• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN (3)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum ke-2 Hari/Tanggal : Jumat/ 3 Maret 2017 m.k Manajemen Kesehatan Kelompok : VIII

Organisme Akuatik Asisten : Tanto Dhaneswara

DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN

Disusun oleh: Nuralim Paturakhman

C14140035

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Persipan wadah merupakan salah satu kegiatan awal dalam budidaya baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Wadah ini akan menjadi suatu ekosistem baru untuk organisme yang akan dibudidayakan. Selain wadah, ada juga media yang merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan untuk budidayaikan yaitu air. Air merupakan suatu media untuk kehidupan ikan untuk tumbuh dan berkembang biak serta melakukan metabolisme. Media yang baik adalah media yang terbebas dari sumber-sumber penyakit. Namun, media merupakan agen pembawa penyakit yang tidak terlepaskan seperti bakteri serta parameter biologi, kimia, dan fisika. Sehingga perlu penanganan khusus (Rachmawati et al. 2015).

Wadah serta media perairan perlu dilakukan penanganan khusus karena apabila tidak dilakukan dengan baik dapat menyebabkan ikan mudah terserang oleh patogen dan bahkan mengalami kematian. Dalam mengantisipasi ikan terserang oleh mikroorganisme maka perlu dilakukan pencegahan dan pembersihan wadah dan media dengan cara desinfeksi. Desinfeksi merupakan suatu cara membunuh mikroorganisme penyebab patogen yang dapat menyerang ikan sebelum wadah dan media digunakan untuk budidaya. Bahan yang umum digunakan dalam desinfeksi yaitu berasal dari bahan kimia sintesis yang harganya lebih murah dan efektif membunuh mikroorganisme. Penggunaan desinfektan menggunakan bahan kimia dapat membunuh patogen lebih cepat dan efektif tetapi disisi lain jika dosis yang digunakan berlebihan . dapat menyisakan residu pada perairan serta mengganggu kesehatan ikan (Setiawan et al. 2013).

Desinfektan yang biasa digunkan cenderung lebih murah dan efektif dalam membunuh mikroorganisme patogen yaitu diantaranya kalium permanganat (PK),

methylen blue (MB) dan klorin. Ketiga bahan tersebut merupakan desinfektan

berbahan kimia, sehingga ketiga bahan tersebut mampu membunuh mikroorganisme penyebab penyakit lebih baik. Penggunaan desinfektan menggunakan ketiga bahan tersebut dapat mengurangi jumlah mikroorganisme dengan catatan perlu adanya dosis yang benar benar tepat agar residu yang dihasilkan dapat ditekan seminimal mungkin (Yisa et al. 2014).

Tujuan

(3)

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 24 Februari 2017 di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departeman Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu dua buah toples, cawan petri, jarum ose, wrap, tissue dan bunsen. Sedangkan bahan yang digunakan klorin,

methilen blue, kalium permanganat, air, dan media TSA (Tripticase Soy Agar)..

Prosedur Kerja Desinfeksi wadah

Semua alat dan bahan serta tangan diseterilkan terlebih dahulu menggunaan alkohol 70%. Kemudian dua wadah disiapkan, yang satu tidak diisi air dan satunya lagi diisi air sebanyak 1 liter. Selanjutnya bagian dalam pada wadah yang tidak berisi air digores menggunakan jarum ose dan digoreskan pada media TSA. Proses penggoresan harus dekat dengan api bunsen agar kontaminasi tidak terjadi pada media. Setelah itu, wadah di lap menggunakan tisu yang telah dicelupkan ke air yang telah disenfektan dengan larutan methilen blue 30 ppm dan tunggu selama 30 menit. Setelah tiga puluh menit berlalu, bagian dalam toples tersebut digoreskan kembali dengan jarum ose dan digoreskan pada media TSA. Media TSA yang telah digores diinkubasi selama 24 jam

Desinfeksi media

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berikut dibawah ini hasil desinfeksi wadah dan media pemeliharaan menggunakan bahan kimia.

Tabel 1 Hasil desinfeksi wadah dan media pemeliharaan menggunakan bahan kimia.

Kel Perlakuan Waktu Wadah Media

Kontrol Desinfeksi Kontrol Desinfeksi

1 PK 10 ppm 15 menit + + + +

Berikut ini gambar kelompok hasil pengamatan penggunaan desinfektan pada wadah dan media.

A. Gambar wadah B. gambar media

(5)

dengan hasil pada semua sampel baik yang sebelum didesinfeksi maupun sudah terdapat pertumbuhan bakteri.

Pembahasan

Desinfeksi merupakan suatu cara membunuh mikroorganisme penyebab patogen yang dapat menyerang ikan sebelum wadah dan media digunakan untuk budidaya. Bahan yang umum digunakan dalam desinfeksi yaitu berasal dari bahan kimia sintesis yang harganya lebih murah dan efektif membunuh mikroorganisme. Penggunaan desinfektan menggunakan bahan kimia dapat membunuh patogen lebih cepat dan efektif tetapi disisi lain jika dosis yang digunakan berlebihan . dapat menyisakan residu pada perairan serta mengganggu kesehatan ikan. Pada praktikum ini desinfektan yang digunakan yaitu klorin, methilen blue, kalium permanganate (Rachmawati et al. 2015).

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dari beberapa penggunaan desinfektan terlihat bahwa jenis desinfektan dan lama waktu penggunaan mempengaruhi jumlah bakteri yang tumbuh. Pertama dari tingkat dosis yang digunakan, hampir pada seluruh desinfektan dengan dosis 10 ppm terjadi pertumbuhan bakteri pada media TSA baik sebelum didesinfektan maupun sesudah. Selain itu hal ini berbanding lurus dengan lama waktu perendaman, umumnya terlihat jika semakin lama perendaman dengan dosis yang tinggi yaitu 30 ppm maka pertumbuhan bakteri akan semakin kecil dan bahkan tidak tumbuh. Menurut Setiawan et al. (2013) penggunaan desinfektan yang sesuai dosis dan lama pendiaman yang tepat akan mengurangi pertumbuhan suatu bakteri dalam wadah. Selain itu semakin tinggi dosis dan lama pendiaman suatu desinfektan akan membunuh bakteri atau mikroorganisme yang tidak mampu beradaptasi dengan kandungan kimia pada desinfektan.

Berdasarkan hasil praktikum, terbukti klorin dapat menurunkan jumlah bakteri walaupun hanya beberapa menit setelah penggunaan, karena klorin merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang dalam bentuk bebas yang menyebabkan bakteri tidak mampu untuk bertahan hidup dengan kandungan senyawa klorin yang reaktif. Klorin yang digunakan sebagai desinfektan adalah gas klor (Cl2) atau kalsium hipoklorit. Namun, klorin juga berdampak negatif bagi lingkungan bila penggunaannya tidak diperhatikan. Selain itu, klorin yang digunakan sebagai desinfektan juga dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam air (Yisa et al. 2016).

(6)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penggunaan desinfektan pada wadah dan media air dapat menurunkan dan bahkan menghilangkan bakteri jika penggunaanya sesuai dosis. Terbukti penggunaan desinfektan PK 10 ppm selama 30 menit, PK 30 ppm selama 30 menit dan klorin 30 ppm selama 15 menit mampu menurunkan koloni bakteri. Penggunaan klorin lebih dianjurkan karena mudah didapat dan memiliki tingkat keefisienan yang baik.

Saran

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Rachmawati D, Samidjan I, Setyono H. 2015. Manajemen kualitas air media budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dengan teknik probiotik pada kolam terpal di desa Vokasi Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Jurnal PENA Akuatika. 12(1): 1-9.

Setiawan D, Sibarani J, Suprihatin I. 2013. Perbandingan efektifitas desinfektan kaporit, hidrogen peroksida, dan pereaksi fenton. Jurnal Cakra Kimia

Indonesia. Volume 1. No 2.

Yisa TA, Tsadu SM, Aidoo A, Ibrahim A, Gana ES, Adama BS. 2014. Effect of chemical desinfectant (formalin) on hatching of eggs of African catfish

(Clarias gariepinus), survival and growth performance of fry.

International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences. 3(3):

1133-1138.

Yisa TA, Yusuf YO. 2016. Study on the effect of dettol as a desinfectant and anti-sticking agent on African catfish (Clarias gariepinus) eggs, survival and growth performance og the hatclings. American Journal of Experimental

(8)

Gambar

Tabel 1  Hasil desinfeksi wadah dan media pemeliharaan menggunakan bahan kimia.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian kotoran ayam fermentasi di sedimen dan pemberian limbah dari budidaya lele intensif pada sistem resirkulasi dalam wadah bertingkat merupakan perlakuan yang

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi mikroorganisme penyusun dan kandungan nutrisi flok yang dihasilkan dalam bak pemeliharaan induk ikan

Secara umum pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan badut dengan menggunakan warna wadah yang berbeda, yang terbaik adalah terdapat pada perlakuan A (biru).. Tingginya

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Budidaya Perairan, FPIK, IPB, penulis melakukan penelitian yang berjudul “Komposisi Mikroorganisme

Pemberian kotoran ayam fermentasi di sedimen dan pemberian limbah dari budidaya lele intensif pada sistem resirkulasi dalam wadah bertingkat merupakan perlakuan yang

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi status kesehatan benih ikan sidat yang baru ditangkap dari alam dan setelah dipelihara selama 10 hari pada wadah penampungan sementara

Agar tidak terjadi serangan hama dan penyakit ikan dalam wadah budidaya maka sebelum dilakukan kegiatan budidaya harus dilakukan treatment pada wadah yang akan digunakan

Tujuan penelitian untuk mengetahui pertumbuhan ikan lele sangkuriang Clarias gariepinus dan perbaikan kualitas air dengan memanfaatkan luas wadah budidaya cacing sutra Tubifex Sp., yag