• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. Pindad (Persero) Divisi Munisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. Pindad (Persero) Divisi Munisi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PT. Pindad (Persero) Divisi Munisi

PT. Pindad (Persero) Divisi Munisi Lokasi Turen-Malang

Membuka lowongan kerja bagi putra-putri terbaik Indonesia untuk bergabung dan berkarir

1. Kualifikasi Pendidikan sebagai berikut :

a. Diploma 3 (D3) : Komunikasi/Kesekretariatan b. Diploma 3 (D3) Teknik Program Studi :

Teknik Kimia

Teknik Mesin Produksi

Teknik Mesin Desain

Teknik Elektro (Arus Kuat)

c. Sarjana (S1) : Hukum

d. Sarjana (S1/D4) Teknik Program Studi : Teknik Kimia

Teknik Mesin Konstruksi

Teknik Mesin Produksi

Teknik Mesin Konversi Energi

■ Teknik Industri ■ Teknik Elektronika ■ Teknik Sipil ■ Teknik Informatika ■ 2. Persyaratan :

a. Batas usia bagi pelamar pendidikan D3 maksimal 24 tahun dan pendidikan S1 maksimal 27 tahun pada tanggal 3 Desember 2011.

b. IPK min. 2,75. c. Berkas lamaran:

CV dan pengalaman kerja (jika ada) 1.

FC legalisir ijazah dan transkrip nilai (bagi pelamar yang belum menerima ijazah/transkrip nilai 2.

harap melampirkan surat keterangan tanda lulus dan transkrip nilai sementara dari Universitas) FC KTP yang masih berlaku

3.

1 (satu) lembar pas foto berwarna terbaru (ukuran 3×4) 4.

Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) diserahan pada saat pelaksanaan Tes Penelitian 5.

Khusus (Litsus)

Surat Keterangan sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna dari dokter diserahkan pada 6.

saat pelaksanaan Tes Penelitian Khusus (Litsus)

Mencantumkan alamat rumah dan nomor telepon yang bisa dihubungi 7.

3. Batas Pengiriman Lamaran :

(2)

tanggal 16 September 2011 pukul 16.00 WIB

b. Lamaran via email dikirim ke sdmdivmu@pindad.com dan masuk paling lambat tanggal 16

September 2011 pukul 24.00 WIB

c. Lamaran dikirim ke :

Kepala Divisi Munisi PT Pindad (Persero)

Jl. Panglima Sudirman No. 1 Turen Malang 65175

Pelatihan SIAKAD

Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang dan jurusan-jurusan yang lain di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya akan menggunakan SIAKAD. SIAKAD ini mulai diterapkan untuk mahasiswa angkatan 2011, sedangkan mahasiswa lama (angkatan 2010 ke bawah) untuk sementara tetap menggunakan SINERGI.

Pada hari Kamis, 11 Agustus 2011 pukul 13.00 diadakan pelatihan SIAKAD untuk Kaur dan operator SIAKAD yang dihadiri oleh masing-masing Kaur Jurusan di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini maka seluruh operator SIAKAD di jurusan dapat mempersiapkan diri dan dapat mengoptimalkan fitur-fitur yang terdapat dalam SIAKAD.

HUBUNGAN PENGUKURAN KONDISI

PERMUKAAN JALAN DENGAN LENDUTAN

JALAN (BENKELMAN BEAM)

NUR HIKMAH PRANASTITI

Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. ABSTRAK

(3)

Penggunaan Benkelman Beam sebagai alat untuk mengukur lendutan perkerasan lentur dinilai kurang praktis terutama untuk dipergunakan di daerah yang sulit dijangkau. Penggunaan alat ini juga menimbulkan masalah lalu lintas pada ruas dengan volume lalu lintas tinggi serta kurang efisien bila digunakan di ruas jalan primer. Oleh karena itu, diperlukan metode yang lebih praktis, sederhana, dan efisien untuk perencanaan penanganan jalan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengukuran kondisi permukaan jalan dengan nilai lendutan Benkelman Beam. Apabila ditemukan bahwa hasil pengujian lendutan dengan

Benkelman Beam yang signifikan dengan hasil pengukuran kondisi permukaan jalan maka metode

ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi metode yang lebih sederhana, praktis, dan efisien dalam menentukan lendutan perkerasan jalan tanpa perlu menggunakan alat Benkelman Beam. Penelitian ini dilakukan pada 5 ruas jalan di Kabupaten Sampang, dimana ruas jalan dibagi menjadi beberapa segmen. Pada masing-masing segmen dilakukan survai penilaian dan pengukuran kondisi jalan kemudian juga dilakukan pengujian lendutan balik pada titik tengah segmen tersebut. Dari survai tersebut didapatkan tingkat kondisi jalan eksisting dan nilai lendutan balik pada setiap segmen, selanjutnya nilai lendutan yang diperoleh diolah untuk menentukan tebal overlay yang dibutuhkan. Analisis hasil penilaian kondisi permukaan jalan dan nilai lendutan balik dianalisis menggunakan metode regresi.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara nilai pengukuran kondisi permukaan jalan menggunakan metode Bina Marga maupun PCI dengan nilai lendutan balik menggunakan Benkelman Beam. Hal ini diperlihatkan oleh nilai R2≤10%, sehingga tidak cukup

menjelaskan hubungan yang kuat antara keduanya.

Berdasarkan penilaian kondisi permukaan jalan menggunakan metode Bina Marga, hubungan antara TKJ dengan dB ditunjukkan oleh R2 sebesar 0,064. Hubungan UP dengan dB ditunjukkan oleh R2

sebesar 0,037. Hubungan NKJ dengan dB ditunjukkan oleh R2 sebesar 0,066. Sedangkan

menggunakan metode PCI, hubungan nilai PCI dengan dB ditunjukkan oleh R2 sebesar 0,005.

Kata Kunci : Benkelman Beam, penilaian dan pengukuran kondisi jalan

PENGARUH PROPORSI DAN RASIO

KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

TERHADAP KECEPATAN LALU LINTAS

(STUDI KASUS KOTA MALANG)

(4)

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

E-mail : civil@brawijaya.co.id

ABSTRAK

Di pinggiran Kota Malang khususnya di daerah pinggiran bagian selatan masih banyak terlihat pengguna jalan yang mengendarai kendaraan tidak bermotor. Adanya kendaraan tidak bermotor dalam suatu lalu lintas tercampur dapat mengakibatkan adanya penurunan kecepatan lalu lintas, hal ini dapat terlihat pada Koeswandono ( 2007). Semakin tinggi proporsi dan rasio kendaraan tidak bermotor maka kecepatan lalu lintas semakin rendah. Untuk itu perlu diteliti pengaruh kendaraan tidak bermotor pada kinerja lalu lintas terutama pengaruh proporsi serta rasio kendaraan tidak bermotor terhadap kecepatan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi serta rasio kendaraan tidak bermotor dalam lalu lintas tercampur terhadap kecepatan lalu lintas. Studi dilakukan di jalan S. Supriyadi dan Satsuit tubun dengan mengambil 3 lokasi,. yaitu di depan Universitas Kanjuruhan, di perbatasan dan di depan PLN Kacuk untuk jalan Satsuit Tubun. Hal tersebut di dasari dengan fungsi kelas jalan serta tata guna lahan yang berbeda pada masing-masing ruas jalan tersebut, sehingga bangkitan pergerakan yang terjadi juga berbeda. Survai dilakukan hari selasa dan sabtu pada jam sibuk pagi, jam diluar sibuk siang hari dan jam sibuk sore dengan menggunkan surveyor dan peralatan survai. Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh proporsi dan rasio kendaraan tidak bermotor digunakan model regresi linier. Dari analisa diketahui bahwa keberadaan kendaraan tidak bermotor memberi pengaruh pada kecepatan lalu lintas pada ketiga titik lokasi studi. Di lokasi pertama yaitu Jalan Satsuit Tubun, pada saat volume lalu lintas > 2719 kendaraan/jam setiap kenaikan proporsi kendaraan tidak bermotor sebesar 5 % akan berakibat pada penurunan kecepatan sebesar 2,6 km/jam, sedangkan setiap kenaikan 5 % rasio kendaraan tidak bermotor terhadap kendaraan bermotor menyebabkan penurunan kecepatan sebesar 2,5 km/jam. Di lokasi kedua yaitu Jalan S. Supriyadi di depan Kampus Kanjuruhan dengan volume lalu lintas > 4579 kendaraan/jam, setiap kenaikan proporsi dan rasio kendaraan tidak bermotor sebesar 5 % menyebabkan peunurunan kecepatan berturut-turut sebesar 5 km/jam dan 4,5 km/jam. Sementara itu di lokasi ketiga yaitu Jalan S. Supriyadi di perbatasan Kota Malang pada volume > 3373 kendaraan/jam setiap kenaikan proporsi dan rasio kendaraan tidak bermotor sebesar 5 % menyebabkan penurunan kecepatan berturut-turut sebesar 4 km/jam dan 4 km/jam. Pemisahan kendaraan tidak bermotor dalam suatu lajur khusus pada jalur 2/2 UD diharapkan dapat mengurangi potensi penurunan kecepatan lalu lintas yang terjadi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat ditindak lanjuti dengan kajian tentang nilai emp kendaraan tidak bermotor.

(5)

PEMODELAN PEMILIHAN MODA DENGAN

METODE STATED PREFERENCE : STUDI

KASUS KOMUTER RUTE GUBENG

-JUANDA SURABAYA

Nur Arofah

Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jalan Mayjen Haryono No. 167 Malang 65145

e-mail : arofahnur@rocketmail.com

Shinta

Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jalan Mayjen Haryono No. 167 Malang 65145

e-mail : shinta.widowaluyo@gmail.com

ABSTRAK

Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Pertambahan aktivitas tersebut akan berdampak pada pertambahan transportasi, sehingga makin banyak kegiatan perpindahan baik manusia dan barang yang terjadi di Kota ini.. Untuk memudahkan transportasi dari dan menuju kota Surabaya, maka akan dioperasikan kereta komuter yang menghubungkan rute Stasiun Gubeng-Bandara Juanda dengan konsep jalan rel jalur ganda (double track railway elevated). Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui analisi peralihan penumpang dari kendaraan pribadi dan taksi ke moda kereta api komuter.

Metode survei dalam studi ini terdiri dari penyebaran kuisioner dan wawancara terhadap responden taksi dan kendaraan pribadi untuk mengetahui karakteristik responden dan peralihan moda, serta wawancara dilakukan kepada responden yang berada di Bandara Juanda. Analisis untuk memprediksi jumlah penumpang yang beralih moda menggunakan metode Stated Preference dengan regresi linier. Atribut yang digunakan adalah biaya perjalanan, waktu perjalanan dan frekuensi keberangkatan.

(6)

Analisis peralihan moda pada rute Stasiun Gubeng – Bandar Udara Juanda dan rute sebaliknya menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam probabilitas pemilihan moda adalah atribut frekuensi perjalanan (∆X3). Diperoleh persamaan utilitas (UKA-UK )= -1,745+0,422 ∆X3 pada frekuensi perjalanan. Dari model tersebut dapat diketahui bahwa perpotongan persamaan probabilitas kereta api dan kendaraan pribadi/taksi pada frekuensi perjalanan sama dengan 4 yang artinya orang akan berpindah moda dari kendaraan pribadi/ taksi ke moda kereta komuter di saat frekuensi keberangkatan komuter minimal 4 kali dalam sehari. Untuk itu disarankan kepada pihak pengelola sebaiknya memperhatikan frekuensi keberangkatan..

Kata Kunci : probabilitas, pemilihan moda, Bandar Udara, Stasiun, Surabaya

Kajian Karakteristik Pesepeda dan

Pengenbangan Lajur Sepeda Di Wilayah

Perkotaan Surabaya

OKKY DWI FILIANTO, RIZKY MULYO PRASETYO

Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik - Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing : M. Zainul Arifin dan Amelia Kusuma Indriastuti.

ABSTRAK

Mengacu pada sistem transportasi berkelanjutan, untuk meningkatkan jumlah pesepeda di Kota Surabaya, dapat dikembangkan lajur sepeda pada beberapa lokasi, di antaranya Jl. Kapas Kerampung, Jl. Kenjeran, dan Jl. Ngaglik. Untuk itu, diperlukan kajian mengenai karakteristik pesepeda dan pengguna moda lainnya serta model karakteristiknya guna mendukung pengembangan lajur sepeda pada lokasi-lokasi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pesepeda dan pengguna moda lainnya berdasarkan kondisi sosial-ekonomi dan pergerakannya, membuat pemodelan karakteristik pesepeda dan pengguhna moda lainnya terkait pengembangan lajur sepeda, serta menentukan lokasi rencana fasilitas lajur sepeda dan pra desainnya di ruas Jl. Kapas Kerampung, Jl. Kenjeran dan Jl. Ngaglik.

Pada penelitian ini dilakukan survai lalu lintas dan survai wawancara pada pesepeda dan pengguna moda lainnya di Jl. Kapas Kerampung, Jl. Kenjeran dan Jl. Ngaglik, yang meliputi pejalan kaki, pengendara kendaraan bermotor dan angkutan umum. Survai ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pesepeda dan pengguna moda lainnya. Survai dilaksanakan selama 2 hari yaitu hari Minggu dan Senin masing – masing 9 jam per hari dengan segmen waktu pagi, siang, dan sore.

(7)

Untuk survai wawancara didapat 60 responden pesepeda dan 40 responden non pesepeda pada masing – masing ruas. Penelitian ini menggunakan 2 metode analisa yaitu analisa regresi logistik dan analisa deskriptif. Model peluang berpindah dari sepeda motor ke sepeda dianalisis dengan metode analisa regresi logistik. Sedangkan untuk mengetahui karakteristik sosio-ekonomi dan karakteristik pergerakan dianalisis dengan metode analisa deskriptif. Penentuan lokasi dan pradesain dilakukan dengan mengacu pada perhitungan derajat kejenuhan dan pemodelan karakteristik.

Variabel dominan pesepeda di ketiga ruas jalan berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 10-15 tahun, berpendidikan SMA/MA, bekerja sebagai wiraswasta, berpenghasilan antara Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000, memiliki sepeda sendiri berjumlah 1 buah, memiliki jarak tempuh antara 1 km-2,5 km dengan rutinitas perjalanan 6 kali seminggu dan waktu tempuh 10-15 menit. Variabel dominan non pesepeda ketiga ruas jalan berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 10-15 tahun, berpendidikan SMA/MA, bekerja sebagai PNS, berpenghasilan antara Rp. 2.000.000-Rp. 2.500.000, memiliki sepeda sendiri berjumlah 1 buah, memiliki jarak tempuh antara 1 km-2,5 km dengan rutinitas perjalanan 6 kali seminggu dan waktu tempuh 10-15 menit. Dari hasil pemodelan, diperoleh tiga model, antara lain:

Model berpindah/tidaknya pesepeda ke sepeda motor bila pendapatannya meningkat/mampu 1.

membeli sepeda motor

Model berpindah/tidaknya pesepeda ke sepeda motor bila terdapat lajur khusus sepeda walaupun 1.

pendapatannya meningkat/mampu membeli sepeda motor:

Model berpindah/tidaknya pengguna moda lain (non pesepeda) ke sepeda motor bila terdapat 1.

lajur khusus sepeda walaupun pendapatannya meningkat/mampu membeli sepeda motor:

Dimana:

Pi = Probabilitas terkait kebutuhan lajur sepeda e = Bilangan alam (2,718)

X2 = Variabel bebas umur

X3 = Variabel bebas pendidikan terakhir

X7 = Variabel bebas jumlah sepeda yang dimiliki X8 = Variabel bebas jarak tempuh

X9 = Variabel bebas rutinitas

(8)

Dari model pesepeda di atas didapatkan probabilitas pesepeda berpindah ke sepeda motor adalah sebesar 0,797. Dari model pesepeda di atas didapatkan probabilitas untuk tetap menggunakan sepeda adalah sebesar 0,817. Dari model non pesepeda di atas didapatkan probabilitas untuk tetap menggunakan sepeda adalah sebesar 0,918. Tanggapan Responden Khususnya Pengendara Kendaraan Bermotor dari Segi Kenyaman, Keamanan, serta Kewajiban Pengguna Jalan Terhadap Kebutuhan Lajur Sepeda. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Jl.Kapas Kerampung dengan 61 responden, Jl. Kenjeran dengan 56 responden, Jl. Ngaglik dengan 60 responden didapat ≥ 68% responden menyatakan bahwa mereka merasa nyaman, aman, terhindar dari resiko kecelakaan, bebas hambatan, dan bebas terhadap gangguan melawan hukum, serta mereka telah melaksanakan kewajiban dan mendapat hak mereka sebagai pengguna jalan..Pada ruas Jl. Kapas Krampung dan Jl. Kenjeran dapat dilakukan penambahan lajur sepeda selebar 1,5 meter atau 2 meter pada sisi kiri di masing-masing jalur, dan mengurangi badan jalan. Sedangkan pada Jl. Ngaglik dapat dilakukan penambahan satu lajur sepeda selebar 1,5 meter atau 2 meter pada sisi kiri karena Jl. Ngaglik merupakan jalan satu arah, dan mengurangi badan jalan.

Kata Kunci : lajur sepeda, karakteristik pesepeda dan non pesepeda, model karakteristik pesepeda

dan non pesepeda.

Model Perbaikan Lereng dengan Metode

Injeksi Elektrokimia Larutan

Na2CO3+Ca(OH)2 Studi Kasus Desa

Jombok, Ngantang, Malang.

Nur Prilianna, Arief Rachmansyah, Herlien Indrawahyuni

Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik – Universitas Brawijaya Jalan M.T. Haryono 167 Malang 65145, Jawa Timur – Indonesia

E-mail: li4_civilengineering@yahoo.com

ABSTRAK

Salah satu longsoran yang sering terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun ini terjadi di desa Jombok, kecamatan Ngantang, Malang. longsoran ini terjadi di sekitar pemukiman penduduk, tepatnya di dusun Songkorejo. Berdasarkan waktu terjadinya, longsoran terjadi pada musim

(9)

penghujan, sejak musim penghujan tahun 2009. Longsoran terjadi karena pengaruh air hujan terhadap tanah berbutir halus dan bersifat kohesif. Sifat seperti ini biasanya terdapat pada tanah lempung (clay) yang mudah menyerap air. Tanah lempung memiliki nilai kohesi yang besar dan nilai sudut geser yang relatif kecil. Butiran tanah yang terisi dan diselimuti oleh air disebut keadaan jenuh air, yang mengakibatkan daya lekat atau gaya tarik-menarik butiran tanah hilang, sehingga dapat menyebabkan longsoran. Banyaknya longsoran tanah seperti kasus di atas, tentunya memerlukan penanggulangan yang efektif dan efesien. Salah satu alternatif dalam penanganan kasus longsoran tanah tersebut adalah dengan menggunakan injeksi elektrokimia dengan tujuan mengubah sifat mekanis tanah. Injeksi elektrokimia merupakan metode penginjeksian larutan kimia yang dapat terpolarisasi pada material berbutir halus, dengan memanfaatkan tegangan listrik. Metode ini dilakukan dengan cara menempatkan 2 (dua) elektroda sampai pada kedalaman lapisan jenuh air yang akan dikeringkan, kemudian arus listrik searah dialirkan. Arus listrik terimbas menyebabkan air pori mengalir dari anoda ke katoda. Elektroda diatur agar tekanan air menjauhi lereng yang berfungsi mengurangi kadar air dan tekanan air pori sehingga meningkatkan kekuatan geser tanah dan meningkatkan stabilitas lereng.

Dalam penelitian ini, sample tanah yang diberikan perlakuan injeksi elektrokimia dibedakan menjadi 2 lapisan, dengan masing-masing lapisan memiliki kadar air dan kepadatan tanah yang berbeda. Hal ini bermaksud sebagai pendekatan kondisi lapangan yang telah dibahas dalam penelitian terdahulu yang membedakan lereng dalam 2 lapisan berdasarkan nilai SPT. Perlakuan injeksi elektrokimia menggunakan larutan Na2CO3+Ca(OH)2 diberikan selama 7 hari dan proses dewatering selama 3

hari. Selain itu juga dilakukan uji triaksial dan density test untuk mendapatkan parameter tanah pada masing-masing lapisan. Pengujian sample tanah untuk mendapatkan parameter tanah tersebut dilakukan pada tanah sebelum injeksi dan setelah injeksi elektrokimia.

Parameter tanah seperti berat volume kering (γd), kohesi (c), dan sudut geser dalam (Ø) digunakan dalam perhitungan stabilitas lereng, dengan menggunakan program GeoStudio 2004 (Slope/W) dan dibandingkan dengan perhitungan manual Bishop yang disederhanakan. Dengan program GeoStudio, nilai SF = 0,540 sebelum injeksi elektrokimia, menjadi SF = 0,627 setelah tanah mendapat perlakuan injeksi elektrokimia. Dan untuk perhitungan dengan Bishop yang disederhanakan menunjukkan SF = 0,548 untuk tanah sebelum injeksi elektrokimia,dan SF = 0,646 setelah tanah mendapat perlakuan injeksi elektrokimia. Dari kedua cara perhitungan stabilitas lereng tersebut menghasilkan nilai faktor keamanan yang relatif sama.

Kata Kunci: mineral lempung, injeksi elektrokimia, stabilitas lereng

(10)

KAPUR (Ca(OH)2) STUDI KASUS LAHAN

LONGSOR DESA JOMBOK, NGANTANG

KABUPATEN MALANG

MUSDALIFA ACO

Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik - Univeristas Brawijaya

Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Yulvi Zaika, MT. dan Ir. Suroso, Dipl.HE.M.Eng.

A B S T R A K

Kondisi tanah di wilayah Jombok tergolong rawan longsor. Kondisi geografis yang umumnya merupakan daerah pegunungan yang memiliki lereng-lereng menjadikan tanah tidak stabil. Hampir setiap musim hujan, terjadi peristiwa tanah longsor. Pergeseran tanah dan kadar air yang berlebih menyebabkan tanah mudah mengalami kelongsoran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kapur terhadap kuat geser, permeabilitas, plastisitas dan safety factor tanah pada lereng. Untuk tujuan tersebut dilakukan penelitian untuk membandingkan kondisi tanah wilayah jombok pra stabilisator (Ca(OH)2) dengan kondisi tanah tersebut pasca stabilisator (Ca(OH)2).

Dari hasil penelitian diperoleh hubungan antara prosentase kadar kapur dengan nilai kuat geser, permeabilitas, plastisitas dan safety factor tanah pada lereng yang diujikan dengan menggunakan progam Plaxis 8.2.

Hasil perhitungan memperihatkan kecenderungan prosentase kadar kapur yang memberikan efek paling baik terhadap nilai kuat geser, permeabilitas, dan plastisitas tanah adalah pada prosentase 7,5% Kapur (Ca(OH)2).

Sementara untuk nilai safety factor menunjukkan perubahan yang significant jika tanah pada lereng distabilkan sampai pada lapisan ketiga (14,50 – 30,45 m). Dimana pada setiap perbaikan yang dilakukan akan menyebabkan perubahan bidang longsor.

Kata Kunci : Jombok, Stabilitas Lereng, Kapur (Ca(OH)2), Kuat Geser, Permeabilitas, plastisitas dan safety factor.

Referensi

Dokumen terkait

Data efisiensi biaya produksi diukur dengan menggunakan rasio yang dihitung dari presentasi antara angaran biaya produksi dan realisasi biaya produksi sedangkan data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Transfer pemerintah pusat, jumlah pajak kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, jumlah pajak kendaraan bermotor roda

Pada umumnya lalu lintas jalan raya terdiri dari campuran kendaraan berat dan kendaraan ringan, cepat atau lambat, motor atau tak bermotor, maka dalam hubungannya dengan

Perhitungan tingkat hubungan antara faktor-faktor penyebab kecelakaan pada kendaraan bermotor wajib uji dengan kecelakaan lalu lintas atau proporsi kecelakaan lalu lintas

Melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengacu Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Hasil dari anilisis proporsi kendaraan becak motor memberikan pengaruh yang masih rendah terhadap kecepatan rata-rata lalu lintas di Jln.. Dari anilisis kepadatan

Hasil dari anilisis proporsi kendaraan becak motor memberikan pengaruh yang masih rendah terhadap kecepatan rata-rata lalu lintas di Jln.. Dari anilisis kepadatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Insentif Pajak Kendaraan Bermotor selama pandemi Covid 19 pada tahun 2020 terhadap kepatuhan wajib Pajak Kendaraan Bermotor