• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 EXECUTIVE SUMMARY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 EXECUTIVE SUMMARY"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

EXECUTIVE SUMMARY

Perekonomian Maluku Utara triwulan I-2019 tumbuh 7,65 persen (y-on-y), melampaui target RPJMD sebesar 7,5 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha Industri pengolahan yang tumbuh sebesar 16,41 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor luar negeri yang tumbuh sebesar 21,17 persen. Operasional perusahaan pengolahan hasil tambang pasca diberlakukannya relaksasi kebijakan ekspor minerba masih menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Maluku Utara.

Sampai dengan triwulan I-2019, Provinsi Maluku Utara yang diwakili oleh Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 2,95 persen (y-on-y) atau di atas inflasi nasional sebesar 2,48 persen (y-on-y). Telur, sayuran, bumbu-bumbuan, dan angkutan udara menjadi komoditi penyumbang inflasi selama triwulan I-2019. Inflasi Kota Ternate triwulan I-2019 lebih tinggi dari inflasi nasional dan tergolong tinggi di kawasan regional. Namun, inflasi masih terjaga di bawah target RPJMD dan masih berada dalam ambang batas target RKP 2019.

Inflasi yang relatif terjaga diikuti angka kemiskinan yang stagnan di kisaran level 6,6 persen. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) meningkat 32 basis poin menjadi 5,09 persen dan di atas target RPJMD sebesar 4,13 persen. Tingginya pertumbuhan pada beberapa sektor perekonomian terutama pada sektor industri pengolahan dan perdagangan tidak berimbas terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut. Tetapi, yang harus diperhatikan oleh Pemerintah Daerah adalah momentum meningkatnya jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian sebesar 4,64 persen.

Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, Realisasi penerimaan perpajakan juga mengalami peningkatan. Tercatat penerimaan pajak sampai dengan triwulan I-2019 sebesar Rp355,94 miliar atau meningkat 15,04 persen dibanding periode yang sama tahun 2018. Dari sisi belanja, realisasi Belanja Negara dan Transfer ke Daerah tercatat Rp3,83 triliun atau meningkat 17,51 persen dari realisasi pada periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp3,26 triliun. Peningkatan terbesar terjadi pada belanja pegawai dan belanja barang yang masing-masing meningkat hampir dua kali lipat dari realisasi tahun triwulan I tahun 2018.

Realisasi Pendapatan Daerah triwulan I-2019 pada seluruh Pemerintah Daerah di Maluku Utara tercatat sebesar Rp2,08 Triliun, turun dibanding periode tahun 2018

(4)

EXECUTIVE SUMMARY

sebesar Rp2,41 Triliun. Pendapatan dari Transfer tercatat sebesar Rp1,89 Triliun atau turun dibanding periode tahun 2018 sebesar Rp2,27 Triliun. Realisasi PAD selama triwulan I tahun 2019 juga tercatat sebesar Rp42 Miliar, sangat rendah dibanding penerimaan dari transfer Pemerintah Pusat. Hal tersebut menunjukkan bahwa APBD di Maluku Utara masih bergantung pada transfer dari Pemerintah Pusat. Sejalan dengan menurunnya pendapatan, realisasi belanja daerah tercatat Rp1,48 triliun atau lebih rendah dari realisasi periode 2018 sebesar Rp1,53 triliun.

Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Daerah sampai dengan triwulan I-2019 tercatat Rp473,47 Miliar, dengan 83,9 persennya adalah pendapatan Pemerintah Pusat. Realisasi pendapatan tersebut lebih rendah dibanding tahun 2018 sebesar Rp474,78 Miliar. Rasio penerimaan perpajakan terhadap PDRB turun 21 basis poin menjadi 3,85 persen, sementara rasio PNBP terkoreksi 73 basis poin menjadi 0,75 persen. Sementara itu, belanja konsolidasian triwulan I-2019 mengalami kenaikan menjadi Rp2,57 triliun dari periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp2,26 triliun. Belanja konsolidasian menurut fungsinya memiliki korelasi positif dengan capaian indikator makro seperti Angka Partisipasi Sekolah dan Indeks Pembangunan Manusia. Selama triwulan I-2019, hal positif yang terpotret adalah meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan sebesar 7 persen dibanding triwulan sebelumnya sebesar 4,13 persen. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan antara lain meningkatnya produksi sektor perikanan sepanjang triwulan I-2019. Untuk mendorong produk perikanan terutama melalui ekspor langsung, dibutuhkan komitmen dari seluruh pihak. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Ternate, Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, dan Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) bersama-sama mendorong peningkatan ekspor ikan. Upaya yang dilakukan antara lain dengan melakukan pembinaan karantina ikan dan kemudahan pengurusan izin dan dokumen bagi pelaku usaha.

(5)

DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY ……….………... i

DAFTAR ISI ………... iii

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ………. 1

A. Produk Domestik Regional Bruto ………. 2

B. Inflasi ………. 4

C. Indikator Kesejahteraan ………. 5

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ………. 7

A. Pendapatan Negara ………..…. 8

B. Belanja Negara ………... 11

C. Prognosis Realisasi APBN ……… 12

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ………. 13

A. Pendapatan Daerah ………..…. 14

B. Belanja Daerah ………... 17

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Triwulan IV 2019 ………. 18

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ………. 19 A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian ………. 19

B. Pendapatan Konsolidasian ………..………. 20

C. Belanja Konsolidasian ……… 22

V. BERITA/ ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ……….…………..….……. 25 A. Ekspor Perikanan Meningkat, Pertumbuhan Sektor Produktif Melesat 25 B. Ekspor Langsung, Upaya Mendorong Pertumbuhan Sektor Perikanan 25

(6)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Perekonomian Maluku Utara triwulan I 2019 tumbuh 7,65 persen (y-on-y) melampaui target RPJMD 7,5 persen. Inflasi tahun kalender selama triwulan I-2019 masih terjaga pada level 0,49 persen dari target RPJMD sebesar 3,21 persen. Ekspor sampai dengan akhir triwulan I tercatat 2.250 ribu ton atau setara dengan US$169 juta. Sementara tingkat pengangguran terbuka dan kemiskinan tercatat belum memenuhi target, masing-masing tercatat sebesar 5,09 persen dan 6,62 persen.

Indikator 2017 2018 2019 RPJMD Capaian Triw I RPJMD Capaian Triw I RPJMD Capaian Triw I Pertumbuhan Ekonomi (% y-on-y) 7,0 7,54 7,2 7,98 7,5 7,65 Inflasi (Tahun Kalender) 4,2 1,91 3,8 1,63 3,21 0,49 Ekspor (ribu ton)

30.994 27,87 33.872 2.041 36.749 2.250 US$31,49 juta US$117 Juta US$169 Juta Pengangguran 4,59 4,81 4,36 4,65 4,13 5,09 Kemiskinan 4,84 6,41 4,14 6,64 3,44 6,62 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, Pemerintah Provinsi Maluku Utara

Meskipun pertumbuhan ekonomi dibanding triwulan I-2018 (y-on-y) meningkat, perlu diwaspadai bahwa apabila dibanding triwulan IV-2018, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan 0,73 persen (q-to-q). Selain itu, meningkatnya pertumbuhan ekonomi (y-on-y) sangat ditopang oleh lapangan usaha pengolahan hasil tambang yang memiliki kontribusi kecil pada pembentukan PDRB. Sementara itu, lapangan usaha yang berkontribusi terbesar terhadap PDRB seperti pertanian dan perkebunan pertumbuhannya relatif kecil. Pemerintah Daerah harus mengupayakan agresivitas pertumbuhan lapangan usaha di sektor pertanian dan perkebunan untuk menjaga pertumbuhan PDRB.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diikuti oleh inflasi tahun kalender yang terjaga pada level 0,49 persen. Hal tersebut mengindikasikan meningkatnya pendapatan riil masyarakat selama triwulan I tahun 2019. Sementara itu, realisasi ekspor s.d triwulan I-2019 sebesar 2.250 ribu ton atau setara dengan US$169,02 juta atau lebih tinggi dari realisasi periode yang sama tahun 2018. Namun, realisasi tersebut masih jauh dari target ekspor yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 36.749 ribu ton. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa penetapan target ekspor pada RPJMD belum realistis.

Tingginya pertumbuhan ekonomi belum mampu menekan angka kemiskinan dan kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja masih sedikit. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian yang ditopang sektor pengolahan baru dinikmati oleh sebagian kecil kelompok. Hal tersebut harus dijadikan momentum oleh Pemerintah Daerah untuk mengurangi penduduk miskin dan ketimpangan pendapatan. Upaya yang

Tabel 1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Provinsi Maluku Utara

(7)

dilakukan antara lain melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan faktor produksi dengan mendorong investasi pada sektor padat karya dan penetapan kebijakan pembangunan inklusif.

A. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku Utara atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan I-2019 mencapai Rp9.575,5 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 (ADHK) mencapai Rp6.470,3 miliar. Ekonomi Maluku Utara triwulan I-2019 dibanding triwulan I-2018 (y-on-y) tumbuh 7,65. persen. Namun, dibanding triwulan sebelumnya sebelumnya (q-to-q), ekonomi menurun 0,73 persen. Dari sisi produksi, penurunan (q-to-q) disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada beberapa lapangan usaha. Sementara dari sisi Pengeluaran disebabkan oleh kontraksi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (minus 43,70 persen) dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (minus 39,20 persen).

Sumber : BPS dan BPS Prov Malut (diolah)

Secara y-on-y, sejak Tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara senantiasa terjaga di kisaran 7 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5 persen. Dari sisi

lapangan usaha, pertumbuhan

didukung oleh semua lapangan usaha, tertinggi pada Industri Pengolahan.

Tingginya pertumbuhan industri pengolahan dimulai pasca beroperasinya smelter pada akhir tahun 2016. Pertumbuhan pada lapangan usaha industri pengolahan di masa yang akan datang dipengaruhi oleh pertumbuhan pembangunan smelter dan kebijakan

5,09 5,64 5,56 6,54 7,54 6,96 7,78 8,3 7,98 7,31 8,17 7,92 7,65 4,92 5,18 5,02 4,94 5,01 5,01 5,06 5,19 5,06 5,27 5,17 5,17 5,07 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

2016 2017 2018 2019

PDRB ADHB Maluku Utara (Miliar) PDRB ADHK Maluku Utara (Miliar)

% Pertumbuhan PDRB Maluku Utara % Pertumbuhan PDB Nasional

16,41 12,93 10,79 -3 2 7 12 17 Industri Pengolahan Perdagangan Besar dan Eceran Jasa Lainnya Grafik 1.1 Perkembangan PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (y-on-y) Miliar % Grafik 1.2 Pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha

(8)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

mineral oleh Pemerintah Pusat. Meskipun pertumbuhan smelter relatif stagnan, tetapi pertumbuhan industri pengolahan diprediksi akan tetap tumbuh. Hal tersebut dipengaruhi relaksasi kebijakan ekspor yang memperkenankan ekspor mineral dengan kadar lebih rendah dari hasil pengolahan smelter.

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

Dari struktur pembentuk PDRB, industri pengolahan hanya menyumbang 7,81 persen. Kondisi tersebut menguatkan indikasi pertumbuhan ekonomi masih baru dirasakan oleh sekelompok kecil lapangan usaha di Maluku Utara. Sementara itu, sektor yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDRB, pertanian, tercatat tumbuh sebesar 7 persen. Hal tersebut merupakan kabar positif mengingat pada periode-periode sebelumnya pertumbuhan sektor pertanian berkisar pada angka 3-4 persen. Fundamental ekonomi regional akan lebih kuat apabila sumber pertumbuhan ditopang oleh lapangan usaha yang memberikan kontribusi tinggi terhadap pembentukan PDRB.

Dari sisi pengeluaran,

pertumbuhan ekonomi triwulan I-2019 (y-on-y) terjadi hampir pada semua komponen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Ekspor Luar Negeri sebesar 27,17 persen (yoy). Berdasarkan struktur pembentukan PDRB, Konsumsi Rumah Tangga masih menjadi penopang utama PDRB Malut. 0,07 0,09 0,11 0,31 0,44 0,77 2,06 2,95 3,57 3,23 6,12 6,72 7,81 10,24 15,03 18,01 22,48 8,18 10,15 4,95 5,70 7,39 10,79 6,68 0,48 1,34 8,21 5,29 8,43 16,41 7,13 12,93 7,00 Pengadaan Air Listrik dan Gas Real Estate Jasa Perusahaan Akomodasi Jasa Lainnya Jasa Kesehatan Jasa Keuangan Jasa Pendidikan Infokom Transportasi Konstruksi Industri Pengolahan Pertambangan Adm Pemerintahan Perdagangan Pertanian Konsumsi RT; 54,15 Pengeluaran Pemerintah; 22,93 Pengeluaran LNPRT; 1,43PMTB; 21,32 Ekspor LN; 27,17 Perubahan Inventori; 1,54 Impor LN; 9,29 Net Ekspor Antar Daerah; 16,18 Other; 27,01 Grafik 1.3 Struktur dan Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2019 Maluku Utara menurut Lapangan Usaha Grafik 1.4 Struktur PDRB menurut jenis pengeluaran

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

Struktur PDRB Pertumbuhan PDRB

(9)

Rendahnya net ekspor antar daerah menunjukkan bahwa perekonomian Maluku Utara sangat bergantung kepada pasokan produk dan jasa dari luar daerah.

B. Inflasi

Sampai dengan triwulan I-2019, Provinsi Maluku Utara yang diwakili oleh Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 2,95 persen (y-on-y) atau di atas inflasi nasional sebesar 2,48 persen (y-on-y). Inflasi bulanan selama triwulan I-2019 tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 0,76 persen. Deflasi yang terjadi pada bulan Februari dan Maret menjadikan inflasi tahun kalender selama triwulan I-2019 terjaga pada level 0,49 persen.

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi selama triwulan I-2019 terjadi di hampir seluruh kelompok pengeluaran dengan nilai yang rendah. Penyumbang inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan yang mencatatkan inflasi sebesar 5,71 persen selama triwulan I-2019. Sub kelompok lainnya yang meyumbang inflasi selama triwulan I-2019 adalah Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya sebesar 4,79 persen.

Inflasi kota ternate triwulan I-2019 lebih tinggi dari inflasi nasional dan tergolong tinggi di kawasan regional. Namun, inflasi masih terjaga di bawah target RPJMD dan masih berada dalam ambang batas target RKP 2019.

0,47 1,41 5,71 1,06 0,71 0,27 4,79 0,93 1,18 0,38 1,88 0,41 Apr 18 3,54 Mei 18 3,75 Juni 18 3,91 1,88 Agsts 18 3,15 Sep 18 3,67 Okt 18 3,26 Nov 18 4,64 Des 18 4,12 Jan 19 4,23 Feb 19 3,61 Mar 19 2,95 3,41 3,23 3,12 Jul 18 3,18 3,2 2,88 3,16 3,23 3,13 2,82 2,57 2,48 0 1 2 3 4 5 6

Inflasi per Sub Kelompok Inflasi (y-on-y) Kota Ternate Inflasi (y-on-y) Nasional 2,95 5,1 2,33 2,46 3,87 0 2 4 6

Ternate Jayapura Sorong Manado Ambon

% Grafik 1.5

Perkembangan Inflasi (y-on-y) dan inflasi tahun kalender per sub kelompok RPJMD 3,21 RKP 3,5 + 1 RKP 3,5 - 1 Grafik 1.6 Perbandingan tingkat inflasi regional %

(10)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Meskipun angka inflasi relatif terkendali, tetapi ketergantungan terhadap barang dan jasa dari luar daerah yang ditunjukkan rendahnya net ekspor antar daerah, harus menjadi perhatian. Pemerintah daerah dan Tim Pengendali Inflasi Daerah harus mengambil langkah antisipasi pengendalian inflasi Daerah. Salah satunya melalui stimulus terhadap pelaku usaha yang menghasilkan produk bahan makanan seperti komoditi pertanian dan hortikultura yang selama ini dipasok dari daerah lain.

C. Indikator Kesejahteraan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2019 tercatat sebesar 5,09 persen atau naik 32 basis poin dibanding TPT Februari 2018. Angkatan kerja pada Februari 2019 yaitu sebanyak 544,9 ribu orang, turun sebanyak 43,0 ribu orang dibandingkan Februari 2018 (587,9 ribu orang). Sejalan dengan penurunan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya.

Sumber: BPS dan BPS Provinsi Malut (diolah)

Tingginya pertumbuhan pada beberapa sektor perekonomian terutama pada sektor industri pengolahan dan perdagangan tidak berimbas terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut. Dengan pertumbuhan sebesar 16,41 persen, jumlah

tenaga kerja pada sektor industri pengolahan justru menurun 23,19 persen. Hal yang sama juga terjadi pada sektor perdagangan yang tumbuh 12,93 persen tetapi penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut menurun sebesar 20,21 persen. Peningkatan jumlah tenaga kerja

5,29 5,56 6,05 3,43 4,01 4,82 5,33 4,65 4,77 5,09 5,94 5,81 6,18 5,50 5,61 5,33 5,50 5,13 5,34 5,01 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 0 100 200 300 400 500 600 700

Agt 2014 Feb 2015 Agt 2015 Feb 2016 Agt 2016 Feb 2017 Agt 2017 Feb 2018 Agt 2018 Feb 2019

jumlah angkatan kerja jumlah penduduk bekerja TPT Maluku Utara TPT Nasional

16,41 -0,82 7 12,93 6,68 -23,19 -15,75 4,64 -20,21 12,03 -30 -20 -10 0 10 20 P e ng o la ha n P e rt am ba ng an P e rt an ian P e rdag ang an Jas a Ke se ha tan

Pertumbuhan Perkembangan Tenaga Kerja

Ribuan %

Grafik 1.7 Perkembangan Ketenagakerjaan

%

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

Grafik 1.8 Petumbuhan ekonomi dan pertumbuhan tenaga kerja per sektor

(11)

tercatat pada sektor pertanian yang merupakan sektor terbesar dalam struktur PDRB Maluku Utara. Kenaikan jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian tercatat sebesar 4,64 persen. Momentum ini harus dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah, mengingat sektor pertanian merupakan sektor unggulan yang berkontribusi terbesar pada penciptaan PDRB. Apabila sektor pertanian mampu tumbuh dan menyerap tenaga kerja dengan jumlah besar, maka fundamental perekonomian Maluku Utara akan semakin kokoh dan stabil.

Sementara itu, angka kemiskinan relatif stagnan dibanding periode sebelumnya di kisaran 6,6 persen. Angka kemiskinan sejak dua tahun terakhir mengalami tren meningkat. Faktor-faktor penyebab kenaikan tingkat kemiskinan adalah, rendahnya nilai tukar petani (NTP), dan inflasi selama periode semester II-2018. Kenaikan jumlah penduduk miskin terjadi di perkotaan yang meningkat 51

basis poin dibanding periode sebelumnya. Sementara itu, angka kemiskinan di perdesaan meningkat 3 basis poin dari periode sebelumnya. Pemerintah Daerah perlu mengevaluasi program-program yang telah dilaksanakan, terutama terkait program pengendalian inflasi daerah, program beras sejahtera, dan peningkatan pembangunan sektor pertanian dan perkebunan.

Tren meningkatnya kemiskinan linier

dengan ketimpangan pendapatan di

perdesaan yang meningkat 11 basis poin menjadi 0,277. Sementara itu, ketimpangan pendapatan di perkotaan turun 20 basis poin. Secara total, ketimpangan pendapatan di Maluku Utara yang diukur dengan Gini Ratio mengalami kenaikan sebesar 8 basis poin dan menjadi 0,336. Angka ketimpangan terse-

but masih dalam kategori rendah dibanding daerah lain di Indonesia. Begitu pula dengan distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah di Maluku Utara, tercatat sebesar 20,10 persen dan termasuk pada kategori ketimpangan rendah. Pemanfaatan dana desa yang dipercepat sejak awal tahun dan optimalisasi penggunaannya untuk program padat karya berpengaruh pada turunnya ketimpangan di Perdesaan.

76,4 76,47 78,28 81,46 81,93 6,41 6,35 6,44 6,64 6,62 6 6,2 6,4 6,6 6,8 7 72 74 76 78 80 82 84 Se p 16 M ar 17 Se p 17 M ar 18 Se p 18 Jumlah Persentase 0,251 0,265 0,277 0,266 0,277 0,326 0,322 0,338 0,345 0,308 0,309 0,317 0,33 0,328 0,336 0,384 0,2 0,3 0,4 Se p 16 M ar 17 Se p 17 M ar 18 Se p 18 Pedesaan Perkotaan Total Nasional Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

% Ribu jiwa Grafik 1.9 Pekembangan kemiskinan Maluku Utara

Sumber: BPS dan BPS Provinsi Malut (diolah)

Grafik 1.10 Pekembangan Gini Ratio

(12)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Selama triwulan I-2019, realisasi pendapatan negara di Provinsi Maluku Utara mencapai 18,7 persen dari target, lebih rendah 2,7 persen dibanding periode yang sama tahun 2018. Belanja negara pun terealisasi 24.67 persen dari pagu atau lebih tinggi 2,1 persen dibanding realisasi pada periode yang sama tahun 2018.

Uraian Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA 1.589,33 273,68 1.744,09 374,84 2.257,35 422,13 I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 1.589,33 273,68 1.744,09 374,84 2.257,35 422,13 1. Penerimaan Pajak 1.469,50 207,68 1.652,15 309,38 2.117,10 355,94 2. PNBP 119,84 66,01 91,94 65,46 140,25 66,189 II. HIBAH - - - - B. BELANJA NEGARA 14.624,30 3.029,61 14.448,92 3.260,89 15.535,35 3.831,81 I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 4.918,01 668,30 4.441,68 770,72 4.739,10 1.139,33 1. Belanja Pegawai 1.266,73 229,56 1.216,32 242,39 1.234,23 460,84 2. Belanja Barang 1.798,74 205,02 1.636,48 252,26 1.819,19 507,21 3. Belanja Modal 1.834,59 233,72 1.576,33 276,03 1.672,33 168,62 4. Belanja Bantuan Sosial 17,96 - 12,55 0,04 13,35 2,66 5. Belanja Lain-lain - - - - II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 9.706,28 2.361,31 10.007,24 2.490,18 10.796,25 2.692,48 1. Transfer ke Daerah 8.873,88 2.361,31 9.221,02 2.332,93 9.904,64 2.526,95 a. Dana Perimbangan 8.763,04 2.298,39 9.085,52 2.286,43 9.764,99 2.457,12 1) Dana Alokasi Umum 6.180,28 2.028,24 6.356,37 2.105,04 6.548,96 2.167,16 2) Dana Bagi Hasil 410,75 118,53 424,24 72,10 482,75 79,80 3) Dana Alokasi Khusus 2.172,01 151,62 2.304,91 109,29 2.733,28 140,33 b. Dana Otonomi Khusus - - - - c. Dana Keistimewaan Yogyakarta - - - - d. Dana Transfer Lainnya (DID) 110,84 62,92 135,50 46,50 139,65 69,83 2. Dana Desa 832,41 - 786,23 157,25 891,60 165,53 C. SURPLUS DEFISIT (13.034,97) (2.755,93) (12.704,83) (2.886,05) (13.278) (3.409,68) Sumber: Perpres Rincian TKDD Tahun 2019, KPP Pratama Ternate, KPP Pratama Tobelo, dan Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Maluku Utara Periode Triwulan I Tahun 2017 s.d. Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

(13)

Persentase realisasi penerimaan perpajakan terhadap target tercatat 1,91 persen lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2018. Hal tersebut sejalan dengan sejalan dengan perlambatan perekonomian Maluku Utara triwulan I-2019 yang tumbuh 7,65 persen (y-o-y), lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi triwulan 1-2018 yang tumbuh 7,98. Dari sisi belanja, terjadi peningkatan realisasi pada semua jenis belanja pemerintah pusat, terutama jenis belanja bantuan sosial yang terealisasi 19,61 persen lebih tinggi dibanding tahun 2018. Penyaluran transfer ke daerah dan dana desa juga lebih tinggi dibanding tahun 2018, baik secara nominal maupun wqalaupun dalam tingkat persentase realisasinya lebih rendah. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kebijakan belanja pemerintah di Maluku Utara telah sejalan dengan program penguatan infrastruktur dan pembangunan daerah.

A. Pendapatan Negara 1. Penerimaan Perpajakan

Realisasi penerimaan perpajakan di Maluku Utara selama triwulan I-2019 mencapai Rp355,94 miliar, terdiri atas penerimaan pajak dalam negeri Rp267,58 miliar dan pajak perdagangan internasional Rp88,36 miliar.

a) Pajak Penghasilan (PPh)

Penerimaan PPh selama triwulan I-2019 sebesar 160,49 miliar, lebih tinggi dibanding realisasi periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp132,76 miliar. Terhadap keseluruhan penerimaan perpajakan di Maluku Utara, penerimaan PPh tersebut memberi kontribusi sebesar 45,09 persen. Kenaikan PPh tersebut sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja, terutama pekerja formal.

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Penerimaan PPN selama triwulan I-2019 mencapai Rp100,82 miliar, lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2018 (Rp63,075 miliar). Terhadap keseluruhan penerimaan perpajakan di Maluku Utara, penerimaan PPN tersebut memberi kontribusi sebesar 28,32 persen.

Lokasi Triwulan I-2017

(Rp) Triwulan I-2018 (Rp) Triwulan I-2019 (Rp) TERNATE 85.585.603.818 59.493.878.012 63.075.977.864 HALMAHERA UTARA 15.000.000 35.468.259.284 36.703.734.996 Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

Tabel 2.2 Realisasi Penerimaan PPN (MAP 41121x) Per Lokasi Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2017 s.d. Tahun 2019

(14)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Kenaikan PPN pada periode triwulan I-2019 terjadi seiring dengan perekonomian yang tumbuh positif pada semua sektor usaha, terutama industri pengolahan akibat pembangunan smelter. Selain itu, terjadi pula kenaikan pada volume konsumsi barang/jasa, seperti bahan makanan. Data BPS menunjukkan bahwa industri pengolahan tumbuh 14,11 persen (y-o-y) dan indeks tendensi konsumen juga naik dengan nilai indeks 102,37.

c) Pajak Bumi dan Bangunan

Penerimaan PBB mencapai Rp2,78 miliar pada tahun 2019, seluruhnya merupakan Pendapatan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara. Sebagian besar penerimaan tersebut terpusat di Kab. Kepulauan Sula dan Kab. Halmahera Timur.

d) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Penerimaan PPnBM (MAP 41122x) selama triwulan I-2018 hanya sebesar Rp1,04 miliar, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2018 yang mencapai Rp10.469.723 juta. Sebagian besar penerimaan tersebut masih terpusat di Halmahera Utara yang merupakan pusat perekonomian Maluku Utara.

Lokasi Triwulan I-2017

(Rp) Triwulan I-2018 (Rp) Triwulan I-2019 (Rp) TERNATE 134.328.014 10.469.723 2.068.873 HALMAHERA UTARA - 3.886.364 1.040.057.477

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

e. Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional dan Cukai

Realisasi penerimaan dari pajak perdagangan internasional mencapai Rp88,36 miliar, meningkat 16,29 persen dibanding periode yang sama tahun 2018. Seluruhnya penerimaan tersebut tercatat sebagai penerimaan di Kota Ternate dan 91,73 persen merupakan pendapatan bea keluar.

Jenis Triwulan I-2017

(Rp)

Triwulan I-2018 (Rp)

Triwulan I-2019 (Rp) Pendapatan Bea Masuk 1.174.221.000 1.799.239.000 7.291.664.000 Pendapatan Bea Keluar 90.909.091 74.144.214.090 81.055.629.000

Pabean Lainnya - 39.303.000 13.908.000

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

Tabel 2.4 Realisasi Penerimaan PPnBM (MAP 41122x) Per Lokasi Kabupaten/Kot a Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2017 s.d. 2019 Tabel 2.3 Realisasi Penerimaan PPnBM (MAP 41122x) Per Lokasi Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2017 s.d. 2019

(15)

Peningkatan pendapatan bea keluar didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekspor luar negeri. Data BPS menunjukkan bahwa ekspor luar negeri pada triwulan I-2018 tumbuh hingga sebesar 44,93 persen (y-o-y).

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Realisasi PNBP selama triwulan I-2019 mencapai Rp66,18 miliar. Seluruh PNBP yang diterima merupakan Pendapatan PNBP Lainnya (425xxx). Ketiadaan penerimaan PNBP dari sumber daya alam (SDA) terjadi karena PNBP SDA disetor dan dicatat sebagai penerimaan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN). Penerimaan PNBP di Maluku Utara didominasi oleh Pendapatan Uang Pendidikan (425412) dan Pendapatan Jasa Kebandarudaraan (425516).

a) Penerimaan Pendapatan Uang Pendidikan

Penerimaan berupa Pendapatan Biaya Pendidikan selama triwulan I-2019 mencapai Rp24,23 miliar dan seluruhnya di Kota Ternate. Penerimaan tersebut lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2018 (Rp4,37 miliar). Pendapatan Uang Pendidikan umumnya meningkat di triwulan I dan triwulan III. Penerimaan yang cenderung lebih tinggi di periode tersebut seiring dengan periode pembayaran uang semester kuliah pada bulan Februari dan Agustus. b) Pendapatan Jasa Kebandarudaraan

Pendapatan Jasa Kebandarudaraan selama triwulan I-2019 mencapai Rp6,29 miliar. Sejalan dengan aktivitas bandar udara yang terkonsentrasi di Ternate, penerimaan di Kota Ternate menjadi yang tertinggi dibanding kabupaten/ kota lain di Maluku Utara (88,95 persen).

Lokasi Realisasi (Rp)

KOTA TERNATE 5.595.338.303

KAB. HALMAHERA SELATAN 179.922.975

KAB. HALMAHERA TIMUR 157.914.700

KAB. HALMAHERA UTARA 164.057.337

KAB. KEPULAUAN SULA 57.449.250

KAB. PULAU MOROTAI 135.442.160

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

3. Pendapatan Hibah

Selama triwulan I 2018, tidak terdapat pendapatan hibah yang dicatat di wilayah Maluku Utara. Hibah yang diterima instansi pemerintah pusat tercatat sebagai pendapatan Bendahara Umum Negara (DJPPR).

Tabel 2.5 Realisasi Pendapatan Jasa Kebandarudar aan per Kabupaten/Kot a Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019

(16)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja pemerintah pusat di Maluku Utara selama triwulan I-2019 mencapai Rp1.139,33 miliar, meningkat 6,69 persen dibanding periode yang sama tahun 2018. Kenaikan belanja tertinggi terjadi pada belanja pegawai yang mencapai 17,41 persen berbeda dengan tren tahun 2017-2018, realisasi belanja pegawai didominasi oleh empat belanja sebagai berikut.

Uraian Pagu Triwulan

I-2019 (Rp)

Realisasi I-2018 (Rp)

Persentase Realisasi Belanja Barang Operasional Lainnya 199.138.096.000 75.715.704.259 38.02% Beban Perjalanan Dinas 213.833.886.000 69.274.721.994 32.40% Honor Output Kegiatan 106.272.922.000 46.176.667.330 43.45%

Belanja Bahan 115.045.570.000 38.786.803.356 33.71%

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

Realisasi dana transfer ke daerah dan dana desa selama triwulan I-2019 mencapai Rp2,69 triliun, meningkat 0,06 persen dibanding tahun 2018.

3. Pengelolaan BLU

Hingga saat ini, di Maluku Utara belum ada instansi pemerintah pusat yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU.

4. Manajemen Investasi Pusat a) Penerusan Pinjaman 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 1) Dana Alokasi Umum

2) Dana Bagi Hasil 3) Dana Alokasi

Khusus

d. Dana Transfer Lainnya (DID)

2. Dana Desa

Pagu 2017 Realisasi 2017 Pagu 2018 Realisasi 2018 Pagu 2019 Realisasi 2019

Grafik 2.2 Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2017 s.d. 2019 Tabel 2.6 Perkembangan Komponen Utama Realisasi Belanja Triwulan I

(17)

Sejak tahun 2018, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara sudah tidak lagi menatausahakan penerusan pinjaman yang sumber pembiayaannya berasal dari Rekening Pembangunan Daerah (RPD).

b) Kredit Program

Berdasarkan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), realisasi penyaluran KUR di wilayah Maluku Utara selama triwulan I-2019 mencapai Rp71,22 miliar yang terdiri dari KUR Mikro, KUR ritel, dan Ultramikro. Sektor perdagangan besar dan eceran mendominasi penyaluran KUR sebesar 62% persen dari total penyaluran KUR wilayah Maluku Utara. Sementara itu, penyaluran KUR sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan hanya mencapai 11,79%. Hal tersebut menunjukkan bahwa realisasi penyerapan KUR belum menyentuh sektor-sektor unggulan seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan, yang merupakan basis ekonomi masyarakat Maluku Utara. Berdasarkan wilayah, sebagian besar KUR tersalur di wilayah Kota Ternate (31,53 persen) dan Kabupaten Halmahera Selatan (14,70 persen). Kabupaten Pulau Morotai merupakan wilayah dengan tingkat penyaluran KUR dan jumlah debitur terendah, yakni hanya Rp1,9 miliar dan 81 debitur. C. Prognosis Realisasi APBN

Berdasarkan data selama kurun waktu 2015–2018, dan kebijakan fiskal yang diterapkan pada tahun 2019, APBN di Maluku Utara diperkirakan terealisasi sebagai berikut:

Uraian Pagu

Realisasi Triwulan I Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV Rp % thd Pagu Rp % thd Pagu Pendapatan Negara 2.257,35 422,13 18,70% 2.178,57 96,51% Belanja Negara 15.535,35 3.831,81 24,67% 15.498,23 97,83% Sumber : KFR Maluku Utara Tahun 2015, 2016, 2017, Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah).

Tabel 2.7 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Maluku Utara s.d. Triwulan IV Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

(18)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Perkembangan realisasi APBD agregat dari seluruh pemerintah daerah di Maluku Utara hingga Triwulan I 2019 adalah sebagai berikut :

Uraian Triw I 2017 Triw I 2018 Triw I 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN 11.253 2.310 11.535 2.411 12.414 2.088

PAD 964 116 999 109 1.155 42

Pajak Daerah 497 55 376 68 486 27

Retribusi Daerah 195 32 153 23 114 7

Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan 8 - 13 - 10 -

Lain-Lain PAD yang Sah 264 29 457 18 543 8

Pendapatan Transfer 9.747 2.137 10.271 2.274 9.974 1.890

Transfer Pemerintah Pusat -

Dana Perimbangan 8.717 2.051 9.213 2.070 9.718 1.878

Transfer Pemerintah Pusat -

Lainnya 893 67 887 204 256 12

Transfer Pemerintah Provinsi 137 19 171 - 176 12

Transfer Bantuan Keuangan - - - - 80 -

Lain-lain pendapatan daerah

yang sah 542 57 265 28 1.540 167

Pendapatan Hibah 284 14 151 5 205 -

Pendapatan Dana Darurat 12 - - - - -

Pendapatan Lainnya 246 43 114 23 162 27 JUMLAH PENDAPATAN 11.253 2.310 11.535 2.411 12.414 2.088 BELANJA 10.121 1.288 10.726 1.320 12.951 1.369 Belanja Pegawai 3.701 604 3.626 619 3.938 656 Belanja Barang 2.716 333 3.168 336 3.133 304 Belanja Bunga 11 2 13 4 33 2 Belanja Subsidi 13 1 8 0,1 2 - Belanja Hibah 431 72 678 207 376 54

Belanja Bantuan Sosial 30 5 47 8 47 5

Belanja Modal 3.201 269 3.166 145 3.900 224

Belanja Tidak Terduga 19 2 20 1 25 1

TRANSFER PEMERINTAH

DAERAH 1.442 81 1.416 214 1.494 120

Transfer/Bagi Hasil Pendapatan 120 22 137 40 134 42

Transfer Bantuan Keuangan 1.322 59 1.279 174 1.360 77

JUMLAH BELANJA DAN

TRANSFER 11.563 1.369 12.142 1.534 14.445 1.489

SURPLUS/DEFISIT (310) 941 (607) 877 (537) 719

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Tabel 3.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2017, Tahun 2018, dan Tahun 2019 (dalam miliar Rp)

(19)

Realisasi pendapatan daerah hingga akhir triwulan I 2019 mencapai 16,82 persen dari total estimasi pendapatan tahun 2019. Capaian tersebut menurun sebesar 13,39 persen dari realisasi pendapatan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut sejatinya belum menggambarkan perbaikan kinerja pemda dalam meraup penerimaan daerah karena lebih dipicu oleh menurunnya transfer DAU dan DAK dengan total Rp193 miliar. Sementara belanja daerah meningkat tipis 3,71% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan tingkat penyerapan yang baru mencapai 16,83 persen, kinerja pemda perlu ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Realisasi PAD di Maluku Utara pada Triwulan I 2019 tercatat mencapai 3,70 persen dari total estimasi tahun 2019. Kontribusinya terhadap total penerimaan hanya sebesar 2,05 persen. Menunjukkan tingkat kemandirian fiskal pemda di Maluku Utara masih rendah, sehingga pemda diharapkan lebih kreatif dalam menggali sumber-sumber PAD. Berdasarkan komponen pembentuknya, pajak daerah berkontribusi sebesar 64,10 persen, retribusi daerah 16,80 persen, serta penerimaan dari lain-lain PAD yang sah sebesar 19,10 persen. Sementara penerimaan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, tercatat nihil.

a) Penerimaan Pajak Daerah

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Realisasi pajak daerah mencapai 5,63 persen dari target yang ditetapkan, turun 60,29 persen dari tahun lalu. Penurunan tersebut disebabkan karena penerimaan Provinsi dari pajak kendaraan bermotor yang tidak tercapture dalam grafik diatas. Hal tersebut mengingat belum dilaporkannya pajak kendaraan bermotor selama triwulan I 2019 oleh pemerintah provinsi Maluku Utara. Sementara untuk jenis pajak kabupaten/kota, sumbangsih terbesar berasal dari pajak penerangan jalan

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 R p . J u ta Prov. Malut Halteng Ternate Halbar Haltim Halsel Halut Kep.Sula Tidore Morotai Taliabu Grafik 3.1 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam juta Rp)

(20)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

yang meningkat 40,15 persen. Hal ini tidak lepas juga dari program PT. PLN yang berjanji akan menerangi seluruh desa di Maluku Utara pada tahun 2019 ini. Dipastikan jenis pajak ini akan terus meningkat, karena investasi listrik di wilayah timur membutuhkan dua sampai 3 miliar setiap desanya.

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Penerimaan retribusi daerah hingga triwulan I 2019 mencapai 6,26 persen dari target yang ditetapkan. Realisasinya menurun hingga 68,75 persen sebagai imbas penerapan PPK-BLUD pada beberapa Rumah Sakit di Maluku Utara yang selama ini menyumbang retribusi layanan kesehatan terbesar di Maluku Utara. Pencatatan pendapatannya oleh Pemprov Maluku Utara tidak lagi sebagai retribusi tapi masuk pada pos lain-lain PAD yang sah. Namun demikian, penerimaan layanan kesehatan masih menjadi peyumbang terbesar hingga 40,32 persen dari total retribusi, mengingat belum semua RSUD berstatus BLUD. c) Lain-Lain PAD yang Sah

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Capaiannya mencapai 1,50 persen dari estimasi dan menjadi penyumbang terendah PAD. Penerimaan terbesar dari jenis ini disumbang dari Lain-lain PAD yang Sah Lainnya dan Penerimaan Jasa Giro.

500 1.000 1.500 2.000 2.500 R p. J ut a Prov. Malut Halteng Ternate Halbar Haltim Halsel Halut Kep.Sula Tidore Morotai Taliabu 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 Rp. Jut a Prov. Malut Halteng Ternate Halbar Haltim Halsel Halut Kep.Sula Tidore Morotai Taliabu Grafik 3.2 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam juta Rp) Grafik 3.3 Realisasi Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam jutaan Rp)

(21)

2. Pendapatan Transfer

Realisasi pendapatan transfer di Maluku Utara hingga triwulan I 2019 mencapai 18,54%. Terjadi peningkatan 3,60 persen dari tahun lalu dengan proporsi terbesar untuk DAU mencapai 86,18 persen. Kabupaten Halmahera Selatan menjadi daerah dengan pendapatan transfer terbesar karena wilayahnya yang terluas dengan jumlah penduduk dan desa terbanyak di Maluku Utara.

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Prosentase kenaikan terbesar terjadi pada DAK yang meningkat 12,58%. Adanya kebijakan pemerintah melalui PMK 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan TKDD, mendorong pemda lebih disiplin dalam penyaluran DAK Fisik dengan memperhitungkan kinerja penyerapan dan capaian output. Rasio pendapatan transfer terhadap total pendapatan sendiri mencapai 94,46 persen. Artinya tingkat ketergantungan pemda di Maluku Utara terhadap pemerintah pusat masih cukup tinggi. Hanya pemda tetap perlu mewaspadai sifat transfer DAU yang dinamis, tergantung penerimaan netto dalam negeri. Sehingga sudah semestinya pemda bekerja keras untuk mendongkrak pendapatan daerah.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Realisasi penerimaan ini menjadi komponen pendapatan dengan sumbangsih paling minim sebesar 16,62 persen atau mencapai Rp27 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan lain-lain mencapai 16,61 persen dan tercatat

500 1.000 1.500 2.000 2.500 Rp . Miliar Pagu Realisasi Grafik 3.4 Realisasi Dana Transfer Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam Miliar Rp)

Ternate,Malut Post- Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ternate Faruk Albar akan melakukan evaluasi PAD setiap bulan (14/3/2019), untuk memastikan progres Pendapatan Asli Daerah (PAD) sesuai target yang ditetapkan.Evaluasi yang dilakukan setiap triwulan dianggap tidak efektif, maka dari itu akan dilakukansetiap bulan agar realisasinya lebih maksimal.Selain melakukan evaluasi, Faruk Albar akan rutin melakukan penagihan untuk mencegah masalah kebocoran PAD di lapangan. Dia

meminta petugas yang melakukan penagihan retribusi untuk tidak “bermain”. Jika ditemukan dia memastikan akan memberikan sanksi tegas. “Kalau honorer langsung

dipecat. Saya berharap petugas yang ditempatkan di lapangan jangan main-main,” jelasnya. Meski pengelolaan PAD baru sampai Maret, Kadishub mengaku optimis, realisasi PAD Dinas Perhubungan dapat sesuai target.

(22)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

terbesar pada Kabupaten Kepulauan Sula. Penerimaan tersebut sebesar Rp14,75 miliar. Penerimaan yang lainnya berasal dari Hibah sebesar Rp11,86 juta hanya dari Provinsi Maluku Utara saja.

B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

Realisasi belanja daerah hingga triwulan I 2019 cenderung konsumtif karena didominasi oleh belanja aparatur yang telah terserap sebesar 29,25 persen. Kontribusinya terhadap total belanja daerah mencapai 47,91 persen. Rasionalisasi belanja pegawai perlu dilakukan pemda untuk menyediakan ruang fiskal yang lebih memadai bagi belanja publik.

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Untuk belanja barang penyerapannya mencapai 9,70 persen. Jenis belanja ini tergolong kurang produktif karena realisasi terbesar lebih dialokasikan untuk belanja perjalanan dinas dengan proporsi hingga 37,35 persen atau Rp113,56 miliar serta untuk belanja makan dan minum sebesar Rp32,26 miliar. Pemda diharapkan lebih proaktif melakukan efisiensi dengan selektif dalam perjalanan dinas serta mengurangi kegiatan konsinyering yang tidak perlu.

Sementara belanja modal yang diharapkan dapat memberikan multiplier effect di Maluku Utara, baru terserap 5,75 persen. Realisasinya bahkan naik 54,48 persen dari kinerja tahun lalu. Hal tersebut disebabkan masih banyak pekerjaan yang belum selesai proses tender pada sejumlah pemda. Selain itu, belum tersalurkannya DAK Fisik yang mengakibatkan belum terlaksananya proyek-proyek yang bersumber dari belanja modal di Maluku Utara. Akibatnya penyerapan belanja modalnya adalah yang terendah se-Maluku Utara, baru mencapai 0,03 %. 29,25% 9,70% 5,75% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

R p .Mi liar Pagu Realisasi Persentase Grafik 3.5 Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019

(23)

2. Belanja Daerah Berdasarkan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota

Tingkat penyerapan belanja tertinggi terdapat di Maluku Utara mencapai 13,64 persen, yang ditopang capaian pendapatan yang juga tertinggi di Kota Tidore Kepulauan mencapai 13,31 persen. Sementara Kabupaten Pulau Taliabu menjadi daerah dengan tingkat penyerapan paling rendah, mencapai 4,39 persen. Hal ini akibat masih banyak belanja yang realisasinya nol. Masih terdapat juga Dana Desa yang belum tersalurkan atau terlambat salur.

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Triwulan IV 2019

Melihat kinerja APBD dalam tiga tahun terakhir dan capaiannya hingga triwulan I 2019, realisasi pendapatan daerah hingga akhir tahun 2019 diperkirakan mencapai Rp12.143 triliun dari target pendapatan. Sementara realisasi belanja daerah diperkirakan mencapai 85,73 persen dari target yang akan ditetapkan atau mencapai Rp10 triliun. Dengan demikian, melihat kecenderungan capaian tahun-tahun sebelumnya, kemungkinan terjadi surplus di angka Rp95 miliar.

Uraian Pagu

Realisasi s.d. Triwulan I Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV

Rp % Realisasi Terhadap Pagu Rp % Perkiraan Realisasi Terhadap Pagu Pendapatan Daerah 12.415 2.089 16,83 12.143 90,69 Belanja Daerah 12.952 1.370 10,58 10.051 88,73 Surplus/Defisit (537) 719 (133,90) 95 6,79

Sumber : LRA Kab/Kota/Prov. Maluku Utara

1.000 2.000 3.000 Rp . Miliar Pagu Realisasi Grafik 3.6 Pagu dan Realisasi Belanja Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam miliar Rp) Tabel 3.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara s.d. Akhir Triwulan IV Tahun 2019 (dalam miliar Rp)

(24)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian dalam periode tertentu. Pada tingkat wilayah, Kanwil Ditjen Perbendaharaan menyusun LKPK Tingkat Wilayah yang mengonsolidasikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

Uraian Triwulan I 2019 Triwulan I

2018

Triwulan I 2017

Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi Konsolidasi

Pendapatan Negara 397,26 1.772,44 473,47 -0,28% 474,78 379,92 Pendapatan Perpajakan 342,44 26,25 368,69 6,36% 346,65 227,06 PNBP 54,82 17,22 72,04 -75,16% 126,19 151,84 Hibah - - - 1,95 - Transfer* 1.669,20** 1.701,94* 32,74 -580,61% 222,83 1,01 Belanja Negara 3.207,61 1.037,83 2.576,23 13,66% 2.266,59 2.063,10 Belanja Pemerintah 611,06 982,77 1.593,83 -31,31% 2092,89 2.056,16 Transfer* 2.596,54 55,06 982,40 465,61% 173,69 6,94 Surplus/ (Defisit) -2.810,35 734,61 - 1.289,69 -28,02% -1791,81 -1.683,18 Pembiayaan - -16,67 -16,67 -33,43% -25,05 - 20,26 Penerimaan Pembiayaan Daerah - - - - 0,00 0,19 Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 16,67 16,67 - 50,23% 25,05 20,45 Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran -2.810,35 717,93 - 1.273,01 - 29,93% - 1816,86 - 1.703,44

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

*) Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah.

**) Penyesuaian terhadap pengakuan belanja transfer pada pemerintah pusat yang merupakan Pendapatan BA 099.05 Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Maluku Utara s.d. Tw-I Tahun 2019 (dalam milyar rupiah)

(25)

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan Pemerintahan Umum (General Government Revenue) atau Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh pendapatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah suatu wilayah dalam satu periode pelaporan yang sama, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi).

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan pemerintah konsolidasian terdiri dari penerimaan perpajakan, PNBP, hibah dan transfer dana bantuan ke desa. Total pendapatan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada triwulan I tahun 2019 adalah sebesar Rp473,47 miliar. Pendapatan tersebut 83,90 persen merupakan pendapatan Pemerintah Pusat dan 14,89% persen adalah pendapatan Pemerintah Daerah. Pendapatan Pemerintah Pusat tersebut selanjutnya akan didistribusikan kepada Pemerintah Daerah berupa dana transfer.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

Pada triwulan I tahun 2019 pendapatan konsolidasian didominasi pendapatan perpajakan konsolidasian sebesar 77,87 persen atau Rp368,69 miliar. Pendapatan perpajakan konsolidasian sebesar 92,88 persen merupakan penerimaan perpajakan pemerintah pusat dan sisanya sebesar 7,12 persen merupakan penerimaan perpajakan pemerintah daerah. Sedangkan perbandingan PNBP konsolidasian terhadap total pendapatan konsolidasian sebesar 15,22 persen atau sebesar Rp72,04 miliar. PNBP pemerintah pusat

Triwulan I Tahun 2019 Triwulan I Tahun 2018 Triwulan I Tahun 2017 Transfer 32,74 222,83 1,01 Hibah - 1,95 0 PNBP 72,04 126,19 151,84 Pendapatan Perpajakan 368,69 346,65 227,06 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 m ili ar ru p iah

Pendapatan Perpajakan PNBP Hibah Transfer

Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Maluku Tw-I Tahun 2017 s.d. 2019

(26)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

menyumbang 76,09 persen dari total PNBP Konsolidasian sedangkan PNBP pemerintah daerah menyumbang 23,90 persen. Sedangkan Penerimaan Transfer sebesar Rp32,74 miliar atau 6,91 persen dari total pendapatan konsolidasian.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

2. Analisis Perubahan

Sampai dengan triwulan I 2019, pendapatan konsolidasian tercatat sebesar Rp473,47 miliar atau turun 0,28 persen dibanding pendapatan konsolidasian pada periode yang sama tahun 2018. Pada triwulan I tahun 2019 penerimaan perpajakan konsolidasian mencapai Rp368,69 miliar mengalami kenaikan sebesar 6,36 persen dari tahun sebelumnya. Penerimaan perpajakan ini terdiri dari penerimaan perpajakan dalam negeri sebesar Rp280,33 miliar dan penerimaan perpajakan internasional Rp88,36 miliar. Sebesar 90,64 persen dari Penerimaan Perpajakan Dalam Negeri tersebut merupakan penerimaan Pemerintah Pusat dan sisanya sebesar 9,36 persen merupakan penerimaan Pemerintah Daerah. Sedangkan Penerimaan Perpajakan Internasional seluruhnya merupakan penerimaan Pemerintah Pusat.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah) 100,00 200,00 300,00 400,00 Pendapatan Perpajakan PNBP Hibah Transfer Miliar Ru p iah Axis Title Pempus Pemda 100,00 200,00 300,00

1. Pajak Dalam Negeri 2. Pajak Perdagangan Internasional

milia r ru p ia h Axis Title Pempus Pemda Grafik 4.2 Perbandingan Penerimaaan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi Maluku Utara s.d. Tw-I 2019 Grafik 4.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi Maluku Utara Tw-I 2019

(27)

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan realisasi pendapatan konsolidasian

Pertumbuhan ekonomi yang positif, secara alami akan menaikkan penerimaan sektor perpajakan. Selain perpajakan, kenaikan produksi dari lapangan usaha sektor SDA dan sumber lainnya juga akan mempengaruhi pendapatan dari sektor PNBP. Perekonomian Maluku Utara yang senantiasa tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan nasional mengisyaratkan bahwa potensi pendapatan konsolidasian di Maluku Utara akan tumbuh relatif lebih besar dibanding rata-rata nasional.

Uraian Triwulan I 2017 Triwulan I 2018 Triwulan I 2019

Realisasi Rasio Realisasi Rasio Realisasi Rasio Penerimaan Perpajakan 227,06 2,97% 346,65 4,06% 368,69 3,85% PNBP 151,84 1,99% 126,19 1,48% 72,04 0,75% Total 378,90 4,96% 472,84 5,54% 473,47 4,94% PDRB/Pertumbu han Ekonomi (harga berlaku*) 7.639,0 8.536,9 9.575,5

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara dan BPS Malut (diolah)

Selama triwulan I 2019, PDRB Provinsi Maluku Utara mencapai Rp9.575,5 miliar atau mengalami laju pertumbuhan sebesar 7,65% (y-on-y). Sejalan dengan perekonomian yang tumbuh, rasio pendapatan konsolidasian terhadap PDRB juga mengalami kenaikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada Provinsi Maluku Utara memiliki korelasi positif dengan pendapatan konsolidasian di Maluku Utara.

C. BELANJA KONSOLIDASIAN

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Realisasi belanja konsolidasian sampai dengan triwulan I 2019 mencapai Rp1.593,83 miliar. Realisasi belanja pemerintah pusat didominasi oleh belanja barang yang mencapai 45,88 persen dari total belanja diikuti belanja pegawai dan modal masing-masing 43,38 dan 10,74 persen. Sebaliknya, realisasi belanja pemerintah daerah sebesar 46,83 persen digunakan untuk belanja pegawai atau tertinggi dibanding belanja lain. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ruang fiskal di maluku utara masih terbebani oleh kewajiban pemerintah daerah untuk membayar gaji dan tunjangan para aparatur sipil negara.

Seluruh realisasi jenis belanja pemerintah pusat di Maluku Utara sampai dengan triwulan I 2019 lebih rendah dibanding realiasi belanja pemerintah

Tabel 4.2 Tabel Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di wilayah Provinsi Maluku Utara Tw-I 2017 s.d. 2019 miliar rupiah)

(28)

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

daerah. Hal tersebut disebabkan jumlah instansi vertikal pemerintah pusat yang berada di Maluku Utara lebih sedikit dibanding jumlah seluruh SKPD yang terdapat di Maluku Utara. Namun, perlu menjadi perhatian bahwa realisasi belanja pemerintah daerah masih didominasi untuk pengeluaran belanja pegawai. Pemerintah daerah perlu mencontoh pola realisasi belanja pemerintah pusat yang didominasi belanja modal. Hal tersebut harus segera dilaksanakan, mengingat belanja modal merupakan katalisator perekonomian dan mampu memberikan manfaat jangka panjang.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

2. Analisis Perubahan

Komposisi belanja konsolidasian triwulan I 2019 mengalami penurunan pada belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal dibandingkan komposisi pada periode yang sama tahun 2018.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

Hal ini disebabkan oleh diberlakukannya efisiensi atas alokasi belanja tersebut pada pemerintah daerah. Sedangkan alokasi belanja pemerintah pusat mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan. Proporsi belanja yang

265, 08 280, 33 65, 65 - - - -460 ,21 280, 85 214, 88 2, 60 0, 08 14, 58 6, 82 2 ,7 7 -Pempus Pemda 41% 30% 25% 0,03% 0,04% 4% 0,4% 0% Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pembayaran Bunga Utang Subsidi Hibah 46% 35% 18% 0% 0% 1% 0% 0% 0% Pegawai Barang Modal Pembayaran Bunga Utang Subsidi Hibah 2019 Grafik 4.5 Diagram Komposisi Belanja Konsolidasian Maluku Utara Triwulan I 2018 dan 2019 2018

(29)

mengalami peningkatan terjadi pada jenis pembayaran bunga utang, hibah, belanja bantuan sosial dan belanja lain-lain.

3. Analisis dampak kebijakan fiskal kepada indikator ekonomi regional

Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah yang tertuang dalam alokasi anggaran dimaksudkan untuk mempengaruhi perekonomian, yaitu dalam hal ini untuk mempengaruhi permintaan agregat dan redistribusi pertumbuhan. Untuk itu, dalam magnitude tertentu, sepatutnya kebijakan fiskal memberi dampak kepada perekonomian regional. Demikian pula halnya kebijakan fiskal seharusnya memiliki arah dan fokus yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi regional yang diharapkan. Singkatnya, harus ada keterkaitan atau dampak antara anggaran pemerintah dengan kondisi perekonomian regional yang ditunjukkan oleh indikator-indikator ekonomi makro (regional) seperti PDRB, indikator demografis, indikator kesejahteraan maupun indikator sektoral.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

Belanja fungsi pendidikan dengan porsi 13,62 persen memiliki hubungan positif dengan indikator pendidikan berupa pertumbuhan Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar. Belanja fungsi ekonomi dengan porsi 12,39 persen memiliki hubungan positif dengan indikator kemiskinan berupa pertumbuhan jumlah dan persentase penduduk miskin namun memiliki hubungan negatif dengan pertumbuhan indeks keparahan dan kedalaman kemiskinan. Belanja fungsi kesehatan dengan porsi 7,73 persen memiliki hubungan positif dengan indikator kesehatan berupa pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan namun memiliki hubungan negatif dengan pertumbuhan tenaga kesehatan.

32,83% 3,44% 11,33% 12,39% 2,91% 12,15% 7,73% 0,77% 1,66% 13,62% 1,17% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% Pelayanan Umum Pertahanan Ketertiban dan Keamanan

Ekonomi Lingkungan Hidup Perumahan dan Fasilitas Umum Kesehatan Pariwisata Agama Pendidikan

Perlindungan Sosial Grafik 4.7 Diagram

Komposisi Belanja Konsolidasian per fungsi Triwulan I 2019

(30)

BERITA/ ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

V. BERITA/ ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

Bahasan berita/ isu fiskal regional terpilih mengulas upaya atas ketiadaan ekspor langsung komoditas perikanan dan pertanian Maluku Utara ke luar negeri secara langsung.

A. Ekspor Perikanan Meningkat, Pertumbuhan Sektor Produktif Melesat Selama triwulan I-2019, hal positif

yang terpotret adalah meningkatnya

pertumbuhan sektor pertanian,

perkebunan, dan perikanan. Faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan pada

sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan antara lain meningkatnya produksi sektor perikanan sepanjang

triwulan I-2019. Dianugerahi perairan Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

yang kaya akan jenis ikan, Maluku Utara tercatat tidak memiliki ekspor ikan ke luar negeri. Ekspor ikan Maluku Utara dilakukan melalui daerah lain, sehingga tercatat sebagai ekspor daerah lain. Produksi ikan Maluku Utara saat ini diekspor melalui pelabuhan di Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Bali.

B. Ekspor Langsung, Upaya Mendorong Pertumbuhan Sektor Perikanan

Ketiadaan ekspor langsung komoditi perikanan di Maluku Utara merupakan sebuah ironi mengingat Maluku Utara memiliki perairan luas dan ikan yang berlimpah. Kondisi tersebut disebabkan berbagai permasalahan meliputi keterbatasan sarana prasarana atau infrastruktur, ketidaksiapan sumber daya manusia dan sebagainya. Untuk mendorong ekspor langsung terutama produk perikanan, diperlukan sinergi dari seluruh pihak.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Ternate bekerjasama dengan Bank Indonesia dan Pemda berkomitmen mendorong ekspor langsung1. Salah satu komitmen KPPBC adalah membuka layanan ekspor 24 jam 7

hari dan bebas pungli. Tak hanya KPPBC, Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) juga mendorong ekspor langsung hasil perikanan terutama komoditi lobster2. Upaya yang dilakukan SKIPM antara lain dengan

melakukan pembinaan karantina ikan dan kemudahan pengurusan izin dan dokumen bagi pelaku usaha.

1 Harian Malut Post edisi 21 Maret 2019 2 Harian Malut Post edisi 26 Maret 2019

47,5 75,6 147 198,7 2,76 3,64 4,13 7 0 3 6 9 0 50 100 150 200 Q2 2018 Q3 2018 Q4 2018 Q1 2019 Ekspor Ikan (Ton) Pertumbuhan Sektor

Pertanian dan Perikanan

Ton % Grafik 5.1 Perkembangani Pertumbuhan Sektor Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan dengan Ekspor Hasil Perikanan

(31)

Gambar

Tabel 1.1  Perkembangan  Ekonomi Makro  Regional  Provinsi  Maluku Utara
Grafik 1.7  Perkembangan  Ketenagakerjaan
Grafik 1.10  Pekembangan  Gini Ratio
Tabel 2.1  Pagu dan  Realisasi  APBN Lingkup  Provinsi  Maluku Utara  Periode  Triwulan I  Tahun 2017  s.d
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bradshaw (2005:11) berkata, “ Kepercayaan bahwa kemiskinan berakar dari kelemahan-kelemahan individu adalah teori lama.” Namun selain terjadinya distorsi budaya di

kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan

Data hubungan makanan pokok dengan lama hari rawat pada Tabel 4 tersebut dapat diketahui responden dengan sisa makanan pokok >20% dengan lama rawat > 9 hari

“Allah tidak ada Ilah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di

(1995) didapatkan bahwa penggantian plasma semen kerbau dengan plasma semen sapi dan diencerkan dengan pengencer laktosa cenderung memberikan hasil yang lebih baik daripada

Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : (1.) Ada pengaruh sari rimpang jahe (Zingiber officinale) terhadap jumlah koloni bakteri

Sebagaimana kesimpulan hasil studi maka pada dasarnya penyelesaian tersebut memerlukan tiga hal (lihat gambar 27) yaitu: pertama adanya batasan tentang hak properti yang