PEMBELAJARAN
SPEAKING
DENGAN PROJEK CERDIG
DI KELAS VIII SEMESTER 2
SMPN 5 PANGGANG TA 2015/2016
Oleh
LAILY AMIN FAJARIYAH, M.Pd NIP. 19861021 201001 2 014
Bahasa Inggris
Disajikan dalam Forum Ilmiah Guru
SMPN 5 Panggang Gunungkidul D.I.Yogyakarta
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, mengesahkan karya ilmiah best practice berjudul
PEMBELAJARAN SPEAKING DENGAN PROJEK CERDIG DI KELAS VIII SEMESTER 2 SMPN5 PANGGANG TA 2015/2016
Adalah karya inovasi pembelajaran yang dibuat oleh LAILY AMIN FAJARIYAH, M.Pd
Gunungkidul, Agustus 2016 Yang mengesahkan,
Kepala Sekolah SMPN 5 Panggang
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya karya ilmiah yang saya susun sebagai syarat mengikuti FIG seluruhnya merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba karya ilmiah di tempat lain maupun dipublikasikan.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan karya ilmiah yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya ilmiah ini bukan hasil karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi-sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Panggang, Agustus 2016
Peserta Forum Ilmiah Guru
Laily Amin Fajariyah, M.Pd
KATA PENGANTAR
Pertama, penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan taufikNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa laporan best practice ini. Karya tulis ilmiah dengan judul: “PEMBELAJARAN SPEAKING DENGAN PROJEK CERDIG DI KELAS VIII SEMESTER 2 SMPN5 PANGGANG TA 2015/2016” ini ditulis dalam rangka mendokumentasikan kegiatan pembelajaran terbaik yang telah dilakukan penulis. Karya tulis ini akan diikutkan dalam “Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional Tahun 2016”. mau bekerja sama dengan penulis dalam praktik-praktik inovasi pembelajaran yang dilakukan penulis, khususnya di projek cerdig kali ini. 3. Teman sejawat penulis, guru-guru dan karyawan SMP Negeri 5 Panggang
yang telah bersedia menjadi pengamat dan teman sharing dalam inovasi praktik pembelajaran ini.
4. Ibu Itje Chotijah dari British Council yang memberikan tantangan untuk melakukan projek digital storytelling kepada penulis pada saat penulis mempresentasikan karyanya di Parallel Session Seminar TEFLIN di Surabaya Tahun 2012.
5. Tidak pernah lupa, penulis selalu berterima kasih kepada dua lelaki yang selalu mendukungnya meraih impian dan kebahagiaan, Kim Kapmun dan Kim Do Hyeong, “감사합니다그리고진심으로사랑합니다 ”
Akhir kata, penulis berharap, semoga makalah best practice ini dapat bermanfaat. Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan di masa mendatang.
Gunungkidul, Agustus 2016
PEMBELAJARAN SPEAKING DENGAN PROJEK CERDIG DI KELAS VIII SEMESTER 2 SMPN 5 PANGGANG TA 2015/2016
Laily Amin Fajariyah, M.Pd (Guru Bahasa Inggris SMPN 5 Panggang)
Ringkasan
Projek Cerdig adalah salah satu proses pembelajaran Bahasa Inggris berbasis teknologi yang didesain untuk meningkatkan pembelajaran speaking atau berbicara khususnya teks monolog naratif di kelas VIII Semester 2 SMPN 5 Panggang, Gunungkidul Tahun Ajaran 2015/2016. Projek ini mengadaptasi model pembelajaran speaking berbasis proses (Nation dan Newton, 2009: 125-7), pembelajaran menulis berbasis proses (Hyland, 2003: 10-14) dan model pengembangan pembelajaran multimedia Lee dan Owens (2004) yang terdiri dari beberapa langkah: (1) pemilihan topik, (2) desain (pengorganisasian ide), (3) pengembangan, (4) evaluasi, dan (5) publikasi.
Hasil dari projek cerdig ini adalah empat karya cerdig siswa yang menceritakan cerita legenda lokal dari Indonesia. Keempat produk cerdig tersebut berjudul: (1) “the Legend of Banyuwangi”, (2) “the Legend of Danau Toba”, (3) the Legend of Tangkuban Perahu, dan (4) Malinkundang. Produk tersebut bisa diakses di media sosial www.youtube.com.
Pembelajaran dengan projek cerdig ini diyakini mampu: (1) membuat siswa merasa senang saat pembelajaran speaking; (2) meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran speaking; (3) meningkatkan keterampilan speaking siswa dalam bercerita legenda lokal; (4) meningkatkan keterampilan TIK siswa khususnya browsing, mengunduh berkas, dan membuat movie dengan Windows Movie Maker 2.6.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... viii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
BAB III. PEMBAHASAN ... 13
A. Ide Dasar ... 13
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 34
Lampiran I. Contoh Naskah/Script Hasil Gubahan Siswa ... 34
Lampiran II. Contoh Storyboard ... 39
Lampiran III. Printscreen Produk Cerdig ... 45
Lampiran IV. Printscreen Produk Cerdig... 49
Lampiran V. Contoh Hasil Survey Dan Rekapannya Serta Sampel Penilaian Antar Teman ... 52
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Speaking Monolog . 6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mengimpor berkas (media) ... 8
Gambar 2. Memilih berkas/media ... 9
Gambar 3. Memilih berkas/media ... 9
Gambar 4. Transisi dan Efek ... 10
Gambar 5. Menambahkan judul ... 10
Gambar 6. Menambahkan judul ... 11
Gambar 7. Selesaikan projek... 11
Gambar 8. Kerangka dasar Ide Projek Cerdig ... 14
Gambar 9. Rancangan Model Pembelajaran Projek Cerdig... 15
Gambar 10. Rancangan Model Pembelajaran Projek Cerdig... 17
Gambar 11. Guru memberikan koreksi pada script ... 18
Gambar 12. Storyboard ... 19
Gambar 13. Siswa menggunakan komputer dan internet di sekolah ... 19
Gambar 14. Siswa mempresentasikan Projek Cerdig mereka ... 21
Gambar 15. Produk Cerdig Kelompok 1... 23
Gambar 16. Angket Survey Projek Cerdig ... 24
Gambar 17. Projek Cerdig menyenangka ... 25
Gambar 18. Projek Cerdig meningkatkan partisipasi dalam speaking ... 25
Gambar 19. Projek Cerdig meningkatkan kemampuan berbicara ... 26
Gambar 20. Projek Cerdig meningkatkan keterampilan TIK ... 26
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun ajaran 2015/2016, SMPN 5 Panggang, Gunungkidul masih menyelenggarakan pembelajaran dengan Kurikulum 2006 (KTSP). Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Inggris di SMP menurut kurikulum ini adalah mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi tertentu (Permendiknas no 22 tahun 2006). Sesuai dengan tujuan tersebut, pembelajaran Bahasa Inggris mencakup empat keterampilan yaitu listening/menyimak dan speaking/berbicara untuk komunikasi lisan dan reading/membaca dan writing/menulis untuk kompetensi berkomunikasi dalam bentuk tulis. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman mengajar selama 6 tahun di SMPN 5 Panggang, dari keempat keterampilan tersebut, keterampilan speaking adalah keterampilan yang paling dianggap sulit oleh siswa.
Salah satu contoh keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran speaking siswa kelas VIII semester 2 adalah siswa harus mampu mengungkapkan makna retorika dalam bentuk teks narrative dan recount (KD 10.2). Namun kenyataanya, masih banyak siswa yang belum mampu memenuhi atau memiliki kompetensi yang disyaratkan. Berdasarkan pengamatan saya di Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016, siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan makna secara lisan dalam bentuk monolog. Saat mereka diberikan tugas bercerita (storytelling) tentang Cinderella, sebagian besar siswa masih belum bisa melakukannya. Dari 27 siswa, hanya ada empat siswa yang menceritakan cerita Cinderella dengan lancar dan keempatnya adalah siswa yang mengikuti ekstra storytelling dari kelas VII. Sedangkan siswa lainnya hanya bisa menceritakan satu atau dari enam paragraph yang ada dengan cara menghafal. Bahkan, beberapa siswa hanya mengungkapkan satu kalimat pembuka saja lalu lupa dan mundur kembali ke tempat duduknya.
praktik berbicara siswa kelas VIII SMPN 5 Panggang tahun ajaran 2015/2016 semester 2 dalam praktik storytelling diambil guru pada tanggal 22 dan 23 Februari 2016. Pada praktik tersebut, rata-rata nilai siswa sangat rendah, yaitu 58.57 jauh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk Kompetensi Dasar 10.2 yaitu 67. Adapun ketuntasan klasikal hanya 14.81%, yaitu hanya terdapat 4 siswa dari 27 siswa kelas VIII yang bisa tuntas.
Pada kenyataannya, guru bisa menyampaikan aktivitas pembelajaran speaking yang lebih bervariasi dan menyenangkan. Ada beberapa fasilitas yang bisa dipergunakan guru untuk mendukung pembelajaran di kelas. Meskipun sekolah ini adalah sekolah kecil yang terletak di daerah perbatasan, SMPN 5 Panggang mempunyai fasilitas yang sangat lengkap. Sekolah ini mempunyai 11 PC, 4 laptop dan 1 netbook serta 3 LCD projektor dilengkapi dengan layarnya yang sudah dipasang di setiap kelas. Di halaman sekolah ini juga sudah didirikan pemancar internet dari tahun 2011 sehingga warga sekolah bisa memanfaatkan jaringan internet 24 jam. Fasilitas-fasilitas tersebut perlu diberdayakan semaksimal mungkin untuk membantu peningkatan mutu pembelajaran di sekolah ini.
Selain adanya fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang disediakan oleh sekolah, siswa kelas VIII SMPN 5 Panggang rata-rata adalah siswa usia 11 sampai 15 tahun yang sudah melek teknologi. Mereka termasuk generasi Z atau disebut juga digital native yaitu generasi yang lahir antara tahun 1997-2005 yang salah satu cirinya adalah mempunyai kecepatan beradaptasi dengan teknologi (www.generationz.com.au). Sebagian besar dari mereka adalah pengguna internet dalam kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan smartphone atau telepon pintar mereka untuk mengakses internet dan bersosialisasi melalui jaringan media social seperti facebook, BBM, WA, Instagram, dan sebagainya. Pemanfaatan teknologi tersebut masih perlu bimbingan. Kegunaan internet dan perangkat tersebut bisa lebih dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran mereka di kelas.
memanfaatkan kelebihan tersebut dalam pembelajaran berbicara/speaking khususnya storytelling di kelas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, permasalahan yang ada dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut, “Bagaimanakah cara memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan pembelajaran speaking di kelas VIII Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016?”
C. Tujuan
Untuk menjawab pertanyaan di rumusan masalah di atas, tujuan studi ini adalah: “Untuk mencari solusi untuk meningkatkan pembelajaran speaking kelas VIII Semester 2 dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi serta keterampilan TIK siswa.”
D. Manfaat
Studi ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoreitis maupun praktis. Secara teoritis diharapkan hasil dari studi ini akan memberikan tambahan ilmu pengetahuan terutama dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran, khususnya Bahasa Inggris.
Sedangkan secara praktis, studi ini diharapkan memberikan manfaat untuk kelompok berikut ini:
1. Guru Bahasa Inggris SMPN 5 Panggang
Studi ini diharapkan dapat memotivasi Guru Bahasa Inggris SMPN 5 Panggang untuk lebih peka terhadap lingkungan dan memanfaatkan kelebihan yang ada di sekitar khususnya fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris di kelas.
2. Siswa Kelas VIII SMPN 5 Panggang
Dengan studi ini diharapkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris di kelas, khususnya kelas speaking akan meningkat. Peningkatan ini bisa dirasakan oleh siswa kelas VIII SMPN 5 Panggang sehingga mereka diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada dan memiliki keterampilan berbicara Bahasa Inggris.
3. Guru Lainnya
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Untuk menjawab pertanyaan di bab sebelumnya, beberapa teori perlu dikaji. Teori tersebut antara lain: teknologi dalam pembelajaran, pembelajaran berbicara/speaking dan pembelajaran berbasis projek, serta digital storytelling (cerita digital).
1. Teknologi dalam Pembelajaran
Teknologi semakin penting dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Di setiap aspek kehidupan membutuhkan teknologi. Ada dua paham yang mendorong penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan, yaitu: (1) keberadaan teknologi di segala aspek, sehingga diperlukan juga di dunia pendidikan, dan (2) banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis teknologi menggunakan komputer sangat efektif. Di samping itu, anak-anak saat ini adalah digital natives yang tumbuh dan berkembang bersama teknologi sehingga mereka akan percaya diri dan nyaman dengan teknologi (Dudeney and Hockly, 2007: 5-9).
Pembelajaran berbasis Teknologi, Informasi dan Komunikasi adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis teknologi sudah banyak diterapkan. Pembelajaran ini diyakini memiliki beberapa manfaat. Menurut Robyler & Doering (2013: 25) manfaat tersebut antara lain: (1) menggali perhatian siswa, (2) mendukung operasional dalam pembelajaran tingkat tinggi, (3) mengilustrasi relevansi dunia nyata melalui presentasi visual, (4) melibatkan siswa dalam karya produksi, (5) melibatkan siswa dalam pembelajaran nyata dan kolaborasi.
langkah: (1) analisis, (2) desain, (3) development/pengembangan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi.
2. Pembelajaran berbicara/speaking dan Pembelajaran Berbasis Projek Pembelajaran speaking di Kelas VIII Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 tercakup dalam Permendiknas no 22 Tahun 2006 dan dijabarkan di Standar Kompetensi 9 dan 10. Standar Kompetensi 9 mencakup keterampilan siswa dalam mengungkapkan makna secara lisan dalam ungkapan dialog transaksional dan interpersonal. Sedangkan Standar Kompetensi 10 memuat keterampilan siswa dalam mengungkapkan makna secara lisan berbentuk teks fungsional pendek untuk kompetensi dasar 10.1 dan teks monolog sederhana berbentuk naratif dan recount untuk Kompetensi Dasar 10.2. Tabel 1 di bawah ini akan menjabarkan komptensi dasar untuk speaking monolog.
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Speaking Monolog
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
10. Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional dan monolog pendek sederhana berbentuk recount, dan narrative
untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
10.2 Mengungkap kan makna dalam monolog pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dalam teks berbentuk recount dan
narrative.
Dari prinsip di atas, pembelajaran berbicara tidaklah bisa dicapai hanya dengan langsung menyuruh siswa berbicara dalam bahasa Inggris (bahasa target), akan tetapi ada tahapan-tahapan yang perlu dilalui. Nation dan Newton (2009: 125-7) menyampaikan pembelajaran berbicara/speaking dengan pendekatan berbasis proses. Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan siswa bisa berbicara dalam Bahasa Inggris, yaitu: (1) menentukan tujuan dan pendengar; (2) pencarian ide; (3) mengorganisasi ide; (4) membuat catatan; dan (5) mempresentasikan dan memonitor.
Nation dan Newton (2009, 125) menyampaikan pembelajaran speaking berbasis proses juga memiliki kesamaan dengan pembelajaran keterampilan produksi bahasa lainnya yaitu menulis/writing. Hyland (2003: 10-14) menyampaikan bahwa proses menulis melibatkan beberapa langkah, yaitu: (1) pemilihan topik, (2) pra menulis, (3) menulis, (4) mengeceki draft/rancangan, (5) revisi, (6) menanggapi revisi, (7) membaca ulang, (8) evaluasi, (9) publikasi, dan (10) kegiatan follow-up.
Salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk pembelajaran berbasis proses adalah Pembelajaran berbasis projek. Pembelajaran projek bisa diterapkan di semua level, usia dan kemampuan siswa (Haines, 1989 dalam Stoller, 2000: 109). Ada beberapa keuntungan dari pembelajaran projek seperti dirangkum dalam Stoller (2000: 110), salah satunya adalah projek itu memotivasi, merangsang, memberdayakan, dan menantang.
3. Cerita Digital atau Digital Storytelling
audio dan video, publikasi multimedia dan menyebarkannya pada lingkup yang lebih luas.
Fajariyah (2012) menyampaikan beberapa aplikasi yang bisa digunakan untuk proses pembuatan cerita digital seperti: (1) Microsoft power point, (2) Microsoft Photo Story, (3) Adobe Photoshop Elements; (4) Windows Movie Maker, dsb. Dari beberapa program tersebut, Window Movie Maker adalah program standar untuk Windows yang mengkombinasikan gambar, video, teks, music, dan narasi dalam file video.
Fajariyah (2012) juga menyampaikan langkah-langkah pembuatan cerita digital dengan Windows Movie Maker 2.6 yaitu:
a. Langkah 1: mengambil gambar/visual, audio dan atau video
Pada langkah ini, media yang diperlukan seperti gambar, rekaman audio atau video diambil dari komputer. Untuk melakukannya, klik file lalu import file into collection (Lihat Gambar 1). Kemudian pilihlah media yang dibutuhkan. Media tersebut akan muncul di collection (Gambar 2). Setelah itu, tarik gambar atau audio ke dalam timeline. Gambar-gambar tersebut kemudian bisa ditata ulang seperti di Gambar 3. Lalu, masukkan mp3 atau audio lainnya.
Gambar 1. Mengimpor berkas (media)
Gambar 2. Memilih berkas/media
Gambar 3. Penataan berkas/media
b. Langkah 2: Penambahan transisi, efek, judul, dan teks
tools, kemudian title dan credit seperti Gambar 5 dan kemudian menentukan gaua penulisan judul cerita digital yang dibuat.
Gambar 4. Transisi dan Efek
Gambar 5. Menambahkan judul
c. Langkah 3. Menambahkan narasi
Gambar 6. Dengan mengeklik tombol “start narration”, komputer akan merekam suara. Penanda akan menyala di tingkat hijau apabila kualitas suaranya bagus.
Gambar 6. Menambah narasi
d. Langkah 4: menyimpan projek
Langkah terakhir setelah semuanya dimasukkan dalam projek adalah mempublikasikan projek dengan cara klik Task, pilih Finish Movie dan pilih di mana projek akan disimpan (Gambar 7).
B. Studi Sejenis
Ada beberapa studi sejenis terkait cerita digital/digital storytelling dalam pembelajaran Bahasa Inggris, antara lain:
1. Inovasi pembelajaran sebelumnya di SMPN 5 Panggang menunjukkan siswa setuju apabila projek cerdig menyenangkan, meningkatkan keterampilan menulis dan berbicara serta keterampilan TIK mereka khususnya dalam mendeskripsikan tujuan wisata di Jogjakarta (Fajariyah, 2016).
2. Selain itu, penelitian lainnya di SMPN 5 Panggang menunjukkan siswa senang selama pembelajaran menyimak menggunakan media cerita digital. Cerita digital juga membantu pemahaman teks monolog siswa (Fajariyah, 2014: 162).
3. Abidin dkk (2011) menggunakan cerita digital untuk pembelajaran menyimak di kelompok bermain di Malaysia. Studi ini menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok eksperimen memiliki pemahaman menyimak daripada kelompok kontrol.
Kedua studi di nomor 2 dan 3 fokus pada penggunaan cerita digital dalam pembelajaran menyimak. Sedangkan studi nomor 1 merupakan pembelajaran projek cerdig untuk keterampilan menulis dan berbicara teks deskriptif. Pada studi ini akan digunakan untuk pembelajaran Bahasa Inggris keterampilan berbicara/speaking untuk teks lainnya yaitu teks naratif.
BAB III PEMBAHASAN A. Ide Dasar
Setelah menganalisa kekurangan siswa dalam pembelajaran speaking khususnya melakukan storytelling atau monolog teks naratif, peneliti mulai mencari ide untuk pembelajaran yang lebih memberikan kesempatan siswa untuk belajar dengan menyenangkan. Siswa SMPN 5 Panggang kelas VIII Tahun Ajaran 2015/2016 adalah bagian dari generasi Z atau generasi digital yang mudah beradaptasi dan merasa nyaman dengan penggunaan teknologi. Dalam segi fasilitas TIK, SMPN 5 Panggang juga mempunyai fasilitas yang cukup seperti diungkap dalam pendahuluan. Oleh karena itu, sebuah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi berbasis digital bisa diterapkan. Sesuai dengan perkembangan penggunaaan teknologi dalam pembelajaran, digital storytelling menjadi sebuah pilihan yang pas untuk pembelajaran speaking dengan memaksimalkan peran teknologi dalam pembelajaran.
Mengacu pada pembelajaran speaking dan writing dengan pendekatan berbasis pada proses, sebuah projek digital storytelling atau projek cerita digital (yang selanjutnya akan disebut Projek Cerdig) bisa dilaksanankan. Pelaksanaan projek ini akan mengadaptasi model pembelajaran speaking berbasis proses (Nation dan Newton, 2009: 125-7 dan menulis berbasis proses (Hyland, 2003: 10-4) serta desain pembelajaran berbasis multimedia (Lee and Owens, 2004). Ide dasar Projek Cerdig bisa digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 8. Kerangka dasar Ide Projek Cerdig
Gambar 8 di atas menunjukkan pengadaptasian Model pembelajaran speaking, writing dengan desain pembelajaran berbasis multimedia menjadi Projek Cerdig.
B. Rancangan Projek Cerdig
Gambar 9. Rancangan Model Pembelajaran Projek Cerdig
Dari Gambar di atas, dijelaskan bahwa projek cerdig terdiri dari beberapa langkah: (1) pemilihan topik, (2) desain (pengorganisasian ide), (3) pengembangan, (4) evaluasi, dan (5) publikasi. Adapun teknologi dan aplikasi yang diperlukan adalah: (1) Smartphone + koneksi internet, (2) Laptop/PC + koneksi internet, (3) LCD proyektor and audio speakers, (4) Browser mozilla firefox, (5) Windows Moviemaker 2.6, dan (6) Media www.youtube.com
C. Proses Pelaksanaan Projek Cerdig
Projek Cerdig ini dilaksanakan di Kelas VIII SMPN 5 Panggang, Gunungkidul dari tanggal 1 Maret sampai 23 Maret 2016. Adapun proses pelaksanaan projek cerdig akan dijelaskan dari langkah per langkah sebagai berikut ini:
1. Langkah pertama: pemilihan topik
cerita naratif dari Indonesia tentang asal-usul beberapa daerah di nusantara.
Kemudian tiap-tiap kelompok memilih atau menentukan cerita yang ingin mereka ceritakan. Hasil dari pemilihan topik pada langkah ini adalah sebagai berikut:
a. Kelompok I memilih Legenda Banyuwangi b. Kelompok II memilih Legenda Danau Toba c. Kelompok III memilih Legenda Tangkuban Perahu d. Kelompok IV memilih Legenda Malin Kundang
Setiap kelompok kemudian bekerja sama untuk membuat cerita yang bagus di langkah pembelajaran selanjutnya.
2. Langkah kedua: Desain (pengorganisasian ide)
Gambar 10. Script Awal Penggubahan Cerita
Gambar 11. Guru memberikan koreksi pada script
Gambar 12. Storyboard
Dalam pembuatan storyboard di atas, siswa mulai menunjukkan keterampilan mereka sebagai Generasi Z dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Mereka menggunakan smartphone mereka untuk mencari gambar yang mereka butuhkan sesuai dengan narasi yang ada. Pada tahap ini, siswa juga menggunakan komputer di sekolah untuk mengakses gambar yang mereka butuhkan dan mengunduhnya seperti terlihat di Gambar 13 berikut.
Gambar 13. Siswa menggunakan komputer dan internet di
sekolah
kelompok juga melakukan akses internet dan mengunduh gambar di luar jam pelajaran seperti di waktu istirahat dan pulang sekolah dengan memanfaatkan komputer sekolah atau smartphone mereka. Setelah storyboard mereka selesai dikembangkan, mereka mulai berlatih memerankan tokoh dalam cerita yang mereka pilih dan bersiap ke tahap pengembangan cerita digital atau cerdig mereka.
3. Langkah Ketiga: Pengembangan
Pada tahap pengembangan ini, keterampilan digital storytelling mulai dipergunakan. Siswa membuat cerita digital dengan menggunakan program Windows Movie Maker 2.6. Ada beberapa aktivitas dalam tahap pengembangan cerdig dengan WMM 2.6 ini, yaitu:
a. Memasukkan gambar/visuals
Pada tahap ini, siswa memasukkan gambar atau visuals mereka ke dalam timeline Windows Movie Maker 2.6 dari hasil gambar yang telah mereka unduh. Mereka menempatkan visuals atau image/gambar tersebut sesuai urutan dalam storyboard mereka.
b. Membuat narasi audio
Tahap pembuatan narasi audio adalah tahap yang memakan waktu paling lama pada tahap pengembangan. Pembuatan narasi audio dilakukan dengan merekam suara siswa dengan WMM 2.6 dengan cara memasukkan narasi (narrate). Tahap ini dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu tanggal 19 dan 21 Maret 2016.
pas, rekaman dilakukan. Hasil rekaman dalam file .mp3 yang ada kemudian dimasukkan dalam timeline WMM 2.6.
c. Mengedit timeline (transisi dan effect)
Setelah image atau gambar dan audio hasil rekaman yang dibutuhkan masuk dalam timeline, siswa mengedit timeline mereka dengan menyesuaikan panjang pendeknya narasi audio dengan gambar yang sesuai. Disamping itu juga mereka memilih sendiri gaya transisi atau pergantian tayangan dan efek-efek yang ada serta mereka membuat title atau judul projek cerdig mereka.
d. Menyimpan projek
Tahap terakhir dalam pengembangan adalah menyimpan projek cerdig yang telah dibuat ke dalam komputer. Dengan menyimpan projek ini, mereka bisa memainkan projek mereka dengan aplikasi seperti Windows Media Player, GOM, atau aplikasi lain sejenis yang bisa diakses tanpa membuka Windows Movie Maker 2.6.
4. Langkah Keempat: Evaluasi
Setelah projek cerdig berhasil dikembangkan oleh tiap-tiap kelompok, selanjutnya tiap projek tersebut perlu dievaluasi. Evaluasi dilakukan dengan cara mempresentasikan hasil projek cerdig tiap kelompok di depan kelas (lihat Gambar 14). Presentasi produk cerdig ini dilaksanakan pada pertemuan di tanggal 22 Maret 2016.
Di Gambar 14 tersebut bisa dilihat siswa dalam kelompok mempresentasikan karya mereka di depan kelas. Selanjutnya, siswa lain dari kelompok lainnya akan memberikan komentar atau saran terhadap produk yang ada. Saran tersebut terkait suara atau audio maupun gambar yang ditayangkan. Saran yang didapatkan bisa digunakan untuk perbaikan produk cerdig yang telah dipresentasikan.
5. Publikasi
Tahap yang terakhir dalam projek ini kemudian adalah publikasi. Publikasi dilaksanakan dengan memanfaatkan media sosial www.youtube.com. Karya siswa atau produk cerdig yang dihasilkan kemudian diunggah dalam www.youtube.com agar bisa diakses oleh pengguna internet di seluruh dunia.
D. Hasil Projek Cerdig
Hasil dari Projek Cerdig ini ada empat produk cerita digital (cerdig). Keempat produk tersebut diunggah ke situs www.youtube.com. Situs ini dipilih karena situs ini memiliki banyak pengguna dan viewers sehingga diharapkan produk yang dihasilkan dari projek cerdig ini bisa bermanfaat untuk orang lain secara lebih luas. Adapun empat produk cerdig tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.
1. The Legend of Banyuwangi
Gambar 15. Produk Cerdig Kelompok 1
Untuk produk cerdig dari Kelompok 1 bisa diakses di www.youtube.com dengan URL link https://youtu.be/hsLbiPkzm1o.
2. The Legend of Danau Toba
Produk Cerdig dari Kelompok 2 ini mengisahkan legenda dari Sumatra Utara tentang seorang pemancing yang mendapatkan ikan yang ajaib. Produk cerdig kelompok 2 yang berjudul “the Legend of Danau Toba” ini bisa diakses di www.youtube.com dengan URL link https://youtu.be/wV4v2dd6OcY.
3. The Legend of Tangkuban Perahu
Produk cerdig selanjutnya adalah karya dari Kelompok 3 yang mengangkat kisah legenda dari Jawa Barat. Produk ini berjudul “the Legend of Tangkuban Perahu” yang bisa diakses di www.youtube.com dengan URL link https://youtu.be/niMQ1ZFzlCM.
4. Malin Kundang
terhadap ibunya. Cerdig berjudul “Malinkundang” ini bisa diakses di www.youtube.com dengan URL link https://youtu.be/EjTCprRXR6M.
E. Pendapat Siswa terhadap Pelaksanaan Projek Cerdig
Pelaksanaan Projek Cerdig ini kemudian dievaluasi dengan cara meminta siswa memberikan pendapatnya terhadap pelaksanaan projek ini. Untuk itu, seperangkat angket sederhana dibuat dan disebarkan ke siswa. Angket tersebut memuat empat pernyataan terkait pelaksanaan projek ini dan siswa memberikan pendapatnya apakah setuju dengan pernyataan tersebut atau tidak. Apabila siswa setuju dengan pernyataan yang ada, mereka bisa melingkari tanda senyum () dan apabila tidak setuju tanda cemberut dan bila mereka netral bisa dengan melingkari wajah datar (Lihat Gambar 16).
Gambar 16. Angket Survey Projek Cerdig
Respon siswa terhadap pernyataan di angket tersebut kemudian dianalisa dengan statistik deskriptif sehingga didapatkan data berikut ini.
Gambar 17. Projek Cerdig menyenangkan
Dari Gambar 17 di atas, banyak siswa yang setuju kalau pembelajaran speaking dengan projek cerdig itu menyenangkan. Sejumlah siswa yang sama juga berpendapat kalau mereka bisa berpartisipasi dalam pembelajaran melalui projek ini (Lihat Gambar 18).
Gambar 18. Projek Cerdig meningkatkan partisipasi dalam speaking
Gambar 19. Projek Cerdig meningkatkan kemampuan berbicara
Sejumlah siswa yang sama (85%) menyetujui kalau keterampilan berbicara mereka, khususnya keterampilan menceritakan dongeng legenda local meningkat melalui projek ini.
Selain keikutsertaan dalam pembelajaran dan keterampilan berbicara/speaking mereka meningkat, beberapa siswa mengaku keterampilan TIK mereka khususnya dalam mengunduh file dan digitalstorytelling dengan mengoperasikan Windows Movie Maker 2.6 juga meningkat (lihat Gambar 20).
Gambar 20. Projek Cerdig meningkatkan keterampilan TIK
mereka merasa senang saat pembelajaran dengan projek cerdig karena mereka belajar berbicara sekaligus belajar memanfaatkan teknologi yang ada. Namun ada pengakuan dari beberapa informan bahwa mereka merasa ada beberapa siswa yang kontribusinya kurang dalam projek tersebut.
Untuk mengecek informasi tersebut, siswa diberikan selembar kertas untuk menilai keaktifan temannya dalam kelompok seperti Gambar 21 ini.
Gambar 21. Penilaian antar teman
Di Gambar 21 tersebut terlihat menurut penilaian salah satu siswa terdapat beberapa teman dalam kelompoknya yang menunjukkan keaktifan yang baik dalam kelompok, mengerjakan tugas dengan tanggung jawab, serta menyumbangkan ide selama projek cerdig ini. Namun ada temannya yaitu siswa nomor 4 yang kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan kurang menyumbangkan ide pada projek kelompok mereka. Penilaian antar teman ini bisa dimanfaatkan untuk pertimbangan penilaian siswa dan juga berkontribusi dalam evaluasi projek cerdig ini.
F. Permasalahan yang Dihadapi dan Solusinya
Selama pengamatan saat pelaksanaan Projek Cerdig dan hasil evaluasi siswa terhadap projek ini, terdapat beberapa masalah yang dihadapi dan perlu dipecahkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain:
1. Siswa yang kurang aktif
Seperti ditunjukkan di hasil penilaian antar teman, dalam setiap kelompok terdapat siswa yang dominan dan siswa yang kurang aktif. Hal ini menjadi permasalahan klasik saat guru menyelenggarakan pembelajaran dalam kelompok. Solusi yang mungkin dilakukan adalah manajemen pembagian kelompok yang perlu diubah dan pengaktifan siswa yang kurang aktif agar terlibat dalam kelompok serta memberikan pengertian kepada siswa yang dominan agar berbagi tugas dengan siswa lain di kelompoknya.
2. Kesalahan grammatical
Pada tahap desain (pengorganisasian ide) yaitu penggubahan teks essay menjadi dialog-dialog dalam script cerdig, waktu yang dibutuhkan terlalu lama. Siswa masih melakukan kesalahan penulisan yang berupa kesalahan grammar/tata bahasa. Pada tahap ini, guru memberikan umpan balik berupa koreksi-koreksi pada kalimat yang kurang tepat. Hal ini di projek berikutnya dapat dipecahkan dengan pemberian materi tambahan dalam tata bahasa sehingga siswa bisa lebih tepat dalam membuat kalimat atau menulis.
3. Pelafalan siswa
Pelafalan atau pronunciation menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran speaking. Siswa perlu mendapatkan model yang tepat dalam melafalkan atau mengucapkan kata tertentu. Di samping pengucapan kata, dalam projek cerdig kali ini yang menjadi masalah utama adalah intonasi dan penjiwaan karakter dalam membaca dialog. Banyak siswa yang masih datar dalam berdialog seperti membaca teks saja.
Hal inilah yang menyebabkan proses rekaman berjalan lambat karena terlebih dahulu guru memberikan drilling pronunciation. Setelah pengulangan rekaman lebih dari lima kali terpaksa suara yang direkam masih belum maksimal karena pertimbangan waktu yang ada.
4. Teks yang terlalu panjang
Teks naratif yang panjang yang digunakan dalam projek cerdig ini menyebabkan beberapa kesalahan grammatical dan pengucapan pada saat proses penulisan script dan rekaman. Meskipun guru memberikan pendampingan penulisan script atau naskah dan juga proses rekaman, namun dengan panjangnya naskah ada banyak kesalahan yang terjadi dan perlu diperbaiki.
Selain itu, naskah cerdig yang panjang juga berpengaruh pada storyboarding di mana siswa mengalami kesulitan mencari gambar atau image yang sesuai. Beberapa kelompok bahkan menggunakan satu image visual untuk menggambarkan narasi dengan durasi yang lama. Dari permasalahan yang muncul di projek ini, solusi yang bisa diterapkan di projek yang akan datang adalah penggunaan teks yang tidak terlalu panjang sehingga siswa bisa lebih fokus dalam mengerjakan cerdignya.
5. Alokasi waktu
Pmbelajaran Bahasa Inggris di SMPN 5 Panggang memiliki alokasi waktu 2x40 menit per pertemuan dan 3 pertemuan tiap minggunya. Sedangkan untuk KD 10.2 naratif hanya mendapatkan alokasi waktu 4 JP dalam silabus dan RPP semester tersebut. Namun kenyataannya, projek cerdig ini memakan waktu lebih dari 4 JP karena dilaksanakan tahap demi tahap. Pada fase desain (pengorganisasian ide) yang berupa penggubahan teks essay menjadi naskah atau script drama memakan memerlukan alokasi waktu lebih dari 2x40 menit. Begitu pula pada saat browsing visuals dan mengunduhnya serta merekam narasi audio.
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran speaking khususnya teks naratif melalui projek cerdig ini mengadaptasi model pembelajaran speaking berbasis proses (Nation dan Newton, 2009: 125-7) dan menulis berbasis proses (Hyland, 2003: 10-4) serta desain pembelajaran berbasis multimedia (Lee and Owens, 2004). Projek ini terdiri dari tersebut bisa diakses di media sosial www.youtube.com. Projek cerdig ini juga diyakini oleh banyak siswa dapat: (a) membuat mereka senang saat pembelajaran speaking, (b) meningkatkan partisipasi mereka dalam pembelajaran, (c) meningkatkan kemampuan speaking mereka khususnya dalam bercerita naratif legenda lokal, dan (d) meningkatkan keterampilan TIK mereka seperti browsing, mengunduh data, dan digital storytelling atau membuat movie dengan WMM 2.6 B. Saran C. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, M.J.Z., et al. (2011). Improving Listening Comprehension among Malay Preschool Children Using Digital Stories. Dalam International Journal of Humanities and National Science Vol.1 No 14 bulan October 2011 (hal 159-164)
Dudeney, G and Hockly, N. (2007). How to teach English using technology (Series Editor: Jeremy Harmer).Essex: Pearson Education Limited. Fajariyah. (2016). The Teaching of Integrated English Productive Skills through
Digitl Storytelling Project at Grade VIII of SMPN 5 Panggang Academic Year 2015/2016. Proceeding of the 13th JETA National Conference, Yogyakarta.
__________(2014). Improving the Listening Skills of Grade VIII Students of SMPN 5 Panggang, Gunungkidul in the Academic Year of 2013/2014 through Digital Media. Thesis: Yogyakarta: Graduate School, Yogyakarta State University.
__________ . (2012). Digital story in oral English teaching. Proceeding of 59th TEFLIN International Conference, Surabaya, 89-96.
Generasi Z, diunduh dari www.generasiz.com.au pada tanggal 3 April 2016 jam 21.52
Harmer, J. (2007). The practice of English language teaching (4th ed.). Harlow: Longman.
Hyland, K. (2003). Second language writing. New York: Cambridge University Press
Lee, W.W. and Owens, D,L. (2004). Multimedia-based Instructional Design: San Francisco: Pfeiffer
Nation, I.S.P. & Newton, J. (2009). Teaching ESL/ EFL listening and speaking. New York: Routledge.
Robin, B. (2008). Digital Storytelling: A Powerful Technology Tool for the 21st Century Classroom. Theory into Practice 47 (3). 220 – 228
Roblyer, M.D. & Doering, A.H. (2013). Integrating Educational Technology into Teaching—6th edition. Boston: Pearson
Standar Isi. (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia
LAMPIRAN I
CONTOH NASKAH/SCRIPT HASIL GUBAHAN SISWA
A. THE LEGEND OF BANYUWANGI (KELOMPOK 1) SCENE 1
Narrator : Once upon a time,in the beach of the East Java was a kingdom that lead by Prabu Merak. He had a handsome son, named Raden Banterang. Raden Banterang was a blue –eyed, that will be the next king.His people adored him very much. But he was a bad tempered person. One day , Raden Banterang wanted to hunt animals with his father, and his bodyguard. continued to hunt the animals. When they continued hunting, he lost his bodyguard. He walked to look for his bodyguard.
Raden Banterang :”Soldiers...where are you???” (He shouted to call his bodyguard)
Surati’s brother:”Hei, Surati! Aren’t you shy married a person who killed our problem. It is caused by your wife and your brother in law. They wanted to give attack to your kingdom. bed. And all was true,under Surati’s royal bed a “keris” was there. Banterang was very angry and disappointed to his wife. He pulled his wife’s hand,and go to the river.
Raden Banterang :”Is that you pay back to me I swear. I don’t like what you think.”
Surati’s brother: ”Hei, banterang !acyually, I’m her brother. Your wifehas no fault. She denied my request to help me. Banyuwangi, that is her true love”
B. MALIN KUNDANG (KELOMPOK 4)
(Malin Kundang asked to his mother)
Malin Kundang: Mom, where’s my father? What happen from I small I never see. Her mother: Your father is looking for money!!
Malin kundang: Look for money? Why he never comes back home? Her mother: Don’t think about it. Just take a rest. (while direcrt talks) Malin kundang: Yes mom.
(Malin kundang sald goodbye to his mother would go looking for fish on the sea) Malin kundang: Mom, I would go for fishing on the sea. Let me!!
With his brave and power, Malin kundang defeated the pirates. The merchant was so happy better life, Malin kundang agreed. He left his mother alone.
(Malin kundang which was resting on the beach. Suddenly malin see merchant ship that was raided pirate)
Malin kundang: What are they doing? (asked residents)
Resident: Merchant’s ship which was being raided by a small band of pirates. Her mother: What? You are go leave me malin. (sad face)
Malin kundang: I’m sorry mom, Iwill looking for money. Her mother: Let malin. Immediately returned.
(Malin kundang meet his merchant’s and her beautiful woman)
Malin kundang: Merchant’s I will go oversea with you!! Merchant: Is it truen youre mother is allowed?
SCENE 4 become rich and now he is here”. An old woman ran to Beach to meet the new rich merchant.
She was Malin kundang’s mother.She wanted to hug him,released her sadness of being lonely after so long time. Unfortunately,when the mother came,Malin kundang who was in front of his well dressed wife and his ship crews denied meeting that old lonely woman.For three times he yelled at her.
(Malin kundang married with beautiful woman)
Malin kundang: Will you marry me?
(One day, the vessel master kundang and his wife sailed to the island and landed in the small village)
Resident 1: Wow that Malin!
At last malin kundang said to her “Enough,old woman! I have never had a mother like you,a dirty and ugly woman!” After that he ordered his crews to set sail.He would leave the old mother again but in that time she was fill of both sadnees and angriness.Finally,enraged,she cursed malin kundang that he would turn into a stone if he didn’t apologize.Malin kundang just laughed and really set sail.
In the quiet sea, suddenly a thunderstorm came. His huge ship was wrecked and it was too late for Malin kindang to apologize.he was thrown by the wave out of his ship.he fell on a small island.
(Mother malin kundang surprised he ran to master kundang)
Malin kundang;s mother: Malin that your’s mother!!
Malin kundang: Enough,old woman! I have never had a mother like you,a dirty and ugly woman!
Malin kundang: Anyway don’t listen to him, the better we set sail and leave him !!!
(Malin kundang’s mother enraged,she cursed malin kundang that he would turn into a stone if he didn’t apologize)
Malin kundang’s mother: Malin you rebellious child, the mother curse you to stone.
(Suddenly storms and lightning came up to shake the ship malin)
Malin kundang: What happened? (Panic and say) Mother forgive malin, Malin sorry mom !!! (suddenly body malin became stone)
Malin kundang’s mother: Forgive mother. It was really too late for you to avoid the curse.
LAMPIRAN II. CONTOH STORYBOARD
1. Once upon a time, there was a fisherman lived in North Sumatra. Don’t ask me the year, all I know it was a very long time before you were born. When he was fishing in a river a big fish was nailed.
14. The water was getting higher and drown the village and formed a lake. Meanwhile, Samo run to the hill and stayed there. The hill then was surrounded by the lake. Now the lake was known as Toba Lake. Toba came from Tuba Word means no mercy. And the hill in the middle called Samosir Island. Samosir means ‘Samo di usir’ or in English : Samo have been evicted. This is just a legend, there were so many versions of the name’s story. You can’t tell which one is really true. But I heard this version since I was a little girl.
-Gambar Tsunami
-Gambar anak laki – laki berlari
-Gambar Pulau Samosir
LAMPIRAN III
PRINTSCREEN PRODUK CERDIG
D. Malinkundang
LAMPIRAN IV
DOKUMENTASI KEGIATAN
Siswa mengedit teks essay naratif menjadi naskah drama
Siswa berlatih membaca naskah drama sebelum rekaman
Siswa mulai digital storytelling dengan WMM 2.6 dengan komputer sekolah
LAMPIRAN V
No Pernyataan Senyum (setuju) Netral (tidak setuju) Cemberut
1 Pembelajaran cerdig (cerita digital) menyenangkan. Speaking dengan proyek 22 4 0
2 Dengan proyek cerdig meningkatkan keikutsertaan saya dalam pembelajaran
Speaking. 22 4 0
3
Proyek cerdig meningkatkan kemampuan saya berbicara dalam Bahasa Inggris terutama dalam menceritakan dongeng legenda daerah di Indonesia.
23 3 0
4
Proyek cerdig meningkatkan keterampilan TIK saya dalam browsing, download, dan membuat movie dengan program movie maker
LAMPIRAN VI PRAKTIK SPEAKING
Kelas VIII/ Sem 2 KKM: 67
KD 10.2 Cinderella 22 and 23 Februari 2016
No Name Content Fluenc
racy NILAI Keterangan
1 Adiet Prasetyo 0.25 1.04 19 19 19 58.04 Tidak tuntas
2 Adila 2.5 10.42 22 21 23 76.42 Tuntas
3 Agung Tio Prasetyo 0.75 3.13 19 18 19 59.13 Tidak tuntas
4 Ahmad Almaji 0.25 1.04 15 17 17 50.04 Tidak tuntas
5 Alfin Ardiansyah 0.25 1.04 15 17 17 50.04 Tidak tuntas
6 Alvina Augista 2 8.33 22 21 20 71.33 Tuntas
7 Arjun Tri Angga 0.75 3.13 16 17 18 54.13 Tidak tuntas
8 Bactie Dwie Permatasari 0.5 2.08 15 20 20 57.08 Tidak tuntas 9 Briyan Riski Pratama 0.25 1.04 14 18 19 52.04 Tidak tuntas 10 Cinta Angelica Viona P. 0.25 1.04 16 17 17 51.04 Tidak tuntas 11 Denis Tri Untara 0.5 2.08 15 17 19 53.08 Tidak tuntas
12 Erviyanto 0.5 2.08 15 17 19 53.08 Tidak tuntas
13 Fadhila Hana Nafisah 1.5 6.25 20 20 20 66.25 Tidak tuntas
14 Ghohan Isaka 0.5 2.08 15 17 19 53.08 Tidak tuntas
15 Ima Oktavia 3 12.50 23 21 23 79.50 Tuntas
16 Khofifah Nur Aini 1 4.17 15 18 20 57.17 Tidak tuntas 17 Krisna Nur Julianto 0.5 2.08 15 20 18 55.08 Tidak tuntas 18 Muhammat Saiful 0.5 2.08 15 17 17 51.08 Tidak tuntas 19 Putri Sely Permata Sari 4.5 18.75 22 21 22 83.75 Tuntas
20 Rika Arista 0.5 2.08 15 17 17 51.08 Tidak tuntas
21 Sefi Alistya 0.5 2.08 18 20 19 59.08 Tidak tuntas
22 Sekar Yektiningsih 0.5 2.08 15 20 20 57.08 Tidak tuntas
23 Selvi Ita Sari 0.5 2.08 15 17 17 51.08 Tidak tuntas
24 Tiara Putri Utami 0.75 3.13 18 19 20 60.13 Tidak tuntas 25 Tofik Rahmat Hidayat 0.5 2.08 15 17 19 53.08 Tidak tuntas 26 Wanda Istianingsih 2 8.33 19 17 19 63.33 Tidak tuntas 27 M. Alfian Gymnastian 0.5 2.08 15 20 18 55.08 Tidak tuntas
Rata-rata: 58.57
Tuntas: 14.81 %