dengan halogen

3. Bereaksi lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan alkali panas menghasilkan plumbit

4. timbale oksida mudah direduksi menjadi logamnya. Hal ini dilakukan dengan mencampur antara PbO dengan PbS kemudian dipanaskan PbO + PbS 3Pb + SO2

1. Logam Pb tahan terhadap korosi, jika kontak dengan udara maka akan segera terbentuk lapisan oksida yang akan melindungi logam Pb dari proses oksidasi lebih lanjut

2. Bereaksi secara cepat dengan halogen

3. Bereaksi lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan alkali panas menghasilkan plumbit

(14)

Keberadaan Timbal di Alam

Keberadaan Timbal di Alam

Timbal adalah hasil akhir peluruhan radioaktif alami

dan memiliki 82 proton.

208

Pb (52,4 %) adalah isotop

timbal paling melimpah. Nomor atomnya 82 yang

penting karena nomor ini adalah sangat stabil. Jadi,

Pb memiliki kelimpahan tinggi dan unsur berat.

Bilangan oksidasi divalen dan tetravalen adalah

paling umum dijumpai dan biasanya timbal ada

sebagai

ion

Pb

2+

kecuali

dalam

senyawa

organologam. PbO

2

adalah senyawa timbal tetravalen

yang dengan mudah menjadi timbal divalenn, jadi

PbO

2

adalah oksidator yang sangat kuat.

Senyawa timbal : PbH

4,

PbF

2,

PbCl

2,

PbCl

4,

PbBr

4,

PbI

2,

PbO, PbS, PbSe

Timbal adalah hasil akhir peluruhan radioaktif alami

dan memiliki 82 proton.

208

Pb (52,4 %) adalah isotop

timbal paling melimpah. Nomor atomnya 82 yang

penting karena nomor ini adalah sangat stabil. Jadi,

Pb memiliki kelimpahan tinggi dan unsur berat.

Bilangan oksidasi divalen dan tetravalen adalah

paling umum dijumpai dan biasanya timbal ada

sebagai

ion

Pb

2+

kecuali

dalam

senyawa

organologam. PbO

2

adalah senyawa timbal tetravalen

yang dengan mudah menjadi timbal divalenn, jadi

PbO

2

adalah oksidator yang sangat kuat.

(15)

Ekstraksi Timbal

Ekstraksi Timbal

bijih galena pada mulanya dipekatkan lebih dulu dengan teknik flotasi-buih, kemudian sejumlah kwarsa ditambahkan baru kemudian dilakukan proses pemanggangan terhadap campuran ini

2PbS(s) + 3O2(g) 2PbO(s) + 2SO2(g)

Kemudian PbO direduksi dengan karbon dan air kapur PbO(s) + C(s) Pb(l) + CO(g)

PbO(s) + CO(g) Pb(l) + CO2(g)

Penambahan SiO2 sebelum proses pemanggangan dan penambahan air kapur pada proses reduksi bermaksud agar dalam proses pemanggangan dengan temperatur tinggi memungkinan sebagian galena diubah menjadi PbSO4, sedangkan kwarsa akan mengubah sulfat ini menjadi silikat

PbSO4(s) + SiO2(s) PbSiO3(s) + SO3(g)

ini dalam proses reduksi akan diubah oleh air kapur (CaO) menjadi PbO dan kalsium silikat sebagai kerak atau ampas

PbSiO3(s) + CaO(s) PbO(s) + CaSiO3(s)

bijih galena pada mulanya dipekatkan lebih dulu dengan teknik flotasi-buih,

kemudian sejumlah kwarsa ditambahkan baru kemudian dilakukan proses

pemanggangan terhadap campuran ini 2PbS(s) + 3O2(g) 2PbO(s) + 2SO2(g)

Kemudian PbO direduksi dengan karbon dan air kapur PbO(s) + C(s) Pb(l) + CO(g)

PbO(s) + CO(g) Pb(l) + CO2(g)

Penambahan SiO2 sebelum proses pemanggangan dan penambahan air kapur

pada proses reduksi bermaksud agar dalam proses pemanggangan dengan

temperatur tinggi memungkinan sebagian galena diubah menjadi PbSO4,

sedangkan kwarsa akan mengubah sulfat ini menjadi silikat PbSO4(s) + SiO2(s) PbSiO3(s) + SO3(g)

ini dalam proses reduksi akan diubah oleh air kapur (CaO) menjadi PbO dan kalsium silikat sebagai kerak atau ampas

(16)

Sampai dengan tahap ini, logam timbal yang dihasilkan masih belum murni, mengandung banyak unsur pengotor mungkin tembaga, perak, seng, arsen, antimon, dan bismuth. Oleh karena itu, perlu proses pemurnian yang meliputi beberapa tahap.

Pertama-tama timbal hasil dilelehkan selama beberapa waktu pada temperatur di bawah titik leleh tembaga. Kemudian udara ditiupkan di atas permukaan lelehan timbal, maka pengotor arsen dan antimon akan diubah menjadi arsenat dan antimonat.

Selanjutnya, kira-kira 1-2% seng ditambahkan di mana perak atau emas pengotor akan lebih mudah larut dalam lelehan seng. Campuran kemudian didinginkan secara perlahan kira-kira dari 480oC hingga 420oC di mana logam perak dan emas

akan terbawa dalam seng yang akan mengkristal lebih dulu sehingga dapat dipisahkan dari lelehan timbal

Pemurnian tahap akhir biasanya dilakukan dengan teknik elektrolisis menurut metode Betts. Proses ini memakai elektrolit larutan timbal heksafluorosilikat, PbSiF6, dan asamnya, H2SiF6. Lembaran-lembaran tebal timbal dipasang sebagai katoda dan plat-plat timbal belum murni dipasang sebagai anoda. Anoda timbal akan mengalami oksidasi menjadi larutan Pb2+yang kemudian akan tereduksi menjadi logam Pb

yang melekat pada katoda.

Sampai dengan tahap ini, logam timbal yang dihasilkan masih belum murni, mengandung banyak unsur pengotor mungkin tembaga, perak, seng, arsen, antimon, dan bismuth. Oleh karena itu, perlu proses pemurnian yang meliputi beberapa tahap.

Pertama-tama timbal hasil dilelehkan selama beberapa waktu pada temperatur di bawah titik leleh tembaga. Kemudian udara ditiupkan di atas permukaan lelehan timbal, maka pengotor arsen dan antimon akan diubah menjadi arsenat dan antimonat.

Selanjutnya, kira-kira 1-2% seng ditambahkan di mana perak atau emas pengotor akan lebih mudah larut dalam lelehan seng. Campuran kemudian didinginkan secara perlahan kira-kira dari 480oC hingga 420oC di mana logam perak dan emas

akan terbawa dalam seng yang akan mengkristal lebih dulu sehingga dapat dipisahkan dari lelehan timbal

Pemurnian tahap akhir biasanya dilakukan dengan teknik elektrolisis menurut metode Betts. Proses ini memakai elektrolit larutan timbal heksafluorosilikat, PbSiF6, dan asamnya, H2SiF6. Lembaran-lembaran tebal timbal dipasang sebagai katoda dan plat-plat timbal belum murni dipasang sebagai anoda. Anoda timbal akan mengalami oksidasi menjadi larutan Pb2+yang kemudian akan tereduksi menjadi logam Pb

(17)

Penggunaan Timbal

Penggunaan Timbal

Beberapa kegunaan timbal

1. Digunakan pada baterai

2. Pelindung kawat, pipa ledeng dan amunisi

3. Logamnya sangat efektif sebagai peredam suara

4. Pelindung radiasi pada sinar X dan reaktor nuklir

5. Oksidanya digunakan pada produksi crystal glass dan flint

glass, dan indeks biasnya yang tinggi untuk lensa aromatic

6. Insektisida

7. Pb

3

O

4

digunakan dalam industri aki, gelas, pemoles keramik,

semet cat, pelindung logam

8. PbO

2

digunakan pada korek api

9. Bahan peledak

10.Bahan baku senyawa timbal lainnya

Beberapa kegunaan timbal

1. Digunakan pada baterai

2. Pelindung kawat, pipa ledeng dan amunisi

3. Logamnya sangat efektif sebagai peredam suara

4. Pelindung radiasi pada sinar X dan reaktor nuklir

5. Oksidanya digunakan pada produksi crystal glass dan flint

glass, dan indeks biasnya yang tinggi untuk lensa aromatic

6. Insektisida

7. Pb

3

O

4

digunakan dalam industri aki, gelas, pemoles keramik,

semet cat, pelindung logam

8. PbO

2

digunakan pada korek api

9. Bahan peledak

(18)

TIMah

TIMah

Timah adalah sebuah unsur kimia daalam tabel

periodik yang memiliki simbol Sn (bahasa latin:

Stanium) dan nomor atom 50.

Timah memiliki dua kemingkinan dua bilangan

oksidasi +2 dan +4 yang sedikit (lebih stabil).

Timah memiliki 10 isotop stabil jumlah

terbesar dalam tabel periodik.

Unsur ini merupakan logam miskin (logam

post-transisi) keperakan, dapat ditempa

(malleable), tidak mudah teroksidasi dalam

(19)

Sifat-sifat Timah

Sifat-sifat Timah

Sifat Nilai Keadaan benda Padat

Titik lebur 505,08 K (449,47oF)

Titik didih 2875 K (4716oF)

Densitas 7,365 g/cm3 (Sn putih)

5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)

Volume molar 16,29 x 10-6 m3/mol

Kalor penguapan 295,8 Kj/mol Kalor peleburan 7,029 Kj/mol Kalor jenis 27,112 J/molK

(20)

Sifat-sifat Lain Timah

Sifat-sifat Lain Timah

1. Timah merupakan logam perak keputih-putihan

2. Dalam keadaan normal, logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk

3. Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga timah tahan karat

4. Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat diserang oleh asam kuat, basa dan garam asam

5. Ditemukan dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat

6. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara akan terbentuk SnO2

7. Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4 dan beberapa pelarut organik seperti asam asetat, asam oksalat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH

8. Timah bereaksi dengan klorida secara langsung membentuk Sn(IV) klorida

1. Timah merupakan logam perak keputih-putihan

2. Dalam keadaan normal, logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk

3. Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga timah tahan karat

4. Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat diserang oleh asam kuat, basa dan garam asam

5. Ditemukan dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat

6. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara akan terbentuk SnO2

7. Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4 dan beberapa pelarut organik seperti asam asetat, asam oksalat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH

(21)

Keberadaan Timah di Alam

Keberadaan Timah di Alam

Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti perak.

Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana timah memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm, dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil

Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti perak.

(22)

Ekstraksi Timah

Ekstraksi Timah

Secara garis besar, pengolahan bijih timah menjadi logam timah terdiri dari operasi konsentrasi/mineral dressing, dan ekstraksi yaitu peleburan atau smelting dan pemurnian atau refining

Secara garis besar, pengolahan bijih timah menjadi logam timah terdiri dari operasi konsentrasi/mineral dressing, dan ekstraksi yaitu peleburan atau smelting dan pemurnian atau refining

Tahap Konsentrasi

Tahap konsentrasi bijih timah merupakan operasi

peningkatan kadar timah dengan menggunakan peralatan

seperti Jig Concentrator, palong dan meja goyang. Bijih

timah yang diolah memiliki kadar awal sekitar 30-65% Sn.

Setelah melalui operasi pemisahan, kadar timah minimum

yang harus tercapai supaya dapat dipergunakan sebagai

umpan peleburan tahap pertama adalah sebesar 70% Sn

Tahap Konsentrasi

(23)

Tahap Smelting

Proses smelting merupakan proses reduksi dari konsentrat bijih timah

pada temparatur tinggi menjadi logam timah. Prinsip reduksi adalah

melepas ikatan oksigen yang terdapat mineral kasiterit. Reduktor yang

digunakan sebagai pereduksi adalah gas CO. Reaksi yang terjadi selama

proses smelting adalah

SnO

2

+ CO SnO + CO

2

SnO + CO

Sn + CO

2

Proses smelting ini terdiri dari dua tahapan. Peleburan tahap pertama

adalah peleburan konsentrat timah yang menghasilkan timah kasar

atau crude tin dan terak I (slag). Kadar timah dalam terak I ini adalah

sekitar 20 persen.

Terak I kemudian dilebur kembali di peleburan tahap kedua. Peleburan

pada tahap dua ini menghasilkan senyawa Fe-Sn yang disebut

hardhead dan terak II dengan kadar Sn kurang daripada satu persen

Tahap Smelting

Proses smelting merupakan proses reduksi dari konsentrat bijih timah

pada temparatur tinggi menjadi logam timah. Prinsip reduksi adalah

melepas ikatan oksigen yang terdapat mineral kasiterit. Reduktor yang

digunakan sebagai pereduksi adalah gas CO. Reaksi yang terjadi selama

proses smelting adalah

SnO

2

+ CO SnO + CO

2

SnO + CO

Sn + CO

2

Proses smelting ini terdiri dari dua tahapan. Peleburan tahap pertama

adalah peleburan konsentrat timah yang menghasilkan timah kasar

atau crude tin dan terak I (slag). Kadar timah dalam terak I ini adalah

sekitar 20 persen.

(24)

Tahap Refining

Crude tin dari proses peleburan tahap satu kemudian dibawa ke proses

selanjutnya yaitu proses pemurnian. Kandungan timah dalam crude tin

adalah Sn >90% dan sisanya adalah pengotor seperti As, Pb, Ag, Fe, Cu,

dan Sb.

Pemurnian timah dari pengotornya dapat dilakukan dengan kettle

refining, eutectic refining, serta electrolytic refining. Pemilihan teknologi

untuk proses pemurnian adalah berdasarkan tingkat kemurnian logam

timah yang diinginkan. Setelah melewati tahap refining ini, kemurnian

logam timah dapat mencapai 99,93 persen

Tahap Refining

Crude tin dari proses peleburan tahap satu kemudian dibawa ke proses

selanjutnya yaitu proses pemurnian. Kandungan timah dalam crude tin

adalah Sn >90% dan sisanya adalah pengotor seperti As, Pb, Ag, Fe, Cu,

dan Sb.

(25)

Penggunaan Timah

Penggunaan Timah

Beberapa kegunaan timah:

1. Untuk membuat kaleng (tim plate) berbagai macam produk

2. Melapisi kaleng yang tebuat dari besi yang akan melindungi

besi dari perkaratan

3. Bahan baku logam pelapis

4. solder

5. Industri plating

6. Bahan dasar kimia

7. Kuningan/perunggu

8. Industri gelas

9. Dan berbagai macam aplikasi lain

Beberapa kegunaan timah:

1. Untuk membuat kaleng (tim plate) berbagai macam produk

2. Melapisi kaleng yang tebuat dari besi yang akan melindungi

besi dari perkaratan

3. Bahan baku logam pelapis

4. solder

5. Industri plating

6. Bahan dasar kimia

7. Kuningan/perunggu

8. Industri gelas

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Kajian Jalali dan Heidari (2016) mendapati kebahagiaan dan kesejahteraan subjektif adalah peramal prestasi kerja yang paling kuat Namun begitu hasil kajian

Ayam yang terkena heat stress dapat mengalami penurunan bobot badan lebih besar dibandingkan dengan penurunan konsumsi pakan karena sebagian dari energi

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT,

Menurut UUPM dalam Pasal 1 angka 25 disebutkan yang dimaksud dengan keterbukaan (disclosure) adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain

Transaksi­transaksi yang termasuk dan tidak terbatas pada : 2.1 Kartu Kredit 2.2 Cek 2.3 Kartu Debet 2.4 Deposit 2.5 Pembayaran di muka 2.6 Slip Pembayaran 2.7

Lumba-lumba jantan hidung botol yang dipelihara di Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor memiliki range frekuensi suara klik dengan nilai intensitas tertinggi yaitu sebesar 32

Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti diterdapat pengaruh yang signifikan dari Peran Inspektorat Daerah terhadap Pencegahan kecurangan pada kabupaten/kota

Sedangkan menurut Kanuk (2000) menyatakan bahwa istilah motif pembelian rasional digunakan pada saat konsumen bertindak rasional dengan secara hati- hati