• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KIMIA LAJU REAKSI P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KIMIA LAJU REAKSI P"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU

REAKSI

Oleh:

Kelompok CARL BOSCH

Ida Bagus Komang Krisnadewanta,dkk

SMA NEGERI 1 SINGARAJA

(2)

DATA KELOMPOK

Judul :

Kelompok : Kelompok Carl Bosch

Ketua Kelompok : Nama : Ida Bagus Komang Krisnadewanta

NIS : 12631

Kelas : XI MIA 2

No : 14

Anggota Kelompok :

Nama : Made Ayu Puspa Mahendrayani NIS : 12654

Kelas : XI MIA 2 No : 02

Nama : Ni Luh Ika Baktyarina NIS : 12663

Kelas : XI MIA 2 No : 10

Nama : Ketut Irwan Riswandi NIS : 12630

Kelas : XI MIA 2 No : 12

Faktor – Faktor yang memperngaruhi Laju reaksi

(3)

DAFTAR ISI

2.2 Keguanaan Alat dan Bahan...2

2.3 Variabel Percobaan...2

2.4 Rancangan Percobaan...2

2.5 Prosedur kerja...2

3. HASIL PENGAMATAN...2

3.1 Grafik hubungan Suhu dengan Laju Reaksi...2

3.2 Pembahasan...2

Kegunaan Alat dan Bahan...2

Variabel Percobaan...2

(4)

HASIL PENGAMATAN...2

Grafik hubungan Suhu dengan Laju Reaksi...2

(5)

KESIMPULAN...2

PENUTUP...2

DAFTAR PUSTAKA...2

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Faktor –faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi, percobaan dan beberapa bantuan dari berbagai pihak tertentu untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Singaraja, 22 Oktober 2014

(7)

KEGIATAN 1

1.

PENGANTAR

Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak pernah terlepas dari makanan. Kita sangat membutuhkan makanan karena makanan merupakan sumber energi bagi kita untuk melakukan segala aktivitas dalam hidup. Oleh karena itu, kita selalu berusaha membuat persediaan makanan yang cukup agar bisa kita konsumsi dalam jangka waktu yang lama. Usaha yang biasa kita lakukan yaitu dengan mengawetkan makanan yang disimpan. Pernahkan anda berpikir, mengapa kita sering mengawetkan makanan tersebut dengan menyimpannya dalam lemari es atau pada tempat yang memiliki suhu di bawah 0ºC? Contoh lainnya yaitu penglihatan terhadap tanda silang di bawah gelas kimia. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Percobaan pertama dilakukan pada suhu 15ºC, percobaan kedua dilakukan pada suhu kamar, percobaan ketiga dilakukan pada suhu 40ºC, dan percobaan keempat dilakukan pada suhu 50ºC. Laju reaksi tersebut dilihat dari waktu yang diperlukan sampai tanda silang di bawah gelas kimia tidak terlihat, yakni saat sejumlah molaritas tertentu dan zat produk terbentuk.

1.1 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh suhu terhadap kecepatan laju reaksi?

1.2 Hipotesis

Semakin tinggi suhunya, makanya kecepatan laju reaksinya semakin cepat.

1.3 Tujuan Percobaaan

(8)

1.4 Manfaat Percobaan

Siswa dapat mengetahui bagaimana hubungan antara suhu dengan kecepatan laju reaksi.

2.

RANCANGAN PERCOBAAN

2.1 Alat dan bahan

Alat

 Gelas kimia (Gambar 1)

 Gelas ukur (Gambar 2)

 Pipet tetes (Gambar 3)

 Stopwatch (Gambar 4)

 Masker (Gambar 5)

 Jas Lab (Gambar 6)

 Sarung tangan (Gambar 7)

 Alat tulis (Gambar 8)

 Tanda silang (Gambar 9)

 Kaki tiga

 Termometer

Bahan

 Larutan Natrium tiosulfat ( Na2S2O3 ) 10 mL

 Larutan Asam klorida (HCl) 10 mL

2.2 Keguanaan Alat dan Bahan

 Gelas kimia, sebagai tempat terjadinya reaksi atau tempat percampuran kedua larutan serta media pembakaran

 Gelas ukur, mengukur larutan yang diperlukan

 Pipet tetes, membantu memindahkan zat dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.

 Stopwatch, mengukur waktu yang diperlukan dalam reaksi

 Masker, melindungi agar hal-hal yang tidak seharusnya terhirup masuk ke tubuh kita

 Jas lab, sebagai alat proteksi diri di laboratorium

 Sarung tangan, melindungi tangan dari bahaya larutan atau reaksi

(9)

 Tanda silang, membantu percobaan

 Larutan Natrium tiosulfat ( Na2S2O3 ) dan Larutan Asam klorida (HCl),

sebagai objek percobaan

 Kaki tiga, untuk menopang gelas kimia saat pembakaran Larutan Natrium tiosulfat ( Na2S2O3 )

 Termometer, untuk mengukur suhu larutan

2.3 Variabel Percobaan

Jenis Variabel

Variabel bebas Suhu

Variabel terikat Selang waktu yang dibutuhkan (Laju reaksi)

Variabel kontrol Volume larutan dan jumlah Molar larutan

2.4 Rancangan Percobaan

 Buatlah tanda silang pada selembar kertas

 Panaskan Larutan Natrium tiosulfat ( Na2S2O3 ) di gelas kimia dengan suhu

yang ditentukan (30o ,45o ,60o )

 Letakkan larutan tersebut diatas tanda silang

 Masukkan larutan HCl (10mL) ke gelas kimia tersebut. Reaksi akan mengakibatkan pengaburan pengelihatan terhadap tanda silang.

 Catat suhu yang diingikan serta lama reaksinya

(10)

3. HASIL PENGAMATAN

No. Suhu (Co) Waktu (s) Laju Reaksi (s-1)

1 30o 16.25 0.0062

2 45o 10.05 0.099

3 60o 5.8 0.172

3.1 Grafik hubungan Suhu dengan Laju Reaksi

30 45 60

Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu berarti dengan tidak sengaja kita menaikkan energi kinetik dari molekul-molekul zat yang bereaksi. Sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dan tumbukan yang terjadi akan semakin banyak dengan kata lain molekul-molekul yang bereaksi menjadi lebih aktif mengadakan tabrakan. Dengan frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadiya tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar.

(11)

Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi potensial sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan energi.

4.

KESIMPULAN

Suhu merupakan salah satu factor yang mempengaruhi laju reaksi. Bedasarkan percobaan yang telah dilakukan sebelumnya, maka diputuskan bahwa hubungan suhu dengan laju reaksi adalah semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju reaksi yang berlangsung karena ketika suhu meningkat gerak kinetik molekul mempercepat, sebaliknya semakin rendah suhu maka semakin lambat gerak kinetik molekul sehingga laju reaksi berlangsung lebih lama.

(12)

KEGIATAN 2

1.

PENGANTAR

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan bahwa kayu yang dibelah menjadi serpihan kayu akan lebih cepat terbakar daripada kayu yang dibiarkan dalam bentuk kubus besar. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal tersebut menunjukkan bahwa suatu reaksi yg sama dapat berlangsung dengan laju yang berbeda, bergantung pada keadaan zat pereaksi. Hal ini erat kaitannya dengan luas permukaan bidang sentuh suatu zat yang bereaksi. Pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi dapat diamati dari reaksi yang melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan.

Rumusan Masalah

Apakah luas permukaan mempengaruhi laju reaksi suatu zat?

Hipotesis

Luas permukaan mempengaruhi laju reaksi suatu zat

Tujuan

(13)

Manfaat

Siswa dapat mengetahui bagaimana hubungan antara luas permukaan dengan kecepatan laju reaksi

RANCANGAN PERCOBAAN

Alat dan Bahan

 Gelas Kimia (gambar 1)

 Gelas Ukur (gambar 2)

 Pipet Tetes (gambar 3)

 Stopwatch (gambar 4)

 Sarung Tangan Latex (gambar 7)

 Masker (gambar 5)

 Jas Lab (gambar 6)

 Alat Tulis (gambar 8)

 ( potongan kecil ) dan Mg (pita) dengan massa yang sama

 HCl ( 1 M)

Kegunaan Alat dan Bahan

 Gelas Kimia (Erlenmeyer) : Tempat terjadinya reaksi Kimia, untuk menjaga keamanan dari semua kemungkinan yang bisa terjadi.

 Gelas Ukur : Untuk mengukur volume dari zat – zat yang akan digunakan untuk membuktikan kegiatan 4.

 Pipet Tetes (Drop Pipette) : Pipet tetes Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.

 Masker : untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi

 Stopwatch : sebagai alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam suatu reaksi atau mengukur waktu terjadinya reaksi.

 Jas lab : sebagai alat proteksi diri di laboratorium

 Sarung tangan : melindungi tangan dari bahaya larutan atau reaksi

(14)

Variabel Percobaan Mg ( potongan kecil ) Lebih Cepat Mg (pita) Lebih Lambat

Prosedur Kerja

a. Pertama masukkan Mg ( potongan kecil ) ke dalam larutan HCl ( 1 M ) bersamaan dengan itu siapkan stopwatch. Sambil Mg dimasukkan ke dalam larutan , tekan tombol stopwatch dan amati.

b. Amati hingga reaksi tersebut selesai ditandai dengan hilangnya Mg, secara bersamaan klik kembali stopwatch . dan amati waktu yang dibutuhkan untuk reaksi tersebut.

c. Lakukan hal yang sama untuk Percobaan Mg ( pita ) dengan larutan HCl ( 1 M ).

(15)

2 Serpihan / potongan Mg

Banyak 129,2

1 129,2

Analisis Data

 Tentukan persamaan reaksi antara CaCO3 dan HCl ! CaCO3 + 2 HCl → CaCl2 + H2O + CO2

 Bandingkan luas permukaan bidang sentuh dari kedua bentuk CaCO3!

Zat padat yang berupa serbuk mempunyai permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan zat padat yang berupa kepingan, karena dalam bentuk serbuk walaupun ukurannya kecil tetapi dengan jumlah yang banyak sehingga luas permukaan bidang tumbukan antar zat semakin besar.

 Buatlah grafik hubungan antara massa CaCO3 (bentuk & ukuran/luas permukaan berbeda) dengan laju reaksi .

(16)

 Berdasarkan grafik di atas, bagaimanakah pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi?

Zat padat yang berupa serbuk mempunyai permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan zat padat yang berupa kepingan, karena dalam bentuk serbuk walaupun ukurannya kecil tetapi dengan jumlah yang banyak sehingga luas permukaan bidang tumbukan antar zat semakin besar.

KESIMPULAN

Luas permukaan mempengaruhi laju reaksi suatu zat

(17)

KEGIATAN 3

PENGANTAR

Kandungan oksigen dalam udara terbuka hanya sekitar 20%. Jika serabut besi dibakar di udara terbuka, akan dihasilkan nyala merah sedikit demi sedikit. Namun ketika serabut besi tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi oksigen murni, maka serabut besi akan terbakar dengan hebat atau dengan kata lain teroksidasi menjadi Fe3O4 dengan cepat. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal tersebut

berkaitan dengan konsentrasi oksigen di udara maupun dalam erlenmeyer. Seperti yang telah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya, konsentrasi (dalam molar) merupakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Laju reaksi pada larutan dengan konsentrasi tinggi akan berbeda dengan konsentrasi rendah.

Suatu percobaan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dilakukan dengan mereaksikan HCl 1 M dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3) pada konsentrasi 0,1 M; 0,2

M; 0,3 M; dan 0,4 M. Reaksi antara HCl dan Na2S2O3 menghasilkan belerang (S)

berwarna kuning yang dapat menutupi tanda silang di bawah gelas kimia. Laju reaksi tersebut dilihat dari waktu yang diperlukan sampai tanda silang di bawah gelas kimia tidak terlihat, yakni saat sejumlah molaritas tertentu dan zat produk terbentuk

Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh kosentrasi zat terhadap kecepatan laju reaksi?

1.2 Hipotesis

Semakin besar kosentrasi pereaksinya, maka kecepatan laju reaksinya semakin cepat.

Tujuan Percobaaan

(18)

Manfaat Percobaan

Siswa dapat mengetahui bagaimana hubungan antara kosentrasi zat dengan kecepatan laju reaksi

RANCANGAN PERCOBAAN

Alat dan bahan

 Gelas kimia (Gambar 1)

 Gelas ukur (Gambar 2)

 Pipet tetes (Gambar 3)

 Stopwatch (Gambar 4)

 Masker (Gambar 5)

 Jas Lab (Gambar 6)

 Sarung tangan (Gambar 7)

 Alat tulis (Gambar 8)

 Tanda silang (Gambar 9)

 Larutan Natrium tiosulfat ( Na2S2O3 ) 0.1 M, 0.2 M (10mL)

 Larutan Asam klorida (HCl) 1M (5mL)

Kegunaan alat dan bahan

 Gelas kimia, sebagai tempat terjadinya reaksi atau tempat percampuran kedua larutan serta media pembakaran

 Gelas ukur, mengukur larutan yang diperlukan

 Pipet tetes, membantu memindahkan zat dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.

 Stopwatch, mengukur waktu yang diperlukan dalam reaksi

 Masker, melindungi agar hal-hal yang tidak seharusnya terhirup masuk ke tubuh kita

 Jas lab, sebagai alat proteksi diri di laboratorium

 Sarung tangan, melindungi tangan dari bahaya larutan atau reaksi

 Alat tulis, untuk mencatat data yang diperoleh bedasarkan hasil percobaan

(19)

 Larutan Natrium tiosulfat ( Na2S2O3 ) dan Larutan Asam klorida (HCl),

sebagai objek percobaan

Variabel Percobaan

Jenis Variabel

Variabel bebas Kosentrasi Zat

Variabel terikat Selang waktu yang dibutuhkan (Laju reaksi)

Variabel kontrol Volume larutan dan suhu larutan

Rancangan Percobaan

Kosentrasi Zat (M) (variable bebas)

Laju reaksi (s-1)

(variable terikat)

0.1 0.0112

0.2 0.0278

Prosedur kerja

 buatlah tanda silang dengan tinta spidol hitam

 masukkan 10 ml larutan HCL 1 M ke dalam gelas kimia dan letakkan diatas tanda silang

 tambahkan 5 ml larutan dengan konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M dan 0,4 M secara bergantian. reaksi tersebut akan menghasilkan endapan belerang yang dapat menutup penglihatan

 catat waktu yang diperlukan reaksi untuk menutup tanda silang

(20)

HASIL PENGAMATAN

No [HCl] (10mL) [( Na2S2O3]

(5mL) Waktu (s) Laju Reaksi (s

-1)

1 1 0.1 89 0.0112

2 1 0.2 36 0.0278

Persamaan reaksi

Grafik hubungan Suhu dengan Laju Reaksi

Na

2

S

2

O

3

+ HCl

NaCl

2

+ H

2

S

2

O

3

0.1 0.2

(21)

Pembahasan

Berdasarkan gambar dibawah dapat dilihat bahwa konsentrasi pereaksi berkaitan dengan jumlah partikel zat yang terlibat dalam tumbukan. Bila pereaksi bertambah, maka jumlah partikel-partikel yang bertumbukan akan semakin banyak/meningkat. Dengan demikian jarak antara partikel.zat tersebut menjadi lebih dekat dan jumlah tumbukkan efektif juga akan meningkat. Hal ini berarti terjadi peningkatan laju suatu reaksi. Dan sebaliknya, jika konsentrasi berkurang, maka tumbukan akan sedikit dan laju reaksi juga akan berkurang.

KESIMPULAN

Kesimpulan:

Suatu zat yang bereaksi mempunyai konsentrasi yang berbeda-beda. Konsentrasi menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang berperan dalam proses reaksi. Semakin besar nilai konsentrasi, maka laju reaksi akan semakin cepat. Hal ini dikarenakan zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersususn lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.

(22)

KEGIATAN 4

PENGANTAR

Peningkatan laju reaksi melalui peningkatan suhu sering tidak efektif atau tidak dapat dilakukan. Pada kehidupan industri atau di masyarakat, peningkatan laju reaksi sering dilakukan dengan menambahkan zat lain yang tidak mengalami pengurangan ketika reaksi telah selesai. Zat ini disebut sebagai katalis.

Suatu percobaan pengaruh katalis terhadap laju reaksi dilakukan dengan reaksi dekomposisi H2O2 dengan dan tanpa MnO2. Reaksi ini menghasilkan gas O2 yang

ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung gas. Gelembung-gelembung gas yang terbentuk, menunjukkan laju dari reaksi tersebut. Buatlah rumusan masalah berdasarkan percobaan tersebut!

Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi ?

Hipotesis

Ada pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi. Jika Laju sebuah reaksi ditambahkan Katalis, maka reaksi tersebut akan terjadi lebih cepat atau dapat dikatakan bahwa Laju Reaksinya lebih cepat, nilai Lajunya besar.

Tujuan Percobaan

(23)

RANCANGAN PERCOBAAN

 Stopwatch (Gambar 4)

 Masker (Gambar 5)

 Jas Lab (Gambar 6)

 Alat Tulis (Gambar 8)

 Sarung Tangan Latex (Gambar 7

Bahan

 Hidrogen Peroksida ( H2O2 )

 Mangan II Oksida ( MnO2 )

Kegunaan Alat dan Bahan

Gelas Kimia (Erlenmeyer) : Tempat terjadinya reaksi Kimia, untuk menjaga keamanan dari semua kemungkinan yang bisa terjadi.

Gelas Ukur : Untuk mengukur volume dari zat – zat yang akan digunakan untuk membuktikan kegiatan 4.

Pipet Tetes (Drop Pipette) : Pipet tetes Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.

Masker : untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi

Stopwatch : sebagai alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam suatu reaksi atau mengukur waktu terjadinya reaksi.

Jas lab : sebagai alat proteksi diri di laboratorium

Sarung tangan : melindungi tangan dari bahaya larutan atau reaksi

(24)

Zat Kimia Hidrogen Peroksida ( H2O2 ) dan Mangan II Oksida

( MnO2 ) : berfungsi sebagai zat yang direksikan untuk membuktikan pengaruh katalis.

Variabel Kerja

Percobaan ini melibatkan berbagai variabel, seperti variabel bebas (variabel yang sengaja diubah-ubah), variabel terikat (variabel yang berubah akibat pemanipulasian variabel bebas), dan variabel kontrol (variabel yang sengaja dikontrol/disamakan agar tidak mempengaruhi hasil percobaan).

Tabel 1. Jenis Variabel

Jenis Variabel

V bebas Penambahan Zat V terikat Kecepatan Laju Rekasi V kontrol Volume

Selanjutnya, buatlah desain percobaan berdasarkan variabel percobaan yang telah Anda tentukan dengan melengkapi tabel di bawah ini!

Tabel 2. Desain/Rancangan Percobaan

Penambahan Zat (Variabel Bebas)

Kecepatan Laju Reaksi (Variabel Terikat)

Penguraian Hidrogen Peroksida H2O2

H2O2 + MnO2

Prosedur Kerja

1) Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.

2) Masukan zat H2O2 ke dalam tabung Erlenmeyer, dan biarkan di udara terbuka

agar zatnya mengurai.

(25)

4) Selanjutnya masukan lagi H2O2 ke dalam tabung Erlenmeyer, tapi kali ini

masukan juga MnO2 yang berfungsi sebagai Katalis.

5) Lalu catat waktu yang diperlukan untuk penguraian H2O2 dengan memasukan

MnO2 yang berfungsi sebagai Katalis.

6) Lalu Bandingkan bagaimana perbedaan antara penguraian Hidrogen Peroksida H2O2 tanpa Katalis, dan Hidrogen Peroksida H2O2 dengan Katalis.

HASIL PENGAMATAN

Tabel 3. Cepat Lambatnya Gelembung Gas O2 yang Terbentuk

No Larutan Pengamatan Keterangan

1 H2O2 Tidak ada Perubahan Tidak terjadi perubahan

(penguraiannya terjadi sangat lambat) 2 H2O2 + MnO2 Muncul gelembung –

gelembung gas, MnO2 tidak

bereaksi

H2O2 terurai dengan ditandai

munculnya gelembung – gelembung gas, tetapi MnO2

tetap atau tidak ikut bereaksi

Analisis Data

Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan di atas!

H2O2(l)→ H2(g)+O2(g)

H2O2H2(g)+O2(g)

Apakah fungsi penambahan MnO2? Untuk mempercepat laju penguraian H2O2

Apakah terjadi perubahan dengan MnO2 sebelum dan setelah terjadi reaksi?

(26)

MnO2 tetap (tidak ikut bereaksi) sebelum dan setelah terjadi reaksi

Berdasarkan data hasil pengamatan, bagaimanakah pengaruh katalis terhadap laju reaksi?

Penambahan MnO2 hanya mempercepat reaksi penguraian dari H2O2 , tetapi tidak ikut

bereaksi. Jadi, penambahan suatu zat Katalis berfungsi untuk mempercepat laju reaksi tanpa ikut bereaksi.

KESIMPULAN

(27)
(28)
(29)

KESIMPULAN

Laju reaksi adalah kecepatan reaksi kimia yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatalan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkam dari tiap detik reaksi. Laju reaksi ini terjadi karena di pengaruhi dari beberapa faktor yaitu :

 Luas Permukaan Sentuh atau Bidang

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang penting di dalam laju reaksi, karena jika suatu luas permukaan sentuh itu besar maka laju reaksi akan semakin cepat. Sebaliknya jika semakin kecil luas permukaan benda kecil, maka laju reaksi juga akan melambat, hal ini dikarenakan kecilnya tumbukan yang terjadi antar partikel.

 Suhu

Suhu berperan dalam mempengaruhi laju reaksi, karena apabila suhu pada suatu pada suatu reaksi tinggi maka laju reaksi juga semakin cepat. Hal ini dikarenakan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin serin. Sebaliknya jika suhu pada suatu reaksi itu rendah maka laju reaksi semakin kecil, karena partikel tifak aktif bergerak dan tumbukan jarang terjadi.

 Katalis

Katalis berfungsi untuk memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat. Katalis dibedakan menjadi dua, yaitu katalis homogen dan heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan reaksi yang di katalisnya, sedangkan katalis homogen adalah katalis yang ada dalam fase yang sama dengan reaksi yang di katalisnya.

 Molaritas

Hubungan molaritas dengan laju reaksi adalah semakin besar molaritas suatu zat maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung, sebaliknya jika molaritas suatu zat kecil, maka laju reaksi berjalan lebih lambat.

 Konsentrasi

(30)

PENUTUP

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Karodalnet .2011 .Fungsi Stopwatch .http://karodalnet.blogspot.com/2011/08/fungsi-stopwatch.html. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2014, pukul 20.00 WITA. Mengutip “alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam suatu reaksi atau mengukur waktu terjadinya reaksi.”.

Anonim. 2013. Fungsi Peralatan Laboratorium. http://ladangbelajarku.blogspot.com/ 2012/09/fungsi-peralatan-laboratorium-yang.html. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2014, pukul 21.40 WITA. Mengutip “Gelas Kimia (Erlenmeyer) : Tempat terjadinya reaksi Kimia, untuk menjaga keamanan dari semua kemungkinan yang bisa terjadi.

Gelas Ukur : Untuk mengukur volume dari zat – zat yang akan digunakan untuk membuktikan kegiatan 4.”

Anonim .2011 . ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

.http://kusnadish.blogspot.com/2010/11/alat-pelindung-diri-apd-di-laboratorium.html. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2014, pukul 21.53 WITA. Mengutip “Pipet Tetes (Drop Pipette) : Pipet tetes Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.

Masker : untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi”

(32)

Gambar

Tabel 2. Desain/Rancangan Percobaan
Grafik hubungan Suhu dengan Laju Reaksi
Tabel 1. Jenis Variabel

Referensi

Dokumen terkait

VEZE ČELIČNE NOSEĆE TAVANICE I BETONSKIH ZIDOVA Oslanjanje u otvoru U betonskom zidu se ostavljaju otvori u koje ulaze čelični nosači koji se oslanjanu preko osloačke ploče

Pengajian Ahad Pagi merupakan program Baitul Maal BMT Bismillah Sukorejo untuk melakukan pengajian rutin pada hari minggu pagi yang bertujuan memberikan ilmu

Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Schreiner dan Putra di atas memberikan indikasi yang cukup kuat bahwa konsep Kerajaan Allah dalam Injil dan dalam pengajaran Yesus

Menurut Bogdan dan Biklen sebagaimana dikutip Moloeng (2007, hal. 248), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial atau kinestetik, prestasi belajar matematika siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe PDEODE

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis Keputusan Investas, Likuiditas, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Perbankan Konvensional yang

Menurut Freud (dalam Spielberger, 2004) mendefinisikan kecemasan sebagai sebuah kondisi atau keadaan emosi tertentu yang tidak menyenangkan. Kondisi atau keadaan emosi