• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Pemeriksa Organisasi Peme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tanggung Jawab Pemeriksa Organisasi Peme"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pokok-Pokok

Pemikiran SPKN

(2)

POKOK-POKOK PEMIKIRAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN

NEGARA

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan negara, yang di dalamnya memuat persyaratan professional pemeriksa,

mutu pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan yang profesional. Tujuan

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan

organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara.

Dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara terdapat beberapa pokok-pokok pemikiran yang

penting, yang tiga diantaranya adalah tanggung jawab pemeriksa, tanggung jawab organisasi

pemeriksa, dan tanggung jawab manajemen entitas yang diperiksa yang akan dibahas lebih lanjut

dalam tulisan ini.

TANGGUNG JAWAB PEMERIKSA

Pemeriksa secara profesional bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan untuk memenuhi tujuan pemeriksaan. Dalam melaksanakan tanggung jawab

profesionalnya, pemeriksa harus memahami prinsip-prinsip pelayanan kepentingan publik1 serta

menjunjung tinggi integritas, obyektivitas, dan independensi. Pemeriksa harus memiliki sikap

untuk melayani kepentingan publik, menghargai dan memelihara kepercayaan publik, dan

mempertahankan profesionalisme. Tanggung jawab ini sangat penting dalam pelaksanaan

pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Untuk itulah Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara memuat konsep akuntabilitas yang merupakan landasan dalam pelayanan

kepentingan publik.

Pemeriksa harus mengambil keputusan yang konsisten dengan kepentingan publik dalam melakukan pemeriksaan. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, pemeriksa

mungkin menghadapi tekanan dan atau konflik dari manajemen entitas yang diperiksa, berbagai

tingkat jabatan pemerintah, dan pihak lainnya yang dapat mempengaruhi obyektivitas dan

(3)

independensi pemeriksa. Dalam menghadapi tekanan dan atau konflik tersebut, pemeriksa harus

menjaga integritas dan menjunjung tinggi tanggung jawab kepada publik.

Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik, pemeriksa harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan derajat integritas yang

tertinggi. Pemeriksa harus profesional, obyektif, berdasarkan fakta, dan tidak berpihak. Pemeriksa

harus bersikap jujur dan terbuka kepada entitas yang diperiksa dan para pengguna laporan hasil

pemeriksaan dalam melaksanakan pemeriksaannya dengan tetap memperhatikan batasan

kerahasiaan yang dimuat dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemeriksa harus

berhati-hati dalam menggunakan informasi yang diperoleh selama melaksanakan pemeriksaan. Pemeriksa

tidak boleh menggunakan informasi tersebut diluar pelaksanaan pemeriksaan kecuali ditentukan

lain.

• Pelayanan dan kepercayaan publik harus lebih diutamakan di atas kepentingan pribadi. Integritas

dapat mencegah kebohongan dan pelanggaran prinsip tetapi tidak dapat menghilangkan

kecerobohan dan perbedaan pendapat. Integritas mensyaratkan pemeriksa untuk memperhatikan

jenis dan nilai-nilai yang terkandung dalam standar teknis dan etika. Integritas juga mensyaratkan

agar pemeriksa memperhatikan prinsip-prinsip obyektivitas dan independensi.

Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk

mempertahankan independensi dalam sikap mental (independent in fact) 2 dan independensi

dalam penampilan perilaku (independent in appearance) 3 pada saat melaksanakan

pemeriksaan. Bersikap obyektif merupakan cara berpikir yang tidak memihak, jujur secara

intelektual, dan bebas dari benturan kepentingan. Bersikap independen berarti menghindarkan

hubungan yang dapat mengganggu sikap mental dan penampilan obyektif pemeriksa dalam

melaksanakan pemeriksaan. Untuk mempertahankan obyektivitas dan independensi maka

diperlukan penilaian secara terus-menerus terhadap hubungan pemeriksa dengan entitas yang

diperiksa.

Pemeriksa bertanggung jawab untuk menggunakan pertimbangan profesional dalam menetapkan lingkup dan metodologi, menentukan pengujian dan prosedur yang akan

dilaksanakan, melaksanakan pemeriksaan, dan melaporkan hasilnya. Pemeriksa harus

mempertahankan integritas dan obyektivitas pada saat melaksanakan pemeriksaan untuk

2 Independensi sikap mental berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di dalam diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya.

(4)

mengambil keputusan yang konsisten dengan kepentingan publik. Dalam melaporkan hasil

pemeriksaannya, pemeriksa bertanggung jawab untuk mengungkapkan semua hal yang material

atau signifikan yang diketahuinya, yang apabila tidak diungkapkan dapat mengakibatkan

kesalahpahaman para pengguna laporan hasil pemeriksaan, kesalahan dalam penyajian hasilnya,

atau menutupi praktik-praktik yang tidak patut atau tidak sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pemeriksa bertanggung jawab untuk membantu manajemen dan para pengguna laporan hasil pemeriksaan lainnya untuk memahami tanggung jawab pemeriksa berdasarkan

Standar Pemeriksaan dan cakupan pemeriksaan yang ditentukan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Dalam rangka membantu pihak manajemen dan para pengguna

laporan hasil pemeriksaan lainnya memahami tujuan, jangka waktu dan data yang diperlukan dalam

pemeriksaan, pemeriksa harus mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan tersebut kepada pihak-pihak yang terkait selama tahap

perencanaan pemeriksaan.

TANGGUNG JAWAB ORGANISASI PEMERIKSA

• Organisasi pemeriksa mempunyai tanggung jawab untuk meyakinkan bahwa:

1) independensi dan obyektivitas dipertahankan dalam seluruh tahap pemeriksaan,

2) pertimbangan profesional (professional judgment) digunakan dalam perencanaan dan

pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan,

3) pemeriksaan dilakukan oleh personil yang mempunyai kompetensi profesional dan secara

kolektif mempunyai keahlian dan pengetahuan yang memadai, dan

4) peer-review yang independen dilaksanakan secara periodik dan menghasilkan suatu pernyataan,

apakah sistem pengendalian mutu organisasi pemeriksa tersebut dirancang dan memberikan

keyakinan yang memadai sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN ENTITAS YANG DIPERIKSA

Manajemen entitas yang diperiksa bertanggung jawab untuk:

• Mengelola keuangan negara secara tertib, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung

jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, sesuai dengan ketentuan peraturan

(5)

• Menyusun dan menyelenggarakan pengendalian intern yang efektif guna menjamin: (1) pencapaian tujuan sebagaimana mestinya; (2) keselamatan/keamanan kekayaan yang dikelola; (3) kepatuhan

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan; (4) perolehan dan pemeliharaan data/informasi

yang handal, dan pengungkapan data/informasi secara wajar.

• Menyusun dan menyampaikan laporan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara

tepat waktu.

• Menindaklanjuti rekomendasi BPK, serta menciptakan dan memelihara suatu proses untuk

memantau status tindak lanjut atas rekomendasi dimaksud.

KESIMPULAN

Pemeriksa secara profesional bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan

untuk memenuhi tujuan pemeriksaan. Pemeriksa harus mengambil keputusan yang konsisten dengan

kepentingan publik, melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan derajat integritas

yang tertinggi, obyektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest), mempertahankan

independensi dalam sikap mental (independent in fact) dan independensi dalam penampilan perilaku

(independent in appearance), menggunakan pertimbangan profesional, dan membantu manajemen

dan para pengguna laporan hasil pemeriksaan lainnya untuk memahami tanggung jawab pemeriksa

berdasarkan Standar Pemeriksaan dan cakupan pemeriksaan yang ditentukan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Organisasi pemeriksa bertanggung jawab meyakinkan bahwa dalam pemeriksaan independensi dan

obyektivitas dipertahankan, pertimbangan profesional digunakan, dilakukan oleh personil yang

memiliki keahlian profesional, dan dilakukan peer-review secara periodik.

Manajemen entitas yang diperiksa bertanggung jawab mengelola keuangan negara sebagaimana

mestinya, melakukan pengendalian internal yang efektif, menyusun laporan pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara tepat waktu dan melaksanakan rekomendasi yang disampaikan oleh

BPK.

DAFTAR PUSTAKA

(6)

Harunovic, M. (2013, February 23). Pelayanan Publik. Retrieved from http://m-harunovic.blogspot.com/2013/02/pelayanan-publik.html

Swadesi, W. (2011, October 25). Standar Pemeriksaan Keuangan (Ringkasan). Retrieved from http://wiraswadesi.wordpress.com/2011/10/25/standar-pemeriksaan-keuangan-negara/ Tyas, Z. W. (2011, October 3). Independensi Auditor. Retrieved from

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan uji adalah H 0 ditolak ( p-va- lue < 0,050), sehingga disimpulkan ter- dapat pengaruh posisi tubuh terhadap kapasitas vital paru pada Ibu Hamil Posisi tubuh

Kesimpulan : Perbedaan pengetahuan gizi diperoleh nilai (p=0,000) menunjukaan ada perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang gizi

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia masih relatif rendah, dan dikarenakan adanya perbedaan hasil, penulis menyusun penelitian dengan judul

Meskipun secara perhitungan statistik diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek psikomotor pada keterampilan proses antara

Kebiasaan belajar siswa yang kurang baik adalah siswa cenderung kurang serius untuk mengikuti kompetensi membuat kria tekstil dengan teknik bordir, sebagian siswa

Aspek kedua berupa alternatif gaya dan karya handlettering yang dikembangkan meliputi 7 (tujuh), yaitu: decorative lettering , script lettering , chalk

Vanity Fair oleh WM Thackeray. Data diambil dari novel Vanity Fair oleh WM Thackeray. Peneliti membaca novel, memilih, dan mengumpulkan dialog yang mengandung address terms,

Individu yang memiliki Dimensi Kepribadian Conscientiousness ini cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam mengambil