• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KAJIAN

FISKAL

REGIONAL

Triwulan II

Triwulan II

Triwulan II

2018

Penyusun :

Penanggung Jawab : Midden Sihombing | Ketua Tim : Muhammad Yusuf | Editor : Harwanto | Anggota : Sugeng | Apriliansyah Noor | Sriyono

(3)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018 DAFTAR ISI

... 1

A. Produk Domestik Regional Bruto ... 1

B. Inflasi ... 2

C. Indikator Kesejahteraan ... 4

... 6

A. Pendapatan Negara ... 6

B. Belanja Negara... 8

C. Prognosis Realisasi APBN ... 12

... 13

A. Pendapatan Daerah ... 14

B. Belanja Daerah... 17

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun ... 18

... 19

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian ... 19

B. Pendapatan Konsolidasian ... 20

C. Belanja Konsolidasian ... 21

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 23

(4)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

1

A. Produk Domestik Regional Bruto

Mengakhiri Triwulan II 2018, pemulihan ekonomi Kaltim masih berjalan lambat. Pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2018 secara year on year sedikit lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya mencapai 1,84 persen (y-on-y), namun demikian secara q-to-q tercatat menurun menjadi 0,11 persen. Angka

pertumbuhan yang menghasilkan

nominal PDRB sebesar Rp156,6 triliun (ADHB) dan Rp114,9 triliun (ADHK)

tersebut masih jauh dibawah

pertumbuhan Nasional sebesar 5,27 persen (y-on-y) dan 4,21 persen (q to q).

Pertumbuhan ekonomi di Kaltim secara y-on-y merupakan yang terendah apabila dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Kalimantan. Pertumbuhan tertinggi secara y-on-y bergeser dari periode sebelumnya, pada triwulan I Kalimantan Utara mencapai pertumbuhan tertinggi, akan tetapi pada periode ini Kalimantan Tengah mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 5,66 persen, sedangkan secara q-to-q di Kalimantan Selatan sebesar 7,10 persen merupakan yang tertinggi.

Pergeseran sektor penyokong pertumbuhan regional Kaltim mulai sedikit terjadi. Meneruskan fenomena pada triwulan I, pada triwulan II sumber pertumbuhan ekonomi

156,6 114,9 3,54 1,61 1,77 1,84 0,23 0,86 0,66 0,11 0 1 2 3 4 0 50 100 150 200 TW III 2017 TW IV 2017 TW I 2018 TW II 2018 ADHB ADHK

Growth yoy (%) Growth q to q (%)

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

15,42%

11,25%

14,33% 52,03%

6,97%

Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara

-2,43 -1,18 7,1 0,11 0,24 5,18 5,66 4,64 1,84 4,63

Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara

q to q y to y

(5)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

2

tertinggi dari sektor Konstruksi sebesar 0,68 persen. Sementara itu, kontraksi pada sektor pertambangan sebesar 2,07 persen menjadi sumber perlambatan ekonomi sebesar 0,99 persen. Kontraksi yang terjadi pada sektor pertambangan tersebut disebabkan karena terjadinya penurunan harga batubara. Berdasarkan Harga Batubara Acuan (HBA) dari Kementerian ESDM, rata-rata HBA pada triwulan II 2018 sebesar 93,63 US$ mengalami penurunan sebesar 5,73 US$ dari harga acuan triwulan I sebesar 99,36 US$.

Jika dilihat menurut pengeluaran, porsi terbesar pembentuk PDRB Triwulan II 2018 masih berasal dari komponen ekspor LN di mana kegiatan tersebut membentuk 40,49 persen dari total PDRB. Bahan Bakar Mineral merupakan komoditi utama dalam kegiatan ekspor di Kaltim yang

mencapai 92,95 persen dari

keseluruhan angka ekspor Kaltim

(Berita Resmi Statistik,

Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Timur, Juni 2018). Hal ini mengakibatkan kontraksi yang terjadi pada komponen ekspor LN akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan II komponen ekspor LN mengalami kontraksi sebesar 4,13 persen (y-on-y) dan mengakibatkan perlambatan ekonomi sebesar 2,11 persen.

B. Inflasi

Mengawali triwulan II tahun 2018 tingkat inflasi tercatat berada pada 0,30 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional pada angka 0,10 persen. Berdasarkan kota

-2,07 9,89 1,53 9,95 6,22 -0,99 0,68 0,32 0,52 0,41 -5 0 5 10 15 0 10 20 30 40 50 60

Pertambangan Konstruksi Industri Pengolahan

Perdag. Besar & Eceran

Pertanian, Hutan & Ikan

PDRB ADHK TW I 2017 PDRB ADHK TW I 2018

Growth (yoy) Kontribusi

%

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

40,71 24,4 25,94 16,34 11,67 3,55 0,48 0,24 Ekspor LN Net Ekspor AD PMTB Kons RT Impor LN Kons Pemerintah Kons LNPRT Perubahan Inv. Porsi

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur -2,11 2,85 1,6 0,43 0,79 -0,1 0,04 -0,08 Kontribusi

(6)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

3

pembentuknya, inflasi pada Kota Samarinda dan Kota Balikpapan berada pada tingkat inflasi yang sama 0,30 persen.

Menurut kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok Bahan Makanan sebesar 0,93 persen dan diikuti oleh kesehatan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau di angka 0,22 persen. Inflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan tersebut mempunyai andil terbesar yaitu 0,18 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,04 persen. Meskipun inflasi pada kelompok kesehatan pada peringkat kedua namun kontribusi terhadap inflasi hanya 0,01 persen.

Memasuki bulan Mei, seiring dengan bulan Ramadhan, inflasi mulai mencatatkan kenaikan sebesar 0,37 persen. Inflasi yang terjadi di kelompok Bahan Makanan sebesar 1,09 persen masih menjadi faktor yang mempengaruhi inflasi di Kaltim.

Pada bulan terakhir periode laporan, tingkat inflasi Kaltim semakin tinggi sampai pada tingkat 0,82 persen. Pada periode ini, inflasi terjadi pada semua kelompok dan bahan makanan masih menjadi kelompok dengan tingkat inflasi tertinggi yaitu 2,32 persen diikuti oleh kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 1,29 persen. Hari Idul Fitri

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

-1,0% -0,5% 0,0% 0,5% 1,0% 1,5% 2,0% Apr 17 Mei 17 Jun 17 Jul 17 Agt 17 Sep 17 Okt 17 Nov 17 Des 17 Jan 18 Feb 18 Mar 18 Apr 18 Mei 18 Jun 18

Kaltim Nasional Samarinda Balikpapan

0,30 0,37 0,82 0 0,5 1 1,5 2 2,5

Apr Mei Jun

BaMa MaMin Perum & Utilities Sandang Kesehatan Dik, Rek & OR Trans & Kom Inflasi

(7)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

4

dan cuti bersama Aparatur Sipil Negara (ASN) serta pembayaran THR merupakan penyebab utama terjadinya inflasi pada akhir triwulan II ini.

C. Indikator Kesejahteraan

Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2018 berada pada angka 6,03 persen, sedikit di atas target RPJMD 2013-2018 yang ditetapkan sebesar 6,00 persen. Namun demikian, walaupun tingkat kemiskinan menurun 0,05 persen, jumlah penduduk miskin bertambah sekitar 230 orang dibanding periode September 2017. Perkembangan tersebut menyebabkan kenaikan jumlah penduduk miskin dari semula sebanyak 218,67 ribu jiwa menjadi 218,90 ribu jiwa.

Penurunan tingkat kemiskinan tersebut tergambar dari adanya kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP). Pada bulan September 2017, NTP berada pada angka 96,17 dan meningkat pada bulan Maret 2018 menjadi 97,06 . Selain itu garis kemiskinan di Kaltim mengalami kenaikan sebesar 2,28 persen dari Rp561.868 di bulan September 2017 menjadi Rp574.704 di bulan September 2017.

Kontribusi komoditas pangan terhadap garis kemiskinan pada September 2017 sebesar 70,84 persen, sedangkan pada Maret 2018 sedikit mengalami penurunan menjadi 70,49 persen. Hal ini berbeda dari kondisi nasional dimana pada bulan Maret 2018 kontribusi komoditas pangan meningkat menjadi 73,48 persen dari 73,31 persen pada September 2017. Sementara itu, 3 penyumbang terbesar komoditi makanan terhadap garis kemiskinan baik pada perkotaan maupun pedesaan adalah beras, rokok kretek filter dan telur ayam ras. Ketiga komoditi ini masing-masing menyumbang 47,96 persen untuk perkotaan dan 49,45 persen di pedesaan. Di sisi lain, perumahan, listrik dan bensin merupakan kontributor terbesar di sektor non pangan masing-masing sebesar 62,26 persen dan 65,54 persen.

Penurunan tingkat kemiskinan ini turut disumbangkan oleh adanya bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat tidak mampu. Pada akhir triwulan II sebanyak Rp3,63 trilyun atau 36,61 persen telah disalurkan melalui program jaring pengamanan sosial.

6,23 6,1 6,11 6 6,19 6,08 6,03

Mar 15 Sept 15 Mar 16 Sept 16 Mar 17 Sept 17 Mar 18 Tk. Kemiskinan (%)

(8)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

5

Selain persentase dan jumlah penduduk miskin, indikator kesejahteraan juga harus memperhatikan Indeks Kedalaman Kemiskinan, yaitu ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, dan Indeks Keparahan Kemiskinan yaitu gambaran mengenai kesenjangan pengeluaran di antara sesama penduduk miskin. Semakin rendah angka indeks, menunjukkan kondisi yang lebih baik.

Pada bulan Maret 2018, Indeks Kedalaman Kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0,028 persen dari September 2017 menjadi 0,846. Kondisi ini menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin meningkat, lebih mendekati garis

kemiskinan, sehingga lebih

berpotensi untuk keluar dari kategori miskin. Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami kenaikan dari 0,187 di bulan September 2017 menjadi 0,197 pada bulan Maret 2018. Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran antar sesama penduduk miskin bertambah.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2018 tercatat 6,91 persen atau sekitar 125,16 ribu dari 1,69 juta orang angkatan kerja, sedikit turun 0,01 persen dibanding kondisi Agustus 2017. TPT pada

bulan Februari sudah mampu

memenuhi target tingkat

pengangguran yang ditetapkan di RPJMD sebesar 7,00 persen, tetapi masih jauh di atas tingkat pengangguran nasional sebesar 5,13 persen. Penurunan tingkat pengangguran ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. Pada triwulan I tahun 2018, Kalimantan Timur berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,77 persen (yoy).

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

6,90 5,1 0 2 4 6 8 10

Feb 15 Agst 15 Feb 16 Agst 16 Feb 17 Agt 17 Feb 18 %

TPT Kaltim TPT Nasional

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

0,793 0,904 0,693

1,044

0,808 0,885 0,874 0,846

0,176 0,219 0,167 0,275 0,168 0,208 0,187 0,197

Sept 14 Mar 15 Sept 15 Mar 16 Sept 16 Mar 17 Sept 17 Mar 18

(9)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

6

(Miliar Rp)

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA 20.590,66 7.641,38 20.207,55 8.992,88

1. Penerimaan Pajak 19.229,62 7.003,31 18.870,37 8.375,47

2. PNBP 1.361,04 638,07 1.337,18 617,41

B. BELANJA NEGARA 26.674,82 12.293,87 28.893,57 11.918,66

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 7.926,22 2.697,09 9.164,55 3.198,45 1. Belanja Pegawai 2.643,03 1.204,73 2.815,80 1.341,01 2. Belanja Barang 2.493,07 805,68 3.622,02 1.162,68 3. Belanja Modal 2.778,90 683,81 2.718,55 691,12 4. Belanja Bantuan Sosial 11,22 2,87 8,19 3,64 II. TRANSFER KE DAERAH DAN 18.748,60 9.596,78 19.729,02 8.720,21 DANA DESA

1. Transfer ke Daerah a. Dana Perimbangan

1) Dana Alokasi Umum 4.881,57 2.818,06 5.134,62 2.995,19 2) Dana Bagi Hasil 10.222,63 5.223,96 10.838,44 4.119,68 3) Dana Alokasi Khusus 2.802,92 1.058,50 2.902,00 1.110,15 b. Dana Insentif Daerah 149,06 100,78 122,25 61,12 2. Dana Desa 692,42 395,48 731,71 434,07

C. SURPLUS DEFISIT (6.084,16) (4.652,49) (8.686,02) (2.925,78)

Triwulan II Tahun 2017 Triwulan II Tahun 2018

Uraian

Sumber : OmSPAN & Kanwil DJP Kaltim Kaltara, diolah. A. Pendapatan Negara

1. Penerimaan Perpajakan

Realisasi penerimaan

perpajakan tercatat Rp8,37

triliun atau mengalami

kenaikan sebesar 7,96

persen, dibandingkan

realisasi periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp7,00 triliun. Persentase realisasi

juga mengalami

peningkatan, pada triwulan II 2018 realisasi mencapai 44,38 persen dibanding capaian 36,42 persen pada tahun 2017. PPh dan PPN masih menjadi kontributor utama realisasi penerimaan pajak. Sampai dengan akhir

Sumber : Kanwil DJP Kaltim Kaltara & OMSPAN, diakses tanggal 2 Agustus 2018 46,37 45,99 2,72 47,57 63,82 21,84 10 20 30 40 50 60 70 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 M iliar R p

(10)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

7

periode laporan, penerimaan PPh mencapai 46,37 persen dari target atau setara Rp5,84 triliun. Realisasi PPN mencapai 45,99 persen atau sebesar Rp2,13 triliun.

Sumber : Kanwil DJP Kaltim Kaltara

Jika dilihat tren realisasi, maka secara umum terjadi kenaikan nominal penerimaan, kecuali PBB, Bea Masuk dan Bea Keluar.

a) Pajak Penghasilan

Realisasi penerimaan PPh pada Triwulan II tahun 2018 tercatat meningkat cukup signifikan sebesar Rp1,02 triliun menjadi Rp5,84 triliun dibanding Triwulan II tahun 2017. Kontributor terbesar PPh adalah Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar Rp1,74 triliun, Kota Balikpapan sebesar Rp1,32 triliun, Kota Samarinda sebesar Rp1,11 triliun, dan Kabupaten Kutai Timur sebesar Rp615,22 triliun. Keempat kabupaten/kota ini menyumbang Rp4,78 triliun atau 81,95 persen dari total realisasi PPh.

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) & Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Realisasi penerimaan PPN dan PPnBM pada Triwulan II tahun 2018 sebesar Rp2,13 triliun, mengalami peningkatan hampir sebesar Rp367,22 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kota Balikpapan dan Kota Samarinda menjadi kontributor terbesar, masing-masing sebesar Rp878,96 triliun dan Rp754,94 triliun.

c) Penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai

Realisasi penerimaan Bea dan Cukai pada Triwulan II tahun 2018 sebesar Rp304,78 miliar atau 59,64 persen dari target tahun 2018. Penerimaan tersebut terdiri dari Bea Masuk sebesar Rp299,04 miliar dan Bea Keluar senilai Rp5,35 miliar. Sementara itu, penerimaan cukai hanya sebesar Rp386 juta.

4.6 96 ,8 7 1.7 13 ,2 2 32 2,4 9 54 ,2 2 18 5,1 7 23 ,8 5 -4.8 20 ,5 7 1.7 60 ,7 9 10 7,4 9 58 ,7 3 24 7,1 5 23 ,9 5 -5.8 39 ,6 9 2.1 28 ,0 1 27 ,1 5 75 ,8 5 29 9,0 4 5,3 5 0,3 9 P P H P P N & P P N B M P B B P A J A K L A I N N Y A B E A M A S U K B E A K E L U A R C U K A I Tw II 2016 Tw II 2017 Tw II 2018

(11)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

8

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Realisasi PNBP sampai dengan Triwulan II tahun 2018 sebesar Rp617,41 miliar mengalami sedikit penurunan sebesar 0,71 persen dari realisasi periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp638,07 miliar.PNBP yang tercatat di wilayah Kaltim hanya terdiri dari 2 jenis, yaitu PNBP Lainnya dan PNBP Badan Layanan Umum.

Mayoritas PNBP Lainnya

bersumber dari

Pendapatan Jasa

Transportasi, Komunikasi dan Informatika dapat

terealisasi senilai

Rp306,82 miliar dan mencatatkan kontribusi sebesar 49,70 persen total realisasi PNBP. Sementara itu, 3 BLU yang ada di Kaltim yaitu Universitas Mulawarman, RS Bhayangkara Balikpapan dan Bandara Kalimarau menyumbangkan pendapatan sebesar Rp83,13 miliar. B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja sampai akhir Juni 2018 secara keseluruhan masih berada pada level 34,90 persen. Realisasi tertinggi tercatat pada jenis Belanja Pegawai yang sudah direalisasikan sebesar 47,62 persen dari pagu.

Belanja Modal mencatatkan

realisasi yang paling rendah pada angka 25,42 persen. Sementara itu Belanja Bantuan Sosial yang pada triwulan I masih 0,37 persen meningkat signifikan menjadi 44,43 persen yang digunakan untuk pemberian beasiswa bidik misi di IAIN Samarinda dan bantuan sosial oleh Dinas Sosial Provinsi Kaltim. Bantuan Sosial dialokasikan untuk 2 Sumber : LRA LKPK Triwulan II, OMSPAN, diunduh 2 Agustus

2018, diolah.

Jan Feb Mar Apr Mei Juni

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bansos

83,1; 13,47% 3,9; 0,63% 92,7; 15,01% 73,3; 11,87% 37,8; 6,12% 306,8; 49,70% 0,5; 0,08% 4,4; 0,71% 0,3; 0,04% 14,7; 2,38% Pendapatan BLU Pengelolaan BMN Adm & penegakan hukum Kesehatan, perl. Sosial & keagamaan

Dikbud dan ristek Jasa trans & kominfo Jasa lainnya

Bunga, peng. Rekening & keuangan Denda

Lain-lain

Sumber : LRA LKPK Triwulan II, OMSPAN, diunduh 2 Agustus 2018, diolah.

(12)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

9

kementerian yaitu Kementerian Agama sebesar Rp3,75 miliar dan Kementerian Sosial senilai Rp4,43 miliar.

Sampai dengan akhir periode, masih terdapat 1 K/L yang belum

merealisasikan alokasi

anggaran. Dana yang

dialokasikan untuk Dinas

Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kaltim hanya digunakan untuk Kegiatan Pelaksanaan Akreditasi Kearsipan yang tidak dijalankan sepanjang tahun.

a) Belanja Barang

Pagu terbesar belanja barang diperuntukkan untuk belanja

operasional yang mencapai

Rp822,34 miliar, dengan angka realisasi sebesar Rp338,96 miliar atau 41,2 persen dari pagu. Belanja barang dengan alokasi paling kecil adalah belanja barang persediaan yang hanya sebesar Rp75,46 miliar. Pagu Belanja perjalanan dinas tercatat hanya sebesar 18,36 persen dari pagu belanja barang atau Rp665,17 miliar dan sudah dipergunakan 27,8 persen.

b) Belanja Bantuan Pemerintah

Realisasi belanja bantuan pemerintah baru mencapai 22,05 persen atau Rp47,29 miliar sampai dengan triwulan II. Alokasi terbesar berada pada Kementerian Kementerian PU-Pera sebesar Rp140,37 miliar dan Pertanian sebesar Rp59,42 miliar. Dana ini dipergunakan untuk pengadaan traktor dan pupuk untuk petani serta penyediaan perumahan bagi masyarakat.

c) Belanja Modal

Belanja modal terbesar dialokasikan kepada satker Kementerian PU-Pera yang mencapai Rp2,06 triliun atau 75,88 persen dari total belanja modal. Sampai dengan akhir periode laporan, realisasi belanja mencapai Rp505,00 miliar atau 24,48 persen.

(Juta Rp)

Kementerian Satker Pagu

Arsip Nasional RI Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Prov. Kaltim

135,14

Sumber : LRA LKPK Triwulan II, OMSPAN, diunduh 2 Agustus 2018, diolah. 41,2% 26,6% 44,9% 39,2% 31,0% 27,8% 24,4% 22,0% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 200 400 600 800 1.000 Miliar Rp Pagu Real

Sumber : LRA LKPK Triwulan II, OMSPAN, diunduh 2 Agustus 2018, diolah.

(13)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

10

Alokasi dana yang sangat besar tersebut disediakan untuk beberapa proyek pembangunan

infrastruktur, termasuk

pembangunan jalan tol

Balikpapan - Samarinda,

pembangunan bentang panjang

jembatan Pulau Balang,

peningkatan jalan perbatasan, peningkatan jaringan reklamasi rawa dan irigasi.

Alokasi belanja modal terbesar kedua pada satker Kementerian Perhubungan, mencapai Rp268,62 miliar, untuk membiayai pemenuhan sarana dan prasarana di Bandara Samarinda Baru, pembangunan fasilitas pelabuhan CPO di Maloy Kutai Timur, pembangunan fasilitas rambu suar, pemenuhan fasilitas Bandara Melak serta pemenuhan perlengkapan jalan.

2. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa

Dana Perimbangan tahun 2018 yang dialokasikan ke Kaltim senilai Rp19,73 triliun. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2018 secara rata-rata realisasi penyaluran dana Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah mencapai 44,2 persen. Realisasi tertinggi tercatat ke Kota Samarinda sebesar 48,7 persen sedangkan realisasi terendah ke Kab. Kutai Kartanegara sebesar 40,0 persen.

DAK Fisik dan Dana Desa

Sampai dengan akhir semester I tahun 2018 telah disalurkan DAK Fisik sebesar Rp191,44 milyar. Meskipun penyaluran DAK Fisik Tahap I sudah dapat dilaksanakan mulai bulan Februari 2018, namun pada triwulan I 2018 belum dilakukan penyaluran DAK Fisik karena persyaratan penyaluran yang belum terpenuhi dan pada saat yang sama aplikasi OMSPAN juga belum siap.

24,5% 23,9% 82,4% 18,4% 4,9%0% 20% 40% 60% 80% 100% 500 1.000 1.500 2.000 2.500Miliar Rp Pagu Realisasi %

Sumber : LRA LKPK Triwulan II, OMSPAN, diunduh 2 Agustus 2018, diolah. 43,9% 48,7% 44,2% 40,0% 43,5% 47,9% 47,1% 45,4% 45,5% 43,7% 43,2% Kaltim Samarinda Bontang Kukar Kutim Kubar Mahulu Balikpapan Paser PPU Berau

Sumber : LRA LKPK Triwulan II, OMSPAN, diunduh 2 Agustus 2018, diolah.

(14)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

11

Sementara itu, sampai dengan 30 Juni 2018 telah disalurkan Dana Desa tahap I dan Tahap II. Penyaluran telah dilakukan untuk semua kabupaten yang ada di Kalimantan Timur sebesar Rp434,07 milyar atau 60 persen dari alokasi Dana Desa.

3. Pengelolaan BLU

Badan Layanan Umum yang ada di Kaltim pada Triwulan II 2018 ada 3 instansi, yaitu Universitas Mulawarman, Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan dan terakhir Bandar Udara Kalimarau di Tanjung Redeb. Dilihat dari tingkat kemandirian BLU, yaitu perbandingan sumber pendanaan PNBP dan RM, baru Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan yang dapat dikategorikan sebagai BLU yang mandiri dengan persentase 88,14 persen. Sementara itu, Universitas Mulawarman dan Bandara Kalimarau belum mandiri karena masih dibawah 65 persen yaitu 49,13 persen dan 11,36 persen.

(Miliar Rp)

Satker BLU Aset

Des 2017

Aset Juni 2018

PNBP RM Total

Pagu Real Pagu Real Pagu Real Universitas Mulawarman 3.773,49 5.356,95 205,50 43,75 218,88 79,07 418,24 122,82

RS Bhayangkara 33,16 31,19 26,91 9,35 3,62 1,29 30,53 10,64

Bandara Kalimarau 259,02 269,19 10,42 3,15 81,29 27,56 91,71 30,71

Sumber : Aplikasi E-Rekon LK dan Monev PA

4. Manajemen Investasi Pusat

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sampai dengan akhir periode sebesar Rp646,18 miliar diberikan kepada 21.437 debitur yang tersebar di wilayah Kaltim kecuali Kab. Mahakam Ulu karena belum ada bank penyalur KUR. Penyaluran dan

300 87.088 122.158 46.154 19.738 44.762 41.967 111.299 146.234 26.483 Kaltim Kab. Paser Kab. Kukar Kab. Berau Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. PPU Kota Balikpapan Kota Samarinda Kota Bontang Akad (juta Rp) 1 2.257 4.894 1.378 700 1.274 1.435 3.624 4.943 931 Jumlah Debitur

(15)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

12

debitur terbanyak pada Kota Samarinda sebesar Rp146,23 miliar kepada 4.943 debitur.

C. Prognosis Realisasi APBN

Untuk memperoleh prognosis yang relatif mendekati kenyataan, maka beberapa hal telah dipertimbangkan dan diperhitungkan, antara lain:

1) Data historis capaian realisasi pendapatan sejak tahun 2013 sampai 2017 berturut-turut tercatat 93,6% - 83,7% - 72,7% - 68,7% dan 87,88%.

2) Data historis capaian realisasi belanja yang tercatat relative stabil sejak tahun 2013 sampai 2017 berturut-turut 84,6% - 85,8% - 85,2% - 85,8% dan 94,07%. 3) Perkiraan realisasi belanja yang bersifat kontraktual berdasarkan data ADK

kontrak yang telah diterima KPPN.

(Miliar Rp) Uraian Pagu Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi s.d.Triwulan IV Nominal % Nominal % Pendapatan Negara 20.207,55 8.992,88 44,50 16.452,88 81,42 Belanja Negara 26.786,66 11.918,66 19,55 26.279,64 98,11 Surplus/Defisit (6.579,12) (2.925,78) 21,60 (9.826,77) 149,36

(16)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

13

Hingga akhir Triwulan II 2018, pendapatan daerah yang terealisasi secara agregat mencapai Rp11,80 triliun atau 41,17 persen dari target. Tingkat realisasi pada periode ini, baik secara nominal maupun persentase mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp13,14 triliun atau 48,67 persen.

Pada periode yang sama, alokasi belanja dan transfer seluruh pemerintah daerah di Kalimantan Timur terealisasi sebesar Rp8,81 triliun atau 32,56 persen dari pagu. Capaian ini menurun dibandingkan periode tahun lalu yang terealisasi 33,70 persen.

Tabel Realisasi APBD Triwulan II 2017-2018

(Miliar Rp)

URAIAN Triwulan II 2017 Triwulan II 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi %

PENDAPATAN 27.003,8 13.142,7 28.662,53 11.799,73 41,17

PAD 6.280,1 2.821,4 6.700,93 3.148,14 46,98

Pajak daerah 4.006,0 2.154,1 4.369,52 2.361,57 54,05

Retribusi daerah 245,2 78,1 229,41 70,58 30,77

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan 279,4 294,0 340,43 275,37 80,89

Lain-Lain PAD Yang Sah 279,4 295,2 1.761,57 440,61 25,01

Pendapatan Transfer 20.203,7 10.065,4 18.880,65 8.464,92 44,83

Dana Bagi Hasil 9.705,0 5.050,5 10.195,87 4.118,19 40,39

Dana Alokasi Umum 5.030,8 2.744,9 5.134,62 2.951,95 57,49

Dana Alokasi Khusus 2.711,6 933,4 2.817,69 1.071,50 38,03

Dana Insentif Daerah 43,5 21,8 212,14 61,12 28,81

Dana Desa 716,1 350,2 520,33 262,14 50,38

Transfer / Bantuan Keuangan Pemprov 2.063,9 964,6 - - -

Lain-lain Pendapatan yang sah 520,1 254,9 755,61 186,67 24,70

BELANJA 26.795,8 9.029,1 27.076,02 8.814,84 32,56 Belanja Pegawai 9.989,7 3.636,1 9.982,93 3.865,99 38,73 Belanja Barang 6.637,7 2.168,6 6.939,00 2.139,76 30,84 Belanja Modal 6.804,8 2.099,4 7.601,78 1.962,69 25,82 Belanja Bunga 19,6 - 28,70 - - Belanja Subsidi 16,6 5,1 13,71 2,03 14,81 Belanja Hibah 1.216,2 458,9 1.464,81 830,75 56,71

Belanja Bantuan sosial 84,3 3,4 66,54 6,01 9,03

Belanja Bantuan Keuangan 1.977,2 641,9 929,74 - -

Belanja Tidak Terduga 49,7 15,7 48,78 7,59 15,56

TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 2.353,0 872,5 3.264,34 766,14 23,47

BELANJA & TRANSFER 28.787,8 9.901,6 30.340,36 9.580,98 31,58

SURPLUS/DEFISIT (1.784,0) 3.240,1 (1.677,83) 2.218,75 (132,24)

(17)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

14

A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pada triwulan II 2018, realisasi PAD mencapai Rp3,15 triliun atau 46,98 persen dari target. Baik

secara persentase

terhadap targetnya

maupun secara nominal, realisasi tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu. Jika dilihat lebih rinci, Komponen PAD yang mencatatkan realisasi tertinggi secara nominal berasal dari Pajak Daerah sebesar Rp2,36 triliun, sedangkan retribusi daerah mempunyai nominal realisasi terendah sebesar Rp70,58 milyar.

Adapun tingkat persentase

realisasi tertinggi dicatatkan

komponen Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan yaitu sebesar 80,89 persen, sementara Lain-lain PAD yang Sah dengan persentase 25,01 persen merupakan persentase terendah.

Komposisi PAD pada Triwulan II 2018 tidak jauh berbeda dengan komposisi pada periode yang sama di tahun lalu. Komponen Pajak Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah mempunyai kontribusi yang sangat besar pada pendapatan daerah masing-masing 75,01 persen dan 14,00 persen. Namun demikian, kedua komponen tersebut mengalami kondisi yang berbeda, Pajak Daerah walaupun berkontribusi tertinggi namun mengalami sedikit penurunan sebesar 1,34 persen, sedangkan di sisi lain Lain-lain PAD yang Sah meningkat 3,54 persen.

Grafik Komposisi Agregat Pendapatan Asli Daerah s.d. Triwulan II 2017-2018 58,3 39,5 9,8 47,5 21,3 67,0 29,3 40,7 9,5 30,8 13,2 0 20 40 60 80 0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Realisasi 2017 Realisasi 2018 % realisasi 2018 %

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

Grafik Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Triwulan II 2017 - 2018 76,35% 75,01% 2,77% 2,24% 10,42% 10,46% 8,75% 14,00% 0,0 1.000,0 2.000,0 3.000,0 4.000,0 2017 2018

Lain-lain PAD yang sah

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Retribusi Daerah Pajak Daerah mi liar R p

(18)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

15

a) Penerimaan Pajak Daerah

Total Pajak Daerah yang

terhimpun pada triwulan II tahun 2018 mencapai sebesar Rp2,36 triliun atau 54,05 persen dari target. Sebesar Rp2,04 triliun atau 86,19 persen dari total realisasi pajak daerah bersumber dari

Pemprov Kalimantan Timur.

Namun secara persentase

realisasi terhadap target, capaian tertinggi dicatatkan Kabupaten Kutai Timur sebesar 90,10 persen. Jika sumber pajak daerah tidak memperhitungkan penerimaan dari Pemprov Kalimantan Timur, maka daerah dengan penyumbang pajak daerah terbesar berasal dari Kota Samarinda.

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, realisasi di seluruh Pemerintah Daerah se Kalimantan Timur baru mencapai Rp70,58 miliar atau sebesar 30,77 persen dari target. Sebagian besar daerah masih mencatatkan penurunan nominal realisasi dibanding periode yang sama tahun lalu, kecuali di Provinsi Kalimantan Timur, Kab. Kutai Barat, Kab. Paser dan Kab. Berau.

Seperti halnya dengan Pajak Daerah, nominal realisasi terbesar tercatat di wilayah perkotaan yaitu di

Kota Samarinda dan Kota

Balikpapan masing-masing sebesar Rp22,54 miliar dan Rp19,02 miliar. Hal ini sangat wajar karena

sebagian besar aktifitas

perekonomian yang dikenakan pajak daerah dan retribusi daerah berlokasi di wilayah perkotaan. Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

Grafik Realisasi Penerimaan Pajak Daerah se Kaltim Triwulan II 2017 - 2018 0% 50% 100% 150% 200% 250% 300% 500 1.000 1.500 2.000 2.500

Realisasi 2017 Realisasi 2018 % realisasi 2017 % realisasi 2018

Grafik Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Triwulan II 2017 - 2018

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000

(19)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

16

c) Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Pada akhir Triwulan II 2018,

realisasi penerimaan hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan telah mencapai Rp275,37 miliar atau 80,89 persen. Sebagian besar daerah masih mencatatkan penurunan nominal realisasi dibanding periode yang sama tahun lalu, kecuali Kota Samarinda dan Kab. Mahakam Ulu. Nominal realisasi terbesar tercatat di Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp176,45 miliar atau 64,08 persen dari keseluruhan penerimaan.

d) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) Yang Sah (LLPADYS)

Secara agregat, penerimaan LLPADYS sampai akhir Juni 2018 baru mencapai 25,01 persen dari target atau sebesar Rp440,61 miliar. Peningkatan paling besar dibukukan oleh Kabupaten Kutai Timur senilai Rp9,48 miliar. Secara nominal, pemerintah Provinsi Kaltim membukukan penerimaan tertinggi sebesar Rp275,61 miliar, meningkat sangat signifikan

sebesar 358,57 persen

dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai Rp215,51 miliar.

Sementara itu, Kabupaten

Penajam Paser Utara

membukukan penerimaan

terendah senilai Rp1,25 miliar. Selain itu, kabupaten di bagian

selatan Kaltim ini juga

mencatatkan penurunan tertinggi sebesar 92,57 persen. 2. Pendapatan Transfer

Realisasi Pendapatan Transfer mencapai 44,86 persen dari pagu atau sebesar Rp8,46 triliun. Capaian ini menunjukkan sedikit penurunan jika dibandingkan periode yang

Grafik Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Triwulan II 2017 – 2018

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 50 100 150 200 250 300

Realisasi 2017 Realisasi 2018 % realisasi 2017 % realisasi 2018 Grafik Realisasi Penerimaan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan se Kaltim Tw III 2016 - 2017

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

0% 50% 100% 150% 200% 0 50 100 150 200

(20)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

17

sama tahun lalu yang mencapai 49,82 persen. Pencatatan Pendapatan Transfer pada periode ini mengalami perubahan dengan tidak memperhitungkan transfer pemerintah provinsi maupun transfer bantuan keuangan dari pemprov/kabupaten/kota. Hal ini didasarkan pada prinsip akun resiprokal yang tidak boleh ada dalam laporan konsolidasian.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kontribusi realisasi

Transfer Pemerintah Pusat

terhadap total realisasi Pendapatan Daerah di regional ini menunjukkan adanya peningkatan di semua jenis kecuali Dana Bagi Hasil dan Dana Desa. Kondisi ini tentunya

dipengaruhi oleh realisasi

penerimaan baik pajak maupun sumber daya alam.

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah (LLPDYS)

Pada triwulan II 2018, nominal realisasi pendapatan ini mengalami penurunan cukup tajam secara agregat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp68,23 miliar menjadi Rp186,67 miliar. Tercatat masih terdapat 4 pemda yang belum membukukan jenis pendapatan ini.

B. Belanja Daerah

Persentase realisasi total belanja (tanpa transfer) seluruh Pemerintah Daerah di Kalimantan Timur tercatat turun pada triwulan II 2018 menjadi 32,56 persen dari 33,70 persen di triwulan II 2017.

Grafik Kontribusi Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Total Pendapatan Daerah Triwulan II 2017 - 2018

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

0 2000 4000 6000 Dana Desa DID DAK DAU DBH 2018 2017

Grafik Realisasi LLPDYS Triwulan II 2017 – 2018

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah) 20 40 60 80 100 Realisasi 2017 Realisasi 2018

(21)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

18

Tingkat penyerapan tertinggi pada periode ini bersumber dari Belanja Hibah yang mencapai 56,72 persen dari pagu, disusul kemudian Belanja Pegawai sebesar 39,42 persen dan Belanja Barang sebesar 29,83 persen. Tingkat penyerapan Belanja Modal mengalami penurunan jika dibanding dengan tahun lalu dan masih tergolong belum optimal yaitu sebesar 25,82 persen dari pagu.

Pada periode pelaporan, kinerja realisasi belanja tertinggi tercatat pada Kabupaten Kutai Timur yang mencapai 39,39 persen. Sementara Kabupaten Mahakam Ulu menjadi daerah dengan tingkat penyerapan belanja yang terendah sebesar 17,29 persen. Angka ini menurun drastis dibandingkan tahun lalu yang mampu mencapai 22,90 persen.

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun

Prognosis realisasi APBD disusun dengan mempertimbangkan perkembangan yang diperkirakan akan mempengaruhi realisasi anggaran. Pada sisi pendapatan, PAD diperkirakan mengikuti pola realisasi 3 tahun terakhir yang tercatat 85,6 persen, 98,3 persen dan 88,47 persen. Di sisi belanja, capaian realisasi 80,39 persen di tahun 2015, 85,41 persen di tahun 2016 dan 78,24 persen pada tahun 2017 menjadi salah satu pertimbangan utama penyusunan prognosis realisasi sampai akhir tahun 2018.

Tabel Perkiraan Realisasi APBD s.d. Triwulan IV 2018

(Miliar Rp) Uraian Pagu Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV Nominal % Nominal % Pendapatan Daerah 28.662,53 11.799,73 41,17% 26.022,71 90,79% Belanja Daerah 30.340,36 9.580,98 31,58% 24.681,88 81,35% Surplus/Defisit (1.677,83) 2.218,75 (132,24%) 1.340,83 32,1%

Sumber : BPKAD se Kaltim

Grafik Persentase Realisasi Per Jenis Belanja Triwulan II 2017 – 2018

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah) Grafik Tingkat Realisasi Belanja Per Pemda

Triwulan II 2017-2018

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah) 0% 20% 40% 60% % Realisasi 2017 % Realisasi 2018 0% 20% 40% 60% Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bansos Belanja Tidak Terduga % Realisasi 2017 % Realisasi 2018

(22)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

19

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

(Miliar Rp) Uraian 2018 2017 Pemerintah Pusat Pemerintah

Daerah Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi

PENDAPATAN NEGARA 8.992,88 11.805,81 12.506,31 12,17% 11.149,9 I. Penerimaan Perpajakan 8.375,48 2.361,57 10.737,05 13,71% 9.442,5 II. Penerimaan Negara Bukan Pajak 617,40 947,09 1.564,50 2,20% 1.530,8

III. Penerimaan Hibah - 32,22 32,22 9,59% 29,4

IV. Pendapatan Transfer - 8.464,92 172,54 17,21% 147,2

BELANJA NEGARA 11.922,94 9.580,98 13.211,55 -5,39% 13.964,3

I. Belanja Pemerintah 3.202,72 8.814,84 12.017,56 -10,33% 13.401,9 II. Transfer 8.720,22 766,14 1.193,98 112,30% 562,4 Surplus (Defisit) Anggaran (A - B) (2.311,88) 2.192,60 (119,28) -95,76% (2.814,4)

Pembiayaan 0 518,69 518,69 237,03% 153,9

I. Penerimaan Pembiayaan Daerah 520,30 520,30 238,08% 153,9 II. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 1,61 1,61 - - Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan

Anggaran (2.311,88) 2.711,29 399,41 -115,01% (2.660,5)

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Timur

Periode triwulan II 2018 menunjukkan realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian naik menjadi Rp12,51 triliun dari Rp11,15 triliun pada triwulan II 2017. Pendapatan tersebut merupakan konsolidasi dari Pendapatan Pemerintah Pusat sebesar Rp 8,99 triliun dan Pendapatan Pemerintah Daerah konsolidasian sebesar Rp 3,51 triliun. Hal yang berbeda terjadi pada realisasi belanja, realisasi Belanja Konsolidasian mengalami sedikit penurunan menjadi Rp13,21 triliun di triwulan II 2018 dari Rp13,96 triliun pada triwulan II 2017.

(23)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

20

B. Pendapatan Konsolidasian

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Timur pada akhir periode pelaporan tidak mengalami banyak perubahan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Perpajakan senantiasa menjadi kontributor terbesar dengan proporsi sebesar 85,9 persen di Semester I 2018, sedikit menurun dari Semester I 2017.

Pada periode laporan, 78,01 persen Penerimaan Perpajakan Konsolidasian atau sebesar Rp8,37 triliun adalah

penerimaan Pemerintah Pusat

sementara sebesar Rp2,36 triliun atau 21,99 persen merupakan kontribusi Pemerintah Daerah. Hal berbeda tercatat pada PNBP Konsolidasian,

yang mencatatkan kontribusi

Pemerintah Daerah lebih besar, 60,54 persen berasal dari pemerintah daerah. Sementara itu, pendapatan hibah dan transfer seluruhnya bersumber dari Pemerintah Daerah.

2. Analisis Perubahan

Tanpa pendapatan Hibah dan Transfer, Pendapatan Konsolidasian secara agregat mengalami kenaikan sebesar 12,10 persen. Penurunan penerimaan PNBP oleh pemerintah pusat sebesar 3,24 persen dapat diredam oleh kenaikan penerimaan pajak baik oleh pemerintah pusat yang meningkat 14,92 persen maupun pemerintah daerah sebesar 9,63 persen. Di sisi lain, penerimaan PNBP (retribusi daerah) mengalami kenaikan sebesar 6,09 persen. Kenaikan ini mencerminkan upaya pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memanfaatkan pemulihan ekonomi Kalimantan Timur.

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov Kaltim

9.442,5 10.737,1 1.530,8 1.564,5 29,4 32,2 147,2 172,5 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 2017 2018

Pajak PNBP Hibah Transfer

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov Kaltim 8.375,48 617,40 - -2.361,57 947,09 32,22 172,54 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000

Pajak PNBP Hibah Transfer Pusat Daerah

(24)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

21

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan

(Miliar Rp)

Uraian 2017 2018

Realisasi Kenaikan Realisasi Kenaikan Perpajakan 9.442,50 (8,10%) 10.737,05 13,71%

PNBP 1.530,80 (26,10%) 1.564,50 2,20%

Total 10.973,30 (11,09%) 12.301,55 12,10%

PDRB (Triliun) 112.867,37 3,58% 114.948,29 1,84%

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Prov Kaltim

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II 2018 tercatat tumbuh sebesar 1,84 persen (yoy), lebih rendah daripada tingkat pertumbuhan Triwulan II 2017 yang berhasil tumbuh sebesar 3,58 persen. Pertumbuhan ekonomi sejalan dengan peningkatan pendapatan di Kaltim yang meningkat sebesar 12,10 persen. Kondisi ini mencerminkan bahwa dampak kontraksi pada periode-periode sebelumnya sudah mulai dapat teratasi dan pengusaha sudah mampu untuk menjalankan usahanya.

C. Belanja Konsolidasian

1. Analisis Proporsi Dan Perbandingan

Sebanyak 73,74 persen belanja pemerintah pada Semester I tahun

2018 digunakan untuk belanja

operasional, sementara untuk belanja modal tercatat hanya 20,90 persen. Meskipun menunjukkan komposisi yang sama, pada periode 2018 ini mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama di tahun yang lalu, saat dana pemerintah yang digunakan untuk belanja operasional lebih tinggi, mencapai 76.52 persen dibandingkan belanja modal 23,02 persen.

Sumber LKPK Kanwil DJPb Prov Kaltim 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 2017 2018

(25)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

22

2. Analisis Perubahan

Realisasi belanja pada triwulan II tahun 2018 masih didominasi oleh Belanja Pegawai yang mencapai 41,01 persen. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017 yang mencapai 40,03 persen, atau secara nominal mengalami kenaikan sebesar Rp366,77 miliar. Sementara itu, penurunan terjadi pada kontribusi realisasi Belanja Barang dari semula 32,47 persen menjadi 26,03 persen. Penurunan kontribusi juga terjadi pada belanja modal dari 23,02 persen menjadi 20,90 persen.

3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional

Kebijakan fiskal dalam bentuk APBN dan APBD yang dijalankan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sampai dengan triwulan II 2018 secara relatif belum memberikan pengaruh langsung yang signifikan terhadap pembentukan PDRB. Belanja pemerintah yang turut memberikan kontribusi pada komponen Pembentukan Modal Bruto (PMTB) dan komponen Konsumsi Pemerintah dalam struktur PDRB sisi pengeluaran masih sangat kecil, masing-masing hanya sebesar 25,94 persen dan 3,55 persen.

Kebijakan fiskal dalam pengertian luas, yang termasuk kemudahan investasi, pemberian berbagai jenis insentif perpajakan, pengurangan/pembebasan bea masuk dan atau bea keluar, turut berperan terhadap pertumbuhan pada komponen Ekspor DN yang tumbuh 12,10 persen, sementara itu komponen Ekspor LN tumbuh negatif 4,13 persen. Disisi lain, upaya serius pemerintah untuk mengubah pondasi perekonomian Kaltim sehingga tidak bergantung pada sektor pertambangan dan penggalian mampu mendongkrak sektor-sektor yang lain. Sektor industri pengolahan sebagai alternatif pembentuk PDRB telah mampu untuk menumbuhkan geliat industri pengolahan dengan memberikan kontribusi sebesar 0,32 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim. Begitu pula dengan sektor Konstruksi yang mampu menyumbang 0,68 persen.

40,03% 32,47% 23,02% 3,80% 0,13% 0,47%

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Subsidi Transfer 2017 41,01% 26,03% 20,90% 6,54% 5,37%

Hibah Bantuan Sosial Belanja Tak terduga Dana Bantuan Keuangan

2018

(26)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

23

Dengan demikian, walaupun sektor pertambangan mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen, perekonomian Kaltim masih dapat tumbuh sebesar 1,84 persen.

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

(Triliun Rp)

Uraian Triwulan II 2016 Triwulan II 2017 Triwulan II 2018

PDRB (ADHB) 120,22 145,82 156,59

Belanja Pemerintah 11,01 9,81 13,16

Kontribusi Belanja Pemerintah 9,16% 6,73% 8,40%

Investasi Pemerintah 3,56 2,78 2,65

Kontribusi Investasi Pemerintah 2,96% 1,91% 1,69%

Sumber: BPS Provinsi Kaltim dan LKPK Kanwil DJPb Prov. Kaltim

Kontribusi belanja pemerintah dalam pembentukan PDRB pada triwulan II tahun 2018 mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 1,67 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Belanja pemerintah pada triwulan II 2018 naik senilai Rp3,35 triliun dari Rp9,81 triliun di periode sama 2017.

Kondisi berbeda terjadi untuk kontribusi investasi pemerintah. Kontribusi investasi pemerintah semakin menurun dari tahun 2016, pada triwulan II 2016 investasi pemerintah berkontribusi sebesar 2,96 persen dan pada triwulan II 2018 kontribusi investasi pemerintah hanya menyisakan 1,69 persen.

(27)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

24

A. Anomali Tingkat Kemiskinan Pedesaan Kaltim

Rilis data tingkat kemiskinan periode Maret 2018 menjadi isu hangat di ranah publik. Diskusi publik terutama dikarenakan untuk pertama kali Indonesia berhasil mencatatkan tingkat kemiskinan single digit, yaitu pada angka 9,82 persen setelah pada September 2017 masih pada level 10,12 persen. Secara absolut, jumlah penduduk miskin berkurang dari semula 26,85 juta orang menjadi 25,95 juta orang. Potret yang berbeda tercatat pada level regional Kaltim, meskipun tingkat kemiskinan turun tipis 0,05 persen dari 6,08 persen menjadi 6,03 persen, namun jumlah penduduk miskin justru bertambah dari 218,67 ribu orang menjadi 218,90 ribu orang.

Jika diuraikan lebih rinci, tingkat kemiskinan di pedesaan Kaltim menunjukkan kenaikan 0,09 persen atau bertambah 2,16 ribu orang. Potret ini menunjukkan anomali karena secara nasional tingkat kemiskinan di pedesaan turun. Sebaliknya, tingkat kemiskinan di perkotaan Kaltim tercatat turun 0,13 persen atau berkurang 1,94 ribu orang, sesuai dengan potret pada tingkat nasional.

Ditinjau dari sudut pandang fiskal, sangat beralasan untuk mengaitkan potret angka kemiskinan Kaltim tersebut dengan realisasi belanja Bantuan Sosial sepanjang Triwulan I 2018 yang hanya Rp30 juta atau 0,37 persen dari pagu dana sebesar Rp8,19 miliar yang disediakan di APBN. Belanja bantuan sosial dari sumber APBD pemda se-Kaltim dengan pagu dana sebesar Rp66,54 miliar bahkan belum direalisasikan sama sekali, sehingga belum membawa dampak di masyarakat. Fenomena tersebut juga bisa ditinjau dari efektivitas Dana Desa yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan di pedesaan. Pada saat pengukuran angka kemiskinan dilakukan, yaitu Maret 2018, alokasi Dana Desa Tahun 2018 sebesar Rp731,71 miliar untuk 841 desa se-Kaltim baru tersalurkan sebesar Rp108,64 miliar atau 14,8 persen dari Kas Negara ke Kas Daerah di kabupaten, sehingga belum disalurkan ke Rekening Kas Desa. Catatan tingkat penyerapan desa atas Dana Desa tahun 2017, juga hanya sebesar Rp518,35 miliar atau 74,8 persen dari pagu sebesar Rp692,42 miliar. Kondisi ini tentu berdampak pada keberhasilan upaya peningkatan kesejahteraan sekaligus pengurangan tingkat kemiskinan pedesaan.

(28)

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN II 2018

25

B. Multiyears Project

Tahun terakhir masa jabatan Gubernur Kaltim dibayangi keraguan penyelesaian beberapa proyek infrastruktur strategis di Kaltim, khususnya yang dibiayai APBD Provinsi Kaltim. Perlu tambahan alokasi dana di APBD-P 2018 sekitar Rp450 miliar untuk menyelesaikan beberapa multiyear project yang seluruhnya ditargetkan selesai di akhir 2018. Misalnya, Bandara Samarinda Baru yang merupakan infrastruktur perhubungan udara strategis dan telah mulai beroperasi Juni 2018 ini telah mencapai progres 91,34 persen, dan masih memerlukan pendanaan APBD sebesar Rp36,1 Miliar. Seksi V jalan tol Balikpapan-Samarinda yang menjadi tanggungjawab provinsi Kaltim mencatat progres 83,19 persen. Tambahan dana yang masih dibutuhkan dari APBD Kaltim 2018 sebesar Rp190 Miliar. Jembatan Mahakam IV yang berfungsi mengurai kemacetan lalu-lintas dalam kota, baru mencapai 85,43 persen dan masih diperlukan tambahan alokasi sebesar Rp50 Miliar.

Isu fiskal tentang keberlanjutan pendanaan untuk penyelesaian proyek tersebut muncul karena kondisi keuangan daerah hanya mampu menyediakan sekitar Rp200 miliar. Sementara di sisi lain, Calon Gubernur dan Wagub Terpilih telah beberapa kali menyampaikan pernyataan keengganan untuk melanjutkan proyek jika tidak selesai di tahun 2018.

Opsi yang dipilih pemerintah daerah provinsi Kaltim saat ini adalah menambahkan target pendapatan yang bersumber dari dana transfer APBN, khususnya Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam, baik migas maupun minerba, sebesar Rp120 miliar. (Kaltimpost, 31 Juli 2018).

Opsi sumber dana tersebut diragukan masyarakat karena pemerintah pusat memutuskan tidak ada APBN-P di tahun 2018, sehingga tambahan alokasi dana transfer tidak bisa lagi diharapkan. Namun yang tidak diketahui masyarakat adalah bahwa sebenarnya alokasi Transfer ke Daerah untuk Kaltim yang ditetapkan dalam Perpres Rincian APBN tidak seluruhnya dicantumkan pada saat penyusunan APBD 2018. DBH SDA dan DBH Pajak untuk Kaltim yang dialokasikan di APBN 2018 masing-masing adalah sebesar Rp1,87 triliun dan Rp772 miliar, namun pada APBD Kaltim 2018 hanya dicantumkan masing-masing Ro1,48 triliun dan Rp680 miliar. Dengan demikian sebenarnya masih tersedia ruang gerak sekitar Rp484 miliar untuk ditambahkan pada target pendapatan APBD-P 2018.

Gambar

Tabel Realisasi APBD Triwulan II 2017-2018
Grafik Realisasi Penerimaan Pajak Daerah   Triwulan II 2017 - 2018  76,35% 75,01%2,77%2,24%10,42%10,46%8,75%14,00% 0,01.000,02.000,03.000,04.000,0 2017 2018
Grafik Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah   Triwulan II 2017 - 2018
Grafik Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah   Triwulan II 2017  – 2018
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diperkuat dengan kepuasan kader kelompok intervensi dalam menggunakan SMS gateway dan anggapan dari mayoritas kader bahwa SMS gateway pelaporan ibu hamil

Sistem dapat memberikan rekomendasi pegawai terbaik untuk masing-masing bagian yang dihitung menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Perancangan

Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya disusun dengan

dengan subjek penelitian dilakukan dengan semi formal, hal ini dilakukan agar subjek tidak merasa diintrogasi dan dapat leluasa memberikan informasi dengan jujur. Adapun

Melakukan pembayaran melalui Uang Persediaan atas persetujuan Pejabat Yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Satker untuk Belanja Barang,

Simpulan, AT-III merupakan biomarker koagulasi yang memiliki hubungan dengan derajat keparahan PK yang dinilai dengan skor CURB-65 sehingga AT-III dapat digunakan untuk

Bab IV berisi kualitas tes UAMBN Bahasa Arab dan prestasi belajar peserta didik di Kabupaten Bantul yang berisi deskripsi data analisis butir soal secara