• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kumpulan Spo Apk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kumpulan Spo Apk"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SPO PENERIMAAN PASIEN RANAP

PENGERTIAN

Pasien rawat inap adalah pasien yang dinyatakan oleh dokter yang memeriksa, baik yang masuk melalui rawat jalan maupun gawat darurat, untuk diobservasi dan atau mendapatkan tindakan medis lebih lanjut sehingga perlu dirawat inap.

TUJUAN

1. Memberikan pelayanan pendaftaran bagi pasien yang akan masuk ruang perawatan 2. Mengetahui jumlah pasien yang masuk ruang perawatan

KEBIJAKAN

SK Direktur No.445. /RSUD/VI/2011 tentang Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan, Rawat Inap dan IGD.

PROSEDUR

1. Dokter menganjurkan pasien untuk rawat inap.

2. Atas persetujuan pasien/keluarga/penanggungjawab pasien, perawat IGD/POLI memberitahu receptionist bahwa pasien akan dirawat inap.

3. Perawat mengarahkan keluarga / penanggungjawab pasien untuk mendaftarkan pasien rawat inap ke receptionist.

4. Untuk pasien yang masuk melalui IGD, receptionist menanyakan Kartu Berobat pasien (untuk pasien lama) atau mencatat data / identitas pasien dengan lengkap (untuk pasien baru).

Untuk Pasien Umum

4.1. Receptionist menawarkan tarif jasa Rawat Inap secara jelas kepada pasien.

4.2. Apabila sudah ada kesepakatan dari keluarga / penanggungjawab pasien, maka receptionist memberikan form “Surat Pernyataan Pembayaran” kepada keluarga / penanggung-jawab pasien untuk diisi dan ditanda tangani

4.3. Receptionist meminta jaminan rawat inap kepada keluarga / penanggungjawab pasien berupa KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya

Setelah form “Surat Pernyataan Pembayaran“ diisi dan ditanda tangani oleh pasien, berikan form tersebut ke bagian Rekam Medis untuk dicarikan berkas Status Pasien Rawat Inap sesuai dengan Nomor Rekam Medik dan selanjutnya Status Pasien Rawat Inap diantarkan oleh petugas Rekam Medis ke IGD/POLI yang dituju.

(2)

Untuk Pasien dengan Menggunakan Asuransi

5.1. Menanyakan kepemilikan asuransi kesehatan yang dimiliki pasien

5.2. Bila pasien masuk pada jam kerja, minta pasien untuk mengambil jaminan yang dikeluarkan oleh Perusahaan / Asuransi terkait. Bila pasien masuk diluar jam kerja, jaminan diambil keesokan harinya, pada saat jam kerja.

5.3. Meminta lembar jaminan, photo copy kartu asuransi, dan surat rujukan dari Puskesmas (kecuali kasus emergency) sebagai pelengkap tagihan.

5.4. Meminta pasien melengkapi persyaratan lainnya yang berhubungan dengan tagihan asuransi yang dimiliki.

5.5. Bila syarat adiminstrasi belum lengkap, keluarga / penanggung-jawab pasien diberi waktu maksimal 2x24 jam untuk memenuhi persyaratannya (selama pasien rawat inap). Jika tidak dipenuhi, pasien dianggap UMUM.

5.6. Tentukan dan beritahu keluarga / penanggung-jawab pasien tentang kamar yang akan ditempati oleh pasien sesuai dengan jatah yang telah ditentukan asuransi yang terkait, dengan mengelompokan Dewasa ( Pria / Wanita ) dan atau Anak.

5.7. Bila pasien meminta untuk naik kelas perawatan (kecuali JAMKESMAS dan JAMKESDA), berikan “Surat Pernyataan Kesediaan Pembayaran Selisih Biaya” untuk diisi dan ditandatangani oleh pasien/keluarga pasien.

5.8. Receptionist meminta jaminan rawat inap kepada keluarga / penanggungjawab pasien (khusus kepada pasien yang minta naik kelas perawatan) berupa KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya

5.9. Setelah form “Surat Pernyataan kesediaan Pembayaran Selisih Biaya“ diisi dan ditanda tangani oleh keluarga / penanggungjawab pasien (khusus pasien yang minta naik kelas perawatan), berikan form tersebut ke bagian Rekam Medis.

6. Seluruh berkas administrasi rawat inap yang telah rampung diberikan ke bagian rekam medik untuk dicarikan berkas Status Pasien Rawat Inap sesuai dengan Nomor Rekam Medik dan selanjutnya Status Pasien Rawat Inap diantarkan oleh petugas Rekam Medis ke IGD/POLI yang dituju.

7. Petugas Rekam Medik mencatat di buku kunjungan pasien dan memberi tanda Rawat Inap.

(3)

8. Receptionist menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang akan dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan fasilitasnya.

9. Perawat mempersiapkan ruangan pasien baru.

10. Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu receptionist bahwa ruangan telah siap untuk ditempati.

11. Receptionist memberitahu perawat POLI/IGD ruangan yang telah dipersiapkan. 12. Perawat POLI/IGD mengantar pasien ke ruangan rawat inap.

Unit Terkait

1. Bagian Receptionist/Kasir 2. Rekam Medis

3. Poliklinik 4. UGD

(4)

SPO PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN

PENGERTIAN

Pasien Rawat Jalan adalah pasien yang datang berobat ke Poliklinik. Pasien Gawat Darurat adalah suatu kondisi dimana pasien tiba-tiba dalam keadaan gawat, karena mengancam nyawa atau kecacatan anggota badannya sehingga memerlukan penanganan segera

TUJUAN

Memberikan pelayanan pendaftaran pasien yang akan berobat

KEBIJAKAN

SK Direktur No.445. /RSUD/VI/2011 tentang Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap.

PROSEDUR

I. Pasien Umum

1. Receptionist menanyakan Kartu Berobat pasien (untuk pasien lama) atau mencatat data / identitas pasien dengan lengkap (untuk pasien baru).

2. Menanyakan kepada pasien tentang Poli yang akan dituju.

3. Receptionist menyerahkan pendaftaran pasien ke bagian Rekam Medis untuk dicarikan berkas Status Pasien Rawat Jalan sesuai dengan Nomor Rekam Medik dan selanjutnya Status Pasien Rawat Jalan diantarkan oleh petugas Rekam Medis ke POLI. 4. Arahkan pasien ke POLI yang dituju sambil memberikan Kartu Berobat Pasien. 5. Bagian Rekam Medik mencatat di buku kunjungan pasien..

II. Pasien BPJS

1. Receptionist menanyakan Kartu Berobat pasien (untuk pasien lama) atau mencatat data / identitas pasien dengan lengkap (untuk pasien baru).

2. Menanyakan kepemilikan kartu ASKES / JAMKESMAS / BPJS pasien.

3. Minta pasien untuk mengambil jaminan yang dikeluarkan oleh PT ASKES Persero. 4. Meminta lembar jaminan, photo copy kartu ASKES / JAMKESMAS / BPJS, dan surat rujukan dari Puskesmas sebagai pelengkap tagihan.

5. Meminta pasien melengkapi persyaratan lainnya yang berhubungan dengan tagihan asuransi yang dimiliki.

(5)

6. Receptionist menyerahkan pendaftaran pasien ke bagian Rekam Medis untuk dicarikan berkas Status Pasien Rawat Jalan sesuai dengan Nomor Rekam Medik dan selanjutnya Status Pasien Rawat Jalan diantarkan oleh petugas Rekam Medis ke POLI yang dituju.

7. Arahkan pasien ke POLI yang dituju sambil memberikan Kartu Berobat Pasien 8. Unit POLI melayani pasien yang telah rampung kelengkapan berkas asuransinya. 9. Bagian Rekam Medik mencatat di buku kunjungan pasien.

10. Kecuali kasus IGD, pasien yang datang diluar jadwal pelayanan poliklinik RSUD Salak, pasien diarahkan untuk datang keesok harinya, atau pasien bayar UMUM.

III. Pasien IGD

1. Pasien diberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan.

2. Perawat memberitahu receptionist bahwa ada pasien IGD dengan Rawat Jalan.

3. Perawat mengarahkan keluarga / penanggungjawab pasien ke Receptionist untuk melengkapi administrasi. Unit Terkait 1. Receptionist /Kasir 2. Rekam Medis 3. Poliklinik 4. IGD

(6)

RS JOGJA INDAH PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP

Prosedur Tetap Tanggal Terbit 21 September 2012

Ditetapkan DIREKTUR

dr. Dani Sahirul Alim, MMR Pengertian Proses pemulangan pasien rawat inap dari ruang rawat inap Tujuan

Kebijakan - Dokter boleh menginformasikan kepada pasien bahwa pasien boleh pulang apabila keadaan pasien sudah memenuhi kriteria pasien pulang sesuai SPM

- Dokter tidak boleh menginstruksikan tindakan kepada pasien setalah pasien diinformasikan boleh pulang

Prosedur 1 Dokter menginformasikan kepada pasien bahwa pasien boleh pulang 2 Dokter menginstruksikan kepada perawat bahwa pasien boleh pulang

dan melengkapi : a Resume medik b Surat Pulang c Surat kontrol

d Resep obat yang dibawa pulang

3 Perawat melakukan pengecekan ulang mengenai tindakan-tindakan pelayanan yang telah dilakukan

4 Perawat menginformasikan pelayanan yang telah dilakukan kepada petugas administrasi

5 Pihak administrasi verifikasi data dan jaminan pasien

6 Petugas administrasi menginformasikan total biaya rawat inap kepada pasien/keluarga pasien

7 Keluarga pasien mengurus pembayaran di kasir

8 Menyerahkan bukti pembayaran kepada perawat yang bertugas 9 Perawat memberikan surat pulang, obat, dan edukasi kepada pasien 10 Perawat mengantar pasien sampai ke tempat penjemputan

Unit Terkait - Dokter yang merawat - Perawat

- Farmasi - Administrasi - Kasir

(7)

SPO TRANSFER PASIEN

PENGERTIAN

Transfer pasien pindah perawatan ke rumah sakit lain adalah memindahkan pasien dari RS Royal Progress ke RS lain untuk pindah perawatan karena tidak tersedianya fasilitas pelayanan yang dibutuhkan pasien

TUJUAN

Agar proses transfer/ pemindahan pasien berlangsung dengan aman dan lancar serta pelaksanaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

KEBIJAKAN

- Pelaksanaan transfer pasien harus memperhatikan keselamatan dan keamanan pasien - Transfer boleh dilakukan apabila kondisi pasien stabil/ layak untuk transfer ( Peraturan Direktur Nomor 14/ PER/ DIR/ II/ 2012 tentang kebijakan pelayanan RS Royal Progress PROSEDUR

A. Persiapan :

- Resume perawatan pasie - Hasil pemeriksaan penunjan - Formulir transfer/ serah terima

- Formulir monitor pasien - Peralatan medis yang digunakan selama transfer sesuai kondisi pasien

B. Pelaksanaan :

1. Ucapkan salam “ Selamat pagi/ siang/ malam, Bapak/ Ibu”

2. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana dan maksud transfer yang akan dilakukan. “Bapak/ Ibu, sehubungan dengan kebutuhan pelayanan Bapak/ Ibu, kami akan merujuk Bapak/ Ibu ke RS.... (sebutkan nama rumah sakit yang dituju) yang sesuai dengan kebutuhan Bapak/ Ibu, sebelumnya kami akan siapkan lebih dulu kebutuhan yang diperlukan untuk pemindahan”.

3. Lakukan koordinasi dengan petugas (dokter) rumah sakit yang dituju dan komunikasikan tentang rencana pemindahan pasien yang meliputi:

- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin) - Diagnosa medis dan riwayat penyakit - Keadaan umum pasien

- Dokter yang merawat - Alasan pasien dipindahkan

4. Sarankan pada pasien/ keluarga untuk mendapatkan informasi lebih lanjut kepada dokter medical informasi klinis (bila perlu)

5. Pastikan adanya tempat dan pelayanan yang dibutuhkan pasien 6. Pastikan siapa yang akan menerima saat transfer dilakukan

7. Periksa kelayakan kondisi pasien untuk ditransfer (oleh DPJP/ Dokter Anesthesi/ Dokter IGD/ Dokter Ruangan)

8. Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien selama transfer dengan ketentuan sebagai berikut:

- Pasien Level 0: didampingi oleh TPK/ petugas keamanan dan perawat yang memiliki kompetensi minimal kemampuan BLS

- Pasien Level 1: didampingi oleh TPK/ petugas keamanan dan perawat yang memiliki kompetensi & cara pemberian oksigen, sudah berpengalaman dalam

(8)

memberikan obat-obatan yang spesifik, dapat melakukan suction dan perawatan tracheostomi bila memungkinkan - Pasien Level 2: didampingi oleh TPK/ petugas keamanan yang memiliki kompetensi BLS dan perawat yang mempunyai

kompetensi seperti pada level 1 ditambah dengan kompetensi: mempunyai pengalaman kerja 2 tahun merawat pasien kritis, dapat memberikan bantuan pernafasan menggunakan ambu bag, dapat menggunakan defibrilator, dapat melakukan perawatan CVP

- Pasien Level 3: didampingi oleh petugas yang memiliki kompetensi seperti pada level 2 ditambah dengan dokter yang memiliki kompetensi ACLS dan

pengetahuan tentang panduan monitor pasien saat transfer.

9. Siapkan peralatan yang harus disertakan saat transfer pasien, sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan Level yaitu

- Pasien Level 0: Status rekam medis pasien, hasil pemeriksaan penunjang (foto rontgen, dll), formulir pemindahan antar ruangan yang sudah diisi dengan

lengkap, kursi roda/ tempat tidur

- Pasien Level 1: Semua peralatan yang disertakan pada level 0 ditambah dengan tabung oksigen dan canul, standar infus, mesin suction dan pulse oximetri bila memungkinkan

- Pasien Level 2: Peralatan yang disertakan pada level 1 ditambah dengan Monitor EKG dan mesin defibrilator bila memungkinkan - Pasien Level 3: Peralatan yang disertakan pada level 2 ditambah dengan alat bantu pernafasan 10. Hubungi petugas ambulan dan informasikan tentang rencana transfer pasien 11. Isi formulir transfer/ serah terima dengan lengkap

12. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, sebelum pasien ditransfer oleh perawat pendamping

13. Informasikan pada pasien dan keluarga saat pasien akan ditransfer

“Bapak/ Ibu, kita pindah ke RS....(sebutkan nama rumah sakit yang dituju) sekarang ” 14. Antar pasien ke rumah sakit yang dituju

15. Monitor kondisi pasien (keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital) selama transfer 16. Catat hasil monitor kondisi pasien pada format monitor pasien

17. Lakukan serah terima dengan petugas (dokter/ perawat) rumah sakit yang dituju. Hal-hal yang diserahterimakan adalah:

- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin) - Dokter yang merawat

- Diagnosa medis dan riwayat penyakit

- Keadaan umum, kesadaran dan hasil observasi tanda-tanda vital pasien - Tindakan yang telah dilakukan

- Terapi yang telah diberikan (cairan infus, obat-obatan)

- Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan serta administrasinya

(Laboratorium,radiologi, dll, serta untuk follow up hasil pemeriksaan yang belum selesai)

- Alergi obat

- Rencana tindakan, pemeriksaan penunjang, terapi yang akan dilakukan/ dilanjutkan serta administrasinya

- Status Rekam Medis Pasien

(9)

- Informasi lain yang dianggap perlu 18. Tandatangani formulir serah terima

19. Kembalikan peralatan yang telah selesai dipakai saat transfer ke tempat semula C. Hal-hal yang perlu diperhatikan: Pastikan level kondisi pasien:

- Level 0: Pasien yang hanya membutuhkan ruang perawatan bias

- Level 1: Pasien yang berisiko mengalami perburukan kondisi, pasien yang sebelumnya menjalani perawatan di High Nursing Deppedency Unit (HND) - Level 2: Pasien yang memerlukan observasi dan intervensi lebih ketat, termasuk penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan pasca-operasi.

- Level 3: Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut (advanced respiratory support) atau bantuan pernapasan dasar (basic respiratory support) dengan dukungan / bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien yang membutuhkan penanganan kegagalan multi- organ.

UNIT TERKAIT:

1. InstalasiGawat Darurat (IGD) 2. Instalasi Rawat Jalan (IRJ) 3. Instalasi Rawat Inap (IRNA) 4. Intensif Care Unit (ICU)

Referensi

Dokumen terkait

informasi penunjang terhadap keakuratan code pada berkas rekam medis. rawat inap

yaitu rekam medis pasien rawat jalan yang mendapat pelayanan lanjutan berisi resume semua diagnosis yang penting, alergi obat, medikamentosa yang sedang diberikan dan segala

bagian Assembling Rumah Sakit Islam Kendal dari 10 dokumen rekam medis.. pasien rawat inap dijadikan sampel, terdapat 60% berkas rekam

Pengembalian berkas rekam medis rawat inap yang terlambat pengembaliannya akan mempengaruhi dan mengakibatkan pada pengolahan data rekam medis selanjutnya, karena rekam

sering bertambahnya berkas rekam medis yang harus dimiliki pasien rawat inap lebih. dari 1 (satu) rekam medis pada saat akan melakukan kunjungan ulang

Djoelham Binjai yaitu lambatnya waktu tunggu pelayanan rekam medis rawat jalan.Waktu tunggu pasien terhadap pelayanan rekam medis di pendaftaran rawat jalan menunjukan

Menurut data rekam medik masih sering ditemukan pasien MRS dengan keluhan Menurut data rekam medik masih sering ditemukan pasien MRS dengan keluhan dan penyakit

a. Data-data medik yang tercantum dalam berkas rekam medis. Rekam medis adalah data- data pribadi pasien yang merupakan tindak lanjut dari pengungkapan penyakit